PEMBUKAAN, PENAMBAHAN, PENGGABUNGAN, DAN PENUTUPAN

Bagian Kedua Pengalokasian Dana Pendidikan Pasal 48 Pemerintahan daerah wajib menganggarkan dana pendidikan paling sedikit 20 dua puluh persen dalam APBD Kota di luar gaji. Bagian Ketiga Pengelolaan Dana Pendidikan Pasal 49 Satuan pendidikan wajib: a. mempublikasikan dan menginformasikan seluruh sumber dana yang diterima dari APBN, APBD, dan sumber lainnya, beserta penggunaannya kepada para guru, orangtuawali peserta didik, dan komite sekolah dalam bentuk surat edaran Kepala Sekolah dan pengumuman di tempat yang representatif di lingkungan sekolah. b. mengoptimalkan penggunaan dana yang bersumber dari APBN, APBD, dan sumber lainnya dalam membiayai kebutuhan pendidikan. Bagian Keempat Beasiswa Pasal 50 1 Pemerintah Daerah wajib: a. memberikan beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik. b. membebaskan biaya pendidikan, danatau memberikan beasiswa, danatau bantuan pendidikan kepada peserta didik yang berasal dari keluarga miskin; c. memberikan biaya studi lanjut bagi peserta didik yang berasal dari keluarga miskin dan berprestasi ditunjukkan dengan nilai Ujian Nasional minimal 7,5 untuk setiap mata pelajaran untuk jenjang SDMI, SMPMTs, SMASMK MA dan Indeks Prestasi IP minimal 3,00 untuk jenjang Perguruan Tinggi yang terakreditasi; 2 Pemberian beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan dengan prinsip memotivasi, berkeadilan, dan transparansi. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pemberian, persyaratan peserta didik dan pendistribusian beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB X PEMBUKAAN, PENAMBAHAN, PENGGABUNGAN, DAN PENUTUPAN

LEMBAGA PENDIDIKAN Bagian Kesatu Umum Pasal 51 Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pembukaan, penambahan, penggabungan, dan penutupan satuan pendidikan formal dan nonformal sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. Bagian Kedua Pembukaan Pasal 52 1 Setiap pembukaan satuan pendidikan formal dan nonformal wajib memiliki izin penyelenggaraan pendidikan dari pemerintah daerah, meliputi: a. izin prinsip penyelenggaraan pendidikan; b. izin operasional penyelenggaraan pendidikan. 2 Izin prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a berlaku untuk jangka waktu 4 empat tahun. 3 Izin operasional penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b berlaku selama penyelenggaraan pendidikan berlangsung sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 4 Izin penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan formal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Hasil studi kelayakan; b. Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Sekolah RIPS; c. Sumber peserta didik minimal 1 rombongan belajar; d. Pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik; e. Memiliki tenaga kependidikan; f. Kurikulumprogram kegiatan belajar; g. Memiliki dana operasional sekolah selama 5 lima tahun dibuktikan dengan rekening bank atas nama badan hukum pendidikan; dan h. Memiliki prasarana dan sarana, meliputi: 1. Memiliki luas lahan minimal 1.500 m2 untuk jenjang pendidikan TK, 3.000 m2 bagi jenjang pendidikan SD, 12.000 m2 untuk jenjang pendidikan SMP, 20.000 m2 bagi SMASMK; 2. Lahan bersertifikat atas nama badan hukum; 3. Memiliki minimal 1 satu ruang belajar dan alat bermain bagi jenjang pendidikan TK dan 3 tiga ruang kelas belajar bagi jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMASMK. 5 Izin penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan SMK selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. adanya potensi lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuan tamatan sekolah menengah kejuruan SMK dengan mempertimbangkan pemerataan satuan pendidikan sejenis; b. adanya dukungan masyarakat termasuk dunia usahadunia industri dan unit produksi yang dikembangkan di satuan pendidikan tersebut. 6 Izin penyelenggaraan pendidikan nonformal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Hasil studi kelayakan; b. Sumber warga belajar minimal 20 orang; c. Pengelola yang memenuhi kualifikasi akademik; d. Pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik; e. Melaksanakan 3 tiga program utama, yaitu: PAUD, Kesetaraan, dan Keaksaraan; f. Memiliki prasarana dan sarana, berupa: tempat belajar dan ruang belajar. 7 Izin penyelenggaran pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak dapat dipindahtangankan dengan cara danatau dalam bentuk apapun. 8 Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pembukaan satuan pendidikan formal dan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4, ayat 5 dan ayat 6 diatur dengan Peraturan Walikota. Bagian Ketiga Penggabungan dan Penambahan Pasal 53 1 Dua atau lebih satuan pendidikan sejenis dapat dilakukan penggabungan menjadi satu satuan pendidikan regrouping. 2 Penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan bagi satuan pendidikan yang memiliki siswa: a. kurang dari 100 orang peserta didik bagi jenjang SD b. kurang dari 50 orang peserta didik bagi jenjang SMP dan SMASMK 3 Satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib bergabung dengan sekolah lain atas dasar efisiensi dan efektivitas layanan pendidikan dengan tetap mengutamakan prinsip partisipatif. 4 Penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan dengan Peraturan Walikota setelah menerima pertimbangan tertulis dari instansi terkait. 5 Penambahan dan penggabungan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, danatau program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan non-formal dilakukan setelah memenuhi persyaratan. 6 Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur penambahan dan penggabungan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Walikota. Bagian Keempat Penutupan Pasal 54 1 Satuan pendidikan formal dan nonformal yang sudah tidak memenuhi persyaratan dalam penyelenggaraan dicabut izin operasionalnya. 2 Satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilarang melaksanakan kegiatan operasional. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur penutupan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB XI PENJAMINAN MUTU