Tahap Keempat PRINSIP-PRINSIP HUKUM PENGELOLAAN ASET DAERAH (Studi pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara) | Kusen | LEX ET SOCIETATIS 7316 14334 1 SM

72 daerah yang diangkat oleh pengelola untuk masa 1 satu tahun anggaran dan bertanggungjawab kepada pengelola melalui atasan langsungnya.

4. Tahap Keempat

Penggunaan, Penatausahaan, Pemanfaatan Barang Milik Daerah Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan BPK, persoalan yang sering muncul dalam penggunaan barang milik daerahaset daerah adalah penggunaan yang tidak sesuai tupoksi dan terjadinya inefisiensi. Persoalan ini dapat disebabkan karena barang berlebih dan pelanggaran terhadap ketentuan penggunaan. Pelanggaran tersebut sering disebabkan oleh kurang pahamnya pengguna aset terhadapt ketentuan. a Penggunaan Aset Daerah Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 39 yang dimaksud dengan penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penggunakuasa pengguna dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah sesuai dengan tuposi SKPD yang bersangkutan. Kriteria penggunaan barang daerah, adalah status penggunaan barang milik daerahaset daerah berdasarkan surat keputusan kepala daerah. Penggunaan merupakan penegasan pemakaian barang milik daerah yang ditetapkan oleh Kepala Daerah kepada penguasakuasa pengguna barang sesuai dengan tupoksi SKPD yang bersangkutan. Dalam konteks pengelolaan barang milik daerahaset daerah, istialh penggunaan barang berbeda dengan istilah pemanfaatan barang. Pemanfaatan barang milik daerahaset daerah adalah pendayagunaan barang yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna, dengan tidak mengubah status kepemilikan. b Penatausahaan Aset Daerah 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Penatausahaan barang milik daerah harus didasarkan pada peraturan perundang- undangan yang berlaku untuk tujuan mengarahkan tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik, efektif, dan efisien. Untuk diperlukan oedoman dan acuan yang jelas dalam melaksanakan tugas, agar tugas dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak menimbulkan kerugian. 40 Penatausahaan barang milik daerahaset daerah harus berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik DaerahAset daerah dan selanjutnya diatur secara khusus dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007. Pengertian penatausahaan barang milik daerahaset daerah adalah rangkaian kegiatan yang meliputi inventarisasi, pembukuan dan pelaporan barang milik daerahaset daerah yang harus dicatat dalam daftar barang kuasa pengguna oleh kuasa pengguna barang. Daftar barang pengguna oleh pengguna barang dan daftar barang milik daerahaset daerah oleh pengelola barang. c Pemanfaatan Aset Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 23 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tupoksi SKPD dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dengan tidak mengubah status kepemilikan. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam pemanfaatan barang milik daerah mencakup beberapa hal yaitu : 41 pendayagunaan barang milik daerah, barang milik daerah yang dimanfaatkan tidak dipergunakan untuk melaksanakan tupoksi SKPD, bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik daerah yaitu sewa, pinjam pakai, kerja sama pemanfaatan, bangun guna serah dan serah guna bangun, pemanfaatan barang milik daerah tidak boleh mengubah status kepemilikan. 40 Riris, Aset Daerah, http;asetdaerah.wordpress.com diakses 17 Februari 2012 41 Dadang Suwanda, Optimalisasi Pengelolaan Aset Pemda, Penerbit PPM, Jakarta, 2013, Hal. 239 73 Maksud dan tujuan pemanfaatan barang milik daerahaset daerah adalah mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah, meningkatkan penerimaan daerah, yaitu memberikan sumbangan terhadap PAD, mengurangi beban APBD dalma hal biaya pemeliharaan, dan mengurangi penyerobotan dari pihak yang bertanggungjawab. 42 Bentuk-bentuk pemanfaatan sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedomana Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah ada 5 yaitu : 1. Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan tunai. Sejalan dengan upaya peningkatan penerimaanpendapatan daerah, maka pemanfaatan bentuk penyewaan ini akan memberikan hasilimbalan berupa uang tunai bagi daerah. 2. Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan barang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola. Salah satu tujuan dari pemanfaatan barang milik daerah adalah optimalisasi pendayagunaan barang milik daerah yang menggangur. 3. Kerja sama pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah bukan pajakpendapatan daerah dan sumber pembiayaan lain. 4. Bangun Guna Serah BGS adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan danatau sarana berikut fasilitasnya kemudian didayagunakan oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. 5. Bangun Serah Guna BSG adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan caran 42 Nurlan Darise, Pengelolaan Keuangan Daerah, 2010, Opcil.,Hal. 237 mendirikan bangunan danatau sarana berikut fasilitasnya dan setelah pembangunan diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

5. Tahap Kelima