72 daerah yang diangkat oleh pengelola untuk
masa 1 satu tahun anggaran dan bertanggungjawab kepada pengelola melalui
atasan langsungnya.
4. Tahap Keempat
Penggunaan, Penatausahaan, Pemanfaatan Barang
Milik Daerah Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan BPK,
persoalan yang
sering muncul
dalam penggunaan barang milik daerahaset daerah
adalah penggunaan yang tidak sesuai tupoksi dan terjadinya inefisiensi. Persoalan ini dapat
disebabkan karena barang berlebih dan pelanggaran terhadap ketentuan penggunaan.
Pelanggaran tersebut sering disebabkan oleh kurang pahamnya pengguna aset terhadapt
ketentuan.
a Penggunaan Aset Daerah
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
39
yang dimaksud dengan penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh penggunakuasa
pengguna dalam
mengelola dan menatausahakan barang milik daerah sesuai dengan tuposi SKPD yang
bersangkutan. Kriteria penggunaan barang daerah, adalah status penggunaan barang milik
daerahaset
daerah berdasarkan
surat keputusan
kepala daerah.
Penggunaan merupakan penegasan pemakaian barang milik
daerah yang ditetapkan oleh Kepala Daerah kepada penguasakuasa pengguna barang
sesuai dengan tupoksi SKPD yang bersangkutan. Dalam konteks pengelolaan barang milik
daerahaset daerah, istialh penggunaan barang berbeda dengan istilah pemanfaatan barang.
Pemanfaatan barang milik daerahaset daerah adalah pendayagunaan barang yang tidak
dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD
dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun
serah guna, dengan tidak mengubah status kepemilikan.
b Penatausahaan Aset Daerah
39
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
Penatausahaan barang milik daerah harus didasarkan
pada peraturan
perundang- undangan
yang berlaku
untuk tujuan
mengarahkan tercapainya
tata kelola
pemerintahan yang baik, efektif, dan efisien. Untuk diperlukan oedoman dan acuan yang
jelas dalam melaksanakan tugas, agar tugas dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak
menimbulkan
kerugian.
40
Penatausahaan barang
milik daerahaset
daerah harus
berpedoman pada
Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik DaerahAset
daerah dan
selanjutnya diatur
secara khusus
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007. Pengertian penatausahaan barang milik daerahaset daerah adalah rangkaian
kegiatan yang
meliputi inventarisasi,
pembukuan dan pelaporan barang milik daerahaset daerah yang harus dicatat dalam
daftar barang kuasa pengguna oleh kuasa pengguna barang. Daftar barang pengguna oleh
pengguna barang dan daftar barang milik daerahaset daerah oleh pengelola barang.
c Pemanfaatan Aset Daerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 23 Tahun 2014 dan Peraturan
Pemerintah Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, pemanfaatan adalah pendayagunaan
barang milik daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tupoksi SKPD dalam bentuk
sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dengan tidak mengubah
status kepemilikan. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam pemanfaatan
barang milik daerah mencakup beberapa hal yaitu :
41
pendayagunaan barang milik daerah, barang milik daerah yang dimanfaatkan tidak
dipergunakan untuk melaksanakan tupoksi SKPD, bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik
daerah yaitu sewa, pinjam pakai, kerja sama pemanfaatan, bangun guna serah dan serah
guna bangun, pemanfaatan barang milik daerah tidak boleh mengubah status kepemilikan.
40
Riris, Aset Daerah, http;asetdaerah.wordpress.com diakses 17 Februari 2012
41
Dadang Suwanda, Optimalisasi Pengelolaan Aset Pemda, Penerbit PPM, Jakarta, 2013, Hal. 239
73 Maksud dan tujuan pemanfaatan barang milik
daerahaset daerah adalah mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah,
meningkatkan penerimaan
daerah, yaitu
memberikan sumbangan
terhadap PAD,
mengurangi beban APBD dalma hal biaya pemeliharaan, dan mengurangi penyerobotan
dari pihak yang bertanggungjawab.
42
Bentuk-bentuk pemanfaatan
sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat 2 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedomana Teknis Pengelolaan Barang
Milik Daerah ada 5 yaitu : 1.
Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu
tertentu dengan menerima imbalan tunai. Sejalan
dengan upaya
peningkatan penerimaanpendapatan
daerah, maka
pemanfaatan bentuk penyewaan ini akan memberikan hasilimbalan berupa uang
tunai bagi daerah.
2. Pinjam
pakai adalah
penyerahan penggunaan barang antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan
setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola. Salah
satu tujuan dari pemanfaatan barang milik daerah adalah optimalisasi pendayagunaan
barang milik daerah yang menggangur.
3. Kerja
sama pemanfaatan
adalah pendayagunaan barang milik daerah oleh
pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan
daerah bukan pajakpendapatan daerah dan sumber pembiayaan lain.
4. Bangun Guna Serah BGS adalah
pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah
oleh pihak
lain dengan
cara mendirikan bangunan danatau sarana
berikut fasilitasnya kemudian didayagunakan oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
yang telah disepakati.
5. Bangun Serah Guna BSG adalah
pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan caran
42
Nurlan Darise, Pengelolaan Keuangan Daerah, 2010, Opcil.,Hal. 237
mendirikan bangunan danatau sarana berikut
fasilitasnya dan
setelah pembangunan
diserahkan untuk
didayagunakan oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
5. Tahap Kelima