Yogyakarta, 24 November 2007
E ‐ 1
PENGARUH TEKNIK PEMBERIAN KOMPRES TERHADAP PERUBAHAN SKALA NYERI PADA KLIEN KONTUSIO di RSUD
SLEMAN
Istichomah S.Kep., NS
STIKES Surya Global e-mail : Isti_ssgyahoo.co.id
ABSTRACT
Compress is a nurse independent act that done by warm or cold at an local area. The purpose of compress are decrese or lose of pain. Contusio is a trauma that often happened at common. First
sign of contusion is pain. The purpose of this experience is knowing influence compress to pain scale at contusio klien.
The kind of experience is a experience researchment, with quasi eksperiment desain, pre post test control group. Sampling technik is purposive sampling. Sample in this eksperiment is 27
respondens, are 13 respondens for warm compres and 14 for cold compres. Eksperiment result by Mann- Whitney, with believed ….
α = 95 or 0,005 for eksperiment hipotesis test is there are significant influence between warm compress and cold compress with pain scale at contusion
klient. After statistic analise Z result more than 0,05 mean that Ho is accepted and Ha is denied. The conclution is both warm compress and cold compress are effectifed to decrese pain scale at
contusion pain.
Key word : influence, compress, pain, scale, contusio
BAB I PENDAHULUAN
Meningkatkan dan memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, terjangkau dan merata adalah salah satu misi yang harus dicapai untuk mewujudkan visi Indonesia
sehat 2010 Pusdiknakes, 2000. Penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan merupakan jalan yang harus ditempuh untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas, sehingga misi
Indonesia sehat 2010 dapat tercapai.
Setiap orang pasti pernah merasakan nyeri, dengan tempat dan persepsi yang berbeda pada setiap orang. Sensasi nyeri merupakan salah satu hal yang sering dikeluhkan orang pada saat di
rumah sakit atau di Puskesmas. Managemen nyeri yang handal sangat diperlukan untuk mengatasi rasa nyeri secara efektif dan efisien Priharjo, 1993.
Yogyakarta, 24 November 2007
E ‐ 2
Menurut Msslow, seorang pelopor psikologi megatakan bahwa kebutuhan rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar setelah kebutuhan fisiologis yang harus terpenuhi. Seseorang yang
mengalami nyeri akan berdampak pada aktivitas sehari-harinya. Orang tersebut akan terganggu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidurnya, pemenuhan individual, juga aspek interaksi sosialnya
yang dapat berupa menghindari percakapan, menarik diri, dan menghindari kontak Potter dan Perry, 1997. Selain itu, seseorang yang mengalami nyeri hebat akan berkelanjutan ,apabila tidak
ditangani pada akhirnya dapat mengakibatkan syok neurogenik pada orang tersebutGanong, 1999.
Dalam pelaksanaan nyeri biasanya digunakan manajemen secara farmakologi atau obat- obatan baik analgetikanarkotika atau non narkotika. Tindakan paliatif harus didahulukan sebelum
penggunaan obat-obatan, misalnya dengan mengatur posisi yang tepat, massage, atau kompres hangat. Tinjauan lain selain lebih ekonomis adalah control nyeri yang lebih adekuat dan tidak ada
efek samping Priharjo, 1993.
Prosedur tetap di RSUD Sleman dalam menangani klien yang berkunjung dengan masalah nyeri selain diberikan tindakan secara farmakologis juga diberikan secara non farmakologis.
Tindakan non farmakologis ini adalah berupa teknik distraksi, teknik relaksasi dan teknik stimulasi kulit. Teknik stimulasi kulit yang digunakan adalah pemberian kompres dingin ataupun kompres
hangat.
Kontusio merupakan trauma yang sering terjadi di masyarakat. Kontusio sering terjadi seiring dengan perkembangan penggunaan kendaraan otomotif. Hal ini menjadi penyebab kematian
utama pada kelompok usia muda dan produktif.
RSUD Sleman sebagai rumah sakit trauma centre mempunyai angka kunjungan kejadian kontusio yang cukup tinggi dan dari semua yang dating mengatakan adanya rasa sakit pada daerah
tersebut.
BAB II TINJAUAN TEORI