PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2012
ABSTRAK
PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR
KOTA METRO TAHUN 2012
(Skripsi) Oleh Yulia Ely Sesari
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu besar kecil pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari yang bergantung dari produksi tanaman pada pola tanam di lahan sawah irigasi yaitu tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi. Hal ini berkaitan dengan luas lahan garapan dan modal usaha tani.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012. Titik tekan kajiannya pada (1) luas lahan garapan untuk melakukan usaha tani, (2) jumlah modal usaha tani yang dikeluarkan untuk melakukan usaha tani, (3) pendapatan petani sawah irigasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasinya 222 KK petani sawah irigasi, sedangkan sampelnya 30% yaitu 66 KK. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara terstruktur.
Hasil penelitian: (1) Dalam usaha tani menanam padi sejumlah 25 (37,88%) petani menggarap luas rata-rata 0,64 ha, dan ada 19 (39,58%) petani menggarap luas rata-rata 0,61 ha dalam usaha tani menanam selain tanaman padi. (2) Untuk menanam padi ada 65 (98,48%) petani menggunakan modal usaha tani yaitu rata-rata Rp 1.363.504, dan sebanyak 46 (95,84%) petani menggunakan modal usaha tani menanam selain tanaman padi yaitu rata-rata Rp 650.361. (3) Sejumlah 46 (69,7%) petani pendapatan total usaha tani yaitu rata-rata-rata-rata Rp 447.101 per bulan.
(2)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung oleh ketersediaannya air yang cukup merupakan faktor fisik pendukung majunya potensi sumberdaya alam. Potensi sumberdaya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap wilayah memiliki ciri-ciri khas dan kemampuan dalam mengolah potensi sumberdaya alam khususnya lahan sawah irigasi yang mempunyai nilai guna dilihat dari luas lahan, produksi, sumber air irigasi yang dapat dimanfaatkan pengelolaanya dalam bidang pertanian sebagai sumber memperoleh pendapatan bagi petani. Hal ini sesuai dengan konsep geografi yaitu konsep nilai kegunaan, merupakan nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu (Suharyono, 1994:32). Jadi nilai guna suatu tempat berbeda jika dilihat dari fungsinya, dalam hal ini nilai lahan sawah irigasi memiliki nilai kegunaan yang besar bagi petani sawah irigasi yaitu sebagai sumber produksi dan mata pencaharian dalam memperoleh pendapatan guna mempertahankan kehidupannya.
Pentingnya lahan sawah irigasi bagi sumber pendapatan petani sawah irigasi maka jenis tanaman yang diusahakan harus ditingkatkan produksinya melalui pemanfaatan penggunaan lahan sawah irigasi secara maksimal. Hal ini sesuai
(3)
dengan pendapat Suhardjo (2008:45) bahwa bagi seorang petani, sejengkal tanah memiliki nilai yang sangat berarti karena hanya melalui media inilah mereka bisa berproduksi dan mempertahankan kehidupannya. Jadi lahan sawah irigasi sebagai faktor produksi dalam meningkatkan produksi tanaman yang ditanam dan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi.
Dalam bidang pertanian khususnya pertanian sawah irigasi tiap-tiap wilayah memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mengolah dan mengahasilkan potensi sumberdaya alam yang ada. Perbedaan ini dapat dilihat dari produktivitas, produksi dan luas lahan sawah irigasi. Secara Nasional produktivitas padi sawah irigasi mampu menghasilkan 5,17 ton/ha, namun hasil produksi yang diperoleh mampu menghasilkan 5,2 ton/ha dari produksi 63.018.116 ton dengan luas panen 12.118.779 ha. Provinsi Lampung produktivitas padi sawah irigasi mampu menghasilkan 5,07 ton/ha, namun hasil produksi yang diperoleh hanya mampu menghasilkan 4,96 ton/ha dari produksi 2.623.873 ton dengan luas panen 528.377 ha. Kota Metro produktivitas padi sawah irigasi mampu menghasilkan 5,05 ton/ha, namun hasil produksi yang diperoleh mampu menghasilkan 5,41 ton/ha dari produksi 24.859 ton dengan luas panen 4.592 ha (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, 2011). Dari data tersebut maka dapat dilihat bahwa kota Metro rata-rata produksi padi diatas rata-rata produksi nasional, namun sumber pendapatan utama yang diperoleh petani sawah irigasi belum dapat meningkatkan taraf kehidupan petani sawah irigasi dan keluarga dari hasil produksi padi saja karena untuk menanam tanaman padi bergantung dari pembagian pasokan air irigasi.
(4)
Luas lahan garapan petani sawah irigasi mempengaruhi produksi tanaman yang dihasilkan dan tentunya berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang diperoleh. Beberapa masalah pokok yang dihadapi para petani adalah rendahnya pendapatan usaha tani, sulitnya meningkatkan pendapatan usaha tani, dan bagaimana cara meningkatkan pendapatan usaha tani. Kendala-kendala tersebut nampaknya tidak dapat terlepas dari usaha tani yang dimiliki petani sawah irigasi, sehingga dalam hal ini usaha tani dalam meningkatkan pendapatan pada penggunaan lahan sawah irigasi perlu mendapat perhatian dalam pengkajian.
Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur memiliki luas wilayah 337 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 2.875 jiwa, yang terdiri dari 710 kepala keluarga yang tersebar di 8 lingkungan Rukun Warga. Total luas lahan pertanian di Kelurahan Tejosari adalah 237 Ha dan semuanya berupa sawah irigasi teknis yang keseluruhan dimiliki dan dimanfaakan oleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari, sehingga mata pencaharian pokok penduduk Kelurahan Tejosari sebagian besar di sektor pertanian (Monografi Kelurahan Tejosari, 2010).
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah kepala keluarga berdasarkan jenis mata pencaharian di Kelurahan Tejosari dapat dilihat pada Tabel 1.
(5)
Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010
No. Mata Pencaharian Jumlah (KK) Persentase (%)
1 2 3 4 5 6 7 Pegawai Negeri/Karyawan a)Pegawai Negeri Sipil b)TNI/Polri
c)Karyawan (swasta/BUMN/BUMD)
Wiraswasta/Pedagang Tani
Pertukangan Buruh Pensiunan
Industri Kecil/Rumah Tangga
96 6 1 36 371 16 170 11 3 13,52 0,85 0.14 5,07 52,25 2,25 23,95 1,55 0,42
Jumlah 710 100
Sumber: Monografi Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Tahun 2010
Berdasarkan Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar kepala keluarga di Kelurahan Tejosari yaitu 371 (52,25 %) kepala keluarga bekerja sebagai petani sawah irigasi, sehingga mata pencaharian pokok penduduk sebagian besar di sektor pertanian. Jadi sebagian besar penduduk bekerja bergantung dari penggunaan lahan sawah irigasi. Banyak penduduk yang bekerja sebagai petani sawah irigasi disebabkan luas lahan sawah 237 ha atau 2,37 km2. Berdasarkan jumlah petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari dan luas lahan pertanian sawah irigasi maka kepadatan penduduk agraris ditiap-tiap kilometer persegi lahan pertanian 156 jiwa/km2. Banyak petani dan besar luas lahan pertanian berpengaruh terhadap besar produksi dan pendapatan usaha tani.
Petani di Kelurahan Tejosari merupakan petani sawah irigasi. Hal ini karena semua lahan pertanian berupa sawah irigasi teknis. Petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari adalah petani yang mendapat air irigasi pada musim hujan dengan sistem bergilir pemakaian air irigasi dengan daerah lain dan untuk menanam tanaman padi dalam satu tahun tergantung dari jadwal pembagian air
(6)
irigasi yang didapat, serta pada musim kemarau dapat diselingi dengan tanaman selain tanaman padi seperti: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan ketika belum mendapatkan giliran pembagian pasokan air irigasi.
Sumber air irigasi yang digunakan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari berasal dari Bendungan Argoguruh, namun pasokan air yang didapat petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari setiap tahun yaitu sistem bergiliran dengan daerah lain. Penggunaan air irigasi yang didapat oleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari untuk menanam tanaman padi dikenakan biaya yaitu setara 15 kg padi kering, jika dengan uang sebesar Rp 51.000 untuk ¼ ha lahan sawahnya dan dibayar ketika panen.
Sistem pola tanam pada penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari untuk usaha tani menanam tanaman padi yaitu bergantung dari pembagian pasokan air irigasi. Dalam penelitian ini petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari mengalami kesulitan air jika tidak mendapat jatah gadu karena dalam setahun hanya satu kali dapat menanam dan memanen tanaman padi. Adapun sistem pola tanam jika tidak mendapat jatah gadu yaitu selama empat bulan (pada bulan Januari sampai April) petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari bisa menanam dan memanen tanaman padi. Bulan berikutnya pada periode kedua (pada bulan Mei sampai Desember) petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari menanami lahan sawah irigasi dengan tanaman selain padi, misalnya: palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan, akan tetapi bulan dalam penelitian ini tidak menjadi patokan pengukuran kapan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari
(7)
melakukan tanam padi dan tanam selain tanaman padi karena bergantung dari jadwal dan jatah pembagian pasokan air irigasi.
Periode menanam tanaman padi yang bergantung dari pembagian pasokan air irigasi membuat petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari mengalami kesulitan air, padahal usaha tani menanam tanaman padi merupakan sumber pendapatan utama dilahan garapan sawah irigasi. Berdasarkan hal tersebut guna meningkatkan pendapatan selain dari usaha tani menanam tanaman padi, ketika tidak mendapat jatah gadu maka pada tanam periode kedua lahan garapan sawah irigasi ditanami tanaman selain tanaman padi misalnya: palawija, sayur-sayuran dan buahan.
Berdasarkan data Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Metro Timur Tahun 2010, dari luas 237 ha lahan garapan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari sebesar 79,75 ha lahan garapan sawah irigasi yang ditanami tanaman selain tanaman padi. Hal ini menunjukkan bahwa ketika tidak mendapat jatah gadu petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari yang sebelumnya pada tanam periode pertama semua menanami lahan garapan sawah irigasi dengan tanaman padi, pada tanam periode kedua tidak semua lahan garapan sawah irigasi ditanami tanaman selain tanaman padi.
Petani sawah irigasi yang tidak menanami lahan garapan sawah irigasi pada tanam periode kedua karena dipengaruhi faktor modal, kondisi lahan yang tidak bisa ditanami tanaman selain tanaman padi seperti kondisi lahan berawa, dan kondisi cuaca yang kemarau serta tidak ada bantuan air ketika menanam tanaman selain tanaman padi membuat petani takut mengalami resiko gagal panen dan rugi. Jadi petani sawah irigasi yang takut mengalami resiko gagal panen dan rugi pada
(8)
tanam periode kedua ketika tidak mendapat pasokan air irigasi maka akan membiarkan lahan sawah irigasi begitu saja tanpa ditanami. Keadaan tersebut berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari dari lahan sawah irigasi dan berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan pokok.
Tanaman yang biasa ditanam petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari pada tanam periode ke dua ketika tidak mendapat pasokan air irigasi yaitu tanaman jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang panjang, cabe, tomat, mentimun, terong, dan semangka (Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Metro Timur, 2010). Petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari yang menanam tanaman kacang panjang, tomat, mentimun, terong, ubi jalar tidak memerlukan biaya yang besar. Khusus tanaman cabe, buah semangka, kedelai dan kacang tanah umumnya ditanam oleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari yang memiliki modal besar karena membudidayakan komoditas tersebut memerlukan banyak biaya dan perawatan yang lebih rumit. Budidaya tanaman singkong/ubi kayu pada umumnya dilakukan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari untuk dimakan sendiri dan sebagiannya dijual. Untuk tanaman jagung paling banyak dibudidayakan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari karena membudidayakan tanaman jagung tidak memerlukan biaya yang besar dan perawatannya relatif mudah.
Besar kecil pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari bergantung dari produksi tanaman pada pola tanam di lahan garapan sawah irigasi yaitu tanaman padi pada tanam periode pertama dan tanaman selain tanaman padi, misalnya: palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan pada tanam periode kedua.
(9)
Besar kecil rata-rata produksi tanaman yang ditanam bergantung dari hasil produksi tanaman dan luas lahan garapan sawah irigasi. Jadi luas lahan garapan sawah irigasi yang digarap petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari mempengaruhi besar kecil produksi tanaman dan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh dari usaha tani. Semakin luas usaha tani, makin besar persentase pengahasilan. Disamping luas usaha tani yang mempengaruhi produksi adalah modal untuk mengolah usaha tani tersebut.
Modal merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pertanian mulai dari menanam sampai memanen, apabila petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari tidak mempunyai modal, terutama pada tanam periode kedua maka lahan garapan sawah irigasi akan dibiarkan begitu saja tanpa ditanami. Lahan garapan sawah irigasi tidak produktif padahal bagi petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari lahan garapan sawah irigasi merupakan sumber mata pencaharian untuk berproduksi dalam memperoleh pendapatan, walaupun ada lahan garapan sawah irgasi yang disewakan kepada petani sawah irigasi lain di Kelurahan Tejosari yang mempunyai modal untuk menanam tanaman selain padi tetapi hasilnya belum dapat meningkatkan pendapatan petani sawah irigasi, terutama jika lahan garapan sawah irigasi bagi hasil.
Pentingnya modal dalam kegiatan usaha tani dalam menghasilkan produksi yang diperoleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari dari lahan garapan sawah irigasi, maka besar modal yang dimiliki berpengaruh terhadap jenis tanaman yang diusahakan pada lahan garapan sawah irigasi dan produksi yang dihasilkan. Produksi yang dihasilkan dari tanaman yang ditanam berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh karena pendapatan usaha tani merupakan penerimaan
(10)
nilai harga jual dikalikan dengan produksi. Keadaan tersebut tentu menyebabkan pendapatan yang diterima berbeda-beda sesuai dengan besar modal yang digunakan dalam usaha tani. Jadi apabila terbatasnya modal untuk melakukan usaha tani menyebabkan terbatasnya jenis komoditi yang diusahakan, rendahnya usaha pengembangan dan pengelolaan dalam usaha tani sehingga menyebabkan produksi yang dihasilkan rendah dan pendapatan yang diperoleh dari usaha tani juga rendah.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dilihat pada Tabel 2 dari hasil penelitian pendahuluan mengenai deskripsi pendapatan total petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari ketika tidak mendapat jatah gadu artinya hanya mendapat pasokan air irigasi satu kali dalam setahun, pendapatan ini diperoleh dari usaha tani dalam penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2011.
(11)
Tabel 2. Deskripsi Pendapatan Total Petani Sawah Irigasi Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2011.
NO Nama Tanaman Padi (Periode Tanam Pertama) Tanaman Selain Tanaman Padi (Periode Tanam Kedua) Pendapatan Total Per Tahun (Rp) Pendapatan Total Per Bulan (Rp) Status Lahan Luas
Lahan (ha) Modal (Rp) Hasil Produksi (ton) Pendapatan Kotor per Panen (Rp) Pendapatan Bersih per Panen (Rp)
Jenis tanaman Status Lahan Luas Lahan (ha) Modal (Rp) Hasil Produksi (ton) Pendapatan Kotor per Panen (Rp) Pendapatan Bersih per Panen (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 Narjiman Supono Sakim Wagirun Mugi Utomo Poiman Hadi Sutomo Sunardi Bagi hasil Milik sendiri Milik sendiri Bagi hasil Milik sendiri Milik sendiri Bagi hasil Milik sendiri 0,75 0,37 0,18 0,5 0,5 0,5 0,5 0,15 1.416.000 1.149.000 542.000 1.374.000 1.839.000 1.374.000 969.000 342.000 4 2 1 2 2,5 2,5 2 0,6 11.200.000 5.600.000 2.800.000 5.600.000 7.000.000 7.000.000 5.600.000 1.680.000 4.892.000 4.451.000 2.258.000 2.113.000 5.161.000 5.626.000 2.315.000 1.338.000 Jagung Jagung Jagung Jagung, Kacang tanah Semangka Jagung Jagung Tidak tanam Bagi hasil Milik sendiri Milik sendiri Bagi hasil Sewa Milik sendiri Bagi hasil - 0,75 0,25 0,18 0,25 0,25 1,5 0,5 0,25 - - 240.000 270.000 270.000 85.000 8.910.000 230.000 112.000 - Gagal panen 0,12 Gagal panen Gagal panen 14,8 0,08 0,1 - - 360.000 - - 16.280.000 240.000 280.000 - - 120.000 - - 7.370.000 10.000 167.500 - 4.892.000 4.811.000 1.988.000 1.758.000 12.531.000 5.636.000 2.482.500 1.338.000 407.666 400.916 165.666 146.500 1.044.250 469.666 206.875 111.500 Jumlah - 3,45 9.005.000 16,6 46.480.000 28.154.500 - - 3,93 10.667.500 15,1 17.160.000 7.667.500 35.436.500 2.953.039 Rata-rata - 0,43 1.125625 2,07 5.660.000 3.519.312 - - 0,56 1.523.928 3,77 2.451.428 1.095.357 4.429.562 369.129 Sumber: Data Hasil Penelitian Pendahuluan Tahun 2011
(12)
Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa pendapatan petani di Kelurahan Tejosari tergolong rendah bila dilihat dari UMR Kota Metro Tahun 2011 yang jumlahnya sebesar Rp 855.000 perbulan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata pendapatan total petani sawah irigasi yaitu sebesar Rp 4.429.562 per tahun atau Rp 369.129 per bulan. Pendapatan tersebut didapat dari hasil usaha tani menanam tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi. Usaha tani menanam tanaman padi rata-rata produksi 4,8 ton/ha dari besar produksi 16,6 ton dan luas lahan garapan 3,45 ha. Rata-rata modal usaha tani yang digunakan untuk menanam tanaman padi Rp 1.125.625. Usaha tani menanam tanaman selain tanaman padi rata-rata produksi 3,84 ton/ha dari besar produksi 15,1 ton dan luas lahan garapan 3,93 ha. Rata-rata modal usaha tani yang digunakan untuk menanam tanaman selain tanaman padi Rp 1.523.928.
Pendapatan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari tergolong rendah karena bergantung dari besar kecilnya produksi yang dihasilkan di luas lahan garapan sawah irigasi apalagi bagi petani sawah irigasi yang tidak mempunyai lahan garapan sawah irigasi mereka bertani dengan sistem bagi hasil. Hal tersebut akan lebih sulit untuk meningkatkan pendapatan karena hasil panen yang didapat dibagi dengan pemilik lahan. Selain itu pendapatan total rendah dari penggunaan lahan sawah irigasi terutama dari hasil usaha tani bercocok tanam selain tanaman padi pada tanam periode kedua.
Rendahnya pendapatan petani sawah irigasi pada tanam periode kedua disebabkan ada yang gagal panen akibat kondisi cuaca kemarau. Bagi petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari yang takut mengalami resiko gagal panen, rugi, kondisi lahan berawa dan kurang modal mereka lebih memilih tidak menanami lahan garapan sawah irigasi dengan tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua. Hal ini tentu mempengaruhi peningkatan pendapatan yang diperoleh dari usaha tani. Padahal rendahnya tingkat pendapatan petani
(13)
sawah irigasi di Kelurahan Tejosari dari penggunaan lahan sawah irigasi akan menyebabkan sulitnya terpenuhi kebutuhan pokok.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut penelitian tentang pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi dan modal petani di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur sebagai berikut:
1. Luas lahan garapan 2. Modal usaha tani 3. Pendapatan petani
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Berapakah luas lahan sawah irigasi yang digarap petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012?
2. Berapakah jumlah modal usaha tani yang dikeluarkan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012?
3. Berapakah pendapatan total petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012?
(14)
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai luas lahan sawah irigasi yang digarap, jumlah modal usaha tani yang dikeluarkan, dan pendapatan total petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012.
E. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Untuk bahan informasi mengenai pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro.
3. Bagi penulis untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan secara teori tentang geografi pertanian untuk diterapkan di lapangan.
4. Sebagai suplemen bahan ajar dalam Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII Semester II pada pokok bahasan Kegiatan Ekonomi Penduduk dan Bentuk Penggunaan Lahan sub pokok bahasan Mata Pencaharian Penduduk.
F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang lingkup subyek penelitian adalah petani sawah irigasi yang bertempat tinggal di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro.
2. Ruang lingkup obyek penelitian yaitu pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro.
(15)
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro.
4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah Tahun 2012. 5. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Pertanian.
Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:166) berdasarkan tinjauan studi geografi, pertanian sebagai suatu sistem keruangan merupakan perpaduan subsistem fisis dan subsistem manusia. Ke dalam subsistem fisis termasuk komponen tanah, iklim, hidrografi, topografi, dengan segala proses alamiahnya. Sedangkan ke dalam subsistem manusia termasuk tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi yang berlaku dalam masyarakat, kemampuan ekonomi dan kondisi politik setempat.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini ruang lingkup geografi pertanian yang digunakan karena geografi pertanian mengkaji tentang aspek keruangan yang sangat terkait dengan subsistem fisis dan subsistem manusia. Dalam penelitian ini yaitu mengenai masalah yang berkaitan dengan aktivitas petani dari penggunaan lahan sawah irigasi dan kegiatan pertanian, yang tujuannya untuk memperoleh hasil atau pendapatan agar petani dapat hidup secara layak sehingga kebutuhan hidup terpenuhi.
(16)
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi
Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan memperhatikan tiap-tiap gejala secara teliti (yang merupakan bagian dari keseluruhan tadi) dalam hubungan interaksi-interelasi-integrasi keruangannya (Nursid Sumaatmadja, 1988:33).
Lebih lanjut Bintarto (1977:9) menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.
Berdasarkan pendapat Bintarto di atas, ilmu geografi sangat berperanan penting dalam mendiskripsikan fenomena-fenomena fisik maupun sosial di permukaan bumi secara teliti, terarah dan harus rasional khususnya mengenai keberadaan lokasi yang berbeda-beda di permukaan bumi sebagai tempat beraktivitas dan tempat hidup manusia.
Berdasarkan tinjauan studi geografi, pertanian sebagai suatu sistem keruangan merupakan perpaduan subsistem fisis dan subsistem manusia. Ke dalam subsistem fisis termasuk komponen tanah, iklim, hidrografi, topografi, dengan segala proses alamiahnya. Sedangkan ke dalam subsistem manusia termasuk tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi yang berlaku dalam masyarakat, kemampuan ekonomi dan kondisi politik setempat. Aktivitas di
(17)
bidang pertanian khususnya petani sawah irigasi banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana para petani memanfaatkan sumber daya alam, penggunaan lahan sawah dan khususnya sungai sebagai sumber mata air untuk mengairi sawahnya melalui saluran irigasi.
2. Pengertian Sawah Irigasi
Sawah adalah pertanian yang dilaksanakan di tanah yang basah atau dengan pengairan. Bersawah merupakan cara bertani yang lebih baik daripada cara yang lain, bahkan merupakan cara yang sempurna karena tanah dipersiapkan lebih dahulu, yaitu dengan cara dibajak, diairi secara teratur, dan dipupuk.
Irigasi menurut Kartasapoetra dan Mul Mulyani Sutedjo (1990:8), bahwa irigasi merupakan kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan air tanah.
Jadi sawah irigasi adalah sawah yang selalu mendapat air secara teratur pada musim hujan dan minimum dua kali panen padi dalam satu tahun serta pada musim kemarau dapat diselingi dengan tanaman palawija.
Sawah di Kelurahan Tejosari mendapat air irigasi pada musim hujan dengan sistem bergilir pemakaian air irigasi dengan daerah lain untuk menanam tanaman padi dalam satu tahun tergantung dari jadwal pembagian air irigasi yang didapat, serta pada musim kemarau dapat diselingi dengan tanaman selain tanaman padi seperti: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan ketika belum mendapatkan giliran pembagian pasokan air irigasi.
(18)
Daniel dalam Ken Suratiyah (2009:8) usaha tani adalah cara-cara petani mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usaha tani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu. Jadi ada tiga faktor penting yang dapat memengaruhi peningkatan usaha tani yaitu lahan, modal, dan tenaga kerja untuk menghasilkan barang dan jasa dengan hasil yang maksimal dan kontinyu
Produksi tanaman merupakan budidaya tanaman atau komoditas pertanian dengan proses usaha bercocok tanam melalui penerapan potensi alam, lingkungan, dan teknologi budidaya untuk menghasilkan bahan segar. Besarnya produksi bergantung dari tanaman yang ditanam pada luas lahan yang digarap. Menurut Rahim dan Hastuti (2007:98), proses produksi atau lebih dikenal dengan budidaya tanaman atau komoditas pertanian merupakan proses usaha bercocok tanam atau budidaya di lahan untuk menghasilkan bahan segar (raw material). Jadi Produksi tanaman adalah produksi yang mendatangkan produk yang menguntungkan ditinjau dari sudut ekonomi ini berarti biaya faktor-faktor input yang berpengaruh pada produksi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sehingga petani dapat memperoleh keuntungan dari usaha tani.
Produksi tanaman dalam penelitian ini adalah jumlah atau banyaknya hasil tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi yang dihasilkan oleh setiap hektar sawah baik dari proses bercocok tanam padi dan tanaman selain tanaman padi yang dilakukan oleh petani sawah irigasi pada satu kali musim tanam. Produksi tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi, seperti: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan yang dihasilkan berasal dari lahan garapan milik sendiri maupun lahan garapan milik orang lain yang digarap atau disewa oleh petani sawah irigasi dan dihitung satu kali musim tanam.
(19)
Berdasarkan data Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Metro Timur Tahun 2011 besar produksi tanaman padi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro sebesar 5,8 Ton/Ha yakni dari produksi 1376,9 Ton dengan luas lahan 237 Ha. Untuk tanaman selain tanaman padi petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari sebagian besar menanam tanaman jagung. Besar produksi tanaman jagung di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro sebesar 4,5 Ton/Ha yakni dari produksi 144 Ton dengan luas lahan 32 Ha.
Dari pengertian yang telah diuraikan bahwa produksi tanaman dalam bidang pertanian menentukan besar pendapatan yang diperoleh petani dari usaha tani. Besar luas lahan garapan menentukan besar kecil produksi tanaman yang ditanam. Jadi produksi yang dihasilkan dari luas lahan garapan memegang peranan penting terhadap besar kecil pendapatan dari usaha tani. Dalam penelitian ini penggolongan besar produksi didasarkan pada hasil penelitian. Selanjutnya besar produksi dibagi menjadi tiga kategori yaitu produksi rendah, produksi sedang, dan produksi tinggi. Pengklasifikasian yang dipergunakan untuk menghitung kategori atau kelas pada besar produksi mengacu pada rumus Struges (Dajan,1996:141) sebagai berikut.
Rumus:
Z Y -X S
Keterangan:
S = lebar selang kelas atau kategori X = nilai skor tertinggi
Y = nilai skor terendah
Z = banyaknya kelas atau kategori
4. Deskripsi Pendapatan Petani Sawah irigasi a. Lahan Garapan
(20)
Lahan menunjukkan keterkaitan aktivitas manusia dengan sebidang lahan. Lahan merupakan faktor-faktor iklim, relief, tanah, hidrologi, vegetasi, aktivitas manusia masa lampau dan sekarang. Pentingnya lahan bagi petani karena lahan merupakan tempat berproduksi bagi usaha tani dalam meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Lahan garapan yang dimaksud dalam penelitian ini mengenai status penguasaan lahan garapan dan dan luas lahan garapan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari.
1) Status Penguasaan Lahan Garapan
Status penguasaan lahan garapan berperan dalam mengetahui status lahan yang digarap petani. Status penguasaan lahan garapan milik sendiri dengan status penguasaan lahan garapan bukan milik sendiri tentu pendapatan yang diperoleh berbeda. Dalam penelitian ini status penguasaan lahan garapan petani sawah irigasi apakah milik sendiri atau milik orang lain. Menurut Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:39), status penguasaan lahan pertanian diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a) Milik sendiri b) Milik orang lain
c) Milik sendiri dan orang lain
2) Luas Lahan Garapan
Faktor penentu besar kecil pendapatan petani sawah irigasi yaitu bergantung dari luas atau sempit lahan yang diusahakan untuk berproduksi. Jadi luas lahan sawah irigasi memegang peranan penting terhadap besar kecil produksi tanaman yang dihasilkan dari lahan sawah irigasi dan akan berpengaruh terhadap pendapatan dari usaha tani. Semakin luas lahan garapan yang diusahakan petani, maka akan semakin besar produksi yang akan dihasilkan
(21)
dan pendapatan yang akan diperoleh bila disertai pengolahan yang baik (Soekartawi 1990:4). Jadi apabila lahan pertanian yang diusahakan sempit maka akan semakin rendah pula persentase pendapatan yang petani sawah irigasi dapatkan dari sektor pertanian. Selain faktor luas lahan, faktor lain yang bisa menentukan besar kecil pendapatan petani sawah irigasi antara lain: produktivitas, kesuburan tanah, dan jenis komoditi yang diusahakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sayogyo (1983:102) bahwa makin luas usaha tani maka makin besar persentase penghasilan rumah tangga petani.
Luas lahan menurut Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:88) mengemukakan bahwa: Luas lahan pertanian adalah jumlah tanah sawah, tegalan, dan perkarangan yang digarap selama satu tahun dihitung dalam satuan hektar (ha). Luas lahan pertanian digolongkan dalam empat kelompok masing-masing: sangat sempit ( kurang dari 0,25 ha), sempit (antara 0,25-0,49 ha), sedang (antara 0,50-0,99 ha), dan luas (lebih dari 1,00 ha).
Besar kecil luas lahan dapat mempengaruhi produksi tanaman yang ditanam dan berpengaruh terhadap pendapatan karena apabila lahan pertanian yang diusahakan sempit maka akan semakin rendah pendapatan yang petani sawah irigasi dapatkan dari sektor pertanian dan ini mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pokok.
Dalam penelitian ini luas lahan yang dimaksud yaitu jumlah luas lahan yang mempengaruhi besar kecil produksi tanaman yang dihasilkan baik dari tanaman padi pada tanam periode pertama maupun tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua, seperti: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan dalam pemanfaatan penggunaan lahan sawah irigasi yang akan dihitung selama satu tahun dalam satuan hektar (ha). Besar kecil luas lahan berpengaruh terhadap produksi tanaman yang dihasilkan dalam kegiatan pertanian.
(22)
Modal merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pertanian mulai dari menanam tanaman yang diusahakan petani sampai dengan proses produksi yang dihasilkan. Besar kecil modal yang dimiliki petani berpengaruh terhadap keberhasilan dari usaha tani. Jadi apabila petani tidak mempunyai modal dalam kegiatan usaha tani maka lahan yang dimiliki menjadi kurang produktif karena lahan akan dibiarkan saja tanpa ditanami. Padahal petani berproduksi bergantung dari lahan yang digarap untuk meningkatkan pendapatannya dan memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
Menurut Mubyarto (1989:91), modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu hasil pertanian. Jadi faktor-faktor produksi berperan dalam mengasilkan barang-barang baru agar memperoleh pendapatan dari usaha tani guna mencukupi kebutuhan pokok. Sesuai dengan pendapat Mosher, A.T (1987:7), bahwa dalam melaksanakan usahatani dan meningkatkan produksi. Petani mengorbankan sejumlah faktor-faktor produksi agar memperoleh pendapatan dari usahataninya (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7443/1/010334021.pdf. Diakses Rabu, 11 juli 2012 pada pukul 14:51 WIB).
Faktor-faktor produksi berupa luas lahan, tenaga kerja dan modal dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Jadi faktor-faktor produksi seperti lahan, modal, tenaga kerja dan sebagainya sangat mempengaruhi terhadap besar kecil produksi yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan pendapat (Rifa’i, 1993), bahwa usaha tani pada dasarnya mengandung kegiatan organisasi pada sebidang tanah dalam hal mana seseorang atau sekelompok orang berusaha mengatur unsur-unsur alam, tenaga kerja dan modal untuk memperoleh hasil produksi pertanian yang dinilai dari biaya yang dikeluarkan oleh petani dan penerimaan yang diperoleh petani.
(23)
(http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/07/RINGKASAN1.pdf.Diakses pada Rabu 11 juli 2012 pada pukul 14:28 WIB).
Modal dalam usaha tani sangat berhubungan erat dengan uang atau barang yang bernilai ekonomis dan berguna dalam proses produksi. Kepemilikan modal yang cukup merupakan salah satu syarat yang sangat penting dalam keberhasilan kegiatan pertanian. Jadi apabila terbatasnya modal untuk melakukan usaha tani menyebabkan terbatasnya jenis komoditi yang diusahakan, rendahnya usaha pengembangan dan pengelolaan dalam usaha tani sehingga menyebabkan produksi yang dihasilkan rendah dan pendapatan yang diperoleh dari usaha tani juga rendah.
Dalam hal ini Soekartawi (1990:10) menyatakan bahwa dalam kegiatan usaha tani maka modal dibedakan menjadi 2 yaitu modal tidak bergerak (modal tidak tetap) adalah semua biaya yang habis digunakan pada masa produksi seperti biaya yang habis dikeluarkan untuk membeli pupuk, bibit, obat-obatan atau biaya ntuk tenaga kerja, sedangkan modal tetap adalah modal yang tidak habis digunakan dalam satu kali masa produksi seperti alat-alat pertanian.
Petani kecil dalam memperoleh modal dari menyisihkan sebagian hasil panen. Petani kecil umumnya kurang memahami prosedur peminjaman modal dari Bank atau sumber lain yang disebabkan rendahnya tingkat pendidikan petani. Penciptaan modal oleh petani melalui dua cara, pertama dengan menyisikan kekayaan atau sebagian hasil produksi untuk disimpan dan diinvestasikan kembali ke dalam usaha tani atau usaha lain yang produktif. Kedua, melalui pinjaman (kredit) dari Bank atau sumber lain (Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:106). Berdasarkan pendapat Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad maka status modal dalam penelitian ini dikriteriakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1) Modal pribadi 2) Modal pinjaman
(24)
Penggunaan modal akan diukur berdasarkan banyak uang yang dipakai dalam pembelian pupuk, bibit, obat-obatan, dan upah tenaga kerja serta ongkos lainya yang ada kaitannya dengan usaha tani yang dinyatakan dalam satuan dengan uang (rupiah).
Dari pengertian yang telah diuraikan bahwa modal dalam usaha tani sangatlah menentukan keberhasilan usaha tani, dalam penelitian ini dapat dilihat dari besarnya modal yang dipergunakan oleh masing-masing petani sawah irigasi per hektar (ha). Penggolongan besarnya modal usaha tani yang digunakan petani sawah irigasi untuk usaha tani menanam tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi didasarkan pada rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani di daerah penelitian. Selanjutnya besar modal dibagi menjadi dua kategori yaitu;
1) Modal usaha tani dikatakan rendah apabila biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari rata-rata biaya produksi di daerah penelitian
2) Modal usaha tani dikatakan tinggi apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar dari rata-rata biaya produksi di daerah penelitian
Penggunaan besar kecil modal tidak terlepas dari jumlah luas lahan yang digarap. Semakin besar lahan garapan maka semakin besar pula jumlah modal yang habis terpakai. Modal dalam penelitian ini berhubungan erat dengan uang atau barang yang bernilai ekonomis dan berguna dalam proses produksi padi pada tanam periode pertama maupun tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua yang diukur berdasarkan banyak uang yang dipakai dalam pembelian pupuk, bibit, obat-obatan, dan pengolahan lahan serta ongkos lainya yang ada kaitannya dengan usaha tani. Pengukuran modal usaha tani yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani per panen dalam satuan per hektar selama satu tahun terakhir.
(25)
Pendapatan merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung kelangsungan hidup suatu rumah tangga, yang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan. Pendapatan petani sawah irigasi adalah gambaran yang jelas tentang posisi ekonomi keluarga petani dalam masyarakat yang merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil pekerjaan pokok yang berupa pendapatan bersih perpanen selama setahun dan dijadikan perkapita perbulan yang digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu pendapatan tinggi dan rendah.
Pendapatan petani ditentukan dari lahan garapan dan besar produksi yang dihasilkan karena pendapatan usaha tani merupakan penerimaan nilai harga jual dikalikan dengan produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahim dan Hastuti (2007:117), lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas pertanian. Secara umum dikatakan semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut.
Menurut Mubyarto (1989:89), luas lahan yang dimiliki petani sangat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan petani dari usaha taninya. Besar kecil pendapatan akan membawa pengaruh pada pemenuhan kebutuhan pokok petani sawah irigasi. Sesuai dengan pendapat Emil Salim (1994:44) bahwa rendahnya pendapatan ini juga menyebabkan berbagai kebutuhan yang paling pokok tidak bisa dipenuhi seperti air bersih, tempat berteduh, fasilitas mandi-cuci-kakus yang sehat, fasilitas kesehatan, dan lain-lain.
Hans Dieter dalam Muljanto Sumardi (1982:224) membedakan pendapatan menjadi 3 yaitu:
1) Pendapatan pokok: pendapatan yang utama atau pokok, yaitu hasil yang diperoleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara teratur dan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
2) Pendapatan tambahan: hasil pendapatan yang tidak tetap dan tidak teratur namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap bulan
(26)
3) Pendapatan keseluruhan: pendapatan pokok ditambah pendapatan tambahan yang diperoleh pada setiap bulan.
Untuk menghitung total pendapatan yang diperoleh petani pada penggunaan lahan sawah irigasi yaitu dengan menghitung total pendapatan petani baik dari musim tanam padi pada tanam periode pertama maupun musim tanam tanaman selain padi pada tanam periode kedua misalnya: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan dalam satu tahun. Pendapatan yang diperoleh petani tersebut akan dihitung secara keseluruhan. Pendapatan yang akan dihitung yaitu pendapatan keseluruhan dari hasil penggunaan lahan sawah irigasi. Semua pendapatan tersebut nanti akan ditotal yang menghasilkan total pendapatan bersih petani dalam satu tahun kemudian dibagi 12 bulan untuk mengetahui pendapatan petani sawah irigasi perbulan.
Pengukuran pendapatan petani sawah irigasi akan dihitung dalam nilai mata uang rupiah, yang didasarkan pada Upah Minimum Regional (UMR) Tahun 2011 yaitu Rp 855.000 per bulan. Digunakan UMR sebagai pengukuran pendapatan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari sebagai tolak ukur besar kebutuhan pokok dan sebagai pembanding pendapatan. Adapun kriteria pendapatan Menurut Upah Minimum Regional (UMR) Kota Metro digolongkan sebagai berikut:
1) Tinggi, jika pendapatan lebih dari Rp 855.000 per bulan
2) Rendah, jika pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 855.000 perbulan
Berdasarkan pernyataan tersebut semakin tinggi pendapatan petani maka akan tercukupi kebutuhan hidup petani dan keluarga, sedangkan semakin rendah pendapatan maka akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan petani dan keluarganya. Dalam penelitian ini pendapatan petani sawah irigasi merupakan pendapatan total petani dari jumlah pendapatan bersih yang diperoleh petani dari usaha tani dalam satu tahun yang dihitung dalam satuan
(27)
rupiah dibagi 12 bulan kemudian baru dapatlah pendapatan petani dalam satuan rupiah perbulan.
5. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang mengambil pokok permasalahan hampir sama dengan penelitian ini dirujuk guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian ini sebagai berikut:
a. Hartadi (2005) yaitu mengkaji tentang Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Keluarga Miskin Pada Petani Sawah Irigasi di Desa Braja Gemilang Kecamatan Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2005.
b. Ii Jopizi (2007) yaitu mengkaji tentang Studi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Petani di Lahan Rawa Gambut Kelurahan Kenten Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2007.
c. Rajanami Yun Sukatami (2009) yaitu mengkaji tentang Analisa Determinan Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat.
B. Kerangka Pikir
Sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu. Bagi petani sawah irigasi potensi sumberdaya alam khususnya lahan sawah irigasi memiliki nilai kegunaan yang besar dilihat dari luas lahan, produksi, sumber air irigasi dan sebagai mata pencaharian dalam memperoleh pendapatan guna mempertahankan kehidupan. Selain itu lahan sawah irigasi sebagai faktor produksi dalam meningkatkan produksi tanaman yang dihasilkan dan akan berpengaruh terhadap besar kecil pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi.
(28)
Adanya sistem pembagian pasokan air irigasi, maka pola tanam di lahan sawah irigasi sistemnya bergantian, hal ini berpengaruh terhadap penggunaan lahan sawah irigasi dan pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi. Lahan sawah irigasi tidak menentu untuk menanam dan memanen padi dua kali setiap tahun, padahal tanaman padi merupakan sumber pendapatan utama. Hal ini bergantung dari gilaran mendapat jatah gadu. Petani sawah irigasi bisa menanam tanaman padi ketika petani sawah irigasi mendapatkan pasokan air irigasi, ketika petani sawah irigasi belum mendapatkan giliran pembagian air irigasi maka lahan sawah irigasi akan ditanami dengan tanaman selain tanaman padi, seperti: palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Begitulah seterusnya sampai mendapatkan pasokan air irigasi baru petani sawah irigasi bisa menanam tanaman padi.
Tingkat pendapatan petani sawah irigasi akan dipengaruhi oleh faktor luas lahan garapan dan besar modal usaha tani. Faktor luas lahan garapan sawah irigasi mempengaruhi besar kecil produksi tanaman yang ditanam petani sawah irigasi dan berpengaruh terhadap besar kecil pendapatan yang diperoleh. Besar kecil jumlah modal yang dimiliki petani sawah irigasi mempengaruhi penggunaan lahan sawah irigasi dalam usaha tani sehingga mempengaruhi pendapatan yang diperoleh dari lahan sawah irigasi. Semakin Luas lahan garapan yang dimiliki petani sawah irigasi, penggunaan lahan sawah irigasi sebaik mungkin serta didukung ketersediaan modal yang cukup besar, kemungkinan akan menambah pendapatan yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, untuk lebih jelas mengenai kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan 1 kerangka pikir berikut ini:
(29)
Gambar 1. Alur Kerangka Pikir Pendapatan Petani Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro.
Penggunaan Lahan Sawah Irigasi
Produksi
Pendapatan Petani Sawah irigasi -Luas
-Modal Pembagian
Pasokan Air Irigasi
-Padi
(30)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata (2009:76), metode penelitian deskriptif adalah metode yang bermaksud untuk membuat pencandraan (diskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti ini penelitian diskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara diskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode diskriptif.
B. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:117). Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai petani sawah irigasi yang bermukim di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2011 yang berjumlah 222 kepala keluarga yang tersebar di 4 lingkungan Rukun Warga.
(31)
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006:131). Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik sampel proporsi atau proportional sampel. Peneliti menggunakan teknik ini karena wilayah penelitian memiliki jumlah subjek yang berbeda.
Untuk menentukan besar sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006:134) yaitu; untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat tersebut maka sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 30% dari empat lingkungan yaitu RW I, RW II, RW III, dan RW IV yaitu sebanyak 66 KK dari 222 KK. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Petani Sawah Irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2011.
No Lingkungan Populasi (KK) Sampel (KK)
1 2 3 4
RW I RW II RW III RW IV
56 66 47 53
17 20 14 15
Jumlah 222 66
Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2011
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian
(32)
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:60).
Berdasarkan pengertian di atas bahwa dalam suatu penelitian variabel penelitian haruslah jelas sehingga dapat diperoleh informasi sesuai data yang dibutuhkan untuk ditulis di skripsi. Dalam penelitian ini variabel penelitian yaitu pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi yang meliputi: luas lahan garapan, modal usaha tani, tingkat pendapatan petani.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan dapat diamati (Cholid Narbuko, 2007:129). Jadi definisi operasional merupakan petunjuk pelaksanaan pengukuran suatu variabel dalam proses penelitian.
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Lahan garapan
Lahan garapan dalam penelitian ini yaitu status penguasaan lahan garapan dan luas lahan garapan.
1) Status Penguasaan Lahan Garapan
Status penguasaan lahan garapan dalam penelitian ini yaitu status kepemilikan lahan garapan untuk menanam tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi seperti: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Dalam penelitian ini status penguasaan lahan garapan mengacu
(33)
pada pendapat Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:39), status penguasaan lahan pertanian diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a) Milik sendiri b) Milik orang lain
c) Milik sendiri dan orang lain
2) Luas lahan Garapan
Luas lahan garapan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu jumlah luas lahan yang mempengaruhi besar kecil produksi tanaman yang dihasilkan baik dari tanaman padi pada tanam periode pertama maupun tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua, seperti: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan dalam pemanfaatan penggunaan lahan sawah irigasi yang akan dihitung selama satu tahun dalam satuan hektar (ha). Besar kecil luas lahan berpengaruh terhadap produksi tanaman yang dihasilkan dan pendapatan yang diterima dalam kegiatan pertanian. Luas lahan garapan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:88), adapun kriteria luas lahan pertanian digolongkan dalam empat kelompok yaitu:
a) Sangat sempit, jika luas lahan < 0,25 ha b) Sempit, jika luas lahan 0,25-0,49 ha c) Sedang, jika luas lahan 0,50-0,99 ha d) Luas, jika luas lahan > 1,00 ha.
b. Modal usaha tani
Modal usaha tani dalam penelitian ini yaitu status kepemilikan modal usaha tani (asal modal), modal usaha tani dan penggunaan modal usaha tani.
(34)
Status kepemilikan modal usaha tani dalam penelitian ini berdasarkan penciptaan modal yang yang dilakukan petani untuk melakukan usaha tani menanam tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi seperti: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Dalam penelitian ini status kepemilikan modal usaha tani mengacu pada pendapat Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:106) maka status modal dalam penelitian ini dikriteriakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
a) Modal pribadi b) Modal pinjaman
c) Modal pribadi dan pinjaman
2) Modal Usaha Tani
Modal usaha tani dalam penelitian ini berhubungan erat dengan uang atau barang yang bernilai ekonomis dan berguna dalam proses produksi padi pada tanam periode pertama dan tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua yang diukur berdasarkan banyak uang yang dipakai dalam pembelian pupuk, bibit, obat-obatan, dan pengolahan lahan serta ongkos lainya yang ada kaitannya dengan usaha tani. Pengukuran modal usaha tani yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani per panen dalam per hektar selama satu tahun terakhir. Penggolongan besar modal usaha tani didasarkan pada rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani di daerah penelitian. Selanjutnya besar modal dibagi menjadi dua kategori yaitu;
a) Modal usaha tani dikatakan rendah apabila biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari rata-rata biaya produksi di daerah penelitian
b) Modal usaha tani dikatakan tinggi apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar dari rata-rata biaya produksi di daerah penelitian
(35)
3) Penggunaan Modal Usaha Tani
Dalam penelitian ini penggunaan modal usaha tani adalah biaya yang dipergunakan untuk proses produksi menanam tanaman padi pada tanam periode pertama dan tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua. Penggunaan modal usaha tani menanam tanaman padi digunakan untuk biaya membajak, pupuk, bibit, obat-obatan, tanam, cabut benih, perbaiki galengan dan pemakain air irgasi. Penggunaan modal usaha tani menanam tanaman selain tanaman padi digunakan untuk biaya pupuk, bibit, obat-obatan, tanam, dan panen. Penggunaan modal usaha tani disesuaikan dengan kebutuhan produksi dalam usaha tani yang ada di Kelurahan Tejosari per ha. Penggolongan besar penggunaan modal usaha tani yang digunakan petani sawah irigasi didasarkan pada rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani di daerah penelitian. Selanjutnya penggunaan modal usaha tani dibagi menjadi dua kategori. Pengukuran penggunaan modal usaha tani menanam tanaman padi pada tanam periode pertama dan usaha tani menanam tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua yaitu sebagai berikut:
a) Modal usaha tani dikatakan rendah apabila biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari rata-rata biaya produksi di daerah penelitian
b) Modal usaha tani dikatakan tinggi apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar dari rata-rata biaya produksi di daerah penelitian
c. Pendapatan petani
Pendapatan petani sawah irigasi dalam penelitian ini merupakan pendapatan total petani dari jumlah pendapatan bersih yang diperoleh petani dari usaha tani dalam satu tahun yang dihitung dalam satuan rupiah dibagi 12 bulan kemudian baru dapatlah pendapatan petani dalam satuan rupiah perbulan. Pendapatan petani sawah irigasi dalam penelitian ini mengacu pada Upah Minimum Regional (UMR) Kota Metro Tahun 2011, digunakan UMR sebagai
(36)
tolak ukur besar kebutuhan pokok dan sebagai pembanding pendapatan. Pendapatan yang diperoleh petani dapat dikriteriakan sebagai berikut:
1) Tinggi, jika pendapatan lebih dari Rp 855.000 per bulan
2) Rendah, jika pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 855.000 perbulan
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:44), observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Pengambilan data dalam penelitian di lakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian. Peneliti mengamati hal-hal sehubungan dengan objek yang akan diteliti, kemudian mencatat keadaan atau informasi sesuai dengan data yang dibutuhkan. Data-data tersebut seperti: aktivitas penggunaan lahan sawah irigasi yang dilakukan petani dalam usaha tani, jenis tanaman apa yang ditanam dan sebagainya sesuai data yang dibutuhkan yang berhubungan dengan penelitian.
(37)
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:231), teknik dokumentasi adalah suatu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data sekunder yang berhubungan dengan penelitian guna melengkapi data yang telah diperoleh. Dalam hal ini menggunakan buku-buku dan dokumentasi dari kantor kelurahan serta instansi yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. Teknik Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan (Sugiyono, 2009:319).
Kegunaan teknik wawancara terstruktur dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi atau gambaran mengenai penggunaan lahan sawah irigasi petani yang meliputi: luas lahan garapan, modal usaha tani, pendapatan petani dari usaha tani menanam tanaman padi pada tanam periode pertama dan usaha tani meenanam tanaman selain tanaman padi seperti: palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan pada tanam periode kedua.
F. Teknik Analisis Data 1. Persentase
(38)
Analisis data adalah pengolahan dan interpretasi data untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel dalam bentuk persentase. Langkah pertama dalam menyusun distribusi persentase adalah membagi jumlah observasi dalam masing-masing kategori variabel (f) dengan jumlah frekuensi (N). Setelah pembagian dilakukan hasilnya dikalikan dengan 100 untuk menghasilkan persentase. Selanjutnya hasil penelitian dideskripsikan secara sistematis sebagai laporan hasil penelitian dan akhirnya ditarik kesimpulan sebagai laporan akhir penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut :
% = x100 N
f
Keterangan :
% = Persentase
f = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah Nilai
(39)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari dalam penelitian dan uraian pembahasan, maka penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dalam usaha tani menanam padi sejumlah 37,88% petani menggarap luas rata-rata 0,64 ha pada tanam periode pertama, dan ada 39,58% petani menggarap luas rata-rata 0,61 ha dalam usaha tani menanam selain tanaman padi pada tanam periode kedua
2. Untuk menanam padi ada 98,48% petani menggunakan modal usaha tani yaitu rata-rata Rp 1.363.504 pada tanam periode pertama, dan sebanyak 95,84% petani menggunakan modal usaha tani menanam selain tanaman padi yaitu rata-rata Rp 650.361 pada tanam periode kedua.
3. Sejumlah 69,7% petani pendapatan total usaha tani yaitu rata-rata Rp 447.101 per bulan.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang penulis ajukan sebagai berikut:
1. Untuk memperluas lahan usahatani sangat sulit karena dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi petani sawah irigasi, diharapkan kepada petani sawah irigasi dengan luas lahan garapan yang ada dapat memanfaatkan lahan garapan yang ada melalui intensifikasi dan pengolahan yang baik, sehingga produksi dan pendapatan petani meningkat.
(40)
2. Penggunaan modal usaha tani dan pendapatan petani, diharapkan pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan petani sawah irigasi dengan ketersediannya bantuan modal dengan pemberian bibit yang bermutu, bukan murah tapi kualitas bibit rendah, dan menyubsidi pupuk dan mengawasi pendistribusiannya, serta memberikan jaminan harga pasar atau harga jual diluar komoditas tanaman padi dan menjaga kesetabilan harga pada waktu panen guna meningkatkan pendapatan petani.
(41)
PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR
KOTA METRO TAHUN 2012
(Skripsi) Oleh Yulia Ely Sesari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(42)
PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR
KOTA METRO TAHUN 2012
(Skripsi)
Oleh Yulia Ely Sesari
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(43)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Prabumulih pada tanggal 18 Maret 1989, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Misranto dan Ibu Ngatiyem.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) tamat di SDN 1 Kota Prabumulih pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) tamat di SMPN 1 Kota Prabumulih pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tamat di SMAN 1 Kota Prabumulih pada tahun 2007.
Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Non Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Non SPMB). Pada tanggal 11 sampai 18 Juni 2010, Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Terpadu di Propinsi Jawa Timur, Bali dan D.I. Yogyakarta. Pada Tahun 2011, Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Natar.
(44)
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur Kerangka Pikir Pendapatan Petani Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
Kota Metro ... 30 2. Peta Administratif Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
Kota Metro Tahun 2010 ... 43 3. Peta Administratif Kota Metro Tahun 2012 ... 44 4. Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro
Timur Kota Metro Tahun 2010 ... 47 5. Piramida Penduduk Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
Kota Metro Tahun 2010 ... 53 6. Diagram Batang Petani Sawah Irigasi Menurut Umur di
Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun
2012 ... 60 7. Diagram Batang Petani Sawah Irigasi Menurut Pendidikan di
Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun
2012 ... 62 8. Diagram Batang Petani Sawah Irigasi Menurut Jumlah Anak
Yang Dimiliki di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
Kota Metro Tahun 2012 ... 64 9. Diagram Batang Status Penguasaan Lahan Garapan Usaha Tani
Menanam Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro
Tahun 2012 ... 70 10. Diagram Batang Status Penguasaan Lahan Garapan Usaha Tani
Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
(45)
ix
Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun
2012 ... 79 12. Diagram Batang Luas Lahan Garapan Usaha Tani Menanam
Tanaman Selain Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota
Metro Tahun 2012 ... 84 13. Diagram Batang Status Kepemilikan Modal Usaha Tani
Menanam Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro
Tahun 2012 ... 95 14. Diagram Batang Status Kepemilikan Modal Usaha Tani
Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
Kota Metro Tahun 2012 ... 98 15. Diagram Batang Modal Usaha Tani Menanam Tanaman Padi Per
Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari
Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ... 102 16. Diagram Batang Modal Usaha Tani Menanam Tanaman Selain
Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun
2012 ... 105 17. Diagram Batang Biaya Membajak Lahan Garapan Menanam
Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun
2012 ... 108 18. Diagram Batang Biaya Pupuk Yang Dikeluarkan Untuk
Menanam Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro
Tahun 2012 ... 110 19. Diagram Batang Biaya Bibit Yang Dikeluarkan Untuk Menanam
Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun
2012 ... 112 20. Diagram Batang Biaya Obat-obatan Yang Dikeluarkan Untuk
Menanam Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro
(46)
x
Menanam Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro
Tahun 2012 ... 116 22. Diagram Batang Biaya Upah Cabut Benih Yang Dikeluarkan
Untuk Menanam Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota
Metro Tahun 2012 ... 119 23. Diagram Batang Biaya Perbaiki Galengan Yang Dikeluarkan
Untuk Menanam Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota
Metro Tahun 2012 ... 121 24. Diagram Batang Biaya Pemakaian Air Irigasi Yang Dikeluarkan
Untuk Menanam Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota
Metro Tahun 2012 ... 123 25. Diagram Batang Biaya Pupuk Yang Dikeluarkan Untuk
Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
Kota Metro Tahun 2012 ... 126 26. Diagram Batang Biaya Bibit Yang Dikeluarkan Untuk Menanam
Tanaman Selain Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota
Metro Tahun 2012 ... 129 27. Diagram Batang Biaya Obat-obatan Yang Dikeluarkan Untuk
Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
Kota Metro Tahun 2012 ... 131 28. Diagram Batang Biaya Upah Tanam Yang Dikeluarkan Untuk
Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
Kota Metro Tahun 2012 ... 134 29. Diagram Batang Biaya Upah Panen Yang Dikeluarkan Untuk
Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
(47)
xi
Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ... 139 31. Diagram Batang Pendapatan Petani Menanam Tanaman Selain
Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun
2012 ... 143 32. Diagram Batang Pendapatan Total Petani Menanam Tanaman
Padi Pada Tanam Periode Pertama dan Tanaman Selain Tanaman Padi Pada Tanam periode Kedua di Kelurahan Tejosari
(48)
i
Halaman
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv
I. PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 12
C.Rumusan Masalah ... 12
D.Tujuan Penelitian ... 13
E.Kegunaan Penelitian ... 13
F. Ruang Lingkup Penelitian ... 14
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 15
A.Tinjauan Pustaka ... 15
1. Pengertian Geografi ... 15
2. Pengertian Sawah Irigasi ... 16
3. Produksi Tanaman ... 17
4. Deskripsi Pendapatan Petani Sawah Irigasi ... 19
a. Lahan Garapan ... 19
1)Status Penguasaan Lahan Garapan ... 19
2)Luas Lahan Garapan ... 20
b. Modal Usaha Tani ... 21
c. Tingkat Pendapatan Petani ... 25
5. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 27
B.Kerangka Pikir ... 28
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A.Metode Penelitian ... 31
B.Populasi ... 31
C.Sampel ... 32
D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 33
1. Variabel Penelitian ... 33
2. Definisi Operasional Variabel ... 33
E.Teknik Pengumpulan Data ... 38
1. Teknik Observasi ... 38
2. Teknik Dokumentasi ... 38
(49)
ii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
A.Kondisi Geografis Daerah Penelitian ... 41
1. Letak Astronomis dan Letak Administratif ... 41
2. Sejarah Singkat Kelurahan Tejosari ... 45
3. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan ... 45
4. Keadaan Topografi ... 48
B.Keadaan Penduduk ... 48
1. Kepadatan Penduduk ... 49
2. Komposisi Penduduk ... 50
a. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 51
b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 56
C.Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 57
1. Identitas Petani Sawah Irigasi ... 57
a. Umur ... 58
b. Pendidikan ... 60
c. Jumlah Anak Yang Dimiliki ... 62
2. Hasil Penelitian ... 64
a. Lahan Garapan ... 64
1)Status Penguasaan Lahan Garapan ... 65
a) Status Penguasaan Lahan Garapan Usaha Tani Menanam Tanaman Padi ... 66
b)Status Penguasaan Lahan Garapan Usaha Tani Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi ... 71
2)Luas Lahan Garapan ... 75
a) Luas Lahan Garapan Usaha Tani Menanam Tanaman Padi ... 77
(1) Luas Lahan Garapan Usaha Tani Menanam Tanaman Padi dan Produksi ... 79
b)Luas Lahan Garapan Usaha Tani Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi ... 81
(1)Luas Lahan Garapan Usaha Tani Menanam Tanaman Padi dan Produksi ... 84
3)Penggunaan Lahan Garapan ... 87
b. Modal Usaha Tani ... 90
1)Status Kepemilikan Modal Usaha Tani ... 91
a) Status Kepemilikan Modal Usaha Tani Menanam Tanaman Padi ... 92
b)Status Kepemilikan Modal Usaha Tani Menanam Tanaman selain Tanaman Padi ... 96
2)Modal Usaha Tani ... 98
a) Modal Usaha Tani Menanam Tanaman padi... 99
b)Modal Usaha Tani Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi ... 102
3)Penggunaan Modal Usaha Tani ... 105 a) Penggunaan Modal Usaha Tani Menanam Tanaman
(50)
iii
(2)Pupuk ... 108
(3)Bibit ... 110
(4)Obat-obatan ... 112
(5)Biaya Tanam ... 114
(6)Biaya Cabut Benih ... 116
(7)Biaya Perbaiki Galengan ... 119
(8)Biaya Pemakaian Air Irigasi ... 121
b)Penggunaan Modal Usaha Tani Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi ... 123
(1)Pupuk ... 124
(2)Bibit ... 126
(3)Obat-obatan ... 129
(4)Biaya Tanam ... 131
(5)Biaya Panen ... 134
c. Pendapatan Usaha Tani ... 137
1)Pendapatan Usaha Tani Menanam Tanaman Padi ... 138
a) Pendapatan Usaha Tani Menanam Tanaman Padi dan Produksi ... 139
2)Pendapatan Usaha Tani Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi... 141
a) Pendapatan Usaha Tani Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi dan Produksi ... 143
3)Pendapatan Total Usaha Tani ... 145
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 152
A.Simpulan ... 152
B.Saran ... 152
DAFTAR PUSTAKA ... 154
(51)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Gambar Daerah Penelitian ... 157 2. Kisi-kisi Panduan Wawancara ... 160 3. Panduan Wawancara Penelitian ... 161 4. Perhitungan Rumus Sturges Untuk Klasifikasi Produksi Tanaman
Padi dan Tanaman Selain Tanaman Padi ... 165 5. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pendapatan Petani Pada
Penggunaan Lahan Sawah Irigasi Di Kelurahan Tejosari
Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ... 166 6. Rekapitulasi Data Status Penguasaan Lahan Garapan dan Luas
Lahan Garapan Petani Tanam Periode Pertama dan Tanam Periode Kedua Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi Di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun
2012 ... 167 7. Rekapitulasi Data Luas Lahan Garapan Petani dan Produksi
Tanam Periode Pertama dan Tanam Periode Kedua Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi Di Kelurahan Tejosari
Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ... 168 8. Rekapitulasi Data Status Kepemilikan Modal Usaha Tani dan
Modal Petani Tanam Periode Pertama dan Tanam Periode Kedua Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi Di Kelurahan Tejosari
Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ... 169 9. Rekapitulasi Data Pendapatan Petani Pada Penggunaan Lahan
Sawah Irigasi Di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur
Kota Metro Tahun 2012 ... 170 10.Rekapitulasi Data Pendapatan Petani dan Produksi Tanam
Periode Pertama dan Tanam Periode Kedua Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi Di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro
(52)
(53)
DAFTAR PUSTAKA
A.J. Suhardjo. 2008. Geografi Pedesaan Sebuah Antologi. Ideas Media. Yogyakarta.
Anonimus. 2010. Monografi. Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro. Kelurahan Tejosari. Metro.
. 2010. Wilayah Binaan Penyuluh Pertanian Kelurahan Tejosari Tahun 2010. BP3K Kecamatan Metro Timur. Metro.
. 2011. Data Produktivitas. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung. Lampung.
Arief Sukadi Sadiman. 1990. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Erlangga. Jakarta.
Bintarto. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. UP Spring. Yogyakarta.
Budiyono. 2003. Dasar-dasar geografi sosial. (Buku Ajar). Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Cholid Narbuko. 2007. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta. Dajan. 1996. Pengantar Metode Statistik Jilid II. LP3ES. Jakarta. Daldjoeni. 1987. Pokok-Pokok Geografi Manusia. Alumni. Bandung
Emil Salim. 1994. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Inti Indayu Nasional. Jakarta.
Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE. Yogyakarta. Hartadi. 2005. Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Keluarga Miskin Pada Petani Sawah
Irigasi Di Desa Braja Gemilang Kecamatan Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2005. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Ii Jopizi. 2007. Studi Sosial Ekonomi Runah Tangga Petani di Lahan Rawa Gambut Kelurahan Kenten Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2007. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
(54)
Kertasapoetra, A G dan Mul Mulyani Sutedjo. 1990. Teknologi Pengairan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Muljanto Sumardi. 1982. Sumber Pendapatan Kebutuhan Pokok dan Perilaku Menyimpang. Rajawali. Jakarta.
Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Alumni. Bandung.
Rahim dan Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian: Pengantar Teori dan Kasus. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rajanami Yun Sukatami. 2009. Analisa Determinan Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sayogyo. 1983. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali. Jakarta. Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali. Jakarta.
Sudarmi. 2005. Geografi Regional Indonesia. (Buku Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Jakarta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
Suharyono. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Dirjendikti. Jakarta.
Sumadi Suryabrata. 2009. Metode Penelitian. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik. (Buku Ajar). Unila, Bandar Lampung.
(http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/07/RINGKASAN1.pdf. Diakses pada Rabu, 11 juli 2012 pada pukul 14:28 WIB).
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7443/1/010334021.pdf. Diakses Rabu, 11 juli 2012 pada pukul 14:51 WIB)
(55)
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro
Timur Kota Metro Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010 ... 4 2. Deskripsi Pendapatan Total Petani Sawah Irigasi Pada
Penggunaan Lahan Sawah Irigasi di Kelurahan Tejosari
Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2011 ... 10 3. Jumlah Populasi dan Sampel Petani Sawah Irigasi di Kelurahan
Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota metro Tahun 2011 ... 32 4. Penggunaan Lahan di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro
Timur Kota Metro Tahun 2010 ... 46 5. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota
Metro Tahun 2010 ... 52 6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan
Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2010 ... 57 7. Jumlah Petani Sawah Irigasi Menurut Umur di Kelurahan
Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ... 58 8. Pendidikan Petani Sawah Irigasi di Kelurahan Tejosari
Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ... 61 9. Jumlah Anak Yang Dimiliki Petani Sawah Irigasi di Kelurahan
Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ... 63 10. Deskripsi Status Penguasaan Lahan Garapan Usaha Tani
Menanam Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Pertama di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro
(1)
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. nama : Yulia Ely Sesari
2. NPM : 0743034047
3. Program Studi : Pendidikan Geografi 4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP
5. alamat : Jl. Damai Gang Melati RT 02 RW 02 Kelurahan
Wonosari Kecamatan Prabumulih Utara
6. No. Hp : 081957348500/085766799391
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “Pendapatan Petani Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi Di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Yang menyatakan,
Yulia Ely Sesari NPM. 0743034047
(2)
PERSEMBAHAN
Seiring dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, mengucap Alhamdulillah dan rasa bahagia Dengan kerendahan hati...
Ku persembahkan karya kecilku ini untuk... Bapakku “Misranto” dan Ibuku “Ngatiyem”
tercinta untuk perjuangannya, ketulusan kasih sayang dan cintanya yang telah membesarkanku dengan penuh kesabaran dan memberikan doa dan materi untuk keberhasilanku...
Adikku “Anggi” dan “Inggit”
tersayang untuk doa dan motivasi untuk keberhasilanku... Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku... Para pendidikku yang dengan tulus dan ikhlas berbagi ilmu kepadaku...
Seseorang yang kelak akan mendampingi hidup ku Almamater tercinta “Universitas Lampung”
(3)
Judul Skripsi : PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2012
Nama Mahasiswa : Yulia Ely Sesari
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743034047
Program Studi : Pendidikan Geografi
Jurusan : Pendidikan IPS
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu
Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. NIP 19591009 198603 1 003
Sugeng Widodo, S.Pd., M.Pd. NIP 19750517 200501 1 002 2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002
Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP 19600111 198703 1 001
(4)
SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah serta inayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Pendapatan Petani Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi Di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dosen pembimbing dan dosen pembahas. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama dan Bapak Sugeng Widodo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Pembantu yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis tentang penyusunan skripsi ini, serta Bapak Drs. Hi. Buchori asyik, M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.
Selain itu, penulis juga menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam pelayanan administrasi selama menempuh perkuliahan.
2. Pembantu Dekan I Bapak Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M.S., Pembantu Dekan II Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., dan Pembantu Dekan III Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H.
(5)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin penelitian.
3. Bapak Drs. Hi. Buchori asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam semua hal menyangkut perkuliahan selama penulis menjadi mahasiswa di jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis selama menempuh perkuliahan dan selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Rosana, M.Si. selaku Pembimbing Akademik penulis di Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah membantu kelancaran proses akademik selama menempuh perkuliahan.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.
7. Bapak Lurah dan Sekretaris Kelurahan Tejosari yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
8. Bapak Teguh Setiawan selaku Penyuluh Pertanian Lapangan Kelurahan Tejosari yang telah membantu memberikan informasi data yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini
9. Seluruh kepala keluarga yang menjadi responden yang telah membantu memberikan informasi data yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Keluargaku Yeyes dan Pandu yang memberikan dukungan dan doanya dalam penyelesaian skripsi ini.
11.Kelurga Mas Suli yang telah menyediakan penulis tempat tinggal pada saat penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.
(6)
12.Roni Handoko yang selalu sabar menemaniku pada saat wawancara untuk memperoleh data di lapangan serta memberikan motivasidan doa dalam penyelesaian skripsi ini. 13.Teman-teman Geografi 2007 yang telah membantu penulis untuk kepentingan
penyusunan skripsi ini.
14.Sahabat-sahabatku Arini, Dani, Maharani, Ake, Dila, Dwi, Marina, Nurani, Dewi yang memberikan motivasi dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis,