terhadap infeksi. Pasien geriatri lebih mudah terinfeksi pneumonia karena adanya gangguan reflek muntah, melemahnya imunitas, gangguan respon
pengaturan suhu dan berbagai derajat kelainan kardiopulmoner Rizqi dan Helmia, 2014.
3. Distribusi Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta
Dari sampel pasien pneumonia rawat inap pada tahun 2014-2015 di RSUD dr. Moewardi Surakarta yang diambil untuk penelitian ini, seluruh pasien
memiliki penyakit penyerta. Distribusi pasien pneumonia berdasarkan penyakit penyerta dapat dilihat pada Tabel V.
Tabel V. Distribusi Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta
No. Penyakit Penyerta
Jumlah Kasus Persentase
1 Hipertensi Dan Penyakit
Kardiovaskuler 40
28,57 2
Infeksi Saluran Nafas Akut 1
0,71 3
BLO
1 0,71
4
Hiponatremia
1 0,71
5 Kanker Paru
6 4,29
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis
8 5,71
7 Tuberculosis
8 5,71
8
Gastritis
6 4,29
9
Urtikaria
1 0,71
10 Diabetes Militus
10 7,14
11
Efusi Pleura
5 3,57
12
Dyspneu
1 0,71
13 Asma
4 2,86
14 Tumor Glotis
1 0,71
15 Vertigo
1 0,71
16 Tumor Ginjal
1 0,71
17
Hemoptoe
2 1,43
18 Diare
1 0,71
19 Anemia
4 2,86
20
Dispepsia
1 0,71
21 Sepsis
3 2,14
22 Gizi Kurang Buruk
2 1,43
23 Hepatitis B
2 1,43
Tabel V. Lanjutan...
24 Tumor Mediastinum
3 2,14
25
Gout
1 0,71
26
Osteoporosis
1 0,71
27
Laringitis Difusa
1 0,71
28 Perdarahan Sal.Cerna
1 0,71
29
Hymphadeuneuropati Collidextra
1 0,71
30
Sensorineural Hearing Loss
1 0,71
31
Emboli Pulmonal
1 0,71
32
Ulkus Peptik
1 0,71
33
Hipoglikemi
1 0,71
34 Infeksi Saluran Kemiih
1 0,71
35
Bone Metastasis
2 1,43
36
Atelektasis Paru
1 0,71
37 Perdarahan Postpartum Lambat
1 0,71
38 Tumor Paru
1 0,71
39
Hipertiroid
1 0,71
40
Ca Mamae
1 0,71
41
Oedem Paru
1 0,71
42
Decompensatio Cordis
1 0,71
43
Microsatellite Instability
1 0,71
44
Systemic Lupus Erythematosus
1 0,71
45
Microcephal
1 0,71
46 Peningkatan Etransaminase
1 0,71
47 Kandidiasis
1 0,71
48 Gagal Nafas Torari
1 0,71
49
Abdominal Discomfort
1 0,71
50 Penurunan Kesadarn
1 0,71
Jumlah Total 140
100
Keterangan: = Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah kasus karena ada pasien
yang memiliki jumlah penyakit penyerta lebih dari satu penyakit.
Dari data pada Tabel V menunjukkan bahwa penyakit penyerta yang paling banyak diderita oleh pasien pneumonia adalah Hipertensi dan penyakit
kardivaskuler, yaitu sebanyak 40 pasien
28,57
, selanjutnya diikuti oleh diabetes millitus yaitu sebanyak 10 pasien
7,14
.
Community Acquired Pneumonia
CAP membawa risiko penyakit jantung yang merugikan seperti gagal jantung kongestif, aritmia, dan infark
miokard Armand
et a.l
, 2014. Hingga sepertiga pasien dengan CAP mungkin
mengalami komplikasi kardiovaskular dalam waktu 30 hari setelah masuk rumah sakit, sedangkan data lain menunjukkan bahwa CAP di masyarakat
dikaitkan dengan peningkatan risiko
miokcardium infraction
akut. Baru-baru ini telah diselidiki peran
Streptococcus pneumoniae
dalam kasus ini, dengan penelitian pada hewan menunjukkan efek langsung dari
S. pneumoniae
pada miokardium, membentuk microlesions yang menghasilkan fibrosis miokard
Rae
et al.
, 2016. Dalam penelitiannya Armand 2014 menyatakan bahwa pada tikus, invasif penyakit pneumokokus IPD berhubungan dengan tingkat
serum troponin, tanda kerusakan jantung, pengembangan elektrofisiologi jantung menyimpang, dan jumlah dan ukuran microlesions jantung.
Microlesions menonjol dalam ventrikel, vacuolar dalam penampilan dengan pneumokokus ekstraseluler, dan tidak ada infiltrasi sel-sel kekebalan tubuh.
Pori-membentuk toksin pneumolysin diperlukan untuk pembentukan microlesion. Dapat disimpulkan bahwa pembentukan microlesion dapat
berkontribusi pada penyakit jantung akut dan kronis pada manusia dengan IPD. Resiko rawat inap pneumonia yang terkait dengan diabetes lebih besar dari
pada mereka yang tidak memiliki penyakit penyerta lainnya, dan mereka yang lebih lama menderita diabetes dan atau yang tidak dapat mengontrol kadar
gula darahnya berdasarkan tes yang mengukur kadar glukosa darah rata-rata
seseorang selama 2 sampai 3 bulan terakhir. Demikian pula, dalam sebuah studi di Amerika Serikat, peningkatan kadar gula darah pada tes kadar
glukosa darah rata-rata seseorang selama 2 sampai 3 bulan terakhir dikaitkan dengan peningkatan risiko CAP pada pasien dengan diabetes. Ia telah
mengemukakan bahwa peningkatan risiko infeksi
Pneumokokus
pada pasien diabetes merupakan efek buruk dari hiperglikemia pada fungsi paru dan
kekebalan tubuh Torres
et al.
, 2015.
4. Distribusi Pasien Berdasarkan Rata-Rata Penggunaan Obat.