Hasil Praktik Mengajar Faktor Pendukung Hambatan

menjadi seorang guru yang dituntut tidak hanya memilki kompetensi mengajar tapi juga kompetensi di luar hal tersebut.

C. Analisis Hasil Pelaksanaan

Berdasarkan hasil praktik mengajar yang telah dilaksanakan, ada beberapa poin yang didapat oleh mahasiswa praktikan. Poin-poin tersebut meliputi hasil praktik mengajar, faktor pendukung praktik mengajar, hambatan yang ditemui selama pelaksananaan praktik mengajar, serta solusi untuk menghadapi hambatan yang ditemui. Berikut rincian dari hasil pelaksanaan kegiatan PPL:

1. Hasil Praktik Mengajar

Hasil dari praktik mengajar yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Sebelum melaksanakan praktik mengajar, mahasiswa praktikan menyiapkan perangkat pembelajaran, meliputi RPP, materi, serta media agar pelaksanaan praktik mengajar dapat berjalan lancar dan terencana. b. Jumlah tatap muka selama praktik mengajar sebanyak 19 kali. Mata diklat yang diajar oleh mahasiswa praktikan adalah Pembuatan dan Pemeliharaan Peralatan Elektronik untuk siswa Kelas XII Elektronika Indsutri. c. Jumlah kelas yang diajar adalah 3 kelas, yaitu kelas XII EI 2 , XII EI 3 dan XII EI 4. d. Dalam melaksanakan praktik mengajar, mahasiswa praktikan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, mulai dari ceramah, tanya jawab, diskusi, dan praktik. e. Penilaian dilakukan dengan cara evaluasi secara teori tiap bab.

2. Faktor Pendukung

a. Dosen Pembimbing Lapangan DPL PPL yang sangat profesional dalam bidang pendidikan serta memiliki keahlian dan mampu membimbing dengan baik, sehingga praktikan merasa sangat terbantu dengan arahan, nasihat, dan masukannya. b. Guru pembimbing yang sangat sabar dan bijaksana, sehingga segala kekurangan praktikan pada saat pelaksanaan program dapat diketahui dan dapat sekaligus diberikan solusi dan bimbingan dalam pembelajan. c. Rekan-rekan PPL SMKN 3 Wonosari yang banyak membantu dalam pelaksanaan PPL. d. Siswa-siswa SMK N 3 Wonosari khususnya kelas XII EI 2,3 dan 4 yang selalu antusias dan senang ketika diajar.

3. Hambatan

Selama pelaksanaan PPL, mahasiswa praktikan menemui beberapa hambatan. Hambatan yang ditemui sebagai berikut: a. Hambatan secara umum Hambatan secara umum dalam pelaksanaan PPL adalah waktu pelaksanaan kegiatan mengajar yang sangat padat serta dijadikannya satu program antara PPL dan KKN. Pada dasarnya wacana PPL adalah hari Senin – Jum’at sore dan KKN yakni dari hari Jum’at sore – Minggu. Namun dalam kenyataannya PPL bahkan sampai Sabtu dan KKN hampir setiap hari sehingga Mahasiswa tidak dapat fokus. b. Hambatan dalam mempersiapkan administrasi pengajaran Hambatan dalam menyiapkan administrasi pengajaran yakni disebabkan karena praktikan baru mengenal buku kerja guru sehingga perlu pembelajaran serta adaptasi pada saat persiapan dan penggunaannya. c. Hambatan dalam penyusunan materi Hambatan dalam menyiapkan materi pembelajaran diakibatkan karena sedikitnya referensi dari buku ajar yang tersedia di sekolah. d. Hambatan dari diri praktikan Praktik PPL ini adalah pengalaman pertama mahasiswa praktikan dalam melaksanakan praktik mengajar secara langsung di dalam kelas sehingga di awal pertemuan kurang bisa menguasai kelas. Praktikan juga sempat mengalami drop selama beberapa hari karena sakit. e. Hambatan dari siswa Kondisi kelas terkadang sangat gaduh dan tidak kondusif sehingga kegiatan belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik. Selain itu, rata-rata kelas yang diampu memiliki jadwal pembelajaran pada jam-jam terakhir sehingga seringkali motivasi untuk belajar berkurang dan meminta untuk pulang lebih cepat. f. Hambatan dari sekolah Hambatan dari sekolah timbul karena ruang pembelajaran yang terkadang tidak sesuai dengan mata pelajaran siswa, seperti misalnya mata pelajaran yang membutuhkan bengkel sebagai tempat belajar justru ditempatkan di kelas, sedangkan mata pelajaran teori seperti mata pelajaran bahasa terkadang justru menempati bengkel. Terkadang pula bahan praktikum yang terbatas atau habis membuat praktikum tidak maksimal. Permasalahan ruangan juga sedikit menyulitkan mahasiswa PPL karena tidak adanya ruangan basecamp atau tempat berkumpul terpadu sehingga dijumpai permasalahan sulitnya koordinasi. Hal ini disebabkan karena kelas yang semula digunakan sebagai basecamp dijadikan kelas sebagai tempat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

4. Solusi