5
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Program dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana KKN-PPM UNUD adalah pendampingan keluarga kurang sejahtera atau keluarga pra
sejahtera. Adanya program KK Dampingan ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan
menganalisa permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya. Sasaran dengan adanya Program Pendampingan Keluarga PPK ini adalah keluarga yang termasuk dalam daftar
Rumah Tangga Miskin RTM. Dalam proses melakukan pendampingan keluarga, mahasiswa berperan sebagai anak asuh dari keluarga tersebut. Hal ini dikarenakan mahasiswa tersebut dapat
memberikan bantuan yang tidak hanya sebatas materi namun lebih ke hal motivasi sehingga dapat membantu meningkatkan taraf hidup keluarga dampingan.
Program Pendampingan Keluarga PPK dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di setiap banjar di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Desa
Sanggalangit memiliki 4banjar dinas yaitu Banjar Dinas Wanasari, Banjar Dinas Tamansari, Banjar Dinas Kayuputih, dan Banjar Dinas Tukadpule kemudian dibagi kepada 14 mahasiswa
KKN PPM Unud. Pendampingan di Desa Sanggalangit ini diperuntukkan kepada masyarakat dengan kelompok kurang mampu bagian keluarga harapan yang berjumlah 14 kepala keluarga
KK.
1.1 1.1 Profil Keluarga
Pada program pendampingan keluarga KKN PPM Unud Periode XIII Tahun 2016 ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi satu keluarga yang bertempat tinggal di
Banjar Dinas Kayu Putih, yaitu keluarga I Ketut Mertayasa. KeluargaBapak I Ketut Mertayasa adalahkeluarga yang tergolongkurangmampu yang masuk dalam data Rumah Tangga Miskin
RTM dimana Bapak Ketut Mertayasa sebagai kepala keluarga. Keluarga yang penulis dampingi beranggotakan 3 orang yaituBapak Ketut Mertayasa, istrinya yang bernama Ni
Komang Dani beserta putranya yang bernama Komang Juli Artana. Keluarga Bapak Ketut Mertayasa bertempat tinggal di Banjar Dinas Kayu Putih, Desa
Sanggalangit dengan luas tempat tinggalnya yaitu 2 are. Tanah yang di gunakan sebagai tempat
6 tinggal oleh Bapak Ketut Mertayasa adalah tanah milik orang lain dengan imbalan mengelola
lahan di sekitar tempat tinggal nyakap. Dalam satu rumah terdapat dua buah kamar tidur, 1 buah dapur dan 1 buah kamar mandi. Kondisi rumah Bapak ketut yang berlantaikan semen,
berdindingkan anyaman bambu dan beratapkan asbes. Kondisi dapurnya beralaskan tanah dan terbilang sangat tradisional, serta kondisi kamar mandi yang hanya di batasi dengan dinding-
dinding dari sisa-sisa seng dengan kondisi yang kualitasnya rendah dan pekarangan rumah Bapak Ketut Mertayasa di batasi oleh pagar tanaman
Dilihat dari segi pendidikan Bapak Ketut Mertayasa berpendidikan terakhir yaitu Sekolah Dasar SD, istrinya berpendidikan terakhir Sekolah Dasar SD , dan putranya yang akrab di
panggil Komang Juli sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. Dilihat dari segi ekonomi Bapak Ketut Mertayasa bermata pencaharian sebagai nelayan. Selain sebagai
nelayan Bapak Ketut Mertayasa juga bekerja sebagai buruh jika adanya panggilan. Penghasilan Bapak Ketut Mertayasa dapat dikatakan tidak seberapa banyak dan belum mampu memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Sebagai seorang nelayan Bapak Ketut Mertayasa tidak bisa setiap hari melaut, hal ini dikarenakan kondisi gelombang dan cuaca di laut yang selalu berubah-rubah.
Adapun identitas keluarga dampingan adalah sebagai berikut :
Identitas Keluarga Dampingan No
Nama Status
Umur Pendidikan
Pekerjaan Keterang
an
1 I Ketut
Mertayasa Kawin
54 tahun SD
Nelayan Kepala
Keluarga
2 Ni Komang Dani Kawin
51tahun SD
Mengurus Rumah
Tangga Istri KK
3 Komang Juli
Artana Belum
Kawin 19 tahun
SMK Tidak
Bekerja Anak KK
1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan