Polimorfisme Morfologi Genus Paraprionospio (Polychaeta : Spionidae) Dari Beberapa Perairan Indonesia

POLIMO
ORFISME
E MORFOLOGI G
GENUS
PARA
APRIONO
OSPIO (POLYCHA
AETA : SPIONID
DAE)
D
DARI
BEB
BERAPA
A PERAIR
RAN IND
DONESIA
A

SRI WA
AHYUNIN
NGSIH


SE
EKOLAH PASCAS
SARJAN
NA
INST
TITUT PE
ERTANIA
AN BOG
GOR
B
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Polimorfisme Morfologi Genus
Paraprionospio (Polychaeta:Spionidae) dari Beberapa Perairan Indonesia adalah
karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2009

Sri Wahyuningsih
NIM. G352070301

ABSTRACT
SRI WAHYUNINGSIH. Morphological Polimorfism of Paraprionospio
Genus (Polychaeta:Spionidae) from Some Indonesian Waters. Under
direction of BAMBANG SURYOBROTO and INAYAT AL HAKIM
Paraprionospio is one genus of family Spionidae. Paraprionospio is
cosmopolitan with various combinations of branchiae which are flabellate or with
bifoliate pinnules, beginning on setiger 1-3. The presence of branchiae from
chaetiger one and their structure were considered as main characters to establish
Paraprionospio as a genus. It is a complex genus with polymorphic characters.
Present study aimed to study polymorphic characters of Paraprionospio from
Jakarta Bay, Mimika, Indramayu, Palabuhanratu and Nanggroe Aceh Darussalam.

Nine morphological variations differentiated 230 specimens into seven morf. All
seven morfs were found in Mimika and Jakarta Bay, five morfs in Nanggroe Aceh
Darusallam and Palabuhanratu, three morfs in Indramayu waters.
Keywords : Paraprionospio,Polimorfisme,Polimorfic, Genus complex

RINGKASAN
SRI WAHYUNINGSIH. Polimorfisme Morfologi Genus Paraprionospio
(POLYCHAETA;SPIONIDAE) dari Beberapa Perairan Indonesia. Dibimbing
oleh DR. BAMBANG SURYOBROTO dan IIN INAYAT AL HAKIM M.Si
Polimorfisme adalah suatu karakter homolog yang mempunyai bentuk
fenotif bervariasi. Polimorfisme untuk suatu karakter dapat dikatakan sebagai
keberadaan bentuk yang berbeda-beda didalam suatu populasi. Polimorfisme bisa
terbentuk karena adaptasi morfologi atau isolasi reproduksi dari suatu organisme
dalam populasi.
Spionidae merupakan komponen penting dalam komunitas bentik pada
zona intertidal dan perairan dangkal. Familia ini dapat ditemukan di laut dalam,
laut dangkal maupun muara sungai. Spionidae menempati berbagai pilihan
habitat, cara hidup, makan dan reproduksi dalam berbagai pola perkembangan.
Hal ini menjadikan Spionidae tersebar secara luas dengan membentuk berbagai
spesies baru. Dalam Spionidae karakter polimorfik dapat berupa modifikasi

setiger, spines dan branchia.
Paraprionospio merupakan komplek genus dari familia Spionidae yang
tersebar secara luas sebagai fauna kosmopolitan . Hewan ini hidup didalam tabung
pada permukaan sedimen di dasar perairan dengan tekstrur pasir berlumpur atau
lumpur berpasir. Paraprionospio di Indonesia dilaporkan pertama kali dari
ekspedisi Siboga. Setelah itu dilaporkan dari banyak studi ekologi diantaranya di
Teluk Jakarta dengan populasi yang melimpah karena ledakan populasi. Muara
sungai Porong, Wonokromo dan Bengawan Solo . Perairan Tanjung Jati (Jepara),
Cilacap, di daerah hutan mangrove Grajagan mengalami ledakan populasi. Laut
Banda, Tanjung Pontang, Gosong Serdang. Paraprionospio ditemukan berlimpah
disekitar perairan Nanggroe Aceh Darussalam di perairan dangkal hingga lepas
pantai. Struktur morfologi Paraprionospio menunjukan kesamaan tapi memiliki
variasi bentuk pada setiap jenisnya. Polimorfisme morfologi Paraprionospio yang
ditemukan di Indonesia belum pernah dideskripsikan.
Penelitian ini bertujuan mempelajari bentuk karakter polymorfik pada
genus Paraprionospio familia Spionidae. Dengan harapan hasil yang dipelajari
dapat dijadikan dasar untuk membuat deskripsi Paraprionospio yang ditemukan
dari perairan Indonesia. Hasil deskripsi dapat dibandingkan dengan deskripsi
Paraprionospio yang sudah ada untuk menentukan spesies Paraprionospio.
Sejumlah 230 spesimen merupakan koleksi milik Iin Inayat Al Hakim

dari P2O yang dikoleksi dari beberapa perairan di Indonesia. Koleksi spesimen
diambil dari empat bentuk perairan estuari dan laut dalam. Spesimen dari Mimika
dan Teluk Jakarta diambil dari kedalaman 1 sampai 12 m. Spesimen dari
Nanggroe Aceh Darussalam dikoleksi dari kedalaman 36 sampai 408 meter.
Spesimen Palabuhanratu dan Indramayu diambil dari kedalaman 1-20 meter.
Pengamatan kualitatif berupa pengamatan 30 karakter morfologi Paraprionospio
dan pengamatan kuantitatif berupa pengukuran panjang tubuh dilakukan pada 230
spesimen dalam penelitian ini.
Sembilan variasi morfologi ditemukan pada 230 spesimen yang diamati.
Variasi morfologi membedakan setiap Paraprionospio tersebut. Kesamaan dan
variasi struktur morfologi yang dideskripsikan dalam penelitian ini membedakan

Paraprionospio menjadi tujuh morf Paraprionospio (morf A sampai G). Tujuh
morf Paraprionospio ditemukan pada dua perairan estuari yaitu Perairan Mimika
dan Teluk Jakarta. Lima morf Paraprionospio ditemukan di Perairan Nanggroe
Aceh Darusallam dan Palabuhanratu. Tiga morf Paraprionospio ditemukan di
Perairan Indramayu. Ketujuh morf yang ditemukan memiliki kesamaan karakter
morfologi dengan 9 spesies Paraprionospio yang sudah dideskripsi dan direvisi
Yokoyama pada tahun 2007.
Kunci : Polimorfisme, Paraprionospio, Perairan Indonesia


@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyususnan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

POLIMORFISME MORFOLOGI GENUS
PARAPRIONOSPIO (POLYCHAETA : SPIONIDAE)
DARI BEBERAPA PERAIRAN INDONESIA

SRI WAHYUNINGSIH

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada

Program Studi Biologi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis

: Polimorfisme Morfologi Genus Paraprionospio
(Polychaeta : Spionidae) Dari Beberapa Perairan Indonesia

Nama

: Sri Wahyuningsih

NIM


: G 352070301

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Bambang Suryobroto
Ketua

Iin Inayat Al Hakim M.Si
Anggota

Diketahui

Ketua Program Study
Biosains Hewan

Dr. Bambang Suryobroto
Tanggal Ujian : 6 Agustus 2009

Dekan Sekolah Pascasarjana


Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodipura, MS

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Alloh SWT, atas
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini merupakan syarat
untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada Institut Pertanian Bogor. Judul
yang dipilih dalam penelitian ini adalah Polimorfisme Morfologi Genus
Paraprionospio ( Polychaeta : Spionidae) dari Beberapa Pearairan Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Bambang Suryobroto dan
Ibu Inayat Al Hakim M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
dalam memberikan arahan, bimbingan, motovasi dan nasehat yang bermanfaat
kepada penulis. Terimakasih penulis sampaikan kepada staf dosen Biosains
Hewan ; Bapak Tri Heru Widarto M.Sc, Dr.Tri Atmowidi, Dr. Ir. Achmad
Farajallah M.Sc, Ibu Dra.Taruni Sri Prawasti, Dr. Rika Rafiudin. Dr. Ir. R.R.
Dyah Prawitasari, Staf teknisi dan laboran Biosains Hewan yang telah
memberikan ilmu dan masukan yang bermanfaat selama perkuliahan dan

penelitian.
Ucapan terima kasih penulis kepada Departemen Agama yang telah
memberikan beasiswa dan kepada Ibu Pradina Purwati M.Sc, Ibu Sasanti R.
Suharti M.Sc, Bapak Narto, Bapak Rusmin dan Bapak Arifin yang telah
membantu penelitian di Laboratorium Sumber Daya Laut P2O LIPI dan.
Kepada Ayahanda tercinta yang telah berpulang saat penulis
menyelesaikan penelitian ini, kakak-kakakku, suami dan anak-anakku tersayang
( Dilla, Rizki dan Zia), yang selalu memberi dukung moril dan spirituil dengan
segenap kasih sayang dan do’a, juga kepada teman-teman dari Biosains Hewan
yang telah membantu dan mensuport penulis.
Akhirnya penulis mengharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan
berguna bagi para pembaca, walaupun masih banyak kekurangan dan kelemahan.
Kritik dan saran mohon disampaikan melalui email saya zia_bud@yahoo.com.

Bogor, Agustus 2009

Sri Wahynuningsih

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Majalengka, 25 Mei 1971 dari ayah

Drs. H. R. Yoyo Sapari dan Ibu Anisah Fadillah (keduanya sudah
almarhum). Penulis merupakan putri terakhir dari enam
bersaudara.
Tahun 1990 penulis lulus dari Sekolah Menengah Negeri 1
Majalengka dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Galuh Ciamis. Penulis
memilih fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam jurusan Biologi dan
selesai pada tahun 1995. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai pengajar
tetap pada Madrasah Aliyah Al Jawami Kab. Bandung. Satu tahun kemudian 1996
Penulis diangkat menjadi pegawai negeri sipil dilingkungan Departemen Agama.
Penulis bertugas di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatitujuh Kab. Majalengka
sebagai guru bidang study Biologi. Pada tahun 2000 Penulis dialih tugaskan ke
Madrasah aliyah Negeri Majalaya Kab. Bandung sebagai staf pengajar bidang
study Biologi hingga saat ini.
Penulis mendapat kesempatan mengikuti Program Sekolah Pascasarjana
pada Institut Pertanian Bogor dengan bantuan Beasiswa dari Departemen Agama
RI dan memilih Mayor Biosains Hewan untuk Program Megister Sains.

Bogor, Agustus 2009

Sri Wahyuningsih

POLIMO
ORFISME
E MORFOLOGI G
GENUS
PARA
APRIONO
OSPIO (POLYCHA
AETA : SPIONID
DAE)
D
DARI
BEB
BERAPA
A PERAIR
RAN IND
DONESIA
A

SRI WA
AHYUNIN
NGSIH

SE
EKOLAH PASCAS
SARJAN
NA
INST
TITUT PE
ERTANIA
AN BOG
GOR
B
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Polimorfisme Morfologi Genus
Paraprionospio (Polychaeta:Spionidae) dari Beberapa Perairan Indonesia adalah
karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2009

Sri Wahyuningsih
NIM. G352070301

ABSTRACT
SRI WAHYUNINGSIH. Morphological Polimorfism of Paraprionospio
Genus (Polychaeta:Spionidae) from Some Indonesian Waters. Under
direction of BAMBANG SURYOBROTO and INAYAT AL HAKIM
Paraprionospio is one genus of family Spionidae. Paraprionospio is
cosmopolitan with various combinations of branchiae which are flabellate or with
bifoliate pinnules, beginning on setiger 1-3. The presence of branchiae from
chaetiger one and their structure were considered as main characters to establish
Paraprionospio as a genus. It is a complex genus with polymorphic characters.
Present study aimed to study polymorphic characters of Paraprionospio from
Jakarta Bay, Mimika, Indramayu, Palabuhanratu and Nanggroe Aceh Darussalam.
Nine morphological variations differentiated 230 specimens into seven morf. All
seven morfs were found in Mimika and Jakarta Bay, five morfs in Nanggroe Aceh
Darusallam and Palabuhanratu, three morfs in Indramayu waters.
Keywords : Paraprionospio,Polimorfisme,Polimorfic, Genus complex

RINGKASAN
SRI WAHYUNINGSIH. Polimorfisme Morfologi Genus Paraprionospio
(POLYCHAETA;SPIONIDAE) dari Beberapa Perairan Indonesia. Dibimbing
oleh DR. BAMBANG SURYOBROTO dan IIN INAYAT AL HAKIM M.Si
Polimorfisme adalah suatu karakter homolog yang mempunyai bentuk
fenotif bervariasi. Polimorfisme untuk suatu karakter dapat dikatakan sebagai
keberadaan bentuk yang berbeda-beda didalam suatu populasi. Polimorfisme bisa
terbentuk karena adaptasi morfologi atau isolasi reproduksi dari suatu organisme
dalam populasi.
Spionidae merupakan komponen penting dalam komunitas bentik pada
zona intertidal dan perairan dangkal. Familia ini dapat ditemukan di laut dalam,
laut dangkal maupun muara sungai. Spionidae menempati berbagai pilihan
habitat, cara hidup, makan dan reproduksi dalam berbagai pola perkembangan.
Hal ini menjadikan Spionidae tersebar secara luas dengan membentuk berbagai
spesies baru. Dalam Spionidae karakter polimorfik dapat berupa modifikasi
setiger, spines dan branchia.
Paraprionospio merupakan komplek genus dari familia Spionidae yang
tersebar secara luas sebagai fauna kosmopolitan . Hewan ini hidup didalam tabung
pada permukaan sedimen di dasar perairan dengan tekstrur pasir berlumpur atau
lumpur berpasir. Paraprionospio di Indonesia dilaporkan pertama kali dari
ekspedisi Siboga. Setelah itu dilaporkan dari banyak studi ekologi diantaranya di
Teluk Jakarta dengan populasi yang melimpah karena ledakan populasi. Muara
sungai Porong, Wonokromo dan Bengawan Solo . Perairan Tanjung Jati (Jepara),
Cilacap, di daerah hutan mangrove Grajagan mengalami ledakan populasi. Laut
Banda, Tanjung Pontang, Gosong Serdang. Paraprionospio ditemukan berlimpah
disekitar perairan Nanggroe Aceh Darussalam di perairan dangkal hingga lepas
pantai. Struktur morfologi Paraprionospio menunjukan kesamaan tapi memiliki
variasi bentuk pada setiap jenisnya. Polimorfisme morfologi Paraprionospio yang
ditemukan di Indonesia belum pernah dideskripsikan.
Penelitian ini bertujuan mempelajari bentuk karakter polymorfik pada
genus Paraprionospio familia Spionidae. Dengan harapan hasil yang dipelajari
dapat dijadikan dasar untuk membuat deskripsi Paraprionospio yang ditemukan
dari perairan Indonesia. Hasil deskripsi dapat dibandingkan dengan deskripsi
Paraprionospio yang sudah ada untuk menentukan spesies Paraprionospio.
Sejumlah 230 spesimen merupakan koleksi milik Iin Inayat Al Hakim
dari P2O yang dikoleksi dari beberapa perairan di Indonesia. Koleksi spesimen
diambil dari empat bentuk perairan estuari dan laut dalam. Spesimen dari Mimika
dan Teluk Jakarta diambil dari kedalaman 1 sampai 12 m. Spesimen dari
Nanggroe Aceh Darussalam dikoleksi dari kedalaman 36 sampai 408 meter.
Spesimen Palabuhanratu dan Indramayu diambil dari kedalaman 1-20 meter.
Pengamatan kualitatif berupa pengamatan 30 karakter morfologi Paraprionospio
dan pengamatan kuantitatif berupa pengukuran panjang tubuh dilakukan pada 230
spesimen dalam penelitian ini.
Sembilan variasi morfologi ditemukan pada 230 spesimen yang diamati.
Variasi morfologi membedakan setiap Paraprionospio tersebut. Kesamaan dan
variasi struktur morfologi yang dideskripsikan dalam penelitian ini membedakan

Paraprionospio menjadi tujuh morf Paraprionospio (morf A sampai G). Tujuh
morf Paraprionospio ditemukan pada dua perairan estuari yaitu Perairan Mimika
dan Teluk Jakarta. Lima morf Paraprionospio ditemukan di Perairan Nanggroe
Aceh Darusallam dan Palabuhanratu. Tiga morf Paraprionospio ditemukan di
Perairan Indramayu. Ketujuh morf yang ditemukan memiliki kesamaan karakter
morfologi dengan 9 spesies Paraprionospio yang sudah dideskripsi dan direvisi
Yokoyama pada tahun 2007.
Kunci : Polimorfisme, Paraprionospio, Perairan Indonesia

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyususnan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

POLIMORFISME MORFOLOGI GENUS
PARAPRIONOSPIO (POLYCHAETA : SPIONIDAE)
DARI BEBERAPA PERAIRAN INDONESIA

SRI WAHYUNINGSIH

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Biologi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis

: Polimorfisme Morfologi Genus Paraprionospio
(Polychaeta : Spionidae) Dari Beberapa Perairan Indonesia

Nama

: Sri Wahyuningsih

NIM

: G 352070301

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Bambang Suryobroto
Ketua

Iin Inayat Al Hakim M.Si
Anggota

Diketahui

Ketua Program Study
Biosains Hewan

Dr. Bambang Suryobroto
Tanggal Ujian : 6 Agustus 2009

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodipura, MS

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Alloh SWT, atas
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini merupakan syarat
untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada Institut Pertanian Bogor. Judul
yang dipilih dalam penelitian ini adalah Polimorfisme Morfologi Genus
Paraprionospio ( Polychaeta : Spionidae) dari Beberapa Pearairan Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Bambang Suryobroto dan
Ibu Inayat Al Hakim M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
dalam memberikan arahan, bimbingan, motovasi dan nasehat yang bermanfaat
kepada penulis. Terimakasih penulis sampaikan kepada staf dosen Biosains
Hewan ; Bapak Tri Heru Widarto M.Sc, Dr.Tri Atmowidi, Dr. Ir. Achmad
Farajallah M.Sc, Ibu Dra.Taruni Sri Prawasti, Dr. Rika Rafiudin. Dr. Ir. R.R.
Dyah Prawitasari, Staf teknisi dan laboran Biosains Hewan yang telah
memberikan ilmu dan masukan yang bermanfaat selama perkuliahan dan
penelitian.
Ucapan terima kasih penulis kepada Departemen Agama yang telah
memberikan beasiswa dan kepada Ibu Pradina Purwati M.Sc, Ibu Sasanti R.
Suharti M.Sc, Bapak Narto, Bapak Rusmin dan Bapak Arifin yang telah
membantu penelitian di Laboratorium Sumber Daya Laut P2O LIPI dan.
Kepada Ayahanda tercinta yang telah berpulang saat penulis
menyelesaikan penelitian ini, kakak-kakakku, suami dan anak-anakku tersayang
( Dilla, Rizki dan Zia), yang selalu memberi dukung moril dan spirituil dengan
segenap kasih sayang dan do’a, juga kepada teman-teman dari Biosains Hewan
yang telah membantu dan mensuport penulis.
Akhirnya penulis mengharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan
berguna bagi para pembaca, walaupun masih banyak kekurangan dan kelemahan.
Kritik dan saran mohon disampaikan melalui email saya zia_bud@yahoo.com.

Bogor, Agustus 2009

Sri Wahynuningsih

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Majalengka, 25 Mei 1971 dari ayah
Drs. H. R. Yoyo Sapari dan Ibu Anisah Fadillah (keduanya sudah
almarhum). Penulis merupakan putri terakhir dari enam
bersaudara.
Tahun 1990 penulis lulus dari Sekolah Menengah Negeri 1
Majalengka dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Galuh Ciamis. Penulis
memilih fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam jurusan Biologi dan
selesai pada tahun 1995. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai pengajar
tetap pada Madrasah Aliyah Al Jawami Kab. Bandung. Satu tahun kemudian 1996
Penulis diangkat menjadi pegawai negeri sipil dilingkungan Departemen Agama.
Penulis bertugas di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatitujuh Kab. Majalengka
sebagai guru bidang study Biologi. Pada tahun 2000 Penulis dialih tugaskan ke
Madrasah aliyah Negeri Majalaya Kab. Bandung sebagai staf pengajar bidang
study Biologi hingga saat ini.
Penulis mendapat kesempatan mengikuti Program Sekolah Pascasarjana
pada Institut Pertanian Bogor dengan bantuan Beasiswa dari Departemen Agama
RI dan memilih Mayor Biosains Hewan untuk Program Megister Sains.

Bogor, Agustus 2009

Sri Wahyuningsih

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ……………………….……………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR …………………….…………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..…… viii
PENDAHULUAN …..………………………………………………………… 1
Tujuan Penelitian ……………………………………………………..

3

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………………
Koleksi Spesimen …………………..…………………………………
Pengamatan Kualitatif ………………………………………………
Pengamatan Kuantitatif ………………………………………………..

4
4
5
5

DESKRIPSI
Genus Paraprionospio Caullery 1914 ..……………………………….. 7
Paraprionospio morf A ……………..…………………………………. 9
Paraprionospio morf B ..…………..…………………………………... 11
Paraprionospio morf C ..…............……………………………………. 13
Paraprionospio morf D .………..……….………………………..……. 14
Paraprionospio morf E ……………………………………………….. 16
Paraprionospio morf F …………….………………………………….. 17
Paraprionospio morf G ……….….…………………………………… 19
PEMBAHASAN …...…………………………………………………………
KESIMPULAN ………………………………………………………………..
DAFTAR ISTILAH ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….
LAMPIRAN ……………………………………………………………………

22
26
27
29
32

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Karakteristik Morfologi Paraprionospio …………………………………..

6

2 Variasi karakteristik morfologi Paraprionospio
dari beberapa perairan di Indonesia ………………………………………..

vi

9

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Peta lokasi sampel Paraprionospio ……..…….…………………………….

4

2 Paraprionospio morf A. ................................................................................... 10
3 Paraprionospio morf B ................................................................................

12

4 Paraprionospio morf C ................................................................................

13

5 Paraprionospio morf D ................................................................................

15

6 Paraprionospio morf E ................................................................................

16

7 Paraprionospio morf F ................................................................................

18

8 Paraprionospio morf G ................................................................................

20

vii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Perbandingan Karakter Paraprionospio morf A
dengan Paraprionospio allata ……………………………………………… 32
2 Perbandingan karakter morfologi Paraprionospio morf B
dengan Paraprionospio coora .……………………………………………… 33
3 Perbandingan karakter morfologi Paraprionospio morf C
dengan Paraprionospio inaequibranhia Caullery 1914 ……………………. 34
4 Perbandingan karakter morfologi Paraprionospio morf D
dengan Paraprionospio lamelliabranchia …………………………………… 35
5 Perbandingan karakter morfologi Paraprionospio morf E
dengan Paraprionospio patiesns Yokoyama 2007 ………………………… 36
6 Perbandingan karakter morfologi Paraprionospio morf F
dengan Paraprionospio pinnata Ehlers 1901. ………………………………. 37
7 Perbandingan karakter morfologi Paraprionospio morf G
dengan Paraprionospio oceanensis Yokoyama 2007 ………………………. 38
8 Distribusi morf Paraprionospio ……….…………………………………… 39
9 Variasi karakteristik morfologi Paraprionospio dari
beberapa perairan di Indonesia ……………………………………………… 40

viii

1

PENDAHULUAN
Polimorfisme adalah suatu karakter homolog yang mempunyai bentuk
fenotif bervariasi. Polimorfisme untuk suatu karakter dapat dikatakan sebagai
keberadaan bentuk yang berbeda-beda didalam suatu populasi (Campbell, Reece
& Mitchell 2004). Polimorfisme bisa terbentuk karena adaptasi morfologi atau
isolasi reproduksi dari suatu organisme dalam populasi. Polymorfisme dapat
dilihat pada beberapa kompleks genus Spionidae seperti Paraprionospio,
Polydora dan Prionospio streenstrupsi yang sedang mengalami coevulusi (Blake
1996).
Spionidae merupakan salah satu familia Polychaeta yang memiliki sekitar
34 genus dan 1000 spesies. Spionidae merupakan komponen penting dalam
komunitas bentik pada zona intertidal dan perairan dangkal. Familia ini dapat
ditemukan di laut dalam, laut dangkal maupun muara sungai (Fauchald & Jumars
1979). Spionidae menempati berbagai pilihan habitat, cara hidup, makan dan
reproduksi dalam berbagai pola perkembangan (Al Hakim 2008). Hal ini
menjadikan Spionidae tersebar secara luas dengan membentuk berbagai spesies
baru (Blake 1996).
Beberapa komplek spesies yang ditemukan pada Spionidae adalah
Prionospio steenstrupsi (mempunyai 9 macam varian), Paraprionospio pinnata (4
macam), Polydora cornuta (3 macam), Polydora ciliata (18 macam).
Kebanyakan spesies-spesies tersebut hidup dengan membuat lubang pada
cangkang Molluska (Blake 1996). Karakter polimorfik dalam Spionidae dapat
berupa modifikasi setiger, spines dan branchia. Beberapa spesies Paraprionospio
mempunyai transparent dorsal cuticle.
Paraprionospio merupakan komplek genus dari familia Spionidae yang
tersebar secara luas sebagai fauna kosmopolitan

(Foster 1971; Light 1978).

Hewan ini hidup didalam tabung pada permukaan sedimen di dasar perairan
dengan tekstrur pasir berlumpur atau lumpur berpasir. Dauer (1985) telah
mengamati tingkah laku makan dan morfologi fungsional

Paraprionospio.

Paraprionospio pinnata sering ditemukan sebagai kelompok

yang melimpah

pada habitat terganggu dengan kandungan bahan organik yang tinggi (Dauer &

2

Simon 1976; Holland et al. 1977; Pearson & Rosenberg 1978; Yokoyama 1981).
Keberadaan beberapa spesies Paraprionospio pada habitat yang terganggu
menjadikannya bioindikator eutrofikasi (Yokoyama & Tamai 1981).
Larva Spionidae dapat tersebar secara dispersal di perairan (Al Hakim
2008). Pertumbuhan larva pelagik Paraprionospio telah disekripsikan oleh
Berkeley dan Berkeley (1961). Paraprionoispio pinnata di Perairan Jepang
mengalami spesiasi menjadi 4 bentuk (Yokoyama & Tamai 1981).
Fauchald (1977) mengelompokan Paraprionospio Caullery 1914 ke dalam
Kingdom Animalia, Filum Annelida, Kelas Polychaeta, Ordo Spionida dan
Familia Spionidae, Genus Paraprionospio. Genus ini memiliki 9 spesies yaitu
Paraprionospio pinnata Ehlers, 1901, Paraprionospio inaequibranchia Caullery,
1914, Paraprionospio africana Augener, 1918, Paraprionospio alata Moore,
1923, Paraprionospio tribranchiata Berkeley, 1927, Paraprionospio treadwelli
Hartman, 1951, Paraprionospio lamellibranchia Hartman, 1975, Paraprionospio
coora

Wilson,

1990,

Paraprionospio

tamaii

Delgado-Blas,

2004

dan

Paraprionospio yokoyamai Delgado-Blas, 2004.
Paraprionospio di Indonesia dilaporkan pertama kali dari ekspedisi Siboga
(Caullery 1944). Spesies tersebut ditemukan di Ambon dari kedalaman 54, Madura
dari kedalaman 69-91, Pulau Kei dari kedalaman 27 m. Setelah itu dilaporkan dari
banyak studi ekologi diantaranya di Teluk Jakarta dengan populasi yang melimpah
karena ledakan populasi (Al Hakim 1986). Muara sungai Porong, Wonokromo dan
Bengawan Solo (Kastoro et al. 1989). Perairan Tanjung Jati (Jepara), Cilacap, di
daerah hutan mangrove Grajagan mengalami ledakan populasi (Kastoro et al.
1991a). Laut Banda, Tanjung Pontang, Gosong Serdang (Al Hakim 1987, tidak
dipublikasikan). Paraprionospio

ditemukan berlimpah disekitar perairan

Nanggroe Aceh Darussalam di perairan dangkal hingga lepas pantai (Al Hakim et
al. 2007b).
Struktur morfologi Paraprionospio menunjukan kesamaan tapi memiliki
variasi bentuk pada setiap jenisnya. Polimorfisme morfologi Paraprionospio yang
ditemukan di Indonesia belum pernah dideskripsikan. Tiga puluh karakter
morfologi Paraprionospio diamati dalam penelitian ini. Berdasarkan 30 karakter
morfologi yang diamati ditemukan sembilan karakter yang bervariasi. Kesamaan

3

dan variasi morfologi Paraprionospio yang dideskripsikan dalam penelitian ini
membedakan Paraprionospio menjadi tujuh morf (A, B, C, D, E, F dan G).
Tujuh morf Paraprionospio terdistribusi di Perairan Mimika dan Teluk Jakarta.
Lima morf Paraprionospio terdistribusi di Perairan Palabuhanratu dan Nanggroe
Aceh Darusallam, tiga morf ditemukan di Perairan Indramayu.
Tujuan Penelitian
Penelitian Polimorfisme morfologi Paraprionospio (Polychaeta : Spionidae)
bertujuan untuk :
1. Mempelajari bentuk karakter polymorfik pada genus Paraprionospio
2. Membandingkan karakter - karakter berbagai morf Paraprionospio dari
Perairan Indonesia terhadap spesies Paraprionospio yang sudah
dideskripsikan.
3. Membuat deskripsi Paraprionospio yang ditemukan di Perairan Indonesia

4

BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2009. Pengamatan
karakter morfologi dan identifikasi dilaksanakan di Laboratorium Sumber Daya
Laut Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI Jakarta Utara dan di Bagian
Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi FMIPA Institut
Pertanian Bogor.
Koleksi Spesimen
Spesimen yang digunakan merupakan koleksi milik Iin Inayat Al Hakim
M.Si dari Pusat Penelitian Oceanografi (P2O) LIPI. Koleksi spesimen dikoleksi
dari beberapa Perairan Indonesia yaitu Teluk Jakarta, Mimika, Nanggroe Aceh
Darussalam, Indramayu dan Palabuhanratu. Empat perairan merupakan estuari
dan satu perairan merupakan bentuk perairan lepas pantai

Gambar 1 Peta lokasi koleksi sampel Paraprionospio.

Spesimen dari Teluk Jakarta dikoleksi pada tahun 1993 dan spesimen dari Mimika
dikoleksi tahun 2008. Spesimen dari kedua lokasi tersebut diambil dari kedalaman
1 sampai 12 m. Spesimen Palabuhanratu dan Indramayu merupakan spesimen
yang dikoleksi langsung oleh penulis pada bulan Juni tahun 2009 dari kedalaman
1–20 m. Spesimen dari Perairan Nanggroe Aceh Darussalam dikoleksi tahun 2005
setelah terjadi tsunami dari kedalaman 36 sampai 408 meter. Spesimen Teluk
Jakarta, Indramayu dan Palabuhanratu diambil dengan menggunakan Smith Mc-

5

Intyre Grab dengan area penutupan 0,05 m2. Spesimen dari Perairan Nanggroe
Aceh Darussalam diambil menggunakan Usnel Box Core dengan area cakupan
0,3 m2. Spesimen dari Mimika diambil dengan Smith Mc-Intyre Grab dengan
area bukaan 0,1 m2. Sedimen yang didapatkan dari alat tadi diencerkan dengan air
laut pada saat pengambilan sampel di lapangan, kemudian disaring dengan
saringan mesh size 0,5 mm dan difiksasi dengan formalin 10%. Setelah dilakukan
beberapa tahapan sortir, dilakukan koleksi spesimen dengan dua kali pengawetan.
Spesimen diawetkan dengan alkohol 80% dan disimpan dalam botol sampel 5 ml
ditutup dengan kapas dan diberi label. Spesimen tadi kemudian dimasukan ke
dalam botol gelas yang lebih besar dengan volume 250 ml berisi alkohol 80%
untuk penyimpanan jangka panjang.

Pengamatan Kualitatif
Untuk mengetahui bentuk-bentuk karakter yang polimorfik dan untuk
keperluan

identifikasi

dilakukan

pengamatan

30

karakter

morfologi

Paraprionospio. Tiga puluh karakter tersebut meliputi karakter bagian depan,
tengah dan belakang tubuh. Tiga puluh karakter morfologi yang diamati
merupakan karakter umum yang digunakan dalam identifikasi Paraprionospio
(Sigvaldadóttir et al 1997, 1998).
Spesimen diamati dalam cawan petri berisi alkohol teknis 80% dengan
bantuan pinset baja yang lentur dan jarum yang halus. Pengamatan menggunakan
mikroskop stereoskopis WILD M3Z perbesaran lemah dan mikroskop cahaya
dengan perbesaran kuat Nicon Optiphot. Gambar dibuat dengan menggunakan
kamera lusida pada kedua mikroskop tersebut

Pengamatan Kuantitatif
Untuk menunjang data dalam pembuatan deskripsi spesies, dilakukan
pengukuran panjang tubuh Paraprionospio. Spesimen diletakan dalam cawan
petri berdiameter 15 cm berisi alkohol 80. Spesimen dibentangkan dengan
menggunakan dua buah kaca preparat dengan sangat hati-hati, agar bagian tubuh
tidak putus. Pengukuran tubuh Paraprionospio menggunakan Mitutoyo Digimatic
Caliper.

6

Tabel 1. Karakteristik Morfologi Paraprionospio

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Character
Shape of prostomium
Caruncle reaches
Prostomial peaks
Basal sheath of palp
Peristomial wings
Fusion of segment 1 & peristomium
Setae segment 1
Postsetal lamellae segment 1
Neuropodial lamellae segment 2
Notopodial lamellae middle segments
Parapodial lamellae last segments
Branchiae start
Number of branchial pairs
Fusion of branchia & notopodial lamella
Branchial pinnules
Processes on 1st branchiae
Ridge between branchial bases
Filaments segment 4
Neuropodial capillaries segment 10
Sabre setae start
Neuropodial hooks start
Notopodial hooks
Secondary hood
Ventral flap segment 9
Dorsal crests
Semi-transparent dorsal cuticles
Interparapodial pouches
Number of anal cirri
Pigmen of peristomium
Eyes colour

States
Rounded 1, Rektangular 22, Triangular 21
Segmen two 1, Segmen one 2
No 1, Yes 2
absent 1; present 2
absent 1; moderate 2; conspicuous 3
no 1; yes 3
present on both rami 1; absent 3
conspicuous 1; reduced 2; absent 3
triangular 1; pointed&directed outwards 3
rounded 1; triangular 2; pointed 3
conspicuous 1; reduced 2
segment 2 1; segment 1 2
two 1; three 2; four 3
no 1; yes 2
flabellate 4; bifoliate 5
absent 1; present 2
segment 2 1; segments 2–4 2
absent 1; present 2
non-limbate 1; limbate 2
anterior to segment 9 1
segment 9–15 4; posterior 5
absent 1; present 2
absent 1; present 2
absent 1; present 2
anterior to segment 22 1;
absent 1; present 2
absent 1; present 2
one 0; three 1; five 2;
absent 1; present 2
Black 1; dark-brown 2

7

HASIL
Dari hasil pengamatan morfometri terhadap genus Paraprionospio
didapatkan tujuh morf yaitu A,B,C, D, E, F, dan G. Morf-morf tersebut memiliki
kesamaan morfologi dengan spesies yang sudah dideskripsi Yokoyama (2007)
yaitu :
1.

Paraprionospio A dengan Paraprionospio alata ( Moore 1923 )

2.

Paraprionospio B dengan Paraprionospio coora Wilson, 1990

3.

Paraprionospio C dengan Paraprionospio inaequibranhia Caullery, 1914

4.

Paraprionospio D dengan Paraprionospio lamelliabranchia Hartman, 1975

5.

Paraprionospio E dengan Paraprionospio patiens Yokoyama, 2007

6.

Paraprionospio F dengan Paraprionospio pinnata ( Ehlers 1901 ).

7.

Paraprionospio G dengan Paraprionospio oceanensis Yokoyama, 2007
(Perbandingan setiap karakter disajikan pada lampiran 1 sampai 7)

Deskripsi Genus dan Spesies
Genus Paraprionospio Caullery 1914
Lokasi pengambilan spesimen : 230 spesimen dari lima Perairan Indonesia, 99
spesimen dari Perairan Mimika, 94 spesimen dari Teluk Jakarta, 19 spesimen dari
Nanggroe Aceh Darussalam, 15 spesimen dari Palabuhanratu dan tiga spesimen
dari Perairan Indramayu.
Morfologi : Prostomium berbentuk fusiform dengan varasi bentuk ujung bagian
depan membulat, melebar dan meruncing. Sepasang mata kecil ditemukan dengan
posisi trapezoidal berwarna coklat atau hitam (Yokoyama 2007). Peristomium
umumnya menyatu dengan segmen tak berseta (asetigerous), tetapi ada beberapa
spesies yang tidak menyatu (morf C dan G). Kadang-kadang ditemukan bagian
pigmen berwarna coklat pada bagian peristomium. Sepasang sayap peristomium
yang tidak menutupi bagian prostomium terlihat jelas. Palpus Paraprionospio
yang bergelombang dan panjang ditemukan memiliki empat bentuk cilia. Struktur
cilia pada palpus Paraprionospio yaitu motil frontal cilia, basal transverse cilia,
lateral cilia dan latero-frontal cilia (Blake 1986). Pada bagian dasar palpus
terdapat membran tipis. Struktur morfologi palpus digunakan untuk mengambil

8

partikel-partikel makanan dan membawa partikel tersebut kedalam mulut (Dauer
1985).
Tiga pasang Branchia pada setiger 1-3 dengan bifoliate dan flabelate
pinulles. Alur melintang pada setiger kedua menghubungkan branchia pertama.
Sebuah filamen tipis ditemukan pada dasar branchia ketiga. Branchia berfungsi
sebagai organ

respirasi. Semua branchia tidak menyatu dengan notopodial

lamella (Blake 1986). Notopodial postsetal lamella setiger satu berbentuk panjang
sampai setiger kelima, kemudian berbentuk triangular pada bagian tengah.
Neuropodial hook ditemukan pada setiger 9 sampai setiger 15 yang diikuti dengan
sabre seta. Notopodial hook mulai terlihat pada setiger dibagian tengah tubuh
sampai bagian belakang. Notopodial dan neuropodial hooks memiliki secondary
hooded dengan 3 pasang gigi kecil. Parapodia segmen terakhir tereduksi
kemudian terdapat pygidium yang mempunyai satu atau tiga anal cirri (Light
1978).

9

Tabel 2. Karakter Morfologi Paraprionospio dari beberapa perairan Indonesia
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

29
30

Morf Paraprionospio

Caracters
Shape of prostomium
Caruncle reaches
Prostomial peaks
Basal sheath of palp
Peristomial wings
Fusion of segment 1 & peristomium
Setae segment 1
Postsetal lamellae segment 1
Neuropodial lamellae segment 2
Notopodial lamellae middle segments
Parapodial lamellae last segments
Branchiae start
Number of branchial pairs
Fusion of branchia & notopodial lamella
Branchial pinnules
Processes on 1st branchiae
Ridge between branchial bases
Filaments segment 4
Neuropodial capillaries segment 10
Sabre setae start
Neuropodial hooks start
Notopodial hooks
Secondary hood
Ventral flap segment 9
Dorsal crests
Semi-transparent dorsal cuticles
Interparapodial pouches
Number of anal cirri

Pigmen of peristomium
Eye colour

A
1/21
2
1
2
3
3
3
3
4
2
2
1
3
1
4
1
2
2
1
1
4
2
2
1
1
2
1
1

B
22
2
1
2
3
3
3
3
4
2
0
1
3
1
4
1
2
2
1
1
4
2
2
2
1
2
2
0

C
1/21/22
1
2
2
3
1
1
1
4
2
2
2
3
1
4
1
2
2
1
1
4
2
2
1
1
2
1
1

1
1

2
1

1
1

D
1/22
2
1
2
3
3
3
3
4
2
2
1
3
1
5
1
2
2
1
1
4
2
2
1
1
2
1
1

1
2

E
1/21/22
1
1
2
3
3
3
3
4
2
0
1
3
1
5
1
2
2
1
1
4
2
2
2
1
2
2
3

F
1/21
1
2
2
3
3
3
3
4
2
2
1
3
1
4
1
2
2
1
1
4
2
2
1
1
2
1
3

G
1/21/22
2
1
2
3
1
1
1
4
2
2
2
3
1
5
1
2
2
1
1
4
2
2
1
1
2
1
1

1
1

1
2

2
2

Keterangan : 0 untuk karakter yang terputus

Paraprionospio Morf A
(Gambar 2 )
Prionospio alata Moore, 1923: 185–186
Prionospio treadwelli Hartman, 1951
Paraprionospio tamaii Delgado-Blas, 2004
Paraprionospio yokoyamai Delgado-Blas, 2004
Lokasi pengambilan spesimen : 21 spesimen dikoleksi tahun 1993 dari Perairan
Teluk Jakarta pada kedalaman 1–13 meter, 12 spesimen dari Mimika tahun 2008,

10

dan
d satu speesimen dari perairan
p
Nannggroe Acehh Darussalam
m dari kedaalaman 408
meter
m
dikoleksi tahun 2005.
2
Morfologi
M
: Panjang tubbuh berkisarr dari 11–39 mm. Prostom
mium fusifoorm dengan
bentuk
b
ujun
ng bagian deepan membuulat atau meruncing.
m
D
Dua pasang mata kecil
berwarna
b
hittam terlihat dengan jelass.

B
C

D

E

C
F
A
Gambar
G
2 Pa
araprionospio morf A Teluk Jakarta. A. Anterior
A
end, B
B. Parapodial setigerke
s
dua,
C.
C neuropodiaal limbate capillary setiger 8,
8 D. Branchia pinulles flabeellate, E. Notopodial hooks
setiger
s
26, F. Parapodial
P
setigger pertama.

Sepasang paalpi dengan selubung meembran padaa bagian dassar. Kebany
yakan palpi
lepas
l
sehinngga spesim
men didapaatkan tanpaa palpi. Seegmen pertaama tidak
mempunyai
m
seta (asetigerous chaetaae). Peristom
mium bersatuu dengan seggmen yang
tidak
t
memiliki seta. Peristomium
P
memiliki sepasang
s
seelaput yang berbentuk
seperti sayapp. Selaput teersebut tidakk menutupi bagian prosstomium. Piggmen tidak
ditemukan
d
p
pada
bagian peristomium
m.
Tigaa pasang brannchia terdappat pada setiiger 1 sampaai 3. Branchhia pinulles
berbentuk
b
flabelat
f
(gaambar 2D). Branchia tidak mennyatu dengaan lamella
notopodial.
n
Pada dassar segmenn kedua ditemukan aalur melinttang yang
menghubung
m
gkan branch
hia pertama ppada bagian
n kiri dan kaanan. Sepasaang filamen
kecil
k
rampinng ditemukaan pada dasaar branchia ketiga. Notoopodial lameella bagian
depan
d
kecil runcing, keemudian mem
mbentuk triaangular pada bagian ten
ngah tubuh
dan
d makin mengecil
m
kee arah bagiaan belakang tubuh (gam
mbar 2B). Neuropodial
N
lamellae
l
sub
btriangular pada
p
bagian depan (gam
mbar 2F). Nootopodial hoo
oks terlihat

11

dari bagian belakang sampai bagian tengah tubuh. Neuropodial hooks dimulai dari
setiger 9 dengan non limbate capilaries diikuti 1 sampai 2 sabre seta (gambar 2C).
Notopodial dan neuropodial hooks mempunyai 3 pasang gigi kecil dengan
secondary hooded. Tidak ditemukan kantung interamal dan ventrum pada setiger
9. Dorsal crest terdapat pada setiger 21-29 yang diikuti dengan selaput
transparan. Pygidium mempunyai 3 anal cirri, satu pada bagian median lebih
panjang dari dua anal cirri di bagian lateral.
Catatan : Paraprionospio morf A memiliki bentuk neuropodia lamella anterior
subtriangular dan notopodial lamella anterior meruncing berbeda dengan
Paraprionospio alata yang mempunyai neuropodial dan notopodial lamella
anterior meruncing dan memanjang. Karakter morfologi lain yang berbeda
diantara keduanya adalah filamen pada dasar branchia ketiga.
Pada Paraprionospio alata struktur tersebut tidak ditemukan sedangkan pada
Paraprionospio morf A semua spesimen memilki filamen kecil ramping pada
dasar branchia ketiga.
Paraprionospio Morf B
(Gambar 3)
Paraprionospio sp. form CI, Yokoyama & Tamai, 1981:
Paraprionospio coora Wilson, 1990
Lokasi pengambilan specimen : Dari Teluk Jakarta sebanyak 11 spesimen,
Mimika 10 spesimen dan 1 spesimen dari Nangroe Aceh Darussalam kedalaman
48 m dan Palabuhanratu.
Morfologi

: Panjang tubuh berkisar antara 9-46 mm. Prostomium fusiform

dengan bentuk ujung bagian depan melebar. Dua pasang mata kecil berwarna
hitam terlihat dengan jelas. Segmen kesatu tidak mempunyai seta (asetigerous
chaetae). Peristomium bersatu dengan segmen yang tidak memiliki seta.
Peristomium memiliki pigmen coklat dan sepasang sayap yang tidak menutupi
bagian prostomium. Sepasang palpi dengan membran tipis pada bagian dasarnya
ditemukan pada bagian peristomium. Kebanyakan palpi lepas,

sehingga

umumnya spesimen didapatkan tanpa palpi.
Tiga pasang branchia dengan flabelat pinulles pada setiger 1 sampai 3.
Panjang branchia ke satu dan kedua sama. Kebanyakan branchia ke satu dan

12

kedua
k
terleppas, sehingg
ga umumnyaa hanya did
dapatkan braanchia ke tiiga. Semua
branchia
b
tidak bersatu dengan lam
mella notopoodial. Padaa bagian dassar segmen
kedua
k
ditem
mukan alur yang
y
menghuubungkan diantara
d
brannchia. Sebuaah filamen
kecil
k
ditemuukan pada daasar branchiaa ketiga.
Noto
opodial lameella bagian depan berb
bentuk panjaang merunciing sampai
setiger ke-5 kemudian membulat
m
daan terlihat triiangular padda bagian ten
ngah tubuh
(gambar
(
3C
C). Neuropoodial lamella berbentuuk

lancip sampai settiger ke-4,

kemudian
k
m
membulat
d
dan
teredukssi pada bag
gian tengah tubuh (gambar 3B).
Neuropodial
N
l capilaries pada setigeer 9 berbentuuk non limbbat yang diiikuti sabre
seta.

C

B
D

A
A
Gambar
G
3 Para
aprionospio morf
m B. A. Anteerior end, B. Neuropodial
N
lam
mella setiger 3,
3
C.
C Notopodiall lamella segm
men ke-20, D.. Neuropodial hooks setigerr 15, E. Notoppodial hooks
setiger
s
36.

Noto
opodial dan neuropodial hooks mempunyai 3 pasang gigii kecil dan
memiliki
m
seccondary hoooded (gambaar 3C). Notop
podial hooks terlihat darri belakang
sampai bagiian tengah tuubuh (gambbar 3E). Setiiger 8 tidak memiliki ventral flap,
kadang
k
diteemukan

kaantung interaamal pada beberapa sppesimen darri Mimika.

Dorsal
D
crestt ditemukan pada
p
setigerr 21-28 diiku
uti dengan seelaput transpparant yang
menutupi
m
bagian dorsaal.

Pygidiuum mempun
nyai satu annal cirri yan
ng panjang

dibagian
d
meedian.
Catatan
C
: Paraprionos
P
spio coora memiliki sttruktur morrfologi notoppodial dan
neuropodial
n
lamella an
nterior berbeentuk sepertti daun dann meruncing
g. Karakter
utama
u
spesies ini juga didasarkan
d
p
pada
ada daan tidak adannya strukturr morfologi

13

dorsal
d
crets, ventral flaap dan kantuung interam
mal dengan jumlah
j
anall cirri tiga.
Paraprionos
P
spio morf B didasarkaan pada jum
mlah anal ccirri satu, keberadaan
k
struktur morrfologi dorssal crets, venntral flap daan kantung interamal.
i
B
Begitu
juga
dengan
d
ben
ntuk neuroppodial dan notopodial lamella annterior mem
mbulat dan
panjang.
p
Sem
mua bentuk ujung bagiaan depan Pa
araprionospiio morf B rektangular
r
sementara Paraprionosp
P
pio coora beerbentuk blun
nty pointed aatau roundedd.
Parraprionospio
oC
(
(Gambar
4)
Paraprionos
P
spio inaequibranchia (C
Caullery, 1914)
Lokasi
L
pen
ngambilan spesimen : Enam speesimen darii Teluk Jak
karta pada
kedalaman
k
1
1-12
m yangg diambil tahhun 1993. 17 spesimen dikoleksi daari Mimika
tahun
t
2008 dan
d satu speesimen dari Indramayu
I
.
Morfologi
M
: Panjang tubbuh berkisar antara 8 sam
mpai 45 mm
m. Prostomium
m fusiform
dengan
d
benttuk ujung baagian depan membulat atau melebar (gambar 4A
A). Segmen
kesatu
k
tidakk mempunyaai seta (asettigerous chaetae). Peristtomium tidaak menyatu
dengan
d
segm
men yang tiidak memiliiki seta. Perristomium tiidak memilikki pigmen,
tetapi
t
sepassang sayap peristomium
m terlihat dengan jelaas. Dua paasang mata
berbentuk
b
trrapezoidal beerwarna hitaam terlihat jeelas pada baggian prostom
mium.

A

C

B

D

Gambar 4 Paraprionospio
P
o morf C spesiimen Mimika . A. Anterior eend, B. neuroopodial hooks
setiger 29, C. Parapodial lamella setigeer10, D. Parapoodial lamella setiger ke-4.

Tiga pasaang branchiaa terletak paada setiger 1 sampai 3. B
Branchia perttama selalu
lebih
l
panjanng dibandingg branchia kedua dan ketiga. Sem
mua branchiaa memiliki
lamella
l
pad
da bagian daasarnya dann tidak menyyatu dengann neuropodial lamella.

14

Branchia pinulles berbentuk flabelat dengan sebuah filamen kecil pada dasar
branchia ke tiga.
Notopodial lamella subtriangular memanjang pada setiger 1 sampai 3,
kemudian membulat sampai setiger 11 dan membentuk triangular pada bagian
tengah tubuh (gambar 4C,D ). Neuropodial capilaries setiger 9 non limbat dengan
1 sampai 2 sabre seta. Notopodial dan neuropodial hooks memiliki secondary
hooded dengan 3 pasang gigi kecil (gambar 4B). Kantung interamal dan ventral
flap pada setiger 9 tidak ditemukan. Pada setiger 20-28 terdapat dorsal crest yang
ditutupi dengan selaput transparant. Pygidium dengan sebuah anal cirri yang
panjang.
Catatan :

Paraprionospio morf C memiliki banyak kesamaan dengan

Paraprionospio inaequibranchia. Tiga bentuk struktur morfologi yang berbeda
diantara keduanya. Struktur tersebut adalah bentuk ujung bagian depan
prostomium yang dimiliki spesies Paraprionospio morf C rounded atau
rektangular sementara Paraprionospio inaequibranchia berbentuk rounded atau
blunty pointed. Semua spesimen dari Perairan Indonesia memiliki peristomium
yang tidak menyatu dengan segmen yang tidak berseta (asetigerous) dan tanpa
kantung

interamal

(interparapodia

pounch).

Sementara

Paraprionospio

inaequibranchia memiliki kantung interamal dan peristomium bersatu dengan
asetigerous.
Paraprionospio Morf D
(Gambar 5 )
Paraprionospio lamellibranchia Hartman, 1975
Lokasi pengambilan spesimen : Paraprionospio morf D yang dikoleksi dari
Mimika sebanyak 6 spesimen, Nangroe Aceh Darussalam 8 spesimen, satu
spesimen dari Palabuhanratu dan 27 spesimen dari Teluk Jakarta.
Morfologi : Sebagian spesimen yang dianalisa tidak utuh, panjang tubuh berkisar
antara 18 sampai 49 mm. Memiliki prostomium fusiform dengan bentuk ujung
depan prostomium membulat atau melebar. Dua pasang mata hitam terlihat
dengan jelas. Palpi dengan membran pada bagian dasar, kebanyakan palpi lepas
sehingga spesimen kebanyakan didapatkan tanpa palpi. Pigmen coklat ditemukan

15

pada
p
bagiaan peristom
mium. Sepasang sayapp yang tiddak menutu
upi bagian
prostomium
p
m terlihat den
ngan jelas.
Tigaa pasang brranchia padda setiger 1 sampai 3. Branchiia pinulles
Paraprionos
P
spio morf D berbentukk bifoliate (ggambar 5E)). Pada segm
men kedua
terdapat
t
alu
ur diantara branchia.
b
Sebbuah filameen ditemukan pada dasaar branchia
ketiga.
k
Brannchia tidak menyatu
m
denggan notopod
dial lamella.
Noto
opodial lameella bagian depan berbbentuk

subbtriangular memanjang
m

sampai setigger 3 kemudiian membulaat hingga settiger 15 dan triangular pada
p
bagian
tengah
t
tubuhh (gambar 5G).
5
Bentukk Neuropodiaal postsetal lamella baggian depan
mengecil
m
daan mengaraah keluar (ggambar 5B). Neuropodiial seta baggian depan
berbentuk
b
biilimbate cappilaries dan bberbentuk no
on limbat cappilaries padaa setiger 10
(gambar
(
5D).

D
B

F

C
G

E

A

Gambar
G
5 Para
aprionospio morf
m D spesimeen Nangroe Acceh Darusalam.. A. Anterior end,
B. Neuropodiia lamella setiiger 19, C.S
Sabra seta setig
ger 13, D. N
Neuropodial caapillaries non
limbate,
l
E. Branchia
B
pinuules bifoliate, F
F. Notopodial hooks setiger 22, G. Notopodial lamella
setiger
s
ke-31.

Noto
opodial hoooks terlihat mulai darri bagian teengah samp
pai bagian
belakang
b
tubbuh (gambarr 5F). Neuroopodial hookks ditemukann pada setigeer 9 sampai
15 dengan sabre seta. Neuropodiaal dan notoppodial hookks memiliki secondary
hooded.
h
Veentral flap dan kantunng interamaal kadang ditemukan pada tiga
spesimen. Dorsal
D
crets dan
d selaput semi
s
dorsal transparant
t
dditemukan pada
p
setiger
20
2 – 29. Pyg
gidium mem
mpunyai anall cirri mediaan yang lebihh panjang daari dua anal
cirri
c lateral.
Catatan
C
:

Mata padaa Paraprionnospio lameelliabranchiaa tidak terlihhat dengan

jelas,
j
pada bagian periistomium taanpa pigmenn, jumlah aanal cirri tig
ga. Bentuk

16

notopodial
n
lamella baagian anterior, middlee dan postterior Parap
aprionospio
lamelliabran
l
nchia berupa panjang memipih,
m
membulat
m
dann meruncingg. Berbeda
dengan
d
spessimen dari Perairan
P
Inddonesia, maata terlihat dengan
d
jelass berwarna
hitam
h
dengaan warna piggmen pada bagian perisstomium cokklat dan mee