Kajian Statistika Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Temulawak
KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KUALITAS TEMULAWAK
VIVIAN ELEONORA REGAR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005
(2)
ABSTRACT
STATISTICS STUDY ON GROWTH AND QUALITY OF TEMULAWAK
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) is widely used as raw material for traditional medicine regarding the special quality to cure much of disease. The tuber usage has close relationship with contend of active substance. The active substance for every plant is different that is depend on climate, altitude, soil type, treatment, cultivation technique and processing manner. According to the factors, it is necessary to construct an effective and efficiently research design. Factorial experiment with randomized group design was used in this study. The treatment factor are organic fertilizer factor using dosage 0 and 5 ton/ha and inorganic fertilizer factor using dosage 0, 30, 60 and 90 kg/ha. The objectives of the research are to study effect of organic and inorganic fertilizer on growth, production and characteristic compound for temulawak, applying iterated observation method to study growing pattern for temulawak. Statistic study using Manova shows that interaction between organic and inorganic fertilizer is significant for 0.05. The result also indicated that there is an effect of applying organic and without organic fertilizer application on every level inorganic fertilizer. In general, organic and inorganic application will increase the plant high, number of leaf and buds. The average of plant high is 272.667 cm, for leaf number is 36.33 / clump, bud number is 10.67 / clump and production of fresh tuber is 954.7 gr/clump. The result is the highest average that achieved for treatment combination 5 ton/ha of organic fertilizer and 90 kg/ha for inorganic. The iterated observation result shows that both organic and inorganic fertilizer will increasing plant high, leaf and bud number from time to time.
Keywords : factorial design, organic fertilizer, inorganic fertilizer, MANOVA, repeated measurement
(3)
ABSTRAK
VIVIAN ELEONORA REGAR. Kajian Statistika Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Temulawak. Dibimbing oleh BUDI SUSETYO dan LATIFAH K. DARUSMAN.
Penelitian ini mempelajari penggunaan beberapa metode analisis data yaitu ANOVA, MANOVA dan Repeated Measurement. MANOVA adalah metode analisis yang mampu menguji pengaruh berbagai perlakuan yang dicobakan terhadap lebih dari satu peubah secara bersamaan. MANOVA merupakan perluasan dari konsep dan teknik ANOVA, pada situasi ada beberapa peubah respon yang diamati. MANOVA mempertimbangkan adanya ketergantungan antar peubah-peubah respon sedangkan ANOVA ketergantungan diantara peubah respon tidak menjadi perhatian utama. Dalam melakukan suatu percobaan adakalanya dilakukan pengamatan dalam beberapa kali periode waktu pada subjek percobaan yang sama, untuk mengetahui kecepatan perubahan respon dari satu periode waktu ke periode waktu lainnya. Metode repeated measurement dapat digunakan untuk menganalisis jenis percobaan tersebut. Metode-metode analisis ini diterapkan pada data penelitian hasil percobaan tanaman temulawak di kebun percobaan Biofarmaka IPB. Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial kelompok teracak. Faktor yang dicobakan adalah faktor pupuk organik dengan dua taraf pemberian pupuk (K0, K5) dan pupuk anorganik dengan empat taraf pemberian pupuk (P0, P30, P60, P90).
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan beberapa metode analisis data untuk mempelajari pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan, produksi dan kandungan senyawa penciri temulawak.
Hasil analisis MANOVA menunjukkan bahwa interaksi antara faktor pupuk organik dan anorganik nyata pada α = 0.05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pupuk organik dan tanpa pupuk organik di setiap taraf pupuk anorganik. Secara umum pemberian pupuk organik dan anorganik dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan. Rata-rata tinggi tanaman 272.67cm, jumlah daun 36.33/rumpun, jumlah anakan 10.67/rumpun dan perolehan rimpang segar 954.70 g/rumpun. Hasil ini adalah rata-rata tertinggi yang diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk organik dosis 5ton/ha dan pupuk anorganik dosis 90kg/ha. Hasil ANOVA menunjukkan pemupukan tidak berpengaruh terhadap kadar pati dan kukuminoid pada α = 0.05. Sedangkan analisis repeated measurement menunjukkan baik pupuk organik maupun anorganik mampu memberikan laju penambahan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan dari waktu ke waktu.
(4)
KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KUALITAS TEMULAWAK
VIVIAN ELEONORA REGAR
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Stud i Statistika
SEKOLAH PASCASARJANA
I N S T I T U T P E R T A N I A N B O G O R B O G O R
(5)
Judul Tesis : Kajian Statistika Terhadap Pertumbuh an dan Kualitas Temu lawak
Nama Mahasiswa : Vivian Eleonora Regar
NRP : G151020041
Program Studi : Statistika
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Budi Susetyo, MS Prof.Dr.Ir.Latifah K. D arusman,MS
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Budi Susetyo, MS Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc
(6)
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul: “KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS TEMULAWAK” adalah karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, November 2005
Vivian Eleonora Regar NRP. G1510200241
(7)
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema penelitian ini adalah Kajian statistika Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Temulawak. Penelitian ini di bawah payung Penelitian Hibah Pasca yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Budi Susetyo, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing atas arahan, perhatian serta bimbingannya sejak melakukan penelitian sampai penulisan tesis ini.
2. Bapak Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS sebagai ketua pelaksana kegiatan Proyek Hibah Tim Pasca Sarjana yang sudah mengikutsertakan penulis dalam proyek ini.
3. Staf pengajar di Departemen Statistika yang telah berbagi ilmu serta pengalamannya, serta staf administrasi baik di Departemen Statistika maupun di Sekolah Pascasarjana.
4. Utami Dyah Syafitri atas saran-sarannya.
5. Mama, papa, papa mertua atas doanya, serta keluarga besar yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.
6. Suami dan anak-anak tercinta atas pengertiannya. Permohonan maaf penulis sampaikan kepada mereka karena kurang memperhatikan hak mereka selama penulis menimbah ilmu di IPB.
7. Rekan-rekan seangkatan: Ibu Ely, Alu, Fitry, Tonah, As, Nani, Yenni, Wiwin, Ine, Roni, Asep, Alfian, Aceng, Atok, Uki, Budi dan Jantje. 8. Rekan-rekan di asrama Sam Ratulangi Sempur Kaler 94 Bogor.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran penyelesaian studi.
Tak lepas dari kekurangan yang ada, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkannya.
Bogor, November 2005
(8)
R I W A Y A T H I D U P
Penulis dilahirkan di Kotamobagu (Sulawesi Utara) pada tanggal 9 Januari 1965 sebagai anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Albert Frederik Regar dan Marry Thio. Pada tanggal 17 Juni 1992, Penulis menikah dengan Jantje Denny Prang dan dikaruniai dua orang anak laki-laki yang diberi nama Grand Andrea dan Garry Vernan.
Tahun 1983 penulis lulus dari SMA Negeri I Manado dan pada tahun yang sama penulis masuk perguruan tinggi di IKIP Negeri Manado ( sekarang Universitas Negeri Manado) pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Pendidikan Matematika. Pendidikan sarjana tersebut diselesaikan sampai dengan tahun 1987. Tahun 1988, penulis diterima menjadi tenaga pengajar di jurusan pendidikan matematika, pada fakultas dan universitas yang sama. Penulis kuliah di Program Studi Statistika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2002 dan mendapatkan bantuan berupa beasiswa dari Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) Dikti.
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………. x
DAFTAR GAMBAR ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ………. xii
P E N D A H U L U A N Latar Belakang ………... 1
Tujuan ………. 2
TINJAUAN PUSTAKA Analisis Ragam (ANOVA) ……….. 3
Analisis Ragam Respon Ganda (MANOVA) ………... 4
Model MANOVA untuk Rancangan Faktorial ... 5
Sebaran Normal Ganda ... 7
Pengamatan Berulang ( Reapeted Measurement) ……….. 7
Temulawak ………. 10
METODE PENELITIAN Sumber Data ………... 14
Metode Analisis ……….. 15
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data ………... 20
Pengujian Sebaran Data Peubah X1, X2, X3 dan X4, X5 ……… 20
Uji Homogenitas Ragam ………... 21
Analisis Terhadap Pertumbuhan Vegetatif ( X1, X2, X3) ………. 21
Hasil MANOVA untuk Peubah X1, X2, X3 ……….. 22
Hasil Analisis Rancangan Pengamatan Berulang ………. 25
Analisis Terhadap Bobot Basah (X4) dan Bobot Kering (X5) ……….. 29
Hasil MANOVA untuk Peubah Bobot Basah (X4) dan Bobot Kering (X5) ... 29
Analisis Terhadap Kadar Kurkuminoid (X6) dan Pati (X7) ... 31
KESIMPULAN ... SARAN ..………... 33 33 DAFTAR PUSTAKA .………... 34
(10)
x
D A F T A R T A B E L
Halaman
1 Struktur analisis ragam rancangan faktorial kelompok teracak ………... 4
2 Analisis ragam respon ganda dua faktor rancangan kelompok teracak ………... 6
3 Tabel analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak ………. 9
4 Peubah respon yang diteliti ……….. 15
5 Matriks korelasi antar peubah ………... 20
6 Ringkasan tabel MANOVA peubah X1, X2, X3 ... 23
7 Pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun ... 23
8 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk tinggi tanaman ………... 25
9 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk jumlah anakan ………... 26
10 Analisis ragam rancangan faktorial dalam waktu untuk jumlah daun ………... 28
11 Ringkasan tabel MANOVA peubah X4, X5 ... 30
12 Pengaruh pemupukan terhadap rata-rata bobot basah ... 30
13 Analisis ragam faktorial kelompok teracak kadar kurkuminoid ... 31
(11)
KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KUALITAS TEMULAWAK
VIVIAN ELEONORA REGAR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005
(12)
ABSTRACT
STATISTICS STUDY ON GROWTH AND QUALITY OF TEMULAWAK
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) is widely used as raw material for traditional medicine regarding the special quality to cure much of disease. The tuber usage has close relationship with contend of active substance. The active substance for every plant is different that is depend on climate, altitude, soil type, treatment, cultivation technique and processing manner. According to the factors, it is necessary to construct an effective and efficiently research design. Factorial experiment with randomized group design was used in this study. The treatment factor are organic fertilizer factor using dosage 0 and 5 ton/ha and inorganic fertilizer factor using dosage 0, 30, 60 and 90 kg/ha. The objectives of the research are to study effect of organic and inorganic fertilizer on growth, production and characteristic compound for temulawak, applying iterated observation method to study growing pattern for temulawak. Statistic study using Manova shows that interaction between organic and inorganic fertilizer is significant for 0.05. The result also indicated that there is an effect of applying organic and without organic fertilizer application on every level inorganic fertilizer. In general, organic and inorganic application will increase the plant high, number of leaf and buds. The average of plant high is 272.667 cm, for leaf number is 36.33 / clump, bud number is 10.67 / clump and production of fresh tuber is 954.7 gr/clump. The result is the highest average that achieved for treatment combination 5 ton/ha of organic fertilizer and 90 kg/ha for inorganic. The iterated observation result shows that both organic and inorganic fertilizer will increasing plant high, leaf and bud number from time to time.
Keywords : factorial design, organic fertilizer, inorganic fertilizer, MANOVA, repeated measurement
(13)
ABSTRAK
VIVIAN ELEONORA REGAR. Kajian Statistika Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Temulawak. Dibimbing oleh BUDI SUSETYO dan LATIFAH K. DARUSMAN.
Penelitian ini mempelajari penggunaan beberapa metode analisis data yaitu ANOVA, MANOVA dan Repeated Measurement. MANOVA adalah metode analisis yang mampu menguji pengaruh berbagai perlakuan yang dicobakan terhadap lebih dari satu peubah secara bersamaan. MANOVA merupakan perluasan dari konsep dan teknik ANOVA, pada situasi ada beberapa peubah respon yang diamati. MANOVA mempertimbangkan adanya ketergantungan antar peubah-peubah respon sedangkan ANOVA ketergantungan diantara peubah respon tidak menjadi perhatian utama. Dalam melakukan suatu percobaan adakalanya dilakukan pengamatan dalam beberapa kali periode waktu pada subjek percobaan yang sama, untuk mengetahui kecepatan perubahan respon dari satu periode waktu ke periode waktu lainnya. Metode repeated measurement dapat digunakan untuk menganalisis jenis percobaan tersebut. Metode-metode analisis ini diterapkan pada data penelitian hasil percobaan tanaman temulawak di kebun percobaan Biofarmaka IPB. Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial kelompok teracak. Faktor yang dicobakan adalah faktor pupuk organik dengan dua taraf pemberian pupuk (K0, K5) dan pupuk anorganik dengan empat taraf pemberian pupuk (P0, P30, P60, P90).
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan beberapa metode analisis data untuk mempelajari pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan, produksi dan kandungan senyawa penciri temulawak.
Hasil analisis MANOVA menunjukkan bahwa interaksi antara faktor pupuk organik dan anorganik nyata pada α = 0.05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pupuk organik dan tanpa pupuk organik di setiap taraf pupuk anorganik. Secara umum pemberian pupuk organik dan anorganik dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan. Rata-rata tinggi tanaman 272.67cm, jumlah daun 36.33/rumpun, jumlah anakan 10.67/rumpun dan perolehan rimpang segar 954.70 g/rumpun. Hasil ini adalah rata-rata tertinggi yang diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk organik dosis 5ton/ha dan pupuk anorganik dosis 90kg/ha. Hasil ANOVA menunjukkan pemupukan tidak berpengaruh terhadap kadar pati dan kukuminoid pada α = 0.05. Sedangkan analisis repeated measurement menunjukkan baik pupuk organik maupun anorganik mampu memberikan laju penambahan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan dari waktu ke waktu.
(14)
KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KUALITAS TEMULAWAK
VIVIAN ELEONORA REGAR
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Stud i Statistika
SEKOLAH PASCASARJANA
I N S T I T U T P E R T A N I A N B O G O R B O G O R
(15)
Judul Tesis : Kajian Statistika Terhadap Pertumbuh an dan Kualitas Temu lawak
Nama Mahasiswa : Vivian Eleonora Regar
NRP : G151020041
Program Studi : Statistika
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Budi Susetyo, MS Prof.Dr.Ir.Latifah K. D arusman,MS
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Budi Susetyo, MS Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc
(16)
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul: “KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS TEMULAWAK” adalah karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, November 2005
Vivian Eleonora Regar NRP. G1510200241
(17)
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema penelitian ini adalah Kajian statistika Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Temulawak. Penelitian ini di bawah payung Penelitian Hibah Pasca yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Budi Susetyo, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing atas arahan, perhatian serta bimbingannya sejak melakukan penelitian sampai penulisan tesis ini.
2. Bapak Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS sebagai ketua pelaksana kegiatan Proyek Hibah Tim Pasca Sarjana yang sudah mengikutsertakan penulis dalam proyek ini.
3. Staf pengajar di Departemen Statistika yang telah berbagi ilmu serta pengalamannya, serta staf administrasi baik di Departemen Statistika maupun di Sekolah Pascasarjana.
4. Utami Dyah Syafitri atas saran-sarannya.
5. Mama, papa, papa mertua atas doanya, serta keluarga besar yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.
6. Suami dan anak-anak tercinta atas pengertiannya. Permohonan maaf penulis sampaikan kepada mereka karena kurang memperhatikan hak mereka selama penulis menimbah ilmu di IPB.
7. Rekan-rekan seangkatan: Ibu Ely, Alu, Fitry, Tonah, As, Nani, Yenni, Wiwin, Ine, Roni, Asep, Alfian, Aceng, Atok, Uki, Budi dan Jantje. 8. Rekan-rekan di asrama Sam Ratulangi Sempur Kaler 94 Bogor.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran penyelesaian studi.
Tak lepas dari kekurangan yang ada, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkannya.
Bogor, November 2005
(18)
R I W A Y A T H I D U P
Penulis dilahirkan di Kotamobagu (Sulawesi Utara) pada tanggal 9 Januari 1965 sebagai anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Albert Frederik Regar dan Marry Thio. Pada tanggal 17 Juni 1992, Penulis menikah dengan Jantje Denny Prang dan dikaruniai dua orang anak laki-laki yang diberi nama Grand Andrea dan Garry Vernan.
Tahun 1983 penulis lulus dari SMA Negeri I Manado dan pada tahun yang sama penulis masuk perguruan tinggi di IKIP Negeri Manado ( sekarang Universitas Negeri Manado) pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Pendidikan Matematika. Pendidikan sarjana tersebut diselesaikan sampai dengan tahun 1987. Tahun 1988, penulis diterima menjadi tenaga pengajar di jurusan pendidikan matematika, pada fakultas dan universitas yang sama. Penulis kuliah di Program Studi Statistika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2002 dan mendapatkan bantuan berupa beasiswa dari Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) Dikti.
(19)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………. x
DAFTAR GAMBAR ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ………. xii
P E N D A H U L U A N Latar Belakang ………... 1
Tujuan ………. 2
TINJAUAN PUSTAKA Analisis Ragam (ANOVA) ……….. 3
Analisis Ragam Respon Ganda (MANOVA) ………... 4
Model MANOVA untuk Rancangan Faktorial ... 5
Sebaran Normal Ganda ... 7
Pengamatan Berulang ( Reapeted Measurement) ……….. 7
Temulawak ………. 10
METODE PENELITIAN Sumber Data ………... 14
Metode Analisis ……….. 15
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data ………... 20
Pengujian Sebaran Data Peubah X1, X2, X3 dan X4, X5 ……… 20
Uji Homogenitas Ragam ………... 21
Analisis Terhadap Pertumbuhan Vegetatif ( X1, X2, X3) ………. 21
Hasil MANOVA untuk Peubah X1, X2, X3 ……….. 22
Hasil Analisis Rancangan Pengamatan Berulang ………. 25
Analisis Terhadap Bobot Basah (X4) dan Bobot Kering (X5) ……….. 29
Hasil MANOVA untuk Peubah Bobot Basah (X4) dan Bobot Kering (X5) ... 29
Analisis Terhadap Kadar Kurkuminoid (X6) dan Pati (X7) ... 31
KESIMPULAN ... SARAN ..………... 33 33 DAFTAR PUSTAKA .………... 34
(20)
x
D A F T A R T A B E L
Halaman
1 Struktur analisis ragam rancangan faktorial kelompok teracak ………... 4
2 Analisis ragam respon ganda dua faktor rancangan kelompok teracak ………... 6
3 Tabel analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak ………. 9
4 Peubah respon yang diteliti ……….. 15
5 Matriks korelasi antar peubah ………... 20
6 Ringkasan tabel MANOVA peubah X1, X2, X3 ... 23
7 Pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun ... 23
8 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk tinggi tanaman ………... 25
9 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk jumlah anakan ………... 26
10 Analisis ragam rancangan faktorial dalam waktu untuk jumlah daun ………... 28
11 Ringkasan tabel MANOVA peubah X4, X5 ... 30
12 Pengaruh pemupukan terhadap rata-rata bobot basah ... 30
13 Analisis ragam faktorial kelompok teracak kadar kurkuminoid ... 31
(21)
xi
D A F T A R G A M B A R
Halaman
1 Struktur kurkuminoid dari temulawak ……….. 11 2 Plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat peubah
X1, X2, X3 ……… 21
3 Plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat Peubah X4, X5 …….. 21 4 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik tinggi
tanaman ……… 22
5 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik jumlah
anakan ………... 22
6 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik jumlah
daun ……….. 22
7 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan tinggi tanaman .... 24 8 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan jumlah anakan .... 24 9 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan jumlah daun ... 24 10 Tinggi tanaman pada setiap kombinasi taraf pemupukan dari
waktu ke waktu ………... 26 11 Jumlah anakan pada setiap taraf pupuk organik dari waktu ke
waktu ………. 27
12 Jumlah anakan pada setiap taraf pupuk anorganik dari waktu ke
waktu ………. 27
13 Jumlah daun pada setiap kombinasi taraf pemupukan dari waktu ke
waktu ………... 28 14 Pengaruh pupuk organik pada berbagai taraf pupuk anorganik bobot
basah (X4) .………... 29 15 Pengaruh pupuk organik pada berbagai taraf pupuk anorganik bobot
kering ………. 29
16 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan bobot basah ... 30 17 Pengaruh pupuk organik pada berbagai taraf anorganik kadar
kurkuminoid ……….. 31
18 Pengaruh pupuk organik pada berbagai taraf anorganik kadar
(22)
xii
D A F T A R L A M P I R A N
Halaman
1 Tata letak perlakuan di lapangan ... 37 2 Langkah-langkah penentuan kadar Kurkuminoid dan Pati ... 38 3 Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan ... 39 4 Data kadar kurkuminoid dan pati ... 40 5 Rata-rata penambahan tinggi tanaman (cm) dari waktu kewaktu ………… 41 6 Rata-rata penambahan jumlah anakan/rumpun dari waktu
kewaktu …………... 42 7 Rata-rata penambahan jumlah daun/rumpun dari waktu
kewaktu …………... 43 8 Data bobot basah (g) 10 tanaman terpilih ………... 44 9 Uji homogenitas ragam ... 45 10 Plot kenormalan respon kadar kurkuminoid dan pati ... 48 11 Hasil uji Duncan tinggi tanaman rancangan pengamatan berulang ... 49 12 Hasil uji Duncan jumlah anakan rancangan pengamatan berulang ... 50 13 Hasil uji Duncan jumlah daun rancangan pengamatan berulang ... 51
(23)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat terutama dalam industri pembuatan jamu. Adanya kecenderungan masyarakat dunia untuk
back to nature yang juga merupakan program yang dicanangkan organisasi kesehatan dunia (WHO), memberikan peluang yang besar bagi pengembangan tanaman obat dan obat tradisional.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) termasuk salah satu jenis temu-temuan marga Zingiberaceae yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional, terutama dalam industri jamu karena khasiatnya yang dapat menyembuhkan beberapa macam penyakit. Khasiat rimpang temulawak ini tidak terlepas dari kandungan zat aktifnya, dimana zat aktif ini dari masing-masing tanaman bisa berbeda disetiap wilayah atau negara tergantung pada iklim, ketinggian, jenis tanah, perlakuan terhadap tanaman, teknik budidaya dan cara pengolahannya.
Kualitas suatu tanaman tidak terlepas pada cara pembudidayaannya. Untuk mengetahui metode budidaya khususnya pemupukan yang dapat menghasilkan zat aktif maksimum dilakukan percobaan penanaman temulawak yang diberi beberapa perlakuan dengan tujuan melihat pengaruh berbagai perlakuan yang dicobakan terhadap respon.
Percobaan faktorial dengan rancangan kelompok teracak dilakukan dalam desain penelitian ini. Percobaan faktorial dicirikan oleh komposisi dari semua kemungkinan kombinasi taraf-taraf dua faktor atau lebih. Keuntungan dari percobaan ini adalah bisa mendeteksi respon dari taraf masing-masing faktor (faktor utama) dan interaksinya. Faktor yang cukup relevan untuk dicobakan dalam penelitian ini adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik diperlukan karena untuk perkembangan rimpang diperlukan tingkat kegemburan tanah yang cukup tinggi, sedangkan pupuk anorganik untuk memacu pertumbuhan vegetatifnya.
ANOVA (Analysis of Variance) adalah bagian dari prosedur statistika yang digunakan untuk membahas pengaruh perlakuan terhadap respon tunggal. Seperti
(24)
2
diketahui bahwa untuk menggambarkan suatu obyek tidak cukup menggunakan satu peubah saja. Menurut Hair et al., (1998) MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) adalah metode analisis yang mampu menguji pengaruh berbagai perlakuan yang dicobakan terhadap respon ganda secara bersamaan. Pada dasarnya MANOVA merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis ragam satu peubah (ANOVA). Pada ANOVA ketergantungan di antara peubah respon tidak menjadi perhatian utama, namun pada MANOVA mempertimbangkan adanya ketergantungan antar peubah-peubah respons sehingga baik digunakan untuk pengkajian pengaruh dari berbagai perlakuan terhadap lebih dari satu peubah respon.
Teknik statistika yang umum digunakan dalam suatu rancangan percobaan adalah analisis ragam. Tetapi jika terjadi pengukuran respon yang berulang kali pada subyek percobaan yang sama, maka analisis yang dilakukan menjadi lebih kompleks. Oleh karena itu diperlukan model analisis yang lain agar informasi yang diperoleh lebih luas. Salah satu versi dari analisis ragam yang tepat untuk digunakan dalam menganalisis jenis percobaan tersebut adalah metode pengamatan berulang atau
Repeated Measurement. Pengamatan ini ditekankan untuk mengetahui kecepatan perubahan respon dari suatu periode waktu ke periode waktu lainnya sehingga pengaruh waktu akan sangat bermanfaat untuk dikaji.
Tujuan Penelitian
Menerapkan beberapa metode analisis data untuk mempelajari pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan, produksi dan kandungan senyawa penciri temulawak.
(25)
3
TINJAUAN PUSTAKA Analisis Ragam (ANOVA)
Analisis ragam merupakan proses aritmatika untuk membagi jumlah kuadrat total menjadi beberapa komponen yang berhubungan dengan sumber keragaman yang diketahui (Steel & Torrie,1989).
Menurut Neter et al., (1997) model analisis ragam digunakan untuk menganalisis pengaruh peubah bebas terhadap peubah tak bebas. Lebih spesifik lagi dalam studi berfaktor ganda, model analisis ragam digunakan untuk menentukan apakah faktor-faktor yang diteliti saling berinteraksi atau tidak, faktor-faktor mana saja yang penting dan kombinasi faktor mana yang terbaik.
Percobaan dua faktor dapat diaplikasikan terhadap seluruh unit-unit percobaaan secara berkelompok. Hal ini dilakukan jika unit percobaan yang digunakan tidak seragam. Rancangan ini sering disebut rancangan dua faktor dalam rancangan kelompok teracak.
Model Linier
Secara matematik model pengaruh tetap dengan interaksi adalah:
Xijk = μ + τi + βj + (τβ)ij + δk + εijk ………... (1)
i = 1,2, …, a j = 1,2, ... , b k = 1,2, ..., n Dimana :
Xijk = Nilai pengamatan pada penggunaan pupuk organik taraf ke-i,
pupuk anorganik taraf ke-j dan kelompok ke-k.
μ = Komponen aditif dari rataan
τi = Pengaruh utama pupuk organik ke-i βj = Pengaruh utama pupuk anorganik ke-j
(τβ)ij = Pengaruh interaksi dari penggunaan pupuk organik taraf ke-i
dan pupuk anorganik taraf ke-j.
δk = Pengaruh aditif dari kelompok ke-k dan diasumsikan tidak
berinteraksi dengan perlakuan.
εijk = Pengaruh acak pada penggunaan pupuk organik taraf ke-i, pupuk
(26)
4
Asumsi yang mendasari analisis ragam adalah galat percobaan menyebar saling bebas mengikuti sebaran normal dengan ragam homogen [εijk~N(0,
2
ε
σ )]. Tidak terpenuhinya salah satu asumsi akan mempengaruh taraf nyata dan kepekaan uji F yang digunakan (Cochran & Cox, 1960). Penguraian jumlah kuadrat dapat diringkas dalam suatu tabel analisis ragam seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Struktur analisis ragam rancangan faktorial kelompok teracak
Sumber Jumlah Kuadrat Derajat
Bebas
Kuadrat Tengah F
Faktor 1 (organik)
JKf 1 =
∑
= − a l i br 1 2 . x)x
( a – 1 KTf1=
1) (a
JKf1
− KTG
KTf1
Faktor 2 (anorganik)
JKf 2 =
∑
= − b k j ar 1 2 . )(x x b – 1 KTf2=
1) (
JKf2
−
b KTG
KTf2
Interaksi JKint=
∑∑
= = + − − a i b j j i ij r 1 1 2 . . )(x x x x
(a-1)(b-1)
KTint=
) 1 1)( (a JKint −
− b KTG
KTint
Kelompok
JKKEL =
∑
= − r k k abn 1 2 .. )(x x r-1 KTkel =
1) ( JK − r kel Galat
JKgal=
∑∑∑
= = = − a i b j r k ij ijk1 1 1
2
)
(x x
(ab-1)(r-1) KTG= 1) ( JK − r gal Total
JKtot=
∑∑∑
= = = − a i b j r k ijk1 1 1
2
)
(x x abr-1
Pengujian pengaruh penggunaan pupuk organik (Faktor 1), pengaruh pupuk anorganik (Faktor 2) dan interaksinya diuji dengan sebaran F, yaitu dengan menghitung rasio kuadrat tengah masing-masing sumber keragaman dengan kuadrat tengah galat (KTG).
Analisis Ragam Respon Ganda (MANOVA)
Analisis ragam respon ganda adalah pengembangan dari analisis ragam satu peubah (ANOVA). ANOVA hanya mengkaji pengaruh berbagai percobaan yang dilakukan terhadap respon tunggal, sedangkan MANOVA mengkaji pengaruh dari berbagai perlakuan yang dicobakan terhadap respon ganda.
(27)
5
Menurut Hair et al., ( 1998) sebagai prosedur penarikan kesimpulan statistika, teknik ANOVA dan MANOVA digunakan untuk menilai beda nyata secara statistika dari perbedaan antar perlakuan. Sedangkan menurut Johnson & Wichern (2002) MANOVA digunakan pertama kali untuk menyelidiki apakah vektor nilai tengah peubah respon sama, dan bila tidak sama, komponen nilai tengah mana yang berbeda nyata.
Perbedaan antara hipotesis yang diuji dalam ANOVA dan MANOVA disajikan sebagai berikut: ANOVA, k μ μ μ :
H0 1 = 2 =L=
MANOVA, ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ pk k k p p μ μ μ μ μ μ μ μ μ M L M M 2 1 2 22 12 1 21 11 0 : H
Pada ANOVA, hipotesis nol yang diuji adalah kesamaan rata-rata peubah respon antar perlakuan, sedangkan dalam MANOVA hipotesis nol yang diuji adalah kesamaan vektor rata-rata terhadap peubah respon berganda antar perlakuan.
Model MANOVA untuk Rancangan Faktorial
Secara matematik model MANOVA untuk rancangan faktorial kelompok teracak adalah:
( )
ij k ijkjk ik
ijk μ τ τ
X = + + + + + ... (2)
i = 1, 2 ; j = 1, 2, 3, 4 ; k = 1, 2, 3
μ adalah vektor rataan umum, τik adalah vektor pengaruh tetap penggunaan pupuk
organik taraf ke-i kelompok ke-k, βjk adalah vektor pengaruh tetap penggunaan pupuk
anorganik taraf ke-j kelompok ke-k, τβij adalah vektor komponen interaksi antara
penggunaan pupuk organik taraf ke-i dan pupuk anorganik taraf ke-j, δk vektor pengaruh kelompok ke-k , sedangkan Xijk adalah vektor nilai pengamatan pada
(28)
6
Asumsi:
∑
= =
1
i i
τ
∑
==1 j j β
∑
= = 1 ) ( i ij τβ∑
=1 ) ( j ijτβ = 0, nilai-nilai galat bersifat
bebas dan menyebar normal ganda dengan vektor nilai rata-rata 0 dan matriks peragam Σ atau dapat ditulis [eijk ~ Np(0, Σ)]. Secara formal ringkasan hasil
perhitungan jumlah kuadrat dan hasil kali dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Analisis ragam respon ganda dua faktor dalam rancangan kelompok teracak
Sumber Keragaman
Matriks Jumlah Kuadrat dan Hasil Kali Db Faktor 1
(organik) JKHKfak 1 =
∑
= − − a l i i br 1 . . x)(x x)' x(
a-1 Faktor 2
(anorganik) JKHKfak 2 =
∑
= − − b k j j ar 1 . . x)(x x)' x(
b-1 Interaksi
JKHKinteraksi=
∑∑
= = + − − + − − a i b j j i ij j i ij r 1 1 . . .. x x)(x x x x)' x
x
( (a-1)(b-1)
Kelompok JKHKKEL =
∑
= − − r k k k ab 1 .. .. x)(x x)' x( r-1
Galat JKHKgalat =
∑∑∑
= = = − − a i b j r k ij ijk ij ijk1 1 1
)' x x )( x x ( ab(r-1)
Total JKHKtotal =
∑∑∑
= = = − − a i b j r k ijk ijk
1 1 1
)' )(
(x x x x abr - 1
Pengujian hipotesis menggunakan statistik Lambda-Wilks (Λ-Wilks): Uji untuk interaksi :
galat galat JKHK int JKHK JKHK
Λ = +
Uji untuk faktor 1 :
galat faktor galat JKHK JKHK JKHK 1
Λ = +
Uji untuk faktor 2 :
galat faktor galat JKHK JKHK JKHK 2
Λ = +
Lambda-Wilks berhubungan dengan criteria rasio kemungkinan (likelihood ratio criterion). Sebaran eksak dari Λ-Wilks dapat diturunkan untuk kasus khusus, sehingga dapat dibandingkan dengan tabel distribusi F. Untuk kasus lain dan ukuran
(29)
7
contoh besar, modifikasi dari Λ-Wilks berdasarkan Bartlett dapat digunakan untuk menguji H0 (Johnson & Wichern, 2002).
Sebaran Normal Ganda
Fungsi kepekatan bersama dari peubah acak yang menyebar normal dan saling bebas adalah: 2 1 2 1 exp ... 1 2 / 2 1 ) ,..., 1 ( ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ∑ = − − = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ p i i i i x p p p x x
f σμ
σ σ
π ... (3) bentuk 2 ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − i i i x
σμ dari eksponen fungsi sebaran normal mengukur jarak kuadrat dari xi
ke µ dalam unit simpangan baku. Bentuk ini dapat digeneralisasikan untuk vektor x(px1) dari pengamatan beberapa peubah sebagai:
(
x μ)
Σ 1(
x μ)
' −
− −
dimana :
x’ = [ x1, x2…, xp ] adalah vektor peubah
µ’ = [µ1,µ2, …, µp]
∑
⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = 2 2 1 0 0 p σ σ K M O M Lmaka fungsi kepekatan peluang bersama untuk X, f(X; μ, Σ) adalah:
⎥⎦ ⎤ ⎢⎣
⎡− − −
= − − μ
) (x Σ μ)' (x 2 1 exp | | ) 2 ( ) , ;
( 1/2 1
) 2 / (
Σ
Σ
μ
pf X
π
... (4)∞ < < ∞
− xi , i = 1, 2, …, p
Pengamatan Berulang ( Reapeted Measurement)
Di dalam analisis ragam, biasanya suatu subjek percobaan hanya diambil responnya satu kali dimana respon tersebut menerima satu perlakuan secara acak.
(30)
8
Tetapi adakalanya subjek-subjek percobaan ini diukur/diamati berulang kali dalam jangka waktu tertentu. Pada kasus dimana terjadi pengukuran respon yang berulang ini, maka rancangan percobaan yang dihadapi disebut rancangan pengamatan berulang (Repeated measurement design).
Tujuan dari pengamatan berulang ditekankan untuk mengetahui kecepatan perubahan respon dari suatu periode waktu ke periode waktu lainnya. Selain itu ingin diketahui pengaruh interaksi antara perlakuan dan periode waktu pengamatan. Menurut Mattjik & Sumertajaya (2000), percobaan yang melibatkan pengamatan berulang memerlukan penanganan model analisis yang lain dari model rancangan dasar agar informasi yang diperoleh lebih luas. Percobaan seperti ini sering diberi nama sesuai dengan rancangan dasar yang dipakai ditambah “dalam waktu” (in time). Model Linier
Model linier dari rancangan ini sama seperti model linier dari rancangan dasar yang digunakan, ditambah pengaruh waktu dan interaksinya dengan perlakuan.
Secara matemetik model linier untuk rancangan faktorial dalam waktu dengan rancangan kelompok teracak adalah sebagai berikut:
Yijkl =μ+Kl+αi+ j+
( )
αβ ij + ijl+ωk+ ik+( )
αϖ ik +( )
βϖ jk +(
αβϖ)
ijk + ijkl………... (5) dengan i = 1, 2 ; j = 1, 2, 3, 4 ; k = 1, 2, …, 10 ; l = 1, 2, 3 dimana:
Yijkl = Nilai pengamatan pada penggunaan pupuk organik taraf ke-i dan
pupuk anorganik taraf ke-j yang diamati pada waktu ke-k dan kelompok ke-l
μ = Rataan umum
Kl = Pengaruh kelompok ke-l
αi = Pengaruh pupuk organik taraf ke-i j = Pengaruh pupuk anorganik taraf ke-j
α i = Pengaruh interaksi penggunaan pupuk organik dengan pupuk
anorganik
(31)
9
ωk = Pengaruh waktu pengamatan ke-k
lk
γ = Pengaruh galat waktu pengamatan
αωik = Pengaruh interaksi waktu dengan penggunaan pupuk organik
ωjk = Pengaruh interaksi waktu dengan penggunaan pupuk anorganik
α ωijk = Pengaruh interaksi penggunaan pupuk organik, pupuk anorganik
dengan waktu
єijkl = Pengaruh galat pada penggunaan pupuk organik taraf ke-i dan
pupuk anorganik taraf ke-j yang diamati pada waktu ke-k pada kelompok ke-l
Dari model di atas terlihat ada tiga komponen acak yaitu komponen acak untuk perlakuan ijl , waktu γlk dan komponen acak untuk interaksi waktu dan perlakuan єijkl.
Sumber-sumber keragaman untuk pengamatan berulang dalam rancangan faktorial kelompok teracak disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Tabel analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak
Sumber Keragaman
Db Jumlah
Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-hitung
Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG(III)
Faktor 1 a-1 JKF1 KTF1 KTF1/KTG(I)
Faktor 2 b-1 JKF2 KTF2 KTF2/KTG(I)
F1*F2 (a-1)(b-1) JK(F1*F2) KT(F1*F2) KT(F1*F2)/KTG(I)
Galat (I) (ab-1)(r-1) JKG(a) KTG(I)
Waktu W w-1 JKW KTW KTW/KTG(II)
Galat (II) w(r-1) JKG(b) KTG(II)
F1*W (a-1)(w-1) JK(F1*W) KT(F1*W) KT(F1*W)/KTG(III)
F2*W (b-1)(w-1) JK(F2*W) KT(F2*W) KT(F2*W)/KTG(III)
F1*F2*W (a-1)(b-1) (w-1)
JK(F1*F2*W) KT(F1*F2*W) KT(F1*F2*W)/KTG(III)
Galat (III) (abc-ab-c)
(r-1)
JKG(c) KTG(III)
Total abwr-1 JKT
Untuk menguji pengaruh utama dan interaksi faktor-faktor percobaan menggunakan uji F yang biasa yaitu membagi nilai kuadrat tengah dari pengaruh utama atau interaksi dengan kuadrat tengah galat (I). Untuk menguji interaksi antara
(32)
10
faktor-faktor dengan waktu, penyebut dari uji F yang dilakukan adalah kuadrat tengah galat (III), sedangkan pengaruh waktu penyebut dari uji F yang digunakan adalah kuadrat tengah galat (II).
Temulawak
Temulawak termasuk terna berbatang semu. Tinggi tanaman dapat mencapai 200cm, bahkan ada yang sampai 2,5 cm berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang terbentuk sempurna, bercabang-cabang kuat berwarna jingga gelap. Tiap tanaman berdaun 2 – 9 helai, berbentuk mata lembing jorong memanjang Sebagai tanaman monokotil, temulawak tidak memiliki akar tunggang. Akar yang dipunyai adalah berupa rimpang yang dibedakan atas rimpang utama (induk) dan anak rimpang. Tanaman temulawak membentuk rimpang induk bulat panjang dengan anak rimpang sebanyak 3 sampai 7 buah. Produk yang diambil adalah rimpang induk yang tumbuh dan terbentuk dekat permukaan tanah dengan kedalaman 35 cm.
Menurut de Jong dalam Wahit & Soediarto (1985), temulawak merupakan tanaman hutan yang menyukai lingkungan gelap dan lembab, tetapi tidak terlalu memilih akan sifat dan ciri tanah. Tetapi untuk menghasilkan rimpang yang berkualitas diperlukan tanah subur yang mengandung banyak unsur hara.
Temulawak dapat hidup pada ketinggian 5-1200m di atas permukaan laut, dengan curah hujan 1500-4000mm/tahun diberbagai macam tipe tanah. Berdasarkan hasil penelitian adaptasi temulawak, menunjukkan bahwa lokasi rendah sampai sedang yang berkisar antara 240 – 450 m di atas permukaan laut, memberikan produksi rimpang yang lebih tinggi yaitu 13.02 – 14.60 ton/ha rimpang segar dibandingkan di dataran tinggi 1200 m di atas permukaan laut yaitu hanya 5.80 ton/ha rimpang segar.
Kandungan Kimia
Kandungan kimia rimpang temulawak dibagi atas tiga kelompok yaitu fraksi pati, kurkuminoid dan minyak atsiri.
(33)
11
Karbohidrat utama yang disimpan pada sebagian besar tumbuhan adalah pati. Jumlah pati pada berbagai jaringan bergantung pada banyak faktor genetik dan lingkungan. Pati terbentuk pada siang hari ketika fotosintesis melebihi laju gabungan antara respirasi dan translokasi, kemudian sebagian hilang pada waktu malam (Salisbury et al., 1995).
Pati dapat dikembangkan sebagai bahan makanan, berbentuk serbuk dan berwarna putih kekuningan. Fraksi pati merupakan kandungan terbesar jumlah bervariasi antara 48-54% tergantung dari ketinggian tempat tumbuh. Menurut DepKes (1995) rimpang temulawak mengandung 48-59.64% pati. Makin tinggi tempat tumbuh kadar pati semakin rendah dan kadar minyak atsirinya semakin tinggi.
Fraksi kurkuminoid
Kurkuminoid mempunyai aroma yang khas dan tidak toksik. Terdiri dari kurkumin yang mempunyai aktifitas antiradang dan desmetoksikurkumin yang mempunyai warna kuning atau kuning jingga berbentuk serbuk dengan rasa sedikit pahit. Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid 1,4 – 4%, dimana kadarnya sangat tergantung pada umur rimpang dan ketinggian tempat tumbuh.
Menurut Sinambela (1985), komposisi rimpang temulawak dapat dibagi menjadi dua fraksi utama yaitu zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri. Warna kekuningan temulawak disebabkan adanya kurkuminoid. Kandungan utama kurkuminoid terdiri dari senyawa kurkumin, desmetoksikurkumin dan bis-desmetoksikurkumin (Gambar 1).
Gambar 1. Struktur kurkuminoid dari temulawak Keterangan:
R1 R2
-OCH3 -OCH3 =kurkumin
OH O
R2
OH HO
(34)
12
-OCH3 -H =desmetoksikurkumin
-H -H =bis-desmetoksikurkumin
Kandungan kurkuminoid dalam rimpang temulawak adalah 1.6-2.2% (DepKes 1995). Menurut Oei et al., (1985) rimpang temulawak mengandung 3.16% kurkuminoid, terdiri dari kadar kurkumin sekitar 58-71%, sedangkan demetoksikurkumin berkisar 29-42%.
Hasil penelitian Yusnira (2005), kadar kurkuminoid yang diperoleh menggunakan metoda HPLC mempunyai rentang nilai antara 0,12-1,74%. Dari data hasil analisis ini diketahui bahwa kadar kurkuminoid pada 10 sampel yang sangat bervariasi. Kadar kurkuminoid terendah dimiliki oleh sampel yang berasal dari daerah Kuningan dengan kadar 0,12%. Sedangkan sampel yang memiliki kadar kurkuminoid tertinggi terdapat pada sampel yang berasal dari daerah Bogor yaitu dengan kadar 1,74%.
Fraksi minyak atsiri
Minyak atsiri merupakan cairan berwarna kuning atau kuning jingga, mempunyai rasa yang tajam, bau khas aromatik. Komponen minyak atsiri temulawak tidak selalu sama, tergantung pada umur rimpang, tempat tumbuh, teknik isolasi, dan teknik analisis yang digunakan. Menurut Depkes (1995) kandungan minyak atsiri rimpang temulawak berkisar 1.48-1.63%.
Pemupukan
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan kesehatan tanaman adalah dengan memberikan pupuk yang seimbang baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Secara kimia kesuburan tanah dipengaruhi oleh ketersediaan hara baik organik maupun anorganik.
Pemupukan dengan pupuk kandang akan memberi pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan rumpun dan rimpang. Hasil analisis yang dilakukan di Laboratorium Jurusan Tanah Faperta IPB, pupuk kandang dari kotoran sapi mengandung unsur hara C, N, P, K, Ca, dan Mg.
(35)
13
Penelitian Hamid dan Karsinah dalam Djakamihardja, et al. (1985), pemupukan dengan pupuk kandang dilakukan dua minggu sebelum tanam, disusul empat bulan dan enam bulan setelah tanam, masing-masing 0,5 kg/tanaman. Selanjutnya penelitian Sudiarto dalam Djakamihardja, et al (1985), memberikan pupuk sebanyak 60kg N + 50kg P2O5 + 75kg K2O per hektar. Seluruh P2O5 pada waktu tanam, sedangkan pupuk N dan K2O pada umur dua bulan 0,7 bagian dan empat bulan setelah tanam 0,3 bagian.
(36)
14
METODE PENELITIAN Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari rangkaian penelitian Hibah Penelitian Pascasarjana IPB. Sumber data berasal dari hasil percobaan tanaman temulawak di kebun percobaan Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPB yang berlokasi di Cikabayan Bogor. Percobaan dilakukan pada masa tanam Oktober 2003 sampai Agustus 2004.
Ada dua faktor yang dicobakan untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan kualitas tanaman temulawak, yaitu:
a. Faktor pupuk organik (Faktor 1) dengan dua taraf pemberian pupuk: K0 = 0 ton/ha → 0 g/tanaman
K5 = 5 ton/ha → 180 g/tanaman
b. Faktor pupuk anorganik (Faktor 2) dengan empat taraf pemberian pupuk: P0 = 0 kg P205/ha → 0 g/tanaman
P30 = 30 kg P205/ha → 3 g/tanaman P60 = 60 kg P205/ha → 6 g/tanaman P90 = 90 kg P205/ha → 9 g/tanaman
Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial kelompok teracak dengan 8 jenis kombinasi perlakuan, yaitu: K0P0, K0P30, K0P60, K0P90, K5P0, K5P30, K5P60, K5P90. Jumlah kelompok ditetapkan 3 kelompok, sehingga percobaan ini ada 24 petak percobaan. Jarak tanam adalah 60cm X 60cm.
Setiap petak percobaan terdiri atas 35 tanaman jadi keseluruhan percobaan terdiri atas 840 tanaman. Dalam setiap unit percobaan diambil contoh sebanyak 10 tanamaan secara acak. Tata letak perlakuan di lapangan dilakukan secara acak dengan bantuan program MINITAB, yang hasilnya dapat dilihat pada lampiran 1.
Pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap bulan sekali sampai umur tanaman 12 bulan (masa panen). Pengamatan awal saat tanaman berumur 2 bulan. Analisis kimia untuk menentukan kadar senyawa penciri dari rimpang temulawak ini,
(37)
15
dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Baranangsiang. Alat yang digunakan yaitu
Spektrofotometer untuk menentukan kadar kurkuminoid dan Titrimetri untuk kadar pati. Langkah-langkah penentuan kadar kurkuminoid dan kadar pati dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 4 memuat peubah respon yang diamati.
Tabel 4 Peubah respon yang diteliti
No Peubah Respon Simbol
1 Tinggi tanaman (cm) X1
2 Jumlah anakan X2
3 Jumlah Daun X3
4 Bobot Basah rimpang (g) X4
5 Bobot kering rimpang (g) X5
6 Kadar kurkuminoid (%) X6
7 Kadar pati (%) X7
Metode Analisis
1) Pada tahap pertama dilakukan analisis deskriptif dan eksplorasi data untuk mengidentifikasi karakteristik data. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah: 1.1. Menentukan korelasi antar peubah respon
2.1. Menguji asumsi kenormalan
Seperti pada kasus satu peubah respon (univariate), penelusuran sebaran normal ganda dapat juga memanfatkan plot quantil. Plot quantil-quantil dalam kasus peubah ganda didekati dengan quantil-quantil khi-kuadrat. Beberapa tahapan dalam menyusun plot quantil χ2 adalah:
a. Hitung:
d
ii2=
(
x
i−
μ
)
'∑
−1(x
i−
μ
)
b. Beri peringkat terhadap dii2c. Cari nilai khi-kuadrat dari nilai ( ) n
i−1/2 dengan derajat bebas p.
⎟ ⎠ ⎞ ⎜
⎝ ⎛ −
n i
p
2 / 1
2
(38)
16
d. Buat plot ⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − n i p 2 / 1 2
χ dengan dii2. Bila pola hubungannya mengikuti
garis lurus maka data tersebut dapat dikatakan menyebar normal ganda. 3.1. Menguji asumsi kehomogenan ragam. Uji formal yang digunakan adalah uji
Bartlett. Statistik ujinya adalah:
( )
( )
( )( )
⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ − − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − =∑
∑
i i i ii s r s
r 2 2
2 log 1 log 1 3026 . 2
χ , dengan
(
)
1 r Y Y s i i 2 ij 2 i − − =∑
;(
)
t N s 1 n s 2 i i 2 − − =∑
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − + =∑
∑
1 1 1 1 ) 1 ( 3 1 1 c i i r r t keterangan:N = banyaknya amatan t = banyaknya perlakuan n = banyaknya ulangan
si = ragam contoh pada perlakuan ke-i
c = faktor koreksi
Nilai uji statistik ini didasarkan pada sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas (t-1).
2) Analisis terhadap pertumbuhan vegetatif ( X1, X2, X3), peubah bobot basah dan bobot kering (X4, X5) menggunakan metode MANOVA.
Model MANOVA dua faktor dengan interaksi seperti pada persamaan 4.
Langkah-langkah perhitungan analisis ragam respon ganda adalah sebagai berikut:
a. Menentukan matriks Jumlah Kuadrat dan Hasil Kali (JKHK) penggunaan pupuk organik
b. Menentukan matriks JKHK penggunaan pupuk anorganik c. Menentukan matriks JKHK interaksi
d. Menentukan matriks JKHK kelompok e. Menentukan matriks JKHK galat
(39)
17
3) Analisis rancangan pengamatan berulanguntuk peubah X1, X2, X3
Langkah-langkah perhitungan jumlah kuadrat masing-masing sumber keragaman adalah:
a. Dari tabulasi silang antara faktor pupuk organik, anorganik, waktu, kelompok FK = Faktor Koreksi
r abw Y FK 2 =
JKT = Jumlah Kuadrat Total
FK w 2 ijk Y a 1 i b 1 j w 1 k r 1 l 2 ) .... Y ijkl Y (
JKT ∑ =∑ ∑ ∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
=
b. Dari data rekapitulasi tabulasi silang faktor pupuk organik, anorganik dan kelompok
JKST1 = Jumlah kuadrat sub total 1
K F 2 ijk Y a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y ijk (Y 1
JKT ∑ =∑∑∑∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
= r l
l l FK abw 2 ...l Y a 1 i b 1 j w 1 k r 1 2 ) .... Y ... Y (
JKK ∑ =∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
=
l l
c. Dari data rekapitulasi, tabulasi silang faktor pupuk organik dan anorganik JKF1 = Jumlah kuadrat faktor pupuk organik
FK bwk 2 ... i Y a 1 i b 1 j w 1 k r 1 2 ) .... Y ... i Y ( 1 F
JK ∑ =∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
=
l
JKF2 = Jumlah kuadrat faktor pupuk anorganik
FK aw 2 .. j . Y a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y .. j . Y ( 2
JKF ∑ =∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
=
r r
(40)
18 JKB JKA a 1 i b 1 j 2 ) .... Y .. ij Y ( w a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y .. j . Y ... i Y .. ij Y ( 2 F 1 JKF − − ∑ = ∑= − = ∑ = ∑= ∑= ∑= − − + = r r l
JKF1F2 = JKP – JKF1 – JKF2 JKG(I) = Jumlah kuadrat galat (I) JKG(I) = JKST1 – JKK - JKP
d. Dari data rekapitulasi, tabulasi silang faktor waktu dan kelompok JKST2 = Jumlah kuadrat sub total 2
FK ab 2 .. Y w 1 k 1 2 ) .... Y .. Y ( ab 2
JKST ∑ = ∑ ∑ −
= ∑= −
= r rl
l rl
JKW = Jumlah kuadrat waktu
FK abw 2 k .. Y w 1 k r 1 2 ) .... Y . k .. Y ( ab
JKW ∑ = ∑ −
= ∑= −
= l
l
JKG(II) = Jumlah Kuadrat Galat (II) JKG(II) = JKST2 – JKK - JKC
e. Dari data rekapitulasi, tabulasi silang faktor pupuk organik, anorganik dan waktu
JKF1*W = Jumlah kuadrat interaksi faktor pupuk organik dan waktu
JKW 1 JKF a 1 i 1 2 ) .... Y . . i Y ( b a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y . .. Y ... i Y . . i Y ( W * 1 F JK − − ∑ = ∑= − = ∑ = ∑= ∑= ∑= − − + = r l k r r
l k k
JKW 2 JKF b 1 j 1 2 ) .... Y . j . Y ( a a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y . .. Y .. j . Y . j . Y ( W JKF2 − − ∑ = ∑= − = ∑ = ∑= ∑= ∑= − − + = ∗ w k k r r
(41)
19
JKF2*W = JKP2 – JKF2 – JKW
JKF1*F2*W = Jumlah kuadrat interaksi pupuk organik, anorganik dan waktu
∑
= ∑= ∑= − − − − −
= a
1 i
b 1 j
w
1 JKF1 JKF2 JKW
2 ) .... Y . ij Y ( r
W * 2 F * 1 JKF
k k
W * 2 F JK W * 1 F JK 2 F * 1 F
JK − −
JKF1*F2*W = JKP2 – JKF1 – JKF2 – JKW – JKF1*F2 – JKF1*W – JKF2*W
JKG(III) = JKT – JKF1 – JKF2 – JKF1*F2 – JKK - JKG(a) – JKW - KG(b) - JKF1*W-JKF2*W- JKF1*F2*W
4) Untuk peubah kadar kurkumin dan pati (X6 dan X7) dianalisis secara terpisah menggunakan ANOVA faktorial dalam rancangan kelompok teracak, dengan model tetap seperti pada persamaan 1.
Data yang diperoleh dianalisis dengan bantuan software Minitab 13.20, Exel 2002 dan SAS versi 8.
(42)
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Tabel 5 menyajikan matriks korelasi antar peubah. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terdapat korelasi yang kuat antar peubah jumlah anakan, jumlah daun dengan tinggi tanaman, dengan nilai p-value 0.000. Demikian pula korelasi antara bobot basah dan bobot kering nyata dengan nilai p-value 0.000. Bobot basah dan bobot kering berkorelasi positif dengan peubah tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun. Sedangkan korelasi antara peubah senyawa penciri ( kurkuminoid dan pati ) dengan peubah-peubah yang lain relatif kecil.
Tabel 5 Matriks korelasi antar peubah
Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6 X2 0.892
0.000 X3 0.825
0.000
0.881 0.000 X4 0.516
0.010
0.569 0.004
0.423 0.039 X5 0.389
0.060
0.385 0.063
0.212 0.320
0.882 0.000 X6 -0.026
0.906
0.032 0.883
-0.259 0.222
0.229 0.281
0.424 0.039 X7 -0.095
0.659
-0.355 0.088
-0.167 0.436
-0.278 0.188
-0.242 0.254
-0.424 0.039
Keterangan: Angka yang dicetak tebal adalah nilai p-value hasil pengujiam terhadap koefisien korelasi
Pengujian Sebaran Data Peubah X1, X2, X3 dan X4, X5.
Untuk mengevaluasi apakah gugus data menyebar normal ganda ditelusuri dengan memanfaatkan plot quantil-quantil yang didekati dengan quantil khi-kuadrat. Gambar 2 memperlihatkan plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat untuk peubah X1, X2, X3. Sedangkan untuk peubah X4 dan X5 disajikan pada Gambar 3. Dari kedua gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran titik-titiknya mendekati garis lurus, sehingga dapat disimpulkan kedua gugus data menyebar normal ganda. Hal ini diperkuat dengan nilai korelasi pearson antara jarak Mahalanobis dan q((j-0.5)/24)
(43)
21
yaitu 0.985 yang lebih besar dari batas kritis pada taraf nyata 5% yaitu 0.9564 (untuk peubah X1, X2, X3), sedangkan untuk peubah X4,X5 korelasi pearson antara jarak dan q((j-0.5)/24) adalah 0.963.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 280
230
180
X((j-0.5/24))
ja
ra
k
0 1 2 3 4 5 6 7 8 20
30 40 50 60
X((j-0.5)/24)
ja
ra
k
Gambar 2 Plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat peubah
X1, X2, X3
Gambar 3 Plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat peubah X4, X5
Uji Homogenitas Ragam
Salah satu asumsi yang mendasari analisis ragam adalah galat percobaan mempunyai ragam yang homogen atau konstan. Berdasarkan hasil uji homogenitas ragam (Lampiran 9), terlihat bahwa kehomogenan ragam galat percobaan dapat dipenuhi.
Analisis Terhadap Pertumbuhan Vegetatif ( X1, X2, X3)
Plot untuk menggambarkan rataan setiap peubah respon pada setiap kombinasi faktor disajikan pada Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6. Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk organik dosis 5ton/ha menghasilkan respon tinggi tanaman lebih tinggi dari pada tanpa menggunakan pupuk organik, untuk setiap dosis pupuk anorganik. Ada kenaikan respon tinggi tanaman dari dosis 60kg/ha ke 90kg/ha. Demikian pula untuk peubah jumlah anakan, penggunaan pupuk organik dosis 5ton/ha juga menghasilkan respon jumlah anakan lebih tinggi dari pada tanpa menggunakan pupuk organik, untuk setiap dosis pupuk anorganik (Gambar 5).
(44)
22
0 50 100 150 200 250 300
P0 P30 P60 P90
Pupuk Anorganik
Ti
nggi
Ta
na
m
a
n
K0 K5
0 2 4 6 8 10 12
0 30 60 90
Pupuk Anorganik
Ju
m
lah
A
n
ak
a
n
K0 K5
Gambar 4 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupukanorganik tinggi tanaman
Gambar 5 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik jumlah anakan
Gambar 6 adalah plot yang menggambarkan rata-rata jumlah daun pada setiap kombinasi faktor dalam percobaan. Terlihat bahwa penggunaan pupuk organik dosis 5ton/ha menghasilkan respon jumlah daun lebih tinggi dibandingkan tanpa menggunakan pupuk organik, untuk setiap dosis pupuk anorganik. Ada kenaikan respon jumlah daun dari dosis 30kg/ha sampai 90kg/ha.
0 10 20 30 40
0 30 60 90
Pupuk Anorganik
Ju
m
lah
D
a
u
n
K0 K5
Gambar 6 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik jumlah daun
Hasil MANOVA untuk Peubah X1, X2, X3
Tabel 6 adalah ringkasan hasil MANOVA secara simultan untuk pembandingan faktor-faktor dan interaksinya. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa interaksi antara faktor pupuk organik dan anorganik untuk ketiga peubah signifikan dengan nilai P = 0.0058 yang lebih kecil dari nilai α = 0.05.
(45)
23
Tabel 6 Ringkasan tabel MANOVA peubah X1, X2, X3
Sumber Nilai Λ Nilai F Nilai P
Kelompok 0.18
F1:Pupuk organik 0.97 111.90 0.0001*
F2:Pupuk anorganik 0.03 10.13 0.0001*
F1*F2 0.18 3.39 0.0058*
Keterangan: *nyata pada α = 0.05
Untuk melihat bagaimana bentuk interaksinya, (untuk masing-masing peubah) dilakukan analisis lanjutan dengan uji jarak Duncan. Uji lanjut akan dibandingkan K0 dan K5 disetiap taraf dosis P.
Tabel 7 Pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun
Pupuk
P0 P30 P60 P90 Rata-rata
Tinggi Tanaman
K0 179.33 d 187.00 d 188.00 cd 196.33 cd 187.67
K5 207.67 bc 221.00 b 223.33 b 272.67 a 231.17
Rata-rata 193.5 204 205.67 234.50
Jumlah Anakan
K0 4.00 e 4.00 e 5.00 d 6.00 c 4.75
K5 6.00 c 6.33 c 7.67 b 10.67 a 7.67
Rata-rata 5.00 5.17 6.33 8.33
Jumlah Daun
K0 15.67 d 16.00 d 19.67 cd 22.33 c 18.42
K5 21.33 c 21.33 c 28.67 b 36.33 a 26.92
Rata-rata 18.50 18.67 24.17 29.33
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan
Berdasarkan hasil pengujian (Tabel 7), terlihat bahwa terdapat pengaruh pemberian pupuk organik dan tanpa pupuk organik pada setiap taraf pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik dosis 5ton/ha, memberikan respon tinggi, jumlah anakan, jumlah daun lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pupuk organik. Respon tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan K5P90. Untuk tinggi tanaman mencapai 272.67 cm, jumlah anakan 11/rumpun, dan jumlah daun 36/rumpun. Hasil ini didukung oleh plot permukaan tiga dimensi (Response surface) dan plot kontur yang disajikan pada Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9. Metode permukaan respons
(46)
24
digunakan untuk mencari taraf-taraf peubah bebas yang membuat respons menjadi optimum (Montgomery, 2001)
90 80 70 60 50 0 180 40 anorganik 190 200 1 210 220 230 30 240 250 2 260 270 20 3 4 10
TT
0 5
organik
Surface Plot of TT
215 240 265 5 4 3 2 1 0 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 organik an or g a n ik
Contour Plot of TT
Gambar 7 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan tinggi tanaman
90 80 70 60 50 0 3.5 40 anorganik 4.5 5.5 1 6.5 7.5 30 8.5 2 9.5 10.5 20 3 4 10
JA
0 5
organik
Surface Plot of JA
5 6 7 8 9 10 5 4 3 2 1 0 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 organik a n o rga ni k
Contour Plot of JA
Gambar 8 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan jumlah anakan
90 80 70 60 50 0 15 40 anorganik 1 25 30 2 35 20 3 10 JD
4 5 0
organik
Surface Plot of JD
21 26 31 36 5 4 3 2 1 0 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 organik a n o rga ni k
Contour Plot of JD
(47)
25
Hasil Analisis Rancangan Pengamatan Berulang
Analisis untuk rancangan pengamatan berulang dilakukan terhadap peubah tinggi tanaman (X1), jumlah anakan X2) dan jumlah daun (X3).
Tinggi Tanaman (X1)
Tabel 8 menunjukkan hasil analisis ragam faktorial RAK dalam waktu untuk tinggi tanaman. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa pupuk organik (K) dan anorganik (P) memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada setiap waktu pengamatan dengan α = 5%. Hal ini berarti peran pupuk K dan P dalam mempengaruhi respon jumlah daun tidak bebas sehingga harus dilihat secara bersamaan. Interaksi yang nyata antara faktor Waktu dengan pupuk organik (K) dan anorganik (P) berarti ada perbedaan pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman temulawak dari waktu ke waktu.
Tabel 8 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk tinggi tanaman
Sumber Db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Nilai F Nilai P
Kel 2 1012.26 506.13
P 3 9754.58 3251.53 15.18 0.0001*
K 1 27670.54 27670.54 129.17 0.0001*
P*K 3 5978.91 1992.97 9.30 0.0001*
Galat a 14 2999.01 214.22
W 9 808095.09 89788.34 4232.80 0.0001*
Galat b 18 381.83 21.21
P*W 27 7138.30 264.38 12.48 0.0001*
W*K 9 8666.75 962.97 45.46 0.0101*
P*W*K 27 2939.63 108.88 5.14 0.0001*
Galat c 126 2668.91 21.18
Total 239 877305.80
Keterangan * = nyata pada taraf α = 5%
Gambar 10 menunjukkan plot tinggi tanaman pada setiap kombinasi perlakuan dari waktu kewaktu. Berdasarkan hasil pengujian (Lampiran 11) dapat dilihat bahwa sampai amatan ke-4 tinggi tanaman sama saja pada semua kombinasi perlakuan, namun pada amatan ke-5 sampai 10 kombinasi K5P90 memberikan tinggi tanaman tertinggi.
(48)
26
0 50 100 150 200 250 300
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
Ti
ng
g
i Ta
na
m
a
n K0P0
KOP30 KOP60 KOP90 K5P0 K5P30 K5P60 K5P90
Gambar 10 Tinggi tanaman pada setiap kombinasi taraf pemupukan dari waktu kewaktu
Jumlah Anakan (X2)
Hasil analisis ragam pengamatan berulang faktorial rancangan kelompok teracak untuk respon jumlah anakan disajikan pada Tabel 9. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa interaksi pupuk organik dan waktu, interaksi pupuk anorganik dan waktu nyata pada α = 5%.
Tabel 9 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk jumlah anakan
Sumber Db JumlahKuadrat Kuadrat engah Nilai F Nilai P
Kel 2 88.90 44.45
P 3 260.65 86.88 37.74 0.0001*
K 1 357.70 357.70 155.36 0.0090*
P*K 3 39.58 13.193 5.73 0.0001*
Galat a 14 32.23 2.30
W 9 292.59 32.51 42.73 0.0001*
Galat b 18 4.10 0.23
P*W 27 34.90 1.29 7.60 0.0001*
W*K 9 27.59 3.07 18.02 0.0001*
P*W*K 27 6.30 0.23 1.37 0.1256tn
Galat c 126 21.43 0.17
Total 239 1165.97
Keterangan: *Nyata pada taraf α = 5%, tntidak nyata pada α = 5%
Interaksi yang nyata antara faktor waktu dengan pupuk organik dan waktu dengan pupuk anorganik berarti ada perbedaan pengaruh pemupukan terhadap jumlah anakan dari waktu kewaktu. Gambar 11 dan Gambar 12 memperlihatkan pola
(1)
Lampiran 12 Macro plot normal ganda peubah tinggi tanaman, jumlah anakan
dan jumlah daun
macro
vivi c1 c2 c3 jarak
mconstant r1 r2 r3 r4 r5 r6 r7 n k i j l h
mcolumn c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11 c12 c13 c14 c15 c16 c17 c18 c19 c20 c21
dist.1-dist.24
mmatrix m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 m8 m9 jarak
noecho
let r1=mean(c1)
let r2=mean(c2)
let r3=mean(c3)
let n=count(c1)
let c8=c1-r1
let c9=c2-r2
let c10=c3-r3
copy c8 c9 c10 m1
transpose m1 m2
mult m2 m1 m3
let k=1/(n-1)
mult k m3 m4
invert m4 m5
print m1 m2 m3 m4 m5
do i=1:n
let
l=1
do
j=1:n
let
c15(l)=c1(i)-c1(j)
let
c16(l)=c1(i)-c2(j)
let
c17(l)=c1(i)-c3(j)
let
l=l+1
enddo
copy c15 c16 c17 m6
transpose
m6
m7
mult m6 m5 m8
mult m8 m7 m9
diagonal m9 dist.i
let
dist.i=sqrt(dist.i)
enddo
copy dist.1-dist.24 jarak
print jarak
(2)
endmacro
Lampiran
Uji BOX’M untuk peubah bobot basah dan bobot kering
Box's Test of Equality of Covariance Matrices
Box's M
44.022
F
1.197
df1
21
df2
918
Sig.
.245
Tests the null hypothesis that the observed covariance matrices of the dependent variables are
equal across groups.
Levene's Test of Equality of Error Variances
F df1
df2
Sig.
TINGGI
2.200 7
16
.091
ANAKAN
.938 7
16
.505
DAUN
2.358 7
16
.074
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across
groups.
(3)
Lampiran 5. MANOVA X1, X2, X3
General Linear Models Procedure
Class Level Information
Class Levels Values
KEL 3 1 2 3
F1 2 0 5
F2 4 0 30 60 90
Number of observations in data set = 24
Dependent
Variable:
X1
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 9 19484.19489583 2164.91054398 18.05 0.0001 Error 14 1678.77750000 119.91267857
Corrected Total 23 21162.97239583
R‐Square C.V. Root MSE X1 Mean
0.920674 5.229813 10.95046477 209.38541667
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F KEL 2 374.15083333 187.07541667 1.56 0.2445 F1 1 11490.93843750 11490.93843750 95.83 0.0001 F2 3 5457.48281250 1819.16093750 15.17 0.0001 F1*F2 3 2161.62281250 720.54093750 6.01 0.0075
Dependent
Variable:
X2
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 9 116.94416667 12.99379630 58.89 0.0001 Error 14 3.08916667 0.22065476
Corrected Total 23 120.03333333
R‐Square C.V. Root MSE X2 Mean
0.974264 7.807297 0.46973904 6.01666667
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F KEL 2 8.85083333 4.42541667 20.06 0.0001 F1 1 54.00000000 54.00000000 244.73 0.0001 F2 3 46.51000000 15.50333333 70.26 0.0001 F1*F2 3 7.58333333 2.52777778 11.46 0.0005
Dependent
Variable:
X3
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 9 1024.31083333 113.81231481 16.93 0.0001 Error 14 94.08916667 6.72065476
Corrected Total 23 1118.40000000
R‐Square C.V. Root MSE X3 Mean
0.915872 11.39526 2.59242257 22.75000000
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
KEL 2 19.87750000 9.93875000 1.48 0.2614 F1 1 452.40166667 452.40166667 67.32 0.0001 F2 3 480.25333333 160.08444444 23.82 0.0001 F1*F2 3 71.77833333 23.92611111 3.56 0.0421
E = Error SS&CP Matrix
X1 X2 X3
X1 1678.7775 ‐3.8625 ‐28.1825
X2 ‐3.8625 3.0891666667 3.4625
X3 ‐28.1825 3.4625 94.089166667
H = Type III SS&CP Matrix for KEL
X1 X2 X3
X1 374.15083333 28.540833333 ‐86.2125
X2 28.540833333 8.8508333333 ‐6.8625
(4)
Manova Test Criteria and F Approximations for the Hypothesis of no Overall KEL Effect H = Type III SS&CP Matrix for KEL
Statistic Value F Num DF Den DF Pr > F
Wilks' Lambda 0.18129309 5.3944 6 24 0.0012
Pillai's Trace 0.98248709 4.1842 6 26 0.0045
Hotelling‐Lawley Trace 3.61253011 6.6230 6 22 0.0004
Roy's Greatest Root 3.34223166 14.4830 3 13 0.0002
H = Type III SS&CP Matrix for F1
X1 X2 X3
X1 11490.938438 787.725 2280.02625
X2 787.725 54 156.3
X3 2280.02625 156.3 452.40166667
Manova Test Criteria and Exact F Statistics for the Hypothesis of no Overall F1 Effect H = Type III SS&CP Matrix for F1
Statistic Value F Num DF Den DF Pr > F
Wilks' Lambda 0.03451371 111.8960 3 12 0.0001
Pillai's Trace 0.96548629 111.8960 3 12 0.0001
Hotelling‐Lawley Trace 27.97398917 111.8960 3 12 0.0001
Roy's Greatest Root 27.97398917 111.8960 3 12 0.0001
H = Type III SS&CP Matrix for F2
X1 X2 X3
X1 5457.4828125 482.365 1476.765
X2 482.365 46.51 147.35333333
X3 1476.765 147.35333333 480.25333333
Manova Test Criteria and F Approximations for the Hypothesis of no Overall F2 Effect H = Type III SS&CP Matrix for F2
Statistic Value F Num DF Den DF Pr > F
Wilks' Lambda 0.03212420 10.1343 9 29.35545 0.0001
Pillai's Trace 1.24818615 3.3251 9 42 0.0038
Hotelling‐Lawley Trace 21.74847770 25.7760 9 32 0.0001
Roy's Greatest Root 21.37326923 99.7419 3 14 0.0001
H = Type III SS&CP Matrix for F1*F2
X1 X2 X3
X1 2161.6228125 127.6325 369.97125
X2 127.6325 7.5833333333 22.376666667
X3 369.97125 22.376666667 71.778333333
Manova Test Criteria and F Approximations for the Hypothesis of no Overall F1*F2 Effect H = Type III SS&CP Matrix for F1*F2
Statistic Value F Num DF Den DF Pr > F
Wilks' Lambda 0.17651507 3.3900 9 29.35545 0.0058
Pillai's Trace 0.87507097 1.9218 9 42 0.0750
Hotelling‐Lawley Trace 4.37353663 5.1835 9 32 0.0002
Roy's Greatest Root 4.30594864 20.0944 3 14 0.0001
Lampiran 6. MANOVA X4, X5
The SAS System
General Linear Models Procedure Dependent Variable: X4
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 9 579635.21875000 64403.91319444 2.87 0.0377 Error 14 314210.02083334 22443.57291667
Corrected Total 23 893845.23958333
(5)
R‐Square C.V. Root MSE X4 Mean
0.648474 25.13533 149.81179165 596.02083333
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F KEL 2 87140.14583333 43570.07291667 1.94 0.1803 F1 1 69176.34375000 69176.34375000 3.08 0.1010 F2 3 159531.36458333 53177.12152778 2.37 0.1145 F1*F2 3 263787.36458333 87929.12152778 3.92 0.0319
Dependent Variable: X5
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 9 19814.75843750 2201.63982639 1.93 0.1303 Error 14 15967.60145833 1140.54296131
Corrected Total 23 35782.35989583
R‐Square C.V. Root MSE X5 Mean
0.553758 25.89417 33.77192564 130.42291667
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F KEL 2 5781.74020833 2890.87010417 2.53 0.1150 F1 1 1253.53760417 1253.53760417 1.10 0.3122 F2 3 4148.14864583 1382.71621528 1.21 0.3417 F1*F2 3 8631.33197917 2877.11065972 2.52 0.1000
E = Error SS&CP Matrix
X4 X5
X4 314210.02083 58306.615625
X5 58306.615625 15967.601458
H = Type III SS&CP Matrix for KEL
X4 X5
X4 87140.145833 22437.751042
X5 22437.751042 5781.7402083
Manova Test Criteria and F Approximations for the Hypothesis of no Overall KEL Effect H = Type III SS&CP Matrix for KEL
Statistic Value F Num DF Den DF Pr > F
Wilks' Lambda 0.73209151 1.0968 4 26 0.3790
Pillai's Trace 0.26807551 1.0835 4 28 0.3836
Hotelling‐Lawley Trace 0.36572133 1.0972 4 24 0.3806
Roy's Greatest Root 0.36509646 2.5557 2 14 0.1132
NOTE: F Statistic for Roy's Greatest Root is an upper bound.
NOTE: F Statistic for Wilks' Lambda is exact.
H = Type III SS&CP Matrix for F1
X4 X5
X4 69176.34375 9312.096875
X5 9312.096875 1253.5376042
Manova Test Criteria and Exact F Statistics for the Hypothesis of no Overall F1 Effect H = Type III SS&CP Matrix for F1
Statistic Value F Num DF Den DF Pr > F
Wilks' Lambda 0.79678397 1.6578 2 13 0.2284
Pillai's Trace 0.20321603 1.6578 2 13 0.2284
Hotelling‐Lawley Trace 0.25504533 1.6578 2 13 0.2284
Roy's Greatest Root 0.25504533 1.6578 2 13 0.2284
H = Type III SS&CP Matrix for F2
X4 X5
X4 159531.36458 22457.205208
X5 22457.205208 4148.1486458
(6)
Manova Test Criteria and F Approximations for the Hypothesis of no Overall F2 Effect
H = Type III SS&CP Matrix for F2 E = Error SS&CP Matrix
S=2 M=0 N=5.5
Statistic Value F Num DF Den DF Pr > F
Wilks' Lambda 0.53794136 1.5749 6 26 0.1943
Pillai's Trace 0.51441668 1.6159 6 28 0.1797
Hotelling‐Lawley Trace 0.76160829 1.5232 6 24 0.2132
Roy's Greatest Root 0.59916488 2.7961 3 14 0.0788
NOTE: F Statistic for Roy's Greatest Root is an upper bound.
NOTE: F Statistic for Wilks' Lambda is exact.
H = Type III SS&CP Matrix for F1*F2
X4 X5
X4 263787.36458 45222.394792
X5 45222.394792 8631.3319792
Manova Test Criteria and F Approximations for the Hypothesis of no Overall F1*F2 Effect H = Type III SS&CP Matrix for F1*F2
Statistic Value F Num DF Den DF Pr > F
Wilks' Lambda 0.46216634 3.0408 6 26 0.0305
Pillai's Trace 0.60405663 2.0194 6 28 0.0964
Hotelling‐Lawley Trace 1.02043498 2.0409 6 24 0.0992
Roy's Greatest Root 0.85231941 3.9775 3 14 0.0260
NOTE: F Statistic for Roy's Greatest Root is an upper bound.