TAP.COM - MANIPULASI SPEKTRUM CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS ... 48 166 1 SM

Jurnal Iktiologi Indonesia, 16(1):45-55

Manipulasi spektrum cahaya terhadap pertumbuhan dan kualitas warna
yuwana ikan botia Chromobotia macracanthus (Bleeker, 1852)
[Spectrum manipulation on growth and color quality of juvenile clown loach
Chromobotia macracanthus Bleeker]

Annisa Khairani Aras1,, Kukuh Nirmala1, Dinar Tri Soelistyowati1, Sudarto2
1Departemen

Budi Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor
Jln. Agatis, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
2 Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias, Badan LITBANG KP
Jln. Perikanan No. 13 Pancoran Mas, Depok 16436
Diterima: 16 Mei 2015; Disetujui: 15 Desember 2015

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi spektrum cahaya terhadap pertumbuhan dan kualitas warna yuwana ikan
botia. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga ulangan
yaitu R (kontrol negatif dengan cahaya ruang lampu tube), P (kontrol positif dengan LED putih), M (LED merah), H
(LED hijau), dan B (LED biru). Yuwana ikan dengan panjang total (PT) 3,88±0,19 cm ekor-1, panjang baku 3,38±0,19

cm ekor-1, dan bobot 0,61±0,11 g ekor-1 dipelihara dengan padat tebar 18 ekor per akuarium serta diberi pakan cacing
darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter pertumbuhan yang terbaik diperoleh pada perlakuan LED hijau
dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 96,29±3,21%, laju pertumbuhan harian sebesar 2,35±0,27%, pertumbuhan
bobot sebesar 0,030±0,003 g ekor-1 hari-1, pertumbuhan panjang total (PT) sebesar 1,69±0,11 cm, pertumbuhan panjang
baku sebesar 1,66±0,29 cm, dan efisiensi pakan sebesar 2,90±0,15%. Parameter kualitas warna yang terbaik diperoleh
perlakuan LED merah dengan peringkat warna Toca color finder (TFC) pada warna perut sebesar 35,90, sirip dada sebesar 42,20 dan sirip ekor sebesar 38,30, keragaan warna visual pada warna perut sebesar 41,61±0,57 %, warna sirip
dada sebesar 75,22±2,69 %, dan sirip ekor sebesar 67,87±3,89 % serta jumlah sel kromatofora sebesar 361 sel.
Kata penting: botia, kualitas warna, pertumbuhan, spektrum cahaya

Abstract
This study aimed to evaluate the performance light spectrum on growth and color quality of juvenile clown loach. The
experiment design was a completely randomize design with three replications i.e. R (negative control with room light
tube lamp), P (positive control with LED white), M (LED red), H (LED green) and B (LED blue). The juveniles of
clown loach with total length (TL) of 3.88±0.19 cm ind -1, standard length (SL) of 3.38±0.19 cm ind-1 and body weight
of 0.61±0.11 g ind-1 was rearing with density 18 inds aquarium-1 and fed with blood worm. The best growth
performance was found in LED green with survival rate of 96.29±3.21 %, specific growth rate of 2.35±0.27 %, the
weight growth of 0.030±0.003 g ind-1 day-1, the growth of total length (TL) 1.69±0.11 cm, the growth of standard length
(SL) 1.66±0.29 cm and efficiency of feed 2.90±0.15%. The best color quality performance of botia juvenile was found
in LED red based on Toca color quality finder (TFC) for average scoring on body color 35.90, pectoral fin of 42.20 and
caudal fin of 38.30, visual color diversity on body color of 41.61±0.57 %, pectoral fin color 75.22±2.69 %, and caudal

fin color 67.87±3.89 % and chromatophores cells of 361 cells.
Key words: clown loach, color quality, growth, light spectrum

kegemaran kategori pertama untuk jenis ikan hias

Pendahuluan
Ikan botia yang memiliki nama komersial
clown loach merupakan ikan hias air tawar berni-

ekspor dengan jumlah permintaan yang tinggi
(Ng & Tan 1997).

lai ekonomis penting yang berasal dari pulau Su-

Menurut Kottelat & Whitten (1996), Indo-

matera dan Kalimatan. Ikan ini memiliki daya ta-

nesia diperkirakan mampu mengekspor ikan bo-


rik yang luar biasa yakni warna tubuh yang ber-

tia sebesar 10.000.000 ekor th-1. Namun Mailinda

belang jingga-hitam, perenang yang gesit dan

(2012) melaporkan pada tahun 2010, total jumlah

lincah, hidup bergerombol, serta merupakan ikan

ikan hias botia yang tertangkap sebanyak 740

 Penulis korespondensi
Surel: annisakhairani7789@gmail.com

ribu ekor. Jumlah ikan botia ini mengalami penu-

Masyarakat Iktiologi Indonesia

Pertumbuhan dan kualitas warna yuwana botia pada variasi spektrum cahaya


runan dari tahun 2009 sekitar 32,42%. Penurunan

karotenoid meliputi kandungan pigmen dalam

kelimpahan populasi ikan hias botia di alam ber-

pakan, status kesehatan, dan stimulasi lingkung-

dampak pada penurunan produksi per tahun.

an. Pigmen pada ikan mengandung berbagai jenis

Pengembangbiakan ikan botia telah dila-

karotenoid yang berbeda-beda dominasinya pada

kukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan

setiap spesies. Karotenoid yang umum dimiliki


Ikan Hias, Depok sejak tahun 2004. Laju pertum-

ikan yakni beta karoten (warna jingga) dan asta-

buhan ikan botia tergolong lambat. Pemeliharaan

xanthin (warna merah) (Gupta et al. 2006).

ikan botia dari larva hingga mencapai ukuran

Salah satu stimulasi lingkungan yang me-

yang siap dipasarkan yaitu 2-2,5 inci memerlu-

mengaruhi

kan waktu pemeliharaan 6-8 bulan. Hasil peneli-

Penggunaan cahaya buatan dalam sistem budi


tian Chumaidi et al. (2009) menyatakan bahwa

daya dengan kombinasi spektrum, intensitas, dan

larva ikan botia ukuran awal 5,58±0,12 mm de-

fotoperiode yang tepat menghasilkan konsentrasi

ngan padat tebar 20 ekor tiap wadah dan dipeli-

pigmen pada sel kromatofora lebih banyak se-

hara selama 28 hari menghasilkan pertumbuhan

hingga warna lebih cemerlang (Tume et al.

panjang sebesar 12,80±1,85 mm dan tingkat ke-

2009). Selain itu, pemilihan pencahayaan yang


langsungan hidup sebesar 80%. Penelitian lain-

tidak tepat akan menyebabkan sel kromatofora

nya menyatakan bahwa pertambahan panjang ju-

terhidrolisis sehingga sel kromatofora terlihat

wana ikan botia sebesar 1 inci (2,5 cm) memer-

memudar.

lukan waktu pemeliharaan 105 hari (Satyani et
al. 2010).

pigmentasi

adalah


pencahayaan.

Pencahayaan memiliki karakteristik berupa spektrum, intensitas, dan fotoperiode yang da-

Kriteria umum pada pemilihan ikan hias

pat memengaruhi secara langsung maupun tidak

yang diminati oleh pasar meliputi ukuran, kuali-

langsung berupa respon fisiologis, reproduksi,

tas warna, dan jenis kelamin (Knop & Moorhead

dan pertumbuhan ikan (Boeuf & Le Bail 1999).

2012). Kualitas warna menjadi indikator kein-

Respon ikan secara langsung, seperti pergerakan


dahan ikan hias. Dari segi komersial, konsumen

berkumpulnya ikan di bawah cahaya dan kemu-

menganggap bahwa ikan botia yang berkualitas

dahan dalam mencari makan. Spektrum cahaya

memiliki warna yang cerah, sebaliknya ikan yang

memengaruhi kinerja pertumbuhan ikan (Kara-

berwarna pucat tidak disukai.

katsouli et al. 2007), perilaku (Volpato et al.

Upaya meningkatkan kecepatan laju per-

2004), dan fisiologis (Karakatsouli et al. 2008).


tumbuhan ikan botia dapat dilakukan melalui re-

Menurut Fujaya (2008), pemilihan spek-

kayasa pakan maupun lingkungan. Selain itu per-

trum cahaya meliputi panjang gelombang cahaya

lu dipertimbangkan juga peningkatan kualitas

yang tepat menentukan kepekaan ikan dalam me-

ikan botia sebagai daya tarik keunggulannya ya-

nerima cahaya. Ikan nokturnal yang aktif pada

itu kecerahan warna yang berhubungan dengan

malam hari atau ikan yang hidup dalam gua-gua


pigmentasi kulit (Shahidi et al. 1998). Pigmentasi

di dalam perairan memiliki kepekaan mata yang

pada kulit ikan berperan dalam kecerahan warna

sangat rendah, karena itu diperlukan penentuan

(Ahilan et al. 2008). Warna disebabkan oleh ada-

spektrum cahaya yang tepat agar kepekaan mata

nya sel pigmen atau kromatofora yang terdapat di

menjadi lebih baik.

lapisan dermis pada sisik, di luar maupun di ba-

Dalam kebanyakan studi, pencahayaan

wah sisik. Faktor yang memengaruhi pigmentasi

dengan lampu flouresen lebih banyak digunakan

46

Jurnal Iktiologi Indonesia

Aras et al.

pada sistem budi daya. Energi cahaya yang diha-

cahaya ruang), perlakuan P (kontrol positif de-

silkan pada lampu flouresen tidak efisien sehing-

ngan LED putih: spektrum penuh), perlakuan M

ga biaya operasional menjadi tinggi. Light emit-

(LED merah: 625 nm), perlakuan H (LED hijau:

ting diode (LED) merupakan jenis lampu dengan

525 nm), dan perlakuan B (LED biru: 470 nm).

pencahayaan lebih efisien dibandingkan dengan

Lampu LED dipasang di atas permukaan

lampu flouresen. LED berdaya kecil sehingga bi-

air yang dilengkapi dengan automatic timer. Ikan

aya listrik murah dan lebih tahan lama diban-

uji diaklimatisasi dengan media air selama tujuh

dingkan lampu flouresen (UNEP 2006). Kara-

hari. Sehari sebelum dilakukan penebaran, ikan

katsouli et al. (2010) mengatakan bahwa spek-

dipuasakan selama 16 jam dan dilakukan penim-

trum biru menghasilkan laju pertumbuhan harian

bangan bobot tubuh awal. Padat tebar ikan tiap

ikan mas terbaik sebesar 0,84±0,02%. Namun,

perlakuan dan ulangan adalah 18 ekor per akua-

studi tentang efek spektrum cahaya LED pada

rium. Perlakuan spektrum cahaya LED diberikan

pertumbuhan ikan botia belum pernah dilakukan.

dengan lama penyinaran 12 jam dan intensitas

Mani-pulasi pencahayaan menggunakan lampu

cahaya 550 lux mengacu kepada penelitian Nur-

LED dapat dijadikan terobosan strategi untuk

din (2014). Lampu LED mulai dihidupkan pada

mening-katkan pertumbuhan dan kualitas warna

pukul 07.00 dan dimatikan pada pukul 19.00

ikan bo-tia dalam sistem budi daya yang

(Shin et al. 2013). Pengecekan intensitas cahaya

prospektif dan ekonomis. Tujuan penelitian ini

dilakukan dengan lux meter di permukaan air.

adalah untuk mengevaluasi spektrum cahaya

Perlakuan diberikan selama 56 hari. Selama per-

terhadap

cobaan ikan uji diberi pakan alami cacing darah

pertumbuhan

dan

kualitas

warna

yuwana ikan botia.

atau blood worm (Chironomus sp.) dengan metode pemberian pakan sekenyang-kenyangnya atau
ad satiation dan frekuensi pemberian pakan se-

Bahan dan metode
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga
bulan dari Desember 2014 hingga Februari 2015

banyak dua kali sehari yakni pada pukul 08.00
dan 16.00.

bertempat di Laboratorium Lingkungan Akuakul-

Parameter yang diamati pada penelitian

tur, Departemen Budidaya Perairan (BDP), Fa-

ini adalah pertumbuhan dan kualitas warna.

kultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Ins-

Pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap 14

titut Pertaniaan Bogor (IPB). Ikan uji yang digu-

hari sekali meliputi:

nakan merupakan yuwana ikan botia Sumatera

 Tingkat kelangsungan hidup merupakan per-

dengan rata-rata bobot tubuh (BT) 0,67±0,13 g

sentase jumlah ikan yang hidup dari total ikan

ekor-1, panjang total (PT) 3,64±0,28 cm dan pan-

yang dipelihara per perlakuan. Untuk meng-

jang baku (PB) 2,80±0,23 cm. Ikan dipelihara

hitung tingkat kelangsungan hidup ikan pada

dalam akuarium berukuran 29 × 24 × 24 cm

penelitian ini, digunakan rumus sebagai

dengan volume air 9 L dengan salinitas 3 ppt.

berikut (Goddard 1996):

3

Metode yang digunakan adalah metode
eksperimental dengan rancangan acak lengkap
(RAL) yang terdiri atas lima perlakuan spektrum
cahaya dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diuji adalah perlakuan R (kontrol negatif dengan

Volume 16 Nomor 1, Februari 2016

Nt
TKH = ( ) ×
N0

Keterangan: TKH= tingkat kelangsungan hidup (%),
Nt = jumlah ikan pada akhir pengamatan, No= jumlah
ikan pada awal pengamatan

47

Pertumbuhan dan kualitas warna yuwana botia pada variasi spektrum cahaya

 Laju pertumbuhan harian merupakan laju per-

Evaluasi parameter kualitas warna dila-

tambahan bobot ikan dalam persen dan dinya-

kukan pada akhir pemeliharaan yang terdiri atas:

takan dalam persamaan sebagai berikut (Hu-

 Pengukuran warna dilakukan menggunakan

isman 1987):

metode penilaian dengan menentukan skala

α=

wt
[√wo
t

warna ikan uji berdasarkan standar warna

-1] x 100

Keterangan: α= laju pertumbuhan harian (%), wt= bobot rata-rata ikan ke-t (g), wo= bobot rata-rata ikan ke0 (g), t= lama pemeliharaan

TCF dibandingkan warna ikan uji. Metode ini
juga diterapkan pada penelitian Prayogo et al.
(2012) dan Indarti et al. (2012). Penetapan
standar warna dilakukan oleh 10 orang pa-

 Pertumbuhan bobot dihitung berdasarkan se-

nelis untuk menghindari terjadinya bias da-

lisih bobot rata-rata akhir dengan bobot rata-

lam melakukan penilaian. Panelis yang dipi-

rata awal pemeliharaan, kemudian dibanding-

lih adalah panelis yang tidak buta warna. Pe-

kan dengan waktu pemeliharaan dan dihitung

nilaian warna pada ikan uji meliputi warna

menggunakan rumus sebagai berikut (Effen-

perut, sirip dada, dan sirip ekor. Setelah pa-

die 1979):

nelis memberikan penilaian terhadap warna

Wt − Wo
PBt =
t

Keterangan: PBt= pertumbuhan bobot (g ekor-1 hari-1),
Wt= bobot rata-rata pada hari ke-t (g), Wo= bobot rata-rata saat tebar (g), t= lama pemeliharaan

 Panjang total dan panjang baku ikan diukur
dengan menggunakan milimeter blok. Pertumbuhan panjang dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Pm = Lt − L0

Keterangan: Pm= pertumbuhan panjang (cm), Lt= panjang rata-rata akhir pemeliharaan (cm), L0= panjang
rata-rata awal pemeliharaan (cm)

yuwana ikan botia, data penilaian warna diubah menjadi peringkat. Skala warna yang
digunakan pada penelitian ini tertera pada
Tabel 1.
Tabel 1. Skala warna TCF yang digunakan
Skala warna

Gambaran warna

1
2
3
4
5

 Efisiensi pakan menunjukkan seberapa banyak pakan yang dimanfaatkan oleh ikan dari
total pakan yang diberikan, dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut (Takeuchi
1988):

gunakan kamera DSLR (Digital Single-Lens
Reflex). Kemudian foto yuwana ikan botia
dia-nalisis dengan metode konversi gradasi

EP =

[ Wt + Wd − W0 ]
×
F

Keterangan: EP= efisiensi pakan (%), Wt= biomassa
ikan pada akhir pemeliharaan (g), W0= biomassa ikan
pada awal pemeliharaan (g), Wd= biomassa ikan yang
mati selama pemeliharaan (g), F= jumlah pakan yang
diberikan selama penelitian (g)

48

 Keragaan warna diamati secara visual meng-

warna

menurut

skala

dan

persentase

menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS4
yang juga di-gunakan pada penelitian Aslianti
& Afifah (2012). Pengamatan dilakukan
terhadap tiga titik meliputi warna perut, sirip

Jurnal Iktiologi Indonesia

Aras et al.

dada, dan si-rip ekor dengan tiga kali ulangan
per perla-kuan.

Tabel 2. Alat pengukuran parameter fisik-kimiawi perairan
Parameter
Suhu

Satuan
0C

lapisan epidermis tubuh ikan dilakukan pada

Oksigen terlarut

mg L-1

awal dan akhir penelitian. Metode ini meng-

pH
Total amoniak
nitrogen
Nitrit

 Penghitungan jumlah sel kromatofora pada

gunakan teknik histologis dengan pewarnaan
haematoksilin dan eosin dengan tiga kali

-

Alat
Termometer
Dissolved oxygen
meter
pH-meter

mg L-1

Spektrofotometer

L-1

Spektrofotometer

mg

ulangan per perlakuan. Metode ini telah diterapkan pada penelitian Tume et al. (2009)

Hasil

dan Sari et al. (2012).

Pertumbuhan

Pengukuran parameter kualitas air, yang

Data pertumbuhan yuwana ikan botia

meliputi suhu, oksigen terlarut, pH, total amonia

disa-jikan pada Tabel 3. Hasil analisis statistik

nitrogen (TAN) dan nitrit, dilakukan pada awal,

me-nunjukkan bahwa perlakuan spektrum cahaya

tengah dan akhir penelitian. Alat yang digunakan

tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelang-

untuk mengukur parameter tersebut tertera pada

sungan hidup (TKH) dan laju pertumbuhan ha-

Tabel 2.

rian (LPH) yuwana ikan botia (p>0,05). Namun,

Analisis data dilakukan dengan uji statis-

data pertumbuhan bobot (PBt), pertumbuhan

tik parametrik berupa penggunaan sidik ragam

panjang total (PT) dan pertumbuhan panjang

(ANOVA) dengan program SPSS 22.0 dan diuji

baku (PB) serta efisiensi pakan (EP) berbeda

lanjut dengan uji W-Tuckey dengan selang ke-

nyata (p

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26