TAP.COM - MANIPULASI SPEKTRUM CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS ... 48 166 1 SM
Jurnal Iktiologi Indonesia, 16(1):45-55
Manipulasi spektrum cahaya terhadap pertumbuhan dan kualitas warna
yuwana ikan botia Chromobotia macracanthus (Bleeker, 1852)
[Spectrum manipulation on growth and color quality of juvenile clown loach
Chromobotia macracanthus Bleeker]
Annisa Khairani Aras1,, Kukuh Nirmala1, Dinar Tri Soelistyowati1, Sudarto2
1Departemen
Budi Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor
Jln. Agatis, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
2 Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias, Badan LITBANG KP
Jln. Perikanan No. 13 Pancoran Mas, Depok 16436
Diterima: 16 Mei 2015; Disetujui: 15 Desember 2015
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi spektrum cahaya terhadap pertumbuhan dan kualitas warna yuwana ikan
botia. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga ulangan
yaitu R (kontrol negatif dengan cahaya ruang lampu tube), P (kontrol positif dengan LED putih), M (LED merah), H
(LED hijau), dan B (LED biru). Yuwana ikan dengan panjang total (PT) 3,88±0,19 cm ekor-1, panjang baku 3,38±0,19
cm ekor-1, dan bobot 0,61±0,11 g ekor-1 dipelihara dengan padat tebar 18 ekor per akuarium serta diberi pakan cacing
darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter pertumbuhan yang terbaik diperoleh pada perlakuan LED hijau
dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 96,29±3,21%, laju pertumbuhan harian sebesar 2,35±0,27%, pertumbuhan
bobot sebesar 0,030±0,003 g ekor-1 hari-1, pertumbuhan panjang total (PT) sebesar 1,69±0,11 cm, pertumbuhan panjang
baku sebesar 1,66±0,29 cm, dan efisiensi pakan sebesar 2,90±0,15%. Parameter kualitas warna yang terbaik diperoleh
perlakuan LED merah dengan peringkat warna Toca color finder (TFC) pada warna perut sebesar 35,90, sirip dada sebesar 42,20 dan sirip ekor sebesar 38,30, keragaan warna visual pada warna perut sebesar 41,61±0,57 %, warna sirip
dada sebesar 75,22±2,69 %, dan sirip ekor sebesar 67,87±3,89 % serta jumlah sel kromatofora sebesar 361 sel.
Kata penting: botia, kualitas warna, pertumbuhan, spektrum cahaya
Abstract
This study aimed to evaluate the performance light spectrum on growth and color quality of juvenile clown loach. The
experiment design was a completely randomize design with three replications i.e. R (negative control with room light
tube lamp), P (positive control with LED white), M (LED red), H (LED green) and B (LED blue). The juveniles of
clown loach with total length (TL) of 3.88±0.19 cm ind -1, standard length (SL) of 3.38±0.19 cm ind-1 and body weight
of 0.61±0.11 g ind-1 was rearing with density 18 inds aquarium-1 and fed with blood worm. The best growth
performance was found in LED green with survival rate of 96.29±3.21 %, specific growth rate of 2.35±0.27 %, the
weight growth of 0.030±0.003 g ind-1 day-1, the growth of total length (TL) 1.69±0.11 cm, the growth of standard length
(SL) 1.66±0.29 cm and efficiency of feed 2.90±0.15%. The best color quality performance of botia juvenile was found
in LED red based on Toca color quality finder (TFC) for average scoring on body color 35.90, pectoral fin of 42.20 and
caudal fin of 38.30, visual color diversity on body color of 41.61±0.57 %, pectoral fin color 75.22±2.69 %, and caudal
fin color 67.87±3.89 % and chromatophores cells of 361 cells.
Key words: clown loach, color quality, growth, light spectrum
kegemaran kategori pertama untuk jenis ikan hias
Pendahuluan
Ikan botia yang memiliki nama komersial
clown loach merupakan ikan hias air tawar berni-
ekspor dengan jumlah permintaan yang tinggi
(Ng & Tan 1997).
lai ekonomis penting yang berasal dari pulau Su-
Menurut Kottelat & Whitten (1996), Indo-
matera dan Kalimatan. Ikan ini memiliki daya ta-
nesia diperkirakan mampu mengekspor ikan bo-
rik yang luar biasa yakni warna tubuh yang ber-
tia sebesar 10.000.000 ekor th-1. Namun Mailinda
belang jingga-hitam, perenang yang gesit dan
(2012) melaporkan pada tahun 2010, total jumlah
lincah, hidup bergerombol, serta merupakan ikan
ikan hias botia yang tertangkap sebanyak 740
Penulis korespondensi
Surel: annisakhairani7789@gmail.com
ribu ekor. Jumlah ikan botia ini mengalami penu-
Masyarakat Iktiologi Indonesia
Pertumbuhan dan kualitas warna yuwana botia pada variasi spektrum cahaya
runan dari tahun 2009 sekitar 32,42%. Penurunan
karotenoid meliputi kandungan pigmen dalam
kelimpahan populasi ikan hias botia di alam ber-
pakan, status kesehatan, dan stimulasi lingkung-
dampak pada penurunan produksi per tahun.
an. Pigmen pada ikan mengandung berbagai jenis
Pengembangbiakan ikan botia telah dila-
karotenoid yang berbeda-beda dominasinya pada
kukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan
setiap spesies. Karotenoid yang umum dimiliki
Ikan Hias, Depok sejak tahun 2004. Laju pertum-
ikan yakni beta karoten (warna jingga) dan asta-
buhan ikan botia tergolong lambat. Pemeliharaan
xanthin (warna merah) (Gupta et al. 2006).
ikan botia dari larva hingga mencapai ukuran
Salah satu stimulasi lingkungan yang me-
yang siap dipasarkan yaitu 2-2,5 inci memerlu-
mengaruhi
kan waktu pemeliharaan 6-8 bulan. Hasil peneli-
Penggunaan cahaya buatan dalam sistem budi
tian Chumaidi et al. (2009) menyatakan bahwa
daya dengan kombinasi spektrum, intensitas, dan
larva ikan botia ukuran awal 5,58±0,12 mm de-
fotoperiode yang tepat menghasilkan konsentrasi
ngan padat tebar 20 ekor tiap wadah dan dipeli-
pigmen pada sel kromatofora lebih banyak se-
hara selama 28 hari menghasilkan pertumbuhan
hingga warna lebih cemerlang (Tume et al.
panjang sebesar 12,80±1,85 mm dan tingkat ke-
2009). Selain itu, pemilihan pencahayaan yang
langsungan hidup sebesar 80%. Penelitian lain-
tidak tepat akan menyebabkan sel kromatofora
nya menyatakan bahwa pertambahan panjang ju-
terhidrolisis sehingga sel kromatofora terlihat
wana ikan botia sebesar 1 inci (2,5 cm) memer-
memudar.
lukan waktu pemeliharaan 105 hari (Satyani et
al. 2010).
pigmentasi
adalah
pencahayaan.
Pencahayaan memiliki karakteristik berupa spektrum, intensitas, dan fotoperiode yang da-
Kriteria umum pada pemilihan ikan hias
pat memengaruhi secara langsung maupun tidak
yang diminati oleh pasar meliputi ukuran, kuali-
langsung berupa respon fisiologis, reproduksi,
tas warna, dan jenis kelamin (Knop & Moorhead
dan pertumbuhan ikan (Boeuf & Le Bail 1999).
2012). Kualitas warna menjadi indikator kein-
Respon ikan secara langsung, seperti pergerakan
dahan ikan hias. Dari segi komersial, konsumen
berkumpulnya ikan di bawah cahaya dan kemu-
menganggap bahwa ikan botia yang berkualitas
dahan dalam mencari makan. Spektrum cahaya
memiliki warna yang cerah, sebaliknya ikan yang
memengaruhi kinerja pertumbuhan ikan (Kara-
berwarna pucat tidak disukai.
katsouli et al. 2007), perilaku (Volpato et al.
Upaya meningkatkan kecepatan laju per-
2004), dan fisiologis (Karakatsouli et al. 2008).
tumbuhan ikan botia dapat dilakukan melalui re-
Menurut Fujaya (2008), pemilihan spek-
kayasa pakan maupun lingkungan. Selain itu per-
trum cahaya meliputi panjang gelombang cahaya
lu dipertimbangkan juga peningkatan kualitas
yang tepat menentukan kepekaan ikan dalam me-
ikan botia sebagai daya tarik keunggulannya ya-
nerima cahaya. Ikan nokturnal yang aktif pada
itu kecerahan warna yang berhubungan dengan
malam hari atau ikan yang hidup dalam gua-gua
pigmentasi kulit (Shahidi et al. 1998). Pigmentasi
di dalam perairan memiliki kepekaan mata yang
pada kulit ikan berperan dalam kecerahan warna
sangat rendah, karena itu diperlukan penentuan
(Ahilan et al. 2008). Warna disebabkan oleh ada-
spektrum cahaya yang tepat agar kepekaan mata
nya sel pigmen atau kromatofora yang terdapat di
menjadi lebih baik.
lapisan dermis pada sisik, di luar maupun di ba-
Dalam kebanyakan studi, pencahayaan
wah sisik. Faktor yang memengaruhi pigmentasi
dengan lampu flouresen lebih banyak digunakan
46
Jurnal Iktiologi Indonesia
Aras et al.
pada sistem budi daya. Energi cahaya yang diha-
cahaya ruang), perlakuan P (kontrol positif de-
silkan pada lampu flouresen tidak efisien sehing-
ngan LED putih: spektrum penuh), perlakuan M
ga biaya operasional menjadi tinggi. Light emit-
(LED merah: 625 nm), perlakuan H (LED hijau:
ting diode (LED) merupakan jenis lampu dengan
525 nm), dan perlakuan B (LED biru: 470 nm).
pencahayaan lebih efisien dibandingkan dengan
Lampu LED dipasang di atas permukaan
lampu flouresen. LED berdaya kecil sehingga bi-
air yang dilengkapi dengan automatic timer. Ikan
aya listrik murah dan lebih tahan lama diban-
uji diaklimatisasi dengan media air selama tujuh
dingkan lampu flouresen (UNEP 2006). Kara-
hari. Sehari sebelum dilakukan penebaran, ikan
katsouli et al. (2010) mengatakan bahwa spek-
dipuasakan selama 16 jam dan dilakukan penim-
trum biru menghasilkan laju pertumbuhan harian
bangan bobot tubuh awal. Padat tebar ikan tiap
ikan mas terbaik sebesar 0,84±0,02%. Namun,
perlakuan dan ulangan adalah 18 ekor per akua-
studi tentang efek spektrum cahaya LED pada
rium. Perlakuan spektrum cahaya LED diberikan
pertumbuhan ikan botia belum pernah dilakukan.
dengan lama penyinaran 12 jam dan intensitas
Mani-pulasi pencahayaan menggunakan lampu
cahaya 550 lux mengacu kepada penelitian Nur-
LED dapat dijadikan terobosan strategi untuk
din (2014). Lampu LED mulai dihidupkan pada
mening-katkan pertumbuhan dan kualitas warna
pukul 07.00 dan dimatikan pada pukul 19.00
ikan bo-tia dalam sistem budi daya yang
(Shin et al. 2013). Pengecekan intensitas cahaya
prospektif dan ekonomis. Tujuan penelitian ini
dilakukan dengan lux meter di permukaan air.
adalah untuk mengevaluasi spektrum cahaya
Perlakuan diberikan selama 56 hari. Selama per-
terhadap
cobaan ikan uji diberi pakan alami cacing darah
pertumbuhan
dan
kualitas
warna
yuwana ikan botia.
atau blood worm (Chironomus sp.) dengan metode pemberian pakan sekenyang-kenyangnya atau
ad satiation dan frekuensi pemberian pakan se-
Bahan dan metode
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga
bulan dari Desember 2014 hingga Februari 2015
banyak dua kali sehari yakni pada pukul 08.00
dan 16.00.
bertempat di Laboratorium Lingkungan Akuakul-
Parameter yang diamati pada penelitian
tur, Departemen Budidaya Perairan (BDP), Fa-
ini adalah pertumbuhan dan kualitas warna.
kultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Ins-
Pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap 14
titut Pertaniaan Bogor (IPB). Ikan uji yang digu-
hari sekali meliputi:
nakan merupakan yuwana ikan botia Sumatera
Tingkat kelangsungan hidup merupakan per-
dengan rata-rata bobot tubuh (BT) 0,67±0,13 g
sentase jumlah ikan yang hidup dari total ikan
ekor-1, panjang total (PT) 3,64±0,28 cm dan pan-
yang dipelihara per perlakuan. Untuk meng-
jang baku (PB) 2,80±0,23 cm. Ikan dipelihara
hitung tingkat kelangsungan hidup ikan pada
dalam akuarium berukuran 29 × 24 × 24 cm
penelitian ini, digunakan rumus sebagai
dengan volume air 9 L dengan salinitas 3 ppt.
berikut (Goddard 1996):
3
Metode yang digunakan adalah metode
eksperimental dengan rancangan acak lengkap
(RAL) yang terdiri atas lima perlakuan spektrum
cahaya dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diuji adalah perlakuan R (kontrol negatif dengan
Volume 16 Nomor 1, Februari 2016
Nt
TKH = ( ) ×
N0
Keterangan: TKH= tingkat kelangsungan hidup (%),
Nt = jumlah ikan pada akhir pengamatan, No= jumlah
ikan pada awal pengamatan
47
Pertumbuhan dan kualitas warna yuwana botia pada variasi spektrum cahaya
Laju pertumbuhan harian merupakan laju per-
Evaluasi parameter kualitas warna dila-
tambahan bobot ikan dalam persen dan dinya-
kukan pada akhir pemeliharaan yang terdiri atas:
takan dalam persamaan sebagai berikut (Hu-
Pengukuran warna dilakukan menggunakan
isman 1987):
metode penilaian dengan menentukan skala
α=
wt
[√wo
t
warna ikan uji berdasarkan standar warna
-1] x 100
Keterangan: α= laju pertumbuhan harian (%), wt= bobot rata-rata ikan ke-t (g), wo= bobot rata-rata ikan ke0 (g), t= lama pemeliharaan
TCF dibandingkan warna ikan uji. Metode ini
juga diterapkan pada penelitian Prayogo et al.
(2012) dan Indarti et al. (2012). Penetapan
standar warna dilakukan oleh 10 orang pa-
Pertumbuhan bobot dihitung berdasarkan se-
nelis untuk menghindari terjadinya bias da-
lisih bobot rata-rata akhir dengan bobot rata-
lam melakukan penilaian. Panelis yang dipi-
rata awal pemeliharaan, kemudian dibanding-
lih adalah panelis yang tidak buta warna. Pe-
kan dengan waktu pemeliharaan dan dihitung
nilaian warna pada ikan uji meliputi warna
menggunakan rumus sebagai berikut (Effen-
perut, sirip dada, dan sirip ekor. Setelah pa-
die 1979):
nelis memberikan penilaian terhadap warna
Wt − Wo
PBt =
t
Keterangan: PBt= pertumbuhan bobot (g ekor-1 hari-1),
Wt= bobot rata-rata pada hari ke-t (g), Wo= bobot rata-rata saat tebar (g), t= lama pemeliharaan
Panjang total dan panjang baku ikan diukur
dengan menggunakan milimeter blok. Pertumbuhan panjang dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Pm = Lt − L0
Keterangan: Pm= pertumbuhan panjang (cm), Lt= panjang rata-rata akhir pemeliharaan (cm), L0= panjang
rata-rata awal pemeliharaan (cm)
yuwana ikan botia, data penilaian warna diubah menjadi peringkat. Skala warna yang
digunakan pada penelitian ini tertera pada
Tabel 1.
Tabel 1. Skala warna TCF yang digunakan
Skala warna
Gambaran warna
1
2
3
4
5
Efisiensi pakan menunjukkan seberapa banyak pakan yang dimanfaatkan oleh ikan dari
total pakan yang diberikan, dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut (Takeuchi
1988):
gunakan kamera DSLR (Digital Single-Lens
Reflex). Kemudian foto yuwana ikan botia
dia-nalisis dengan metode konversi gradasi
EP =
[ Wt + Wd − W0 ]
×
F
Keterangan: EP= efisiensi pakan (%), Wt= biomassa
ikan pada akhir pemeliharaan (g), W0= biomassa ikan
pada awal pemeliharaan (g), Wd= biomassa ikan yang
mati selama pemeliharaan (g), F= jumlah pakan yang
diberikan selama penelitian (g)
48
Keragaan warna diamati secara visual meng-
warna
menurut
skala
dan
persentase
menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS4
yang juga di-gunakan pada penelitian Aslianti
& Afifah (2012). Pengamatan dilakukan
terhadap tiga titik meliputi warna perut, sirip
Jurnal Iktiologi Indonesia
Aras et al.
dada, dan si-rip ekor dengan tiga kali ulangan
per perla-kuan.
Tabel 2. Alat pengukuran parameter fisik-kimiawi perairan
Parameter
Suhu
Satuan
0C
lapisan epidermis tubuh ikan dilakukan pada
Oksigen terlarut
mg L-1
awal dan akhir penelitian. Metode ini meng-
pH
Total amoniak
nitrogen
Nitrit
Penghitungan jumlah sel kromatofora pada
gunakan teknik histologis dengan pewarnaan
haematoksilin dan eosin dengan tiga kali
-
Alat
Termometer
Dissolved oxygen
meter
pH-meter
mg L-1
Spektrofotometer
L-1
Spektrofotometer
mg
ulangan per perlakuan. Metode ini telah diterapkan pada penelitian Tume et al. (2009)
Hasil
dan Sari et al. (2012).
Pertumbuhan
Pengukuran parameter kualitas air, yang
Data pertumbuhan yuwana ikan botia
meliputi suhu, oksigen terlarut, pH, total amonia
disa-jikan pada Tabel 3. Hasil analisis statistik
nitrogen (TAN) dan nitrit, dilakukan pada awal,
me-nunjukkan bahwa perlakuan spektrum cahaya
tengah dan akhir penelitian. Alat yang digunakan
tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelang-
untuk mengukur parameter tersebut tertera pada
sungan hidup (TKH) dan laju pertumbuhan ha-
Tabel 2.
rian (LPH) yuwana ikan botia (p>0,05). Namun,
Analisis data dilakukan dengan uji statis-
data pertumbuhan bobot (PBt), pertumbuhan
tik parametrik berupa penggunaan sidik ragam
panjang total (PT) dan pertumbuhan panjang
(ANOVA) dengan program SPSS 22.0 dan diuji
baku (PB) serta efisiensi pakan (EP) berbeda
lanjut dengan uji W-Tuckey dengan selang ke-
nyata (p
Manipulasi spektrum cahaya terhadap pertumbuhan dan kualitas warna
yuwana ikan botia Chromobotia macracanthus (Bleeker, 1852)
[Spectrum manipulation on growth and color quality of juvenile clown loach
Chromobotia macracanthus Bleeker]
Annisa Khairani Aras1,, Kukuh Nirmala1, Dinar Tri Soelistyowati1, Sudarto2
1Departemen
Budi Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor
Jln. Agatis, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
2 Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias, Badan LITBANG KP
Jln. Perikanan No. 13 Pancoran Mas, Depok 16436
Diterima: 16 Mei 2015; Disetujui: 15 Desember 2015
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi spektrum cahaya terhadap pertumbuhan dan kualitas warna yuwana ikan
botia. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga ulangan
yaitu R (kontrol negatif dengan cahaya ruang lampu tube), P (kontrol positif dengan LED putih), M (LED merah), H
(LED hijau), dan B (LED biru). Yuwana ikan dengan panjang total (PT) 3,88±0,19 cm ekor-1, panjang baku 3,38±0,19
cm ekor-1, dan bobot 0,61±0,11 g ekor-1 dipelihara dengan padat tebar 18 ekor per akuarium serta diberi pakan cacing
darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter pertumbuhan yang terbaik diperoleh pada perlakuan LED hijau
dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 96,29±3,21%, laju pertumbuhan harian sebesar 2,35±0,27%, pertumbuhan
bobot sebesar 0,030±0,003 g ekor-1 hari-1, pertumbuhan panjang total (PT) sebesar 1,69±0,11 cm, pertumbuhan panjang
baku sebesar 1,66±0,29 cm, dan efisiensi pakan sebesar 2,90±0,15%. Parameter kualitas warna yang terbaik diperoleh
perlakuan LED merah dengan peringkat warna Toca color finder (TFC) pada warna perut sebesar 35,90, sirip dada sebesar 42,20 dan sirip ekor sebesar 38,30, keragaan warna visual pada warna perut sebesar 41,61±0,57 %, warna sirip
dada sebesar 75,22±2,69 %, dan sirip ekor sebesar 67,87±3,89 % serta jumlah sel kromatofora sebesar 361 sel.
Kata penting: botia, kualitas warna, pertumbuhan, spektrum cahaya
Abstract
This study aimed to evaluate the performance light spectrum on growth and color quality of juvenile clown loach. The
experiment design was a completely randomize design with three replications i.e. R (negative control with room light
tube lamp), P (positive control with LED white), M (LED red), H (LED green) and B (LED blue). The juveniles of
clown loach with total length (TL) of 3.88±0.19 cm ind -1, standard length (SL) of 3.38±0.19 cm ind-1 and body weight
of 0.61±0.11 g ind-1 was rearing with density 18 inds aquarium-1 and fed with blood worm. The best growth
performance was found in LED green with survival rate of 96.29±3.21 %, specific growth rate of 2.35±0.27 %, the
weight growth of 0.030±0.003 g ind-1 day-1, the growth of total length (TL) 1.69±0.11 cm, the growth of standard length
(SL) 1.66±0.29 cm and efficiency of feed 2.90±0.15%. The best color quality performance of botia juvenile was found
in LED red based on Toca color quality finder (TFC) for average scoring on body color 35.90, pectoral fin of 42.20 and
caudal fin of 38.30, visual color diversity on body color of 41.61±0.57 %, pectoral fin color 75.22±2.69 %, and caudal
fin color 67.87±3.89 % and chromatophores cells of 361 cells.
Key words: clown loach, color quality, growth, light spectrum
kegemaran kategori pertama untuk jenis ikan hias
Pendahuluan
Ikan botia yang memiliki nama komersial
clown loach merupakan ikan hias air tawar berni-
ekspor dengan jumlah permintaan yang tinggi
(Ng & Tan 1997).
lai ekonomis penting yang berasal dari pulau Su-
Menurut Kottelat & Whitten (1996), Indo-
matera dan Kalimatan. Ikan ini memiliki daya ta-
nesia diperkirakan mampu mengekspor ikan bo-
rik yang luar biasa yakni warna tubuh yang ber-
tia sebesar 10.000.000 ekor th-1. Namun Mailinda
belang jingga-hitam, perenang yang gesit dan
(2012) melaporkan pada tahun 2010, total jumlah
lincah, hidup bergerombol, serta merupakan ikan
ikan hias botia yang tertangkap sebanyak 740
Penulis korespondensi
Surel: annisakhairani7789@gmail.com
ribu ekor. Jumlah ikan botia ini mengalami penu-
Masyarakat Iktiologi Indonesia
Pertumbuhan dan kualitas warna yuwana botia pada variasi spektrum cahaya
runan dari tahun 2009 sekitar 32,42%. Penurunan
karotenoid meliputi kandungan pigmen dalam
kelimpahan populasi ikan hias botia di alam ber-
pakan, status kesehatan, dan stimulasi lingkung-
dampak pada penurunan produksi per tahun.
an. Pigmen pada ikan mengandung berbagai jenis
Pengembangbiakan ikan botia telah dila-
karotenoid yang berbeda-beda dominasinya pada
kukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan
setiap spesies. Karotenoid yang umum dimiliki
Ikan Hias, Depok sejak tahun 2004. Laju pertum-
ikan yakni beta karoten (warna jingga) dan asta-
buhan ikan botia tergolong lambat. Pemeliharaan
xanthin (warna merah) (Gupta et al. 2006).
ikan botia dari larva hingga mencapai ukuran
Salah satu stimulasi lingkungan yang me-
yang siap dipasarkan yaitu 2-2,5 inci memerlu-
mengaruhi
kan waktu pemeliharaan 6-8 bulan. Hasil peneli-
Penggunaan cahaya buatan dalam sistem budi
tian Chumaidi et al. (2009) menyatakan bahwa
daya dengan kombinasi spektrum, intensitas, dan
larva ikan botia ukuran awal 5,58±0,12 mm de-
fotoperiode yang tepat menghasilkan konsentrasi
ngan padat tebar 20 ekor tiap wadah dan dipeli-
pigmen pada sel kromatofora lebih banyak se-
hara selama 28 hari menghasilkan pertumbuhan
hingga warna lebih cemerlang (Tume et al.
panjang sebesar 12,80±1,85 mm dan tingkat ke-
2009). Selain itu, pemilihan pencahayaan yang
langsungan hidup sebesar 80%. Penelitian lain-
tidak tepat akan menyebabkan sel kromatofora
nya menyatakan bahwa pertambahan panjang ju-
terhidrolisis sehingga sel kromatofora terlihat
wana ikan botia sebesar 1 inci (2,5 cm) memer-
memudar.
lukan waktu pemeliharaan 105 hari (Satyani et
al. 2010).
pigmentasi
adalah
pencahayaan.
Pencahayaan memiliki karakteristik berupa spektrum, intensitas, dan fotoperiode yang da-
Kriteria umum pada pemilihan ikan hias
pat memengaruhi secara langsung maupun tidak
yang diminati oleh pasar meliputi ukuran, kuali-
langsung berupa respon fisiologis, reproduksi,
tas warna, dan jenis kelamin (Knop & Moorhead
dan pertumbuhan ikan (Boeuf & Le Bail 1999).
2012). Kualitas warna menjadi indikator kein-
Respon ikan secara langsung, seperti pergerakan
dahan ikan hias. Dari segi komersial, konsumen
berkumpulnya ikan di bawah cahaya dan kemu-
menganggap bahwa ikan botia yang berkualitas
dahan dalam mencari makan. Spektrum cahaya
memiliki warna yang cerah, sebaliknya ikan yang
memengaruhi kinerja pertumbuhan ikan (Kara-
berwarna pucat tidak disukai.
katsouli et al. 2007), perilaku (Volpato et al.
Upaya meningkatkan kecepatan laju per-
2004), dan fisiologis (Karakatsouli et al. 2008).
tumbuhan ikan botia dapat dilakukan melalui re-
Menurut Fujaya (2008), pemilihan spek-
kayasa pakan maupun lingkungan. Selain itu per-
trum cahaya meliputi panjang gelombang cahaya
lu dipertimbangkan juga peningkatan kualitas
yang tepat menentukan kepekaan ikan dalam me-
ikan botia sebagai daya tarik keunggulannya ya-
nerima cahaya. Ikan nokturnal yang aktif pada
itu kecerahan warna yang berhubungan dengan
malam hari atau ikan yang hidup dalam gua-gua
pigmentasi kulit (Shahidi et al. 1998). Pigmentasi
di dalam perairan memiliki kepekaan mata yang
pada kulit ikan berperan dalam kecerahan warna
sangat rendah, karena itu diperlukan penentuan
(Ahilan et al. 2008). Warna disebabkan oleh ada-
spektrum cahaya yang tepat agar kepekaan mata
nya sel pigmen atau kromatofora yang terdapat di
menjadi lebih baik.
lapisan dermis pada sisik, di luar maupun di ba-
Dalam kebanyakan studi, pencahayaan
wah sisik. Faktor yang memengaruhi pigmentasi
dengan lampu flouresen lebih banyak digunakan
46
Jurnal Iktiologi Indonesia
Aras et al.
pada sistem budi daya. Energi cahaya yang diha-
cahaya ruang), perlakuan P (kontrol positif de-
silkan pada lampu flouresen tidak efisien sehing-
ngan LED putih: spektrum penuh), perlakuan M
ga biaya operasional menjadi tinggi. Light emit-
(LED merah: 625 nm), perlakuan H (LED hijau:
ting diode (LED) merupakan jenis lampu dengan
525 nm), dan perlakuan B (LED biru: 470 nm).
pencahayaan lebih efisien dibandingkan dengan
Lampu LED dipasang di atas permukaan
lampu flouresen. LED berdaya kecil sehingga bi-
air yang dilengkapi dengan automatic timer. Ikan
aya listrik murah dan lebih tahan lama diban-
uji diaklimatisasi dengan media air selama tujuh
dingkan lampu flouresen (UNEP 2006). Kara-
hari. Sehari sebelum dilakukan penebaran, ikan
katsouli et al. (2010) mengatakan bahwa spek-
dipuasakan selama 16 jam dan dilakukan penim-
trum biru menghasilkan laju pertumbuhan harian
bangan bobot tubuh awal. Padat tebar ikan tiap
ikan mas terbaik sebesar 0,84±0,02%. Namun,
perlakuan dan ulangan adalah 18 ekor per akua-
studi tentang efek spektrum cahaya LED pada
rium. Perlakuan spektrum cahaya LED diberikan
pertumbuhan ikan botia belum pernah dilakukan.
dengan lama penyinaran 12 jam dan intensitas
Mani-pulasi pencahayaan menggunakan lampu
cahaya 550 lux mengacu kepada penelitian Nur-
LED dapat dijadikan terobosan strategi untuk
din (2014). Lampu LED mulai dihidupkan pada
mening-katkan pertumbuhan dan kualitas warna
pukul 07.00 dan dimatikan pada pukul 19.00
ikan bo-tia dalam sistem budi daya yang
(Shin et al. 2013). Pengecekan intensitas cahaya
prospektif dan ekonomis. Tujuan penelitian ini
dilakukan dengan lux meter di permukaan air.
adalah untuk mengevaluasi spektrum cahaya
Perlakuan diberikan selama 56 hari. Selama per-
terhadap
cobaan ikan uji diberi pakan alami cacing darah
pertumbuhan
dan
kualitas
warna
yuwana ikan botia.
atau blood worm (Chironomus sp.) dengan metode pemberian pakan sekenyang-kenyangnya atau
ad satiation dan frekuensi pemberian pakan se-
Bahan dan metode
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga
bulan dari Desember 2014 hingga Februari 2015
banyak dua kali sehari yakni pada pukul 08.00
dan 16.00.
bertempat di Laboratorium Lingkungan Akuakul-
Parameter yang diamati pada penelitian
tur, Departemen Budidaya Perairan (BDP), Fa-
ini adalah pertumbuhan dan kualitas warna.
kultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Ins-
Pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap 14
titut Pertaniaan Bogor (IPB). Ikan uji yang digu-
hari sekali meliputi:
nakan merupakan yuwana ikan botia Sumatera
Tingkat kelangsungan hidup merupakan per-
dengan rata-rata bobot tubuh (BT) 0,67±0,13 g
sentase jumlah ikan yang hidup dari total ikan
ekor-1, panjang total (PT) 3,64±0,28 cm dan pan-
yang dipelihara per perlakuan. Untuk meng-
jang baku (PB) 2,80±0,23 cm. Ikan dipelihara
hitung tingkat kelangsungan hidup ikan pada
dalam akuarium berukuran 29 × 24 × 24 cm
penelitian ini, digunakan rumus sebagai
dengan volume air 9 L dengan salinitas 3 ppt.
berikut (Goddard 1996):
3
Metode yang digunakan adalah metode
eksperimental dengan rancangan acak lengkap
(RAL) yang terdiri atas lima perlakuan spektrum
cahaya dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diuji adalah perlakuan R (kontrol negatif dengan
Volume 16 Nomor 1, Februari 2016
Nt
TKH = ( ) ×
N0
Keterangan: TKH= tingkat kelangsungan hidup (%),
Nt = jumlah ikan pada akhir pengamatan, No= jumlah
ikan pada awal pengamatan
47
Pertumbuhan dan kualitas warna yuwana botia pada variasi spektrum cahaya
Laju pertumbuhan harian merupakan laju per-
Evaluasi parameter kualitas warna dila-
tambahan bobot ikan dalam persen dan dinya-
kukan pada akhir pemeliharaan yang terdiri atas:
takan dalam persamaan sebagai berikut (Hu-
Pengukuran warna dilakukan menggunakan
isman 1987):
metode penilaian dengan menentukan skala
α=
wt
[√wo
t
warna ikan uji berdasarkan standar warna
-1] x 100
Keterangan: α= laju pertumbuhan harian (%), wt= bobot rata-rata ikan ke-t (g), wo= bobot rata-rata ikan ke0 (g), t= lama pemeliharaan
TCF dibandingkan warna ikan uji. Metode ini
juga diterapkan pada penelitian Prayogo et al.
(2012) dan Indarti et al. (2012). Penetapan
standar warna dilakukan oleh 10 orang pa-
Pertumbuhan bobot dihitung berdasarkan se-
nelis untuk menghindari terjadinya bias da-
lisih bobot rata-rata akhir dengan bobot rata-
lam melakukan penilaian. Panelis yang dipi-
rata awal pemeliharaan, kemudian dibanding-
lih adalah panelis yang tidak buta warna. Pe-
kan dengan waktu pemeliharaan dan dihitung
nilaian warna pada ikan uji meliputi warna
menggunakan rumus sebagai berikut (Effen-
perut, sirip dada, dan sirip ekor. Setelah pa-
die 1979):
nelis memberikan penilaian terhadap warna
Wt − Wo
PBt =
t
Keterangan: PBt= pertumbuhan bobot (g ekor-1 hari-1),
Wt= bobot rata-rata pada hari ke-t (g), Wo= bobot rata-rata saat tebar (g), t= lama pemeliharaan
Panjang total dan panjang baku ikan diukur
dengan menggunakan milimeter blok. Pertumbuhan panjang dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Pm = Lt − L0
Keterangan: Pm= pertumbuhan panjang (cm), Lt= panjang rata-rata akhir pemeliharaan (cm), L0= panjang
rata-rata awal pemeliharaan (cm)
yuwana ikan botia, data penilaian warna diubah menjadi peringkat. Skala warna yang
digunakan pada penelitian ini tertera pada
Tabel 1.
Tabel 1. Skala warna TCF yang digunakan
Skala warna
Gambaran warna
1
2
3
4
5
Efisiensi pakan menunjukkan seberapa banyak pakan yang dimanfaatkan oleh ikan dari
total pakan yang diberikan, dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut (Takeuchi
1988):
gunakan kamera DSLR (Digital Single-Lens
Reflex). Kemudian foto yuwana ikan botia
dia-nalisis dengan metode konversi gradasi
EP =
[ Wt + Wd − W0 ]
×
F
Keterangan: EP= efisiensi pakan (%), Wt= biomassa
ikan pada akhir pemeliharaan (g), W0= biomassa ikan
pada awal pemeliharaan (g), Wd= biomassa ikan yang
mati selama pemeliharaan (g), F= jumlah pakan yang
diberikan selama penelitian (g)
48
Keragaan warna diamati secara visual meng-
warna
menurut
skala
dan
persentase
menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS4
yang juga di-gunakan pada penelitian Aslianti
& Afifah (2012). Pengamatan dilakukan
terhadap tiga titik meliputi warna perut, sirip
Jurnal Iktiologi Indonesia
Aras et al.
dada, dan si-rip ekor dengan tiga kali ulangan
per perla-kuan.
Tabel 2. Alat pengukuran parameter fisik-kimiawi perairan
Parameter
Suhu
Satuan
0C
lapisan epidermis tubuh ikan dilakukan pada
Oksigen terlarut
mg L-1
awal dan akhir penelitian. Metode ini meng-
pH
Total amoniak
nitrogen
Nitrit
Penghitungan jumlah sel kromatofora pada
gunakan teknik histologis dengan pewarnaan
haematoksilin dan eosin dengan tiga kali
-
Alat
Termometer
Dissolved oxygen
meter
pH-meter
mg L-1
Spektrofotometer
L-1
Spektrofotometer
mg
ulangan per perlakuan. Metode ini telah diterapkan pada penelitian Tume et al. (2009)
Hasil
dan Sari et al. (2012).
Pertumbuhan
Pengukuran parameter kualitas air, yang
Data pertumbuhan yuwana ikan botia
meliputi suhu, oksigen terlarut, pH, total amonia
disa-jikan pada Tabel 3. Hasil analisis statistik
nitrogen (TAN) dan nitrit, dilakukan pada awal,
me-nunjukkan bahwa perlakuan spektrum cahaya
tengah dan akhir penelitian. Alat yang digunakan
tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelang-
untuk mengukur parameter tersebut tertera pada
sungan hidup (TKH) dan laju pertumbuhan ha-
Tabel 2.
rian (LPH) yuwana ikan botia (p>0,05). Namun,
Analisis data dilakukan dengan uji statis-
data pertumbuhan bobot (PBt), pertumbuhan
tik parametrik berupa penggunaan sidik ragam
panjang total (PT) dan pertumbuhan panjang
(ANOVA) dengan program SPSS 22.0 dan diuji
baku (PB) serta efisiensi pakan (EP) berbeda
lanjut dengan uji W-Tuckey dengan selang ke-
nyata (p