Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

anggaran pendapatan dan belanja daerah yang dikelola Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara lebih lanjut memperjelas bahwa Laporan Keuangan dimaksud harus disusun berdasarkan proses akuntansi yang wajib dilaksanakan oleh setiap Pengguna Anggaran dan kuasa Pengguna Anggaran serta pengelola Bendahara Umum Daerah. Berdasarkan Undang – undang Nomor 15 Tahun 2004 terdapat 4 empat Opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK Republik Indonesia RI atas Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah : 1. Opini wajar tanpa pengecuali Unqualified Opini Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa, menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Opini wajar dengan pengecualian Qualified Opinion Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikcualikan. 3. Opini tidak wajar Adversed Opinion Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 4. Pernyataan menolak memberikan opini Disclaimer of Opinion Menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan, jika bukti audit tidak untuk membuat kesimpulan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang StandarAkuntansi Pemerintahan, bahwa laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitaspelaporan. Entitas pelaporan dalam pemerintah adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri dari: a Pemerintah Pusat, b Pemerintah Daerah, c Satuan organisasi di lingkungan pusatdaerah atau organisasi lainnya, jika menurut perundangundangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

2.2 Komponen Laporan keuangan Pemerintah Daerah Pemda

Menurut Rini Laporan Keuangan Pemda merupakan, Laporan keuangan gabungan dari seluruh SKPD dan Laporan Keuangan PPKD sebagai PPKDBUD. Laporan Keuangan Pemda Ini dibuat setiap smesterantahunan dan merupakan prtanggungjawaban pelaksanaan pengelolaa keuangan daerah untuk tahun anggaran tersebut. 2012:81 Untuk bisa menyusun laporan keuangan Pemda, terlebih dahulu disusun laporan keuangan Satuan Kerja secara terpisah, juga PPKD menyusun laporan keuangan sebagai PPKDBUD. Pada saat akan disusun laporan keuangan pemda maka laporan keuangan SKPD dan PPKD digabungkan untuk menjadi laporan keuangan tingkat Pemda. Format laporan keuangan PPKD sama dengan laporan keuangan SKPKD. Yang berbeda dari kedua laporan keuangan tersebut adalah cakupan transaksi dan akun yang digunakannya. Adapun komponen laporan keuangan yang disusun oleh PPKD Pejabat Pengelolaa Keuangan Daerah terdiri atas: a. Laporan Realisasi Anggaran LRA; b. Neraca; c. Laporan Arus Kas; dan d. Catatn Atas Laporan Keuangan. Komponen laporan Keuangan di tingkap SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah terdiri atas : a. Laporan realisasi Anggaran; b. Neraca; dan c. Catatn atas Laporan Kauangan.

2.3 Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Konsolidasi Pemerintah

Daerah Menurut Peraturan Bupati Bandung Nomor 6 Tahun 2010 Laporan Keuangan gabungan Pemda disusun setiap semester, dan nilainya merupakan gabungan dari seluruh SATKER dan PPKD sebagai PPKDBUD. Laporan ini dibuat oleh PPKD sebagai Pemda. Dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini, rekening-rekening yang sifatnya resipokal timbal balik antar unit dalam satu pemda harus dihilangkan terlebih dahulu. Mekanisme penghilangan akun resipokal tersebut, yaitu melalui proses eliminasi akun-akun resipokal. Akun-akun resipokal yang terjadi dalam sistem akuntansi keuangan daerah ini adalah akun RK-SKPD dicatat oleh SKPD. Kedua akun tersebut digunakan untuk menggambarkan transaksi yang dilakukan antarunit tersebut, dan akan berpengaruh terhadap neraca kedua unit tersebut. Hal ini terjadi karena hubungan PPKD dan PPKD adalah hubungan Pusat – Cabang, dengan PPKD bertindak sebagai kantor pusat, dan PPKD bertindak sebagai kantor Cabang, tetapi keduanya addalah satu entitas pelaporan, yaitu entitas pelaporan Pemda yang bersangkutan.

2.3.1 Penyusunan WorksheetKertas Kerja laporan Keuangan Konsolidasi

1. Worksheet untuk Laporan Realisasi Realisaasi Anggaran Gabungan

Untuk pelaporan realisasi anggaran LRA gabungan tidak memerlukan proses eliminasi,tetapi penggabungan langsung seluruh pendapatan dan belanja dari PPKD dan semua PPKD. Konsolidasi dilakukan atas laporan keuangan SKPD dan PPKD yang telah dilakukan konversi.

2. Worksheet untuk Neraca Gabungan

a. Fungsi Akuntansi di SKPD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang telah disesuaikan diletakan pada kolom “Neraca Saldo Pemda Setelah Penyesuaian” yang terdapat pada Kertas Kerja. b. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPD mengidentifikasi akun-akun yang terdapat dalam komponen Neraca dan memindahkannya ke kolom “ Neraca” yang terdapat pada Kertas Kerja. c. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Neraca dan memindahkannya ke kolom “Neraca” yang terdapat pada Kertas kerja. Dari Kertas Kerja yang telah selesai diisi, Fungsi Akuntansi di SKPD dapat menyusun Laporan keuanngan yang terdiri dari Neraca Realisasi Anggaran. Sebagai catatan, neraca yang dihasilkan belum final karena PPK-SKPKD belum membuat Jurnal Penutup.

2.3.2 Jurnal Eliminasi

Proses eliminasi dalukan pada saat membuat worksheet neraca gabungan pemda. Jurnal eliminasi yang harus dibuat oleh PPKD sebagai pemda adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Jurnal Eliminasi Dr RK-Pusat XXX Cr RK-SKPD XXX

2.3.3 Jurnal Penutup

Pada setiap tahun anggaran, setelah disusun LRA Konsolidasi untuk Pemda LRA SKPD dan LRA PPKD, dilakukan jurnal penutup. Jurnal penutup ini bertujuan menutup me-nol-kan pendapatan, belanja dan pembiayaan pada laporan konsolidasi dan memindahkannya ke SILPA Neraca Konsolidasi. Jurnal Neraca Gabungan ini perlu di posting.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat)

10 83 54

Tinjauan atas Efektivitas Pajak Parkir Dan Kontribusinya Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

0 8 1

Tinjauan prosedur pelaksanaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung : laporan kerja praktek

0 7 1

Tinjauan Atas Realisasi Pendapatan Pajak Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karawang

0 2 31

Pengaruh Akuntansi Keuangan Daerah Dan Standar Akuntansi pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (survey Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan keuangan Bandung)

1 7 1

Tinjauan Atas Prosedur Penagihan Pajak Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

0 3 1

Tinjauan Proses Pemungutan Pajak Atas Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bandung Barat

0 4 1

Tinjauan atas pemungutan pajak daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung

0 4 31

Tinjauan Atas Prosedur Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

0 11 161

Tinjauan atas kebijakan akuntansi terhadap laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kota Bandung : laporan kerja praktek

0 6 55