Sejarah muncul dan berkembangnya homoseks dan lesbian

2 pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk kepada pria pelaku homoseks. Sedangkan lesbian adalah istilah yang digunakan untu merujuk kepada wanita yang melakukan hubungan sex dengan jenis kelamin yang sama. Istilah homoseksual sendiri untuk pertama kali diciptakan pada tahun 1868 bersamaan dengan istilah heteroseksual kebalikan dari homoseksual ~ yaitu hubungan seks antara orang yang berbeda jenis kelamin dan pertama kali dicetak pada tahun 1869 oleh penulis Hungaria Karoly Maria Kertbeny 1824-1882. Istilah lain yang digunakan untuk mengartikan perilaku homoseks adalah sodomi, sodomi sendiri dalam istilah kedokteran berarti hubungan seks melalui anus, yakni hubungan seks yang sering dilakukan oleh orang-orang yang homoseks yaitu hubungan dengan jenis kelamin yang sama.

C. Sejarah muncul dan berkembangnya homoseks dan lesbian

Perbuatan homoseksual dan akibatnya disebutkan dalam al- Qur’an diantara kisah-kisah umat nabi-nabi yang durhaka dan dijatuhi hukuman oleh Allah, yaitu kisah umat nabi Luth. Informasi al- Qur’an tentang homoseks, liwath atau sodomi dalam Islam diungkap dalam al- Qur’an                            Artinya: Dan kami juga telah mengutus Luth kepada kaumnya. ingatlah tatkala Dia berkata kepada mereka: Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun di dunia ini sebelummu?. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu kepada mereka, bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. QS. al- ‘Araf [7] 80-81. Ayat ini menjelaskan bagaimana Nabi Luth menegur kaumnya yang melakukan tindakan yang sangat buruk yang perlu diluruskan yaitu melampiaskan nafsu syahwat kepada sesama jenis, sehingga perbuatan tersebut disifati sebagai al-fahisyah. 3 Quraish Shihab memaknai kata ةشحفلا al-fahisyah yakni melakukan pekerjaan yang sangat buruk yaitu homoseksual. Sementara Az-Zulfi mengatakan, bahwa penyebutan al- fahisyah merupakan penyebutan puncak dari suatu keburukan. Tidak diragukan lagi bahwa perbuatan ini merupakan perbuatan yang sangat buruk. Tambahan kata “al” dalam firman Allah “al-fahisyah” adalah untuk memperkuat informasi yang ada sebelumnya. Seolah-olah aktivitas ini merupakan sebuah perbuatan keji yang sudah diketahui keburukannya oleh setiap orang. Apa yang dilakukan oleh penduduk Sadum kaum nabi Luth as. tidak hanya penyimpangan aqidah syirik tetapi menurut Quraish Shihab juga penyimpangan orientasi sex mereka yaitu kebiasaan buruk mereka dalam berhubungan sex dengan sesama jenis. Bahkan Quraish Shihab kembali menegaskan, bahwa keburukan yang paling besar dan yang tiada taranya dari kaum nabi Luth as. Setelah kemusyrikan adalah homoseksual. Di ayat ini, dijelaskan bunyi teguran Nabi Luth as. kepada mereka, bahwa perbuatan mereka yang keji, buruk dan busuk itu belum pernah dikerjakan oleh seorangpun seisi alam yang ada waktu itu. Sehingga bisa dikatakan bahwa kaum yang pertama kali melakukan perbuatan homoseks di dunia ini adalah kaum Nabi Luth as. yang menempati wilayah di sekitar laut mati yaitu Sadum sodom dan Amurah Gamurrah. Inilah yang mempertegas pendapat banyak ahli bahwa kaum Nabi Luth as. adalah golongan manusia pertama sepanjang sejarah kemanusiaan yang melakukan perilaku menyimpang yaitu homoseksual. Perilaku lebih menyenangi sesama jenis, bukan lawan jenis. Perbuatan mana tidak pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya, karena perbuatan itu melanggar fitrah manusia dan tujuan penciptaannya, yaitu memiliki kecendrungan kepada lawan jenisnya untuk memelihara kesinambungan jenis manusia di dunia. Allah berfirman dalam persoalan ini:                   Artinya: “Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, 165. “Dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang- orang yang melampaui batas. 166. QS. Asy- Syu’ara [26] 165-166 Disebutkan dalam ayat ini bahwa kaum Luth telah meninggalkan wanita pasangannya yang secara naluriah seharusnya kepada merekalah laki-laki menyalurkan naluri seksualnya 4 Hubungan seks antar manusia berlainan jenis adalah fitrah dan Sunnatullah, apabila dilakukan di atas koridor-koridor akhlak dan etika yang baik yaitu hubungan seks dalam payung pernikahan yang suci, tetapi apa yang dilakukan oleh penduduk Sadum, yaitu hubungan seks sesama jenis atau homoseks tidak ditemukan dalil apapun yang membenarkan perbuatan tersebut. Penyakit yang menjangkiti kaum Sadum saat itu, memang perilaku seks yang menyimpang dari para laki-laki kepada laki-laki. Namun Hamka mengatakan, oleh karena laki-laki lebih menyenangi laki-laki, sehingga perempuan tidak diberi kepuasaan setubuh oleh laki-laki, maka penyakit kecendrungan sex sesama jenis semacam ini bisa pula berjangkit di kalangan sesama perempuan yaitu perempuan lebih menyenangi perempuan yang belakangan dikenal dengan istilah lesbian. Sungguh dapat dibayangkan kehancuran akhlak penduduk Sadum saat itu, mereka telah memberikan contoh terburuk untuk semua manusia sepanjang zaman. 2 Pada perkembangan selanjutnya dimasa modern ini perbuatan pengikut kaum Luth ini semakin menggila, bahkan dengan dalih Hak Asasi Manusia banyak orang yang kemudian mencoba melegalkan perilaku ini sebagai sebuah pilihan hak asasi atas dasar hak hidup yang merata bagi setiap orang. Sikap mereka itu persis seperti sikap dan pandangan sementara orang didunia ini. Bahkan beberap negara, di Barat dewasa ini telah membenarkan secara hukum hubungan seks pria dengan pria atau pernikahan pria dengan pria, dan menganggapnya sebagai suatu hal yang normal serta bagian dari Hak Asasi Manusia. 3 . Namun Islam tidak membenarkannya baik secara fitrah maupun sunnatullah. Karena manusia secara fitrah diciptakan berpasang-pasangan, bukan mahluk yang berjenis kelamin sama. Firman Allah:         Artinya :”. dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. ”QS. Adz-Dzariat [51]: 49. D.Pencetus Perilaku Homoseks Dan Pencegahannya Menurut pakar Andrologi dan seksologi, Wimpie Pangkahila, seseorang berpotensi menjadi homoseks karena beberapa faktor, diantaranya gangguan psikoseksual pada masa 2 Hamka, Tafsir al-Azhar Juz VIII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984, hal. 288 3 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Vol. 6, hal. 313. 5 kanak-kanak, faktor biologis kelainan otak dan genetik, faktor sosio kultural dan faktor lingkungan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendapat yang mengatakan homoseks terbentuk karena faktor biologis masih merupakan pendapat yang kontroversi. Psikolog Dadang Hawari bahkan mengatakan bahwa faktor utama penyebab homoseksualitas adalah lingkungan. Keberadaan faktor-faktor di atas yang membuat seseorang bisa melakukan penyimpangan seks, tidak serta merta membenarkan perbuatan homoseksual itu sendiri, atau mengatakan bahwa menjadi gay atau lesbi adalah kodrat atau takdir, atau melegalkannya atas nama hak asasi manusia. Karena manusia adalah mahluk yang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya. Dengan akalnya seharusnya manusia dapat mengendalikan dorongan-dorongan hasratnya, mengatasi tuntutan-tuntutan biologisnya sesuai dengan tuntunan agamanya, bukan dengan perbuatan yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah swt. Allah telah menurunkan kitab suci yang telah menjelaskan hukum-hukumnya secara jelas, tentang perbuatan baik dan buruk tentang pahala dan dosa yang akan diperhitungkan dan dimintakan pertanggung jawabannya kelak di akhirat. Melakukan tindakan homoseks tentu lahir dari gejolak dan dorongan yang bersifat instingtif atau gharizah. Gejolak ini timbul karena ada rangsangan. Untuk itu cara mencegah aktivitas seksual menyimpang tersebut adalah dengan menjauhi dan menghilangkan rangsanga-rangsang an terkait dengannya. Dalam masalah ini Rasulullah bersabda:” Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki,jangan pula perempuan melihat aurat perempuan. Janganlah seorang laki-laki tidur dengan seorang laki-laki dalam satu selimut, begitu juga pere mpuan jangan tidur dengan perempuan lainnya dalam satu selimut”. HR Muslim. Laki-laki yang melihat aurat laki-laki atau perempuan melihat aurat sesama perempuan bisa terangsang. Ini adalah bibit dari penyimpangan seksual, apalagi kalau tidur dalam satu selimut. Islam sangat menjaga hal ini terbukti dengan perintah memisahkan kamar tidur anak baik dengan orang tua maupun dengan saudara kandungnya yang perempuan sejak anak berumur tujuh tahun atau sebelum baligh. Islam juga melarang penampilan laki-laki yang meniru perempuan dan perempuan yang meniru laki-laki HR. Bukhari.Rasulullah juga menganjurkan berpuasa bagi orang yang menghadapi rangsangan seksual tapi belum mampu berumah tangga. Cara lain mencegah penyimpangan seksual adalah dengan melarang dan menghentikan pornografi dan pornoaksi baik di TV maupun dunia maya apalagi terkait dengan film-film yang memamerkan dan mempromosikan penyimpangan seksual. Sesuai perintah Allah swt. yang melarang penyebaran al-fahisyah dikalangan orang mukmin, Allah berfirman: 6                       Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar berita perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak Mengetahui. QS. An-Nur [24] 19.

C. Akibat Homoseksual dalam Al-Qur’an