Pengembangan Knowledge Management System Pemilihan Pupuk.

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
PEMILIHAN PUPUK

YESSY YANITASARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA *
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan
Knowledge Management System Pemilihan Pupuk adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015

Yessy Yanitasari
NRP G651120021



Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerjasama yang terkait

RINGKASAN

YESSY YANITASARI. Pengembangan Knowledge Management System
Pemilihan Pupuk. Dibimbing oleh IRMAN HERMADI dan WISNU ANANTA
KUSUMA.

Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam
penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak
langsung baik berupa pupuk anorganik maupun pupuk organik yang ditambahkan
ke dalam tanah untuk memberikan unsur esensial tertentu bagi pertumbuhan
tanaman secara normal. Penambahan pupuk sebagai unsur hara tanah tersebut bisa
melalui akar ataupun daun dengan kriteria dan pemilihan yang tepat. Pemilihan

pupuk yang tepat sangat menentukan tingkat penghasilan suatu komoditas
pertanian, sehingga pengetahuan pemilihan pupuk ini perlu digali lebih jauh dan
tentunya harus berasal dari pakar (expert) yang bisa dipertanggungjawabkan.
Informasi mengenai pupuk sudah banyak tersedia baik pada media fisik atau
offline serta di media online internet, akan tetapi keberadaanya masih tersebar
bebas. Oleh karena itu dibutuhkan suatu wadah untuk menampungnya secara
khusus dalam Knowledge Management System (KMS) pemilihan pupuk. Dalam
penelitian ini KMS pemilihan pupuk dikembangkan dengan menggunakan metode
Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC) dan diimplementasikan
menggunakan aplikasi berbasis Web. Aplikasi ini dikembangkan menggunakan
pendekatan object oriented yang terdiri dari beberapa class dengan fitur utama
adanya nofikasi atau sistem pemberitahuan kepada pengguna apabila ada
pengetahuan baru yang diunggah ke dalam sistem. Adapun pengetahuan dalam
sistem ini diperoleh dari entry data explicit dari pakar dan unggahan berkas dari
pengguna yang harus divalidasi oleh pakar. Proses validasi oleh pakar dilakukan
dengan sistem persetujuan (approval), komunikasi lewat pesan dan percakapan.
Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi berbasis web yang sudah diuji oleh
pakar dan pengguna dengan rata-rata penilaian teruji dengan baik. Aplikasi KMS
ini sudah memiliki standar fitur klasifikasi KMS yaitu knowledge capture dan
knowledge sharing kecuali knowledge discovery pengetahuan yang belum

disertakan dikarenakan data explicit yang dibutuhkan masih sangat sedikit dan
masih sulit diperoleh. Sehingga sangat memungkinkan untuk dikembangkan pada
penelitian selanjutnya yaitu dengan menambahkan fasilitas discovery pengetahuan
menggunakan algoritme yang sesuai.

Kata Kunci : KMS Pemilihan Pupuk, KMSLC, Knowledge Sharing.

SUMMARY

YESSY YANITASARI. Development Of Fertilizer Selection Knowledge
Management System. Supervised by IRMAN HERMADI and WISNU ANANTA
KUSUMA.

Fertilizer is a chemical substance or organism that has the role in
supplying the nutrient substance to the plants directly or indirectly added to the
soil in the form of inorganic as well as organic substance to provide certain
nutrient substance in order for the plant to ordinary grow. Fertilizer supplement as
nutrient substances could be given through roots or leaves with precise criteria
and selection. Precise fertilizer selections will determine the yield level of an
agriculture commodity, hence the knowledge on the fertilizer selection should be

pursued further with the assistance of a reliable expert. Much information on
fertilizer is available offline as well as on line on the internet, however the
existence is still widely spread. Therefore, a forum to especially accommodate
fertilizer selection Knowledge Management System (KMS) is needed. In this
research fertilizer selection Knowledge Management System is developed using
the Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC) method, and
implemented using Web based application. This Web application was developed
using object oriented approach that consists of some classes with notification or
information system to the users if there is new knowledge that is uploaded to the
system as the main feature. The knowledge in this system is obtained from expert
explicit data entry and uploaded file from the users that has to be validated by an
expert. The expert validation process is carried out with approval system,
communication through messages and conversation.
The outcome of the research is a web based application that was tried out
by the users with good average tested value. The KMS application has a standard
KMS classification feature i.e. knowledge capture and knowledge sharing except
for knowledge discovery that have not been included because of the explicit data
is limited and difficult to obtain. In this regard, further research is possible to be
developed through adding discovery knowledge facility using appropriate
algorithm.


Keywords: Fertilizer Selection Knowledge Management System,, Knowledge
Management System Life Cycle (KMSLC), Knowledge Sharing.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
PEMILIHAN PUPUK

YESSY YANITASARI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Komputer
pada
Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Yani Nurhadryani, SSi MT

Judul Tesis
Nama
NIM

: Pengembangan Knowledge Management System Pemilihan
Pupuk
: Yessy Yanitasari
: G651120021


Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Irman Hermadi, SKom MS PhD
Ketua

Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Komputer

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT

Dr Ir Dahrul Syah, MSc Agr


Tanggal ujian : 07 Januari 2015

Tanggal lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 sampai Desember 2014
ini adalah sistem manajemen pengetahuan, dengan judul Pengembangan
Knowledge Management System Pemilihan Pupuk. Tesis ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer pada Program Ilmu
Komputer Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Irman Hermadi, SKom MS PhD dan Bapak Dr Eng Wisnu Ananta
Kusuma, ST MT selaku komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
2. Dr Yani Nurhadryani, SSi MT selaku dosen penguji yang telah memberikan
arahan dan masukan untuk perbaikan tesis ini.
3. Keluargaku tercinta yang selalu membantu dan berdoa untuk kelancaran
penyusunan laporan tesis ini.

4. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah membiaya penelitian ini
melalui Beasiswa Pendidikan Pasca Sarjana (BPPS) Tahun anggaran 2012.
5. Departemen Ilmu Komputer-FMIPA Institut Pertanian Bogor berserta seluruh
staf sivitas akademika.
6. PT Pupuk Kujang yang telah memberikan data pupuk dan pemupukan terutama
Biro Teknologi Informasi dan Biro Penelitian dan Pengembangan.
7. Rekan-rekan di STMIK Kharisma Karawang.
8. Rekan-rekan MKOM 14 yang setia berdiskusi dan membantu dengan ikhlas.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini,
namun demikian penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat untuk bidang ilmu
komputer, bidang pendidikan dan bidang umum lainnya.

Bogor, Januari 2015
Yessy Yanitasari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang

Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk
Jenis Pupuk Anorganik
Jenis Pupuk Organik
Pengetahuan (Knowledge)
Transformasi Pengetahuan
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Sistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management System)
Metode Knowledge Management System Life Cycle
Menangkap Pengetahuan
Kodifikasi Pengetahuan
Arsitektur Manajemen Pengetahuan
Verifikasi Dan Validasi KMS
3 METODE
KMSLC
Evaluate Existing Infrastructure

Form the KM Team
Knowledge Capture
Design KM Blue Print
Verify and validate the KM System
Implement the KM System
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Evaluate Existing Infrastructure KMS Pemilihan Pupuk
Hasil Form the KM Team KMS Pemilihan Pupuk
Hasil Knowledge Capture KMS Pemilihan Pupuk
Hasil Design KM Blue Print KMS Pemilihan Pupuk
Hasil Verify and validate the KM System pada KMS Pemilihan Pupuk
Hasil Implement the KM System pada KMS Pemilihan Pupuk
5 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

1
1
2
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
6
6
7
7
8
10
10
10
11
11
11
14
15
16
16
16
17
18
34
39
40
40
40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

41
43
74

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kriteria Pengujian Penerimaan Pengguna
Lingkup Evaluasi Infrastruktur
Hasil Lingkup Evaluasi Infrastruktur
Hasil Identifikasi Sumber Daya
Hasil Transformasi Pengetahuan KMS Pemilihan Pupuk
Hasil Daftar Sumber Pengetahuan Pengembangan K -Map
Hasil Contoh Data Dasar Untuk Pengembangan K - Map
Hasil Pemenuhan Kriteria Pengembangan K - Map
Hasil Level Proses Pembentukan K - Map
Hasil Production Rule Pemilihan Pupuk
Klasifikasi Pemupukan Berdasarkan Production Rule
Identifikasi Actor
Identifikasi Use Case
Identifikasi Fungsi Sistem KMS Pemilihan Pupuk
Hasil Atribut Dalam Pengujian Logikal
Hasil Kriteria Pengujian Penerimaan User

9
10
16
16
18
18
19
20
21
23
23
26
27
27
35
36

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Pendekatan Pengujian Logikal
Adopsi KMSLC
Tahapan Pembuatan Knowledge Map
Struktur Hirarchical Knowledge Map
Hasil Kodifikasi Knowledege Map Pemilihan Pupuk
Perancangan Arsitektur Sistem Manajemen Pengetahuan
Use Case Pemilihan Pupuk
Domain Model Class Diagram Pemilihan Pupuk
Class Diagram Pemilihan Pupuk
User Interface Design Aplikasi KMS Pemilihan Pupuk
Site Map KMS Pemilihan Pupuk

8
10
12
13
22
25
26
29
32
33
34

LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Sekenario Use Case
Diagram Sequence
Pengetahuan Pupuk dan Pemupukan
Skenario Test case fungsi daftar/registrasi
Skenario Test case fungsi login admin
Skenario Test case fungsi login pakar
Skenario Test case fungsi login anggota
Skenario Test case fungsi notifikasi
Skenario Test case fungsi cari pengetahuan
Skenario Test case fungsi statistika
Skenario Test case fungsi data pupuk admin
Skenario Test case fungsi data pemupukan admin
Skenario Test case fungsi data berkas admin
Skenario Test case fungsi data user admin
Skenario Test case fungsi akun admin
Skenario Test case fungsi keluar admin
Skenario Test case fungsi chatting admin
Skenario Test case fungsi data pupuk pakar
Skenario Test case fungsi data pemupukan pakar
Skenario Test case fungsi data berkas pakar
Skenario Test case fungsi akun pakar
Skenario Test case fungsi keluar pakar
Skenario Test case fungsi chatting pakar
Skenario Test case fungsi lihat data pupuk anggota
Skenario Test case fungsi lihat data pemupukan anggota
Skenario Test case fungsi lihat data berkas anggota
Skenario Test case fungsi lihat data akun anggota
Skenario Test case fungsi chatting anggota
Skenario Test case fungsi keluar anggota

44
45
49
59
59
59
60
60
60
61
61
62
63
64
65
66
66
66
67
68
69
69
70
70
70
71
72
72
73

1

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman tumbuhan baik
yang tumbuh liar ataupun yang dibudidayakan. Hal tersebut sangat dipengaruhi
oleh tingkat kesuburan tanahnya yang relatif tinggi dan merata di seluruh
nusantara. Akan tetapi tingkat kesuburan tanah tersebut akan semakin berkurang
seiring dengan makin dewasa dan banyaknya tumbuhan yang tumbuh. Sehingga
dibutuhkan unsur hara tambahan untuk meningkatkan kesuburan tanah yaitu
dengan menambahkan pupuk terutama untuk tumbuhan yang dibudidayakan.
Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan
unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung [Presiden
RI 2001]. Menurut Buckman (1960) pupuk adalah bahan anorganik atau organik,
alami atau buatan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk memberikan unsur
esensial tertentu bagi pertumbuhan tanaman secara normal. Penambahan pupuk
sebagai unsur hara tanah tersebut bisa melalui akar ataupun daun dengan kriteria
dan pemilihan yang tepat. Pemilihan pupuk yang tepat sangat menentukan tingkat
penghasilan suatu komoditas pertanian, sehingga pengetahuan pemilihan pupuk
ini perlu digali lebih jauh dan tentunya harus berasal dari pakar (expert) yang bisa
dipertanggungjawabkan. Berbagai penelitian pemilihan pupuk banyak
menghasilkan pengetahuan baru, seperti yang dilakukan Rahardjo dan Pribadi
(2010) bahwa pemupukan urea sebanyak 300 kg/ha pada tanah dengan status hara
N rendah berpengaruh nyata terhadap peningkatan komponen pertumbuhan
tanaman temulawak, biomas, hasil rimpang segar, dan simplisia kering
pertanaman. Variasi kombinasi NPK juga berpengaruh sangat nyata terhadap
berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot per tanaman dan berat
tongkol tanpa kelobot per hektar (Jumini et al. 2011). Selain pupuk anorganik,
pupuk organik pun apabila menggunakan takaran tepat akan bisa berpengaruh
terhadap peningkatan hasil komoditas, seperti pupuk kandang ayam dengan dosis
yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil bawang daun
(Laude dan Tambing 2010). Teknik pemupukan yang baik dengan takaran hara
serta metode tertentu merupakan sumber pengetahuan yang sangat berharga untuk
digali dan dipelajari agar bisa dikenal oleh masyarakat luas bukan hanya oleh
petani saja. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa data yaitu kumpulan
fakta-fakta, observasi, atau persepsi dan informasi yaitu himpunan bagian dari
data hanya termasuk data yang memiliki konteks, relevansi, dan tujuan (Irma dan
Rajiv 2010).
Informasi mengenai pupuk dan pemupukan sudah banyak tersedia baik
pada media fisik atau offline serta di media digital (online), akan tetapi
keberadaanya masih tersebar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu wadah untuk
menampungnya secara khusus dalam Knowledge Management System (KMS)
pemilihan pupuk. Penelitian ini mencoba mengembangkan manajemen
pengetahuan pemilihan pupuk menggunakan metode Knowledge Management
System Life Cycle (KMSLC) yang dikemukakan oleh Awad dan Ghaziri (2010),
dengan metode KMSLC dapat menghasilkan pembuatan dan perawatan repositori
pengetahuan, menambah akses pengetahuan, meningkatkan ruang lingkup

2

pengetahuan, menghargai pengetahuan (Abdullah 2008) dan berbagi pengetahuan
(knowledge sharing). Aplikasi KMS ini sudah memiliki standar fitur klasifikasi
KMS yaitu knowledge capture dan knowledge sharing kecuali knowledge
discovery pengetahuan yang belum disertakan dikarenakan data explicit
berdasarkan taksonomi tumbuhan yang dibutuhkan masih sangat sedikit dan
masih sulit diperoleh. KMS yang dikembangkan akan memiliki fitur notifikasi
terhadap semua anggota apabila ada pengetahuan baru dan akan membantu
mengingatkan kita mengenai sesuatu yang harus dikerjakan diperiode yang akan
datang sesuai jadwal pekerjaan yang telah ditetapkan (Abdullah 2010).
Perumusan Masalah
Pengetahuan pemilihan pupuk yang sesuai dengan komoditas tanaman
keberadaannya masih tersebar belum ada media yang menampung pengetahuan
pupuk dari pakar yang bersifat tacit dan explicit.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengembangkan sistem berbasis
pengetahuan pemilihan pupuk yang berupa KMS.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari pengembangan knowledge management system pemilihan pupuk ini
yaitu untuk membantu pengguna (user) dalam memilih pupuk yang sesuai dengan
komoditas tanaman.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain:
1. KMS pemilihan pupuk berupa knowledge capture dan knowledge sharing.
2. Pengembangan sistem menggunakan metode KMSLC.
3. Sistem ini mengakomodasi pengetahuan pemilihan pupuk anorganik dan
organik yang diberikan kepada tanaman melalui akar.

3

2. TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk
Pengertian pupuk, pupuk anorganik dan pupuk organik.
1. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan
unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung (PPNo:8 2001).
2. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan
atau biologis, dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk (PPNo:8 2001).
3. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan
meramu bahan – bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya,
pupuk urea berkadar N 45 – 46% (setiap 100 kg urea terdapat 45 – 46 kg hara
nitrogen) (Lingga 2011).
4. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk
mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologitanah
(Permentan-No:2 2006).
5. Pupuk organik adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa
tanaman, hewan, dan manusia (Lingga 2011).
Jenis Pupuk Anorganik
Jenis pupuk anorganik (Lingga 2011)
1. Pupuk tunggal adalah Pupuk yang memiliki satu kandungan unsur. Ada tiga
macam pupuk tunggal yang dikenal dan banyak beredar di pasaran, yaitu
pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama fosfor (P), dan hara
utama kalium (K).
Pupuk Nitrogen (N) berperan untuk merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen
berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam
proses fotosintesis. Fungsi lainnya adalah membentukan prortein, lemak, dan
berbagai persenyawaan organik lainnya. Pada umumnya pupuk nitogen
terdapat pada Urea dan ZA (Lingga 2011).
Pupuk Fosfor (P) berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya
akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai bahan
mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimiliasi
dan pernapasan, serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah.
Pupuk fosfor yang dikenal oleh pemakai pupuk atau petani saat ini yaitu TSP
dan SP-36 (Lingga 2011).
Pupuk Kalium (K) berfungsi membantu pembentukan protein dan
karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar
daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. Sumber kekuatan bagi tanaman
dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Salah satu contoh pupuk
kalium yaitu kaliumklorida (KCL) (Lingga 2011).

4

2. Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh
pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara.
Pupuk NPK termasuk pupuk majemuk yang tidak hanya mengandung dua
unsur, tetapi tiga unsur sekaligus yang tidak lain dari gabungan pupuk
tunggal nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) (Lingga 2011).
Jenis Pupuk Organik
Jenis pupuk Organik (Lingga 2011)
1. Pupuk Kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa
kotoran padat (fases) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing
(urine).
2. Kompos adalah hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami,
alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota dan sebagainya.
3. Pupuk Hijau adalah bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang
tanaman tertentu yang masih muda.
4. Humus adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang, dan batang yang
sudah membusuk secara alami lewat bantuan mikro-organisme (didalam
tanah) dan cuaca (diatas tanah).
5. Kotoran Burung Liar (Guano) adalah kotoran yang bersal dari berbagai jenis
burung liar (bukan burung piaraan).
6. Pupuk Organik Buatan adalah pupuk organik yang sudah melalui proses
pabrikasi dan teknologi tinggi.
Pengetahuan (Knowledge)
Sumber pengetahuan dapat berupa data yaitu kumpulan fakta-fakta, observasi,
atau persepsi dan informasi yaitu himpunan bagian dari data hanya termasuk data
yang memiliki konteks, relevansi, dan tujuan (Irma dan Rajiv 2010). Knowledge
dibagi kedalam 2 jenis (Nonaka dan Takeuchi 1995).
1. Tacit Knowledge, yaitu pengetahuan yang bersifat subyektif, kognitif dan
pembelajaran yang berasal dari pengalaman.
2. Explicit Knowledge, yaitu pengetahuan yang bersifat objektif, rasional dan
teknis, sifatnya yang mudah untuk ditinggalkan dari seseorang, dokumen atau
organisasi setelah semuanya didokumentasikan.
Transformasi Pengetahuan
Proses transformasi dalam pengetahuan menurut Nonaka dan Takeuchi (1995)
dapat disajikan pada beberapa pendekatan :
a. Socialization (Tacit to Tacit)
Socialization merupakan proses transformasi antar pengetahuan tacit oleh
suatu individu dengan individu yang lainnya dengan secara interaksi
langsung.
b. Externalization (Tacit to Explicit)
Externalization
merupakan
proses
dimana
pengetahuan
tacit
ditansformasikan kedalam pengetahuan explicit misalnya mengungkapkan ide
atau gambar dengan kata-kata.

5

c. Internalization (Explicit to Tacit)
Internalization merupakan proses memahami dan penyerapan pengetahuan
explicit kedalam pengetahuan tacit secara individu atau ditindaklanjuti dalam
rangka mewujudkan konsep dan metode.
d. Combination (Explicit to Explicit)
Combination merupakan proses mengubah laporan atau dokumen yang
berbasis kertas menjadi digital atau berbasis dokumen komputer. Berkasberkas yang berisi pengetahuan eksplisit dikumpulkan dalam satu pangkalan
data (database) yang disimpan dalam server, sehingga memudahkan dalam
melakukan manajemen pengetahuan.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Knowledge Management (KM) adalah suatu proses yang dapat membantu
organisasi untuk mengidentifikasi, memilih, mengelola, menyebarkan dan
mentransfer informasi dan keahlian penting yang merupakan bagian dari memori
organiasi dan secara khusus menjadi bagian dari organisasi dalam cara yang tidak
terstruktur (Turban 2008). Ada empat aktivitas utama dalam mengelola KM
(Watson 2003), yaitu :
1. Mendapatkan pengetahuan (belajar, menciptakan atau mengidentifikasi).
2. Analisis pengetahuan (menilai, memvalidasi atau nilai).
3. Memelihara
pengetahuan
(mengelola,
mempresentasikan
atau
mempertahankan).
4. Menggunakan pengetahuan (mengaplikasikan, mentransfer atau berbagi).
Turban menambahkan 2 langkah lagi yaitu memperhalus pengetahuan (refine
knowledge) dan menyimpan pengetahuan (store knowledge) dalam bentuk format
yang dapat diterima sehingga mudah diakses (Turban 2008).
Sistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management System)
Knowledge Management System (KMS) adalah penggunaan teknologi informasi
modern untuk sistematis, meningkatkan dan mempercepat pengelolaan
pengetahuan di dalam dan antar organisasi (Ahlawat dan Ahlawat 2006),
merupakan suatu framework yang mengintegrasikan orang, proses dan teknologi
untuk menjadi kinerja dan pembelajaran untuk pertumbuhan yang berkelanjutan
(Gorelick, 2006). Sedangkan definisi menurut Laudon dan Laudon (2012) adalah
kumpulan dari proses-proses yang dibangun didalam perusahaan untuk
menciptakan, mengumpulkan, menyimpan, memelihara serta menyebarkan
pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan. Suatu sistem dikatakan sistem
manajemen pengetahuan apabila sistem tersebut memiliki klasifikasi sebagai
berikut (Awad dan Ghaziri 2010) :
1. Adanya sistem untuk menemukan pengetahuan. Modul ini merupakan sebuah
alat untuk para pengguna menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang
dibutuhkan. Bisa berupa mesin pencari yang dapat digunakan untuk
menemukan sebuah artikel.
2. Adanya sistem untuk menangkap pengetahuan yaitu sebuah modul dari sistem
yang berfungsi untuk menangkap pengetahuan yang baru yang belum ada
dalam sistem yang berjalan bisa berupa entry data sebuah pengetahuan baru
yang berhasil ditangkap.

6

3. Adanya sistem untuk berbagi pengetahuan yaitu sebuah modul dari aplikasi
dimana aplikasi menyediakan akses untuk dapat mengambil pengetahuan. Bisa
berupa aplikasi upload/download pengetahuan.
Metode Knowledge Management System Life Cycle
Metode Knowledge Management System Life Cycle (Awad dan Ghaziri 2010).
Tahapan pembentukan sistem manajemen pada model ini meliputi :
1. Evaluate existing infratructure merupakan proses evaluasi keberadaan
infrastruktur yang tersedia dan yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem
2. Form the KM team merupakan pembentukan tim, yaitu dengan melakukan
identifikasi stakeholder yang kemudian mereka dilibatkan dalam pembuatan
sistem manajemen pengetahuan.
3. Knowledge capture merupakan menangkap pengetahuan, yaitu menangkap
pengetahuan baik berupa pengetahuan tacit maupun explicit untuk kemudian di
dokumentasikan.
4. Design KM blueprint merupakan merancang blueprint sistem, yaitu
menggambarkan secara detail mengenai rancangan dari prototype aplikasi
sistem manajemenen pengetahuan yang akan dikembangkan.
5. Verify and validate the KM system merupakan menguji pengetahuan, yaitu
melihat apakah sistem yang telah dibuat dapat berfungsi dengan baik atau tidak
untuk kemudian melakukan perbaikan jika ada kekurangan.
6. Implement KM System menerapkan sistem yang telah dibuat didalam
organisasi atau institusi.
7. Manage change merupakan mengelola perubahan.
8. Post system evaluation merupakan evaluasi sistem, yaitu mengukur
keberhasilan sistem apakah sudah sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
pengguna.
Menangkap Pengetahuan
Proses untuk menggunakan pemikiran dan pengalaman para ahli yang kemudian
didokumentasikan disebut dengan menangkap pengetahuan (Awad dan Ghaziri
2010). Pengetahuan tersebut ada yang berupa pengetahuan explicit seperti bukubuku, prosiding, hasil-hasil penelitian dan jurnal-jurnal. Selain itu ada juga
pengetahuan yang masih bersifat tacit yang membutuhkan teknik khusus untuk
menggalinya seperti beberapa teknik berikut:
1. Wawancara, berdialog langsung dengan pakar, baik dengan pertanyaan
terstruktur atau pertanyaan bebas.
2. On-Site Observation adalah sebuah teknik menangkap pengetahuan dengan
cara mengamati, merekam dan menafsirkan proses pemecahan masalah yang
dilakukan para ahli secara langsung. Keunggulan dibanding dengan
wawancara dalam teknik ini pengembang pengetahuan mendapatkan contoh
nyata pemecahan permasalahan lengkap dengan teknik dan prosedur yang
digunakan para ahli.

7

Kodifikasi Pengetahuan
Kodifikasi pengetahuan berarti mengkonversi pengetahuan tacit ke dalam bentuk
pengetahuan eksplicit digunakan untuk para anggota organisasi, sehingga dapat
dikonversikan ke dalam bentuk dokumen (Awad dan Ghaziri 2010). Alat atau
procedure pengetahuan terdiri dari:
1. Knowledge Map merupakan sebuah representasi visual dari suatu pengetahuan
yang saling terhubung antara satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian
representasi pengetahuan dan bukan merupakan repository pengetahuan.
2. Frames merupakan kodifikasi pengetahuan melalui pengalaman sebelumnya.
3. Production Rules merupakan representasi dari pengetahuuan yang merupakan
bentuk popular dari pengetahuan tacit. Rule yang digunakan berupa pernyataan
yang menentukan tindakan yang akan diambil dalam kasus tertentu. Sintaksnya
adalah : IF(premise) THEN (action).
4. Case-Based Reasoning merupakan kumpulan kasus yang dipecahkan dengan
melibatkan pakar. Mendokumenkan banyak kasus sehingga bisa digunakan
ketika terdapat kasus yang mirip.
Arsitektur Manajemen Pengetahuan
Arsitektur itu terdiri dari lapisan-lapisan sebagai berikut (Awad dan Ghaziri
2010):
1. User interface layer adalah lapisan yang menghubungkan orang dengan sistem
manajemen pengetahuan. Biasanya web browser digunakan sebagai antarmuka
antara pengguna dan sistem manajemen pengetahuan..
2. Authorized access control adalah lapisan yang bertugas melakukan pengecekan
terhadap data otentik dari pengguna, menjagakeamanan dan menjamin akses
yang berwenang untuk pengetahuan yang ditangkap dan disimpan dalam
repository organisasi.
3. Collaborative intelligence and filtering adalah lapisan tempat fungsi-fungsi
yang akan membantu pengguna dalam menggunakan sistem manajemen
pengetahuan dan belajar pengetahuan baru. Fungsi tersebut contohnya fungsi
pencarian artikel, pencarian dokumen, fungsi rekomendasi dan filtering.
4. Knowledge enabling aplications adalah lapisan tempat penyimpanan direktori
keterampilan, sarana berkolaborasi, konferensi video, sistem pendukung
keputusan, dan whiteboard digital.
5. Transport layer adalah lapisan yang menyediakan kemampuan networking dan
distribusi manajemen pengetahuan. Biasanya memuat teknologi seperti web
server, e-mail server, pendukung untuk alur video dan audio, dan sebagainya.
6. Middleware adalah lapisan yang berfungsi sebagai penghubung sistem
manajemen pengetahuan dengan database.
7. The physical layer adalah lapisan paling bawah yang menyediakan fasilitas
penyimpanan database operasional, database hasil diskusi, web forum dan
arsip dokumen digital yang terintegrasi dengan sistem manajemen
pengetahuan.

8

Verifikasi dan Validasi KMS
Verifikasi dan Validasi KMS sangat erat kaitannya dengan pengujian pengetahuan
(Knowledge Testing). Ada dua tipe Knowledge testing yaitu pengujian logikal
(logical testing) dan pengujian penerimaan pengguna (user aceptance testing)
(Awad dan Ghaziri 2010). Pengujian logikal meliputi pengujian sintaksis dari
program KMS serta analisis kodifikasi pengetahuan tacit dan expicit. Pengujian
ini dilakukan dengan melakukan verifikasi terhadap atribut logikal aplikasi (Awad
dan Ghaziri 2010) ditunjukkan pada Gambar 1.
Verifikasi Formasi Basis Pengetahuan
Verifikasi Penyimpangan Struktural
Aturan Sirkular
Redudansi

Aturan yang tidak digunakan
Duplikasi
Aturan Redudan
Sub Asumsi

Verifikasi

Verifikasi Konten
- Kelengkapan
- Konsistensi
- Kebenaran

Verifikasi fungsionalitas Basis Pengetahuan
Keyakinan
Keandalan

Gambar 1. Pendekatan Pengujian Logikal
Atribut dalam pengujian logikal:
1. Aturan Sirkular
Aturan logika program yang merupakan aksi merujuk kembali terhadap kondisi
pernyataan yang sama, kesalahan pada pada aturan sirkular error disebut juga
circular error seperti:
Ada aturan yang menyatakan A > B, B > C, akan tetapi tiba-tiba ada aturan
yang menyatakan C > A, dan hal ini merupakan aturan sirkular yang salah.
2. Redudansi
Adanya dua atau lebih fakta pengetahuan yang ditulis berbeda tapi memiliki
solusi yang sama.
3. Kelengkapan
Sistem mampu menjawab untuk semua situasi yang mungkin dari keseluruhan
ruang lingkup pengetauan yang dimaksud.
4. Konsistensi
Adanya keseragaman jawaban untuk semua data yang dimasukan setiap saat
tanpa adanya kontradiksi.

9

5. Kebenaran
Memberikan pengetahuan yang akurat
6. Keyakinan
Tingkat kebenaran solusi dari sistem harus handal dan konsisten
7. Keandalan
Bagaimana sebuah sistem memberikan solusi yang konsisten, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Pengujian penerimaan pengguna yaitu pengujian aplikasi KMS secara black box
yang dilakukan oleh Tim KM. Pengujian blackbox digunakan untuk menguji
fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak yang dirancang. Pada teknik pengujian
ini, hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi
masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses
untuk mendapatkan keluaran tersebut. Berikut ini kriteria pengujian penerimaan
user menurut Awad dan Ghaziri 2010 ditunjukkan pada Tabel 1 :
Tabel 1. Kriteria Pengujian Penerimaan Pengguna
No Kriteria
Keterangan
1 Akurat
Apakah solusi atau keluaran dari sistem sesuai
dengan kenyataan, dilakukan dengan cara
membandingkan dengan jawaban secara manual.
2 Kemampuan Adaptasi
Apakan sistem mampu beradaptasi denga
perubahan kondisi dan situasi ketika ada
informasi baru, apakah sesuai dengan keinginan
user?
3 Kecukupan
Apakah solusi yang dihasilkan oleh KMS
memuaskan dan dapat diterima oleh user?
4 Appeal
Bagaimana KMS yang ada sesuai dengan intuisi
user?
5 Ketersediaan
Apakah KMS memberikan solusi terhadap
permasalahan yang terkait?
6 Kemudahan penggunaan Apakah antarmuka sistem sudah memenuhi
kaidah interaksi manusia dan komputer yang
baik?
7 Face Validity
Bagaimana
sistem
bisa
menyelesaikan
permasalahan sesuai dengan kehidupan nyata?
8 Performance
Apakah semua fungsi dari sistem sudah
memenuhi ekspektasi user, handal dan
berkualitas?
9 Keandalan
Apakah sistem memberikan solusi yang
konsisten,
akurat
dan
dapat
dipertanggungjawabkan?
10 Robustness
Apakah sistem mampu mendekati batasan fungsi
yang diberikan?
11 Pengujian Operasional
Bagaimana teknikal dan operasional sistem bisa
memenuhi kebutuhan user? Indikasinya apakah
KMS memberikan jawaban yang benar sesuai
harapan?

10

3. METODE
KMSLC
Penelitian ini menggunakan adopsi metode KMSLC dari Awad dan Ghaziri
(2010) yang terdiri dari Evaluate Existing Infrastructure, form the KM team,
knowledge capture, design KM blue print, verfy and validate the KM system,
implement the KM system. KMSLC dari Awad dan Ghaziri (2010) ditunjukan
pada Gambar 2 dibawah ini.
Evaluate Existing Infrastructure

Form the KM Team

Knowledge Capture

Corrections

Design KM Blue Print

Verify and validate the KM
System

Implement the KM System

Gambar 2. Adopsi KMSLC
Evaluate Existing Infrastructure
Merupakan proses evaluasi keberadaan infrastruktur yang tersedia dan yang
dibutuhkan untuk pengembangan sistem. Hal tersebut meliputi finansial, sumber
daya manusia, standar operasional (Awad dan Ghaziri 2010). Secara umum
evaluasi infrastruktur tersebut meliputi perangkat, ditunjukkan pada Tabel 2:

No
1

2

Tabel 2. Lingkup Evaluasi Infrastruktur
Perangkat Infrastruktur
Deskripsi
Perangkat Keras (Hardware)
Evaluasi
mengenai
keberadaan
perangkat dilihat secara fisik seperti
sistem komputer yang terdiri dari
perangkat
masukan, proses dan
keluaran.
Perangkat Lunak (Software)
Evaluasi mengenai perangkat yang ada
pada sistem komputer berupa program,
prosedur, aturan dan dokumentasi yang
berkaitan dengan data komputasi.

11

No
3

Perangkat Infrastruktur
Perangkat Jaringan (Netware)

4

Perangkat Akal/Manusia
(Brainware)

5

Perangkat Data (Dataware)

6

Proses (Process)

Deskripsi
Evaluasi
mengenai
perangkat
komunikasi data antar komputer berupa
perangkat keras dan perangkat lunak
pendukung jaringan komputer.
Evaluasi keberadaan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang terlibat dalam
pengembangan sistem.
Evaluasi tentang data apa saja yang
dibutuhkan oleh sistem
Evaluasi tentang alur pemrosesan data
yang berkaitan langsung dengan SDM
yang terlibat.

Form the KM Team
Identifikasi sumber daya untuk pengembangan KMS pemilihan pupuk dilakukan
dengan membentuk tim KM. Pembentukan tim, yaitu dengan melakukan
identifikasi stakeholder yang kemudian mereka dilibatkan dalam pembuatan
sistem manajemen pengetahuan.
Knowledge Capture
Melakukan identifikasi dan menangkap sumber pengetahuan dari pakar pupuk
baik yang tacit maupun explicit yang dimiliki oleh pakar dengan cara interview
dan on-site observation. Pengetahuan tacit diperoleh dari pemikiran dan
pengalaman pakar yang kemudian didokumentasikan dan pengetahuan explicit
diperoleh dari buku-buku, prosiding, hasil-hasil penelitian dan jurnal-jurnal.
Design KM Blue Print
Perancangan Kodifikasi Pengetahuan
Kodifikasi pengetahuan yang dibangun dalam penelitian ini yaitu menggunakan
Knowledge Map dan Production Rules (Awad dan Ghaziri 2010).
Knowledge Map
Knowledge map berupa sebuah representasi visual dari suatu pengetahuan yang
saling terhubung antara satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian representasi
pengetahuan dan bukan merupakan repository pengetahuan.
Tahapan Pembuatan Knowledge Map
Tahapan pembuatan knowledge map dimulai dari proses penangkapan
pengetahuan (knowledge capture) yang berasal dari pakar, artikel dan buku.
Tahapan proses ditunjukan pada Gambar 3 dengan penjelasan sebagai berikut :
Pakar, Artikel dan Buku (Expert, Article and Books)
Pakar (expert) merupakan orang yang mempunyai keahlian dalam bidang
ilmu tertentu, seperti biologi, kimia, fisika atau yang lainnya [Depdiknas 2014].
Pakar pupuk merupakan orang yang ahli dalam bidang pupuk dan pemupukan.

12

Hasil penangkapan pengetahuan dari pakar pupuk berupa dokumen explicit
merupakan hasil konversi darri pengetahuan tacit yang dimiliki olehnya.
Artikel (articles) merupakan karya tulis lengkap, misalnya yang berasal
dari jurnal, majalah, brosur dan media online [Depdiknas 2014]. Pada penelitian
ini artikel yang digunakan dalam bentuk karya ilmiah atau jurnal.
Buku (books) merupakan lembar kertas berjilid yang diterbitkan oleh
badan percetakan buku yang sudah memiliki nomor seri buku internasional
(International Serial Book Number-ISBN) [Depdiknas 2014]. Pada penelitian ini
digunakan buku pupuk dan pemupukan dari Sutedjo (2010), Lingga (2011),
Setyaningrum dan Saparinto (2011), Suwarto dan Octavianty (2012) .

Mulai

Pakar, Artikel, Buku
(Expert, Articles, Books)

Penangkapan Pengetahuan
(Knowledge Capture)

Data Mentah
(Raw Data)

Kodifikasi Pengetahuan
(Knowledge Codification)

Peta Pengetahuan
(Knowledge Map)

Selesai

Gambar 3. Tahapan Pembuatan Knowledge Map
Penangkapan Pengetahuan (Knowledge Capture)
Merupakan proses untuk menggunakan pemikiran dan pengalaman para ahli yang
kemudian didokumentasikan dalam bentuk dokumen (Awad dan Ghaziri 2010).
Pengetahuan tersebut berupa pengetahuan explicit seperti buku-buku, prosiding,
hasil-hasil penelitian, jurnal-jurnal dan pengetahuan yang masih bersifat tacit dari
pakar. Berikut ini teknik untuk menangkap pengetauan dalam penelitian ini.
1. Studi Literatur yaitu melakukan kajian terhadap karya ilmiah yang relevan
dan buku pupuk dari Sutedjo (2010), Lingga (2011), Setyaningrum dan
Saparinto (2011), Suwarto dan Octavianty (2012) .
2. Wawancara, Berdialog langsung dengan pakar, baik dengan pertanyaan
terstruktur atau pertanyaan bebas.
3. On-Site Observation Adalah sebuah teknik menangkap pengetahuan dengan
cara mengamati, merekam dan menafsirkan proses pemecahan masalah yang
dilakukan para ahli secara langsung. Keunggulan dibanding dengan
wawancara dalam teknik ini pengembang pengetahuan mendapatkan contoh
nyata pemecahan permasalahan lengkap dengan teknik dan prosedur yang
digunakan para ahli.

13

Data Dasar/Mentah (Basic/Raw Data)
Merupakan data hasil pengolahan sementara yang diolah dengan menggunakan
teknik kodifikasi pengetahuan. Data mentah ini berupa data yang disimpan dalam
bentuk spreadsheet.
Kodifikasi Pengetahuan (Knowledge Codification)
Knowledge codification merupakan konversi pengetahuan tacit ke dalam bentuk
pengetahuan explicit, sehingga dapat dikonversikan ke dalam bentuk dokumen
serta menyajikan dan mengorganisir pengetahuan yang dapat digunakan sebagai
pengetahuan pengambil keputusan. (Awad dan Ghaziri 2010). Knowledge
codification dibangun menggunakan Knowledge Map yaitu sebuah representasi
visual atau visualisasi dari suatu pengetahuan diambil secara tacit dan explicit dari
pakar dan buku. Visualisasi merupakan menampilkan data yang sudah dikodekan
dalam format visual yang bisa dilihat oleh manusia (Chung et al. 2003).
Hasil dari kodifikasi pengetahuan ini berupa representasi visual dari pengetahuan
dengan memperhatikan lima aspek berikut ini (Meyer 2009):
1. Apa tujuan dibuatnya representasi visual?
2. Apa yang relevan dan seharusnya divisualisasikan?
3. Siapa user yang dituju?
4. Apa yang diminati oleh penerima?
5. Cara apa yang paling efisien untuk memvisualisasikan pengetahuan?
Peta Pengetahuan (Knowledge Map)
Peta pengetahuan merupakan sebuah representasi visual dari suatu pengetahuan
yang saling terhubung antara satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian
representasi pengetahuan dan bukan merupakan repository pengetahuan,
mengidentifikasi pengetahuan, menerapkan pengetahuan yang berhasil ditangkap
dari pakar baik pengetahuan tacit maupun explicit kedalam dokumen. (Awad dan
Ghaziri 2010). Struktur pemetaan yang digunakan yaitu peta pengetahuan
hierarki (Hierarchical knowledge map) yaitu disebut juga peta konsep yang
menyajikan pengetahuan dalam bentuk hirarki organisasi pengetahun (Le-Khac et
al. 2007), yaitu terdiri dari konsep top-level sebagai konsep super (super concept)
yang memiliki konsep di bawahnya sebagai sub-level/konsep anak (child concept).
Berikut ilustrasi peta pengetahuan hierarki (Yanitasari et al. 2014) ditunjukkan
pada Gambar 4:

Top-level
/ Super Concept

Sub-level1.1
/ Child Concept
Atau à

Sub-level1.1
/ Child Concept

Top-level
/ Super Concept

Sub-level1.2
/ Child Concept

Gambar 4. Struktur Hierarchical Knowledge Map

Sub-level1.2
/ Child Concept

14

Production Rules
Production Rules representasi dari pengetahuuan yang merupakan bentuk popular
dari pengetahuan tacit. Rule yang digunakan berupa pernyataan yang menentukan
tindakan yang akan diambil dalam kasus tertentu. Sintaksnya adalah : IF(premise)
THEN (action). Dalam hal sistem berbasis pengetahuan, aturan didasarkan pada
heuristik atau eksperimental penalaran. Aturan dapat menggabungkan tingkat
tertentu dari hal ketidakpastian. Faktor kepastian adalah identik dengan tingkat
kepercayaan, yang merupakan kuantifikasi subjektif dari seorang pakar. Premis
adalah ekspresi boolean (Yes / No, True / False) yang akan diterapkan harus
dievaluasi sebagai aturan yang true. Penghubung premis yang terdiri dari satu
atau lebih pernyataan dipisahkan oleh AND atau OR. Action bagian dari aturan
dipisahkan dari premis oleh kata kunci THEN. Tindakan klausa terdiri dari
pernyataan atau serangkaian pernyataan dipisahkan oleh ANDs atau Commas (,)
dan dijalankan jika premis benar.
Perancangan Arsitektur Sistem Manajemen Pengetahuan
Arsitektur sistem manajemen pengetahuan yang dirancang mengacu pada
rancangan arsitektur manajemen pengetahuan Awad dan Ghaziri (2010) yang
terdiri dari tujuh lapisan yaitu User Interface Layer, Authorized Access Control,
Collaborative Intelligence and Filtering, Knowledge Enabling Aplications,
Transport Layer, Middleware, The Physical Layer.
Perancangan Pemodelan Sistem
Rancangan yang direpresentasikan berupa (Satzinger et al. 2010) :
1. Use Case Diagram merupakan pemodelan untuk menggambarkan kelakuan
(behavior) sistem yang akan dibuat. Diagram use case mendeskripsikan
interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat.
2. Domain Model Class Diagram merupakan diagram keterhubungan antara class
data yang memiliki atribut sebagai pengganti keterhubungan entitas seperti
ERD pada pendekatan tradisional.
3. Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelaskelas yang akan dibuat untuk membangun sistem
4. Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan urutan event dan waktu
dari suatu pesan yang terjadi antar objek.
5. User Interface Design merupakan rancangan antarmuka pada aplikasi sistem
yang menghubungkan pengguna dengan sistem.
Verify and validate the KM System
Melakukan verifikasi dan validasi dengan pengujian pengetahuan
(Knowledge Testing). Ada dua tipe Knowledge testing yaitu pengujian logikal dan
pengujian penerimaan pengguna (Awad dan Ghaziri 2010).
Pengujian logikal meliputi pengujian sintaksis dari program KMS serta
analisis kodifikasi pengetahuan tacit dan expicit. Pengujian ini dilakukan dengan
melakukan verifikasi terhadap atribut logikal aplikasi
Pengujian penerimaan pengguna yaitu pengujian aplikasi KMS secara
black box yang dilakukan oleh Tim KM yaitu admin, pengembang KMS, pakar
pupuk dan user. Pengujian blackbox digunakan untuk menguji fungsi-fungsi
khusus dari perangkat lunak yang dirancang. Pada teknik pengujian ini, hanya
dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang

15

diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk
mendapatkan keluaran tersebut.
Implement the KM System
KMS yang dikembangkan merupakan sebuah aplikasi komputer berbasis web
dengan sistem client-server. Aplikasi ini dirancang untuk bisa diakses oleh
berbagai pengguna dengan hak akses sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

16

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Evaluate Existing Infrastructure KMS Pemilihan Pupuk
Menjelaskan proses evaluasi keberadaan infrastruktur yang tersedia dan yang
dibutuhkan untuk pengembangan sistem. Hasil evaluasi infrastruktur di tempat
penelitian sebagai bahan acuan pengembangan KMS yaitu PT Pupuk Kujang
sebagai berikut ditunjukkan pada Tabel 3:

No
1

2

3

4

5
6

Tabel 3. Hasil Lingkup Evaluasi Infrastruktur
Infrastruktur
Hasil Evaluasi keberadaan infrastruktur
Perangkat Keras
Sistem komputer dengan dilengkapi perangkat
(Hardware)
input dan output yang sudah lengkap (Sudah
memadai) serta Laboratorium penelitian kimiawi
pupuk.
Perangkat Lunak
Seluruh komputer sudah terinstalasi dengan
(Software)
sistem operasi secara legal dan beberapa
menggunakan aplikasi Open Source seperti
penggunaan Web Server Apache, PHP dan
MySql untuk aktifasi KMS Pupuk.
Perangkat Jaringan
Terdiri dari jaringan intranet dengan perangkat
(Netware)
komunikasi kabel RG-45 dan wireless access
point. Sedangkan untuk jaringan Internet dengan
kapasitas sudah di atas 100 Mbps.
Perangkat
Memiliki staff ahli bidang komputer yang sudah
Akal/Manusia
mengerti komputasi jaringan dan database serta
(Brainware)
staff ahli yang sangat paham tentang pupuk dan
pemupukan sebagai pakar.
Perangkat Data
Data berasal dari pakar dan pustaka ilmiah
(Dataware)
berupa buku.
Proses (Process)
Data pupuk dan pemupukan berasal dari pakar
dan para peneliti bidang pupuk dan
didokumentasikan dalam basisdata oleh bagian
staff ahli bidang komputer.

Hasil Form the KM Team KMS Pemilihan Pupuk
Hasil identifikasi sumber daya untuk pengembangan KMS pemilihan pupuk
dilakukan dengan membentuk tim KM yang dibuat terdiri atas Pakar Pupuk,
Pengembang KMS, Admin, Anggota dan Tamu. Berikut penjelasan sumber daya
tim KM terdapat didalam Tabel 4 dibawah ini :
No Tim KM
1 Pakar Pupuk

Tabel 4. Hasil Identifikasi Sumber Daya
Sumber Daya
Keterangan
Pakar Pupuk PT Pupuk Orang
yang
memiliki
Kujang Biro Penelitian pengetahuan tentang pupuk.
dan Pengembangan:
Hoky Prasepta.

17
No Tim KM
2 Pengembang
KMS

Sumber Daya
1. Yessy
Yanitasari
(Analisis dan desain)
2. Irman Hermadi, SKom
MS PhD (Analisis dan
desain)
3. Dr Eng Wisnu Ananta
Kusuma,
ST
MT
(Analisis dan desain)
4. Supriyadi, ST MKom
(Programmer)

Keterangan
Orang yang mengembangkan
sistem
KMS
Pemilihan
pupuk.

3

Admin

Staff IT / Karyawan IT Orang yang mempunyai hak
PT Pupuk Kujang Biro akses penuh terhadap sistem
Teknologi Informasi:
KMS Pemilihan Pupuk.
Ferry Siswanto.

4

Anggota

Petani, Distibutor pupuk, Orang yang mencari dan
agen pupuk, dll.
berbagi pengetahuan tentang
pupuk yang mendaftarkan
diri sebagai anggota.

5

Tamu

Petani, Distibutor pupuk, Orang yang mencari dan
agen pupuk, dll.
berbagi pengetahuan tentang
pupuk tidak mendaftarkan
diri sebagai anggota.

Hasil Knowledge Capture KMS Pemilihan Pupuk
Hasil dari melakukan identifikasi sumber pengetahuan dari buku, karya ilmiah,
pakar pupuk baik yang tacit maupun explicit yang dimiliki oleh pakar (Nonaka
dan Takeuchi, 1995) dengan cara interview dan on-site observation ditunjukkan
pada Tabel 5.
1. Studi Literatur dengan melakukan kajian terhadap karya ilmiah yang relevan
dan buku pupuk dari Sutedjo (2010), Lingga (2011), Setyaningrum dan
Saparinto (2011), Suwarto dan Octavianty (2012) .
2. Wawancara (interview) berdialog langsung dengan pakar, baik dengan
pertanyaan terstruktur atau pertanyaan bebas. Pertanyaan yang diajukan
berkaitan dengan pemilihan pupuk yang sesuai dengan komoditas tanaman
yang melingkupi klasifikasi pupuk, jenis pupuk, jenis tanaman, dosis pupuk
dan waktu aplikasi pemberian pupuk terhadap tanaman.
3. Teknik on-site observation, teknik menangkap pengetahuan dengan cara
mengamati, merekam dan menafsirkan proses pemecahan masalah yang
dilakukan pakar pupuk.

18

Tabel 5 . Hasil Transformasi Pengetahuan KMS Pemilihan Pupuk
Ke
Hasil
Dari

Tacit

Explicit

Tacit

Explicit

1. Melakukan
diskusi
dan 1. Mencetak dokumen dalam
wawancara dengan pakar
bentuk kertas.
pupuk.
2. Data pengetahuan disimpan
2. Melakukan presentasi dan
dalam database KMS pupuk
diskusi dengan pakar pupuk.
menggunakan DBMS MYSQL.
3. Melakukan
entri
data
pengetahuan dan Unggah
(upload) dokumen baru.
1. Pemeriksaan dokumen oleh 1. Dokumen
kertas
menjadi
pakar.
dokumen digital.
2. Hasil
diskusi
disimpan 2. Laporan atau data digital ke
dalam repositori atau histori
dalam bentuk kertas.
pesan dan chatting.
3. Pengatahuan baru yang
ditemukan
di
lapangan
disimpan dalam database.
Hasil Design KM Blue Print KMS Pemilihan Pupuk

Perancangan Kodifikasi Pengetahuan
Hasil dari kodifikasi pengetahuan yang dibangun dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Knowledge Map dan Production Rules (Awad dan Ghaziri 2010).
Knowledge Map
Representasi visual pengetahuan knowledge map ini berdasarkan pemetaan
pengetahuan klasifikasi pupuk, jenis senyawa pupuk, nama pupuk, jenis tanaman,
dosis pupuk dan waktu aplikasi (yanitasari et al. 2014). Data pupuk yang diambil
secara tacit dan explicit dari pakar dan buku yaitu pakar pupuk dari Kujang dan
buku pupuk dan pemupukan dari Sutedjo (2010), Lingga (2011), Setyaningrum
dan Saparinto (2011), Suwarto dan Octavianty (2012) .
Pakar, Artikel dan Buku (Expert, Article and Books)
Sumber pengetahuan pengembangan K-Map ini berasal dari data tacit dan explicit
dengan kriteria seperti berikut ditunjukkan pada Tabel 6:
Tabel 6. Hasil Daftar Sumber Pegetahuan Pengembangan K-Map
No Sumber
Jenis
K