Knowledge Management System di Maintenance

Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013
Bandung, 21 November 2013

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM MAINTENANCE PT XYZ SUB MODUL
MATERIAL MASTER DAN STORAGE BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
CYCLE DENGAN METODE WATERFALL
Fadel Muhammad1, Amelia Kurniawati2, M. Teguh Kurniawan3
1, 3

Program Studi Sistem Informasi Universitas Telkom
Jl. Telekomunikasi No. 1. Terusan Buah Batu, Bandung 40257
Email: [email protected] 1, [email protected] 3
2
Program Studi Teknik Industri Universitas Telkom
Jl. Telekomunikasi No. 1. Terusan Buah Batu, Bandung 40257
Email: [email protected] 2
ABSTRAK
Departemen Maintenance PT XYZ merupakan salah
satu departemen yang memiliki tugas melakukan proses
perawatan mesin. Pada kondisi existing, Departemen
Maintenance telah memiliki Computerized Maintenance

Management System (CMMS) yang mendukung
operasional
pengelolaan
maintenance.
Namun,
penggunaan CMMS belum mendukung proses
maintenance sepenuhnya dan terdapat keterbatasan
dalam pengelolaan knowledge karyawan. Tujuan dari
penelitian
ini
adalah
merancang
Knowledge
Management System Maintenance PT XYZ Sub Modul
Material Master dan Storage. Perancangan KMS ini
menggunakan metode waterfall dan dikembangkan
menjadi sistem berbasis web dengan framework PHP
CodeIgniter. KMS Maintenance PT XYZ yang
dikembangkan ini memiliki fungsionalitas yang
memenuhi KM cycle. Hasil pengujian yang dilakukan

berdasarkan functionality testing dan user acceptance
test menunjukkan bahwa fungsi yang terdapat pada
KMS Maintenance PT XYZ, terutama pada sub modul
Material master dan Storage sudah berjalan dengan baik
dan sudah cukup memenuhi dari aspek design,
reliability, responsiveness, dan trust di sisi user.

ABSTRACT
Maintenance Department of Indonesian Aerospace is
one of departments with the task of doing the process of
machinery maintenance. In existing condition,
Maintenance Department has had Computerize
Maintenance Management System (CMMS) that
supports the operational of maintenance management.
However, the use of CMMS has not fully supporting
maintenance process and there are limitations in
managing employee’s knowledge. The objective of this
research is designing Indonesian Aerospace’s
Maintenance Knowledge Management System, Material
Master and Storage Sub Module. Designing of

Indonesian Aerospace’s Maintenance KMS is using
waterfall method and developed to be a web based
system by PHP CodeIgniter framework. Indonesian
Aerospace’s Maintenance KMS has functionality that
meets KM Cycle stages. Result of system testing that
performed and user acceptance test indicate that
Indonesian
Aerospace’s
Maintenance
KMS
functionalities, especially in Material Master and
Storage sub module, have gone well and meets design,
reliability, responsiveness, and trust aspects on the user
side.

Kata kunci: Knowledge Management System, KM
Cycle

Keywords: Knowledge Management System, KM
Cycle


I. PENDAHULUAN

pesawat terbang. Departemen Maintenance merupakan
departemen di PT XYZ yang bertanggung jawab dalam
perawatan mesin-mesin yang digunakan oleh
Departemen Machining. Perawatan mesin-mesin
tersebut dijalankan dalam dua jenis kegiatan perawatan,
yaitu Work Order dan Request for Maintenance.

Latar Belakang
PT XYZ merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri

78

Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013
Bandung, 21 November 2013
Pengelolaan pengetahuan terkait proses bisnis
maintenance yang melekat pada setiap karyawan

Departemen Maintenance PT XYZ sangat dibutuhkan.
Hal ini didasari oleh beberapa hal. Pertama, karyawan
Departemen Maintenance dituntut untuk memiliki
pemahaman yang sama terhadap dalam melakukan
proses maintenance mesin, baik yang bersifat perawatan
ataupun perbaikan. Kedua, banyaknya jumlah karyawan
Departemen Maintenance yang akan memasuki masa
pensiun. Apabila tidak dilakukan pengelolaan
knowledge yang baik pada Departemen Maintenance
PT XYZ, akan menyebabkan potensi kehilangan
knowledge di sisi perusahaan karena knowledge yang
dimiliki karyawan ikut terbawa pergi saat karyawan
memasuki
masa
pensiun.
Ketiga,
terdapat
ketergantungan PT XYZ terhadap knowledge yang
dimiliki oleh karyawan Departemen Maintenance.
Perpanjangan masa kerja menunjukkan tingkat

ketergantungan yang tinggi terhadap pengalaman dan
tacit knowledge yang bersifat expertise tentang
maintenance mesin yang dimiliki oleh para karyawan
akibat rendahnya stock of knowledge tentang yang
dimiliki oleh PT XYZ.

Data, Informasi, dan Knowledge
Menurut Tiwana (2000), data adalah sekumpulan fakta
yang objektif tentang suatu kejadian atau secara
sederhana, pencatatan transaksi yang terstruktur.
Menurut Tiwana (2000), informasi adalah data yang
memiliki relevansi dan tujuan. Konversi dari data
menjadi informasi dilakukan melalui proses condensed,
contextualized, calculated, categorized, dan corrected
(5C) (Davenport dan Prusak, 1998). Knowledge adalah
gabungan dari pengalaman, nilai-nilai, informasi yang
kontesktual, wawasan keahlian, dan intuisi terdalam
yang menyediakan suatu lingkungan dan kerangka kerja
untuk mengevaluasi dan memasukkan pengalaman dan
informasi baru (Davenport & Prusak, 1998).

Knowledge Management
Menurut Tiwana (2000), knowledge management
adalah pengelolaan dari pengetahuan organisasi untuk
menciptakan business value dan membangun
keunggulan kompetitif. Dengan mengimplementasikan
knowledge management, memungkinkan untuk
membuat, mengomunikasikan, dan mengaplikasikan
pengetahuan yang beraneka ragam untuk mencapai
business goals (Quintas, 1999).

Jika dilakukan pengelolaan tacit knowledge yang
dimiliki oleh para karyawan Departemen Maintenance,
PT Dirgantara akan mendapatkan keuntungan berupa
explicit knowledge yang akan meningkatkan stock of
knowledge tentang proses maintenance mesin yang
dimiliki oleh PT XYZ yang akan didukung oleh
Knowledge Management System Maintenance PT
XYZ. Dengan stock of knowledge ini, karyawan baru
dapat mempertahankan kinerja, mempelajari knowledge
serta best practice yang dibutuhkan dalam melakukan

proses maintenance mesin. Proses pengelolaan
knowledge
tersebut
dapat
didukung
dengan
mengimplementasikan Knowledge Management System
Maintenance PT XYZ Submodul Material Master dan
Storage.

Knowledge Management System
Menurut Alavi dan Leidner (2001), knowledge
management system (KMS) mengacu pada sebuah
kelas sistem informasi yang diterapkan untuk
mengelola pengetahuan organisasi. Knowledge
Management
System
memanfaatkan
teknologi
informasi untuk

menyusun
dan menyimpan
knowledge baik yang berupa tacit maupun explicit
tersebut sehingga dapat digunakan kembali saat
dibutuhkan.
Knowledge Management Cycle
Knowledge Management Cycle adalah siklus
knowledge management yang terdiri dari beragam.
Proses
dari
knowledge
management system
merupakan sistem yang berbasis teknologi informasi
dan dibangun untuk mendukung dan mengembangkan
knowledge yang ada pada organisasi. Berdasarkan
model siklus
knowledge
management lifecycle
terdapat empat tahapan yaitu creation, storage, transfer,
dan application (Alavi dan Leidner, 2001).


Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang Knowledge
Management System Maintenance PT XYZ, khususnya
modul Pengelolaan Material.

79

Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013
Bandung, 21 November 2013
yang dijalankan. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya
fasilitas penunjang CMMS dan tertutupnya hak akses
untuk melihat ketersediaan material bagi para karyawan
Bidang Machinary and Lab. Kedua, pengelolaan datadata pada submodul material master tidak dikelola
dengan baik. Padahal, submodul tersebut merupakan
submodul yang penting dalam proses maintenance yang
dijalankan oleh Subbidang Material Planning dan
Storage. Ketiga, CMMS belum menunjang pengelolaan
pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan
Subbidang Material Planning dan Storage. Keempat,

dengan belum terkelolanya pengetahuan yang dimiliki
oleh para karyawan Subbidang Material Planning dan
Storage, tidak diketahui best practice dari proses
maintenance yang dijalankan oleh Subbidang Material
Planning dan Storage. Dengan pengimplementasian
KMS Maintenance PT XYZ yang di dalamnya terdapat
submodul material master dan storage diharapkan
teratasinya
permasalahan-permasalahan
tersebut.
Manfaat yang didapatkan antara lain Bidang Machinary
and Lab dapat melihat ketersediaan material di gudang,
mendukung pengelolaan data-data pada modul
Pengelolaan Material dengan baik, dapat mendukung
pengelolaan pengetahuan karyawan Subbidang Material
Planning dan Storage, dan diketahui best practice dalam
pengelolaan Maintenance yang dilakukan oleh
Subbidang Material Planning dan Storage.

Maintenancce
Menurut Gross (2002), maintenance atau perawatan
merupakan suatu operasi atau aktivitas yang harus
dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk
melakukan pergantian kerusakan peralatan dengan sumber daya yang tersedia.
II. METODOLOGI
Agar lebih sistematis dan terperinci dalam memecahkan
masalah, maka diperlukan penjabaran langkah-langkah
yang dijelaskan dalam bagian ini. Berikut akan
dijelaskan model konseptual dari penelitian ini yang
dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2, sedangkan
sistematika pemecahan masalah dapat dilihat pada
Gambar 3.
A. Model Konseptual
Pada Gambar 1, dijelaskan permasalahan pada
penggunaan modul Pengelolaan Material CMMS dan
perbandingannya serta manfaat yang didapatkan dengan
implementasi KMS Maintenance PT XYZ.
Pada penggunaan Modul Pengelolaan Material CMMS
terdapat beberapa permasalahan. Pertama, para
karyawan Bidang Machinary and Lab tidak dapat
melihat ketersediaan material di gudang sebelum
melakukan issuing material dalam proses maintenance

Gambar 2. Model Konseptual Modul Pengelolaan Material

80

Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013
Bandung, 21 November 2013

bagian utama, yaitu pengumpulan data, identifikasi
proses bisnis, identifikasi teknologi, identifikasi user,
dan analisis kondisi existing.

B. Sistematika Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 2.

Pada tahap identifikasi dan analisis, dilakukan proses
identifikasi dan analisis sistem yang terdiri atas lima
bagian utama, yaitu pengumpulan data, identifikasi
proses bisnis, identifikasi teknologi, identifikasi user,
dan analisis kondisi existing.

Tahap requirement merupakan tahap awal yang akan
dilakukan dalam penelitian ini. Pada tahap identifikasi,
ditetapkan perumusan masalah, penetapan tujuan, dan
batasan masalah terhadap objek penelitian. Selain itu,
dilakukan studi pendahuluan yang meliputi studi
kepustakaan yang terdiri dari teori-teori pendukung
penelitian yang mencakup Knowledge Management
dan pengembangan KMS, KM Lifecycle¸dan KM
Triad. Selain itu juga dilakukan observasi secara
langsung untuk melihat kondisi dari objek penelitian.
Studi lapangan ini bertujuan untuk memperkuat studi
pendahuluan yang dilakukan dalam tahap requirement.

Dalam tahap coding dan testing, dilakukan empat
bagian utama yang terdiri atas coding, testing, evaluasi
sistem, dan pemberian rekomendasi pengembangan
sistem.
Pada tahap penarikan kesimpulan, dilakukan penarikan
kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
diberikan saran untuk pengembangan penelitian ini
selanjutnya.

Pada tahap identifikasi dan analisis, dilakukan proses
identifikasi dan analisis sistem yang terdiri atas lima

81

Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013
Bandung, 21 November 2013

Gambar 2. Sistematika Pemecahan Masalah

III. HASIL

Maintenance Planning and Control akan membuat
penjadwalan preventive maintenance dalam jangka
waktu satu tahun dengan menggunakan CMMS.
Kemudian, Bidang Maintenance Planning and Control
dan Bidang Produksi akan melakukan penyesuaian
penjadwalan agar kegiatan maintenance dan produksi
dapat berjalan lancar tanpa menghambat satu sama lain.
Selanjutnya, Dokumen PMS juga dijadikan pedoman
bagi Subbidang Material Planning untuk merencanakan
kebutuhan material dan melakukan material request.
Setelah material yang dipesan tiba, Bagian Material

Identifikasi Proses Bisnis
Prosedur preventive maintenance diawali dengan
pembuatan instruksi preventive maintenance oleh
Bidang Maintenance Engineering. Instruksi tersebut
dibakukan dalam bentuk dokumen Preventive
Maintenance Instruction yang menjadi pedoman bagi
bidang lain untuk melaksanakan kegiatan maintenance
sesuai dengan tugas kerja masing-masing. Setelah
mendapatkan Preventive Maintenance Control, Bidang

82

Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013
Bandung, 21 November 2013
Tabel 1. Identifikasi User

Planning akan melakukan pengiriman material tersebut
ke Bagian Storage dengan menggunaan dokumen Surat
Pengiriman Barang (SPB) dan Subbidang Storage akan
melakukan pembaharuan data material pada CMMS dan
kartu Control Material.
Bagian Maintenance Planning and Control akan
mengeluarkan Work Order Preventive Maintenance
(WOPM) sesuai dengan jadwal yang tertera dalam
Preventive Maintenance Schedule dan mengirimkan
WOPM ke Bagian Maintenance Services. Sebelum
melakukan eksesusi preventive maintenance, Bidang
Services akan mengajukan material issuing kepada
Subbidang Storage dengan menggunakan Material
Ticket. Material Ticket merupakan dokumen yang
digunakan dalam transaksi kebutuhan material dalam
Departemen Maintenance. Setelah menerima Material
Ticket, Subbidang Storage akan melakukan pengecekan
ketersediaan material dengan menggunakan CMMS.
Jika material yang dibutuhkan oleh Bidang
Maintenance Services tersedia, Subbidang Storage akan
mengeluarkan material tersebut dengan menyetujui
Material Ticket yang diajukan dan memperbarui data
kuantitas material di CMMS dan kartu Control
Material. Bidang Services akan melakukan eksekusi
preventive maintenance sesuai dengan instruksi
WOPM. Aktivitas yang berlangsung selama kegiatan
maintenance dilakukan akan ditulis pada WOPM.
Setelah preventive maintenance selesai dilakukan,
operator
pelaksana
maintenance,
Supervisor
Maintenance Services, dan Supervisor Produksi akan
menandatangani WOPM sebagai bentuk selesainya
preventive maintenance yang dilakukan. WOPM yang
telah ditandatangani tersebut akan menjadi acuan bagi
Bidang Maintenance Planning and Control untuk
menghitung biaya material yang digunakan serta
melakukan input data tersebut ke dalam CMMS.
Selanjutnya, Bidang Maintenance Engineering akan
melakukan penyimpanan data pada Historical Records
Form dan CMMS serta membuat dokumen Preventive
Maintenance Reports.

User

Tanggung Jawab dan
Fungsi

Kebutuhan
Informasi

Subbidang

Melakukan
rekapitulasi
material list

Surat Pengantar
Barang

Storage

terkait

Melakukan transaksi
masuk dan keluar
material
dengan
menggunakan Return
to Store, Maintenance
Material Ticket, dan
Non
Maintenance
Material Ticket

Request
for
Maintenance
Nota Peminjaman
Material Ticket
Return to Store

Mengajukan
permintaan pengadaan
material
yang
dibutuhkan
melalui
Material
Ticket
Problem

Hasil Analisis
Berdasarkan analisis proses bisnis, diketahui bahwa
proses bisnis yang dijalankan di Departemen
Maintenance PT XYZ, khususnya di Subbidang
Material Planning dan Storage memiliki alur baku yang
cukup baik. Namun, dalam pelaksanaan di lapangan,
masih terdapat kesalahpahaman dalam memahami
proses bisnis tersebut. Salah satu contohnya adalah saat
karyawan Bidang Machinary and Lab mengajukan
material issuing untuk proses maintenance. Material
yang terdapat di Subbidang Material Planning dan
Storage dikelompokkan berdasarkan kodifikasi fasilitas.
Oleh karena itu, jika material yang diajukan untuk
fasilitas mesin tertentu tidak tersedia, Subbidang
Storage tidak akan memenuhi pengajuan material
tersebut walaupun material yang diajukan memiliki
kesamaan spesifikasi dengan material mesin lain
tersedia di gudang.

Identifikasi Proses Bisnis
Hasil identifikasi user yang berkaitan dengan
pengoperasian CMMS di Subbidang Material Planning
dan Storage sesuai dengan tanggung jawab, fungsi, dan
kebutuhan informasi yang dibutuhkan ditunjukkan
dalam Tabel 1.

Berdasarkan analisis user yang mengoperasikan CMMS
dalam proses bisnis aktivitas maintenance, setiap user di
Subbidang Material Planning dan Storage telah
memiliki tanggung jawab dan fungsi kerja masingmasing yang terdeskripsikan dengan jelas serta

83

Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013
Bandung, 21 November 2013
menjalankan tanggung jawab dan fungsi kerja tersebut
dengan baik. Hal tersebut terlihat dari penggunaan
keseharian CMMS, khususnya modul Material
Management, yang berjalan dengan baik dalam
menunjang proses bisnis kegiatan maintenance yang
dilakukan. Namun, dalam pengelolaan KMS,
diperlukan user tambahan untuk menjamin berjalannya
distribusi knowledge di antara para karyawan.

Perancangan Sistem Berdasarkan KM Cycle
Hasil analisis terhadap proses bisnis yang memenuhi
Knowledge Management Cycle, dengan kebutuhan
fungsionalitas dan implementasi yang dapat dilakukan
pada sistem ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis KM Cycle
KM Cycle
Creation
Capture

Fungsionalitas
/

Storage /
Archival

Retrieval /
Transfer

Application
/ Reuse

Mampu
melakukan
identifikasi
knowledge
tacit/explicit
Mampu
mengumpulkan
data
dan
informasi
Mampu membuat
analisis
dan
laporan
Mampu
melakukan proses
edit dan format
jika ada revisi
Mampu
menjalankan
proses
dekomposisi unit
knowledge, index
dan link
Mampu
melakukan
penyimpanan
data,
informasi
dan knowledge
yang ditangkap
Mampu
melakukan proses
index dan link
knowledge
Mampu
melakukan proses
distribusi
knowledge
via
web

Mampu
melakukan
interaksi

84

Implementasi
pada Sistem
Fitur form yang
dapat diisi sesuai
dengan data yang
harus
didokumentasikan
Fitur
menampilkan
hasil analisis data
dan menghasilkan
laporan
Fitur edit dan
format data

Fitur save untuk
penyimpanan data
yang dimasukan
Fitur rekap data
yang
berfungsi
sebagai
index
data
Fitur link antar
knowledge
Fitur multi user
yang
saling
terkait
dan
memiliki
previledge sesuai
wewenang,
didukung aplikasi
berbasis web
Fitur user dapat
mengakses
halaman data dan

Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013
Bandung, 21 November 2013
pemilihan
unit
knowledge.
Merupakan
pengaplikasian
dari knowledge
hingga
bisa
digunakan
Perancangan Database

informasi terkait
yang dibutuhkan

Maintenance Material Ticket, dan submenu Material
Ticket Problem.

Untuk modul material management, perancangan
database membuat tabel database sebanyak delapan
belas tabel untuk memuat seluruh data yang diperlukan
dalam menjalankan proses bisnis aktivitas maintenance
di Subbidang Material Planning dan Storage dan empat
view untuk membantu melihat data dengan tampilan
data yang lebih terpadu. Delapan belas tabel tersebut
adalah
tabel
tabel
mm_facility,
tabel
mm_facility_material, tabel mm_facility_program, tabel
mm_material, tabel mm_material_mtp, tabel mm_mmt,
tabel mm_mr, tabel mm_mtp, tabel mm_nonmt, tabel
mm_pasok, tabel mm_pasok min, tabel mm_program,
tabel_requirements_rkm, tabel mm_rkm, tabel mm_rts,
tabel
mm_spb,
tabel
mm_uom,
dan
tabel
mm_vendor_list. Empat view tersebut adalah
mmv_fama, mmv_material_mtp, mmv_pasok_material,
dan mmv _pasokmin_material.

Verifikasi Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil pengujian fungsionalitas dan
penerimaan pengguna yang sudah dilakukan, dapat
diketahui hasilnya sebagai berikut:
Semua fungsi yang diujikan pada sistem sudah berjalan
dengan baik. Proses yang berjalan dari input dapat
menghasilkan output yang sesuai.
Menurut pengguna, KMS Maintenance PT XYZ yang
telah dibuat sudah memenuhi parameter design,
reliability, responsiveness, dan trust yang diinginkan.
KMS Maintenance PT XYZ dapat mengakomodasi
knowledge serta proses dengan cepat dan tepat.
KMS Maintenance PT XYZ dapat dipercaya oleh
pengguna untuk mengelola knowledge dan proses yang
berjalan,
sehingga
pengguna
bersedia
untuk
menggunakan aplikasi ini.

Perancangan Kebutuhan User
Perancangan kebutuhan user untuk mengakses menu
purchasing, material master, storage, support data,
business process application, dan control panel
melibatkan empat tipe user, yaitu Super Admin,
Supervisor Bidang Planning and Control, Admin
Storage, dan user dengan pembagian tanggung jawab,
fungsi, dan hak akses yang berbeda-beda.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dibuat,
terdapat kesimpulan yang dapat diambil, yaitu:
Berdasarkan hasil analisis, perancangan, coding, dan
testing, KMS Maintenance PT XYZ Sub Modul
Material Master dan Storage dirancang berdasarkan KM
cycle dengan memperhatikan proses creation, storage,
retrieval dan application.

Struktur Menu
Menu untuk dapat masuk ke dalam KMS Maintenance
PT XYZ, diawali dengan melakukan login ke dalam
sistem. Setelah login berhasil, pengguna akan dapat
mengakses user guide dan modul artikel. Kemudian
berdasarkan hak aksesnya, pengguna dapat masuk ke
dalam modul-modul yang tersedia. Menu Material
Master terdiri dari submenu Facility Register dan
submenu Material List. Menu Storage terdiri dari
submenu Material Receiving, submenu Return to Store,
submenu Maintenance Material ticket, submenu Non

Dalam mengakses Knowledge Management System
Maintenance PT XYZ, terdapat perbedaan hak akses
untuk pengguna, yaitu super admin, supervisor, admin
staff, dan user biasa. Perbedaan hak akses tersebut
bertujuan untuk menjaga keamanan sistem dan
mengelola alur aplikasi agar berjalan dengan baik serta
sesuai dengan tanggung jawab dan fungsi yang
diemban. KMS Maintenance PT XYZ Sub Modul
Material Master dan Storage masih sangat

85

Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013
Bandung, 21 November 2013
memungkinkan untuk dilakukan pengembangan lebih
lanjut.

[3]
Quintas, Paul. Open Eye: Head back to the
Business cafe. London: The Independent, 1999.

DAFTAR PUSTAKA

[4]
Alavi, M., and D. Leitner. "Knowledge
Management And Knowledge Management Systems:
Conceptual Foundations And Research Issues." MIS
Quarterly, 2001.

[1]
Tiwana, Amrit. The Knowledge Management
Toolkit. Prentice Hall PTR, 2000.
[2]
Davenport, Thomas H, and Laurence Prusak.
Working Knowledge: How Organizations Manage
What They Know. Boston: Harvard Bussiness School
Press, 1998.

[5]
Quintas, P. (1999). Open Eye: Head back to
the Business

86