Perbandingan Pertumbuhan Morfometrik Komodo (Varanus Komodoensis) Antara Pulau Besar Dengan Pulau Kecil Di Tn. Komodo.

PERBANDINGAN ANTARA PERTUMBUHAN MORFOMETRIK
KOMODO (Varanus komodoensis) PADA PULAU BESAR
DENGAN PULAU KECIL DI TAMAN NASIONAL KOMODO

RINI RISMAYANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Perbandingan
Pertumbuhan Morfometrik Komodo (Varanus komodoensis) antara Pulau Besar
dengan Pulau Kecil di TN. Komodo adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Rini Rismayani
NIM. E351130051

RINGKASAN
RINI RISMAYANI. Perbandingan Pertumbuhan Morfometrik Komodo (Varanus
komodoensis) antara Pulau Besar dengan Pulau Kecil di TN. Komodo. Dibimbing
oleh YANTO SANTOSA dan NOVIANTO BAMBANG WAWANDONO.
Biawak komodo di Taman Nasional Komodo tersebar di dua pulau besar
(Pulau Komodo dan Pulau Rinca) dan dua pulau kecil (Nusa Kode dan Gili
Motang). Pertumbuhan biawak komodo telah diukur dalam studi capture mark
recapture pada tahun 2002 sampai dengan 2012. Penelitian ini bertujuan
membandingkan laju pertumbuhan morfometrik antara populasi komodo di pulau
besar dengan populasi komodo di kecil, model pertumbuhan biawak komodo
diantara pulau besar dan kecil serta membandingkan karakteristik habitatnya. Uji
beda t dilakukan untuk membandingkan laju pertumbuhan jenis morfometrik,
periode pertumbuhan serta kelas umur yang sama, antara komodo yang tinggal di
pulau kecil dengan komodo yang tinggal di pulau besar.
Populasi komodo kelas umur anak pada pulau kecil signifikan memiliki laju

pertumbuhan morfometrik yang lebih rendah (151.18%) dibanding laju
pertumbuhan morfometrik populasi komodo di pulau besar. Pada kelas umur
remaja, nilai tengah laju pertumbuhan morfometrik komodo di pulau besar lebih
tinggi (75.61%) dibandingkan komodo di pulau kecil tetapi tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Karakteristik habitat biawak komodo yang meliputi
ukuran dan jarak antar pulau, tipe ekosistem, keberadaan pemukiman dan aktivitas
wisata serta kelimpahan mangsa, di pulau kecil mengarah pada terjadinya tekanan
pada populasi biawak komodo di pulau kecil yang laju pertumbuhannya rendah
dan jumlahnya semakin menurun.
Kata kunci: Biawak komodo, morfometrik, sindrom pulau

SUMMARY
RINI RISMAYANI. Comparison of Morphometric Growth on Komodo (Varanus
komodoensis) in Islands and Islets at Komodo NP. Supervised by YANTO
SANTOSA dan NOVIANTO BAMBANG WAWANDONO.

Komodo dragons on Komodo National Park is spread across two large
islands (Komodo and Rinca) and two small islands (Nusa Kode and Gili Motang).
Komodo dragons growth has been measured in the study of capture mark and
recapture in 2002 up to 2012. This study aimed to compare the growth

of morphometric population of dragons on islands to population of dragons in the
islets, to compare dragons growth model on islands to islets, and to compare the
characteristics of the islands habitat to islets habitat. The T different test was
performed on the same growth rate of morphometric types, the growth period and
age class, between the dragons on island and islets.
Juvenile dragons on islets significantly has a growth rate of morphometric
lower (151.18%) than juvenile dragons growth rate of morphometric on island.
While median growth rate of morphometric on subadult dragons in island was
higher (75.61%) than subadult dragons on islets but did not show significant
differences. Habitat characteristics of dragons that include the size and spacing
between islands, types of ecosystems, residential and tourist activity and the
abundance of prey on a islets, leads to the pressure on dragons population
in islets so that growth rate was low and its amount decreasing.
Key words : Island syndrome, komodo dragon, morphometric

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PERBANDINGAN ANTARA PERTUMBUHAN MORFOMETRIK
KOMODO (Varanus komodoensis) PADA PULAU BESAR
DENGAN PULAU KECIL DI TAMAN NASIONAL KOMODO

RINI RISMAYANI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin, DEA

PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat karuniaNya sehingga karya ini
berhasil diselesaikan. Obyek yang diambil dalam penelitian ini adalah biawak
komodo (Varanus komodoensis) pada lokasi penulis bekerja yaitu di Taman
Nasional Komodo. Karya ilmiah ini berjudul Perbandingan Pertumbuhan
Morfometrik Biawak Komodo (Varanus Komodoensis) pada Pulau Besar dan
Pulau Kecil di Taman Nasional Komodo.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa,
DEA serta Bapak Dr. Ir. Novianto Bambang Wawandono, M.Si selaku komisi
pembimbing yang telah banyak mencurahkan waktu dan pikiran selama proses
penulisan. Terimakasih penulis sampaikan kepada Kementerian Kehutanan yang
telah memberi tugas belajar dan mendanai seluruh tahapan studi termasuk
penelitian. Penghargaan penulis sampaikan untuk Kepala Balai Taman Nasional
Komodo dan seluruh staf, serta Yayasan Komodo Survival Program, yang telah
memberi ijin akses database komodo. Ucapan terimakasih juga penulis tujukan
kepada Heru Rudiharto, Aganto Seno, Deni Purwandana, Achmad Ariefandy dan

Tim Jessop, yang telah berbagi pengalaman lapangannya dan berdiskusi dengan
penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, suami, anak-anak
dan seluruh keluarga, serta rekan-rekan studi, atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015
Rini Rismayani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

1 PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
1
Tujuan Penelitian
2
Hipotesis Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
2 METODE
3
Lokasi dan Waktu
3
Bahan dan Alat
3

Prosedur Analisis Data
6
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Perbandingan laju pertumbuhan antara pulau besar dan pulau kecil
7
Perbandingan model laju pertumbuhan morfometrik pada pulau besar dan
dan pulau kecil
13
Perbandingan karakteristik habitat antara pulau besar dan pulau kecil
17
Implikasi Konservasi
23
4 SIMPULAN DAN SARAN
23
Simpulan
23
Saran
24
DAFTAR PUSTAKA

24
LAMPIRAN

27

RIWAYAT HIDUP

43

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

8
9


Jenis dan sumber data yang menjadi bahan penelitian
Rata-rata laju pertumbuhan morfometrik biawak komodo kelas umur anak
di pulau besar dan pulau kecil
Rata-rata laju pertumbuhan morfometrik biawak komodo kelas umur
remaja di pulau besar dan pulau kecil
Perbandingan korelasi antara pertambahan umur dengan laju pertumbuhan
morfometrik panjang kepala, lebar kepala dan SVL
Perbandingan korelasi antara pertambahan umur dengan laju pertumbuhan
morfometrik ventral TBL, panjang ekor, lingkar ekor dan berat tubuh
Model regresi pendugaan pertambahan umur dari variabel persentase
pertumbuhan morfometrik panjang kepala, lebar kepala dan SVL
Model regresi pendugaan pertambahan umur dari variabel persentase
pertumbuhan morfometrik ventral TBL, panjang ekor, lingkar ekor dan
berat tubuh
Proporsi tipe ekosistem pada masing-masing pulau di Taman Nasional
Komodo
Indeks kelimpahan mangsa komodo di pulau besar dan pulau kecil

4

11
12
14
14
15

15
20
21

DAFTAR GAMBAR
1 Situasi Taman Nasional Komodo. Nomor menunjukkan lokasi studi: (1)
Loh Sebita; (2) Loh Liang; (3) Loh Lawi; (4) Loh Wau; (5) Loh Buaya; (6)
Loh Baru; (7) Loh Tongker; (8) Loh Dasami; (9) Nusa Kode; (10) Gili
Motang
3
2 Laju pertumbuhan panjang kepala (a) dan lebar kepala (b).
anak di
pulau besar,
anak di pulau kecil,
remaja di pulau besar,
remaja di pulau kecil
8
3 Laju pertumbuhan ventral TBL (a) dan panjang ekor (b).
anak di
pulau besar,
anak di pulau kecil,
remaja di pulau besar,
remaja di pulau kecil
9
4 Laju pertumbuhan lingkar ekor (a) dan berat tubuh (b).
anak di pulau
besar,
anak di pulau kecil,
remaja di pulau besar,
remaja
di pulau keci
10
5 Laju pertumbuhan SVL
anak di pulau besar,
anak di pulau
kecil,
remaja di pulau besar,
remaja di pulau keci
11
6 Peta situasi dan penutupan vegetasi di Taman Nasional Komodo
18

DAFTAR LAMPIRAN
1 Laju pertumbuhan jenis-jenis morfometrik kelas umur anak di lokasi-lokasi
pulau besar dan pulau kecil pada setiap tingkat pertumbuhan
2 Laju pertumbuhan jenis-jenis morfometrik kelas umur remaja di lokasilokasi pulau besar dan pulau kecil pada setiap tingkat pertumbuhan
3 Nilai tengah pertumbuhan morfometrik dan uji beda t pada kelas umur anak
4 Nilai tengah pertumbuhan morfometrik dan uji beda t pada kelas umur
remaja

27
37
41
42

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biawak komodo (Varanus komodoensis) adalah kadal terbesar di dunia
(Auffenberg 1981). Oleh International Union for the Conservation of Nature and
Natural Resources (IUCN) dikategorikan sebagai rentan atau vulnerable, karena
penurunan demografis dan sebarannya yang terbatas. Selain itu berdasarkan
peraturan di Indonesia, biawak komodo juga dilindungi berdasarkan beberapa
peraturan yaitu Peraturan Binatang Liar tahun 1931, Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 301/Kpts-II/1991, dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun
1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Penyebaran utama biawak komodo adalah di empat pulau dalam kawasan
Taman Nasional Komodo (Jessop et al. 2003). Dua diantaranya merupakan pulau
terbesar di Taman Nasional Komodo, yaitu Pulau Komodo (luas 31159 ha) dan
Pulau Rinca (luas 20478 ha). Jumlah populasi biawak komodo di Pulau Komodo
adalah 2921 ekor dan Pulau Rinca adalah 3238 ekor (BTNK 2013a). Sementara
dua pulau lainnya memiliki luas yang lebih kecil yaitu Nusa Kode (luas 733 ha)
dan Gili Motang (luas 948 ha), dengan jumlah populasi komodo pada masingmasing pulau adalah 99 ekor dan 65 ekor (BTNK 2013a).
Ukuran pulau dan isolasi akan mempengaruhi keragaman habitat, relung
serta keberadaan sumberdaya habitat sehingga mempengaruhi spesies yang
disangga oleh pulau tersebut (McArthur dan Wilson 1967, Blondel 2000).
Akibatnya spesies di pulau kecil pada akhirnya akan menampakkan perubahan
dibandingkan kerabatnya yang tinggal di pulau besar dan salah satu perubahan
yang paling mendapat perhatian sehingga disebut sebagai island rule, adalah
perubahan ukuran tubuh (Clegg dan Owen 2002).
Populasi komodo di pulau kecil memiliki ukuran tubuh dan berat tubuh
yang lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan kerabatnya di pulau besar (Jessop
et al. 2006). Akan tetapi penelitian tersebut hanya dilakukan dalam periode yang
singkat yaitu tahun 2002 sampai 2005. Sementara pengukuran pertumbuhan
morfometrik biawak komodo di Taman Nasional Komodo terus dilakukan sampai
dengan tahun 2012. Oleh karena itu untuk memantau tren perubahan ukuran
tubuh pada populasi komodo di pulau kecil, perlu dilakukan penelitian mengenai
perbandingan antara pertumbuhan morfometrik biawak komodo di pulau besar
dengan pulau kecil dalam periode pengamatan yang lebih panjang, yaitu
mempergunakan data hasil pengukuran pertumbuhan tahun 2002 sampai 2012.
Pemantauan tren perbedaan laju pertumbuhan biawak komodo di pulau besar dan
pulau kecil juga perlu diikuti dengan pemantauan perbedaan karakteristik habitat
pulau besar dan pulau kecil untuk mengungkapkan fakta-fakta mendasar yang
diduga menjadi penyebab perbedaan laju pertumbuhan biawak komodo antara
pulau besar dengan pulau kecil.
Perumusan Masalah
Komodo yang hidup di pulau kecil memiliki rata-rata ukuran dan masa
tubuh yang lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan rata-rata ukuran dan masa
tubuh komodo di pulau-pulau besar (Jessop et al. 2006). Perbandingan ukuran ini

2
dilakukan pada 15% komodo terbesar yang tertangkap di pulau besar dan 15%
komodo terbesar yang tertangkap di pulau kecil. Perbandingan ukuran satwa
seharusnya dilakukan pada umur yang sama. Akan tetapi pendugaan umur
komodo sampai saat ini belum diketahui. Oleh karena itu untuk membandingkan
ukuran komodo di pulau besar dan pulau kecil maka penelitian ini melakukan
pendekatan dengan mengukur laju pertumbuhan.
Selain itu adanya variasi ukuran tubuh yang berbeda antar pulau (Jessop et
al. 2006), berimplikasi pada kategori umur berdasarkan ukuran antar pulau juga
berbeda, terutama untuk pulau besar dan pulau kecil. Bisa jadi individu-individu
komodo yang diukur di pulau kecil merupakan komodo dengan umur yang tua
sementara komodo yang diukur di pulau besar memang komodo dengan umur
lebih muda. Oleh karena itu penelitian ini menganalisis laju pertumbuhan biawak
komodo berdasarkan kelas umur, yaitu anak dan remaja, dengan asumsi laju
pertumbuhan setiap kelas umur adalah berbeda.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkapkan fakta perbedaan ukuran
antara populasi biawak komodo yang tinggal di pulau besar dengan pulau kecil,
dengan cara:
1. Membandingkan pertumbuhan morfometrik biawak komodo pada populasi
komodo di pulau besar dan populasi komodo di kecil.
2. Membandingkan model pertumbuhan morfometrik biawak komodo di pulau
besar dan populasi komodo di kecil.
3. Membandingkan karakteristik habitat biawak komodo di pulau besar dan di
pulau kecil.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Pertumbuhan morfometrik biawak komodo yang hidup di pulau kecil, lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan morfometrik biawak komodo di pulau besar.
2. Model pertumbuhan morfometrik biawak komodo yang hidup di pulau besar
berbeda dengan model pertumbuhan morfometrik biawak yang hidup di pulau
kecil.
3. Terdapat perbedaan karakteristik habitat komodo di pulau besar dan pulau kecil
yang mendorong perbedaan ukuran biawak komodo.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk menunjukkan bahwa populasi di pulau kecil
terisolasi bila terindikasi terdapat penurunan ukuran tubuh dan keterbatasan pakan,
perlu mendapat perhatian khusus, melalui manipulasi habitat maupun populasi.
Agar jumlah populasi efektif terpelihara untuk menghindari peningkatan
inbreeding yang konsekuensinya akan menurunkan variasi genetik yang dapat
membuat populasi habitat kecil menjadi sangat rapuh terhadap penyebab alami
ataupun antropik.

3

2 METODE
Lokasi dan Waktu
Pengumpulan data morfometrik serta ekologi populasi biawak komodo di
Taman Nasional Komodo dilakukan di Kantor Balai Taman Nasional Komodo
yang berada di Labuan Bajo, Flores. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan
yaitu bulan Januari sampai Maret 2015.
Bahan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengolah data yang tersedia dari hasil
studi capture mark recapture biawak komodo di Taman Nasional Komodo tahun
2002 sampai 2012 (Tabel 1). Selain itu dipergunakan hasil studi lainnya yaitu data
populasi, penutupan tipe ekosistem, mangsa dan genetika. Ijin tertulis untuk akses
dan penggunaan data hasil studi capture mark recapture biawak komodo
diperoleh dari Kepala Balai Taman Nasional Komodo dan Ketua Program
Yayasan Komodo Survival Program.
Studi capture mark recapture biawak komodo di Taman Nasional Komodo
pada tahun 2002 sampai 2012 dilaksanakan pada kawasan Taman Nasional
Komodo di Nusa Tenggara Timur, pada dua pulau besar yaitu Pulau Rinca dan

Gambar 1 Situasi Taman Nasional Komodo. Nomor menunjukkan
lokasi studi: (1) Loh Sebita; (2) Loh Liang; (3) Loh Lawi;
(4) Loh Wau; (5) Loh Buaya; (6) Loh Baru; (7) Loh
Tongker; (8) Loh Dasami; (9) Nusa Kode; (10) Gili Motang
(Jessop et al. 2007c)

4
Tabel 1 Jenis dan sumber data yang menjadi bahan penelitian
Jenis data

Sumber
data
Studi
capture
mark
recapture
biawak
komodo di
Taman
Nasional
Komodo

Lokasi studi

Waktu studi

Pelaksana studi

Studi dilakukan pada
10 lokasi. Dua lokasi
mewakili pulau kecil
yaitu Gili Motang
dan Nusa kode.
Delapan lokasi
mewakili pulau besar
yaitu empat lokasi di
Pulau Komodo (Loh
Liang, Loh Lawi,
Loh Sebita dan Loh
Wau) dan empat
lokasi di Pulau Rinca
(Loh Buaya,
Tongker, Loh Baru
dan Loh Dasami)

Tahun 20022012.

Tahun 2002-2007
studi dilaksanakan
atas memorandums
of understanding
antara Zoological of
Sandiego, The
Nature Conservancy
dan Ditjen
Perlindungan Hutan
dan Perlindungan
Alam. Tahun tahun
2007-2012
merupakan
kerjasama antara
Balai Taman
Nasional Komodo
dan Yayasan
Komodo Survival
Program

Populasi

Status
demografi
populasi
biawak
komodo

Tahun 20032006
dan tahun
2009-2012

Purwandana et al.
(2015)

Mangsa
besar

Monitoring
mangsa
ungulata

Tahun 2005
Tahun 2009

Jessop et al. (2007)
Ariefandy et al.
(2013)

Mangsa
kecil

Monitoring
mangsa
kecil

Tahun 2006

Rudiharto (2007)

Penutupan
vegetasi

Peta zonasi
dan peta
citra Nusa
Tenggara
Timur
Struktur
genetika

Gili Motang, Nusa
kode. Loh Liang,
Loh Lawi, Loh
Sebita Loh Wau,
Loh Buaya,
Tongker, Loh Baru
dan Loh Dasami
Gili Motang, Nusa
kode. Loh Liang,
Loh Lawi, Loh
Sebita Loh Wau,
Loh Buaya,
Tongker, Loh Baru,
Loh Dasami dan
Wae Wuul
Gili Motang, Nusa
kode, Loh Buaya,
Loh Baru dan Loh
Dasami
Kawasan Taman
Nasional Komodo

Tahun 2012

Balai Taman
Nasional Komodo

Loh Sebita, Loh
Liang, Loh Wau,
Loh Buaya, loh
Tongker, Gili
Motang, Wae Wuul

Tahun 1994
dan 1997

Ciofi et al. (1999)
Ciofi & Bruford
(1999b)

Morfometrik

Genetika

Data yang dipergunakan mencakup data individu biawak komodo yang dua

5
Pulau Komodo serta dua pulau kecil yaitu Gili Motang dan Nusa Kode. Studi
pada Pulau Rinca dilaksanakan pada empat lokasi yaitu Loh Buaya, Loh Baru,
Loh Tongker dan Loh Dasami. Sedangkan studi di Pulau Komodo dilaksanakan
pada lokasi Loh Sebita, Loh Liang, Loh Lawi dan Loh Wau (Gambar 1).
Pemilihan empat lokasi pada masing-masing pulau besar ditentukan dengan
mempertimbangkan frekuensi perjumpaan komodo yang relatif tinggi dan
keterjangkauan medan. Sementara pemilihan lokasi studi di pulau kecil ditujukan
sebagai perwakilan populasi kecil di pulau kecil.
Studi capture mark recapture dimulai dengan memasang perangkap pada
titik-titik yang tetap di lokasi-lokasi studi sepanjang masa studi. Pengumpanan
dilakukan dengan daging kambing yang disimpan dalam perangkap serta
digantung di atas perangkap untuk memancing komodo masuk dalam perangkap.
Komodo yang tertangkap diukur morfometriknya dan diberi penanda berupa PIT
(passive integrated transporder) Trovan Inc. yang berbentuk silinder kaca,
sebagai identitas setiap individu yang tertangkap. Pemasangan penanda dilakukan
dengan cara disuntikkan antara kulit dan daging pada tungkai belakang sebelah
kanan. Setelah itu komodo tersebut dilepaskan kembali. Pada periode studi
selanjutnya (tahun berikutnya), setiap komodo yang tertangkap akan dipindai
sebelah tungkai kanan belakangnya dengan alat pembaca khusus. Apabila
pemindai menampilkan kombinasi angka dan huruf tertentu, berarti komodo
tersebut pernah tertangkap sebelumnya. Komodo yang pernah tertangkap tersebut,
kembali dilakukan pengukuran morfometrik untuk mengetahui laju
pertumbuhannya.
Setiap individu komodo memiliki peluang yang sama untuk tertangkap
kembali setiap tahunnya, walau demikian terindikasi adanya proses belajar dari
komodo dalam mengatasi perangkap. Selain itu komodo dalam keadaan kenyang
tidak akan tertarik pada umpan dalam perangkap. Demikian pula bila cuaca hujan
maka komodo cenderung akan berlindung, oleh karena itu studi ini dijadwalkan
pada waktu yang diperkirakan musim kemarau.
Data yang dipergunakan pada penelitian ini mencakup data individu biawak
komodo yang tertangkap, tertandai dan tertangkap kembali, meliputi informasi
tanggal, lokasi, kelas umur dan morfometrik. Pada penelitian ini tidak
diperhitungkan jenis kelamin karena pada satwa komodo tidak ada penanda
morfologi luar yang pasti untuk membedakan jantan dan betina, sehingga laju
pertumbuhan morfometrik diasumsikan sama untuk jenis kelamin jantan dan
betina.
Kriteria penentuan kelas umur didasarkan pada ukuran panjang moncong
hingga kloaka/snout to vent lenght (SVL). Kelas umur tetasan adalah komodo
dengan SVL kurang dari 35 cm. Kelas umur anak berukuran SVL 26 cm sampai
80 cm. Kelas umur remaja mempunyai panjang SVL 81 cm sampai 110 cm.
Sedangkan kelas umur dewasa adalah komodo dengan ukuran SVL lebih dari 110
cm. Pada penelitian ini laju pertumbuhan yang dianalisis hanya kelas umur anak
dan remaja, karena keterbatasan jumlah data komodo kelas umur tetasan dan
dewasa di pulau kecil.
Adapun data morfometrik yang dianalisis meliputi panjang kepala, lebar
kepala, panjang moncong, panjang moncong hingga pangkal ekor, total panjang
tubuh bagian ventral, panjang ekor, lebar pangkal ekor dan berat badan.

6
Pengertian masing-masing morfometrik sebagaimana disebutkan dalam Jessop et
al. (2007c) sebagai berikut:
1. Panjang kepala: panjang dari ujung ujung moncong sampai ke tulang leher
pertama
2. Lebar kepala: tulang dahi kiri ke tulang dahi kanan
3. Panjang moncong: panjang dari rahang sampai ujung moncong
4. Panjang moncong hingga pangkal ekor: panjang dari ujung moncong sampai ke
kloaka
5. Total panjang tubuh bagian ventral: panjang dari ujung moncong sampai ke
ujung ekor
6. Panjang ekor: panjang dari kloaka ke ujung ekor
7. keliling pangkal ekor: keliling lingkaran tepat di belakang kloaka, pada bagian
paling gemuk
8. Berat badan: penimbangan berat badan komodo

Prosedur Analisis Data
Dalam penelitian ini telah dianalisis morfometrik komodo kelas umur anak
dan remaja masing-masing sebanyak 353 ekor dan 163 ekor yang tinggal di pulau
besar, serta 46 ekor komodo anak dan 14 ekor komodo remaja yang tinggal di
pulau kecil (Lampiran 1 dan 2). Laju pertumbuhan morfometrik dihitung dengan
persamaan sebagai berikut (Krebs 1999):

�=

�2−�1
�1

X 100%

Keterangan : H1 = ukuran morfometrik awal
H2 = ukuran morfometrik setelah 1,2,3 atau 4 tahun
G = persentase pertumbuhan morfometrik
Pengukuran morfometrik pada satwaliar komodo tidak selalu berjalan
sempurna sehingga kadang tidak semua pengukuran terlaksana dengan baik.
Seperti terlihat pada Lampiran 1 dan 2, dalam satu data individu kerap tidak dapat
dihitung pertumbuhan semua jenis morfometriknya. Periode waktu pertumbuhan
yang dapat dianalisis adalah satu, dua, tiga dan empat tahun. Singkatnya periode
pertumbuhan ini disebabkan rendahnya ukuran populasi komodo di pulau kecil
sehingga peluang tertangkapnya komodo juga lebih rendah dibanding pulau besar
dan data yang diperoleh pun terbatas.
Diasumsikan setiap individu dapat mewakili lebih dari satu periode
pertumbuhan untuk setiap jenis morfometrik, sehingga jumlah unit contoh setiap
periode berkisar antara 4 sampai 147. Oleh karena itu perbandingan persentase
pertumbuhan dilakukan melalui uji beda t bagi perbandingan rata-rata dua
kelompok yang berbeda (Walpole 1995). Uji beda dilakukan terhadap kelompok
data jenis morfometrik serta periode pertumbuhan yang sama antara pulau besar
dengan pulau kecil. Analisis uji beda t dijalankan dengan program SPSS 16.
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: x 1- x2 = 0
H1: x 1- x2 ≠ 0

7

Keterangan: x 1 = rata-rata laju pertumbuhan morfometrik biawak komodo
pada periode pertumbuhan tertentu di pulau besar
x 2 = rata-rata laju pertumbuhan morfometrik biawak komodo
pada periode pertumbuhan tertentu di pulau kecil
Uji korelasi pearson dilakukan untuk melihat korelasi antara pertumbuhan
jenis morfometrik dengan pertambahan umur. Kemudian dibangun model
pendugaan pertambahan umur komodo dengan variabel bebas persentase
pertumbuhan jenis morfometrik yang berkorelasi dengan pertambahan umur.
Model regresi selanjutnya diuji secara parsial pada masing-masing koefisien
regresi mempergunakan uji t, serta secara bersama mempergunakan uji analysis of
varians dan menilai kesesuaian model mempergunakan koefisien determinasi.
Pada penelitian ini pembangunan model hanya dapat dilakukan pada populasi
komodo kelas umur anak, karena pada kelas umur lainnya terdapat keterbatasan
data pada populasi komodo di pulai kecil.
Karakteristik habitat dianalisis secara deskriptif melalui perbandingan
habitat biawak komodo pada pulau besar maupun pulau kecil. Adapun unsur
habitat yang dianalisis meliputi ukuran dan jarak antar pulau, tipe ekosistem,
keberadaan pemukiman dan aktivitas wisata, serta ketersediaan mangsa.
Perbedaan karakteristik habitat antara pulau besar dan pulau kecil dipergunakan
untuk menelaah faktor-faktor penyebab perbedaan pertumbuhan morfometrik
biawak komodo.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Laju Pertumbuhan antara Pulau Besar dan Pulau Kecil
Panjang Kepala
Laju pertumbuhan panjang kepala komodo kelas umur anak di pulau besar
lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan panjang kepala komodo anak di pulau
besar. Perbedaan ini telah terlihat sejak tahun pertama pertumbuhannya dan
secara signifikan lebih tinggi pada tahun berikutnya. Pertumbuhan tahun kesatu
pada ukuran morfometrik panjang kepala komodo anak pada pulau besar lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan panjang kepala biawak komodo di pulau kecil,
tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P=0.274). Pertumbuhan
yang paling signifikan berbeda antara kedua pulau adalah pada tahun kedua (nilai
P=0). Pertumbuhan panjang kepala komodo anak pada pulau besar adalah 18.414
± 1.576%, signifikan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan panjang kepala
komodo anak pada pulau kecil (8.176 ± 1.530%). Selanjutnya pada tahun ketiga
dan keempat pertumbuhan panjang kepala komodo anak di pulau besar tetap
signifikan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan biawak komodo pada pulau
kecil, dengan nilai P=0.001 pada tahun ketiga dan P=0.002 pada tahun keempat.
Uraian hasil uji beda t perbandingan morfometrik ini terdapat pada Lampiran 2,
sedangkan ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 1a.

Pertumbuhan lebar kepala (%)

Pertumbuhan panjang kepala (%)

8

35
30
25
20
15
10

30
25
20
15
10
5

5
0

0
1

2

3
Tahun ke

a

Gambar 2

35

4

1

2

3

4

Tahun ke

b

Laju pertumbuhan panjang kepala (a) dan lebar kepala (b).
anak di pulau besar,
anak di pulau kecil,
remaja di
pulau besar,
remaja di pulau kecil

Adapun pada populasi remaja pertumbuhan panjang kepala pada tahun
pertama tidak menunjukkan perbedaan antara komodo di pulau besar dan pulau
kecil. Pada tahun kedua nilai tengah laju pertumbuhan panjang kepala di pulau
besar (8.733 ± 1.127%) lebih tinggi dibandingkan pulau kecil (5.889 ± 1.203%),
walaupun hasil uji beda t tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P=0.484).
Selanjutnya pada tahun pertumbuhan ketiga dan keempat, tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan panjang kepala komodo remaja di
pulau besar dengan pulau kecil (Gambar 1a).
Lebar Kepala
Perbandingan laju pertumbuhan morfometrik lebar kepala komodo kelas
umur anak pada pulau besar dan pulau kecil, tidak berbeda secara signifikan pada
tahun pertumbuhan kesatu, kedua dan keempat (Gambar 2b). Perbedaan signifikan
laju pertumbuhan morfometrik lebar kepala komodo anak pada pulau besar dan
pulau kecil terjadi pada tahun ketiga, yaitu pertumbuhan lebar kepala komodo
anak di pulau besar (23.707 ± 1.541%) signifikan lebih tinggi (nilai P=0.006)
dibandingkan dengan pertumbuhan lebar kepala komodo anak di pulau kecil
(11.105 ± 1.869%).
Seperti terlihat pada Gambar 2b, pada kelas umur remaja, perbedaan nilai
tengah laju pertumbuhan lebar kepala telah terjadi pada tahun kesatu antara
komodo yang tinggal di pulau besar (5.894 ± 1.007%) dengan komodo yang
tinggal di pulau kecil (2.678 ± 1.237%). Sedangkan pada tahun kedua,
pertumbuhan antara pulau besar (10.863 ± 1.349%) dan pulau kecil (2.714 ±
2.134%) nilai tengahnya terlihat berbeda walaupun tidak secara signifikan
(P=0.19).

9
Pertumbuhan panjang ekor (%)

Pertumbuhan ventral TBL (%)

30
25
20
15
10
5
0

25
20
15
10
5
0

1

2

3

4

Tahun ke

a

1

2

3

4

Tahun ke

b

Gambar 3 Laju pertumbuhan ventral TBL (a) dan panjang ekor (b).
anak di
pulau besar,
anak di pulau kecil,
remaja di pulau besar,
remaja di pulau kecil

Total Tubuh Bagian Ventral (Ventral TBL)
Perbandingan laju pertumbuhan ukuran panjang total tubuh bagian ventral
(ventral TBL) pada komodo kelas umur anak di pulau besar dan kecil tidak
menunjukkan perbedaan signifikan pada tahun kesatu dan kedua (Gambar 3a).
Perbedaan signifikan mulai terjadi pada pertumbuhan ventral TBL antara
komodoanak di pulau besar dan pulau kecil adalah pada tahun ketiga dan keempat.
Pada tahun keempat pertumbuhan ventral TBL komodo anak di pulau besar
mencapai 25.218 ± 2.61%, signifikan lebih tinggi (P=0.007) dibandingkan
pertumbuhan ventral TBL komodo anak di pulau kecil (10.797 ± 1.857%).
Sebagaimana terlihat pada Gambar 3a, pada komodo remaja pertumbuhan
tahun ketiga pada pulau besar (12.140 ± 1.406%) lebih tinggi dibanding pulau
kecil (3.347 ± 3.002%), tetapi tidak berbeda signifikan (P=0.48).
Panjang Ekor
Pertumbuhan panjang ekor komodo kelas umur anak di pulau besar (8.394
± 1.067%) tidak signifikan berbeda dengan pertumbuhan panjang ekor komodo
anak pada pulau kecil (6.541 ± 1.285%) pada tahun pertama. Tetapi pada tahun
kedua, ketiga dan keempat pertumbuhan panjang ekor komodo anak di pulau
besar dan pulau kecil berbeda secara signifikan. Pertumbuhan panjang ekor
komodo anak di pulau besar lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan biawak
komodo di pulau kecil (Gambar 3b).
Sementara pada komodo kelas umur remaja, laju pertumbuhannya di pulau
besar (12.140 ± 1.406%) pada tahun ketiga lebih tinggi dibanding pulau kecil
(3.347 ± 3.002%), tetapi tidak berbeda signifikan dengan nilai P=0.426 (Gambar
3b). Demikian pula dengan pertumbuhan tahun kesatu, kedua dan ketiga juga
tidak menunjukkan perbedaan signifikan.

10
160

40

Pertumbuhan berat tubuh (%)

Pertumbuhan lingkar ekor (%)

45
35
30
25
20
15
10
5
0

140
120
100
80
60
40
20
0

1

2

3
Tahun ke

a

4

1

2

3

4

Tahun ke

b

Gambar 4 Laju pertumbuhan lingkar ekor (a) dan berat tubuh (b).
anak di
pulau besar,
anak di pulau kecil,
remaja di pulau besar,
remaja di pulau kecil
Lingkar Ekor
Perbandingan laju pertumbuhan lingkar ekor komodo kelas umur anak di
pulau besar tidak berbeda secara signifikan dengan pertumbuhan lingkar ekor
komodo anak di pulau kecil pada tahun kesatu dan kedua (Gambar 4a). Perbedaan
signifikan laju pertumbuhan morfometrik lingkar ekor terjadi pada tahun ketiga
dan keempat. Pada tahun keempat pertumbuhan lingkar ekor komodo anak di
pulau besar mencapai 41.184 ± 4.156% signifikan lebih tinggi (P=0.003)
dibandingkan pertumbuhan lingkar komodo anak di pulau kecil (14.726 ± 1.584).
Sedangkan pada komodo remaja, nilai tengah laju pertumbuhan pada
tahun kesatu, kedua dan ketiga tidak menunjukkan perbedaan diantara kedua
pulau. Baru pada tahun keempat, nilai tengah laju pertumbuhan lingkar ekor
komodo remaja di pulau besar (19.862 ± 8.569%) lebih tinggi dibanding pulau
kecil (7.321 ± 3.002%), tetapi tidak berbeda signifikan dengan nilai P=0.384
(Gambar 4a).
Berat Badan
Laju pertumbuhan berat badan komodo kelas umur di pulau besar tidak
berbeda secara signifikan dengan pertumbuhan berat badan komodo anak di pulau
kecil pada tahun kesatu dan kedua (Gambar 4a). Perbedaan signifikan
pertumbuhan morfometrik berat badan terjadi pada tahun ketiga dan keempat.
Laju pertumbuhan berat badan biawak komodo anak di pulau kecil pada tahun
keempat mencapai 37.624 ± 6.60% yang berarti signifikan lebih rendah (P=0.003)
dibandingkan pertumbuhan berat badan komodo anak pada pulau besar (150.881
± 25.509%).
Sementara pada komodo remaja, pertumbuhan di pulau besar (42.017 ±
6.223%) pada tahun kedua lebih inggi dibanding pulau kecil (10.873 ± 6.316%),
tetapi tidak berbeda signifikan (P=0.135).

11

Pertumbuhan SVL (%)

35
30
25
20
15
10
5
0
1

2

3

4

Tahun ke

Gambar 5 Laju pertumbuhan SVL
anak di
pulau besar,
anak di pulau kecil,
remaja di pulau besar,
remaja di pulau kecil

Panjang Moncong Hingga Pangkal Ekor/Snout to Vent Lenght (SVL)
Penelitian ini memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan tahun kesatu
morfometrik SVL komodo kelas umur anak di pulau besar lebih tinggi
dibandingkan laju pertumbuhan SVL komodo anak di pulau kecil, tetapi tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan (Gambar 5). Laju pertumbuhan SVL
pada pulau besar di tahun kesatu adalah 10.216 ± 0.657% sedangkan laju
pertumbuhan SVL pada pulau kecil adalah 7.569 ± 1.213%. Perbandingan laju
pertumbuhan SVL komodo anak pada pulau besar dan pulau kecil mengalami
perbedaan yang signifikan pada tahun kedua, ketiga dan keempat. Perbedaan
paling signifikan terjadi pada pertumbuhan tahun ketiga. Laju pertumbuhan SVL
komodo anak di pulau besar (24.237 ± 1.159%) signifikan lebih tinggi daripada
pertumbuhan SVL komodo anak di pulau kecil (8.630 ± 2.066%) dengan nilai
P=0.
Pada komodo remaja, laju pertumbuhan SVL di pulau kecil (6.301 ±
3.462%) lebih rendah dibandingkan pulau besar (9.304 ± 1.079%) pada tahun
kedua, tetapi tidak berbeda signifikan (P=0.496). Sedangkan pada tingkat waktu
pertumbuhan yang lain, nilai tengah laju pertumbuhan SVL komodo remaja tidak
menunjukkan perbedaan antara pulau besar dan pulau kecil.
Tabel 2 Rata-rata laju pertumbuhan morfometrik biawak komodo kelas umur
anak di pulau besar dan pulau kecil
Jenis morfometrik

Panjang kepala
Lebar kepala
SVL
Ventral TBL
Panjang ekor
Lingkar ekor
Berat tubuh

Rata-rata laju pertumbuhan (persen/tahun)
dan rata-rata unit contoh
Pulau besar
Pulau kecil
19.84
n=85
9.16
n=11
20.24
n=79
10.51
n=10
21.49
n=81
9.97
n=10
21.51
n=76
6.66
n=11
14.92
n=78
5.84
n= 8
28.99
n=79
11.65
n= 9
111.85
n=80
36.52
n=10

12
Secara keseluruhan pada semua jenis morfometrik biawak komodo kelas
umur anak, rata-rata laju pertumbuhan pertahun di pulau besar lebih tinggi
dibandingkan pulau kecil (Tabel 2). Rata-rata laju pertumbuhan SVL biawak
komodo di pulau besar adalah 21.49 persen/tahun yang berarti 215.55% dibanding
pulau kecil (9.97 persen/tahun).
Demikian juga dengan rata-rata laju
pertumbuhan lebar kepala, panjang kepala, ventral TBL, panjang ekor, lingkar
ekor dan berat badan, berturut-turut nilai perbandingannya 192.58%, 216.59%,
322.97%, 255.48%, 248.84%, 306.27% pada pulau besar dibandingkan rata-rata
laju pertumbuhan pertahun di pulau kecil. Pada kelas umur anak, laju
pertumbuhan morfometrik yang paling pesat adalah berat tubuh, yang terjadi pada
komodo anak di pulau besar maupun pulau kecil. Sedangkan yang paling rendah
laju pertumbuhannya adalah pada panjang ekor.
Sama halnya dengan kelas umur anak, pada kelas umur remaja laju
pertumbuhan morfometrik yang paling pesat pada pulau besar dan kecil juga
adalah berat tubuh. Sementara secara keseluruhan, rata-rata laju pertumbuhan
pada semua jenis morfometrik pertahun di pulau besar lebih tinggi dibandingkan
pulau kecil (Tabel 2). Rata-rata laju pertumbuhan SVL biawak komodo di pulau
besar adalah 11.20 persen/tahun yang berarti 146.21% lebih besar dibanding pulau
kecil (7.66 persen/tahun). Demikian juga dengan rata-rata laju pertumbuhan lebar
kepala, panjang kepala, ventral TBL, panjang ekor, lingkar ekor dan berat badan,
berturut-turut nilai perbandingannya 109.45%, 118.28%, 193.99%, 170.42%,
237.11%, 253.78% pada pulau besar dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan
pertahun di pulau kecil. Dengan demikian terlihat bahwa perbedaan laju
pertumbuhan antara pulau besar dibanding pulau kecil, pada kelas umur anak
lebih besar dibandingkan kelas umur remaja.
Persentase pertumbuhan morfometrik yang lambat pada populasi komodo
di pulau kecil sejalan dengan studi Jessop et al. (2005). Pada populasi yang sama
dengan data pengamatan tahun 1994, 2002 sampai 2004, Jessop et al. (2005)
menyatakan pertumbuhan SVL biawak komodo di Pulau Gili Motang (salah satu
pulau kecil) sebesar 0.514±0.086 cm/tahun, yang berarti 49.54% lebih kecil
dibandingkan pertumbuhan SVL biawak komodo di Pulau Rinca (salah satu pulau
besar) yang tercatat sebesar 1.019±0.192 cm/tahun. Sementara hasil penelitian ini
menunjukkan perbedaan yang lebih besar antara laju pertumbuhan SVL antara
pulau besar dengan pulau kecil, yaitu laju pertumbuhan SVL biawak komodo di
pulau kecil (Nusa Kode dan Gili Motang) 115.54% lebih kecil dibandingkan laju

Tabel 3 Rata-rata laju pertumbuhan morfometrik biawak komodo kelas umur
remaja di pulau besar dan pulau kecil
Jenis morfometrik
Rata-rata laju pertumbuhan (persen/tahun)
dan rata-rata unit contoh
Pulau besar
Pulau kecil
Panjang kepala
9.61
n=38
8.78
n=3
Lebar kepala
14.04
n=31
11.87
n=2
SVL
11.20
n=34
7.66
n=2
Ventral TBL
10.01
n=31
5.16
n=2
Panjang ekor
7.72
n=31
4.53
n=2
Lingkar ekor
15.91
n=30
6.71
n=2
Berat tubuh
48.32
n=30
19.04
n=2

13
pertumbuhan SVL biawak komodo di pulau besar. Hal ini dikarenakan studi
Jessop et al. (2005) dilakukan pada populasi komodo pada kelas umur dewasa,
sedangkan penelitian ini dilakukan pada kelas umur anak. Laver et al. (2012)
menyebutkan laju pertumbuhan biawak komodo pada kelas umur anak adalah
paling cepat dibandingkan laju pertumbuhan biawak komodo kelas umur lainnya.
Penelitian ini menunjukkan pada kelas umur anak, laju pertumbuhan
biawak komodo di pulau kecil signifikan lebih rendah dibandingkan laju
pertumbuhan biawak komodo di pulau besar. Hal tersebut diduga akan
mempengaruhi ukuran tubuh maksimal pada saat dewasa. Pada populasi biawak
komodo yang sama dengan data pengukuran morfometrik tahun 2002 sampai
2004, Jessop et al. (2006) menyatakan rata-rata SVL pada 15% biawak komodo
terbesar di Pulau komodo adalah 145.61 ± 0.83 cm, lebih panjang dibandingkan
rata-rata SVL pada 15% biawak komodo terbesar di Gili Motang adalah 96.91 ±
1.19 cm. Biawak komodo terpanjang terdapat di Pulau Komodo dengan SVL
154.05 cm. Sedangkan rata-rata dari 15% biawak komodo terbesar di Pulau Gili
Motang berukuran sedang (SVL antara 60 sampai120 cm). Sedangkan untuk
ukuran berat tubuh, diketahui biawak komodo pulau besar signifikan lebih besar
dan berat dibandingkan dengan biawak komodo di pulau kecil. Rata-rata berat
badan biawak komodo di Pulau Komodo adalah 66.39 ± 3.06 kg, sedangkan di
Pulau Gili Motang adalah 13.50 ± 1.06 kg. Dari studi tersebut dapat disimpulkan
bahwa biawak komodo di pulau-pulau kecil Gili Motang dan Nusa Kode
mempunyai ukuran tubuh maksimal yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran
maksimal biawak komodo di pulau- pulau besar Komodo dan Rinca.
Pertumbuhan morfometrik pada populasi komodo di pulau kecil yang
yang lebih lambat dibandingkan kerabatnya di pulau besar, sejalan dengan Raia et
al. (2010) pada studi terhadap kadal biru spandrel yang tinggal di pulau kecil di
Selatan Italia terdeteksi memiliki laju pertumbuhan yang rendah dibanding
kerabatnya di pulau besar, karena populasi di pulau kecil menghadapi keadaan
lingkungan ekstrim yang tak terduga. Kadal-kadalan merupakan kelompok satwa
yang terdokumentasi mengalami endemisitas sebagai akibat dari terisolasi dalam
pulau (Whittaker 1998). Schall (1983) menyebutkan bahwa perubahan ukuran
tubuh pada kadal-kadalan yang tinggal di pulau merupakan salah satu perubahan
sifat populasi pada pulau yang terisolasi.
Perbandingan Model Laju Pertumbuhan Morfometrik pada Pulau Besar
dan Pulau Kecil
Perbandingan model laju pertumbuhan morfometrik antara pulau besar dan
pulau kecil pada penelitian ini hanya dilakukan pada populasi komodo kelas umur
anak, sementara pada kelas umur lainnya tidak dapat dibandingkan karena
keterbatasan unit data pada populasi di pulau kecil. Penelitian ini menunjukkan
bahwa semua persentase pertumbuhan jenis morfometrik pada komodo kelas
umur anak berkorelasi positif dengan pertambahan umur. Akan tetapi, korelasi
hubungan antara persentase pertumbuhan ukuran morfometrik dengan
pertambahan umur lebih tinggi terjadi pada populasi komodo di pulau besar
dibandingkan dengan korelasi hubungan antara persentase pertumbuhan ukuran
morfometrik dengan pertambahan umur di pulau kecil. Hal ini terlihat dari nilai
korelasi pearson pada hubungan persentase pertumbuhan ukuran morfometrik

14
Tabel 4 Perbandingan korelasi antara pertambahan umur dengan laju pertumbuhan
morfometrik panjang kepala, lebar kepala dan SVL

Pulau besar

Pulau kecil

Pertumbuhan
tahun ke

Pertumbuhan
tahun ke

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Panjang
kepala

Lebar
kepala

SVL

0.704**
0
467

0.663**
0
443

0.742**
0
452

0.337*

0.385*

0.239

0.025
44

0.016
39

0.132
41

*korelasi signifikan pada tingkat kepercayaan 0.01
** korelasi signifikan pada tingkat kepercayaan 0.05

dengan pertambahan umur di pulau besar menunjukkan nilai di atas 0.5, kecuali
pada ventral TBL (r=0.236), dengan tingkat kepercayaan 0.01. Sementara nilai
korelasi pearson pada korelasi persentase pertumbuhan ukuran morfometrik
dengan pertambahan umur di pulau kecil menunjukkan nilai di bawah 0.5 kecuali
lebar kepala (r=0.544), dengan tingkat kepercayaan 0.01 dan 0.05 (Tabel 4 dan 5).
Pada populasi komodo di pulau besar, korelasi paling tinggi dalam
hubungan antara persentasi pertumbuhan jenis morfometrik dengan pertambahan
umur adalah pada morfometrik SVL (r=0.742). Setelah SVL, berturut-turut dari
yang korelasinya tertinggi hingga terendah adalah ukuran morfometrik adalah
panjang kepala (r=0.704), lingkar ekor (r=0.680), lebar kepala (r=0.663), berat
badan (r=0.580), panjang ekor (r=0.577) dan ventral TBL (r=0.239). Pada
populasi komodo di pulau besar sejalan dengan studi Meiri (2010) mengenai
allometri kadal-kadalan termasuk genus Varanus, menyimpulkan bahwa SVL
merupakan ukuran yang baik untuk mengukur pertumbuhan tubuh.
Sedangkan pada populasi komodo di pulau kecil, jenis ukuran
morfometrik yang paling kuat korelasinya dengan pertambahan umur adalah lebar
kepala (r=0.544). Selanjutnya jenis ukuran morfometrik berikut ini berturut-turut
menunjukkan korelasi yang semakin lemah dengan pertambahan umur, yaitu
panjang kepala (r=0.492), SVL (r=0.433), ventral TBL (r=0.354), panjang ekor
(r=0.354), berat badan (r=0.361) dan lingkar ekor (r=0.341).
Tabel 5 Perbandingan korelasi antara pertambahan umur dengan laju
pertumbuhan morfometrik vebtral TBL, panjang ekor, lingkar ekor
dan berat tubuh
Pulau
besar

Pertumbuhan
tahun ke

Pulau
kecil

Pertumbuhan
tahun ke

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Ventral
TBL

Panjang
ekor

Lingkar
ekor

Berat
tubuh

0.239**
0
428

0.577**
0
437

0.680**
0
443

0.580**
0
447

0.175

-0.021

0.172

0.155

0.257
44

0.909
32

0.315
36

0.352
38

*korelasi signifikan pada tingkat kepercayaan 0.01
** korelasi signifikan pada tingkat kepercayaan 0.05

15

Tabel 6 Model regresi pendugaan pertambahan umur dari variabel persentase
pertumbuhan morfometrik panjang kepala, lebar kepala dan SVL
Panjang kepala
Lebar kepala
SVL
Pulau
besar

Pulau
kecil

R square
Model
t hitung
Pvalue

49.6
Y=1.377 +6.877X
21.398