Parameter Oseanografi Kaitannya dengan Produksi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Besar di Perairan Teluk Palabuhanratu

HUBUNGAN PRODUKSI HASIL TANGKAPAN PELAGIS
BESAR DENGAN PARAMETER OSEANOGRAFI DI
PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU

RAHMAT JAYANTO

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Produksi
Hasil Tangkapan Pelagis Besar dengan Parameter Oseanografi di Perairan Teluk
Palabuhanratu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2014
Rahmat Jayanto
NIM C44090046

ABSTRAK
RAHMAT JAYANTO. Hubungan Produksi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Besar
dengan Parameter Oseanografi di Perairan Teluk Palabuhanratu. Dibimbing oleh
PRIHATIN IKA WAHYUNINGRUM dan BUDY WIRYAWAN.
Ketersediaan ikan pelagis besar di perairan Teluk Palabuhanratu berubahubah setiap waktu. Kondisi tersebut mengakibatkan jumlah hasil tangkapan
ikannya berfluktuasi setiap waktu. Salah satu faktor yang diduga menjadi
penyebabnya adalah adanya keterkaitan dengan pengaruh oseanografi seperti suhu
dan kesuburan perairan. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi produktivitas
dan musim puncak ikan pelagis besar; mengidentifikasi variabilitas SPL dan
klorofil-a di peraran Teluk Palabuhanratu; serta menganalisis hubungan SPL dan
klorofil-a dengan jumlah hasil tangkapan ikan pelagis besar di perairan
Palabuhanratu. Metode penelitian yang digunakan adalah komparatif dengan jenis
studi penelitian kasus. Penelitian ini menghasilkan informasi mengenai
produktivitas hasil tangkapan tongkol dan cakalang yang menurun setiap tahun;
musim puncak ikan tongkol terjadi pada bulan Juni, September, Oktober,
November dan Desember sedangkan musim puncak ikan cakalang terjadi pada

bulan Januari, April, Mei, Juni, dan Juli; nilai variabilitas dan koefisien varian
suhu yaitu 2,391 dan 5,373; nilai variabilitas dan koefisien varian klorofil-a yaitu
0,681 dan 49,525; serta hubungan SPL dan klorofil-a terhadap jumlah hasil
tangkapan tongkol adalah sangat rendah sedangkan hubungan SPL dan klorofil-a
terhadap jumlah hasil tangkapan cakalang adalah rendah.
Kata kunci: payang, tongkol, cakalang, SPL, klorofil-a.

ABSTRACT
RAHMAT JAYANTO. Relationship Between Big Pelagic Fish Cacthes
Production with Parameter Oseanographics in Waters of Palabuhanratu Bay.
Supervised by PRIHATIN IKA WAHYUNINGRUM and BUDY WIRYAWAN.
The availability of big pelagic species in waters of Palabuhanratu Bay always
changes all the time. It causes the number of fish catches by payang vessel to
fluctuate significantly. One of suspected causes was correlation to oceanographic
influences such as Sea Surface Temperature (SST) and chlorophyll-a. The
purposes of this research were to estimate the productivity and peak season of big
pelagic species; identify the SST and chlorophyll-a variability on waters of
Palabuhanratu’s Bay, and analyze correlation between oceanographic parameter
with the number of fish catches. This research used comparative analysis and case
study. The result showed that the productivity of cakalang and tongkol decrease

every year; peak season of tongkol occured on June, September, Oktober,
November and December whereas cakalang occured on January, April, May, June
and July; the value and coeficient of SST variability were 2,39 and 5,37; the value
and coeficient of chlorophyl-a variability were 0,68 and 49,53; the correlation
between oceanographic parameter and tongkol catch was very low while the
correlation between oceanographic parameter and skipjack tuna cacth was low.
Keywords: payang, tongkol, skipjack tuna, SST, chlorophyll-a.

HUBUNGAN PRODUKSI HASIL TANGKAPAN PELAGIS
BESAR DENGAN PARAMETER OSEANOGRAFI DI
PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU

RAHMAT JAYANTO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan


DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Parameter Oseanografi Kaitannya dengan Produksi Hasil
Tangkapan Ikan Pelagis Besar di Perairan Teluk Palabuhanratu
Nama
: Rahmat Jayanto
NIM
: C44090046
Program studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Prihatin Ika Wahyuningrum, SPi, MSi
Pembimbing I

Dr.Ir. Budy Wiryawan, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr.Ir. Budy Wiryawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia
dan limpahan rahmat-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Topik yang
dipilih dalam penelitian ialah daerah penangkapan ikan dengan judul penelitian
Parameter Oseanografi Kaitannya dengan Produksi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis
Besar di Perairan Teluk Palabuhanratu. penulis melaksanakan kegiatan penelitian
sejak bulan November sampai Desember.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Prihatin Ika Wahyuningrum dan
Bapak Budy Wiryawan selaku pembimbing, Bapak Wawan Oktariza selaku dosen
penguji, Ibu Vita Rumanti Kurniawati selaku perwakilan Komisi Pendidikan
Departemen PSP serta kepada orang tua yang tak pernah berhenti memberikan

dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat.
Bogor, Juni 2014
Rahmat Jayanto

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Jumlah Kapal Payang di PPN Palabuhanratu
Produktivitas dan Indeks Musim Hasil Tangkapan

Parameter Oseanografi di Perairan Teluk Palabuhanratu
Hubungan Sebaran Suhu Permukaan Laut dengan Klorofil-a
Hubungan Parameter Oseanografi dengan Hasil Tangkapan di Teluk
Palabuhanratu
KESIMPULAN DAN SARAN

1
2
2
3
3
3
4
4
8
8
9
13
18
19

23

Kesimpulan
Saran

22
23

DAFTAR PUSTAKA

23

DAFTAR TABEL
1
2

Penggolongan musim penangkapan ikan berdasarkan nilai indek musim
penangkapan
Identifikasi koefisien korelasi


6
7

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16


Peta lokasi penelitian
Perkembangan jumlah kapal payang di PPN Palabuhanratu
Kapal payang di PPN Palabuhanratu
Grafik produksi hasil tangkapan tongkol komo di PPN Palabuhanratu
Indeks musim penangkapan tongkol komo
Grafik Produksi hasil tangkapan cakalang di PPN Palabuhanratu
Indeks musim penangkapan ikan cakalang
Sebaran SPL di Teluk Palabuhanratu
Rerata musim an sebaran SPL di perairan Teluk Palabuhanratu
Sebaran klorofil-a di Teluk Palabuhanratu
Rerata musiman sebaran klorofil-a di perairan Teluk Palabuhanratu
Hubungan sebaran klorofil-a dengan sebaran SPL di Teluk Palabuhanratu
Hubungan hasil tangkapan tongkol dengan sebaran SPL
Hubungan hasil tangkapan tongkol dengan sebaran klorofil-a
Hubungan hasil tangkapan cakalang dengan sebaran SPL
Hubungan hasil tangkapan cakalang dengan sebaran klorofil-a

3
8

9
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jumlah CPUE cakalang dan tongkol
2 Jumlah trip kapal payang di PPN Palabuhanratu
3 Perhitungan indeks musim tongkol
4 Matriks nilai RB tongkol
5 Perhitungan indeks musim cakalang
6 Matriks nilai RB cakalang
7 Citra sebaran Suhu Permukaan Laut di Teluk Palabuhanratu
8 Rerata sebaran SPL di Teluk Palabuhanratu
9 Waktu dan indeks fenomena ENSO di Indonesia
10 Waktu dan indeks fenomena IODM di Indonesia
11 Rerata sebaran klorofil-a di perairan Teluk Palabuhanratu
12 Citra sebaran klorofil-a di perairan Teluk Palabuhanratu

26
26
26
28
28
30
30
34
35
35
36
36

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perairan Palabuhanratu dikategorikan sebagai bagian perairan zona WPP
573 yang memiliki berbagai jenis potensi sumber daya ikan. Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No 45 Tahun 2011 menyebutkan bahwa salah satu
potensi tersebut adalah potensi ikan pelagis besar. Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap (2011) mengestimasi potensi sumberdaya ikan pelagis besar di zona
WPP 573 sebesar 201.400 ton/tahun. Potensi tersebut lebih besar dibandingkan
potensi sumberdaya ikan demersal dan udang penaide yaitu, 66.200 ton/tahun dan
5.900 ton/tahun. Besarnya potensi sumberdaya ikan pelagis besar di WPP 573,
juga dapat dilihat dari besarnya jumlah hasil tangkapan pelagis besar yang
didaratkan di PPN Palabuhanratu yaitu 78 % dari total hasil tangkapan
keseluruhan. Jenis ikan yang dominan didaratkan diantaranya adalah tuna albakor,
tuna mata besar, tuna madidihang, cakalang, dan tongkol komo.
Produksi ikan-ikan tersebut berfluktuasi setiap bulannya di PPN
Palabuhanratu. Jumlah produksi ikan yang berubah-ubah mempunyai hubungan
dengan ketersediaan ikan di perairan. Ketersediaan ikan di suatu wilayah perairan
memiliki keterkaitan dengan tingkah laku ikan tersebut. Menurut Simbolon (2011),
bahwa tingkah laku ikan sangat dipengaruhi dinamika berbagai aspek lingkungan
perairan. Sementara itu, lingkungan perairan tidak selalu memiliki kondisi yang
sama di setiap tempat dan di setiap waktu. Hal ini menyebabkan penyebaran dan
kelimpahan ikan menjadi berbeda-beda. Parameter oseanografi yang
mempengaruhi penyebaran ikan diantaranya yaitu, suhu, salinitas, arus dan
kesuburan perairan.
Penelitian tentang hubungan hasil tangkapan dengan parameter oseanografi
pernah dilakukan di Palabuhanratu, salah satunya oleh Simbolon dan Harry (2009).
Penelitian yang dilakukan mereka berkaitan dengan hubungan antara hasil
tangkapan tongkol dengan klorofil-a. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya
peningkatan hasil tangkapan ikan tongkol setelah selang 30 hari terjadinya
peningkatan sebaran klorofil-a di perairan Palabuhanratu. Klorofil-a adalah jenis
klorofil yang lebih banyak ditemukan di dalam fitoplankton (Simbolon et al 2009).
Fitoplankton dikatakan sebagai organisme planktonik yang mampu menghasilkan
senyawa organik melalui reaksi fotosintesis sehingga dikatakan sebagai produsen
primer (Nontji 2005). Berdasarkan hal tersebut sebaran klorofil-a dapat digunakan
untuk mendeteksi tingkat kesuburan perairan (Simbolon et al 2009). Menurut
Livingston (2001), populasi fitoplankton di perairan akan memberikan pengaruh
terhadap produktivitas sekunder. Fitoplankton akan dimakan oleh hewan
herbivora. Selanjutnya herbivora akan dimakan oleh hewan karnivor kecil. Hewan
karnivor kecil akan dimakan oleh hewan karnivora yang lebih besar.
Selanjutnya Simbolon (2009) melakukan penelitian dengan menggunakan
jenis hasil tangkapan dan parameter oseanografi yang berbeda, yaitu cakalang dan
suhu permukaan laut di Palabuhanratu. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
suhu permukaan laut mempengaruhi dominasi ukuran ikan cakalang yang
tertangkap. Hasil penelitian tersebut didukung pula oleh Baskoro dan Taurusman

2
(2011) yang menyebutkan bahwa suhu dapat mempengaruhi cara ikan membentuk
kelompok.
Penentuan penyebab penurunan jumlah hasil tangkapan salah satunya dapat
dilakukan dengan memperhatikan ada atau tidaknya hubungan antara jumlah hasil
tangkapan dengan parameter oseanografi seperti suhu dan klorofil-a. Pengamatan
terhadap suhu permukaan laut dan sebaran klorofil dapat dilakukan dengan
menggunakan penginderaan jarak jauh. Menurut Nontji (2008), keuntungan
penginderaan jauh adalah dapat mencakup area yang luas secara sinoptik (pada
waktu yang sama).
Beberapa penelitian yang telah disebutkan di atas hanya menggunakan satu
jenis variabel parameter oseanografi dalam meneliti hubungannya dengan hasil
tangkapan. Sementara itu, penelitian yang menggunakan dua jenis parameter
oseanografi (suhu dan klorofil-a) secara bersaman, belum banyak dilakukan. Oleh
karena itu, penelitian dengan menggunakkan dua jenis variabel parameter
oseanografi perlu dilakukan untuk mengetahui hubungannya dengan produksi
hasil tangkapan.
Ikan pelagis besar yang didaratkan di PPN Palabuhanratu ada yang berasal
dari perairan Teluk Palabuhanratu dan dari luar perairan Teluk Palabuhanratu.
Dalam penelitian ini, kajian akan dibatasi pada perairan di Teluk Palabuhanratu
sehingga hasil tangkapan yang dianalisis adalah hasil tangkapan yang hanya
berasal dari operasi penangkapan ikan di dalam Teluk Palabuhanratu. Alat
tangkap ikan yang dominan dioperasikan di perairan Teluk Palabuhanratu adalah
payang, yang jumlahnya mencapai 34 % dari populasi alat tangkap. Hasil
tangkapan yang dominan dari alat tangkap tersebut diantaranya adalah cakalang
dan tongkol komo.
Ikan cakalang dan tongkol merupakan ikan yang termasuk ke dalam pelagis
besar (Simbolon 2011). Walaupun demikian, ukuran ikan-ikan tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan ukuran ikan pelagis besar lainnya yang didaratkan di PPN
Palabuhanratu seperti ikan tuna albakor, layaran dan tuna ekor kuning. Beberapa
jenis ikan pelagis besar yang berukuran serupa dengan cakalang dan tongkol
komo adalah tongkol lisong, tongkol krai dan tongkol abu.
Data statistik PPN Palabuhanratu (2010 sampai 2011) menyebutkan bahwa
ikan cakalang dan tongkol komo digolongkan ke dalam jenis ikan yang dominan
didaratkan di PPN Palabuhanratu. Ikan cakalang berada pada urutan ke 1 dengan
produksi sebanyak 40.974 kg atau sebesar 63 % (persentase dari total hasil
tangkapan pelagis besar yang ditangkap di perairann Teluk Palabuhanratu dan
berukuran serupa dengan cakalang dan tongkol). Hal tersebut berkebalikan
dengan ikan tongkol komo yang berada pada posisi terendah, yaitu ke-4 dengan
jumlah produksi sebanyak 15.275 kg atau 8 %. Dengan demikian, penelitian ini
akan fokus pada hubungan produksi hasil tangkapan ikan cakalang dan tongkol
komo dengan suhu permukaan laut dan sebaran klorofil-a di perairan Teluk
Palabuhanratu.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menentukan produktivitas hasil tangkapan dan musim puncak ikan pelagis
besar oleh kapal payang di perairan Teluk Palabuhanratu;

3
2. Menentukan variabilitas suhu permukaan laut dan klorofil-a di perairan
Palabuhanratu; dan
3. Menentukan hubungan parameter oseanografi dengan jumlah hasil
tangkapan ikan pelagis besar.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
1. Penentuan musim puncak keberadaan ikan tongkol komo dan ikan cakalang
di perairan Palabuhanratu; dan
2. Sumber informasi mengenai sebaran suhu permukaan laut dan kesuburan
perairan di Teluk Palabuhanratu.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan sejak bulan November sampai
Desember 2013. Penelitian ini berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu
pengumpulan data berlangsung dari tanggal 21 November sampai 2 Desember.
Tahap kedua yaitu pengolahan data dari tanggal 3 sampai 11 Desember. Penelitian
dilakukan di Teluk Palabuhanratu (Gambar 1).

Gambar 1 Lokasi penelitian

4
Pengumpulan Data
Salah satu data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil
tangkapan. Data hasil tangkapan yang digunakan adalah hasil tangkapan yang
hanya ditangkap di Teluk Palabuhanratu dengan menggunakan alat tangkap
payang. Jenis hasil tangkapan yang digunakan adalah hasil tangkapan ikan pelagis
besar berupa cakalang dan tongkol komo. Jenis tangkapan pelagis dipilih karena
hidup di lapisan permukaan hingga lapisan mid layer (Simbolon 2011). Data hasil
tangkapan kemudian dikumpulkan setiap bulan selama lima tahun, yaitu sejak
tahun 2007 sampai 2011. Data hasil tangkapan tersebut diperoleh dari Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) PPN Palabuhanratu.
Selain data hasil tangkapan, data lainnya yang diperoleh dari pengelola PPN
Palabuhanratu adalah data jumlah kapal payang (pelagic danish seinne) dan
aktivitas tripnya setiap bulan. Kapal payang dipilih karena sasaran atau target dari
alat tangkap tersebut yaitu ikan pelagis. Ukuran kapal yang digunakan dalam
penelitian ini, adalah kapal dengan ukuran