Variabilitas Suhu Permukaan Laut Kaitannya dengan Daerah Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Perairan Teluk Lampung

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT KAITANNYA DENGAN
DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL
DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG

SURINI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Variabilitas Suhu
Permukaan Laut Kaitannya dengan Daerah Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di
Perairan Teluk Lampung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2013
Surini
NIM C44090038

ABSTRAK
SURINI. Variabilitas Suhu Permukaan Laut Kaitannya dengan Daerah
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Perairan Teluk Lampung. Dibimbing
oleh DOMU SIMBOLON dan EKO SRI WIYONO.
Informasi mengenai daerah penangkapan ikan potensial sangat penting dalam
kesuksesan operasi penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan dipengaruhi oleh
faktor oseanografi salah satunya suhu permukaan laut (SPL). Suhu permukaan
laut di Teluk Lampung hasil pengukuran satelit dan hasil tangkapan tongkol,
kembung dan teri di PPI Lempasing digunakan untuk menduga daerah
penangkapan potensial. Sebaran SPL di perairan Teluk Lampung pada bulan Juli
2012 malam hari berkisaran 27.22-28.91 ⁰C (s2=0.4), sedangkan siang hari
berkisaran 27.99-30.16 ⁰C (s2=0.3). Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI
Lempasing cukup beragam yang didominasi oleh ikan tongkol (41%), teri (22.9%)
dan kembung (12.2%). Ikan tongkol dominan tertangkap pada ukuran 21.0-27.0

cm (32.10%), kembung 16.8-20.1 cm (57.5%). Suhu permukaan laut dengan hasil
tangkapan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Daerah penangkapan
potensial pada bulan Juli 2012 untuk ikan tongkol terdapat di perairan Condong,
Kelagian, Legundi, Puhawang, Tanjung Putus dan Tegal, untuk ikan kembung
terdapat di Kelagian dan ikan teri terdapat di sekitar pulau Condong dan Kelagian.
Kata kunci : daerah penangkapan, SPL

ABSTRACT
SURINI. The Relation Temperature of Sea Surface Variability and Catch
Rate of Small Pelagic Fish in Lampung Bay Waters. Supervised by DOMU
SIMBOLON dan EKO SRI WIYONO.
The information about potential fishing grounds are very important for fishing
effectivity. Fishing ground was influence by oceanography factors such as sea
surface temperature (SST). The measurement of sea surface temperature by
satellite and Auxis thazard catch, Rastrelliger sp. catch and anchovy catch can be
used to estimate the potential fishing grounds. The distribution of sea surface
temperature in Lampung Bay in July 2012 at the nighttime was about 27.99-30.16
0
C (s2=0.4), while at the daytime was about 27.99-30.16 ⁰C (s2=0.3). The catches
landed in PPI Lempasing consisted of 40 species and most of them was Auxis

thazard (41%), followed by Rastrelliger sp. (12.2%) and anchovy (22.9%). Most
of caught Auxis thazard was about 21.0-27.0 cm (32.10%), Rastrelliger sp. was
about 16.8-20.1 cm (57.5%). The colleration of SST and the catch was not
significant. The potential fishing grounds for Auxis thazard in July 2012 were
around Condong, Kelagian, Legundi, Puhawang, Tanjung Putus and Tegal Islands,
for Rastrelliger sp. was around Kelagian Island, and for anchovy was around
Condong and Kelagian Island
Keyworld : fishing grounds, SST,

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT KAITANNYA DENGAN
DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL
DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG

SURINI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan


DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Variabilitas Suhu Permukaan Laut Kaitannya dengan Daerah
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Perairan Teluk Lampung
Nama
: Surini
NIM
: C44090038
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr Ir Domu Simbolon, MSi
Pembimbing I


Dr Ir Eko Sri Wiyono, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2012 ini ialah daerah
penangkapan ikan, dengan judul Variabilitas Suhu Permukaan Laut Kaitannya
dengan Daerah Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Perairan Teluk Lampung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Domu Simbolon, MSi
dan Dr Ir Eko Sri Wiyono, MSi selaku pembimbing, Dr Mustarudin STP. MSi
selaku penguji, Vita Rumanti Kurniawati SPi. MT selaku Komisi Pendidikan serta
Kepala PPI Lempasing beserta staf yang telah membantu selama pengumpulan

data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, teman-teman kontrakan, teman-teman PSP 46 atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2013
Surini

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat dan Bahan
Jenis dan sumber data

Metode Pengumpulan Data
Analisis Data
Analisis suhu permukaan Laut
Variabilitas
Analisis hasil tangkapan
Hubungan suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan
Pendugaan daerah penangkapan ikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Perairan Teluk Lampung
Komposisi Jumlah dan Jenis Hasil Tangkapan
Ukuran Panjang Ikan
Hubungan Suhu Permukaan Laut dengan Jumlah Hasil Tangkapan
Ikan tongkol (Euthynnus sp.)
Ikan kembung (Rastreliger sp.)
Ikan teri (Stolephorus sp.)
Hubungan Suhu Permukaan Laut dengan Ukuran Hasil Tangkapan
Ikan tongkol (Euthynnus sp.)
Ikan kembung (Rastreliger sp.)
Penyebaran daerah penangkapan ikan
Ikan tongkol (Euthynnus sp.)

Ikan kembung (Rastreliger sp.)
Ikan teri (Stolephorus sp.)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
2
2
2
2
3
3

3
4
4
4
5
5
6
7
7
8
10
11
11
11
12
13
13
14
15
15

16
17
18
18
19
19
21
35

DAFTAR TABEL
1.
2.

Kisaran koefisien korelasi
Penilaian indikator DPI

6
7

DAFTAR GAMBAR

Peta Lokasi Penelitian
Sebaran suhu permukaan laut siang dan malam pada bulan Juli 2012
Jumlah ikan yang dominan tertangkap pada bulan Juli 2012
Nilai CPUE ikan dominan tertangkap menurut jenis alat tangkap
di perairan Teluk Lampung pada bulan Juli 2012
5. Hubungan SPL rata-rata dengan hasil tangkapan ikan tongkol
pada bulan Juli 2012
6. Hubungan SPL rata-rata dengan hasil tangkapan ikan kembung
pada bulan Juli 2012
7. Hubungan SPL rata-rata dengan hasil tangkapan ikan teri pada
bulan Juli 2012
8. Diagram pencar SPL dengan ukuran panjang ikan tongkol
9. Diagram pencar SPL dengan ukuran panjang ikan kembung
10. Daerah penangkapan ikan tongkol yang potensial pada bulan Juli
2012
11. Daerah penangkapan ikan kembung yang potensial pada bulan
Juli 2012
12. Daerah penangkapan ikan teri yang potensial pada bulan Juli 2012

1.
2.
3.
4.

2
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sebaran SPL siang dan malam pada bulan Juli 2012
Perhitungan standar deviasi dan varian SPL
Jenis dan komposisi hasil tangkapan di PPI Lempasing pada
bulan Juli 2012
Frekuensi ukuran panjang hasil tangkapan pada bulan Juli 2012
Hubungan SPL dengan hasil tangkapan pada bulan Juli 2012
Hubungan suhu permukaan laut dengan ukuran ikan
Evaluasi DPI

22
26
28
29
30
32
33

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sirkulasi perairan Teluk Lampung dipengaruhi oleh tiga massa air yaitu
massa air berasal dari Laut Jawa, Samudra Hindia dan campuran dari keduanya.
Dengan demikian,, kondisi perairan dalam hal ini suhu permukaan laut Teluk
Lampung sangat menarik untuk diteliti.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011) menyebutkan potensi
perikanan Selat Sunda yang termasuk didalamnya adalah Teluk Lampung
merupakan bagian dari WPP 572 mencapai 565.200 ton/tahun dengan potensi
ikan pelagis sebanyak 315.900 ton/tahun. Berdasarkan data tersebut maka sektor
perikanan, terutama ikan pelagis di Teluk Lampung memiliki peluang besar untuk
dikembangkan dan dimanfaatkan secara lebih optimal.
Pola kehidupan ikan tidak dapat dipisahkan dari parameter oseanografi yang
meliputi suhu, salinitas, arus, dan kandungan klorofil a. Parameter oseanografi,
termasuk suhu perairan dapat dijadikan pedoman dalam menentukan daerah
penangkapan ikan potensial. Hal tersebut disebabkan setiap spesies ikan memiliki
kisaran suhu optimal untuk penyebaran dan penangkapan. Dengan demikian,,
variabilitas suhu berpengaruh terhadap penyebaran ikan di suatu perairan.
Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung
(in-situ) dan tidak langsung melalui teknologi penginderaan jauh (eks-situ).
Pengamatan terhadap laut Indonesia yang luas lebih efektif dan efisien dilakukan
secara eks-situ karena pengamatan in-situ akan membutuhkan biaya yang sangat
tinggi, waktu yang lama, dan energi yang cukup banyak.
Mengingat potensi perikanan di perairan Teluk Lampung yang cukup besar
maka dibutuhkan kajian yang sistematis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap optimalisasi operasi penangkapan ikan. Salah satu dari faktor-faktor
yang dimaksud adalah daerah penangkapan ikan. Informasi tentang daerah
penangkapan ikan yang potensial masih kurang atau terbatas dewasa ini di
perairan Teluk Lampung. Informasi mengenai daerah penangkapan ikan yang
potensial dapat menghemat biaya operasi dan mencegah terjadinya penangkapan
ikan yang berukuran kecil.
Kebanyakan nelayan selama ini melakukan operasi penangkapan ikan
berdasarkan insting atau teknik berburu. Teknik berburu berdasarkan pengalaman
melaut dengan melihat tanda-tanda dari alam seperti riak-riak air, bongkahan kayu
dan gerombolan burung. Dengan demikian, operasi penangkapan ikan tidak
efektif dan efisien ketika tanda-tanda alam tersebut tidak ditemukan. Hasil
tangkapan yang diperoleh juga tidak dapat diprediksi dengan tepat karena nelayan
tidak mengetahui perubahan parameter oseanografi yang dapat mempengaruhi
dinamika daerah penangkapan ikan yang potensial. Oleh karena itu, dibutuhkan
studi yang sistematis untuk mengetahui variabilitas parameter oseanografi,
khususnya suhu perairan kaitannya dengan daerah penangkapan ikan pelagis.

2
Tujuan
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
1) Menentukan sebaran dan variabilitas suhu permukaan laut;
2) Menentukan komposisi jenis dan jumlah hasil tangkapan, serta ukuran ikan
yang dominan tertangkap;
3) Menganalisis hubungan suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan ikan
pelagis dan
4) Memprediksi daerah penangkapan ikan pelagis.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi
terkait daerah penangkapan ikan pelagis potensial di perairan Teluk Lampung
kepada pihak terkait (nelayan dan pemilik kapal). Output yang diperoleh
diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai daerah penangkapan ikan,
kaitannya dengan variabilitas sebaran suhu permukaan laut.

METODOLOGI
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah pengambilan
data lapang yang dilakukan dari Juli sampai Agustus 2012 di perairan Teluk
Lampung (Gambar 1). Tahap kedua ialah men-download data citra sebaran suhu
permukaan laut dari internet (www.oceancolor.gsfc.nasa.gov) yang dilaksanakan
dari Desember 2012.

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

3
Alat
Alat dan bahan yang digunakan pada saat penelitian adalah sebagai berikut:
Penggaris digunakan mengukur panjang ikan;
Alat tulis digunakan mencatat ukuran hasil tangkapan;
Kamera digital untuk dokumentasi penelitian;
Microsoft excel, SeaDAS, digunakan untuk menghitung analisis korelasi,
menentukan suhu permukaan laut pada tiap titik, membuat peta sebaran suhu
permukaan laut; dan
5) Kuisioner untuk mempermudah memperoleh data primer.
6) Peta Teluk Lampung
1)
2)
3)
4)

Jenis dan Sumber Data
Data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer meliputi spesies ikan yang tertangkap, jumlah ikan yang tertangkap
berdasarkan spesies, ukuran panjang ikan yang dominan tertangkap, posisi dan
waktu operasi penangkapan ikan. Data primer diperoleh dari armada penangkapan
ikan yang berbasis di PPI Lempasing. Data sekunder berupa suhu permukaan laut
yang diperoleh dari internet (www.oceancolor.gsfc.nasa.gov).
Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kasus. Objek penelitian
adalah armada penangkapan yang spesies target tangkapannya ikan pelagis dan
umumnya one day fishing yaitu payang dan purse seine. Seluruh armada yang ada
di PPI Lempasing merupakan populasi. Selanjutnya, populasi armada tersebut
ditentukan subpopulasi, dan subpopulasi yang diambil meliputi armada payang
(N1 = 63), dan purse seine (N2 = 44). Masing-masing subpopulasi diambil
sebanyak 10% dari jumlah subpopulasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Gay dan Diehl (1992), bahwa sampel yang diambil minimal 10% dari subpopulasi.
Oleh sebab itu, jumlah sampel yang diambil dari payang sebanyak 6 kapal dan 4
kapal untuk sampel purse seine.
Metode pengumpulan data dilakukan secara sengaja (purposive sampling).
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa
jumlah hasil tangkapan, jenis hasil tangkapan dan posisi penangkapan diperoleh
dari wawancara dan pengisian kuisioner oleh nelayan selama 1 bulan. Responden
yang relevan adalah nahkoda atau kapten kapal dan anak buah kapal (ABK) dari
kapal sampel. Penentuan responden dipilih dengan pertimbangan bahwa kapten
dianggap mengetahui posisi dan waktu penangkapan, sedangkan ABK mengetahui
jumlah dan jenis hasil tangkapan. Posisi penangkapan dapat ditentukan melalui
peta lokasi penangkapan ikan dengan menandai posisi yang menjadi daerah
penangkapan ikan.Data ukuran panjang ikan yang dominan tertangkap pada setiap
posisi daerah penangkapan dilakukan dengan pengamatan langsung. Sampel ikan
diperoleh secara acak setelah hasil tangkapan disortir menurut jenis/spesies, tetapi
belum disortir menurut ukuran ikan. Sampel ikan yang diambil sebanyak 30 ekor.
. Data sekunder diperoleh dari internet dan dinas atau instansi-instansi
terkait yang erat kaitannya dengan penelitian ini. Data sekunder meliputi kondisi
umum lokasi penelitian, data suhu permukaan laut hasil deteksi dari satelit pada

4
posisi dan waktu yang bersamaan dengan kegiatan penangkapan ikan dan
informasi lainnya yang erat kaitannya dengan topik penelitian.

Analisis Data
Analisis suhu permukaan laut
Data suhu permukaan laut diketahui dengan men-download data melalui
situs http://oceancolor.gsfc.nasa.gov. Data tersebut Selanjutnya, diolah untuk
memperoleh nilai dan gambaran sebaran suhu permukaan laut di Teluk Lampung.
Proses awal yang dilakukan adalah men-download data level 3 composite data 3
harian dengan resolusi spasial 4 km. Data yang dipilih dengan format HDF
(Hierarchical Data Format) merupakan data yang tampilannya sudah datar (flat).
Data hasil download diekstrak terlebih dahulu sehingga data tersebut dapat diolah
lebih lanjut.
Langkah pertama adalah croping atau pemotongan citra melalui program
display yang terdapat pada menu SeaDAS. Tahap croping dilakukan pada lokasi
penelitian yaitu Teluk Lampung. Pengaturan untuk ukuran pixel and line sample
rate dirubah menjadi 1. Setelah itu load data suhu permukaan laut yang sudah
dipotong. Terdapat tiga output dari hasil pengolahan SeaDAS yaitu output gambar
dengan ekstensi PNG (*.PNG), ASCII, dan binary. Pengolahan data
menggunakan SeaDAS yang dipilih adalah output ekstensi ASCII. Output dalam
bentuk ASCII tersebut Selanjutnya, digunakan untuk mengetahui sebaran suhu
permukaan laut yang ada pada lokasi penelitian.
Penentuan nilai suhu permukaan laut diperoleh dari data ASCII hasil
pengolahan perangkat lunak, Selanjutnya, diproses di Microsoft Excel 2007. Data
tersebut diimpor dan disimpan ulang dalam ekstensi xls (*.xls) ataupun dalam
ekstensi yang lain untuk mempermudah pada proses Selanjutnya,.
Pembuatan peta sebaran suhu permukaan laut diperoleh dari data hasil
pengolahan dari Microsoft Excel 2007 diolah kembali menggunakan software
surfer 9,0 untuk meperoleh peta sebaran suhu permukaan laut serta garis
konturnya.
Nilai dominan dari suhu permukaan laut pada daerah penelitian disajikan
dalam grafik dan Selanjutnya, dianalisis sebarannya menurut waktu operasi
penangkapan. Di samping itu pada analisis ini juga dilihat pergerakan suhu
permukaan laut secara spasial dengan melihat sebaran suhu permukaan laut harian
pada perairan Teluk Lampung.
Variabilitas
Variabilitas atau keragaman data (sampel) dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut (Sugiyono 2011).
=



(

− )
−1

= √

5
= .100%

̅
S2 = ragam contoh
S = simpangan baku
xi = data ke-i
x = rata-rata
V = koefisien keragaman
Jika nilai V ≤ 15% maka data dikatakan seragam
Jika nilai V > 15% maka data dikatakan menyebar
Analisis hasil tangkapan
Hasil tangkapan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil tangkapan yang diperoleh dari masingmasing sampel selama penelitian digabung untuk menganalisis komposisi hasil
tangkapan berdasarkan skala penyebaran daerah penangkapan ikan.
Hasil tangkapan disajikan menurut CPUE per alat tangkap yaitu payang dan
purse seine. Nilai CPUE diperoleh dari perbandingan hasil tangkapan dengan
jumlah trip payang dan purse seine (King 1995 vide Purnamaningtyas 2006).
=











(

)

(

)

Ukuran hasil tangkapan disajikan menurut kelompok ukuran yang diperoleh
dengan cara menghitung selang kelas.
= 1 + 3.32
=

( )

Keterangan
K : banyak kelas
n : jumlah data
C : selang kelas
W : wilayah (max-min)
Ukuran hasil tangkapan juga disajikan menurut ukuran LM (length at first
maturity). Ukuran hasil tangkapan dikelompokkan menjadi ikan yang layak
tangkap dan tidak layak tangkap. Pengelompokan ini diperoleh dengan cara
membandingkan ukuran hasil tangkapan dengan nilai LM. Apabila ukuran hasil
tangkapan kurang dari LM maka ikan tersebut dikatakan tidak layak tangkap, dan
ukuran hasil tangkapan lebih besar atau sama dengan LM maka ikan dikatakan
layak tangkap.
Hubungan suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara suhu
permukaan laut dengan hasil tangkapan. Analisis korelasi dapat diperoleh dari
perangkat lunak Microsoft excel. Menurut Hasan (2003) hubungan keeratan antar
variabel dapat diukur menggunakan nilai koefisien korelasi (r).

6
Tabel 1 Kisaran koefisien korelasi
r
r=0
0 < r