Faktor-Faktor Produksi Operasi Penangkapan Purse Seine (Pukat Cincin) yang Berbasis di PPP Bajomulyo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI OPERASI PENANGKAPAN
PURSE SEINE (PUKAT CINCIN) YANG BERBASIS DI PPP
BAJOMULYO, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

GUSTIN ARDINA URBETA

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Faktor-Faktor
Produksi Operasi Penangkapan Purse Seine (Pukat Cincin) yang Berbasis di PPP
Bajomulyo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah” adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2015
Gustin Ardina Urbeta
NIM C44110055

ABSTRAK
GUSTIN ARDINA URBETA. Faktor-Faktor Produksi Operasi Penangkapan
Purse Seine (Pukat Cincin) yang Berbasis di PPP Bajomulyo, Kabupaten Pati,
Jawa Tengah. Dibimbing oleh EKO SRI WIYONO dan PRIHATIN IKA
WAHYUNINGRUM.
Pelabuhan Bajomulyo merupakan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) yang ada di
Kabupaten Pati. PPP Bajomulyo terdiri dari 2 tempat pelelangan ikan(TPI) yaitu
TPI Bajomulyo I (lama) dan TPI Bajomulyo II (baru). Salah satu alat tangkap
yang dominan di PPP Bajomulyo adalah purse seine, namun purse seine tersebut
belum optimal dalam pengoperasiannya. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis
aspek teknis, usaha dan sosial dan menentukan faktor produksi dalam operasi
penangkapan ikan menggunakan alat tangkap purse seine di PPP Bajomulyo.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara teknis, purse seine termasuk dalam kelompok jaring
lingkar. Keuntungan dari usaha perikanan purse seine ini, cukup besar sehingga
usaha ini dapat dilanjutkan. Sedangkan secara sosial, nelayan purse seine yang

ada di PPP Bajomulyo berasal dari Indramayu, Brebes, Pekalongan, dan Pati.
Faktor produksi operasi penangkapan ikan yang memiliki pengaruh nyata
terhadap produksi hasil tangkapan purse seine adalah kapasitas palka.
Kata kunci: faktor-faktor produksi, operasi penangkapan ikan, PPP Bajomulyo,
purse seine

ABSTRACT
GUSTIN ARDINA URBETA. Production Factors of Purse Seine Fishery Based
on PPP Bajomulyo, at Pati Regency, Central Java. Supervised by EKO SRI
WIYONO and PRIHATIN IKA WAHYUNINGRUM.
Bajomulyo coastal fishing port (PPP) is located in Pati Regency. PPP Bajomulyo
consists of two fish auction (TPI), namely TPI Bajomulyo I and TPI Bajomulyo II.
TPI Bajomulyo I is older than TPI Bajomulyo II. One of the dominant fishing
gear in PPP Bajomulyo is purse seine, which is not optimal in fishing operation.
The study aimed to analyze the technical, business and social aspects, and to
determine production factors of fishing operations using purse seine in PPP
Bajomulyo. The research used a survey method. The research indicated that
technically, purse seines are categorized as surrounding nets. While this bussines
analysis showed that purse seine give a profit and the business could be continued.
On the other hand the social analysis, purse seine fishers in PPP Bajomulyo come

from Indramayu, Brebes, Pekalongan, and Pati. Finally fish hold capacity should
be maintenance on purse seine for improving purse seine fishing capacity.
Key words: production factors, fishing operations, Bajomulyo Fishing Port,
purse seine

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI OPERASI PENANGKAPAN
PURSE SEINE (PUKAT CINCIN) YANG BERBASIS DI PPP
BAJOMULYO, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

GUSTIN ARDINA URBETA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah faktorfaktor produksi penangkapan ikan, dengan judul “Faktor-Faktor Produksi
Penangkapan Purse Seine (Pukat Cincin) yang Berbasis di PPP Bajomulyo,
Kabupaten Pati, Jawa Tengah”.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1) Dr Eko Sri Wiyono, SPi MSi dan Prihatin Ika Wahyuningrum, SPi MSi
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan selama
pengerjaan penelitian ini.
2) Dr Ir Diniah, SPi Msi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
dalan penyelesaian penulisan skripsi ini.
3) Dr Iin Solihin, SPi MSi selaku komisi pendidikan yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.
4) Mami (Rubiyati), Papi (Sunardi), Adik (Lusiana Fransiska), dan Eyang
(Jinem) serta seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan doa,
semangat, dan moril.

5) Daniel Kristianto yang telah memberikan semangat dan dukungan doa bagi
saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga kepada M. Sefri
Khoiru R, Febriana Rahmalia, Danar Riangga, Mulyati, Lukman Nur Faqih
yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi.
6) Teman-teman PSP 48 atas dukungan dan persahabatan selama ini
7) Teman-teman Tinogi’ers (Dita, Amel, Ebon, Riska, Amal, Yuri, dan Dewi)
atas semangat dan persahabatan selama ini.
8) Keluarga Ibu Ester dan Mas Theo yang membantu selama penelitian di
Juwana
9) PPP Bajomulyo yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam
melakukan penelitian
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015
Gustin Ardina Urbeta

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Penelitian Terdahulu

1


Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Lokasi Penelitian

2

Alat Penelitian

3


Prosedur Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Perikanan PPP Bajomulyo
Keragaan Alat Tangkap Purse Seine
SIMPULAN DAN SARAN

6
6
10
18

Simpulan

18

Saran


18

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

20

RIWAYAT HIDUP

30

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

5
6
7

Hasil tangkapan purse seine di PPP Bajomulyo
Nilai produksi perikanan purse seine
Spesifikasi kapal purse seine di PPP Bajomulyo
Spesifikasi alat tangkap purse seine
Keuntungan usaha perikanan purse seine
Faktor produksi
Analisis faktor produksi perikanan purse seine di PPP Bajomulyo

7
9
10
13
16
17
17


DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

Peta lokasi PPP Bajomulyo
Jumlah alat tangkap di PPP Bajomulyo
Kapal purse seine di PPP Bajomulyo
Alat tangkap purse seine
Operasi penangkapan dengan purse seine
Skema operasi penangkapan dengan purse seine di PPP Bajomulyo

3
7
11
12
14
15

DAFTAR LAMPIRAN
1 Analisis usaha perikanan purse seine (pukat cincin)
2 Output software pengolahan data statistik
3 Dokumentasi penelitian

20
21
25

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelabuhan Bajomulyo merupakan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) yang
ada di Kabupaten Pati. PPP Bajomulyo terdiri dari 2 tempat pelelangan ikan (TPI)
yaitu TPI Bajomulyo I (lama) dan TPI Bajomulyo II (baru). Purse seine (pukat
cincin) merupakan alat tangkap dominan di TPI Bajomulyo II sedangkan alat
tangkap cantrang, payang, mini purse seine, jaring cumi, gillnet, boukeami, dan
bottom longline beroperasi di TPI Bajomulyo I. Menurut data Syahbandar
terdapat 746 unit penangkapan ikan di PPP Bajomulyo. Purse seine memberikan
sumbangan sebesar 26,01% dari total unit penangkapan ikan, payang sebesar
0,13%, mini purse seine sebesar 0,80%, jaring cumi sebesar 3,49%, gillnet
sebesar 0,27%, cantrang sebesar 48,93%, boukeami sebesar 0,40%, bottom
longline 13,54%.
Nelayan yang ada di PPP Bajomulyo selain berasal dari penduduk
setempat juga banyak yang berasal dari luar daerah, seperti Pekalongan, Tegal dan
Batang bahkan nelayan Banyuwangi. Sebagian besar nelayan-nelayan tersebut
didatangkan dari daerah lain, oleh juragan pemilik kapal untuk mengoperasikan
alat tangkapnya. Nelayan kapal purse seine, adalah nelayan dengan jumlah paling
banyak daripada kapal lainnya. Menurut laporan tahunan statistik di PPP
Bajomulyo, nelayan yang datang ke PPP Bajomulyo adalah nelayan yang
menggunakan kapal dengan ukuran besar, seperti kapal purse seine dengan ukuran
28-120 GT.
Seiring dengan penambahan jumlah unit penangkapan purse seine, hasil
tangkapan ikan menunjukkan kecenderungan menurun. Permasalahan lain yang
terjadi adalah menurunnya kualitas hasil tangkapan, sehingga mempengaruhi nilai
jual ikan. Kurang optimalnya pemanfaatan sumberdaya perikanan diduga
disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti biaya operasional untuk melaut semakin
meningkat, meningkatnya biaya kebutuhan hidup keluarga nelayan, menurunnya
jumlah hasil tangkapan, harga jual ikan tidak dapat menutupi biaya untuk melaut
dan juga hubungan patron-klien antara nelayan dengan tengkulak.
Mengacu pada beberapa faktor tersebut, maka perlu dicarikan akar masalah
yang secara utuh. Cara yang dilakukan antara lain dengan mengidentifikasi
keragaan alat tangkap purse seine di PPP Bajomulyo yang meliputi aspek teknis,
aspek ekonomi dan sosial. Apabila keragaan alat tangkap purse seine telah
teridentifikasi maka akan diketahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi
kinerja perikanan purse seine di PPP Bajomulyo. Berdasarkan paparan di atas
perlu dirumuskan strategi operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap purse
seine di PPP Bajomulyo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah guna menentukan faktorfaktor produksi yang mempengaruhi penangkapannya.
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai faktor-faktor produksi dalam pengoperasian alat
tangkap telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Putra (2013) melakukan penelitian
di Palabuhanratu pada alat tangakap bagan apung, dan disimpulkan bahwa faktor

2
produksi yang berpengaruh adalah dimensi alat tangkap dan daya mesin.
Sedangkan Yosela (2014) melakukan penelitian di PPI Muara Angke, Jakarta
pada alat tangkap jaring cumi, dan disimpulkan bahwa faktor produksi yang
berpengaruh pada operasi penangkapan ikan adalah BBM dan dimensi alat
tangkap.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1)
Menganalisis keragaan unit penangkapan purse seine (pukat cincin) di PPP
Bajomulyo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang meliputi aspek teknis, aspek
ekonomi dan sosial.
2)
Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi operasi
penangkapan purse seine (pukat cincin) di PPP Bajomulyo, Kabupaten Pati,
Jawa Tengah.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diantaranya adalah ::
1)
Mengoptimalkan kegiatan operasi penangkapan ikan bagi nelayan purse
seine (pukat cincin) di PPP Bajomulyo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
2)
Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi kalangan
akademisi.
3)
Membantu pengambil kebijakan agar dapat membuat kebijakan yang tepat
sesuai dengan kondisi yang ada sekarang ini.

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 20 sampai
dengan 27 Januari tahun 2015 di PPP Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 1.

3

Gambar 1 Peta lokasi PPP Bajomulyo

Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis, kuisioner,
kamera, Software Microsoft excel, dan Software pengolah data statistik. Alat tulis
digunakan untuk mencatat hasil penelitian serta data yang diperoleh dalam
penelitian ini, kuisioner untuk pengumpulan data, kamera digunakan untuk
mengambil dokumentasi selama penelitian, dan Microsoft excel serta Software
pengolah data statistik untuk menganalisis data yang diperoleh.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut
Sukmadinata (2011), penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penggunaan hipotesis dalam
penelitian deskriptif bukan untuk diuji melainkan bagaimana berusaha
menemukan sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam mengatasi masalah
penelitian melalui prosedur ilmiah.
Metode ini berusaha untuk memberikan gambaran atau mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang dimana pada
penelitian ini digunakan untuk menggambarkan operasi penangkapan ikan dengan
purse seine di PPP Bajomulyo.

4
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan wawancara
secara langsung di lapangan dengan beberapa narasumber, antara lain nelayan,
pemilik kapal, dan petugas pelabuhan. Data primer yang dikumpulkan dalam
penelitian ini, yaitu konstruksi alat tangkap purse seine di PPP Bajomulyo,
dimensi utama kapal purse seine yang digunakan dalam operasi penangkapan,
metode penangkapan ikan, pendapatan serta pengeluaran dalam pengoperasian
alat tangkap purse seine dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh
nelayan purse seine, seperti persaingan dengan alat tangkap lain, cuaca yang
buruk, dan jumlah armada purse seine yang meningkat.
Responden berjumlah 30 unit penangkapan, terdiri dari 27 ABK, 2 pemilik
kapal, dan 1 nahkoda. Teknik sampling yang digunakan adalah metode purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono 2007). Bailey (1982) mengemukakan bahwa
untuk penelitian yang menggunakan analisis data dengan statistik minimal sampel
berukuran 30, namun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti yang menggunakan
sampel minimal 100.
Selain data primer, diperlukan data sekunder berupa data produksi PPP
Bajomulyo, Juwana, Pati tahun 2010-2014, data kapal dan alat tangkap serta data
penunjang lainnya. Data sekunder ini diperoleh melalui kantor TPI yang ada di
PPP Bajomulyo, Juwana, Pati.
Prosedur Analisis Data
Keragaan Alat Tangkap
1) Aspek Teknis
Analisis teknis digunakan untuk mengkaji faktor yang berkaitan dengan
keragaan teknis unit penangkapan ikan di PPP Bajomulyo, Juwana, Pati
khususnya purse seine. Analisis teknis ini digunakan untuk mengetahui secara
teknis alat tangkap purse seine berdasarkan kapal, ABK, konstruksi alat tangkap,
serta metode operasi penangkapan ikan,
2) Aspek Usaha
Analisis usaha merupakan suatu cara untuk memeriksa keuangan suatu
usaha perikanan selama usaha tersebut berjalan. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui tingkat keuntungan atau keberhasilan suatu usaha perikanan yang
telah dijalankan selama ini meliputi analisis pendapatan usaha ( ). Analisis
pendapatan usaha ( ) digunakan untuk melihat keuntungan dari sebuah usaha atau
jumlah nominal yang diperoleh dari selisih antara biaya pemasukan dengan biaya
pengeluaran pada suatu kegiatan sehingga usaha tersebut dapat disimpulkan
berhasil atau tidak (Kurniasih 2012). Rumus yang digunakan adalah:

5
Keterangan:
: Keuntungan
TR : Total Pemasukan (Total Revenue)
TC : Total Pengeluaran (Total Cost)
Kriteria:
Jika total penerimaan > total biaya, usaha untung atau layak untuk dilanjutkan
Jika total penerimaan < total biaya, usaha rugi atau tidak layak untuk dilanjutkan
Jika total penerimaan = total biaya, usaha tidak untung dan tidak rugi (impas)
3) Aspek Sosial
Analisis aspek sosial digunakan untuk mengkaji keadaan sosial nelayan
purse seine di PPP Bajomulyo, Juwana, Pati, Jawa Tengah. Analisis ini meliputi
kondisi nelayan, ada tidaknya konflik antar nelayan, ada tidaknya hubungan
patron-klien antara nelayan dengan pemilik modal dan tingkat kesejahteraan
nelayan.
Analisis Faktor-faktor Produksi
Faktor-faktor yang diduga sebagai parameter penentu didalam
keberhasilan operasi penangkapan perikanan purse seine di PPP Bajomulyo,
diantaranya adalah ukuran kapal (X1), jumlah ABK (X2), kapasitas palka (X3), dan
panjang jaring (X4).
Analisis ini menggunakan persamaan regresi linier berganda untuk
mengetahui hubungan antara input dan output. Persamaan linier berganda dapat
dituliskan sebagai berikut (Steel and Torrie 1993):
Y = b0+b1X1+b2X2+b3X3….+bnXn+e
Keterangan:
Y
b1,b2, ... bn
Xn
b0
e
n

= nilai dugaan produksi
= koefisien regresi tiap faktor produksi
= koefisien faktor-faktor produksi yang digunakan
= intercept
= kesalahan pengganggu (error)
= jumlah variabel

Penggunaan hubungan antara faktor-faktor produksi dengan produksi diuji
menggunakan uji hipotesis, yaitu dengan menggunakan uji statistik berupa:
1) Pengujian pengaruh bersama-sama faktor teknis produksi yang digunakan
terhadap produksi (Y) yang dilakukan dengan uji F, yaitu:
H0:b1 = 0 (untuk I = 1, 2, 3,…., n), berarti antara Y dengan Xi tidak ada
hubungan
H1: minimal salah satu bi ≠ 0 (untuk I = 1, 2, 3,…., n), berarti bahwa Y
tergantung terhadap xi secara bersama-sama
Jika Fhitung > Ftabel = H0 ditolak
Jika Fhitung < Ftabel = H0 diterima
2) Pengujian pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produksi
dilakukan dengan menggunakan uji t-student, yaitu:

6
H0:b1 = 0 (untuk I = 1, 2, 3,…., n), berarti antara Y dengan Xi tidak ada
hubungan
H1: minimal salah satu bi ≠ 0 (untuk I = 1, 2, 3,…., n), berarti bahwa Y
tergantung terhadap xi secara bersama-sama
Jika thitung > ttabel = H0 ditolak
Jika thitung < ttabel = H0 diterima

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Perikanan PPP Bajomulyo
Alat Penangkapan Ikan
Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di PPP Bajomulyo terdapat 8
jenis yaitu purse seine, payang, mini purse seine, jaring cumi, gillnet, cantrang,
boukemami, dan bottom longline, serta ada satu jenis kapal lain yaitu kapal
pengangkut. PPP Bajomulyo memiliki dua TPI yang beroperasi yaitu TPI I dan
TPI II, di TPI II hanya alat tangkap purse seine yang mendaratkan hasil
tangkapannya. Namun di TPI I, semua alat tangkap yang lain melakukan kegiatan
bongkar muat dan pendaratan di TPI I.
Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di PPP Bajomulyo berjumlah
746 unit alat tangkap. Alat tangkap tersebut terdiri dari cantrang sebanyak 365
unit, purse seine sebanyak 194 unit, bottom longline sebanyak 101 unit, jaring
cumi sebanyak 26 unit, mini purse seine sebanyak 6 unit, boukeami sebanyak 3
unit, gillnet 2 unit, dan payang 1 unit. Kapal pengangkut sebanyak 48 kapal, kapal
pengangkut kapal pengangkut digunakan untuk membantu mengangkut hasil
tangkapan dari kapal dengan sistem manual (menggunakan es dan garam) yang
berada di tengah laut (Hastrini 2013).
Cantrang merupakan alat tangkap yang paling banyak digunakan di PPP
Bajomulyo. Namun purse seine juga merupakan alat tangkap yang umum
digunakan oleh nelayan di PPP Bajomulyo dan merupakan salah satu alat tangkap
yang memberikan kontribusi produksi hasil tangkapan yang cukup tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari adanya TPI khusus untuk purse seine. Meskipun jumlah
Cantrang lebih banyak, namun ukuran GT, dimensi kapal, serta kapasitas kapal
cantrang tidak sebesar kapal purse seine.

7
Jumlah alat tangkap (unit)

365
370
330
290
250
210
170
130
90
50
10

194

101
48
26

Jenis Alat Tangkap

Gambar 2 Jumlah alat tangkap di PPP Bajomulyo
Sumber: Syahbandar PPP Bajomulyo (sudah diolah)
Hasil Tangkapan Purse Seine
Ikan hasil tangkapan kapal purse seine cukup beragam, yaitu ada sembilan
jenis ikan meliputi ikan tengiri, ikan bawal/dorang, ikan kembung/banyar, ikan
semar, ikan tembang/jui, ikan tongkol, ikan selar/bentong, ikan lemuru/sero dan
ikan layang. Dari sembilan jenis ikan ini, ikan yang paling dominan adalah ikan
layang.
Tabel 1 Hasil tangkapan purse seine di PPP Bajomulyo
Hasil Tangkapan (kg)
Jenis Ikan
Tengiri
Bawal/Dorang

2010

2011
904

297

2012

2013
54

Rata-Rata

2014
54

0

Fluktuasi

262

-62,24%

0

8.005

81

54

0

1.628

-4.916,36%

Kembung/Banyar

215.492

1.654.183

260.334

155.679

6.060

458.350

111,77%

Semar

264.302

269.269

314.417

294.489

15.476

231.591

-20,61%

Tembang/Jui

143.951

290.701

114.595

341.718

49.519

188.097

38,51%

Tongkol

374.798

576.563

313.180

328.809

62.913

331.253

-16,93%

Selar/Bentong
Lemuru/Sero
Layang
Lain-Lain
Jumlah

434.531

49.978

226.670

150.618

80.259

188.411

46,19%

3.341.983

2.278.808

3.149.251

3.252.908

228.309

2.450.252

-20,83%

17.330.186

21.960.494

26.437.552

10.626.788

5.097.886

16.290.581

-16,18%

498.522

667.622

39.808

0

0

241.190

-53,37%

22.604.669

27.755.920

30.855.942

15.151.117

5.540.422

-20,09%

Sumber: Data TPI Juwana II (Sudah diolah)
Hasil tangkapan purse seine di PPP Bajomulyo dalam 5 tahun terakhir
(2010-2014) mengalami penurunan (Tabel 1). Fluktuasi jumlah hasil tangkapan
dalam 5 tahun terakhir adalah 20,09% artinya, dalam 5 tahun terkhir hasil

8
tangkapan di PPP Bajomulyo mengalami penurunan 0,2 kali lipat. Penurunan
paling tinggi terjadi pada tahun 2013 dan tahun 2014, penurunan ini diduga karena
sangat menurunnya hasil tangkapan ikan lemuru/sero dan ikan layang. Tahun
2014, kabupaten Pati mengalami bencana banjir, sehingga kegiatan penangkapan
ikan tidak berjalan. Akibat bencana inilah yang mengakibatkan penurunan yang
sangat signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014.
Ikan tengiri merupakan jenis ikan yang produksinya paling rendah,
produksi tertinggi pada tahun 2009 sebesar 904 kg. Rata-rata produksi ikan tengiri
tiap tahunnya adalah 262 kg/tahun. Produksi ikan bawal/dorang tertinggi pada
tahun 2011 sebesar 8.005 kg, rata-rata produksi ikan bawal/dorang adalah 1.628
kg/tahun. Produksi ikan kembung/banyar paling tinggi pada tahun 2011 sebesar
1.654.183 kg, dengan rata-rata produksi 458.350 kg/tahun. Produksi ikan semar
dari tahun ke tahun bisa dibilang cukup stabil, dengan rata-rata produksi 231.591
kg/tahun. Namun sangat menurun pada tahun 2014 dan paling tinggi pada tahun
2013 sebesar 314.417 kg. Ikan tembang/jui memiliki rata-rata produksi sebesar
188.097 kg/tahun, dengan produksi tertinggi pada tahun 2013 sebesar 341.718 kg.
Rata-rata produksi ikan tongkol sebesar 331.253 kg/tahun, dengan produksi
tertinggi pada tahun 2011 sebesar 576.563 kg. Produksi ikan selar/bentong
tertinggi pada tahun 2010 sebesar 434.531 kg, dengan rata-rata 188.411 kg/tahun.
Ikan lemuru adalah ikan terbanyak kedua dengan rata-rata produksi 2.450.252
kg/tahun, dengan hasil produksi tertinggi pada tahun 2010 3.341.983 kg. Ikan
layang adalah ikan paling dominan yang di produksi di PPP Bajomulyo, terlihat
dari rata-rata hasil produksinya sebesar 16.290.581 kg/tahun dan produksi
tertinggi pada tahun 2012 sebesar 26.437.552 kg.
Fluktuasi negatif terjadi pada setiap jenis ikan hasil tangkapan, pada lima
tahun terakhir hanya ikan kembung, ikan tembang dan ikan selar yang mengalami
peningkatan. Fluktuasi ikan tengiri sebesar -62,24% yang berarti mengalami
penurunan 0,6 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Ikan bawal/dorang mengalami
fluktuasi sebesar -4.916,36%. Fluktuasi ikan kembung/banyar 111,77% yang
berarti mengalami peningkatan satu kali lipat dalam lima tahun terakhir. Fluktuasi
ikan semar sebesar -20,61% yang berarti mengalami penurunan 0,2 kali lipat
dalam lima tahun terakhir. Fluktuasi ikan tembang/jui sebesar 38,51% yang
berarti mengalami peningkatan 0,3 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Fluktuasi
ikan tongkol sebesar -16,93% berarti mengalami penurunan 4 kali lipat dalam
lima tahun terakhir. Fluktuasi ikan selar/bentong sebesar 46,194% berarti
mengalami peningkatan 0,4 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Fluktuasi ikan
lemuru/sero sebesar -20,83% berarti mengalami penurunan 0,2 kali lipat dalam
lima tahun terakhir. Fluktuasi ikan layang sebesar -16,18% berarti mengalami
penurunan 0,1 kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Nilai Produksi
Nilai produksi hasil tangkapan purse seine di PPP Bajomulyo, cukup
tinggi (Tabel 2). Nilai produksi ini diperoleh dari penjualan hasil tangkapan
perikanan purse seine di PPP Bajomulyo.
Nilai produksi hasil tangkapan perikanan purse seine di PPP Bajomulyo
pada lima tahun terkhir (2010-2014) mengalami penurunan. Hampir di setiap
tahunnya di bulan Oktober memiliki nilai produksi tertinggi, dari tahun 2010
sebesar 23.874 juta, tahun 2011 sebesar 24.038 juta, tahun 2012 sebesar 17.795

9
juta, dan tahun 2013 sebesar 16.155 juta. Hanya pada tahun 2014, nilai produksi
tertinggi ada di bulan November yaitu sebesar 11.563 juta. Dari rata-rata di setiap
tahunnya, terlihat bahwa nilai produksi mengalami penurunan tahun 2010
memiliki rata-rata 11.011 juta, meningkat pada tahun 2011 sebesar 14.662 juta,
kemudian menurun pada tahun 2012 dengan nilai produksi 14.194 juta, tahun
2013 mengalami penuruan kembali dengan nilai produksi sebesar 11.034 juta,
penurunan yang sangat besar terjadi di tahun 2014 yaitu nilai produksi hanya
mencapai 4.108 juta. Begitupun dalam jumlah nilai produksi pada setiap tahunnya,
mengalami kenaikan dan penurunan. padatahun 2010 jumlah nilai produksi
sebesar 132.133 juta, meningkat pada tahun 2011 dengan jumlah nilai produksi
sebesar 176.226 juta, menurun di tahun 2012 dengan jumlah 170.338 juta, tahun
2013 mengalami penurunan kembali dengan jumlah 132.411 juta, pada tahun
2014 nilai produksi sangat menurun hingga jumlahnya hanya mencapai 49.297
juta.
Tabel 2 Nilai produksi perikanan purse seine
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Rata-rata
Jumlah

2010
6.903
9.825
9.841
6.292
5.341
2.109
1.814
18.230
9.972
23.874
20.055
17.870
11.011
132.133

Raman (Juta Rupiah)
2011
2012
2013
5.752
12.269
12.820
19.162
16.379
12.253
14.301
16.147
11.452
24.038
15.696
15.680
14.662
176.226

13.750
12.789
13.876
13.081
17.337
11.468
11.476
7.252
13.516
17.795
17.560
20.433
14.194
170.338

8.932
11.648
13.480
12.725
8.460
11.590
7.584
4.095
11.764
16.155
13.801
12.171
11.034
132.411

2014

Ratarata

3.570
1.103
464
1.000
1.735
1.446
2.724
1.608
3.648
8.912
11.563
11.519
4.108
49.297

7.781
9.527
10.096
10.452
9.850
7.773
7.580
9.466
10.070
18.155
15.735
15.535
132.081

Fluktuasi
-41,50%
-235,46%
-694,32%
-288,66%
-104,91%
-156,13%
-41,76%
-91,83%
-52,29%
-31,46%
-15,94%
-16,06%

-43,92%
-43,91%

Sumber: Data TPI Juwana II (Sudah diolah)
Fluktuasi jumlah nilai produksi di PPP Bajomulyo dalam lima tahun
terakhir sebesar -43,91%. Fluktuasi negatif terjadi pada setiap bulannya. Pada
bulan Januari mengalami fluktuasi -41,50%, berarti selama lima tahun terakhir
terjadi penurunan 0,4 kali lipat. Pada bulan Februari mengalami fluktuasi 235,46%, berarti selama lima tahun terakhir terjadi penurunan 2 kali lipat. Pada
bulan Maret mengalami fluktuasi -694,32%, berarti selama lima tahun terakhir
terjadi penurunan 6 kali lipat. Pada bulam April mengalami fluktuasi -288,66%,
berarti selama lima tahun terakhir terjadi penurunan 2 kali lipat. Pada bulan Mei
mengalami fluktuasi -104,91%,berarti selama lima tahun terakhir terjadi
penurunan 1 kali lipat. Pada bulan Juni mengalami fluktuasi -156,13%, berarti
selama lima tahun terakhir terjadi penurunan 1 kali lipat. Pada bulan Juli
mengalami fluktuasi -41,76%, berarti selama lima tahun terakhir mengalami
penurunan 0,4 kali lipat. Pada bulan Agustus mengalami fluktuasi -91,83%,
artinya selama lima tahun terakhir mengalami penurunan 0,9 kali lipat. Pada bulan

10
September mengalami fluktuasi sebesar 52,29%, berarti selama lima tahun
terakhir terjadi penurunan 0,5 kali lipat. Pada bulan Oktober mengalami fluktuasi
sebesar -31,46%,berarti selama lima tahun terakhir terjadi penurunan 0,3 kali lipat.
Pada bulan November mengalami fluktuasi -15,94%. Pada bulan Desember
mengalami fluktuasi -16,06%.
Hal yang menyebabkan nilai produksi menurun adalah kurang berjalannya
proses pelelangan hasil tangkapan di PPP Bajomulyo, karena hasil tangkapan
langsung di jual kepada tengkulak yang langsung membeli pada nelayan purse
seine. Nilai produksi sangat menurun pada tahun 2014 karena kabupaten Pati
mengalami bencana banjir yang cukup besar, sehingga mengakibatkan tidak
berjalannya proses pelelangan di TPI II, PPP Bajomulyo ini.
Keragaan Unit Penangkapan Purse Seine
Aspek Teknis
Kapal
Ukuran kapal purse seine yang digunakan oleh para nelayan untuk
melakukan penangkapan ikan di PPP Bajomulyo sangat bervariasi, mulai dari 28120 GT. Hampir seluruh kapal purse seine yang ada di PPP Bajomulyo terbuat
dari kayu. Umumnya kapal yang digunakan memiliki panjang sebesar 12-18 meter,
sedangkan lebarnya 3,5-5 meter, dan tingginya 1,8-2,5 meter. Semakin besar
dimensi utama kapal maka kemampuan kapal untuk membawa jaring dan alat
bantu penangkapan ikan lainnya semakin besar, dengan demikian jarak jangkau
fishing ground-nya akan semakin luas (Suryana et al 2013). Berikut spesifikasi
dari kapal purse seine di PPP Bajomulyo.
Tabel 3 Spesifikasi kapal purse seine di PPP Bajomulyo
Spesifikasi Kapal
Ukuran
Dimensi Utama
Panjang (L)
10,0-25,7
Lebar (B)
3,6-7,7
Dalam (D)
1,5-3,1
Palka
Kapasitas total
100-200
Jumlah
16-20
Winchhauler/power block
1
Mesin
Kekuatan
100-400
Jumlah
2-5
Sumber: Hasil wawancara (sudah diolah)

Satuan
meter
meter
meter
ton
unit
unit
HP
unit

Kapal purse seine yang ada di PPP Bajomulyo sudah dilengkapi dengan
palka berpendingin. Jumlah palka dapat berkisar antara 16-20 unit sehingga dapat
menampung hasil tangkapan antara 100-200 ton. Selain palka, kapal purse seine
juga dilengkapi dengan winch hauler yang berfungsi untuk menaikkan alat

11
tangkap ke atas kapal.Kapasitas palka semestinya bergantung pada besarnya gross
tonase kapal, namun ada banyak kapal yang saat ini kapasitas palka melebihi
besarnya gross tonase kapal. Sehingga banyak kapal dengan gross tonase kecil,
namun bekapasitas palka besar.

Gambar 3 Kapal purse seine di PPP Bajomulyo
Kapal purse seine di PPP Bajomulyo terdiri dari purse seine jenis
pengawetan dengan freezer, purse seine dengan pengawetan es dan garam, serta
sistem pengangkut. Pemilik kapal purse seine biasanya juga merupakan pemilik
kapal pengangkut. Kapal freezer dan es sama-sama menggunakan mesin utama
dan mesin bantu yang tidak jauh berbeda (Hastrini 2013).
Anak Buah Kapal
Nelayan purse seine di PPP Bajomulyo sebagian besar merupakan nelayan
penuh yang seluruh waktunya digunakan untuk melakukan kegiatan operasi
penangkapan ikan. Nelayan purse seine terdiri dari pemilik kapal dan nelayan
buruh. Pemilik berjumlah 1 orang dan nelayan buruh berjumlah 20-45 orang,
terdiri dari 1 orang nahkoda, 2-4 orang juru mesin, dan 20-40 orang ABK.
Pengalaman ABK berpengaruh terhadap operasi penangkapan purse seine.
Pengalaman ABK dilihat dari sejak kapan dan berapa lama ABK tersebut mulai
ikut dalam armada yang mengoperasikan alat tangkap purse seine. ABK yang
telah berpengalaman dalam mengikuti pengoperasian kapal tersebut lebih bisa
memahami kondisi dan situasi dalam proses penangkapan sehingga hal tersebut
pun dapat membantu kelancaran proses penangkapan untuk mendapatkan hasil
yang optimal (Suryana et al. 2013).
Konstruksi
Purse seine adalah jaring yang umumnya berbentuk empat persegi panjang,
tanpa kantong dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan
(pelagic fish). Alat penangkapan ikan ini digolongkan dalam kelompok jaring
lingkar (surrounding nets) (Martasuganda et al. 2004). Berdasarkan standar
klasifikasi alat penangkap perikanan laut, purse seine termasuk dalam klasifikasi
pukat cincin. Brandt (2005) menyatakan bahwa purse seine merupakan alat
tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis kecil di sekitar
permukaan air. Purse seine dibuat dengan dinding jaring yang panjang, dengan
panjang jaring bagian bawah sama atau lebih panjang dari bagian atas. Tidak ada

12
kantong yang berbentuk permanen pada jaring purse seine. Karakteristik jaring
purse seine terletak pada cincin yang terdapat pada bagian bawah jaring.

Gambar 4 Alat tangkap purse seine
Pengoperasian purse seine memerlukan beberapa alat bantu. Alat bantu
yang digunakan, yaitu GPS, fish finder, Echosounder, Radio Contact, VMS
(Vessel Monitoring System) dan lampu. GPS berguna untuk menentukan arah
pelayaran atau fishing ground, fish finder dan echosounder berguna untuk
membantu nelayan menemukan posisi tempat ikan berkumpul. Radio contact
berguna untuk berkomunikasi dengan kapal lainnya atau pihak pelabuhan. VMS
(Vessel Monitoring System) berguna untuk mempermudah pengawasan dan
pemantauan terhadap kegiatan atau aktifitas kapal penangkap ikan berdasarkan
posisi kapal yang terpantau di monitor VMS di Pusat Pemantauan Kapal
Perikanan (Fisheries Monitoring Center) di Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pengawasan. Lampu yang digunakan dalam pengoperasian purse seine berkisar
antara 40-60 buah dengan kekuatan lampu sebesar 200-600 watt.
Konstruksi purse seine menurut Subani dan Barus (1989), terdiri dari bagian
jaring, yaitu jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong. Srampatan (selvedge),
dipasang pada bagian pinggiran jaring yang berfungsi memperkuat jaring sewaktu
dioperasikan, terutama saat penarikan jaring. Tali temali, terdiri atas tali
pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali pemberat, tali kolor, dan tali selambar.
Pelampung dan pemberat.

13
Tabel 4 Spesifikasi alat tangkap purse seine
Bagian Jaring
Tali Ris Atas

Material
Polyethylene (PE)/Polyamida
(PA)/Polypropylene(PP)

Pelampung

PVC

Tali Ris Bawah

Polyethylene (PE)/Polyamida
(PA)/Polypropylene(PP)

Pemberat

Timah hitam (Plumbum)

Logam kuningan atau stainless
steel
Tali Cincin
Nylon/Polyethylene (PE)
Polyamida
Tali Kerut
(PA)/Polypropylene(PP)/PVA
Polyethylene (PE)/Polyamida
Tali Selambar
(PA)/Polypropylene(PP)
Jaring Polyamida (PA) atau nylon
Jaring Sayap
multifilament
Jaring Kantong
Jaring Polyethylene (PE)
Jaring Polyamida (PA) atau nylon
Jaring Badan
multifilament
Kili-Kili
Besi
Pelampung Tanda Pelampung tiup (inflatable float)
Sumber: Hasil wawancara (sudah diolah)
Cincin

Keterangan
Panjang 180-205 mm
Diameter 150-175 mm
Panjang 25-50 mm
Diameter 5-16 mm
Diameter luar 200-220 mm
Diameter dalam 5-6 mm
-

Operasi Penangkapan Ikan
Kegiatan operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine di
PPP Bajomulyo memerlukan waktu 30-40 hari per trip. Hastrini (2013),
menyatakan adanya perbedaan waktu melaut antara kapal freezer dan kapal jenis
es. Kapal freezer waktu melautnya lebih singkat yaitu hanya 25-30 hari,
sedangkan kapal jenis es sekitar 60-90 hari yang membutuhkan waktu cukup lama
dibandingkan dengan kapal freezer. Perbedaan hari melaut ini terjadi karena kapal
jenis es menggunakan kapal pengangkut untuk mengangkut ikan hasil tangkapan
yang kemudian dibawa ke PPP Bajomulyo. Hal ini dilakukan agar mutu ikan tetap
terjaga.
Metode pengoperasian purse seine terdiri dari tahap persiapan, setting dan
hauling. Pengoperasian purse seine dilakukan pada siang dan malam hari, dengan
memakai rumpon dan lampu pemikat ikan pada malam hari. Penebaran jaring
dilakukan dengan bantuan salah satu ABK (juru selam) yang membawa salah satu
ujung sayap purse seine. Penebaran ataupun pengangkatan purse seine ini sudah
menggunakan winch hauler atau power block. Persiapan dilakukan sekitar 30-45
menit mulai dari menentukan fishing ground yang akan menjadi tempat sasaran
operasi hingga mempersiapkan alat tangkap yang akan digunakan. Dalam
semalam setting dapat dilakukan 2-3 kali. Hauling juga dilakukan 2-3 kali dalam
satu malam. Begitu juga pada siang hari, dilakukan setting dan hauling 2-3 kali.
Pengoperasian purse seine dilakukan dengan melingkari gerombolan ikan
sehingga membentuk sebuah dinding besar yang selanjutnya jaring akan ditarik

14
dari bagian bawah dan membentuk seperti sebuah kolam (Sainsbury 1996).
Kemudian jaring pada bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan
masuk di bagian kantong, hal ini akan memperkecil ruang gerak ikan, sehingga
ikan akan tertangkap.

Gambar 5 Operasi penangkapan dengan purse seine
Fungsi mata jaring adalah sebagai dinding penghadang, bukan sebagai
penjerat ikan (Ayodhyoa 1981). Untuk memudahkan penarikan jaring hingga
membentuk kantong, alat tangkap ini mempunyai atau dilengkapi dengan cincin
sebagai tempat lewatnya ”tali kolor” atau ”tali pengerut” (Subani & Barus 1989).
Pada umumnya kegiatan penangkapan ikan menggunakan purse seine dapat
dikelompokan menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengoperasian alat
tangkap dan tahap pengangkatan jaring.
1) Tahap Persiapan
Kegiatan persiapan dimulai dari fishing base yaitu menyiapkan perbekalan
kebutuhan melaut seperti bahan bakar, air tawar serta melengkapi administrasi
perijinan melaut.
2) Tahap pengoperasian alat tangkap
Proses operasi dimulai dengan mencari gerombolan ikan, ada beberapa
kapal yang melakukan pemasangan rumpon untuk kegiatan penangkapan pada
siang hari atau menggunakan lampu rakitan untuk malam hari. Atraktor rumpon
yang digunakan terbuat dari jaring yang berwarna hijau. Setelah gerombolan ikan
ditemukan atau terkumpul disekitar rumpon/lampu, proses penurunan jaring
kemudian dilakukan. Salah seorang perenang akan terjun ke dalam air dan
memegang pelampung tanda sebagai titik awal penurunan jaring. Pelampung
tanda berfungsi untuk memberikan tanda kepada nahkoda dalam menentukan titik
akhir proses pelingkaran jaring sehingga ikan-ikan terkepung didalamnya.
3) Tahap pengangkatan jaring
Penarikan jaring dimulai dengan menarik tali kolor (purse line) yang
dibantu menggunakan gardan sampai bagian bawah kantong tertutup. Setelah itu
bagian jaring, tali pelampung dan tali pemberat ditarik secara bersamaan sehingga
jaring terbentuk seperti mangkuk yang semakin lama akan semakin menyempit

15
sehingga ikan akan terkumpul ditengah jaring. Kemudian jaring diangkat
menggunakan alat bantu power block. Ikan hasil tangkapan yang telah terkumpul
pada jaring di ambil menggunakan serok dan disimpan dalam palka. Dalam
penyimpanan ikan dibekukan terlebih dahulu dan di susun rapi dalam nampan
sebelum dimasukkan dalam plastik.
Tahap persiapan
- Menyiapkan perbekalan
- Mengurus perijinan
Tahap pengoperasian alat tangkap
- Pencarian gerombolan ikan/pemasangan rumpon
- Menyalakan lampu rakit (malam hari)
- Penurunan alat tangkap
Tahap pengangkatan jaring
- Menarik tali kolor
- Mengangkat jarring
- Mengambil hasil tangkapan
- Membekukan ikan dan menyimpan ikan dalam palka
Gambar 6 Skema operasi penangkapan dengan purse seine di PPP Bajomulyo
Aspek Usaha
Usaha perikanan purse seine tergolong dalam usaha perikanan skala besar.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tangkapan yang diperoleh dan kebutuhan
modal usaha yang besar. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usaha perikanan
purse seine meliputi biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
investasi merupakan biaya awal yang harus dikeluarkan oleh pemilik untuk
memulai usahanya dalam pengadaan kapal, alat tangkap, mesin dan lampu. Biaya
tetap meliputi biaya penyusutan dan biaya perawatan dari setiap barang-barang
investasi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan setiap
dilakukannya kegiatan penangkapan ikan atau biasa disebut dengan biaya
kebutuhan melaut.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total penerimaan (TR) yang
diperoleh nelayan purse seine dalam satu tahun mencapai Rp 1.195.600.000,00
sedangkan total biaya (TC) yang dikeluarkan selama setahun mencapai Rp
912.950.000,00. Sehingga dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp 282.650.000,00.
Keuntungan yang diperoleh, menunjukkan bahwa usaha perikanan purse seine
merupakan usaha yang tergolong skala besar. Adanya keuntungan juga
menunjukkan bahwa total penerimaan (TR) lebih besar daripada total biaya (TC)
maka usaha layak untuk dilanjutkan.

16
Tabel 5 Keuntungan Usaha Perikanan Purse Seine
Parameter Usaha
Jumlah
Investasi
1.375.000.000
Biaya Tetap
220.650.000
Biaya Variabel
692.300.000
Total Biaya (TC)
912.950.000
Total Penerimaan (TR)
1.195.600.000
Keuntungan (π)
282.650.000
Sumber: Hasil wawancara (sudah diolah)

Satuan
Rupiah
Rupiah/tahun
Rupiah/tahun
Rupiah/tahun
Rupiah/tahun
Rupiah/tahun

Aspek Sosial Nelayan
Nelayan purse seine di PPP Bajomulyo tidak semuanya berasal dari daerah
Pati, banyak nelayan yang berasal dari luar daerah seperti dari Indramayu, Brebes,
Pekalongan, dan daerah pantura lainnya. Sedikit dari nelayan yang memiliki
pendidikan tinggi. Hampir sebagian besar nelayan hanya tamatan sekolah dasar
dan sekolah menengah pertama, sangat jarang nelayan yang memiliki pendidikan
hingga sekolah menengah atas. Hal inilah yang membuat para nelayan hanya
mengikuti kiprah orangtuanya untuk menjadi nelayan dan tidak mementingkan
pendidikan.
Nelayan purse seine memiliki kontribusi yang cukup besar dalam usaha
perikanan purse seine dalam penangkapan ikan. Setiap kontribusi tersebut nelayan
memperoleh upah atau gaji dengan sistem bagi hasil. Di PPP Bajomulyo sendiri,
sistem bagi hasil ini tergantung dari setiap bos (pemilik kapal) yang ada, ada yang
membagi dengan 50% pemilik dan 50% untuk nelayan. Namun, ada juga yang
membagi 60% pemilik dan 40% nelayan, dari bagian yang dibagi ke nelayan pun
masih dikurangi dengan biaya perbekalan, retribusi dan nahkoda. Jika, dalam
musim puncak sistem bagi hasil ini sangat menguntungkan bagi nelayan karena
pendapatannya bisa sangat meningkat bahkan bisa mencapai 5 juta dalam sekali
melaut (30-40 hari). Tetapi, dalam musim paceklik nelayan bisa sama sekali tidak
mendapatkan uang dalam sekali melaut. Normalnya, sekali melaut ia bisa
mendapat Rp 500.000,00-Rp 1.000.000,00 dari sekali melaut. Berbeda dengan
nahkoda yang penghasilannya bisa mencapai puluhan juta dalam sekali melaut.
Karena di PPP Bajomulyo, ada aturan dari pemilik kapal jika nahkoda tidak
menghasilkan dalam melaut akan langsung dipecat dari bos tersebut. Ada yang
hanya satu kali melaut, tetapi ada juga yang memberikan kesempatan sampai 3
kali melaut.
Mengingat penghasilan nelayan yang tidak pasti, para nelayan di PPP
Bajomulyo memiliki usaha sampingan. Contoh usaha sampingan antara lain
istrinya membuka warung sembako, warung makan, dan usaha sejenisnya yang
bisa menambah penghasilan nelayan jika dalam musim paceklik.
Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap operasi
penangkapan dengan purse seine di PPP Bajomulyo adalah GT Kapal, jumlah
ABK, kapasitas kapal, dan panjang jaring. Ukuran Kapal purse seine di PPP
Bajomulyo berkisar 28-122 GT. Jumlah ABK pada setiap kapal juga tidak sama,
ada yang hanya 21 ABK sampai paling banyak 50 ABK, namum untuk kapasitas

17
palka, hampir seluruh kapal purse seine memiliki ukuran yang hampir sama antara
100-200 ton. Faktor produksi terakhir adalah panjang jaring, yaitu antara 500
hingga 1000 meter. Panjang jaring bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi,
dan jenis ikan yang akan ditangkap. Purse Seine yang ditujukan untuk operasi
penangkapan pada siang hari adalah lebih panjang dari Purse Seine yang
ditujukan untuk operasi penangkapan pada malam hari (Suryana 2013).
Tabel 6 Faktor Produksi
Faktor Produksi
Rata-Rata Minimal
Ukuran Kapal (GT)
68
28
Jumlah ABK (orang)
39
21
Kapasitas Palka (ton)
124
100
Panjang Jaring (m)
755
500
Sumber: Hasil wawancara (sudah diolah)

Maksimal Deviasi
122
21,36
50
5,96
200
28,34
1000
167,82

Analisis faktor produksi dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang
berpengaruh terhadap produksi ikan di PPP Bajomulyo. Analisis menghasilkan
faktor yang signifikan berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan, yaitu kapasitas
palka. Nilai koefisien determinasi (R2) untuk fungsi produk perikanan purse seine
di PPP Bajomulyo adalah 0,562, sehingga presentasi pengaruh kapasitas palka
sebesar 56,2 persen dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Tabel 7 Analisis faktor produksi perikanan purse seine di PPP Bajomulyo
Model

(Constant)
Ukuran Kapal (X1)
Jumlah ABK (X2)
Kapasitas Palka (X3)
Panjang Jaring (X4)

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1,161
1,201
0,148
0,114
-0,039
0,176
0,659
0,145
-0,027
0,155

Standardized
Coefficients
Beta
0,231
-0,030
0,648
-0,029

t

0,967
1,291
-0,224
4,537
-0,176

Sig.

0,343
0,208
0,824
0,000
0,861

Sumber: Hasil olahan software statistik
Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa kapasitas palka merupakan
variabel yang memberikan pengaruh nyata secara langsung terhadap hasil
tangkapan Purse Seine pada tingkat kepercayaan diatas 95 persen (
).
Faktor produksi kapasitas palka menunjukkan pengaruh nyata pada produksi hasil
tangkapan Purse Seine dengan nilai 0,659 yang berarti dalam setiap penambahan
satu ton kapasitas palka akan meningkatkan produksi hasil tangkapan sebesar
0,659 ton.
Analisis ini menunjukkan bahwa faktor produksi kapasitas palka adalah
faktor produksi yang memberikan pengaruh nyata pada produksi perikanan purse
seine di PPP Bjomulyo, hal ini diduga jika semakin besar kapasitas palka maka
akan semakin banyak hasil tangkapan yang akan di peroleh dalam pengoperasian
purse seine.
Ukuran kapal, jumlah ABK, dan panjang jaring merupakan faktor produksi
yang tidak memberikan pengaruh nyata secara langsung. Ukuran kapal tidak

18
berpengaruh terhadap produksi perikanan purse seine, diduga karena banyak
kapal purse seine yang ukuran kapalnya tidak sesuai dengan ukuran yang
seharusnya. Kapal yang memiliki kapasitas besar belum tentu memiliki ukuran
kapal besar juga. ABK tidak berpengaruh diduga karena, saat pengangkatan purse
seine sudah menggunakan bantuan mesin. Panjang jaring tidak berpengaruh
karena diduga jika semakin panjang jaring purse seine, maka akan semakin lama
dalam penurunan dan penarikan jaring .
Setiap alat tangkap memungkinkan memiliki faktor produksi yang berbeda.
Menurut Febby (2014) faktor produksi yang berpengaruh terhadap operasi
perikanan jaring cumi di PPI Muara Angke, Jakarta adalah BBM dan konstruksi
alat tangkap, sedangan menurut Reza (2013) faktor produksi yang berpengaruh
terhadap operasi perikanan bagan apung di Palabuhanratu adalah dimensi alat
tangkap dan daya mesin.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, ternyata hanya kapasitas palka yang
berpengaruh terhadap produksi perikanan purse seine di PPP Bajomulyo. Hal ini
diduga karena berkaitan dengan sistem operasi perikanan purse seine yang terjadi
saat ini. Purse seine di PPP Bajomulyo tidak melakukan kegiatan penangkapan
ikan dengan trip pulang pergi, tetapi hasil tangkapan dan perbekalan operasi
penangkapan ikan di antarkan oleh kapal pengangkut, sehingga faktor yang paling
berpengaruh adalah kapasitas palka. Kapasitas palka menjadi faktor penentu
terhadap banyak/sedikitnya hasil tangkapan yang dapat di tampung oleh kapal.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1) Keragaan teknis purse seine termasuk kedalam kelompok alat tangkap jaring
lingkar (surrounding nets) dan termasuk alat tangkap yang efektif untuk
menangkap ikan pelagis di permukaan air. Keragaan usaha perikanan purse
seine (pukat cincin) di PPP Bajomulyo memberikan keuntungan dan usaha
layak untuk dilanjutkan. Keragaan sosial nelayan purse seine di PPP
Bajomulyo adalah nelayan purse seine tidak semua berasal dari pati, banyak
nelayan berasal dari luar daerah seperti Indramayu, Brebes, Pekalongan dan
daerah pantura lainnya. Penghasilan sebagai nelayan yang tidak pasti, membuat
para nelayan di PPP Bajomulyo membuka usaha sampingan.
2) Faktor-faktor produksi yang secara signifikan berpengaruh adalah kapasitas
palka (X3) memiliki pengaruh nyata terhadap produksi hasil tangkapan purse
seine di PPP Bajomulyo.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka perlu penelitian lebih lanjut mengenai
faktor-faktor produksi lainnya, seperti dimensi alat tangkap, daerah penangkapan,
dan hari operasi, sehingga dapat terlihat faktor-faktor produksi yang dapat
berpengaruh terhadap peningkatan produksi hasil tangkapan purse seine di PPP
Bajomulyo.

19

DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor (ID): Yayasan Dewi Sri.
Bailey. 1982. Methods of Social Research. Edisi ke-2. Newyork: The Free Press
Brandt AV. 2005. Fish Catching Methods of The World, 4th ed. England: FAO
Fishing News Books Ltd.
Febby Y. 2014. Optimisasi Operasi Penangkapan Jaring Cumi Di Ppi Muara
Angke, Jakarta Skripsi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hastrini R, Rosyid D, Riyadi P H. 2013. Analisis Penanganan (Handling) Hasil
Tangkapan Kapal Purse Seine yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan
Pantai (PPP) Bajomulyo Kabupaten Pati. Journal of Fisheries Resouurces
Utilization Management and Technology. 2(3):1-10
Kurniasih TU. 2012. Analisis Kelayakan dan Pengembangan Usaha Perikanan
Jaring Insang Hanyut di Teluk Banten [skripsi]. Bogor(ID): Institut
Pertanian Bogor
Martasuganda S, Sudrajat, Sudirman S, Joko P, Riyanto B, Mochammad NA,
Syamsul R, dan Dedy C. 2004. Teknologi Untuk Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir. Seri Alat Tangkap Ikan. Jakarta: Departemen Kelautan dan
Perikanan. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. 157 hlm.
Reza SRP. 2013. Optimalisasi Operasi Penangkapan Ikan Bagan Apung Di Teluk
Palabuhanratu kabupaten Sukabumi Jawa Barat Skripsi. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Sainsbury JC. 1996. Commercial Fishing Methods, an Introduction to Vessel and
Gears, 3rd ed. Fishing News Books. London. 359 p.
Steel, R. G. D. Dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu
Pendekatan Biometrik. Edisi Ketiga. Terjemahan : Bambang Sumantri. PT.
Gramedia Pustaka. Jakarta.
Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai
Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian.
Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung (ID): Alfabeta
Sukmadinata, N. S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Suryana SA, Rahardjo IP, Sukandar. 2013. Pengaruh Panjang Jaring, Ukuran
Kapal, PK Mesin Dan Jumlah ABK Terhadap Produksi Ikan Pada Alat
Tangkap Purse Seine Di Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek – Jawa
Timur. PSPK STUDENT JOURNAL. 1(1):36-43
PPP Bajomulyo. 2014a. Rekapitulasi Data Kapal dan Alat Tangkap di PPP
Bajomulyo, Juwana, Pati : Syahbandar PPP Bajomulyo.
PPP Bajomulyo. 2014b. Data Produksi-Raman Kotor di PPP Bajomulyo, Juwana,
Pati : TPI Juwana II.
PPP Bajomulyo. 2014c. Data Produksi dan Harga Ikan Menurut Jenisnya PPP
Bajomulyo, Juwana, Pati : TPI Juwana II.

20

LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis usaha perikanan purse seine (pukat cincin)
No
A

B

C

Uraian
Investasi
1. Kapal
2. Mesin 6D22 Mitsubishi
3. Mesin 6D16 Mitsubishi
4. Mesin 4D32
5. Purse Seine
6. Freezer
Total Investasi
Biaya Tetap
1. SIUP
2. Biaya Penyusutan
- Kapal
- Mesin 6D22
- Mesin 6D16