Aplikasi Kitosan untuk Mencegah Kontaminasi Aflatoksin B1 pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) saat Penyimpanan Suhu Ruang

APLIKASI KITOSAN UNTUK MENCEGAH
KONTAMINASI AFLATOKSIN B1 PADA KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.) SAAT PENYIMPANAN SUHU RUANG

NUR HIDAYAH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Kitosan untuk
Mencegah Kontaminasi Aflatoksin B1 pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
saat Penyimpanan Suhu Ruang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015
Nur Hidayah
NIM C34100088

iii

ABSTRAK
NUR HIDAYAH. Aplikasi Kitosan untuk Mencegah Kontaminasi Aflatoksin
B1 pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) saat Penyimpanan Suhu Ruang.
Dibimbing oleh PIPIH SUPTIJAH dan KUSTIARIYAH TARMAN.
Kitosan merupakan polimer kationik yang tidak beracun dan biodegradabel serta
memiliki potensi sebagai zat antifungi sehingga mampu menghambat
pertumbuhan kapang. Kemampuan
kitosan sebagai antifungi dapat
dimanfaatkan dalam penyimpanan kacang tanah (Arachis hypogaea L.) sebagai
penghambat pertumbuhan kapang yang dapat menghasilkan mikotoksin. Kapang
jenis Aspergillus flavus dan A. parasiticus merupakan penghasil aflatoksin yang
sangat berbahaya. Dampak dari aflatoksin yaitu dapat menimbulkan penyakit

pada hati seperti kanker, sirosis dan hepatitis. Tujuan penelitian ini adalah
menentukan konsentrasi kitosan yang tepat untuk mencegah kontaminasi
aflatoksin B1 dan menentukan komposisi kimia kacang tanah. Metode
penentuan kadar aflatoksin B1 yang digunakan adalah ELISA (Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay). Perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah
penambahan kitosan dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu 0%, 0,1% dan 1%
dan dilakukan pengujian tiga kali yaitu pada hari ke-0, hari ke-15 dan hari
ke-30. Kandungan aflatoksin B1 terendah didapat pada perlakuan perendaman
kitosan 1% pada hari ke-30 yaitu kurang dari batas limit pengukuran ELISA
(