Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaeal.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayamdan Pupuk Npk (15: 15: 15)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaeaL.)
DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAMDAN PUPUK NPK (15: 15: 15)

SKRIPSI
OLEH:

WILLIAM JOSUA DAMANIK / 090301056
BPP-AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaeaL.)
DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAMDAN PUPUK NPK (15: 15: 15)

SKRIPSI


OLEH:

WILLIAM JOSUA DAMANIK / 090301056
BPP-AGROEKOTEKNOLOGI

Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi : Respons pertumbuhan dan produksi kacang tanah
(Arachis hypogaeaL.) dengan pemberian pupuk kandang ayam

dan pupuk NPK (15:15:15)
Nama
: William Josua Damanik
NIM
: 090301056
Program Studi : Agroekoteknologi
Minat
: Budidaya Pertanian Perkebunan

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

(Ir. Rosita Sipayung, MP.)
NIP. 19580325 198503 2 002
Ketua Komisi Pembimbing

( ___Ir. Haryati, MP. __)
NIP. 19640307 199001 2 001
Anggota Komisi Pembimbing


Mengetahui

(Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, MSc.)
NIP. 19640620 198903 2 001
Ketua Program Studi Agroekoteknologi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
WILLIAM JOSUA DAMANIK. Growth and Yield Response of Peanut (Arachis
hypogaea L.) with Chicken Manure and NPK (15:15:15) fertilizer, supervised by
ROSITA SIPAYUNG and HARYATI.
Peanut (Arachis hypogaea L.) is potential to be developed because it has
a high economic value. Peanut production on nutrient-poor soils can be improved
by fertilizing, such as the chicken manure and NPK (15:15:15) fertilizer. The
research has been conducted at the experimental fields of Agriculture Faculty,
North Sumatra University, from October 2013 until February 2014. This research
used factorial randomized block design with two factors, i.e. dose of chicken
manure (0; 25; 50; 75 g/polybag) and dose NPK (15:15:15) fertilizer
(0; 0,625; 1,25; 1,875g/polybag). Parameters observed were plant height,

branches, flowering age, ginofor formed, pods per sample, empty pods per
sample, pods per plot, seed weight per sample, dry weight of 100 seeds, fresh
weight of biomass, and dry weight of biomass.
The results showed that the treatment using chicken manure influenced
significantly the parameters of branches, ginofor formed per sample, pods per
sample, pods per plot, seed weight per sample, wet weight biomass per sample,
dry weight biomass per sample.
The treatment of NPK (15:15:15) influenced significantly the parameters
of flowering age and dry 100 seeds weight
The interaction between the both of treatment influenced significantly the
parameter dry 100 seeds weight.
Key words : peanut, chicken manure, NPK (15:15:15).

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
WILLIAM JOSUA DAMANIK : Respons pertumbuhan dan produksi
Kacang Tanah (Arachis hypogaeaL.) dengan pemberian pupuk kandang ayam dan
pupuk NPK (15:15:15). Dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan HARYATI.
Kacang tanah berpotensi untuk dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomi

tinggi. Produksi kacang tanah pada tanah yang miskin hara dapat ditingkatkan dengan
pemupukan, diantaranya adalah dengan pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk
NPK (15:15:15). Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, pada bulan Oktober 2013 sampai Februari 2014.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan
dua faktor perlakuan, faktor pertama pemberian pupuk kandang ayam (0; 25;
50;75 g/polibag) danfaktor kedua pemberian pupuk NPK (15:15:15) (0; 0,625;
1,25;1,875 g/polibag). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah
cabang, umur mulai berbunga, jumlah ginofor terbentuk, jumlah polong berisi per
sampel, jumlah polong hampa per sampel, jumlah polong berisi per plot, bobot
biji per sampel, bobot kering 100 biji, bobot basah biomassa, dan bobot kering
biomassa.
Hasil penelitian menunjukkan parameter jumlah cabang, jumlah ginofor
terbentuk per sampel, jumlah polong berisi per sampel, jumlah polong berisi per
plot, bobot biji per sampel, bobot basah biomassa per sampel, bobot kering
biomassa per sampel dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang ayam.
Parameter umur mulai berbunga dan bobot 100 biji dipengaruhi oleh pemberian
pupuk NPK (15:15:15).
Interaksi antara kedua perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap
parameter bobot 100 biji.

Kata kunci: kacang tanah, pupuk kandang ayam, NPK (15:15:15).

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sibolga pada tanggal 25 Januari 1992 dari ayah
Drs. Jhonny Hotman Damanik, MPd. dan ibu Dra. Rosida Pardede. Penulis
merupakan putera ketiga dari empat bersaudara.
Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sibolga dan pada tahun yang
sama masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian
Masuk Bersama (UMB). Penulis memilih program studi Agroekoteknologi.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan
Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK), asisten Laboratorium Tanaman
Hortikultura (2011-2012), dan aktif pada Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian
Mahasiswa Kristen (UKM-KMK). Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di PTPN III Kebun Rambutan, pada bulan Juli–Agustus 2012.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul



Respons

pertumbuhan

dan

produksi

kacang

tanah

(Arachis hypogaeaL.) dengan pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk NPK
(15:15:15) “

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
ibu Ir. Rosita Sipayung, MP., selaku ketua komisi pembimbing dan
ibu Ir. Haryati, MP., sebagai anggota komisi pembimbing yang telah memberi
banyak saran dan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga menyampaikanterima kasih kepada orang tua, danseluruh keluarga
yang telah banyak memberi dukungan doa, moril maupun materil.
Disamping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf
pengajar di Fakultas Pertanian USU dan pegawai di program studi
Agroekoteknologi, semua teman angkatan 2009 yang saya cintai serta adik kami
angkatan 2012 program studi Agroekoteknologi yang telah banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Juni 2014

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACT ................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP.................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ........................................................................................ 4
Syarat Tumbuh .......................................................................................... 6
Iklim................................................................................................. 6
Tanah ............................................................................................... 7

Pupuk Kandang Ayam .............................................................................. 7
Pupuk NPK (15: 15: 15)........................................................................... 9
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 13
Bahan dan Alat ....................................................................................... 13
Metode Penelitian ................................................................................... 13
Model Analisis Data................................................................................ 14
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ...................................................................................... 16
Pembuatan Plot Penelitian ...................................................................... 16
Persiapan Media Tanam .......................................................................... 16
Pengapuran .............................................................................................. 16
Aplikasi Pupuk Kandang Ayam .............................................................. 16
Aplikasi Pupuk NPK (15: 15: 15) ........................................................... 17

Universitas Sumatera Utara

Penanaman .............................................................................................. 17
Pemeliharaan Tanaman ........................................................................... 17
Penyiraman ................................................................................ 17

Penyisipan dan Penjarangan ...................................................... 17
Penyiangan dan Pembumbunan ................................................. 18
Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................. 18
Panen ..................................................................................................... 19
Pengamatan parameter ............................................................................ 19
Tinggi tanaman (cm) ................................................................ 19
Jumlah cabang primer (cabang) ................................................. 19
Umur mulai berbunga (hari) ...................................................... 20
Jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor) ......................... 20
Jumlah polong berisi per sampel (polong) ................................ 20
Jumlah polong hampa per sampel (polong) ............................... 20
Jumlah polong berisi per plot (polong) ..................................... 20
Bobot biji per sampel (g) .......................................................... 20
Bobot kering 100 biji (g) .......................................................... 21
Bobot basah biomassa/sampel (g) ............................................. 21
Bobot kering biomassa/sampel (g) ............................................ 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ........................................................................................................ 22
Tinggi tanaman (cm) ................................................................ 22
Jumlah cabang (cabang) ............................................................ 25
Umur mulai berbunga (hari) ...................................................... 29
Jumlah ginofor terbentuk per sampel (ginofor) ......................... 30
Jumlah polong berisi per sampel (polong) ................................ 32
Jumlah polong hampa per sampel (polong) ............................... 34
Jumlah polong berisi per plot (polong) ..................................... 35
Bobot biji per sampel (g) .......................................................... 36
Bobot kering 100 biji (g) .......................................................... 38
Bobot basah biomassa per sampel (g) ....................................... 41
Bobot kering biomassa per sampel (g) ...................................... 42
Pembahasan ............................................................................................. 44
Pertumbuhan dan produksi kacang tanah
(Arachis hypogaeaL.) pada pemberian pupuk
kandang ayam..................................................... ...................... 44
Pertumbuhan dan produksi kacang tanah
(Arachis hypogaeaL.) pada pemberian
pupuk NPK (15:15:15)....................................................... ....... 48
Pertumbuhan dan produksi kacang tanah
(Arachis hypogaeaL.) pada interaksi pemberian
pupuk kandang ayam dan pemberian
pupuk NPK (15:15:15) .......... …………………………………49
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................. 51
Saran........................................................................................................ 51

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 52
LAMPIRAN ............................................................................................ 55

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Hal.
Tinggi tanaman 2-11 MST dengan pemberian pupuk kandang ayam
dan pupuk NPK (15:15:15) ........................................................................... 23
Jumlah cabang 2-11 MST dengan pemberian pupuk kandang ayam
dan pupuk NPK (15:15:15) ........................................................................... 27
Umur mulai berbunga dengan pemberian pupuk kandang ayam dan
pupuk NPK (15:15:15) .................................................................................. 29
Jumlah ginofor terbentuk per sampel pada berbagai perlakuan pupuk
kandang ayam dan pupuk NPK (15:15:15) ................................................... 31
Jumlah polong berisi per sampel pada berbagai perlakuan pupuk
kandang ayam dan pupuk NPK (15:15:15) ................................................... 33
Jumlah polong hampa per sampel pada berbagai perlakuan pupuk
kandang ayam dan pupuk NPK (15:15:15) ................................................... 34
Jumlah polong berisi per plot pada berbagai perlakuan pupuk kandang
ayam dan pupuk NPK (15:15:15) ................................................................. 35
Bobot biji per sampel pada berbagai perlakuan pupuk kandang ayam
dan pupuk NPK (15:15:15) ........................................................................... 37
Bobot kering 100 biji pada berbagai perlakuan pupuk kandang ayam
dan pupuk NPK (15:15:15) ........................................................................... 38
Bobot basah biomassa per sampel pada berbagai perlakuan pupuk
kandang ayam dan pupuk NPK (15:15:15) ................................................... 41
Bobot kering biomassa per sampel pada berbagai perlakuan pupuk
kandang ayam dan pupuk NPK (15:15:15) ................................................... 43

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Hal.
Hubunganpemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam terhadap
jumlah cabang 2-11 MST .............................................................................. 25
Hubunganpemberian beberapa dosis pupuk NPK (15:15:15) terhadap
jumlah cabang 2-11 MST .............................................................................. 26
Hubunganpemberian beberapa dosis pupuk NPK (15:15:15) terhadap
parameter umur mulai berbunga ................................................................... 30
Hubunganpemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam terhadap
jumlah ginofor terbentuk per sampel ........................................................... 32
Hubungan pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam terhadap
jumlah polong berisi per sampel ................................................................... 34
Hubunganpemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam terhadap
jumlah polong berisi per plot ........................................................................ 36
Hubunganpemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam terhadap
bobot biji per sampel ..................................................................................... 38
Hubunganpemberian beberapa dosis pupuk NPK (15:15:15) terhadap
bobot kering 100 biji ..................................................................................... 39
Hubungan interaksi perlakuan NPK (15:15:15) dengan pemberian
pupuk kandang ayam terhadap bobot kering 100 biji ................................... 40
Hubungan pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam terhadap
bobot basah biomassa per sampel
42
Hubunganpemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam terhadap
bobot kering biomassa per sampel
43

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Hal.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.

Deskripsi tanaman kacang tanah Varietas Gajah ......................................... 57
Bagan penelitian ............................................................................................ 58
Jadwal kegiatan penelitian ............................................................................ 59
Perhitungan Kebutuhan Pupuk.................................................................... ..60
Data pengamatan tinggi tanaman 2 MST (cm) ............................................. 61
Sidik ragam tinggi tanaman 2 MST .............................................................. 61
Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST (cm) ............................................. 62
Sidik ragam tinggi tanaman 3 MST .............................................................. 62
Data pengamatan tinggi tanaman 4 MST (cm) ............................................. 63
Sidik ragam tinggi tanaman 4 MST .............................................................. 63
Data pengamatan tinggi tanaman 5 MST (cm) ............................................. 64
Sidik ragam tinggi tanaman 5 MST .............................................................. 64
Data pengamatan tinggi tanaman 6 MST (cm) ............................................. 65
Sidik ragam tinggi tanaman 6 MST .............................................................. 65
Data pengamatan tinggi tanaman 7 MST (cm) ............................................. 66
Sidik ragam tinggi tanaman 7 MST .............................................................. 66
Data pengamatan tinggi tanaman 8 MST (cm) ............................................. 67
Sidik ragam tinggi tanaman 8 MST .............................................................. 67
Data pengamatan tinggi tanaman 9 MST (cm) ............................................. 68
Sidik ragam tinggi tanaman 9 MST .............................................................. 68
Data pengamatan tinggi tanaman 10 MST (cm) ........................................... 69
Sidik ragam tinggi tanaman 10 MST ............................................................ 69
Data pengamatan tinggi tanaman 11 MST (cm) ........................................... 70
Sidik ragam tinggi tanaman 11MST ............................................................. 70
Data pengamatan jumlah cabang 2 MST (cabang) ....................................... 71
Sidik ragam jumlah cabang 2 MST............................................................... 71
Data pengamatan jumlah cabang 3 MST (cabang) ....................................... 72
Sidik ragam jumlah cabang 3 MST............................................................... 72
Data pengamatan jumlah cabang 4 MST (cabang) ....................................... 73
Sidik ragam jumlah cabang 4 MST............................................................... 73
Data pengamatan jumlah cabang 5 MST (cabang) ....................................... 74
Sidik ragam jumlah cabang 5 MST............................................................... 74
Data pengamatan jumlah cabang 6 MST (cabang) ....................................... 75
Sidik ragam jumlah cabang 6 MST............................................................... 75
Data pengamatan jumlah cabang 7 MST (cabang) ....................................... 76
Sidik ragam jumlah cabang 7 MST............................................................... 76
Data pengamatan jumlah cabang 8 MST (cabang) ....................................... 77
Sidik ragam jumlah cabang 8 MST............................................................... 77

Universitas Sumatera Utara

39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.

Data pengamatan jumlah cabang 9 MST (cabang) ....................................... 78
Sidik ragam jumlah cabang 9 MST............................................................... 78
Data pengamatan jumlah cabang 10 MST (cabang) ..................................... 79
Sidik ragam jumlah cabang 10 MST............................................................. 79
Data pengamatan jumlah cabang 11 MST (cabang) ..................................... 80
Sidik ragam jumlah cabang 11 MST............................................................. 80
Data pengamatan umur mulai berbunga (hari).............................................. 81
Sidik ragam umur mulai berbunga ................................................................ 81
Data pengamatan bobot basah biomassa per sampel (g)............................... 82
Sidik ragam bobot basah biomassa per sampel ............................................. 82
Data pengamatan bobot kering biomassa per sampel (g).............................. 83
Sidik ragam bobot kering biomassa per sampel ............................................ 83
Data pengamatan jumlah ginofor per sampel (ginofor) ................................ 84
Sidik ragam jumlah ginofor per sampel ........................................................ 84
Data pengamatan polong berisi per sampel (polong).................................... 85
Sidik ragam polong berisi per sampel ........................................................... 85
Data pengamatan polong hampa per sampel (polong) .................................. 86
Transformasi data pengamatan polong hampa per sampel ........................... 87
Sidik ragam polong hampa per sampel ......................................................... 87
Data pengamatan polong berisi per plot (polong) ......................................... 88
Sidik ragam polong berisi per plot ................................................................ 88
Data pengamatan bobot biji per sampel (g) .................................................. 89
Sidik ragam bobot biji per sampel ................................................................ 89
Data pengamatan bobot kering 100 biji (g)................................................... 90
Sidik ragam bobot kering 100 biji................................................................. 91
Data hasil analisis tanah penelitian ............................................................... 92
Kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah ....................................................... 93
Data hasil analisis pupuk kandang ayam ...................................................... 94
Data perhitungan kapur (dolomit) ................................................................. 95
Dokumentasi penelitian................................................................................. 96

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
WILLIAM JOSUA DAMANIK. Growth and Yield Response of Peanut (Arachis
hypogaea L.) with Chicken Manure and NPK (15:15:15) fertilizer, supervised by
ROSITA SIPAYUNG and HARYATI.
Peanut (Arachis hypogaea L.) is potential to be developed because it has
a high economic value. Peanut production on nutrient-poor soils can be improved
by fertilizing, such as the chicken manure and NPK (15:15:15) fertilizer. The
research has been conducted at the experimental fields of Agriculture Faculty,
North Sumatra University, from October 2013 until February 2014. This research
used factorial randomized block design with two factors, i.e. dose of chicken
manure (0; 25; 50; 75 g/polybag) and dose NPK (15:15:15) fertilizer
(0; 0,625; 1,25; 1,875g/polybag). Parameters observed were plant height,
branches, flowering age, ginofor formed, pods per sample, empty pods per
sample, pods per plot, seed weight per sample, dry weight of 100 seeds, fresh
weight of biomass, and dry weight of biomass.
The results showed that the treatment using chicken manure influenced
significantly the parameters of branches, ginofor formed per sample, pods per
sample, pods per plot, seed weight per sample, wet weight biomass per sample,
dry weight biomass per sample.
The treatment of NPK (15:15:15) influenced significantly the parameters
of flowering age and dry 100 seeds weight
The interaction between the both of treatment influenced significantly the
parameter dry 100 seeds weight.
Key words : peanut, chicken manure, NPK (15:15:15).

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
WILLIAM JOSUA DAMANIK : Respons pertumbuhan dan produksi
Kacang Tanah (Arachis hypogaeaL.) dengan pemberian pupuk kandang ayam dan
pupuk NPK (15:15:15). Dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan HARYATI.
Kacang tanah berpotensi untuk dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomi
tinggi. Produksi kacang tanah pada tanah yang miskin hara dapat ditingkatkan dengan
pemupukan, diantaranya adalah dengan pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk
NPK (15:15:15). Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, pada bulan Oktober 2013 sampai Februari 2014.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan
dua faktor perlakuan, faktor pertama pemberian pupuk kandang ayam (0; 25;
50;75 g/polibag) danfaktor kedua pemberian pupuk NPK (15:15:15) (0; 0,625;
1,25;1,875 g/polibag). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah
cabang, umur mulai berbunga, jumlah ginofor terbentuk, jumlah polong berisi per
sampel, jumlah polong hampa per sampel, jumlah polong berisi per plot, bobot
biji per sampel, bobot kering 100 biji, bobot basah biomassa, dan bobot kering
biomassa.
Hasil penelitian menunjukkan parameter jumlah cabang, jumlah ginofor
terbentuk per sampel, jumlah polong berisi per sampel, jumlah polong berisi per
plot, bobot biji per sampel, bobot basah biomassa per sampel, bobot kering
biomassa per sampel dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang ayam.
Parameter umur mulai berbunga dan bobot 100 biji dipengaruhi oleh pemberian
pupuk NPK (15:15:15).
Interaksi antara kedua perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap
parameter bobot 100 biji.
Kata kunci: kacang tanah, pupuk kandang ayam, NPK (15:15:15).

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) secara ekonomi merupakan tanaman
kacang-kacangan yang menduduki urutan kedua setelah kedelai, sehingga
berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan
peluang pasar dalam negeri yang cukup besar. Biji kacang tanah dapat digunakan
langsung untuk pangan dalam bentuk sayur, digoreng atau direbus, dan sebagai
bahan baku industri seperti keju, sabun dan minyak, serta brangkasannya untuk
pakan ternak dan pupuk (Marzuki, 2007).
Tajuk dan daun lembut dapat digunakan untuk lalap dan polong muda
biasa dimasak untuk sayur. Diseluruh dunia, kacang biasanya digoreng dan
diekstrak minyak bijinya. Komposisi karbohidrat biji berkisar sekitar 10-25%,
kandungan protein sekitar 30%, dan kandungan minyak biji kultivar tertentu
mencapai 40-50% (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Biro Pusat Statistik (BPS) nasional (2013) menyatakan terjadi penurunan
jumlah produksi kacang tanah selama periode enam tahun terakhir, yaitu
838.096 ton pada tahun 2006 (produksi tertinggi) menjadi 709.063 ton pada
tahun 2012. Luas lahan pertanaman kacang tanah juga mengalami penurunan dari
706.753 ha pada tahun 2006 menjadi 561.960 ha pada tahun 2012. Hal ini
menyebabkan produksi kacang tanah nasional tidak mampu memenuhi kebutuhan
domestik, sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu importir kacang
tanah di dunia. Dalam rangka mencukupi kebutuhan kacang tanah tersebut,
pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui intensifikasi,

Universitas Sumatera Utara

perluasan areal tanaman, dan peningkatan produktivitas per satuan lahan
(Pitojo, 2005).
Ada beberapa alasan atau pertimbangan mengapa kita harus melakukan
pemupukan yaitu : (1) ketersediaan unsur hara yang rendah di dalam tanah
(2) mengganti unsur–unsur hara yang hilang dari tanah oleh karena pemanenan,
pencucian hara dan tererosi (3) penggunaan tanaman–tanaman varietas unggul
(hibrida) dan (4) peningkatan produksi tanaman (Damanik dkk., 2011).
Kotoran ayam merupakan limbah yang dihasilkan dari peternakan ayam
yang dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Untuk mengurangi limbah
tersebut, kotoran ayam dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Pupuk yang dihasilkan
disebut pupuk kompos yang disiapkan melalui proses fermentasi untuk
mempercepat proses dekomposisi oleh berbagai macam bakteri, menggunakan
starter EM4 selama 8 hari (Sholikah dkk., 2013).
Pupuk kandang mempunyai manfaat ganda yaitu sebagai sumber unsur
hara dan berperan untuk memperbaiki sifat–sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Kualitas pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap respon tanaman. Pupuk
kandang ayam secara umum mempunyai kelebihan dalam komposisi hara seperti
N, P, K, dan Ca dibandingkan pupuk kandang sapi dan pupuk kandang kambing
(Widowati dkk., 2004).
Dalam pupuk NPK terdapat unsur N, P, dan K. Unsur N merupakan unsur
yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. Peran utama unsur ini adalah
merangsang pertumbuhan vegetatif (batang dan daun), unsur posfor dalam
tanaman berfungsi dalam perkembangan akar halus dan akar rambut, memperkuat
batang tanaman. Sementara unsur kalium merupakan satu-satunya kation

Universitas Sumatera Utara

monovalen yang esensial bagi tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman
ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia
dalam tanah menyebabkan ketegaran tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan
akar, tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit, dan mampu mengatasi
kekurangan air pada tingkat tertentu (Rauf dkk., 2000).
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
untuk

mengetahui

(15:15:15)terhadap

pengaruh

pupuk

pertumbuhan

dan

kandang
produksi

ayam

dan

kacang

pupuk

tanah

NPK

(Arachis

hypogaeaL.).
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kacang tanah
(Arachis hypogaeaL.) dengan pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk NPK
(15:15:15).
Hipotesis Penelitian
Pupuk kandang ayam dan pupuk NPK (15: 15: 15) serta interaksi
keduanya berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi kacang
tanah (Arachis hypogaeaL.).
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data dalam penyusunan skripsi
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi
pihak yang memerlukan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Sistematika tanaman kacang tanahberdasarkan sistem klasifikasi Cronquist
(1981) dalam Dasuki (1991) termasuk dalam; Superdivision : Spermatophyta,
Division : Magnoliophyta,
: Rosidae, Order : Fabales,

Class : Magnoliopsida, Subclass
Family : Fabaceae, Genus :

Arachis, Species : Arachis hypogeae L.
Kacang tanah mempunyai susunan perakaran sebagai berikut: yang
pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus.
Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai
alat penghisap. Kacang tanah memiliki akar serabut yang tumbuh ke bawah
sepanjang + 20 cm. Selain itu, tanaman ini memiliki akar-akar lateral (cabang)
yang tumbuh ke samping sepanjang 5-25 cm. Pada akar lateral terdapat akar
serabut, fungsinya untuk menghisap air dan unsur hara. Pada akar lateral terdapat
bintil akar (nodule) yang mengandung bakteri rhizobium, kegunaannya pengikat
zat nitrogen dari udara (Deptan, 2006).
Batangnya berbentuk bulat terdapat bulu dan komposisi ruas pendek.
Batang utama pada tipe tegak tingginya 30 cm dengan sejumlah cabang lateral
dan pada tipe menjalar tinggi batangnya mencapai 20 cm. Cabang lateral dekat
dengan tanah dan menyebar (Weiss, 1983).
Kacang tanah memiliki empat helaian daun yang disebut tetra foliate.
Daun-daun tersebut muncul pada batang dengan susunan melingkar politaksis 2/5,
berbentuk bulat, elips, sampai agak lancip dengan ukuran bervariasi

Universitas Sumatera Utara

(24 mm x 8 mm sampai 86 mm x 41 mm) tergantung varietas dan letaknya.
Daun-daun pada bagian atas biasanya lebih besar dibandingkan dengan yang
di bawah. Begitu pula yang terletak pada batang utama lebih besar dibandingkan
dengan yang muncul pada cabang. Daun kacang tanah memiliki daun
penumpu (stipula) yang panjangnya 2,5–3,5 cm, dan tangkai daun (petiola) yang
panjangnya 3–7 cm (Maesen dan Somaatmadja, 1993).
Bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah
yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga umur 80 hari setelah
tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu (papilionaceus), berukuran kecil dan terdiri
atas lima daun tajuk. Dua di antara daun tajuk tersebut bersatu seperti perahu.
Disebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan
bendera (vexillum), sementara di kanan dan kiri terdapat dua tajuk daun yang
disebut sayap (ala). Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga
adalah sebenarnya tabung kelopak. Mahkota bunga berwarna kuning atau kuning
kemerah-merahan. Bendera dari mahkota bunga bergaris-garis merah pada
pangkalnya (Pitojo, 2005).
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi
pembuahan. Buah kacang tanah berada di dalam tanah setelah terjadi pembuahan
bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi polong. Mula-mula
ujung ginofor yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah ke
bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. Pada waktu
menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofor terhenti. Panjang ginofor ada
yang mencapai

18 cm. Tempat berhentinya ginofor masuk ke dalam tanah

tersebut menjadi tempat buah kacang tanah. Ginofor yang terbentuk di cabang

Universitas Sumatera Utara

bagian atas dan tidak masuk ke dalam tanah akan gagal membentuk polong
(Deptan, 2006).
Biji matang memiliki dormansi singkat atau tidak dorman sama sekali dan
penundaan panen dapat berakibat biji berkecambah di dalam polong. Biji yang
ditanam tidak menunjukan perkecambahan epigeal atau hipogeal, tetapi kotiledon
terdorong ke permukaan tanah oleh hipokotil dan tetap pada permukaan tanah
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kacang tanah menyukai iklim panas dan dapat tumbuh dengan
baik pada daerah dengan ketinggian di bawah 1500 meter di atas permukaan laut
(Kartasapoetra, 1988).
Di Indonesia tanaman kacang tanah cocok di tanam didataran rendah yang
ketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut. Iklim yang dibutuhkan
tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi antara 250C-320C. Sedikit lembab
(RH 65%-75%). Curah hujan 800-1300 mm per tahun dan tempat terbuka
(http://warintek. bantul.go.id., 2012).
Suhu optimum untuk pertumbuhan kacang tanah berkisar 250C-300C. Di
bawah suhu 250C, perkembangan akan terhambat dan suhu diatas 35oC
berpengaruh terhadap produksi bunga (Weiss, 1983).
Pembentukan nodul kacang tanah dipengaruhi oleh nutrisi tanah, kadar air
tanah dan cahaya. Nutrisi yang dibutuhkan dalam pembentukan nodul antara lain
P, K, S, Ca, dan Mo. Suhu yang menguntungkan bagi pembentukan jaringan
bakteroid berkisar antara 200C–300C, dan kadar air tanah dalam kondisi kapasitas

Universitas Sumatera Utara

lapang. Pembentukan nodul pada kacang-kacangan umumnya 21 hari setelah
tanam, akan berkurang jumlahnya pada keadaan ternaungi, sehingga terjadi
penurunan fotosintesis akhirnya menurunnya fotosintat. Nodul efektif ditandai
oleh ukuran kira-kira 2-4 x 4-8 mm2 dan letaknya pada akar primer
(Adjie dkk., 2006).
Tanah
Tanah dan lingkungan yang ideal untuk pertanaman kacang tanah adalah
tanah yang cukup mengandung unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro
antara lain karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (F),
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S); sedangkan unsur hara
mikro antara lain besi (Fe), mangan (Mn), molibdenum (Mo), seng (Zn), cuprum
(Cu), boron (B) dan klor (Cl) (Pitojo, 2005).
Kacang tanah tumbuh dengan baik jika ditanam di lahan ringan (loamy
sand, sandy, atau clay) yang cukup mengandung unsur hara (Ca, N, P, dan K).
Tanaman ini menghendaki lahan yang gembur agar perkembangan perakarannya
berjalan baik, ginoforanya mudah masuk ke dalam tanah untuk membentuk
polong, dan pemanenannnya mudah (tidak banyak polong yang hilang atau
tertinggal di dalam tanah). Sebaiknya pH tanahnya antara 5,0-6,3. Pada tanah
yang sangat asam, efisiensi bakteri dalam mengikat N dari udara akan berkurang.
Sedangkan pada tanah yang terlalu basa, unsur haranya kurang tersedia
(Suprapto, 2000).
Tanah bertekstur ringan memudahkan penembusan dan perkembangan
polong, yang biasanya terjadi di bawah permukaan tanah. Ketersediaan kalsium

Universitas Sumatera Utara

tanah

sangat

diperlukan

agar

biji

dapat

tumbuh

dengan

baik

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Pupuk kandang ayam
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran ternak
atau urine, serta sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan. Kebanyakan
pupuk kandang berasal dari kuda, sapi, kerbau, babi, kambing atau domba
(Sarief, 1986).
Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih
tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat
yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa–sisa
makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan
tambahan hara ke dalam pukan terhadap sayuran (Hartatik dan Widowati, 2006).
Menurut Sarief (1986), pupuk kandang mempunyai beberapa sifat yang
menguntungkan, antara lain:
1. Sebagai sumber hara nitrogen, fosfor, kalium, dan hara mikro yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Meningkatkan daya menahan air.
3. Banyak mengandung organisme yang berfungsi untuk menghancurkan bahan
organik tanah hingga berubah menjadi humus.
Pupuk kandang mempunyai sifat yang lebih baik dibanding pupuk alam
lainnya maupun pupuk buatan. Penguraian–penguraian yang terjadi akibat
pemberian pupuk kandang dapat mempertinggi kadar humus,dimana humus ini
dapat memperbaiki struktur tanah, menjadikan tanah lebih mudah diolah dan
menyediakan oksigen dalam jumlah yang cukup. Pupuk kandang juga dianggap

Universitas Sumatera Utara

sebagai pupuk lengkap karena dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan
tanaman dan mengembangkan kehidupan mikroorganisme (jasad renik) dalam
tanah. Jasad renik sangat penting bagi kesuburan tanah karena serasah dan sisa–
sisa tanaman dapat diubah menjadi humus yang dapat meningkatkan daya
penahan air sehingga memudahkan akar–akar tanaman menyerap zat makanan
bagi pertumbuhan dan perkembangannya (Sutedjo, 2002).
Apabila dibandingkan dengan pupuk kimia, pupuk kandang merupakan
pupuk yang lambat bereaksi karena sebagian besar dari zat–zat makanan tanaman
harus mengalami berbagai perubahan lebih dahulu sebelum diserap oleh tanaman.
Pupuk kandang dalam tanah merupakan persediaan unsur hara yang berangsur–
angsur menjadi bebas dan tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu, tanah yang
dipupuk oleh pupuk kandang dalam jangka waktu lama masih dapat memberikan
hasil yang baik. Walaupun dalam kenyataannya pengaruh cadangan tersebut tidak
begitu nyata, tetapi dapat dipastikan bahwa dengan pemupukan memakai pupuk
kandang secara teratur, lambat laun akan membentuk suatu cadangan hara dalam
tanah (Sabiham dkk., 1989).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Melati dan Andriyani (2005)
disimpulkan bahwa pemberian 10 ton pupuk kandang ayam/ha dapat
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan produksi kedelai organik.
Pupuk NPK
Pupuk NPK adalah suatu jenis pupuk majemuk yang mengandung lebih
dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk
majemuk yang sering digunakan adalah pupuk NPK karena mengandung senyawa
ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogenfosfat (NH4H2PO4), dan

Universitas Sumatera Utara

kalium klorida (KCl). Kadar unsur hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk
dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk NPK 10-20-15
berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai
P2O5)dan 15% kalium (sebagai K2O) (Chandra, 2011).
Penggunaan pupuk majemuk dinilai lebih praktis, karena hanya dengan
satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Contoh pupuk
majemuk anatara lain diamonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan
fosfor, serta pupuk NPK mutiara yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan
kalium (Novizan, 2002).
Keuntungan dari penggunaan pupuk NPK ialah mengandung unsur N, P,
K, dan unsur hara sekunder CaO dan MgO, memberikan keseimbangan unsur
nitrogen, fosfat, kalium, kalsium, dan magnesium terhadap pertumbuhan tanaman,
mudah diaplikasikan dan mudah diserap oleh tanaman butirannya yang mengkilap
seperti mutiara lebih efisien pemakaiannya dan menghemat waktu serta lebih
ekonomis (http://www.pt.meroketetapjaya.com, 2002).
Kekurangan dari penggunaan pupuk majemuk NPK adalah tidak
memungkinkan pemberian masing-masing unsur hara pada waktu yang berbeda
dengan cara yang berbeda, tidak mungkin untuk menyimpan dari unsur hara yang
telah diberikan sehingga nisbah unsur hara tidak dapat disesuaikan pada kondisi
khusus dan harga satuan dari unsur haraumumnya lebih tinggi pada pupuk
lengkap daripada dalam pupuk tunggal (Williams dkk., 1993).
Di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis (mobil) sehingga jika
terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada
daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian, pada

Universitas Sumatera Utara

daun-daun yang lebih tua gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal
(Novizan, 2002).
Peranan utama N bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan
secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, N pun
berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam
proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai
persenyawaan organik lainnya (Lingga dan Marsono, 2006).
Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam
hal beberapa kegiatan (1) pembelahan sel dan pembentukan lemak dan albumin,
(2) pembentukan bunga, buah, dan biji, (3) kematangan tanaman melawan efek
nitrogen, (4) merangsang perkembangan akar, (5) meningkatkan kualitas hasil
tanaman dan (6) ketahanan terhadap hama dan penyakit (Damanik dkk., 2011).
Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (1987), bahwa unsur P merupakan
salah satu unsur hara yang sangat membantu peningkatan produksi tanaman,
peranan fosfor pada tanaman adalah dapat meningkatkan pertumbuhan akar
semai, mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi
dewasa, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah dan biji. Secara teknis
hara fosfor merupakan kunci kehidupan tanaman, karena terlibat pada seluruh
proses metabolisme tanaman dan ikut membentuk senyawa–senyawa struktural
seperti asam nukleat untuk keperluan reproduksi dan konversi transfer energi yang
tinggi. Unsur fosfor ini dapat mendorong pertumbuhan akar, pembentukan bunga,
pengisian buah dan biji. Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa enzim,
protein, ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi,
sedangkan

RNA

dan

DNA

menemukan

sifat

genetik

tanaman

Universitas Sumatera Utara

(Gunarto dkk., 1998). Indranada (1989) menambahkan bahwa fosfor pada
tanaman dapat membantu pembelahan sel, pembentukan buah, bunga dan biji,
kematangan tanaman, merangsang pertumbuhan akar, umbi, meningkatkan
kualitas hasil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan
penyakit. Penyediaan fosfor yang tidak memadai akan menyebabkan laju respirasi
menurun dan berpengaruh pada berbagai reaksi fisiologis dalam tanaman serta
dapat menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap hara lain.
Meskipun bukan elemen pembentuk bahan organik tetapi peran kalium
penting untuk pembentukan karbohidrat protein, mengeraskan batang tanaman,
meningkatkan ketahanan tanaman dari penyakit, dan meningkatkan kualitas biji.
Ion kalium sangat penting bagi berlangsungnya fotosintesis, tanpa kalium
fotosintesis berhenti (Isnaini, 2006).
Kalium sedikit peranannya dalam menyusun komponen tanaman.
Berfungsi sebagai pengatur menkanisme fotositesis, translokasi, karbohidrat,
sitesa protein dan lain-lain. Gejala kekurangan kalium akan menyebabkan
pinggiran daun berwarna coklat yang dimulai dari daun tua, pada jagung ruasnya
memendek dan tanaman tidak tinggi (Hardjowigeno, 2003).
Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun
mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor
maupun pada daerah akar tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya
menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih baik, sehingga pengisian
polong lebih sempurna dan mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi
(Sutarto dkk., 1985).

Universitas Sumatera Utara

Marzuki (2007) menyatakan bahwa pemupukan memegang peranan
penting

dalam

peningkatan

produksi

kacang

tanah,

kebutuhan

N: 15–20 kg/ha, P2O5: 45 kg/ha, dan K2O: 50–60 kg/ha. Menurut
(www. petrokimia-gresik.com, 2011) dosis anjuran pupuk majemuk NPK
(15: 15: 15) yaitu 250 kg/ha.

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m di atas permukaan laut. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Februari 2014.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah
varietas Gajah sebagai objek pengamatan, polibag ukuran 40 x 50 cm, tanah,
pupuk kandang ayam, pupuk NPK (15 :15 : 15), dolomit, fungisida berbahan aktif
propineb, insektisida berbahan aktif metomil, air, dan pH meter.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor,
timbangan digital, oven, penggaris, gunting, handsprayer sebagai alat aplikasi
pestisida, kalkulator, alat tulis dan alat–alat lain yang mendukung pelaksanaan
penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial
dengan dua faktor perlakuan, sebagai berikut :
Faktor I : Pemberian pupuk kandang ayam (A) terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu :
A0

= 0 (tanpa pemberian pupuk kandang ayam)

A1

= 25 g/polibag

A2

= 50 g/polibag

A3

= 75 g/polibag

Universitas Sumatera Utara

Faktor II: Pemberian pupuk NPK (15: 15: 15 ) (M) yang terdiri dari 4 taraf
perlakuan yaitu :
M0 = 0 (tanpa pemberian pupuk NPK)
M1 = 0,625 g/polibag
M2 = 1,25 g/polibag
M3 = 1,875 g/polibag
Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan yaitu:
A0M0

A1M0

A2M0

A3M0

A0M1

A1M1

A2M1

A3M1

A0M2

A1M2

A2M2

A3M2

A0M3

A1M3

A2M3

A3M3

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah kombinasi

: 16 kombinasi

Jumlah plot

: 48 plot

Jumlah tanaman per plot

: 4 tanaman

Jumlah sampel per plot

: 3 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 192 tanaman
Jumlah sampel seluruhya

: 144 tanaman

Jarak antar blok

: 50 cm

Jarak antar plot

: 30 cm

Ukuran plot

: 100 cm x 100 cm

Model Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Yijk

= µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + Σijk

Yijk

= Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi pupuk kandang
ayam pada taraf ke-j dan pupuk NPK pada taraf ke-k

µ

= Nilai tengah perlakuan

ρi

= Pengaruh blok pada taraf ke-i

αj

= Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam pada taraf ke-j

βk

= Pengaruh pupuk NPK pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi kedua perlakuan
Σijk

=Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pupuk
kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk NPK pada taraf ke-k

Jika analisis data nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda rataan yaitu uji
Duncan dengan taraf 5 %(Gomez dan Gomez, 1995).

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Sebelum plot penelitian dibentuk, terlebih dahulu lahan dibersihkan dari
gulma, sisa-sisa tanaman, dan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dengan menggunakan cangkul.
Pembuatan Plot Penelitian
Setelah tanah dibersihkan, dibuat plot–plot penelitian dengan ukuran
100 cm x 100 cm dengan jarak antar ulangan 50 cm dan jarak antar plot dalam
satu ulangan 30 cm. Setelah itu, dibuat saluran drainase yang mengelilingi areal
penelitian lebar saluran 30 cm dengan kedalaman 30 cm.
Persiapan Media Tanam
Adapun persiapan media tanam yaitu mengisi tanah ke polibag. Tanah
yang digunakan adalah tanah subsoil ultisol yang diambil dari kampus baru USU
Kwala Bekala.Kemudian tanah dimasukkan ke dalam polibagyang sebelumnya
dikering anginkan hingga remah dan ditimbang sampai beratnya 10 kg.
Pengapuran
Berdasarkan hasil analisis tanah (Lampiran 64), diketahui pH tanah adalah
4,52 dan menurut kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah (Lampiran 65), tanah
tersebut digolongkan menjadi tanah yang bersifat masam. Oleh karena itu,
diberikan kapur CaMg(CO3)2 (dolomit) dengan dosi