Usia subur reproduksi perempuan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor

USIA SUBUR REPRODUKSI PEREMPUAN
DI KECAMATAN PAMIJAHAN,
KABUPATEN BOGOR

WILI WULANDARI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

ABSTRAK
WILI WULANDARI. Usia Subur Reproduksi Perempuan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten
Bogor. Di bawah bimbingan BAMBANG SURYOBROTO dan ALEX HARTANA.
Dalam kehidupannya seorang perempuan memiliki kemampuan bereproduksi yang
terbatas. Usia subur bereproduksi seorang perempuan dimulai dari menarke dan diakhiri dengan
menopause. Tujuan penelitian ini mengetahui usia subur bereproduksi perempuan di Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor. Rata-rata usia menopause perempuan Kecamatan Pamijahan yang
tidak berKB adalah 45.0 tahun dengan usia rata-rata menarke 13.5 tahun, sedangkan rata-rata usia
menopause perempuan Kecamatan Pamijahan yang menggunakan KB hormonal 44.8 tahun

dengan usia rata-rata menarke 13.3 tahun, sehingga rata-rata usia subur reproduksi kedua
subsampel adalah 31.5 tahun. Usia subur bereproduksi perempuan di daerah rural Kecamatan
Pamijahan lebih pendek daripada usia subur bereproduksi perempuan di daerah urban. Perempuan
yang tinggal di daerah perkotaan (urban) memiliki status gizi yang baik daripada perempuan yang
tinggal di daerah perdesaan (rural).

Kata Kunci : menarke, menopause, usia subur, perkotaan, perdesaan

ABSTRACT

WILI WULANDARI. Reproductive span of women’s in Kecamatan Pamijahan, Bogor.
Supervised by BAMBANG SURYOBROTO and ALEX HARTANA.
Woman has limited ability to reproduce. Reproductive span of woman starts from
menarche and ends at menopause. The objective of this research was to know the women’s
reproductive span in Kecamatan Pamijahan, Bogor. The average age at menopause of women
without family planning in Kecamatan Pamijahan was 45.0 years with the average age at
menarche was 13.5 years, while the average age at menopause of women with hormonal
contraceptive was 44.8 years with the average age menarche 13.3 years, so that average
reproductive span of both subsamples was 31.5 years. Reproductive span of woman in rural area
of Kecamatan Pamijahan was shorter than reproductive span of woman in urban areas. Women

who live in urban areas have a good nutritional status than women living in rural areas.

Keywords: menarche, menopause, reproductive span, urban, rural

Usia Subur Reproduksi Perempuan
di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor

WILI WULANDARI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


Judul Karya Ilmiah

: Usia Subur Reproduksi Perempuan di Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor

Nama

: Wili Wulandari

NIM

: G34080022

Disetujui

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Bambang Suryobroto


Prof. Dr. Ir. Alex Hartana

NIP. 19580326 198803 1 003

NIP. 19491230 197503 1 001

Diketahui
Ketua Departemen Biologi FMIPA IPB

Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si
NIP. 19641002 198903 1 002

Tanggal Lulus :

Prakata
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang selalu menjadi suri tauladan bagi kita. Karya ilmiah
ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul usia subur reproduksi perempuan di

Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.
Bambang Suryobroto dan Prof. Dr. Ir. Alex Hartana selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, saran, motivasi, nasehat, dan waktu konsultasi selama penelitian dan pembuatan karya
ilmiah ini. Terima kasih kepada mama, papa, Ditra, kakak-kakak ku tercinta yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, dan semangat dengan tulus hati serta tenaga dan waktunya selama
pengambilan sampel. Terima kasih kepada ibu-ibu Kecamatan Pamijahan yang telah bersedia
untuk menjadi probandus penelitian saya dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun sebagai perbaikan di masa
mendatang. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Desember 2012

Wili Wulandari

Riwayat Hidup
Penulis dilahirkan pada tanggal 28 November 1990 di Tebing Tinggi, Sumatera Utara
dari ayah Sarianto dan ibu Jumiati sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara. Penulis memulai
pendidikan di SD N 165726 pada tahun 1996, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah
pertama di SMP N II Tebing Tinggi pada tahun 2002, dan melanjutkan ke jenjang pendidikan

sekolah menengah atas di SMA N I Tebing Tinggi pada tahun 2005.
Tahun 2008 penulis lulus dari SMA N I Tebing Tinggi dan pada tahun yang sama lulus
seleksi masuk IPB melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan memilih Mayor
Biologi pada Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anggota Bina Desa Badan Eksekutif
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) IPB pada tahun 2009/2010, pengajar private IPA
pada tahun 2012, pengajar biologi SMP dan SMA serta IPA di bimbingan belajar Gama Learning
Center, asisten praktikum perkembangan hewan pada tahun 2012/2013, dan asisten praktikum
biologi dasar 2012/2013. Penulis melakukan kegiatan magang di Perkebunan Kelapa Sawit PT.
Tunggal Perkasa Plantation Indragiri Hulu, Riau, dan melakukan kegiatan studi lapangan di Pantai
Pangandaran dengan judul Habitat In-situ Rafflesia patma di Pantai Pangandaran Ciamis, Jawa
Barat. Selain itu penulis juga melakukan kegiatan praktek lapangan di PTPN III dengan judul
Proses Pengolahan Minyak dan Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit di Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

`

viii


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................................. ....

viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. …

viii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................

viii

PENDAHULUAN ......................................................................................................

1

Latar Belakang ....................................................................................................


1

Tujuan .................................................................................................................

1

BAHAN DAN METODE ...........................................................................................

1

Waktu dan Tempat ..............................................................................................

1

Kriteria Probandus ..............................................................................................

1

Penentuan Usia ....................................................................................................


2

Penentuan penggunaan alat kontrasepsi (KB) .....................................................

2

Pengeluaran Keluarga Per Bulan.........................................................................

2

Analisis Data .......................................................................................................

2

HASIL ........................................................................................................................ .

2

PEMBAHASAN .........................................................................................................


5

SIMPULAN ................................................................................................................

6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

6

LAMPIRAN ................................................................................................................

8

`

viii

DAFTAR TABEL
Halaman

1
2
3

Usia subur reproduksi perempuan akseptor KB hormonal dan alamiah di Kecamatan
Pamijahan ........................................................................................................................
Perbandingan usia menarke, menopause, dan usia subur reproduksi perempuan di daerah
urban dan rural .................................................................................................................
Pengeluaran keluarga perbulan (PKP) .............................................................................

4
4
4

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Grafik usia menopause perempuan alamiah di Kecamatan Pamijahan ............................

2

Grafik usia menopause perempuan akseptor KB hormonal

3

3

di Kecamatan Pamijahan ................................................................................................

3

Plot hubungan usia menopause dengan usia menarke pada perempuan ..........................

4

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Peta Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor...............................................................

9

2

Peta desa di Kecamatan Pamijahan..................................................................................

10

3

Lembar Persetujuan .........................................................................................................

11

4

Kuisioner .........................................................................................................................

12

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam masa kehidupannya seorang
perempuan
memiliki
kemampuan
bereproduksi yang terbatas. Kehamilan
perempuan hanya terjadi di dalam usia subur
bereproduksi sehingga mampu menghasilkan
ovum, dan terjadinya ovulasi (Sukmaningrasa
2009). Usia subur bereproduksi seorang
perempuan dihitung dari usia menopausenya
dikurangi dengan usia menarkenya. Usia
subur bereproduksi pada kehidupan seseorang
perempuan berbeda-beda.
Pubertas
merupakan
masa
awal
pematangan seksual, yaitu suatu periode
seorang anak mengalami perubahan fisik,
hormonal, dan seksual, serta awal masa
bereproduksi (Bogin 1999). Pada saat
pubertas
terjadi
peningkatan
hormon
luteinisasi (Luteinizing Hormone/LH) dan
hormon
perangsang
folikel
(Follicle
Stimulating
Hormone/FSH), sehingga
merangsang pembentukan hormon seksual
estrogen dan progesteron yang disekresikan
oleh ovarium. Perubahan pertama yang terjadi
pada masa pubertas seorang perempuan
tampak menonjolnya payudara dan terjadi
menstruasi yang pertama (menarke) (Parent et
al. 2003). Menstruasi adalah pelepasan
dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan pendarahan dan terjadi setiap bulan
(28 hari) kecuali pada saat kehamilan.
Menarke terjadi pada usia 12 tahun, tetapi bisa
juga terjadi menarke dini pada usia 9 tahun
atau menarke lambat lebih dari 17 tahun
(Bogin 1999; Suhartini 2007).
Fase reproduksi pada perempuan akan
berakhir pada saat menopause (Bogin 1999).
Menopause
adalah
keadaan
seorang
perempuan yang sudah tidak mengalami
ovulasi dan siklus menstruasi berhenti.
Ovarium akan kehilangan responsivitasnya
terhadap FSH dan LH dari pituitari, dan
terjadi penurunan produksi estrogen oleh
ovarium (Campbell et al. 2009). Kejadian
menopause pada seorang perempuan biasanya
pada usia antara 46 tahun sampai 54 tahun
(Bogin 1999). Usia menopause dipengaruhi
beberapa faktor antara lain: faktor keturunan,
nutrisi, waktu menarke, berat badan, status
sosial, pendidikan, pernikahan, penyakit yang
diderita, penggunaan alat kontrasepsi, jumlah
anak, dan kebiasaan merokok (Reis et al.
1998; Gold et al. 2001).

Kecamatan Pamijahan terletak di wilayah
Barat Kabupaten Bogor dengan luas wilayah
8.088.286 Ha dan ketinggian 500-700 mdpl.
Kecamatan Pamijahan merupakan wilayah
dataran rendah dengan kemiringan 60°. Ratarata curah hujan 250-300 mm/tahun dengan
suhu rata-rata 28°C. Kecamatan Pamijahan
terdiri dari 15 desa, 45 dusun, 135 rukun
warga, dan 457 rukun tetangga dengan jumlah
penduduk 134.214 jiwa yang terdiri dari lakilaki 68.562 jiwa dan perempuan 65.652 jiwa
dari 29.140 Kepala Keluarga (BPS 2009).
Penelitian mengenai usia subur reproduksi
perempuan di Kecamatan Pamijahan belum
pernah di laporkan. Kecamatan Pamijahan
merupakan desa yang memiliki keragaman
penduduk yang kecil karena mereka
melakukan pernikahan sesama penduduk yang
yang ada di Kecamatan Pamijahan, oleh
karena itu Kecamatan Pamijahan dapat
dijadikan laboratorium alamiah untuk
mengetahui usia subur bereproduksi di suatu
tempat.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
usia subur bereproduksi perempuan di
kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari hingga Juli 2012 di Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor (Lampiran 1).
Analisis
data
dilakukan
di
Bagian
Biosistematika
dan
Ekologi
Hewan
Departemen Biologi FMIPA IPB.
Kriteria Probandus
Probandus
penelitian
ini
adalah
perempuan Kecamatan Pamijahan yang sudah
menopause. Probandus didapat dengan cara
mendatangi desa-desa yang sudah ditentukan.
Probandus berasal dari empat desa yaitu desa
Cimayang, Cibening, Gunung Menyan, dan
Gunung Bunder I (Lampiran 2) dengan
rentang usia antara 46 sampai 54 tahun.
Keaslian suku diketahui melalui wawancara
dengan menanyakan probandus tempat lahir
dan orang tua dua generasi keatas dengan
menanyakan pertanyaan. Probandus yang
ditemukan terlebih dahulu mengisi lembar
persetujuan (Lampiran 3), setelah probandus

2

setuju, lalu
(Lampiran 4).

akan

diberikan

kuisioner

Penentuan Usia
Usia menarke dan menopause seorang
perempuan dicatat dari probandus yang sama.
Penentuan
usia
menopause
dengan
menanyakan kapan menstruasi berhenti.
Perempuan dianggap sudah menopause
apabila ia tidak menstruasi selama 1 tahun.
Penentuan tanggal pertama menstruasi sama
dengan penentuan tanggal terakhir menstruasi
hanya berbeda tahun.
Penentuan penggunaan alat kontrasepsi
keluarga berencana (KB)
Probandus yang menggunakan pil KB,
suntik
KB,
dan
implant/susuk
KB
digolongkan ke dalam akseptor KB hormonal.
Probandus yang menggunakan Intra Uterine
Device (IUD) atau spiral, steril (tubektomi),
dan kondom dimasukkan ke dalam kelompok
akseptor KB non hormonal, dan probandus
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
dimasukkan ke dalam kelompok alamiah.
Pengeluaran Keluarga Per Bulan
Pengeluaran dana keluarga per bulan
untuk konsumsi makan ditanyakan untuk
mengetahui sosial ekonomi dari probandus.
Analisis Data
Untuk menghitung usia subur reproduksi
seorang
perempuan
dengan
cara
mengurangkan tanggal terakhir menstruasi
dengan tanggal pertama menstruasi dibagi
banyaknya rata-rata hari dalam setahun
(365.25). Persentase probandus yang sudah
mengalami menopause dihitung dan diplotkan
sepanjang kelas usia yang ada. Kurva yang
sesuai untuk titik-titik ini dihitung dengan
menggunakan metode Probit Generalized
Linear Models (GLM) pada program R. Garis
horizontal yang ditarik dari persentase 50%
probandus
yang
memotong
kurva
menunjukkan median usia menopause dan
usia menarke seseorang perempuan (Venables
& Ripley 1999).

HASIL
Penelitian yang dilakukan di Kecamatan
Pamijahan
ini
ditemukan
probandus

perempuan sebanyak 420 orang dengan
rentang usia antara 31 tahun sampai 91 tahun.
Probandus yang didapat tidak semuanya telah
memasuki masa menopause. Probandus
dinyatakan
menopause
apabila
siklus
menstruasi berhenti selama 12 bulan atau 1
tahun (Gold et al. 2001). Probandus yang
telah memasuki masa menopause ditemukan
325 orang dan 95 orang probandus belum
menopause yang terdiri dari probandus yang
menggunakan alat kontrasepsi keluarga
berencana (KB) dan probandus yang
menopause alamiah (tidak menggunakan KB).
Usia rata-rata probandus yang telah
memasuki
masa
menopause
dihitung
menggunakan Probit Generalized Linear
Models (GLM). Garis horizontal persentase
50% probandus yang memotong kurva probit
menunjukkan rata-rata usia menopause dan
usia menarke seseorang perempuan. Rata-rata
usia menopause perempuan Kecamatan
Pamijahan yang alamiah berusia 45.0 tahun
dengan usia rata-rata menarke 13.5 tahun
(Gambar 1), sedangkan rata-rata usia
menopause perempuan Kecamatan Pamijahan
yang menggunakan KB hormonal 44.8 tahun
dengan usia rata-rata menarke 13.3 tahun
(Gambar 2), sehingga rata-rata usia subur
reproduksinya 31.5 tahun.
Usia menarke dan usia menopause
perempuan alamiah (tidak ber-KB) dengan
perempuan akseptor KB hormonal berbeda
dua bulan (Tabel 1).
Perempuan yang tinggal di daerah
perkotaan (urban) memiliki status gizi yang
baik daripada perempuan yang tinggal di
daerah perdesaan (rural), sehingga usia
menarke perempuan urban terjadi lebih cepat
daripada perempuan rural.
Hal ini
berhubungan
dengan
keadaan
sosial
ekonominya.
Usia subur bereproduksi perempuan rural
Kecamatan Pamijahan (31.5 tahun) lebih
pendek daripada usia subur bereproduksi
perempuan di daerah urban di Kabupaten
Bandung (35.5 tahun) (Sukmaningrasa 2009).
Usia menarke perempuan rural Kecamatan
Pamijahan 13.5 tahun (tahun 1980) lebih
cepat dibandingkan usia menarke perempuan
urban di Kabupaten Bandung yakni 14.0
tahun (tahun 1973) (Sukmaningrasa 2009),
dan begitu juga dengan usia menopausenya
(Tabel 2).

3

Persentase (%) probandus
Persentase

100%

enoMenarke

enoMenopause

50%

0%

13.54

10

45.00

20

30

40

50

60

70

80

90

Umur (Tahun)

Gambar 1 Grafik usia menopause perempuan alamiah (tidak ber-KB)
di Kecamatan Pamijahan
100%

enoMenopause

Persentase

Persentase (%) probandus

enoMenarke

50%

0%

13.34

10

44.82

20

30

40

50

60

Umur (Tahun)

Gambar 2 Grafik usia menopause perempuan akseptor KB hormonal
di Kecamatan Pamijahan

Usia
subur
bereproduksi
seorang
perempuan ditentukan oleh usia menarke dan
usia
menopausenya.
Hubungan
usia
menopause dan usia menarke perempuan di
Kecamatan Pamijahan dapat dilihat pada
Gambar 3. Hasil uji plot menunjukkan bahwa
perempuan yang menarkenya usia 13 tahun,
mengalami usia menopause rata-rata 52 tahun,
perempuan yang usia menarkenya 14 tahun
mengalami menopause rata-rata pada usia 52
tahun, dan perempuan yang usia menarkenya
15 tahun dapat mengalami menopause rat-rata

pada usia 52 tahun. Semakin lanjut usia
menarke seorang perempuan maka ada
kecenderungan usia menopausenya semakin
muda walaupun korelasinya (hubungannya)
dengan nilai R2 kurang dari 50%.
Status sosial ekonomi di Kecamatan
Pamijahan dapat dilihat dari Pengeluaran
Konsumsi Keluarga Perbulan (PKP) untuk
makan. Lebih dari 80% probandus
mempunyai PKP untuk setiap keluarga kurang
dari Rp. 1.000.000,00 (Tabel 3).

4

Tabel 1 Usia subur reproduksi perempuan akseptor KB hormonal dan alamiah di Kecamatan
Pamijahan
Probandus
Alamiah (tidak berKB)
Akseptor
KB
hormonal
Total

Jumlah
(orang)
325

Usia menarke
(tahun)
13.5

Usia menopause
(tahun)
45.0

Usia subur
reproduksi (tahun)
31.5

95

13.3

44.8

31.5

420

Tabel 2 Perbandingan usia menarke, menopause, dan usia subur reproduksi perempuan di daerah
urban dan rural
Penelitian

Kab.Bandung (urban)

Usia
Tahun
menarke menarke
(tahun)
14.0
1973

Usia
menopause
(tahun)
49.5

Usia subur
reproduksi
(tahun)
35.5

Sumber

Sukmaningrasa (2009)

Kampung Naga (rural)

14.5

1973

51.0

36.5

Vidiawati (2009)

Suku Baduy (rural)

15.0

1976

49.0

34.0

Rohmatullayaly (2010)

Kab. Cirebon (rural)

14.5

1976

48.5

34.0

Wati’ah (2011)

Kab. Pesawaran (rural)

14.6

1976

49.0

34.5

Maretta (2011)

Kecamatan Pamijahan
(rural)

13.5

1980

45.0

31.5

Penelitian ini

Gambar 3 Plot hubungan usia menopause dengan usia menarke probandus
Tabel 3 Pengeluaran Konsumsi Keluarga Perbulan (PKP)
Kategori (000)
PKP≥ Rp 1.250
PKP