Efektivitas Pendampingan terhadap Kinerja PMT-AS di Desa Sukamaju. Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pamijahan. Kecamatan Pamijahan. Kabupaten Bogor.
MARTINI. Efektivitas Pendampingan terhadap Kinerja PMT-AS di Desa Sukan~aju.
Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pamijahan. Kecamatan Pamijahan. Kabupate~l
Bogor. (Dibimbing oleli SOEKIRMAN dan MELLY LATIFAH).
Penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui dan membandingkan keragaan
input. proses pelaksanaan. output dan dampak pendampingan PMT-AS di tingkat
SDIMI dan petugas masak di desa yang didampingi d a l tidak didampingi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukamaju. Kecamatan Cibungbulallg dan
Desa Pamijahan. Kecalilatan Pamijahan. Kabupaten Bogor. Pengambilan data
dilakukan dua kali. yaitu selama bulan Pebruari - Mei 1999 untuk menilai input.
proses dan output serta bulan Juni 2000 untuk menilai dampak pendan~pi~lgan
PMTAS. Desa Sukamaju. Keca~natanCibungbulang dipilih sebagai desa yang didampingi
dan Desa Pamijahan. Kecamatan Pamijahan dipilih sebagai desa yang tidak
didanlpingi. Dari Desa Pamijahan dia~nbil5 buah SDIMI sedangkan dari Desa
Suka~najudiambil 3 SDIMI. Responden dalan~penelitian ini adalah sebanyak 8 orang
Kepala SDIMI. 63 orang guru. 12 orang petugas ~nasakdan 69 orang murid.
Data yang diku~ilpulkanterdiri dari data priliier dan data sekunder. Data
primer diku~npulkan ~nelalui wawancara dengall me~iggunakan kuesioner dan
pengamatan langsung yang berupa input dan proses pelaksa~~aa~i
PMT-AS di tingkat
SDIMI dan petugas masak. output d a ~ idampak pendampingan PMT-AS. Output
PMT-AS berupa data tentang jumlah hari rnakan anak. persen murid absen. variasi
~iiakanankudapan. persen bahan makanan lokal dan harga makanan kudapan selama
satu bulan. Untuk ~uenilaidampak pendanipingan PMT-AS diambil data pengetahuan
dan sikap p r u . petugas lnasak dali nur rid dala~ilaspek pangan. gizi dan kesehatan.
Selain itu jupa diambil data seku~iderberupa data keadaan u~numdesa penelitian dan
SDIMI yang diteliti. Data keadaan U ~ ~ U I Idesa
I
berupa data potelisi desa di bidang
pertania~?dan data penduduk menurut jenis pekerjaannya.
Data input. proses pelaksanaan dan output yang diperoleh di tingkat SDIMI
I ~ tingkat desa. kemudian dibandingkan di antara kedua desa.
dilihat secara U I ~ U di
Dampak penda~npi~lga~i
PMT-AS yang berupa data pe~igetahuandiberi skor dengan
kriteria sebagai berikut. Jika jawaban benar maka diberi nilai 1 dan jika salah diberi
nilai 1101. Skor Sang diperoleh dijumlaI&an pada setiap responden. kelnudian
digolongkan ke dalaln kriteria baik. sedang dan kurang. Jululah responden yang
masuk ke dalam masing-masing kriteria dibandingkan di antara kedua desa. Data
~nelige~lai
sikap responden d i g o l o ~ ~ g k arnenjadi
~i
sikap positif dan sikap liegatif.
Jumlah responden Sang ~ilasukpada setiap golongan dijumlahkan dan dibandingkan
di antara kedua desa. Untuk mengu.ji hipotesis penelitian niensenai perbedaan
dampal; pe~ida~lipi~igan
PMT-AS di kedua desa penelitian digunakan uji t-Student.
Hasil penelitia~i menulijukkan bah~vadalanl ha1 input PMT-AS di SDIMI
Lallg diteliti. desa Sang didampingi lebih baik daripada desa yang tidak didampingi.
Seluruh SDIMI di desa yang didanlpingi telah leilgkap iilputnya. sedangkan di desa
yang tidak didampingi terdapat 40 % SDIMI yang inputnya belum lenykap. Input
tersebut yaitu belum memiliki SK tiin pelaksana. buku petunjuk teknis. jamban
sekolah dan lembar balik siswa sehat.
Dalalll ha1 input PMT-AS pada petugas masak. desa yang didampingi lebih
baik daripada desa yang tidak didampingi. karena 66.7% SDIMI di desa yang
didampingi telah lengkap inputnya. sedangkan di desa yang tidak didampingi seluruh
SDIMI yang ada inputnya belum lengkap. Input yang belum lengkap tersebut adalah
buku petunjuk teknis dan alat masak.
Proses pelaksanaan PMT-AS di SDIMI yang diteliti di desa yang didanlpingi
lebih baik daripada desa yang tidak didampingi. Hal ini karena terdapat 66.7% SDIMI
yang nlelaksanakan cuci tangan dengan menggunakan sabun. sementara SDIMI yang
lain belulu nlenggunakan sabun. Dalam ha1 proses pelaksanaan PMT-AS pada
petugas masak. desa yang tidak dida~npingi lebih baik daripada desa yang
didampingi. Hal ini karena terdapat 40.0% SDIMI di desa yang tidak didampingi
yang seluruh bahan nlakanan kudapannya menggunakan bahan baku lokal. Senlentara
seluruh SDIMI di desa yang didanlpingi masih menlbeli sebagian atau seluruh bahan
inakanan dari luar desa.
Hasil pengamatan terhadap output PMT-AS di kedua desa menunjukkan
bahwa jumlah hari makan anak di kedua desa tidak jauh berbeda. Di desa yang
didan~pingiterdapat 33.3% SD yang n~emilikiHMA mencapai 11 sedangkan 66.7%
SD nleilliliki HMA mencapai 12. Di desa yang tidak dida~npingiterdapat 20.0% SD
yang memiliki HMA mencapai 11 sedangkan 80.0% SD nlemiliki HMA mencapai
12. Persen inurid abseil (PMA) di SDIMI di desa yang didampingi lebill rendah
daripada SDIMI di desa yang tidak didampingi. PMA di desa yang didampingi
berkisar antara 0.3 hingga 1.7. sedangkan PMA di desa yang tidak didampingi
berkisar antara 1.4 hingga 3.3. Variasi makanan kudapan di antara kedua desa tidak
terdapat perbedaan. Dalam ha1 penggunaan bahan makanan lokal. desa yang tidak
didampingi lebih baik daripada desa yang tidak didarnpingi. karena di desa yang tidak
didanlpiilgi terdapat 40% SDIMI yang seluruh bahan makanan kudapannya diperoleh
dari dalam desa. Senlentara seluruh SDIMI di desa yang didampingi masili membeli
sebagian atau seluruh ballan makanan kudapan dari luar desa. Harga makanan
kudapan di desa yang didampingi lebih baik daripada desa Sang tidak didampingi.
karena di desa yang didampingi terdapat 66.7% SDIMI yang harga kudapannya
nlencapai harga patokan n~akanankudapan PMT-AS yaitu Rp 350.00. sedangkan di
desa yang tidak didampingi harga kudapamya berkisar antara Rp 2 16.00 hingga Rp
300.00.
Berdasarkan uji t-Student terhadap pengetahuan dan sikap guru dalam
masalah pangan. gizi dan kesehatan. SDIMI di desa yang didampingi lebih baik
daripada desa yang tidak didampingi. Terdapat 85.7% guru di desa yang didampingi
dan 80.0% guru di desa yang tidak didampingi yang ter~nasuk kategori baik.
Sedangkan dalam ha1 sikap seluruh guru di kedua desa bersikap positif terhadap
masalah pangan. gizi dan kesehatan.
Berdasarkan uji t-Student terhadap pengetahuan dan sikap petugas nlasak
dalam masalah pangan. gizi dan kesehatan. desa yang tidak didalnpingi cenderung
Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pamijahan. Kecamatan Pamijahan. Kabupate~l
Bogor. (Dibimbing oleli SOEKIRMAN dan MELLY LATIFAH).
Penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui dan membandingkan keragaan
input. proses pelaksanaan. output dan dampak pendampingan PMT-AS di tingkat
SDIMI dan petugas masak di desa yang didampingi d a l tidak didampingi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukamaju. Kecamatan Cibungbulallg dan
Desa Pamijahan. Kecalilatan Pamijahan. Kabupaten Bogor. Pengambilan data
dilakukan dua kali. yaitu selama bulan Pebruari - Mei 1999 untuk menilai input.
proses dan output serta bulan Juni 2000 untuk menilai dampak pendan~pi~lgan
PMTAS. Desa Sukamaju. Keca~natanCibungbulang dipilih sebagai desa yang didampingi
dan Desa Pamijahan. Kecamatan Pamijahan dipilih sebagai desa yang tidak
didanlpingi. Dari Desa Pamijahan dia~nbil5 buah SDIMI sedangkan dari Desa
Suka~najudiambil 3 SDIMI. Responden dalan~penelitian ini adalah sebanyak 8 orang
Kepala SDIMI. 63 orang guru. 12 orang petugas ~nasakdan 69 orang murid.
Data yang diku~ilpulkanterdiri dari data priliier dan data sekunder. Data
primer diku~npulkan ~nelalui wawancara dengall me~iggunakan kuesioner dan
pengamatan langsung yang berupa input dan proses pelaksa~~aa~i
PMT-AS di tingkat
SDIMI dan petugas masak. output d a ~ idampak pendampingan PMT-AS. Output
PMT-AS berupa data tentang jumlah hari rnakan anak. persen murid absen. variasi
~iiakanankudapan. persen bahan makanan lokal dan harga makanan kudapan selama
satu bulan. Untuk ~uenilaidampak pendanipingan PMT-AS diambil data pengetahuan
dan sikap p r u . petugas lnasak dali nur rid dala~ilaspek pangan. gizi dan kesehatan.
Selain itu jupa diambil data seku~iderberupa data keadaan u~numdesa penelitian dan
SDIMI yang diteliti. Data keadaan U ~ ~ U I Idesa
I
berupa data potelisi desa di bidang
pertania~?dan data penduduk menurut jenis pekerjaannya.
Data input. proses pelaksanaan dan output yang diperoleh di tingkat SDIMI
I ~ tingkat desa. kemudian dibandingkan di antara kedua desa.
dilihat secara U I ~ U di
Dampak penda~npi~lga~i
PMT-AS yang berupa data pe~igetahuandiberi skor dengan
kriteria sebagai berikut. Jika jawaban benar maka diberi nilai 1 dan jika salah diberi
nilai 1101. Skor Sang diperoleh dijumlaI&an pada setiap responden. kelnudian
digolongkan ke dalaln kriteria baik. sedang dan kurang. Jululah responden yang
masuk ke dalam masing-masing kriteria dibandingkan di antara kedua desa. Data
~nelige~lai
sikap responden d i g o l o ~ ~ g k arnenjadi
~i
sikap positif dan sikap liegatif.
Jumlah responden Sang ~ilasukpada setiap golongan dijumlahkan dan dibandingkan
di antara kedua desa. Untuk mengu.ji hipotesis penelitian niensenai perbedaan
dampal; pe~ida~lipi~igan
PMT-AS di kedua desa penelitian digunakan uji t-Student.
Hasil penelitia~i menulijukkan bah~vadalanl ha1 input PMT-AS di SDIMI
Lallg diteliti. desa Sang didampingi lebih baik daripada desa yang tidak didampingi.
Seluruh SDIMI di desa yang didanlpingi telah leilgkap iilputnya. sedangkan di desa
yang tidak didampingi terdapat 40 % SDIMI yang inputnya belum lenykap. Input
tersebut yaitu belum memiliki SK tiin pelaksana. buku petunjuk teknis. jamban
sekolah dan lembar balik siswa sehat.
Dalalll ha1 input PMT-AS pada petugas masak. desa yang didampingi lebih
baik daripada desa yang tidak didampingi. karena 66.7% SDIMI di desa yang
didampingi telah lengkap inputnya. sedangkan di desa yang tidak didampingi seluruh
SDIMI yang ada inputnya belum lengkap. Input yang belum lengkap tersebut adalah
buku petunjuk teknis dan alat masak.
Proses pelaksanaan PMT-AS di SDIMI yang diteliti di desa yang didanlpingi
lebih baik daripada desa yang tidak didampingi. Hal ini karena terdapat 66.7% SDIMI
yang nlelaksanakan cuci tangan dengan menggunakan sabun. sementara SDIMI yang
lain belulu nlenggunakan sabun. Dalam ha1 proses pelaksanaan PMT-AS pada
petugas masak. desa yang tidak dida~npingi lebih baik daripada desa yang
didampingi. Hal ini karena terdapat 40.0% SDIMI di desa yang tidak didampingi
yang seluruh bahan nlakanan kudapannya menggunakan bahan baku lokal. Senlentara
seluruh SDIMI di desa yang didanlpingi masih menlbeli sebagian atau seluruh bahan
inakanan dari luar desa.
Hasil pengamatan terhadap output PMT-AS di kedua desa menunjukkan
bahwa jumlah hari makan anak di kedua desa tidak jauh berbeda. Di desa yang
didan~pingiterdapat 33.3% SD yang n~emilikiHMA mencapai 11 sedangkan 66.7%
SD nleilliliki HMA mencapai 12. Di desa yang tidak dida~npingiterdapat 20.0% SD
yang memiliki HMA mencapai 11 sedangkan 80.0% SD nlemiliki HMA mencapai
12. Persen inurid abseil (PMA) di SDIMI di desa yang didampingi lebill rendah
daripada SDIMI di desa yang tidak didampingi. PMA di desa yang didampingi
berkisar antara 0.3 hingga 1.7. sedangkan PMA di desa yang tidak didampingi
berkisar antara 1.4 hingga 3.3. Variasi makanan kudapan di antara kedua desa tidak
terdapat perbedaan. Dalam ha1 penggunaan bahan makanan lokal. desa yang tidak
didampingi lebih baik daripada desa yang tidak didarnpingi. karena di desa yang tidak
didanlpiilgi terdapat 40% SDIMI yang seluruh bahan makanan kudapannya diperoleh
dari dalam desa. Senlentara seluruh SDIMI di desa yang didampingi masili membeli
sebagian atau seluruh ballan makanan kudapan dari luar desa. Harga makanan
kudapan di desa yang didampingi lebih baik daripada desa Sang tidak didampingi.
karena di desa yang didampingi terdapat 66.7% SDIMI yang harga kudapannya
nlencapai harga patokan n~akanankudapan PMT-AS yaitu Rp 350.00. sedangkan di
desa yang tidak didampingi harga kudapamya berkisar antara Rp 2 16.00 hingga Rp
300.00.
Berdasarkan uji t-Student terhadap pengetahuan dan sikap guru dalam
masalah pangan. gizi dan kesehatan. SDIMI di desa yang didampingi lebih baik
daripada desa yang tidak didampingi. Terdapat 85.7% guru di desa yang didampingi
dan 80.0% guru di desa yang tidak didampingi yang ter~nasuk kategori baik.
Sedangkan dalam ha1 sikap seluruh guru di kedua desa bersikap positif terhadap
masalah pangan. gizi dan kesehatan.
Berdasarkan uji t-Student terhadap pengetahuan dan sikap petugas nlasak
dalam masalah pangan. gizi dan kesehatan. desa yang tidak didalnpingi cenderung