Criterias Develoment of Relocation of Office Building in Pekanbaru City Based on AHP (Analitycal Hieararchy Process)

A PREDICTIVE MODEL OF PROJECT SUCCESS MEASUREMENT
FOR GOVERNMENT BUILDING CONSTRUCTION PROJECTS
(CASE STUDY IN CIREBON)
MODEL PREDIKTIF PENGUKURAN SUKSES PROYEK PADA
PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH
(STUDI KASUS DI KOTA CIREBON)
Haisar Rifai1), Anton Soekiman2)
Program Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
e-mail: haisar_rifai@yahoo.com
2)
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
e-mail: soekiman@unpar.ac.id
1)

ABSTRACT
Project success is the end of the main objectives of each project, including the government building
construction projects. How well the success achievement of a government building construction
project needs to be known as one form of accountability for the use of public budgets. Related to
this, the research was conducted with the aim to produce a model of project success measurement
that can be used as a guide to measure the achievement level of the project success and can also be
used as a driver in the efforts to achieve that success. To produce it, a conceptual model was formulated based on a concept of project success and then tested and analyzed by Structural Equation

Modeling (SEM) method using data collected from 113 samples of government building construction projects. The result is a project success measurement model using mathematical equations
shaped a composite index that can be used to generate an index number called Project Success Index
of the government building construction projects.
Key words : construction project success, government building, composite index
ABSTRAK
Kesuksesan proyek adalah tujuan akhir yang utama dari setiap proyek, tak terkecuali pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah. Seberapa baik pencapaian kesuksesan dari
sebuah proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah perlu diketahui sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban atas anggaran publik yang digunakannya. Terkait hal tersebut, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah model pengukuran sukses proyek yang selain
dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan (kesuksesan) proyek
juga dapat dijadikan sebagai pendorong dalam upaya yang dilakukan untuk mencapai kesuksesan
tersebut. Untuk menghasilkannya, sebuah model konseptual yang dirumuskan berdasarkan sebuah
konsep sukses proyek diuji dan dianalisis dengan metode Structural Equation Modelling (SEM)
menggunakan data penelitian yang dikumpulkan dari 113 sampel proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah. Hasil yang diperoleh adalah sebuah model pengukuran sukses proyek berupa persamaan matematis berbentuk indeks komposit yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah
angka Indeks Kesuksesan Proyek (IKP) pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah.
Kata-kata kunci : kesuksesan proyek konstruksi, bangunan gedung pemerintah, indeks
komposit

PENDAHULUAN
Proyek konstruksi bangunan gedung merupakan salah satu jenis proyek konstruksi pemerintah

yang utama selain proyek bangunan sipil (infrastruktur) dan bangunan khusus lainnya. Di antara ketiga
jenis proyek konstruksi pemerintah tersebut, secara
nasional proyek konstruksi bangunan gedung mempunyai jumlah paket pekerjaan yang jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan kedua jenis proyek
pemerintah yang lain meskipun secara kumulatif total

nilai proyeknya masih lebih kecil daripada keduanya
(BPS, 2012).
Sebagai proyek yang sumber pembiayaannya
berasal dari anggaran publik, kinerja proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah sudah semestinya harus dapat dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu beragam aturan pun
dibuat sebagai pedoman pertanggungjawabannya.
Namun sayangnya, hingga saat ini pedoman pertanggungjawaban kinerja proyek konstruksi bangunan
gedung pemerintah tersebut ditengarai masih lebih

48 Model Prediktif Pengukuran Sukses Proyek pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Pemerintah

menekankan pada aspek kuantitatif berupa akuntabilitas finansial terkait dengan penggunaan anggarannya saja. Aspek lain di luar akuntabilitas finansial
dirasa be-lum begitu terlalu mendapat perhatian. Semestinya, selain secara akuntabilitas finansial harus
dapat dipertanggungjawabkan, ketercapaian tujuan
proyek pun harus dapat dipertanggungjawabkan pula, karena setiap proyek yang dilaksanakan pasti memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai. Dalam hal
ini, kesuksesan proyek sebagai tujuan akhir dari setiap proyek (Chan dan Chan, 2004) harus dapat diukur

dan dinilai bagaimana atau seberapa baik tingkat
pencapaiannya.
Untuk dapat mengukur kesuksesan proyek
konstruksi bangunan gedung pemerintah tersebut diperlukan suatu pedoman sebagai acuannya. Sayangnya, hingga saat ini pedoman yang dapat dijadikan
sebagai acuan untuk mengukur sukses proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah secara formal
masih belum tersedia. Kajian dan penelitian untuk
mengembangkan mekanisme serta model pengukurannya berdasarkan pada suatu landasan teori tertentu
masih perlu banyak dilakukan. Hal ini mengingat karena secara umum konsep tentang sukses proyek merupakan sesuatu yang ambigu, kompleks dan tidak
eksak (Chan dan Chan, 2004). Para pakar dan peneliti
dalam bidang manajemen proyek pun masih berbeda
pendapat serta memiliki pandangan yang beragam
tentang apa yang disebut sukses proyek dan bagaimana mengukurnya (Pinto dan Slevin, 1998 dalam
Khosravi dan Afshari, 2011).
Secara tradisional, sejak beberapa dekade yang
lalu sukses proyek biasanya diukur dengan dasar
waktu, biaya dan kualitas atau yang lebih dikenal dengan istilah "iron triangle" (Atkinson, 1999). Namun
seiring dengan dinamika yang terjadi pada sektor industri konstruksi dalam beberapa tahun terakhir, ukuran sukses proyek konstruksi telah berkembang
mencakup banyak aspek yang lain. Kelemahan utama
dari ketiga ukuran yang ada tersebut adalah karena sifatnya yang "lagging" sehingga tidak dapat digunakan untuk mengendalikan dan membantu meningkatkan kinerja selama proyek berlangsung (Haponava
dan Al-Jibouri, 2009).

Paradigma baru yang berkembang mengubah
pandangan sukses proyek yang semula hanya bersifat
"lagging" menjadi berkembang agar juga bersifat
"leading", sehingga pengukuran sukses proyek diharapkan dapat membantu meningkatkan efisiensi, kualitas kinerja serta mengidentifikasi kemungkinan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja yang lebih baik dalam mencapai kesuksesan (Wegelius-Lehtonen,
2001). Dalam hal ini pengukuran sukses proyek tidak
hanya untuk menilai hasil yang telah lalu saja tetapi
juga dapat digunakan untuk memperkirakan dan
menstimulasi tindakan di masa depan.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan suatu model pengukuran
sukses proyek yang bersifat prediktif pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah,
sehingga selain dapat digunakan sebagai pedoman
untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan (kesuksesan) proyek juga dapat dijadikan sebagai pendorong dalam upaya yang dilakukan untuk mencapai
tujuan (kesuksesan) proyek tersebut.
METODE PENELITIAN
Menurut Nardo et al. (2008) dan Abdulrahman
(2010), aggregasi untuk membentuk sebuah indikator
komposit telah menjadi tren yang cukup populer dalam pengembangan sebuah model saat ini. Mengacu
pada hal tersebut, konsep model prediktif sukses proyek yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah berupa indeks komposit sukses proyek yang merupakan aggregasi dari variabel-variabel pembentuknya. Dalam hal ini sukses proyek dianggap sebagai
hasil (variabel dependent) dari aggregasi faktor-faktor yang mempengaruhi sukses proyek (variabel independent) dan besarnya nilai indeks komposit sukses

proyek ditentukan oleh besarnya nilai serta bobot dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya tersebut.
Sebagai dasar pembentukan model konseptual,
konsep sukses proyek yang dikemukakan oleh Baccarini (1999) serta hasil penelitian Baccarini dan Collins (2004) dijadikan sebagai landasan teori. Dalam
hal ini sukses proyek dibentuk oleh dua komponen
(faktor) yang mempengaruhinya, yakni sukses produk (hasil) dan sukses manajemen proyek (proses).
Di samping itu, sukses manajemen proyek (proses)
juga diketahui mempunyai korelasi berupa pengaruh
positif terhadap sukses produk (hasil).
Model konseptual yang dimaksud tersebut pada dasarnya hampir sama dengan persamaan regresi
linear berganda. Namun karena di antara kedua komponen (faktor) pembentuk sukses proyek yang menjadi variabel tersebut terdapat korelasi maka model
menjadi lebih kompleks dan lebih tepat jika dianalisis
salah satunya dengan teknik analisis jalur. Selain itu,
karena sukses proyek serta kedua komponen (faktor)
pembentuk sukses proyek yang menjadi variabelnya
juga merupakan konsep yang abstrak (konstruk) dan
tidak dapat diukur secara langsung maka untuk mengukurnya diperlukan indikator sehingga lebih tepat
jika dianalisis salah satunya dengan menggunakan
teknik analisis faktor.
Berdasarkan kedua kondisi tersebut, salah satu

metode yang dianggap tepat untuk dapat menyelesaikan masalah pada penelitian ini adalah Structural
Equation Modelling (SEM). Dengan menggunakan
SEM, teknik analisis jalur untuk mengetahui hubungan antar variabel dan teknik analisis faktor untuk me-

Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58

49

ngu
ukur variabel dapat digabu
ungkan secaraa bersamaan
ke dalam
d
satu rangkaian prosees analisis.
Dari dua jenis
j
SEM yaang ada dan populer
p
saat
ini, yakni SEM berbasis

b
kovaarians dan SE
EM berbasis
variians/komponeen, penelitiann ini dianggap
p lebih tepat
men
nggunakan SEM
S
berbasiss varians/kom
mponen dengaan pendekataan Partial Leeast Square atau PLSSEM
M, karena pad
da dasarnya penelitian
p
ini lebih bersifat exploratory dan
d bertujuann untuk merekkomendasikan
n hubungan prediktif
p
antaar variabel berdasarkan
b
suatu landasan teori

t
atau penngembangan suatu teori
tertentu yang beelum dibuktikkan secara em
mpiris melalui hasil penelitiian yang kuaat sebelumnyaa (Henseler
et al.,
a 2009 dan Hair
H et al., 20011).
Speesifikasi Mod
del
Dalam SE
EM terdapat dua
d jenis moddel yang harus dispesifikasiikan (Henseler et al., 200
09; Hair et
al., 2011), yaknii model struk
ktural dan moodel pengukuran. Model strruktural mereepresentasikann hubungan
antaar variabel laaten (konstruk
k), sedangkann model pengu
ukuran mereppresentasikan hubungan antara konstruk
k dengan indikator-indikatornya.
Pada peneelitian ini, model

m
strukturral dibentuk
darii pengembanngan model konseptual
k
meenurut teori
(Baaccarini, 19999 serta Baccaarini dan Colllins, 2004)

Kinerja Pengadaan
Perencana
(PPR)

Kinnerja Penyusunan
Program &
Pem
mbiayaan (PPP)

yang diadaaptasikan denngan mekanissme pelaksannaan
proyek kon
nstruksi banguunan gedung pemerintah.
p

D
Dari
proses adap
ptasi tersebutt, sukses prosses yang padaa awalnya meerupakan linggkup sukses manajemen prop
yek dikembbangkan mennjadi 7 (tujuhh) variabel laaten
(konstruk) yang saling berkaitan. Ketujuh
K
konsttruk
tersebut meerupakan adaaptasi dari faaktor-faktor yang
y
mempengarruhi sukses proyek konstruuksi menurut penelitian Saqib et al. (20008) dan diseesuaikan denngan
alur prosess mekanisme (siklus proyyek) pelaksannaan
proyek konnstruksi banggunan gedung
g pemerintah untuk memennuhi aspek konntekstualitasnnya.
Adappun terkait huubungan antaar konstruk yang
y
merepresenntasikan modeel struktural, dalam
d
hal ini hasil penelitiaan Haponavaa dan Al-Jiboouri (2010) serta
Arditi dan Gunaydin (19997) terkait dengan

d
pengaaruh
kinerja antaar tahap dalaam suatu sikllus proyek koonstruksi dijaddikan sebagaii landasan teo
ori yang menndukung. Men
nurut hasil-hasil penelitian
n tersebut, kebberhasilan kinnerja suatu taahap akan berrpengaruh terrhadap keberhhasilan kinerja tahap berikkutnya serta berb
pengaruh terhadap kineerja produk akhir
a
dan kinnerja
proyek secara keseluruhhan. Spesifikasi model strruktural berdassarkan uraiann tersebut adaalah seperti teerlihat pada Gaambar 1.

Kinerja Pengadaan
Pengaawas
(PPW)

Sukses
Kinerja Proyeek
(PRYK)

Kinerja Konstruksi Pengawasan &
Pemeliharaan (KPP)

Kinerja Persiaapan
Kegiatan
(PK)

Kinerja
Perencanaan
Teknis
(PT)

Kinerja Pengadaan
P
Kontrraktor
(PK
KT)

Sukses Produuk
(PRDK)

Gambar 1. Model
M
Konsep
ptual Pengem
mbangan (Spessifikasi Modeel Struktural)

Adapun teerkait spesifikkasi model pengukuran,
p
indiikator-indikattor yang dig
gunakan untuuk masingmassing konstrukk merupakan kompilasi haasil adaptasi
darii berbagai litteratur (seperrti Garvin, 1987; Chan,
200
01; Poon et all., 2001; Nguuyen et al., 20004; Bacca-

rini dan Coollins, 2004; W
Wang dan Huang, 2006; Doloi
dan Lim, 2007;
2
Haponaava dan Aljibouri, 2009; serta
s
Haponava dan Aljibouuri, 2010) yang disesuaiikan
dengan konnteks pelaksaanaan proyekk konstruksi bangunan ged
dung pemerinntah.

50 Model Predikttif Pengukuran
n Sukses Proyekk pada Pelaksaanaan Proyek Konstruksi
K
Banngunan Gedun
ng Pemerintah

Dari hasil identifik
kasi dan inveentarisasi indiikator-indikatoor tersebut dipperoleh total 90
9 (sembilan pu-

luh) inndikator untukk seluruh konnstruk yang adda, sebagaimanna tercantum pada Tabel 1.
1

Tabel 1. Ind
dikator-Indikaator yang diguunakan untukk masing-masing konstruk

Eco Rekayasa/Vol.1
R
10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58

51

Tabbel 1. Indikatoor-Indikator yang
y
digunakaan untuk massing-masing konstruk
k
(lanjuutan)

Model pen
ngukuran yanng diajukan pada
p
penelin ini ada yang
g bersifat refl
flektif dan adaa juga yang
tian
berssifat formatiff. Dalam hall ini, dari 9 (sembilan)
mod
del pengukurran yang ada, model pengu
ukuran yang
berssifat reflektiff hanya ada 1 (satu), yaknii model pengu
ukuran dengaan konstruk "sukses
"
kinerj
rja proyek",
adaapun 8 (delapan) model peengukuran lainnya merupak
kan model penngukuran yan
ng bersifat forrmatif.
Konstruk "sukses kinerrja proyek" leebih bersifat
"tarrget" dan inddikator pun leebih bersifat manifestasi
sertta cenderung bukan sesuattu yang dapatt dikendalikan
n, oleh karena itu model pengukuran bersifat reflekktif. Sedangkkan delapan konstruk
k
lainnnya, konstruk
k lebih bersiffat sebagai "predictor" terhhadap "sukses kinerja proyyek" dan indiikator pun lebbih bersifat
mem
mpengaruhi, menyebabkann atau membentuk mak-

na konstruk
k serta cenderrung merupakkan sesuatu yang
y
dapat diken
ndalikan, olehh karena itu model
m
pengukkuran bersifat formatif.
Instrumen
n dan pengum
mpulan data penelitian
Padaa proses peneelitian ini, sppesifikasi moodel
pengukuran
n dijadikan seebagai pedom
man dalam pennyusunan instru
umen penelittian untuk kep
perluan penguumpulan data yang dibutuhhkan. Instrum
men yang diguunakan pada peenelitian ini aadalah berupaa kuesioner beerisi
daftar pertaanyaan yang ditujukan unntuk mengetaahui
tingkat pencapaian inddikator dari masing-massing
konstruk daalam pelaksannaan suatu prroyek konstruuksi
yang menjaadi sumber daata penelitian.. Parameter penilaian yang digunakan unntuk masing-m
masing indikator
berbeda-beda. Jenis dataa yang digunnakan dalam ins-

52 Model Predikttif Pengukuran
n Sukses Proyekk pada Pelaksaanaan Proyek Konstruksi
K
Banngunan Gedun
ng Pemerintah

trumen ini adalah data kuantitatif
k
yan
ng bersifat orrdinal dengan skala 5.
Sumbber data padaa penelitian in
ni adalah proyyek
konstruksi bangunan
b
geddung pemerinntah di Kota Cirebon. Jumllah sumber data
d yang diteentukan pada penelitian ini mengacu paada salah satuu rule of thuumb
jumlah sam
mpel ideal yanng diperlukan
n untuk anallisis
dengan PLS
S-SEM, yaknii minimal sam
ma dengan seepuluh kali jum
mlah jalur (p
path) terbanyaak yang mennuju
satu konstrruk (Henseler et al., 20009; Hair et al.,
2011). Dalaam hal ini, kaarena jumlah jalur (path) terbanyak yan
ng menuju sattu konstruk ada
a 4 buah maka
berarti jumllah minimal sumber
s
data yang diperlukkan
adalah sekittar 40 buah. Jumlah
J
sumbber data yang lebih banyak akan mempeeroleh hasil analisis
a
yang lebih akurat.
Penguumpulan datta yang dip
perlukan terkkait
tingkat penncapaian ind
dikator dari masing-massing
konstruk daalam pelaksannaan suatu prroyek konstruuksi
yang menjaadi sumber daata pada peneelitian ini dilaakukan dengan
n cara mencarri informasi langsung
l
kepada
narasumberr dan atau meenyebarkan in
nstrumen (kueesioner) penellitian kepadaa narasumberr yang diangggap
mengetahuii data yang diperlukan
d
terrkait dengan pelaksanaan suatu
s
proyek konstruksi yang
y
ditanyakkan.
Narasumberr tersebut addalah para peersonil (para pihak) yang terlibat dalam
m pelaksanaaan suatu proyyek
konstruksi yang
y
ditanyak
kan, baik darri unsur penggguna (PA/KPA
A, user) mauppun unsur pen
ngelola kegiaatan
proyek (PPK
K, Panitia Penngadaan).

HASIL
L DAN PEM
MBAHASAN
Karak
kteristik sam
mpel proyek
Proyek konsttruksi bangun
nan gedung pemerinp
tah yanng dijadikan sebagai sumbber data (sam
mpel) pada pennelitian ini bberjumlah 1133 (seratus tigga belas)
proyek
k. Proyek-prooyek tersebuut merupakann proyek
konstruuksi bangunaan gedung peemerintah Koota Cirebon paada Tahun Annggaran 20122 yang tersebaar di berbagai instansi
i
dengaan karakteristtik yang beraggam.
Dari beberappa kategori yang
y
ditentukkan, proyek-prroyek konstruuksi yang mennjadi sampel pada penelitiann ini memiliiki karakterisstik dengan distribusi
d
frekueensi sebagai bberikut : (i) jenis bangunann proyek:
saranaa aparatur (23,89%), saranaa kesehatan (14,16%)
(
dan saarana pendidiikan (61,95%
%); (ii) pekerjaan proyek: reehabilitasi rinngan (7,96%), rehabilitasi sedang /
berat (38,05%) daan pembanguunan baru (553,98%);
(iii) juumlah lantai bangunan
b
proyek : tidak beertingkat
(68,144%), 2 lantai (30,09%) dann > 2 lantai (1,77%);
(
(iv) jenis kontrak kkonstruksi : lumpsump
l
fixxed price
(100%
%); serta (v) triwulan
t
wakttu pelaksanaaan konstruksi : triwulan 2 (51,33%) dan triwulan 3 (448,67%).
Statisttik deskriptiff data penelitian
Dari proses pengumpulan
n data dengann menggunakaan instrumenn penelitian terhadap
t
1133 proyek
yang menjadi
m
sumbber data (sam
mpel) penelitiaan diperoleh hasil
h
penilaiann tingkat penccapaian indikkator dari
masing
g-masing konnstruk dengann nilai rata-raata untuk
tiap-tiaap indikator sseperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nillai rata-rata (m
mean) indikattor

Hasil evalu
uasi model
Pada penelitian inni, berdasarkaan data yang telah terkumppul sebagai innput-nya, denngan mengguunakan softwarre SmartPLS 2.0 M3 (Ringgle et al., 20005),
proses identtifikasi dan estimasi
e
modeel dilakukan m
melalui perhituungan PLS-Allgorithm deng
gan Path Weiighting Schemee sebagai mettode estimasinnya. Setelah mom
del yang diiajukan terideentifikasi dann diestimasi, selanjutnya dilakukan
d
evaaluasi terhadaap model berrdasarkan padda hasil estim
masi yang diidapat. Evaluuasi
model dilakkukan dengan
n mengikuti pendekatan
p
tw
wo-

step proccess seperrti dikemukaakan oleh Hennseler et
al. (20009) dan Hairr et al. (20111), yakni denngan melakukaan pemisahann proses anntara evaluasi model
pengukkuran dan evvalusi model struktural. Daalam hal
ini evaaluasi model ppengukuran dilakukan
d
terllebih dahulu untuk
u
memasttikan terpenuuhinya kriteriaa tingkat
kelayaakan model ppengukuran, kemudian
k
setelah itu
baru dilakukan
d
evalluasi model sttruktural.
Hasil evaluasi model secara keseluruhhan pada
penelittian ini adalaah diperolehnyya model yanng fit dengan konstruk
k
dan indikator yaang reliabel ddan valid

Eco Rekayasa/Vol.1
R
10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58

53

berd
dasarkan penngujian modell (pengukurann dan strukturaal) sebagaimaana terlihat paada Gambar 2.
2
Adapun kesimpulan
k
akkhir terkait model
m
tersebut adalah bahw
wa secara statiistik model daapat dikatakan
n cukup baik dan dapat diiterima. Hal ini didasarkan
n pada fakta empiris bahwaa:
1. Seluruh konsstruk dan inddikator yang ada dalam
model
m
tersebut telah mem
menuhi syaratt reliabilitas
dan
d
validitass berdasarkann hasil evalu
uasi model
pengukuran
p
(
(baik
reflektiff maupun form
matif);

2. Seluruh koefisien jallur (path coeff
fficients) yangg ada dalam
m model terrsebut bernilaai signifikan dengan nillai koefisien determinasi (R
( 2) yang "daapat
diterimaa" untuk selurruh variabel laaten endogenn dalam mo
odel berdasaarkan hasil evaluasi moodel
strukturaal. Hal ini meenunjukkan bahwa
b
model dapat men
njelaskan variians dari selurruh konstruk endogenny
ya dengan baiik.

Gambaar 2. Model fitt akhir hasil evaluasi
e
Pem
mbentukan model
m
penguk
kuran suksess proyek
Model penngukuran suk
kses proyek yang
y
dimaksud
d pada peneliitian ini adalah model beerbentuk indek
ks komposit berupa
b
aggreggasi (penggabbungan) dari
variiabel-variabell pembentuk
k (yang mem
mpengaruhi)
kesuksesan proyyek untuk meenghasilkan sebuah
s
angka indeks (yaknni angka "Indeeks Kesuksessan Proyek"
atau
u "IKP") yanng mencerminnkan gambaraan secara u-

mum tingk
kat pencapaiian kesuksessan pelaksannaan
proyek kon
nstruksi banguunan gedung pemerintah
p
seecara keseluru
uhan. Dalam hal ini suksees kinerja prooyek
dianggap sebagai
s
hasil (variabel deppendent) darri agregasi fakttor-faktor yanng mempengaaruhi sukses prop
yek (variabbel independeent) dan besarrnya nilai inddeks
komposit sukses
s
kinerjaa proyek diteentukan oleh besarnya nilaii serta bobot dari faktor-faaktor yang mem-

54 Pengembangan
P
n Kriteria-kriteeria Rencana Pemindahan
P
Peerkantoran di Kota
K
Pekanbarru....

pengaruhinyya tersebut. Dengan
D
menggadaptasi rum
mus
persamaan yang diguunakan olehh Abdulrahm
man
(2010), secara matematiis Indeks Kessuksesan Proy
oyek
(IKP) tersebbut dapat diru
umuskan sebaagai berikut :

I kp 

 w x .V x
n

x 1

V x   w yx .i yx

memperoleh hasil ssebagaimana terlihat pada Tabel 3
dan Taabel 4.
Tabel 3. Nilai Totall Effect tiap konstruk
k
terhaadap
konstruk "SSukses Kinerjja Proyek"

((1)

n

y 1

dengan
x,y =
Ikp
=
wx
=
Vx
=
wyx =
iyx
=

((2)

1,2,3, …, n
inndeks kesukseesan proyek
bo
obot variabel ke-x
niilai variabel ke-x
k
bo
obot indikatorr ke-y dari varriabel ke-x
niilai indikator ke-y
k dari variiabel ke-x

Berdaasarkan rumuus (1) dan (2)) tersebut, unntuk
dapat mengghasilkan nilaai "IKP" diperlukan nilai ddari
variabel-varriabel (konstrruk) pembenttuknya (Vx) berikut masing--masing bobootnya (wx). Nilai
N
variabel--variabel pembbentuk (Vx) merupakan indeks kompoosit
variabel seb
bagai hasil (v
variabel depenndent) dari aggregasi indikaator-indikator yang membbentuk konsttruk
terkait (varriabel indepeendent) dan besarnya
b
inddeks
komposit variabel
v
tersebbut ditentukaan oleh besarnnya
nilai indikaator-indikatorr yang membbentuk konsttruk
(iyx) berikutt masing-maasing bobotnyya (wyx). Dallam
hal ini, bobot masing-maasing variabel yang membbentuk "IKP" (w
( x) adalah reepresentasi dari besarnya pengaruh maasing-masing variabel terrsebut terhaddap
konstruk suukses proyek. Adapun bo
obot masing-m
masing indikattor yang mem
mbentuk konsttruk (wyx) adaalah
representasii dari besarnyya kontribusii masing-massing
indikator terrhadap konstrruk yang dibeentuknya.
Dari model fit akkhir dengan kesimpulan
k
yaang
dapat dikataakan cukup baik dan dapatt diterima (Gaambar 2), bessarnya pengaaruh masing-m
masing variaabel
(konstruk) terhadap
t
konnstruk sukses proyek (wx) diperoleh darri perhitungann pengaruh tootal (total effe
fect)
konstruk yaang menunjuk
kkan besarnyaa pengaruh keeseluruhan (dirrect dan indirrect effect) daari suatu variaabel
(konstruk) predictor
p
terhhadap variabeel (konstruk) llain
yang menjaadi target penngaruhnya, seedangkan bessarnya kontribbusi masingg-masing ind
dikator terhaddap
konstruk yaang dibentuk
knya (wyx) diiperoleh melaalui
perhitungann nilai outer weight yang
g mencerminkkan
tingkat kepeentingan relaatif (relative importance)
i
ddari
38 (tiga pulluh delapan) indikator
i
dalaam konstruk fformatif yang telah
t
reliabel dan valid.
Perhiitungan pengaruh total (tootal effect) seerta
nilai outer weight indikaator dalam ko
onstruk form
matif
dengan meenggunakan software
s
Sm
martPLS 2.0 M3

Tabel 4. Nilai Outer Weight darii seluruh indikkator
formatif daalam model akhir

Setelah besarrnya pengaruuh masing-maasing variabel (konstruk) tterhadap konnstruk suksess proyek
(wx) dan besarnya kontribusi masing-masing
m
g indikator terh
hadap konstruuk yang dibeentuknya (wyx) diperoleh sep
perti terdapatt pada Tabel 3 dan Tabel 4, untuk
dapat menghasilkann nilai "IKP"" selanjutnya diperlukan niilai indikator--indikator yan
ng membentuuk konstruk (iyx
).
Nilai
tiap-tiap
indikato
or
tersebut diddapat day
ri hasiil penilaian seecara langsun
ng terhadap pencapaip
an inddikator bersanngkutan (deng
gan menggunakan pedomann ukuran atauu parameter teertentu untuk tiap-tiap
indikattor) pada pellaksanaan prooyek konstrukksi yang
sedangg diukur. Adaapun untuk keperluan
k
perhhitungan
angka indeks, nilai untuk tiap-tiiap indikator mempunyai reentang (rangee) antara 0 - 1. Nilai terseebut merupakaan cerminan ttingkat pencaapaian sebuahh indikator muulai dari 0% (minimal) hingga
h
100% (maksimal).
mus (1) dan (2) di aDengan mennggunakan rum
KP" mautas, peerhitungan anggka indeks baaik untuk "IK
pun un
ntuk masing--masing variaabelnya denggan nilai
indikattor yang makksimal (iyx=1) akan mengghasilkan

Eco Rekayasa/Vol.1
R
10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58

55

sebuah angka inndeks dengan
n nilai yang lebih besar
darii 1 (satu). Seedangkan unttuk keperluann model pengu
ukuran suksess proyek yanng dimaksud pada penelitiaan ini, nilai indeks dimaaksud memilliki rentang
(ran
nge) antara 0 - 1 yang menncerminkan tingkat
t
pencap
paian kesukseesan proyek mulai
m
dari 0%
% (minimal)
hing
gga 100% (m
maksimal). Olleh karena ituu, untuk dapat memenuhi maksud terseebut, koefisieen masing"
(wx) daan koefisien
massing variabel pembentuk "IKP"
tiap
p-tiap indikatoor (wyx) pada masing-masiing variabel
pem
mbentuk "IKP
P" tersebut harus
h
disesuaiikan (dimodifiikasi) dengan
n tanpa menggubah maknaa koefisienkoeefisien tersebuut yang menuunjuk-kan besarnya konstrib
busi atau penngaruh dari masing-masin
m
ng variabel
dan
n indikator.
Teknik mo
odifikasi yang
g dilakukan untuk
u
mempero
oleh nilai koefisien sebaggaimana dimaaksud tersebut pada penelitian ini adalahh seperti yangg dilakukan
oleh
h Abdulrahm
man (2010), yakni dengan cara menghasilkan nilai noormalized weight dari massing-masing
koeefisien variabbel dan indikkator. Nilai normalized
weiight variabel merupakan
m
bo
obot relatif (rrata-rata) tiap variabel
v
dalam
m model seddangkan nilai normalized
weiight indikatorr merupakan bobot relatiff (rata-rata)
tiap
p indikator daalam masing-m
masing variabbel.
Perhitungaan nilai norm
malized weigght variabel
untu
uk memperolleh nilai koeffisien masing--masing variabbel pembentuuk "IKP" (wx) yang baru adalah
a
sebagaim
mana terlihat pada Tabel 5.
5

Tabel 6. Niilai Normalizeed Weight ind
dikator

Denggan diperolehhnya nilai kooefisien masiingmasing varriabel pembenntuk "IKP" (w
wx) dan nilai koek
fisien dari masing-masin
m
ng indikator pembentuk
p
koonstruk (iyx) yaang baru, moddel prediktif pengukuran
p
ssukses proyek yang dimakssud pada pen
nelitian ini seccara
matematis dapat
d
direpresentasikan deengan rumus perp
samaan Inddeks Kesukseesan Proyek ("IKP") sebaagai
berikut :
IKP = (00,2941 x Prroduk) + (0,4104 x kpp) +
(00,0157 x ppw)) + (0,0194 x pkt) + (0,04882 x
ptt) + (0,0075 x ppr) + (0,1601
(
x pkk) +
(3)
(00,0446 x ppp))

Tabbel 5. Nilai Normalized
No
Weeight variabell

Dengan caara yang sam
ma, perhitungaan nilai normallized weight indikator unntuk mendappatkan nilai
koeefisien dari masing-masin
m
ng indikator pembentuk
kon
nstruk (iyx) yaang baru mem
mperoleh hassil sebagaiman
na terlihat padda Tabel 6.

dengan :
Produk = (0,3950 x pprdk1) + (0,11779 x prdk22)
(0,3465 x prdk3)
p
+ (0,08
806 x prdk4)
kpp
= (0,1365 x kpp1) + (0,22785 x kpp44)
(0,0690 x kpp9)
k
+ (0,00678 x kpp100)
(0,0391 x kkpp15) + (0,2
2203 x kpp188)
(0,1889 x kpp19)
kp
ppw
= (0,2440 x pppw3) + (0,11555 x ppw77)
(0,6005 x ppw10)
pp
pkt
= (0,2981 x pkt1) + (0,1206 x pkt33)
(0,1693 x pkt6) + (0,33219 x pkt88)
(0,0901 x pkt9)
p
pt
= (0,1061 x pt1) + (0,1761 x pt2))
(0,1300 x pt7) + (0,3224 x pt9))
(0,2654 x pt10)
p
ppr
= (0,4178 x ppr3) + (0,1
1541 x ppr77)
(0,4281 x ppr10)
pp
pk
= (0,1058 x pk1) + (0,00954 x pk2)
(0,0245 x pk3) + (0,33238 x pk5)
(0,3167 x pk6)
p
+ (0,13388 x pk7)
ppp
= (0,3124 x pppp1) + (0,11955 x ppp44)
(0,1146 x pppp6) + (0,22663 x ppp88)
(0,1112 x ppp9)
pp

56 Pengembangan
P
n Kriteria-kriteeria Rencana Pemindahan
P
Peerkantoran di Kota
K
Pekanbarru....

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

Dari model tersebut di atas terlihat bahwa untuk mengukur sukses proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah terdapat dua variabel (konstruk)
yang memiliki bobot (pengaruh) paling besar, yakni
"sukses produk" dan "sukses kinerja konstruksi – pengawasan dan pemeliharaan (kpp)". Dengan kata lain,
sukses kinerja proyek dalam hal ini dipengaruhi paling dominan oleh dua komponen, yakni "sukses produk" dan "sukses kpp". Hal ini sejalan dengan landasan teori yang dikemukakan oleh Baccarini (1999)
yang menyatakan bahwa sukses proyek mempunyai
dua komponen pembentuk, yakni sukses produk dan
sukses manajemen proyek. Pada penelitian ini, "sukses kpp" memiliki bobot (pengaruh) yang lebih besar
daripada "sukses produk", hal ini kemungkinan besar
disebabkan karena selain mempengaruhi "sukses kinerja proyek" secara langsung "sukses kpp" juga
mempunyai pengaruh terhadap "sukses produk" yang
secara langsung mempengaruhi "sukses kinerja proyek", oleh karena itu maka secara keseluruhan "sukses kpp" mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada "sukses produk". Hal ini pun sejalan dengan
hasil penelitian Baccarini dan Collins (2004) terkait
hubungan antara sukses manajemen proyek dan sukses produk yang menunjukkan adanya korelasi yang
positif di antara keduanya, sekaligus menjawab apa
yang dikemukakan oleh Heravi dan Ilbeigi (2012)
terkait belum adanya model kuantitatif yang komprehensif untuk mengukur sukses proyek dengan mempertimbangkan perbedaan antara sukses produk dan
sukses proses manajemen proyek.
Dari model tersebut juga terlihat bahwa konstruk-konstruk pembentuk sukses proyek yang lain selain "sukses produk" dan "sukses kpp" mempunyai
pengaruh yang sama relatif kecil bila dibandingkan
dengan "sukses produk" dan "sukses kpp". Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena keenam konstruk tersebut tidak mempengaruhi "sukses kinerja
proyek" secara langsung namun lebih berperan sebagai proses yang bersifat driver (mendukung) terhadap
"sukses kpp" yang secara langsung mempengaruhi

"sukses kinerja proyek". Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Haponava dan Al-Jibouri (2010) serta Arditi dan Gunaydin (1997) terkait dengan pengaruh kinerja antar tahap dalam suatu siklus proyek konstruksi yang menyatakan bahwa keberhasilan kinerja suatu
tahap akan berpengaruh terhadap keberhasilan kinerja
tahap berikutnya serta akan berpengaruh terhadap kinerja produk akhir dan kinerja proyek secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Sebagai sebuah hasil penelitian, terlepas dari
segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, model
pengukuran sukses proyek berupa rumus "IKP" yang
dihasilkan pada penelitian ini memiliki beberapa karakteristik penting yang dapat dijadikan sebagai kelebihan, yakni :
1. Kontekstual; didasarkan pada konteks mekanisme
pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung
pemerintah;
2. Valid; pembentukan model didasarkan pada model fit kesuksesan proyek yang dengan taraf kepercayaan 95% dapat dikatakan cukup baik dan
dapat diterima secara statistik berdasarkan data/fakta empiris yang ada sehingga variabel-variabel serta indikator-indikator terpilih yang digunakan adalah yang telah memenuhi kriteria reliabilitas dan validitas;
3. Aplikatif; model berupa persamaan matematis
yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah
angka indeks tingkat kesuksesan pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah,
meskipun untuk dapat mengaplikasikan model tersebut masih diperlukan suatu mekanisme penilaian terhadap indikator-indikator tersebut secara lebih spesifik dan detail agar pengukuran yang dilakukan dapat memperoleh hasil yang lebih akurat;
serta
4. Prediktif; konstruk predictor yang membentuk
model adalah konstruk formatif dengan indikator
yang bersifat "leading".

DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman, A., 2010, The Development of A Per-formance Measurement Framework for FE/HE CoLocation Construction Projects, Published Thesis, School of The Built Environment, Heriot-Watt
University, Scotland.
Arditi, D. dan Gunaydin, H.M., 1997, Total Quality Management in The Construction Process, International
Journal of Project Management, Vol. 15, No. 4, pp. 235-243.
Atkinson, R., 1999, Project Management : Cost, Time and Quality, Two Best Guesses and A Phenomenon, Its
Time to Accept Other Success Criteria, International Journal of Project Ma-nagement, Vol. 17, No. 6,
pp. 337-342.
Baccarini, D., 1999, The Logical Framework Method for Defining Project Success, Project Management
Journal, Vol. 30, pp. 25–32.

Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58

57

Baccarini, D. dan Collins, A., 2004, The Concept of Project Success - What 150 Australian Project Managers
Think, Australian Institute of Project Management (AIPM) Conference, 10-12 Oktober 2004, Perth,
Australia.
BPS., 2012, Statistik Indonesia 2012, Sektor Kons-truksi, Hal. 357-358 (diunduh dari website :
http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/si_2012 /index3.php ?pub=Statistik Indonesia 2012).
Chan, A.P.C., 2001, Framework for Measuring Success of Construction Projects, Report 2001- 003-C-01,
Brisbane: CRC for Construction Innovation.
Chan, A.P.C. dan Chan, A.P.L., 2004, Key Performance Indicators for Measuring Construction Success,
Benchmarking : An International Journal, Vol. 11, No. 2, pp. 203-221.
Doloi, H. dan Lim, M.Y., 2007, Measuring Performance in Construction Projects – A Critical Analysis with
An Australian Perspective, Proceedings The Construction and Building Research Conference of The
Royal Institution of Chartered Surveyors Georgia Tech, 6-7 Sep-tember 2007, Atlanta, USA.
Garvin, D.A., 1987, Competing on The Eight Dimensions of Quality, Harvard Bussiness Review, No. 87603,
November - Desember 1987.
Hair, J.F., Ringle, C.M., dan Sarstedt, M., 2011, PLS-SEM: Indeed a Silver Bullet, Journal of Marketing
Theory and Practice, Vol. 19, No. 2, pp. 139–151.
Haponava, T. dan Al-Jibouri, S., 2009, Identifying Key Performance Indicators for Use in Control of PreProject Stage Process in Construction, International Journal of Productivity and Performance
Management, Vol. 58, No. 2, pp. 160-173.
Haponava, T. dan Al-Jibouri, S., 2010, Influence of Process Performance During The Construction Stage on
Achieving End-Project Goals, Construction Management and Economics, Vol. 28, pp. 853-869.
Henseler, J., Ringle, C.M., dan Sinkovics, R.R., 2009, The Use of Partial Least Squares Path Modelling in
International Marketing, New Challenges to International Marketing, Advances in International
Marketing, Vol. 20, pp. 277–319.
Heravi, G. dan Ilbeigi, M., 2012, Development of A Comprehensive Model for Construction Project Success
Evaluation by Contractors, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol. 19, No. 5.
Khosravi, S. dan Afshari, H., 2011, A Success Measurement Model for Construction Projects, International
Conference on Financial Management and Economics IPEDR, Vol.11, pp. 186-190.
Nardo, M., Saisana, M., Saltelli, A., Tarantola, S., Hoffman, A. dan Giovannini, E., 2008, Handbook on
Constructing Composite Indicators : Methodology and User Guide, OECD Statistics Working Paper,
OECD: OECD Publishing, Paris.
Nguyen, L.D., Ogunlana, S.O. dan Lan, D.T., 2004, A Study on Project Success Factors in Large Construction
Projects in Vietnam, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol. 11, No. 6, pp.
404-413.
Poon, J., Potts, K. dan Cooper, P., 2001, Identification of Success Factors in The Construction Process, In :
17th Annual ARCOM Conference, Association of Researchers in Construction Management.
Ringle, C.M., Wende, S., dan Will, S., 2005, Smart PLS 2.0 M3 Beta, Hamburg. Website :
http://www.smartpls.de.
Saqib, M., Farooqui, R.U. dan Lodi, S.H., 2008, Assessment of Critical Success Factors for Construction
Projects in Pakistan, In : 1st International Conference on Construction In Developing Countries
(ICCIDC—I), pp. 392-404, Ka-rachi, Pakistan.
Wang, H. dan Huang, J., 2006, The Relationships Between Key Stakeholders Project Performance and Project
Success : Perceptions of Chinese Construction Supervising Engineers, International Journal of Project
Management, Vol. 24, No. 3, pp. 253-260.
Wegelius-Lehtonen, T., 2001, Performance Measurement in Construction Logistics, International Journal of
Production Economics, Vol. 69, No. 1, pp. 107-16.

58 Pengembangan Kriteria-kriteria Rencana Pemindahan Perkantoran di Kota Pekanbaru....