BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Formulasi Masalah dan Penentuan Tujuan.
Dalam bagian ini dibahas tentang formulasi masalah dan penentuan tujuan yang akan dicapai, diperlukan tahapan-tahapan analisis yang akan timbul selama
proses optimisasi query dijalankan. Aspek utama pemilihan strategi query untuk sistem basis data terdistribusi
terletak dalam penentuan strategi operasi join. Strategi operasi join dapat menggunakan fasilitas optimizer yang terdapat dalam DBMS, antara lain : Metode
Nested-Loops-Join, Block–Nested-Loops-Join, Sort-Merge-Join dan Hash Join. Tetapi tidak semua DBMS dapat melakukan strategi dengan metode-metode
tersebut. Dalam penelitian ini penulis mencoba membahas secara spesifik optimisasi join query sesuai dengan karakteristik basis data dan spesifikasi
komputer yang digunakan. Untuk memformulasi masalah terdapat beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam sistem terdistribusi, antara lain : • Biaya waktu untuk transmisi data dan biaya operasi join.
• Potensi peningkatan unjuk kerja karena adanya sejumlah simpul
yang dapat melaksanakan query secara paralel. • Karakteristik basis data.
Biaya waktu transfer data dalam jaringan dan transfer data ke dan dari disk, sangat berbeda-beda tergantung pada tipe jaringan yang dipilih dan
kecepatan akses dari disk yang digunakan. Sementara unjuk kerjanya akan sangat tergantung pada desain basis data terdistribusi yang kita terapkan serta strategi
DBMS dalam melakukan transformasi setiap perintah query. Ambil sebuah contoh perintah query sederhana, “ tampilkan semua baris
data dalam tabel pst_ke1 “. Pemrosesan query tersebut menjadi tidak sederhana,
jika tabel tersebut telah direplikasi atau difragmentasi atau sekaligus direplikasi
dan difragmentasi. Jika tabel pst_ke1 tersebut ternyata telah direplikasi, maka
dapat dengan mudah untuk memenuhi query tersebut dengan memilih salah satu
simpul tempat tabel pst_ke1 berada, dan kemudian mengeksekusi query. Jika
28 tabel tersebut tidak difragmentasi, pemilihan simpul didasarkan pada simpul yang
memberikan ongkos transmisi data paling rendah. Akan tetapi jika tabel pst_ke1
tersebut difragmentasi dan ditempatkan di berbagai simpul yang berbeda, maka harus melakukan operasi join atau union untuk merekontruksi isi seluruh tabel
pst_ke1.
Penerapan operasi di atas disamping tergantung pada bentuk perintah query, tergantung pada jenis fragmentasi yang diterapkan pada tabel terlibat. Jika
tabel pst_ke1 telah difragmentasi horizontal, perlu rekonstruksi dengan
menggunakan operasi union, tetapi jika fragmentasi dilakukan vertikal , maka rekonstruksi operasi natural join yang harus digunakan. Dalam berbagai kasus
dan berbagai keadaan banyak pilihan strategi dan metode yang harus dipetimbangkan, tetapi besar kemungkinan akan memperberat upaya optimisasi
query yang kadang-kadang menjadi tidak praktis untuk diterapkan. Percobaan dilakukan untuk menganalisis permasalahan menggunakan
tabel peserta asuransi, dengan tabel hasil fragmentasi dari peserta didekomposisi spesialisasi menjadi tabel pst_ke1 dan tabel pstaktif, tabel peserta pensiun
pstpens didekomposisi menjadi tabel pmk_ke1 dan tabel pmk_fd1. Tabel-tabel
yang digunakan dalam percobaan hanya menggunakan 5 buah tabel yang terdiri
dari tabel pstaktif, pst_ke1, pstpens, pmk_ke1 dan pmk_fd1. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan efisiensi ruang penyimpanan. Untuk lebih jelasnya situasi tabel secara keseluruhan dapat dilihat pada kamus data di bawah ini dan Diagram
E-R ditunjukkan pada Gambar 5. Kamus data dari 5 buah tabel yang dianalisis antara lain :
a. pst_ke1 no_tsp, tgl_lhr, tmt_pst, kd_bup b. pstaktif nippa, tgl_lhr, tmt_pst, sex, gaji_pokok, blth_gapok, suskel,
pangkat
c. pmk_ke1 no_tsp, tmt_pst, tglhr_ymk, tgl_kej, kd_kej, d. pmk_fd1 nippa, tmt_pst, kd_kej, tgl_klim, tgl_trans, pangkat,
gaji_pokok, thp, suskel, nama_ymk, tglhr_ymk, rp_hak
e. pstpens nopen, jenis, kp030, kp040, kp080, kp180, kp380, kp570,