Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkedaulatan, berkeadilan, mandiri, maju, berkepribadian, dan berkesejahteraan.

C. Kerangka Berfikir

Dalam kehidupan sosial, manusia akan dihadapi berbagai masalah-masalah sosial. Seperti masalah kemiskinan, pengangguran serta bertambahnya penduduk setiap tahunnya. Kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh satu faktor melainkan beberapa faktor yaitu faktor individual, faktor sosial, faktor kultural, dan faktor struktural. Faktor individual terkait dengan kemampuan seseorang menghadapi kehidupannya. Faktor sosial terkait dengan kondisi lingkunagan sosial seseorang yang mendorong menjadi miskin, misalnya sedikitnya jumlah penghasilan yang diperoleh. Faktor kultural terkait dengan budaya kemiskinan, apabila dalam diri seseorang mental-mental pengemis maka dia akan berperilaku layaknya pengemis dan akan menciptakan budaya miskin dalam keluarganya. Faktor struktural terkait pada sistem yang tidak adil sehingga menyebabkan sekelompok orang menjadi miskin. Lembaga pemberdayaan masyarakatpun ada disetiap kabupaten atau kota. Lembaga pemberdayaan masyarakat salah satunya lembaga dinas sosial. Dinas Sosial bertugas untuk menangani masalah sosial yang ada di masyarakat contohnya pengemis, pengamen, gelandangan. Dinas sosial memberikan pembinaan-pembinaan kepada masyarakat yang memiliki masalah sosial agar setelah mendapatkan pembinaan, masyarakat memiliki kesadaran dan lebih terampil dalam melihat keadaan demi kelangsungan hidupnya. Dari uraian tersebut mengenai kerangka berfikir dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka berfikir Masalah Sosial:  Kemiskinan  Pengangguran  Pesatnya pertambahan penduduk Faktor-faktor kemiskinan:  Faktor individual terkait dengan kemampuan seseorang menghadapi kehidupannya  Faktor sosial terkait dengan kondisi lingkungan sosial seseorang yang mendorong menjadi miskin,misalnya sedikitnya jumlah penghasilan yang diperoleh  Faktor kultural terkait dengan budaya kemiskinan, apabila dalam diri seseorang mental-mental pengemis maka dia akan berperilaku layaknya pengemis dan akan menciptakan budaya miskin dalam keluarganya.  Faktor struktural terkait pada sistem yang tidak adil sehingga menyebabkan sekelompok orang menjadi miskin. Pemberdayaan sosial dalam penanganan Kemiskinan Pelaksanaan program dari pemerintah kota dan pemerintah kabupaten Mengubah pola pikir masyarakat untuk lebih bersemangat dalam bekerja 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Pendekatan penelitian untuk mendapatkan hasil optimal harus menggunakan metode penelitian yang tepat. Ditinjau dari permasalahan penelitian ini yaitu mengenai Implementasi program penanganan fakir miskin melalui kegiatan pemberdayaan sosial komunitas adat terpencil PS-KAT di Desa Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini. Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2010:4 berpendapat bahwa metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari individu-individu atau perilaku yang diamatinya. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting; disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif Sugiyono, 2009:8. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian studi kasus, sehingga penelitian ini dapat menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata, sumber data tertulis dan foto. Hasil data yang berupa kata- kata tersebut, mampu menjelaskan mengenai permasalahan yang ada pada