211
BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK
8.1 Alat Ukur Listrik
Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik.
Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan mem- baca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggal
membaca pada layar display Gambar 8.1.
Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran, misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multim-
eter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja, atau daya listrik saja.
Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal, ekonomis, dan
praktis Gambar 8.2. Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan presisi.
Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami, diantaranya alat ukur, akurasi, presisi, kepekaan, resolusi, dan kesalahan.
a.
Alat ukur , adalah perangkat untuk menentu kan nilai atau besaran dari kuantitas atau
variabel. b.
Akurasi , kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang
diukur. c.
Presisi , hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk
membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
Gambar 8.1 Tampilan meter digital Gambar 8.2 Meter listrik analog
212
d.
Kepekaan
, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variabel yang diukur.
e.
Resolusi
, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur.
f.
Kesalahan
, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
8.2 Sistem Satuan
Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua sistem satuan, yaitu sistem metrik dipelopori Prancis sejak 1795. Amerika Serikat dan Inggris juga menggunakan sistem
metrik untuk kepentingan internasional, tapi untuk kebutuhan lokal menggunakan sistem CGS centimeter-gram-second. Sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional SI Unit
sebagai kesepakatan internasional. Enam besaran yang dinyatakan dalam sistem SI, yaitu:
Tabel 8.1. Besaran Sistem Internasional
Besaran Satuan
Simbol
Panjang meter
m Massa
kilogram kg
Waktu detik
s Arus listrik
amper A
Temperatur thermodinamika derajat kelvin
0K Intensitas cahaya
candela Cd
Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, amper, ohm, henry, dan sebagainya. Kini sistem SI sudah membuat daftar besaran, satuan dan simbol di bidang
kelistrikan dan kemagnetan berlaku internasional. Tabel 8.2. Besaran dan Simbol Kelistrikan
Besaran dan simbol Nama dan simbol
Persamaan
Arus listrik, I amper
A -
Gaya gerak listrik, E volt, V
V -
Tegangan, V volt, V
V -
Resistansi, R ohm,
Ω R = VI
Muatan listrik, Q coulomb
C Q = It
Kapasitansi, C farad
F C = QV
Kuat medan listrik, E -
Vm E = Vl
Kerapatan fluk listrik, D -
Cm
2
D = QI
2
213
Besaran dan simbol Nama dan simbol
Persamaan
Permittivity, ε
- Fm
ε = DE
Kuat medan magnet, H -
Am ∫
Hdl = nI Fluk magnet,
Φ weber
Wb E =d
Φ dt
Kerapatan medan magnet, B tesla
T B =
Φ I
2
Induktansi, L, M henry
H M =
Φ I
Permeability, µ
- Hm
µ = BH
8.3 Ukuran Standar Kelistrikan