Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun III Tongkoh, Desa Dolat Raya, Kecamatan Tiga Panah...

KARYA TULIS

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DUSUN III
TONGKOH, DESA DOLAT RAYA, KECAMATAN
TIGA PANAH, KABUPATEN KARO, PROVINSI
SUMATERA UTARA TERHADAP UPAYA
KONSERVASI DI TAMAN HUTAN RAYA BUKIT
BARISAN

Oleh :

Rahmawaty
Khairida
Eva Siagian

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2006

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006


USU Repository © 2006

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga KARYA TULIS ini
berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih adalah “Bentuk Partisipasi Masyarakat
Dusun III tongkoh, Desa Dolat Raya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten
Karo, Provinsi Sumatera Utara Terhadap Upaya Konservasi di Taman
Hutan Raya Bukit Barisan”
Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai
bentuk partisipasi masyarakat yang merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dipertimbangkan dalam penyusunan strategi pengembangan taman hutan
raya.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
lebih menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata kami ucapkan semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat.


Medan, Mei 2006

Penulis

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

ii
iii
iv
iv


PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................................
Tujuan .......................................................................................................
Partisipasi .................................................................................................

1
1
2

KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DUSUN III TONGKOH
Kependudukan ......................................................................................... 2
Mata Pencaharian .................................................................................... 3
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................
Bahan dan Alat Penelitian.........................................................................
Populasi dan Sampel..................................................................................
Pengumpulan Data.....................................................................................
Analisa Data.............................................................................................


4
4
4
5
6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Kawasan Tahura
Bukit Barisan .............................................................................
7
Sikap Terhadap Upaya Konservasi ........................................................ 10
Bentuk Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kawasan Tahura
Bukit Barisan oleh Masyarakat .............................................................. 11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................. 12
Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006


USU Repository © 2006

DAFTAR TABEL

1.

Tindakan Yang Pernah Dilakukan Oleh Masyarakat Untuk Membantu 7
Kelestarian Kawasan taman Hutan Raya Bukit Barisan .......................

2.

Bentuk Pemanfaatan Kawasan taman Hutan Raya Bukit Barisan Oleh
Masyarakat Dusun III Tongkoh .............................................................

11

DAFTAR GAMBAR

Hal
1.


Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Pendidikan ....................

2.

Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Tenaga Kerja ................. 3

3.

Komposisi Mata Pencaharian Masyarakat Dusun III Tongkoh ..........

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

3

4

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DUSUN III TONGKOH, DESA

DOLAT RAYA, KECAMATAN TIGA PANAH, KABUPATEN KARO,
PROVINSI SUMATERA UTARA TERHADAP UPAYA KONSERVASI DI
TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN
Oleh :
Rahmawaty, Khairida, Eva Siagian

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini potensi sumberdaya alam hayati kita semakin menurun. Bila
tidak dijaga kelestariannya, banyak sumberdaya alam yang terancam punah.
Pembangunan sumberdaya alam hayati pada hakekatnya adalah bagian integral
dari pembangunan nasional yang berkelanjutan. Unsur-unsur sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya pada dasarnya saling mempengaruhi sehingga kerusakan
dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem. Agar
pemanfaatan sumberdaya alam hayati dapat berlangsung dengan benar diperlukan
langkah-langkah konservasi sehingga sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
selalu terpelihara dan mampu mewujudkan keseimbangan yang melekat pada
pembangunan itu sendiri.
Untuk menjaga agar hutan tetap lestari dan berkelanjutan, maka perlu
dibentuk suatu kawasan pelestarian sumberdaya hutan. Salah satu contoh kawasan

pelestarian alam terdapat di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Taman Hutan Raya
(Tahura) Bukit Barisan.
Kurangnya kerjasama pemerintah dan masyarakat sekitar kawasan Tahura
Bukit Barisan ini menyebabkan upaya konservasi yang dilaksanakan pemerintah
tidak berjalan optimal, keterbatasan aparat berwenang yang bertugas untuk
melaksanakan kegiatan konservasi dan menjaga kawasan sangat terbatas
dibandingkan dengan luas kawasan yang dikelola, oleh karena itu, diperlukan
informasi mengenai bentuk partisipasi masyarakat sekitar kawasan Tahura Bukit
Barisan tersebut untuk membantu menyusun perencanaan kegiatan konservasi di
kawasan Tahura Bukit Barisan ini.
Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan bentuk partisipasi masyarakat
Dusun III tongkoh, Desa Dolat Raya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo,
Provinsi Sumatera Utara terhadap upaya konservasi Tahura Bukit Barisan,
berdasarkan hasil penelitian.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006


Partisipasi
Kata partisipasi mempunyai pengertian yang luas. Menurut Suharto dan
Iryanto (1989), pengertian partisipasi adalah hal turut berperan serta di suatu
kegiatan; keikutsertaan; peran serta. Dengan demikian dapat dikatakan pasrtisipasi
tersebut sama dengan peran serta.
Menurut Canter dalam Effendi (2002) peran serta merupakan proses
komunikasi dua arah yang terus menerus untuk meningkatkan pengertian
masyarakat atas suatu proses dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan
sedang dianalisa oleh badan yang bertanggung-jawab. Tujuan peran serta
masyarakat menurut Canter adalah untuk menghasilkan masukan dan persepsi
yang berguna dari warga negara dan masyarakat yang berkepentingan dalam
rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan lingkungan.
Partsipasi menurut Huneryager dan Heckman (1992) adalah sebagai
keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang
mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi
tanggung-jawab bersama mereka.
Partisipasi dapat dibagai atas berbagai macam bentuk. Partisipasi menurut
Effendi (2002) terbagi atas partisipasi vertikal dan horizontal. Disebut partisipasi
vertikal karena bisa terjadi dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat atau
mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana

masyarakat berada sebagai posisi bawahan, pengikut atau klien. Sedangkan
partisipasi horizontal, karena pada suatu saat tidak mustahil masyarakat
mempunyai prakarsa dimana setiap anggota/kelompok masyarakat berpartisipasi
horizontal satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama,
maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. Menurut Effendi
(2002), tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan tumbuhnya
masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri.

Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kependudukan
Berdasarkan daftar isian data monografi desa tahun 2003, jumlah
penduduk Dusun III Tongkoh sebanyak 450 orang. Terdiri dari 212 orang lakilaki dan 238 orang perempuan, dengan jumlah kepala keluarga 100 KK.
Penduduk Dusun III Tongkoh memiliki agama dan suku yang beragam. Suku
yang palingdominan adalah suku karo (72 %), suku batak toba (15 %), suku jawa
(12 %), dan suku nias (1 %). Dari sisi penganut agama, masyarakat Dusun III
Tongkoh terdiri dari 59 % agama Islam dan 41 % agama Kristen.
Klasifikasi jumlah penduduk Dusun III Tongkoh menurut usia yang
diperoleh dari data monografi desa pada tahun 2003 dapat dilihat pada Gambar 1
dan Gambar 2.


Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

7%
8%

00 - 03 Tahun
04 - 06 Tahun

46%

17%

07 - 12 Tahun
13 - 15 Tahun
16 - 18 Tahun
19 Tahun ke atas

12%
10%
Gambar 1. Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok
Pendidikan

Perbandingan persentase usia non-produktif dengan usia produktif pada
penduduk Dusun III Tongkoh adalah 49 % dan 51 %, sebagaimana tersaji dalam
Gambar 2 di bawah ini.
8%
15%

00 - 14 Tahun
15 - 19 Tahun

49%

20 - 26 Tahun
27 - 40 Tahun
41 - 56 Tahun

18%

57 Tahun ke atas

7% 3%

Gambar 2. Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Tenaga
Kerja

Jenis Pekerjaan
Mayoritas pekerjaan penduduk Dusun III Tongkoh menurut daftar isian data
monografi desa tahun 2003 adalah petani (90 %). Selain tani, mata pencaharian
masyarakat adalah pedagang (4,5 %), PNS (2,8 %), Bengkel (1 %), dan lain-lain
(1,7 %). Pembagian komposisi mata pencaharian masyarakat Dusun III Tongkoh
dapat dilihat pada Gambar 3.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

2%
5% 1%

T ani
Pedangan
Bengkel
Lain - Lain

92%
Gambar 3. Komposisi Jenis Pekerjaan

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun III Tongkoh, Desa Dolat Raya,
Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan
data dilakukan pada bulan 18 Februari 2005 sampai dengan 19 Maret 2005.
.
Bahan dan Alat Penelitian
Dalam penelitian ini bahan atau obyek yang diteliti adalah masyarakat
Dusun III Tongkoh, Desa Dolat Raya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo,
Provinsi Sumatera Utara. Alat penelitian yang digunakan adalah kuisioner/angket,
alat tulis-menulis, kalkulator, kamera. dan tape recorder.
Populasi dan Sampel
Penelitian ini bersifat studi kasus, yaitu metode yang didasarkan pada kasus
penelitian yang terfokus pada sifat tertentu dan tidak berlaku umum (Daniel,
2002). Pemilihan lokasi penelitian di Dusun III Tongkoh karena Dusun III
Tongkoh terletak di kawasan Tahura Bukit Barisan dan yang paling dekat dengan
Tahura Bukit Barisan sehingga masyarakat inilah yang sehari-hari berkaitan
langsung dengan kawasan tersebut.
Populasi penelitian adalah masyarakat yang tinggal di Dusun III Tongkoh
karena masyarakat inilah yang sehari-hari berkaitan langsung dengan kawasan
tersebut. Keterkaitan antara masyarakat dan kawasan sangat menentukan upaya
pengelolaan kawasan konservasi yang dimaksud sehingga sesuai dengan tujuan
penelitian yang dikehendaki. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data
bahwa Dusun III Tongkoh memiliki masyarakat sebanyak 450 jiwa (Data
Monografi Desa, 2003).
Metode pengambilan sample dilakukan dengan cara purposive sampling
(sampel bertujuan) Menurut Soekarwati (1995), purposive sampling dapat
diartikan sebagai pengambilan sampel berdasarkan kesengajaan, maka pemilihan
sekelompok subyek berdasarkan atas ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya, yaitu masyarakat Dusun III Tongkoh yang berinteraksi langsung
Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

dengan kawasan Tahura Bukit Barisan, berumur 17 tahun ke atas, sehat jasmani
dan rohani, dan mampu berkomunikasi yang baik.
Metode purposive sampling digunakan untuk mencapai tujuan tertentu
dalam penelitian, sehingga diharapkan diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.
Menurut (Chadwick et al,1991), bahwa dalam penarikan sampel secara purposive,
peneliti menggunakan keahliannya untuk memilih subyek yang mewakili populasi
yang dikajinya. Besarnya ukuran sampel dalam penelitian ini berdasarkan
rumusan yang ditulis Hasan (2000), bahwa dalam menentukan ukuran sample
dengan menggunakan rumus penentuan sampel :
n =

N
1 + Ne

2

Keterangan :
n = Ukuran sample
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample yang masih dapat
ditolerir/diinginkan, misalnya 10 %

Rumus di atas digunakan karena ukuran populasi diketahui dan asumsi
bahwa populasi berdistribusi normal. Maka berdasarkan rumus diatas dapat
dihitung besarnya jumlah sample yang diambil. Dari populasi 450 jiwa di Dusun
III Tongkoh dengan tingkat kesalahan 10 % maka jumlah sample masyarakat
yang dibutuhkan adalah sebanyak 82 jiwa. Pemilihan sample 82 jiwa ini
dilakukan secara acak dari populasi. Besarnya sample yang diperlukan dalam
penelitian menurut Chadwick et al (1991) ditentukan berdasarkan sifat populasi,
tingkat ketepatan yang diperlukan, dan sumberdaya yang tersedia bagi peneliti.
Menurut Nasution (1982), angket pada umumnya meminta keterangan
tentang faktor yang diketahui oleh responden atau juga mengenai sikap atau
pendapat. Ciri khas angket terletak pada pengumpulan data melalui daftar
pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi
atau keterangan dari sumber data yang berupa orang (Faisal,1981).
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tertutup dan
terbuka. Menurut Singarimbun dan Handayani (1989), kuisioner tertutup adalah
kuisioner yang kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan
responden diberikan kesempatan untuk memilih jawaban yang ada. Sedangkan
kuisioner terbuka adalah kuisioner yang jawabannya belum ditentukan terlebih
dahulu, sehingga responden bebas memberikan jawabannya.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa :
a. Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara
langsung terhadap responden penelitian. Kuisioner disebarkan dengan tujuan
Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

untuk memperoleh data-data primer yang dibutuhkan di dalam penelitian.
Kuisioner disebarkan dan diisi oleh seluruh responden. Pengambilan data
dilakukan dengan melakukan wawancara untuk mendapatkan jawaban langsung
berdasarkan pertanyaan yang terdapat pada kuisioner.
Data primer yang diperlukan adalah keadaan sosial ekonomi, budaya
responden berupa umur, pekerjaan, agama, pendidikan, pendapatan, lama
bermukim, dan banyaknya tanggungan serta persepsi, sikap, dan partisipasi
masyarakat Dusun III Tongkoh, Desa Dolat Raya, Kecamatan Tiga Panah,
Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
b. Data sekunder
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data umum yang
ada pada instansi pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, dinas kehutanan. Data
sekunder ini meliputi : kondisi umum lokasi penelitian, kondisi umum Tahura
Bukit Barisan, literatur-literatur tentang Tahura Bukit Barisan, dan data-data
pendukung lainnya. Data sekunder merupakan informasi yang diperoleh dari hasil
pencatatan terhadap data yang sudah tersedia di instansi. Data sekunder diperoleh
dengan cara observasi dalam penelitian untuk mendapatkan data-data sekunder
yang diperlukan dalam penelitian, seperti pengambilan data tentang kondisi umum
Dusun III Tongkoh dari kepala desa dan tudi pustaka yang dilakukan untuk
mendapatkan data-data sekunder yang diperlukan dalam penelitian, seperti datadata kependudukan Dusun III Tongkoh.
Analisa Data
Penelitian ini merupakan suatu kajian deskriptif. Penelitian ini akan
mendeskripsikan persepsi masyarakat Dusun III Tongkoh terhadap upaya
konservasi yang dilakukan pada kawasan Tahura Bukit Barisan, bentuk partisipasi
yang dilakukan masyarakat Dusun III Tongkoh dalam upaya konservasi yang
dilakukan dan mendeskripsikan pandangan masyarakat Dusun III Tongkoh
terhadap masa depan Tahura Bukit Barisan.
Dalam penerapannya penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai
metode utama, dan didukung dengan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dalam
penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data hasil kuisioner dan
pentabulasian data sebelum dianalisis.
Hasil kuisioner yang disebar kepada masyarakat Dusun III Tongkoh untuk
mengetahui bagaimana persepsi, bagaimana bentuk partisipasi yang
dilakukan,bagaimana pandangan masyarakat Dusun III Tongkoh terhadap upaya
konservasi Tahura Bukit Barisan dikumpulkan berdasarkan karakteristiknya,
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi. Tabulasi yang digunakan adalah tabel
frekuensi. Data-data yang telah tersaji dalam bentuk tabulasi tersebut dianalisis
secara kuantitatif menggunakan frekuensi dari masing-masing karakteristik.
Dalam analisis data hasil kuisioner, data-data dari hasil wawancara dan observasi
digunakan untuk mendukung analisis data hasil penyebaran kuisioner.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian (Konservasi) Kawasan
Tahura Bukit Barisan
Bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian (konservasi)
kawasan Tahura Bukit Barisan yang dikemukakan oleh seluruh responden
penelitian adalah sama, yaitu pada umumnya masyarakat Dusun III Tongkoh tidak
pernah mengikuti kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
upaya pelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan, tidak pernah melaporkan setiap
kejadian yang menyebabkan terganggunya kawasan Tahura Bukit Barisan kepada
pihak yang berwenang, hanya saja masyarakat Dusun III Tongkoh sama-sama
bertanggung-jawab menjaga kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan dan tidak
menggarap kawasan Tahura Bukit Barisan.
Responden penelitian memberikan masukan tindakan atau upaya yang harus
segera dilakukan, yaitu diadakan kegiatan penghijauan dan pembangunan kembali
sarana dan prasarana kawasan Tahura Bukit Barisan yang sudah mulai rusak.
Masyarakat Dusun III Tongkoh mengharapkan agar kawasan Tahura Bukit
Barisan sebagai kawasan wisata tampak lebih indah lagi.
Tabel 1. Tindakan yang (Pernah) Dilakukan oleh Masyarakat untuk Membantu
Kelestarian Kawasan Tahura Bukit Barisan.
No
1.
2.
3.
4.
5.

Tindakan yang (pernah) dilakukan oleh masyarakat untuk
membantu kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan
Penghijauan dan pembuatan tapal batas
Penanaman rotan, jahe, dan pinang
Penataan dan pembangunan kawasan wisata Tahura Bukit
Barisan
Tidak melakukan penebangan pohon, pemanfaatan lahan dan
pengambilan humus
Tidak ada yang pernah dilakukan untuk membantu kelestarian
kawasan Tahura Bukit Barisan
Total

Jumlah
10
9
3

Persentase
(%)
12
11
4

10

12

50

61

82

100

Dari hasil kuisioner diperoleh bahwa 56 % responden tidak pernah melarang
atau menghimbau masyarakat lain untuk tidak merambah atau merusak lahan
Tahura Bukit Barisan dan 44 % responden mengatakan pernah melarang dan
menghimbau untuk tidak merusak lahan Tahura Bukit Barisan. 60 % responden
menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan penyuluhan yang pernah dilakukan
baik oleh Dinas Kehutanan maupun instansi pemerintah lainnya, dan 40 %
responden menyatakan pernah mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilakukan.
61 % responden menyatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan kegiatan
untuk membantu kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan. Hal ini sangat
bertentangan dengan persepsi dan sikap masyarakat yang positif terhadap
kawasan Tahura Bukit Barisan. Masyarakat mengetahui arti pentingnya Tahura
Bukit Barisan bagi kehidupan mereka dan perlunya kegiatan konservasi
(pelestarian) terhadap kawasan Tahura Bukit Barisan, tapi masyarakat tidak mau
perduli dan tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Hal ini
Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

disebabkan karena adanya masyarakat yang amsih memiliki persepsi yang negatif
terhadap kawasan Tahura Bukit Barisan. Menurut Fauzi (2003), persepsi sangat
penting untuk pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu atau bertindak
terhadap apa yang dipersepsikan. 48 % responden memiliki persepsi yang negatif
dan 15 % responden menyatakan tidak tahu tentang Tahura Bukit Barisan.
Persepsi yang negatif yang dimiliki oleh masyarakat membuat mereka tidak
melakukan sesuatu atau tidak mau ikut dalam kegiatan-kegiatan pelestarian
kawasan Tahura Bukit Barisan. 37 % responden memiliki persepsi yang positif
terhadap kawasan Tahura Bukit Barisan, namun pemerintah tidak memanfaatkan
masyarakat tersebut. Perbedaan pendapat antara pemerintah dan masyarakat juga
merupakan faktor kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pelestarian
Tahura Bukit Barisan dan keadaan ini akan mempengaruhi kelestarian kawasan
Tahura Bukit Barisan. Jika pemerintah dan masyarakat tetap tidak mau untuk
saling bekerja sama dalam melestariakan Tahura Bukit Barisan maka upaya
konservasi di Tahura Bukit Barisan akan gagal.
Pemerintah pernah melakukan kegiatan penanaman jahe yang ditujukan
untuk dimanfaatkan oleh masyarakat agar masyarakat Dusun III Tongkoh tidak
lagi bermata pencaharian sebagai petani tanaman bunga sehingga mereka tidak
perlu lagi mengambil humus dari Tahura Bukit Barisan, tetapi hal ini tidak
berhasil karena jahe yang ditanam gagal panen karena masyarakat tidak mau
merawat tanaman jahe tersebut, dan kegiatan ini pun tidak berlanjut lagi.
Masyarakat tidak setuju jika pemerintah menanam jahe. Masyarakat
menginginkan jika mereka diizinkan bertani di lahan Tahura Bukit Barisan yang
kosong sehingga mereka tidak perlu mengambil humus dan tidak akan merusak
kawasan Tahura Bukit Barisan. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan undangundang yang berlaku.
Pemerintah juga melakukan kegiatan penanaman rotan di sekeliling kawasan
Tahura Bukit Barisan agar tidak ada yang bisa masuk ke dalam kawasan Tahura
Bukit Barisan, karena rotan memiliki duri. Kegiatan ini tidak mendapat tanggapan
positif. Beberapa masyarakat mengikuti kegiatan penanaman rotan karena mereka
diberi upah oleh pemerintah. Hal ini juga berakhir dengan sia-sia, masyarakat
masih mengambil humus. Pada bulan Desember 2004 pemerintah melakukan
kembali kegiatan penanaman pohon pinang dan membuat parit sebagai batas
antara kawasan Tahura Bukit Barisan dengan Dusun III Tongkoh, hal ini juga
tidak mendapat tanggapan yang positif.
Kejadian di atas diakibatkan tidak adanya komunikasi yang baik antara
masyarakat Dusun III Tongkoh dengan pemerintah yang berkaitan. Pemerintah
tidak pernah mau mendengar pendapat dari masyarakat Dusun III Tongkoh dan
ini mengakibatkan masyarakat yang tidak mau perduli.
Ada beberapa tindakan atau usaha menurut responden sebagai upaya
pelaksanaan pelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan. Bentuk tindakan atau
usaha tersebut adalah pelarangan dan pemberian sanksi terhadap pelaku
pengrusakan. Pelarangan dan pemberian sanksi terhadap pelaku pengrusakan
(dalam kawasan Tahura Bukit Barisan pengrusakan dilakukan dengan
Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

pengambilan humus) atau perambah kawasan Tahura Bukit Barisan telah
dilaksanakan oleh pemerintah. Kondisinya saat ini adalah penerapan hal tersebut
belum sepenuhnya terlaksana. Pelarangan dan pemberian sanksi tidak didukung
oleh adanya pengawasan atau kontrol lokasi, sehingga masih banyak yang masih
melakukan pelanggaran.
Masyarakat Dusun III Tongkoh berpendapat bahwa mereka tidak bersalah
pada saat mengambil humus dari kawasan Tahura Bukit Barisan, karena mereka
hanya mengambil sedikit saja untuk kebutuhan ladang mereka, tidak seperti para
pemilik kebun dari luar daerah mereka yang mengambil humus dengan
menggunakan truk. Masyarakat Dusun III Tongkoh berpendapat jika masyarakat
luar yang mengambil humus dengan menggunakan truk saja tidak ditangkap maka
mereka juga tidak akan ditangkap.
Sanksi hukum dari pemerintah yang diberikan terhadap pelaku pencuri
humus selama ini menurut responden berupa kurungan penjara atau denda. Jangka
waktu atau masa kurungan dan denda ditetapkan berdasarkan banyaknya humus
yang dicuri, masyarakat Dusun III Tongkoh pada umumnya hanya mengambil
humus dalam jumlah yang sedikit karena hanya untuk kebutuhan kebun mereka.
Pemilik kebun-kebun jeruk dari Berastagi atau dari Medan mengambil humus
dengan jumlah yang besar dengan menggunakan truk-truk untuk digunakan buat
kebun jeruk dan untuk dijual.
Jika para pengambil humus tertangkap oleh Koramil, maka mereka akan
ditangkap dan diberi hukuman. Tetapi jika para pengambil humus tertangkap oleh
aparat Dinas Kehutanan, maka mereka akan diberi teguran dan karung-karung
humus akan dihancurkan. Lemahnya hukum yang berlaku membuat para
pengambil humus tidak takut, sedangkan sanksi adat dari masyarakat tidak ada.
Sampai saat ini kegiatan pengambilan humus dengan menggunakan truk masih
berlangsung.
Pengawasan atau pengontrolan kawasan Tahura Bukit Barisan dari hal-hal
yang dapat menyebabkan kerusakan saat ini belum sepenuhnya terlaksana.
Menurut sebagian besar responden, hal inilah sebagai salah satu titik lemah
sekaligus membuka peluang bagi para pelaku pencuri humus untuk melaksanakan
niatnya. Oleh karena itu, pemerintah juga harus lebih keras dalam hukum dan
pengawasan kawasan Tahura Bukit Barisan agar para pencuri humus tidak lagi
berani untuk mencuri humus.
Pada kawasan hutan Tahura Bukit Barisan, saat ini masih terdapat 7 % dari
responden yang masih memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan untuk
dijadikan lahan bertani. Jumlah aparat yang mengawasi kawasan Tahura Bukit
Barisan juga sangat kurang. Berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran
kuisioner kepada subyek yang bersangkutan alasan mereka untuk tetap
memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan untuk berladang karena mereka
tidak mempunyai lahan pertanian sendiri dan mereka juga tidak mampu untuk
menyewa lahan milik orang lain untuk dijadikan lahan bertani, dan tidak
mempunyai suatu skill atau keahlian untuk bekerja selain bertani.
Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

Sikap Terhadap Upaya Konservasi
Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya Lingkungan Hidup disebutkan bahwa konservasi
sumberdaya alam hayati mengandung tiga aspek, yaitu perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan plasma nutfah dan pemanfaatan yang lestari.
Berdasarkan batasan tersebut didapati bahwa tanggapan responden terhadap upaya
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan memeperlihatkan sikap yang
sudah positif. Oleh karena sikap responden terhadap tiga komponen upaya
konsevasi sudah positif maka dapat diharapkan partisipasinya dalam upaya
pelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan.
Adanya sikap yang berbeda antara masyarakat dan ketentuan undangundang mengakibatkan gangguan berlangsung terus menerus serta menimbulkan
disharmoni antara masyarakat dengan petugas Tahura Bukit Barisan dan
pemerintah. Masyarakat memaksa untuk tetap memanfaatkan kawasan Tahura
Bukit Barisan akibat dorongan pemenuhan kebutuhan hidup, sedangkan dipihak
lain undang-undang dan pemerintah membatasi pemanfaatan tersebut. Hasilnya,
masyarakat belum kelihatan dengan nyata berpartisipasi dalam kegiatan
konservasi Tahura Bukit Barisan. Hingga saat ini upaya konservasi Tahura Bukit
Barisan masih dilakukan secara sepihak oleh pemerintah, dalam hal petugas
Tahura Bukit Barisan.
Karena posisinya berada di sekitar kawasan maka masyarakat secara historis
dan sosio-ekologis mempunyai keterkaitan hak dan kewajiban dengan
sumberdaya alam yang ada dalam Tahura Bukit Barisan. Hak dan kewajiban
tersebut dapat terlihat dari sikap dan perilaku masyarakat yang secara tradisional
berinteraksi dengan kawasan Tahura Bukit Barisan. Kegiatan–kegiatan
pemanfaatan seperti yang telah disebutkan boleh jadi merupakan cerminan hak
dan kewajiban masyarakat yang perlu diakui, meskipun cenderung negatif dari
sudut konservasi. Pengingkaran terhadap hak dan kewajiban masyarakat
bagaimanapun kecilnya jelas akan menghalangi partisipasi mereka.
Jika pemanfaatan taman hutan raya ditujukan untuk pendidikan, penelitian,
ilmu pengetahuan dan pariwisata maka masyarakat di sekitar taman hutan raya
merupakan masyarakat prioritas dalam memperoleh manfaat-manfaat tersebut.
Akibatnya, masyarakat kurang aktif berpartisipasi dalam upaya konservasi.
Sehingga perlu mengembangkan dan memperbaiki aktivitas tradisional
masyarakat yang sudah ada ke arah yang lebih sesuai dengan tujuan konservasi.
Dalam pasal 24 ayat (1), (2) dan (3) Undang – undang No. 5 Tahun 1990
tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dinyatakan bahwa
barang siapa yang melakukan pelanggaran tehadap ketentuan yang diterapkan
dalam kawasan konservasi akan dipidana penjara antara satu sampai 10 tahun dan
dikenakan denda sebesar Rp 5 juta rupiah sampai Rp 200 juta. Kejadian
pengambilan humus, pengambilan kayu bakar, dan perladangan yang masih
berlangsung di Tahura Bukit Barisan menunjukkan bahwa pelanggaran terhadap
ketentuan undang-undang tetap terjadi, tetapi hal ini tidak membuat masyarakat
Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

tidak takut. Ketidaktakutan masyarakat bisa terjadi karena mereka tidak
mengetahui ketentuan yang ada dalam perundangan konservasi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya.

Bentuk Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kawasan Tahura Bukit Barisan
oleh Masyarakat.

Bentuk pemanfaatan sumberdaya alam kawasan Tahura Bukit Barisan oleh
masyarakat Dusun III Tongkoh yang dikemukakan oleh responden dibagi dalam 3
jenis. Jenis pemanfaatan tersebut meliputi : pemanfaatan lahan, pemanfaatan hasil
hutan kayu dan pemanfaatan hasil hutan non-kayu.
Pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun III Tongkoh
menurut responden penelitian adalah sebagai lahan pertanian. Lahan pertanian
menurut responden merupakan lahan yang ditanami tanaman bunga karena mata
pencaharian mereka adalah petani bunga. Pemanfaatan hasil hutan non-kayu yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun III Tongkoh menurut responden penelitian
berupa : humus, rotan, tanaman obat-obatan, kupu-kupu yang langka, tanaman
anggrek yang langka, dan menjadi kawasan wisata yang menghasilkan udara yang
bersih. Pemanfaatan hasil hutan kayu yaitu pengambilan ranting-ranting kayu
yang patah untuk dijadikan kayu bakar.
Tabel 2. Bentuk Pemanfaatan Kawasan Tahura Bukit Barisan oleh Masyarakat
Dusun III Tongkoh
No
1.
2.
3.
4.

Bentuk Pemanfaatan Kawasan Tahura Bukit Barisan oleh
Masyarakat
Mengambil anggrek dan kupu-kupu
Pemanfaatan lahan untuk bertani
Mengambil humus dan kayu bakar
Tidak ada memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan
Total

Jumlah
4
6
34
38
82

Persentase
(%)
5
7
42
46
100

Pekerjaan utama masyarakat Dusun III Tongkoh adalah petani
bunga/tanaman hias. Pada umumnya lahan masyarakat Dusun III Tongkoh adalah
lahan milik sendiri atau disewa. Kawasan Tahura Bukit Barisan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun III Tongkoh adalah lahan yang kosong yang
ada di tepi jalan.
Beberapa responden penelitian yang diwawancara menginginkan kerja sama
dengan pihak pemerintah di dalam mengelola kawasan Tahura Bukit Barisan.
Responden penelitian menginginkan agar pemerintah memberikan izin bagi
masyarakat Dusun III Tongkoh untuk memanfaatkan lahan Tahura untuk ladang
tani mereka, sehingga masyarakat Dusun III Tongkoh tidak perlu lagi mencuri dan
mengambil humus dari kawasan Tahura Bukit Barisan. Menurut responden,
dengan diadakannya kerjasama antara masyarakat Dusun III Tongkoh dengan
pemerintah maka kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan dapat terjaga dan
ekonomi masyarakat Dusun III Tongkoh juga meningkat. Tetapi menurut
responden, lahan yang dikelola oleh masyarakat adalah lahan yang kosong yang
Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

ada dalam kawasan Tahura Bukit Barisan, jadi masyarakat Dusun III Tongkoh
tidak boleh menebang pohon untuk membuka lahan baru.
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa sumberdaya alam selain lahan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat pada kawasan atau di sekitar kawasan Tahura
Bukit Barisan adalah hasil hutan non-kayu. Hasil hutan non-kayu yang
dimanfaatkan oleh masyarakat hingga saat ini berupa rotan, dan kayu bakar saja,
pemanfaatan tanaman obat-obatan, kupu-kupu langka dan anggrek tidak lagi
dilakukan karena dilarang oleh pemerintah (5 %). Sebesar 42 % responden yang
mengambil humus dan kayu bakar dari dalam kawasan Tahura Bukit Barisan dan
46 % responden mengatakan tidak pernah memanfaatkan kawasan Tahura Bukit
Barisan baik manfaat kayu maupun non-kayunya.
Pemanfaatan hasil hutan non-kayu dilakukan oleh masyarakat secara
perorangan. Pemanfaatan rotan, obat-obatan, dan kayu bakar dilakukan oleh
perorangan saja, untuk kebutuhan dapur dan untuk kebun mereka. Sedangkan
pemanfaatan kupu-kupu dan anggrek dulu dilakukan oleh sekelompok masyarakat
saja, untuk dikoleksi, dikembangbiakkan, dan dijual.
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa 46 % masyarakat tidak memanfaatkan
kawasan Tahura Bukit Barisan secara langsung. Masyarakat yang tidak
memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan adalah masyarakat yang sudah
memiliki pendapatan yang cukup sehingga mereka mampu membeli dan membuat
pupuk sendiri dan mereka tidak perlu mencuri humus dari kawasan Tahura Bukit
Barisan dan mereka sudah memiliki lahan sendiri.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Bentuk partisipasi masyarakat Dusun III Tongkoh terhadap upaya
konservasi kawasan Tahura dapat diketahui bahwa 27 % dari responden
penelitian pernah mengikuti kegiatan yang pernah dilakukan oleh Dinas
Kehutanan seperti kegiatan penghijauan, penataan kawasan, pemeliharaan tapal
batas, dan penanaman rotan. 12 % responden menjawab bahwa mereka
berpartisipasi dengan tidak menebang pohon dan memanfaatkan lahan Tahura
Bukit Barisan, dan 61 % responden penelitian menjawab tidak pernah mengikuti
semua kegiatan konservasi kawasan Tahura Bukit Barisan yang pernah dilakukan.
Saran
Agar masyarakat dapat lebih perduli lagi terhadap kawasan Tahura Bukit
Barisan diperlukan penyuluhan-penyuluhan yang lebih intensive lagi agar
masyarakat Dusun III Tongkoh tertarik dan lebih termotivasi untuk ikut dalam
kegiatan-kegiatan konservasi Tahura Bukit Barisan yang dilakukan oleh
pemerintah.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006

DAFTAR PUSTAKA

Chadwick, B., Howard M, and Stan L. Albrecht. 1991. Metode Penelitian Ilmu
Pengetahuan Sosial. IKIP Semaang Press. Semarang. Hal 15
Daniel, M. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta.
Hal 20
Effendi, I. 2002. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Nasional Gunung
Leuser di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat,
Sumatera Utara. Thesis Program Pasca Sarjana-Universitas Sumatera Utara,
Medan. Hal 5
Faisal, S. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Usaha Nasional. Surabaya.
Hal 16
Fauzi, U. 2003. Kepuasan Pasien di RSUP. Haji Adam Malik. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal 5
Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya.
Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal 20
Huneryager, S .G., I.L. Heckman. 1992. Partisipasi dan Dinamika Kelompok.
Dahara Prize. Semarang. Hal 30
Nasution, S. 1982. Metode Research. Jemmars. Bandung. Hal 25
Singarimbun, M dan Handayani. 1989. Metode Penelitian Survey. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. Hal 25
Soekarwati. 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press. Jakarta. Hal 10

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006

USU Repository © 2006