Teknik kreatif tingkat ketiga

C. Teknik kreatif tingkat ketiga

1. Pemecahan masalah secara kreatif

Pemecahan masalah secara kreatif (Creative Problem Solving Processes) dikembangkan oleh Parnes, Presiden dari Creative Problem Solving Foundation (CPS). Proses ini mencakup lima tahapan, yaitu menemukan fakta, menemukan masalah, menemukan gagasan, menemukan solusi, dan

56 Berfikir Kreatif dan Inovasi

menemukan penerimaan (Munandar, 1995:225). Berikut ini akan dibahas masing-masing tahapan tersebut. a)

Tahap menemukan fakta/orientasi masalah Tahap menemukan fakta merupakan tahap mendaftar semua fakta yang diketahui mengenai masalah yang ingin dipecahkan dan menemukan data baru yang diperlukan. Daam tahapan ini anda dapat menggunakan beberapa teknik dalam melakukan orientasi terhadap masalah yang ada. Misalnya dengan melakukan sumbang saran, buzz group atau diskusi dengan pihak lain yang dapat mengenali permasalahan yang ada.

b) Tahap menemukan masalah Tahapan ini merupakan tahap dimana individu merumuskan masalah melalui pertanyaan-pertanyaan

simplistik tertentu, misalnya “Dengan cara apa saya harus mengatasinya?”. Dengan demikian, individu dapat mengembangkan masalahnya dengan mengidentifikasi sub-sub masalah, sehingga masalah dapat dirumuskan kembali. Tahapa ini dapat dilakukan dengan teknik

c)

Tahap menemukan gagasan .

Dalam tahapan ini individu berupaya mengembangkan gagasan pemecah masalah sebanyak mungkin tanpa dibatasi oleh sekat sekat tertentu, individu dibiarkan menemukan berbagai gagasan bar dengan teknik-teknik tertentu.

Bahan Ajar Diklatpim IV

d) Tahap menemukan solusi. Dalam tahapan ini gagasan yang dihasilkan pada tahap sebelumnya diseleksi berdasar kriteria evaluasi yang berpautan dengan masalah yang dihadapi. Masing-masing gagasan dinilai berdasar kriteria yang telah ditentunkan.

e) Tahap menemukan penerimaan Menyusun rencana tindakan agar pihak yang mengambil keputusan dapat menerima gagasan tersebut dan melaksanakannya (Munandar, 1995:225) . Dalam upaya menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah, seseorang perlu lebih sensitif terhadap kemungkinan terjadinya resistensi dari orang-orang yang mungkin terkena dampak dari penerapan tersebut.

2. Proses lima tahap (Shallcross) Dalam proses ini Shallcross (Munandar, 1995:228)

membedakan antara primary creativity dan secondary process of creativity. Kreativitas primer adalah proses pemecahan masalah secara alamiah oleh pikiran individu karena individu tersebut tidak menyadari terjadinya suatu proses dalam dirinya, sedangkan pada kreatifitas sekunder ada peningkatan kesadaran dalam pemecahan masalah yang berlangsung dengan tahapan-tahapan tertentu secara gradual. Tahapan pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Shallcross meliputi (Munandar, 1995:228), sebagai berikut :

58 Berfikir Kreatif dan Inovasi

Gambar Tahapan pemecahan masalah kreatif

Secara rinci tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut :

a) Tahap orientasi masalah Pada tahap ini masalah dirumuskan ke dalam proposisi tertentu yang lebih komprehensif. Masalah dijabarkan dengan menulis suatu paragraf yang melukiskan bagaimana pikiran dan perasaan seseorang mengenai permasalahan tersebut. Dalam prospeknya si pemikir mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang dipikirkan.

b) Tahap persiapan Individu menghimpun semua fakta yang sudah diketahui dan yang belm diketahi mengenai masalahnya Fakta yang dihimpun berupa semua informasi faktual yang sudah diperoleh dan masih perlu untuk diperoleh. Fakta tersebut

Bahan Ajar Diklatpim IV

59 dihimpun berdasar pertanyaan yang runut mengenai

masalah yang sedang dihadapi.

c) Tahap penggagasan Individu menerapkan konsep berpikir divergen untuk menghasilkan gagasan-gagasan sementara dalam rangka pemecahan masalah.

d) Tahap penilaian Pada tahap ini digunakan konsep berpikir konvergen, yaitu memverifikasi dan menyeleksi gagasan-gagasan terbaik untuk diaplikasikan. Dalam tahap ini, setiap gagasan harus dipertimbangkan secara objektif mengenai kelebihan dan kekurangan serta kelayakannya masing-masing.

e) Tahap pelaksanaan Solusi yang telah ditetapkan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Pelaksanaan disini dapat lebih fleksibel, tergantung pada resistensi dan akseptabilitasnya terhadap masalah yang dihadapi.