Peningkatan Mutu Reproduksi Induk Betina Lele Melalui Pemberian Kombinasi Pakan Bersuplemen Spirulina platensis dan Oodev

PENINGKATAN MUTU REPRODUKSI INDUK BETINA LELE
(Clarias sp.) MELALUI PEMBERIAN KOMBINASI PAKAN
BERSUPLEMEN Spirulina platensis DAN OODEV

ARMEN NAINGGOLAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Peningkatan Mutu
Reproduksi Induk Betina Lele (Clarias sp.) Melalui Pemberian Kombinasi Pakan
Bersuplemen Spirulina platensis dan Oodev adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014
Armen Nainggolan
NIM C161100021

RINGKASAN
ARMEN NAINGGOLAN. Peningkatan Mutu Reproduksi Induk Betina Lele
(Clarias sp.) Melalui Pemberian Kombinasi Pakan Bersuplemen Spirulina
platensis dan Oodev. Dibimbing oleh AGUS OMAN SUDRAJAT, NUR
BAMBANG PRIYO UTOMO dan ENANG HARRIS.
Salah satu faktor pembatas utama dalam pengembangan budidaya ikan lele
untuk skala massal adalah frekuensi induk memijah yang rendah, kualitas dan
kuantitas induk yang matang gonad terbatas sehingga telur dan larva yang
dihasilkan tidak stabil hal ini berakibat lambat pada produksi massal benih tidak
kontiniu serta mutu serta jumlah benih yang dihasilkan relatif rendah. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
melalui perbaikan nutrisi pakan induk yang dikombinasikan dengan penggunaan
hormonal. Perbaikan nutrisi pakan induk dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas reproduksi induk yang akhirnya akan meningkatkan kualitas telur dan
larva, sedangkan pemanfaatan hormon adalah untuk merangsang percepatan

proses reproduksi serta menginduksi ovulasi dan pemijahan sehingga tidak
bergantung pada musim.
Bahan aditif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spirulina
platensis. Mikroalga ini merupakan sumber bahan aditif yang berkualitas untuk
pemenuhan performa dan kualitas reproduksi induk lele karena memiliki nilai dan
kandungan nutrisi yang cukup tinggi yakni mengandung protein 60-70%, vitamin
(B1, B2, tocopherols), asam amino esensial, mineral, dan asam lemak esensial
(seperti g-linolenic acid). Hormon yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Oodev. Premiks hormon ini mengandung folicle stimulating hormon + anti
dopamine (FSH+AD) yang berperan dalam pematangan gonad awal atau
vitelogenesis.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mempercepat maturasi serta
meningkatkan kuantitas dan kualitas telur maupun larva ikan melalui kombinasi
pemberian suplemen Spirulina platensis pada pakan dan penyuntikan Oodev di
musim pemijahan dan di luar musim pemijahan, (2) mengkaji peran dan
mekanisme dari Spirulina platensis dengan Oodev dalam peningkatan kualitas
gonad dan larva serta (3) menentukan dosis kombinasi suplemen Spirulina
platensis dengan Oodev yang tepat dan efisien pada keragaan reproduksi induk
ikan lele serta keterkaitannya dengan kualitas telur dan larva. Adapun dosis dari
masing-masing perlakuan di dua musim ini adalah sama yakni terdiri dari A1: S.

platensis 0 % dengan Oodev 0 IU; Pakan A2: S. platensis 0 % dengan Oodev 15
IU; Pakan B1: S. platensis 1 % dengan Oodev 0 IU; Pakan B2: S. platensis 1 %
dengan Oodev 15 IU; Pakan C1: S. platensis 2 % dengan Oodev 0 IU; Pakan C2: S.
platensis 2 % dengan Oodev 15 IU; Pakan D1: S. platensis 3 % dengan Oodev 0
IU; Pakan D2: S. platensis 3 % dengan Oodev 15 IU. Jumlah ikan uji yang
digunakan dalam penelitian ini juga sama yakni sebanyak 80 ekor induk betina di
musim pemijahan dan 80 ekor induk betina di luar musim pemijahan. Setiap
perlakuan menggunakan 10 ekor induk. Parameter yang diamati pada kedua
musim adalah konsentrasi estradiol-17β, vitelogenin, gonad somatik indeks (GSI),
hepato somatik indeks (HSI), fekunditas, diameter telur, derajat pembuahan,
viabilitas larva dan kandungan asam lemak telur dan larva.

Hasil penelitian di musim pemijahan menunjukkan bahwa konsentrasi
estradiol-17β hari ke-10 setelah penyuntikan Oodev yang dikombinasikan dengan
suplementasi S. platensis memberikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tanpa penyuntikan Oodev. Hal ini mengindikasikan proses perkembangan
kematangan gonad lebih cepat dan selanjutnya menurun hingga hari ke-30.
Penurunan ini menggambarkan kematangan gonad lebih cepat 10 hari setelah
penyuntikan Oodev. Selanjutnya perlakuan penyuntikan Oodev dapat
menginduksi percepatan proses vitelogenin dibandingkan tanpa hormon. Pada hari

ke-30, konsentrasi vitelogenin dalam darah semakin berkurang karena sudah
mereduksi kematangan akhir dan terakumulasi ke dalam gonad. Pada hari ke-10,
konsentrasi vitelogenin pada perlakuan kombinasi Oodev dengan S. platensis
lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Puncak peningkatan HSI terjadi pada
hari ke-10. Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan GSI, diperoleh
kecenderungan peningkatan dari hari ke-10 sampai hari ke-30. Sedangkan HSI
sebaliknya yakni memiliki kecenderungan menurun dari hari ke-20 sampai hari
ke-30. Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa perbedaan dosis S. platensis yang
dikombinasikan dengan Oodev mempengaruhi (P