METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat eksploratoris; yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang saling berhubungan antara implementasi Corporate Governance dengan pengungkapan informasi.

Pada bab ini penulis akan mengemukakan data-data yang diperlukan meliputi: sampel dan data penelitian, spesifikasi variabel, analisa pengolahan data dan pengujian hipotesis.

3.1 Sampel dan Data Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang terdapat di BEJ tahun 2002-2006. Pemilihan sampel tersebut berkaitan dengan indeks Corporate Governance, indeks yang diperoleh dari IICG tahun 2002-2006. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dari populasi dengan kriteria tertentu:

1. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) Data berupa laporan keuangan periode 2002-2006, yang telah dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2003-2007, memuat annual report yang meliputi neraca dan laporan laba rugi untuk tahun 2002-2006.

2. The Indonesian Institue for Corporate Governance Data yang bersifat sekunder dari lembaga riset independen The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI) dari tahun 2002-2006.

3. Website Jakarta Stock Exchange

3.2 Spesifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) (Khomsiyah, 2003).

1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan informasi yang dilihat dari persentase indeks pengungkapan pada masing-masing perusahaan. Indeks Pengungkapan disini merupakan butir laporan keuangan minimum yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan yang diatur secara rinci dalam SAK. Menghitung variabel independen dengan menggunakan rumus sebagai berikut ;

IP = n/k

Keterangan : IP : Indeks Pengungkapan

n : Jumlah butir pengungkapan yang dipenuhi k : Jumlah semua butir pengungkapan yang mungkin

dipenuhi

2. Variabel Independen Variabel Independen dalam persamaan ini meliputi ;

a. Indeks Corporate Governance. Indeks ini adalah hasil pemeringkatan atas penerapan Corporate Governance yang dilakukan oleh lembaga riset independen IICG.

b. Size / ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva dari neraca perusahaan.

c. Struktur Kepemilikan Menekankan pada proporsi kepemilikan masyarakat sebagai pihak luar dari perusahaan. Merupakan suatu bentuk mekanisme Corporate Governance yang bisa menyamakan kepentingan pemilik, pengelola atau manajer perusahaan maupun pihak eksternal. Proporsi kepemilikan diwakili oleh variabel dummy, nilai 1 untuk kepemilikan masyarakat >20% dan nilai 0 untuk kepemilikan masyarakat <20%.

d. Dewan komisaris Menekankan pada komposisi keberadaan komisaris independen terhadap jumlah seluruh komisaris, artinya sekurang-kurangnya 20% anggota dewan komisaris haruslah merupakan orang-orang luar. Penelitian ini menggunakan variabel dummy yaitu bernilai 1 jika perusahaan memiliki susunan komisaris independen sesuai d. Dewan komisaris Menekankan pada komposisi keberadaan komisaris independen terhadap jumlah seluruh komisaris, artinya sekurang-kurangnya 20% anggota dewan komisaris haruslah merupakan orang-orang luar. Penelitian ini menggunakan variabel dummy yaitu bernilai 1 jika perusahaan memiliki susunan komisaris independen sesuai

e. Komite audit Keberadaan komite audit merupakan salah satu kriteria penerapan GCG. Komite audit terdiri dari 3 sampai 5 orang anggota, diambil oleh dewan komisaris bukan dewan direksi agar obyektivitasnya terjaga. Menggunakan variabel dummy yaitu 1 jika perusahaan memiliki susunan komite audit sesuai dengan peraturan BEJ dan 0 jika perusahaan tidak memiliki susunan komite audit independen sesuai dengan peraturan BEJ.

f. Regulasi. Faktor regulasi diukur dengan menggunakan variabel dummy, dengan 1 untuk perusahaan yang masuk dalam industri perbankan (begitu pula untuk BUMN).

g. Profitabilitas (Dwi Novi Kusumawati, 2006) Profitabilitas dihitung dengan menggunakan ROE.

3.3 Analisis dan Pengolahan Data

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan Corporate Governance dengan pengungkapan informasi. Indeks Corporate Governance yang tinggi mungkin disebabkan adanya penerapan transparansi yang baik oleh perusahaan, atau pengungkapan informasi yang tinggi Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan Corporate Governance dengan pengungkapan informasi. Indeks Corporate Governance yang tinggi mungkin disebabkan adanya penerapan transparansi yang baik oleh perusahaan, atau pengungkapan informasi yang tinggi

Dalam penelitian ini juga akan menguji faktor baru yang mempengaruhi pengungkapan informasi, yaitu profitabilitas. Asumsi yang menjadi dasar adalah perusahaan-perusahaan yang menghasilkan profit tinggi memiliki kecenderungan untuk mengupayakan pengungkapan informasi yang lebih baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengungkapan informasi yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya juga akan dipertimbangkan dalam pengujian penelitian ini (Khomsiyah, 2003), yaitu struktur kepemilikan (Susanto, 1992; Na’lm dan Rahman, 2000; dan Marwata, 2001); komposisi dewan komisaris (Forker, 1992; Ho dan Wong, 2000; Sabeni, 2002); keberadaan komite audit (Forker, 1992; Ho dan Wong, 2000; Sabeni, 2002); ukuran perusahaan (Susanto, 1992; Lang dan Lundholm, 1993; Subiyantoro, 1997; Suripto, 1999; Gunawan, 2000, dan Fitriany, 2001; dan Marwata, 2001) dan juga regulasi. Persamaannya adalah sebagai berikut : IP = α0 + α1 ICG + α2 SK + α3 DK + α4 KA + α5 SIZE + α6 PRFT + α7 REG

+ ε2t Keterangan : ICG : Indeks Corporate Governance IP : Indeks Pengungkapan REG : Regulasi SK : Struktur Kepemilikan DK : Komposisi Dewan Komisaris

KA : Keberadaan Komite Audit SIZE : Ukuran Perusahaan PRFT: Profitabilitas Berdasarkan persamaan di atas, maka peneliti menggunakan beberapa pengujian sebagai berikut :

1. Statistik Deskriptif Pengujian ini dilakukan untuk menentukan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi masing-masing variabel independen dan dependen.

2. Uji Asumsi Klasik Penggunaan alat statistik regresi berganda mensyaratkan dilakukannya pengujian asumsi klasik. Jika asumsi klasik tidak terpenuhi akan menyebabkan bias pada hasil penelitian. Asumsi klasik yang perlu diuji adalah normalitas multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Uji tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan interpretasi Q-Q plot , untuk melihat apakah data variabel yang diuji berdistribusi normal dan layak untuk diuji statistik.

Interpretasi terhadap Q-Q plot didasarkan pada garis lurus yang melintang dari pojok kiri bawah ke kanan atas sehingga membentuk arah diagonal sebagai garis acuan normalitas. Data yang diwakili Interpretasi terhadap Q-Q plot didasarkan pada garis lurus yang melintang dari pojok kiri bawah ke kanan atas sehingga membentuk arah diagonal sebagai garis acuan normalitas. Data yang diwakili

b. Multikolinearitas Uji multikolinearitas untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel bebas berhubungan secara linear. Uji multikolinearitas artinya ada hubungan kuat antara semua atau beberapa variabel penjelas dalam model regresi yang digunakan. Menurut Gujaranti dalam Theresia (2005), adanya multikolinearitas yang kuat akan mengakibatkan ketidaktepatan estimasi. Pengujian gejala multikolinearitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel bebas berhubungan secara linear. Ada beberapa faktor indikator untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas yaitu:

1. Koefisien Determinan (R2), tanda yang paling jelas dari multikolinearitas adalah ketika R2 menjadi sangat tinggi tetapi tidak ada satupun atau sedikit sekali koefisien regresi parsial yang signifikan secara individu jika dilakukan uji t.

2. Koefisien Kolerasi Parsial (r2), gejala multikolinearitas mungkin dapat diketahui bila melihat R2 yang tinggi namun koefisienan korelasi parsialnya rendah. Pengujian gejala multikolinearitas dengan program SPSS dapat dilihat dari nilai tolerance value atau variance inflation factors. Regresi terdeteksi multikolinearitas apabila nilai VIF > 5 (Singgih Santoso, 2000).

c. Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas model regresi adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya).

3. Analiasis Regresi Analisis regresi yaitu regresi variabel-variabel eksogen pada persamaan, untuk melihat pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap Pengungkapan Informasi.

3.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan Corporate

Governance (yang dilihat dari indeks Corporate Governance) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan informasi.

Pengujian secara parsial dipergunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi variabel independen (x) hasil estimasi secara individual memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (y).

Langkah Pengujian:

1. Merumuskan Hipotesis Statistik H0: β = 0; variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. H0: β = 0; variabel independen secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2. Menetapkan level of significant sebesar 95% atau α = 5% dengan degree of freedom (df) = n-k-1 untuk mengetahui nilai t tabel pada daerah penerimaan dan penolakan Ho.

3. Perhitungan nilai t dengan program SPSS.