Kajian Pengembangan

7.1 Kajian Pengembangan

Beberapa studi telah dilakukan pada penggunaan proses/konseptual simulasi untuk membantu dalam pembelajaran laboratorium. Salah satu tujuan yang paling umum implementasi komputer sebagai sarana yang dapat mengurangi biaya serta waktu diperlukan untuk menyelesaikan tugas laboratorium. Hasil penelitian yang relevan dari Ismayani (2009) mengenai penggunaan software simulasi laboratorium virtual HPLC yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

Penelitian Dobson dan Hill (1995) melakukan survei respon siswa terhadap pelaksanaan simulasi dalam pembelajaran penguat operasional (Op-Amp) yang dilakukan di jurusan teknik mesin di Universitas Southampton Inggris. Paket simulasi Interaktif berbasis komputer " Electronic Workbench" digunakan dalam rangka menggantikan percobaan konvensional. Hasil survei menunjukkan bahwa melalui simulasi: 1) para siswa merasakan tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai metode pembelajaran; 2) kemudahan dalam menggunakan paket simulasi menunjukkan persentase yang yang lebih tinggi dibandingkan latihan di lab konvensional; 3) tidak ada korelasi antara pre-test menggunakan komputer dibandingkan dengan pengalaman laboratorium konvensional; 4) pada kelompok yang menggunakan paket simulasi untuk melakukan praktek percobaan laboratorium membutuhkan waktu penyelesaian lebih sedikit; 5) pada kelompok simulasi mengerjakan tugas lab sedikit lebih mudah daripada mereka yang menggunakan peralatan konvensional yang didukung juga oleh penelitian Moslehpour (1993) bahwa simulasi komputer dapat juga diterapkan pada topik yang kompleks.

Penelitian serupa oleh Engle et al., (1996) yang dilakukan di Pennsylvania State University, Berjudul "Fluid Flow Construction Set", perangkat lunak berbasis komputer diperkenalkan kepada mahasiswa teknik untuk sistem aliran fluida dalam pipa tanpa memerlukan

Laboratorium Simulasi Dr. Abd. Muis M, M.Pd., M.T Dr. Hendra Jaya, M.T.,

Dr. Hj. Purnamawati, M.Pd peralatan laboratorium yang mahal. Hasil temuannya menyatakan

bahwa penggunaan software simulasi memungkinkan siswa untuk melakukan eksperimen lebih baik daripada yang dilakukan di laboratorium konvensional dan juga siswa dapat termotivasi dalam belajar.

Lebih lanjut penelitian Alkazemi (2003) menganalisis dampak pembelajaran simulasi komputer dan laboratorium konvensional oleh siswa sekolah menengah. Hasil penelitiannya menemukan adanya dukungan teori bahwa sebelum penggunaan simulasi sebelum melakukan kegiatan pada laboratorium konvensional terbukti dapat meningkatkan pembelajaran. Kelompok yang menyelesaikan tugas dengan simulasi sebelum masuk ke lab konvensional menunjukkan hasil pencapaian post test yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak menggunakan simulasi.

Penelitian serupa oleh Hall (2000) melakukan pengujian efektivitas penggunaan perangkat lunak simulasi komputer untuk pembelajaran laboratorium sebagai pengganti menggunakan komponen dan peralatan riil di laboratorium. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam prestasi siswa antara mereka yang mensimulasikan latihan laboratorium dan mereka yang melakukan latihan laboratorium yang sama di laboratorium konvensional.

Hasil penelitian yang sama oleh Wagner (1999) tentang Computer-Based Teaching to Virtual Laboratories in Automatic Control diperoleh hasil: (1) Pembelajaran berbasis komputer sama baiknya dengan pembelajaran tradisional di sekolah yang harus direncanakan, diatur dan dilaksanakan dan saling bergantung kepada aspek: konten, didaktik, metode, tujuan pembelajaran, penggunaan media, dan keterampilan yang ada serta hubungan sosial. (2) Belajar berarti “bertindak”, pengaturan diri dalam belajar dan pengendalian diri dalam bekerja terhadap permasalahan “real” atau yata merupakan cara terbaik untuk belajar aktif, efektif dan efisien. (3) Melalui pembelajaran berbasis komputer dapat menjadikan pekerjaan lebih mudah dan lebih memungkinkan. Dengan instuisi antarmuka pengguna maka pebelajar dapat lebih berkonsentrasi pada proses

Praktikum Simulasi Berbasis Website

pembelajaran sejak awal, (4) sistem pembelajaran berbasis komputer tidak tergantung pada waktu dan tempat, pembelajaran multimedia terbaru disertai dengan kombinasi simulasi, animasi, teks, grafis, video dan elemen suara dengan interaksi.

Hal ini diperjelas oleh Penelitian Tasma Sucita yang meneliti tentang Pengembangan model pembelajaran praktikum berbasis software komputer. dari hasil penelitian diperoleh bahwa (1) Setiap mata kuliah praktikum jurusan pendidikan teknik elektro dapat menggunakan paket program simulasi komputer, agar mahasiswa terbiasa menggunakan komputer. (2). Laboratorium Pendidikan Teknik Elektro membutuhkan paket-paket program aplikasi simulasi untuk keperluan praktikum beberapa mata kuliah, (3) Wawasan, pengetahuan dan keterampilan dari setiap pengelola laboratorium (laboran dan toolman) Teknik Elektro memerlukan pengetahuan khusus untuk terciptanya pengembangan model pembelajaran praktikum menggunakan program software computer.

Penelitian ini juga didukung oleh Purwoko, meneliti tentang virtual reality sebagai media pembelajaran dan pelatihan pemrograman CNC, diperoleh hasil penelitian: 1) siswa sangat tertarik dan intens dalam menggunakan program virtual reality yang menyediakan efek lingkungan visual mesin CNC pada monitor, mencoba secara aktif simulasi tombol virtual pada monitor, memasukkan data pada panel virtual CNC dan membuat simulasi program CNC; 2) siswa yang sedang praktikum menggunakan program CNC dapat dilakukan didalam maupun diluar ruang kelas;

3) Virtual reality CNC dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan program pelatihan CNC secara klasik (diruang kelas), pembelajaran individual, maupun melalui e-learning.

Salah satu dampak penggunaan media adalah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa seperti diutarakan oleh Utaminingsih (2009) bahwa pada pemanfaatan media virtual dan media non virtual Dalam pembelajaran sains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan media virtual (media simulasi komputer) dan kelas kontrol yang menggunakan media non virtual

Laboratorium Simulasi Dr. Abd. Muis M, M.Pd., M.T Dr. Hendra Jaya, M.T.,

Dr. Hj. Purnamawati, M.Pd (media riil). Jadi, media virtual (media simulasi komputer) dan media

non virtual (media riil) sama baiknya dalam meningkatan hasil belajar siswa baik dari aspek kognitif maupun aspek afektif.