Teori Belajar Untuk Mendukung Pengembangan Multimedia Berbasis Komputer

3) Teori Belajar Discovery Brunner

Teori belajar Brunner yang dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery learning). Brunner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik berusaha untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna (Dahar, 1996: 103). Belajar bermakna dengan arti seperti diberikan di atas, merupakan satu-satunya macam belajar yang mendapat perhatian Brunner.

Brunner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip- prinsip, agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Menurut Brunner, pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan: pertama, pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat atau lebih mudah diingat, bila dibandingkan

Laboratorium Simulasi Dr. Abd. Muis M, M.Pd., M.T Dr. Hendra Jaya, M.T.,

Dr. Hj. Purnamawati, M.Pd dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain. Kedua,

hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil belajar lainnya. Dengan kata lain, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dijadikan milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru. Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berpikir secara bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilanketerampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

Selanjutnya dikemukakan, bahwa belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban. Lagi pula pendekatan ini dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain, dan meminta para siswa untk menganalisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja.

Teori belajar Brunner ini jika dikaitkan dengan pengembagan multimedia berbasis komputer model simulasi sangat berkaitan karena model simulasi ini memberikan peluang yang besar kepada peserta didik untuk mengeksplorasi informasi dan pengetahuan melalui simulasi-simulasi karena dengan model ini, dapat melatih kemampuan peserta didik sekaligus merangsang keingintahuan mereka dan memotivasi mereka untuk menemukan pengetahuan. Karena dengan multimedia berbasis komputer model simulasi ini, materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa, dan selanjutnya peserta didik mendapat kebebasan sampai batas-batas tertentu untuk menyelidiki secara perorangan terhadap konsep yang ingin dipelajarinya. Dengan demikian peran guru hanya sebagai fasilitator dan informan yang hanya sekedar menjelaskan langkah-langkah dalam memperoleh informasi dan pengetahuan. Ini tidak berarti tidak ada peran sama sekali dari guru, akan tetapi perannya diperkecil dan sebaliknya peluang sebesar-besarnya diberikan kepada peserta didik.

4) Dual Coding Theory Paivio (1971)

Praktikum Simulasi Berbasis Website

Menurut dual coding theory (teori dua chanel) bahwa semua informasi diproses melalui dua chanel yang independen, yaitu chanel verbal seperti teks dan suara kemudian chanel visual seperti diagram, animasi dan gambar (Ariani dan Haryanto, 2010:54). Berdasarkan pada teori ini bahwa suatu materi pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga mengakomukasi banyak tipe pembelajar, gaya belajar, dan bukan hanya menunjukkan gaya mengajar instrukturnya. Dengan demikian langkah yang efektif untuk menyikapi hal ini adalah melalui penggunaan multimedia berbasis komputer dalam hal ini laboratorium simulasi yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa, karena multimedia berbasis komputer mampu mengakomudasikan berbagai macam unsur, meliputi grafik, teks, suara, video dan animasi. Penggabungan semua ini merupakan satu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran. Konsep penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras maupun perangkat lunak yang masing-masing tetap menjalankan fungsi utamanya sebagaimana biasanya, dan komputer merupakan pengendali utama seluruh peralatan itu. Semua peralatan itu haruslah kompak dan bekerja sama dalam menyampaikan informasi kepada pemakainya.