Sedangkan stuktur organisasi pelaksana pun sejauh mungkin menghindari hal yang berbelit, panjang dan kompleks.
Keempat variabel di atas dalam model yang dibangun oleh Edward memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan dan sasaran program kebijakan.
Gambar 2.1.: Model Implementasi Edward III
Sumber: Indiahono
2.1.5. Evaluasi Kebijakan
Evaluasi yang dilakukan terhadap suatu proses kebijakan sesungguhnya merupakan evaluasi terhadap proses implementasinya; kemudian bagaimana kepatuhan dari kelompok-
kelompok ketika proses implementasi berlangsung dan terakhir bagaimana prospek ke depan dari dampak tersebut. Ripley dalam Tangklisan 2003:26.
2.1.5.1 Tujuan Evaluasi komunikasi
Sumber Daya Implementasi
Disposisi
Struktur Birokrasi
Universitas Sumatera Utara
Pentingnya evaluasi kebijakan menurut Subarsono 2005:123 yakni:
1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas suatu kebijakan, yakni seberapa jauh suatu
kebijakan mencapai tujuannya. 2.
Mengetahui apakah suatu kebijakan berhasil atau gagal. Dengan melihat tingkat efektivitasnya, maka dapat disimpulkan apakah suatu kebijakan berhasil atau gagal.
3. Memenuhi aspek akuntabilitas publik. Dengan melakukan penilaian kinerja suatu
kebijakan, maka dapat dipahami sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada publik sebagai pemilik dana dan mengambil manfaat dari kebijakan dan
program pemerintah. 4.
Menunjukan pada
stakeholders
manfaat suatu kebijakan. Apabila tindakan dilakukan evaluasi terhadap suatu kebijakan, para
stakeholders
, terutama kelompok sasaran tidak mengetahui secara pasti manfaat dari sebuah kebijakan atau program.
5. Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Pada akhirnya evaluasi kebijakan
bermanfaat untuk memberikan masukan bagi proses pengambilan kebijakan yang akan datang agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebaliknya, dari hasil
evaluasi diharapkan dapat ditetapkan kebijakan yang lebih baik.
2.1.5.2 Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi Menurut William Dunn 2003:611-612 membedakan atas tiga pendekatan yakni:
1. Evaluasi semu
pseudo evaluation
adalah pendekatan yang menggunakan metode- metode deskriptif untuk menghasilkan informan yang valid dan dapat dipercaya
mengenai hasil kebijakan,tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasl-hasil tersebut terhadap individu, kelompok, atau masyarakat secara
keseluruhan. Asumsi utama dari evaluasi semu adalah bahwa ukuran tentang manfaat
Universitas Sumatera Utara
atau nilai merupakan sesesuatu yang dapat terbukti sendiri
self evident
atau tidak kontroversial.
2. Evaluasi Formal
Formal Evaluation
merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan inormasi yang valid dan cepat dipercaya
mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan
administrator program. Asumsi utama dari evaluasi formal adalah bahwa tujuan dan target diumumkan secara formal adalah merupakan ukuran yang tepat untuk manfaat
atau nilai kebijakan program. 3.
Evaluasi keputusan teoritis
Decision-Theoretic Evaluation
adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode deksriptif untuk menghasilkan informasi yang dapa
dipertanggungjawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagi macam pelaku kebijakan. Perbedaan pokok antara
evaluasi teoritis keputusan di satu sisi dan evaluasi semu dan evaluasi formal di sisi lainnya, adalah bahwa evaluasi keputusan teoritis berusaha untuk memunculkan dan
membuat eksplisit tujuan dan target dari pelaku kebijakan baik yang tersembunyi maupun yang dinyatakan. Ini berarti bahwa tujuan dan target dari para pembuat
kebijakan dan administrator merupakan salah satu sumber nilai, karena semua pihak mempunyai andil dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan.
Tabel 2.1 Pendekatan Evaluasi
Pendekatan Tujuan
Asumsi Bentuk-Bentuk Utama
Evaluasi semu
Menggunakan metode
deskriptif untuk menghasilkan
informasi yang valid tentang
hasil kebijakan Ukuran manfaat
atau nilai terbukti dengan
sendirirnya atau tidak
kontroversial 1.Eksprementasi sosial
2.Akuntasi sistem sosial 3.Pemeriksaan sosial
4.Sintesis riset dan praktik
Universitas Sumatera Utara
Evaluasi formal
Menggunakan metode
deskriptif untuk menghasilkan
informasi yang terpercaya dan
valid mengenai hasil kebijakan
secara formal diumumkan
sebagai tujuan program-
kebijakan Tujuan dan
sasaran dari pengamil
kebijakan dan administrator
yang secara resmi
diumumkan merupakan
ukuran yang tepat dari
manfaat atau nilai.
1.Evaluasi perkembangan 2.Evaluasi eksperimental
3.Evaluasi proses retrospektif
4.Evaluasi hasil retrospektif
Evaluasi keputusan
teoritis Menggunakan
metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang
valid dan dapat dipercaya
mengenai hasil kebijakan yang
secara eksplisit diinginkan oleh
berbagai pelaku kebijakan.
Tujuan dan sasaran dari
berbagai pelaku yang
diumumkna secara formal
ataupun diam- diam
merupakan ukuran yang
tepat dari manfaat atau
nilai. 1.Penilaian tentang dapat
tidaknya dievaluasi 2.Analisis utilitas
multiatribut.
Sumber: William Dunn
2.1.5.3 Metode Evaluasi