Irving Luntungan, Aida Vitayala S. Hubeis, Euis Sunarti, Agus Maulana

6. Simpulan

1. Penelitian ini telah memberikan batasan

ciri-ciri dominan Gen-Y di Indonesia yaitu generasi yang lahir di antara Tahun 1984 dan 1995 dengan beberapa kriteria yang diadopsi dari Generasi Y di AS, Eropa dan Australia. Paparan teknologi informasi menjadi faktor penentu dalam mendefinisikan generasi ini, sehingga dalam konteks Indonesia saat ini, mereka yang lahir dalam kurun waktu tersebut di atas namun tidak memiliki akses yang memadai pada teknologi informasi tidak dapat dimasukkan dalam kriteria Generasi Y. Penggunaan batasan tahun kelahiran menjadi penentu utama dalam pendefinisian “Generasi Y” karena istilah “generasi” pada dasarnya menunjuk kepada kurun waktu tertentu, dan dalam hal ini adalah kurun waktu kelahiran.

2. Konsensus pakar yang diperoleh melalui

metode ANP memberikan faktor-faktor utama dalam pengelolaan Gen-Y yaitu pentingya kekhasan karakter Gen-Y yaitu (1) kecenderungan untuk langsung pada hasil (result-oriented) tanpa memerhatikan ke penting an proses, (2) perilaku komunikasi yang frontal, direktif dan terbuka, dan (3) pengaruh lingkungan sosial dalam keputusan kerja. Faktor lain yang muncul adalah pentingnya melibatkan adanya kontribusi pihak luar untuk penyempurnaan Gen-Y dalam upaya untuk mengoptimalkan potensi dan membangun strategi pengelolaan Gen-Y di Perbankan.

3. Konsensus pakar dengan pendekatan

BOCR dapat memberikan gambaran terhadap permasalahan yang dihadapai pengelola SDM dan sekaligus memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan pengelolaan Generasi-Y di industri Perbankan.

a. A l t e r n a t i f s t r a t e g i y a n g

direkomendasikan adalah pada upaya untuk membangun engagement dengan Generasi-Y sedini mungkin, untuk memunculkan apresiasi Generasi-Y terhadap industri perbankan agar mereka dapat melihat impact yang dapat dikontribusikan bagi suksesi kepemimpinan perbankan. Alternatif ini adalah pilihan yang konservatif dengan biaya investasi yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan strategi yang lain namun dapat memberikan dampak yang langsung bagi manajemen suksesi (kondisi standard dan pessimistic).

b. Pada kondisi optimistic dan realistic, dipandang perlu untuk melakukan program pelatihan pengembangan l i n t a s g e n e r a s i s e b a g a i u p ay a menjembatani perbedaan persepsi dan menciptakan sinergi dalam angkatan kerja.

7. Saran

Kepada para Peneliti lain, bahwa ini adalah penelitian terapan yang langsung masuk pada akar permasalahan yang dihadapi dengan pragmatism paradigm untuk mendapatkan strategi yang langsung dapat diterapkan. Kondisi ini memberikan keterbatasan dalam melihat secara spesifik penerimaan generasi sebelumnya terhadap generasi kini (Generasi- Y) sebagai bagian esensial dalam membangun budaya sehat lintas generasi yang bermuara pada strategi manajemen suksesi yang lebih komprehensif. Oleh karena itu penambahan perspektif dari generasi sebelumnya akan memberikan hasil penelitian yang lebih kaya dengan inferensi untuk pengelolaan Generasi- Y.

8. Implikasi Manajerial

Hasil penelitian ini memberikan inferensi penting untuk pengelolaan manajemen sumber daya manusia khususnya untuk Gen-Y yaitu:

1. Keberadaan Gen-Y sebagai angkatan kerja memiliki kekhasan yang dapat

Tabel 5. Prioritas strategi dengan pendekatan BOCR

memberikan pemahaman dan pengertian tentang karakter, ekspektasi dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan.

Pemahaman ini dituntut dari seluruh karyawan, t e r m a s u k G e n e r a s i Y, s e h i n g g a konsekuensinya adalah adanya aturan dan pengawasan yang ketat dapat dimaklumi sebagai sebuah konsekuensi dari industri jasa keuangan (perbankan), dan tidak dipandang sebagai sebuah industri yang kaku dan memiliki banyak aturan yang tidak efesien. Ini merupakan pintu masuk bagi divisi SDM untuk membentuk kematangan berpikir dan bertindak bagi Generasi Y.

Validasi Model (Face Validity) Pada tahap validasi pakar yang merupakan tahap terakhir metode penelitian dalam penelitian ini yaitu dengan melibatkan

Jurnal Manajemen Teknologi

Jurnal Manajemen Teknologi

Alternatif Strategi

Bobot BOCR

Hasil (Pemeringkatan)

BO/CR

bB+oO-

cC-rR

B/ (CxR)

1. Engagement redesign terhadap proses rekrutmen melalui proyek Employer Branding

2. Engagement redesign melalui proyek Facilities Management

3. Enablement redesign terhadap program pelatihan menuju pada Vertical Development untuk Gen-Y dalam kategori hi-potential.

4. Enablement redesign untuk program pelatihan yang bersifat umum lintas generasi.

5. Empowerment commitment melalui peningkatan komitmen manajemen dan pihak SDM untuk investasi bagi Gen-Y.

6. Empowerment commitment melalui pemberian kesempatan untuk Gen-Y masuk dalam strata manajemen

Strategi pengembangan program-program lintas generasi menjadi strategi yang penting dalam pengelolaan karyawan karena strategi ini memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah bahwa pengenalan tentang generasi ini akan memperkaya pengetahuan para supervisor yang saat ini membawahi Generasi Y. Dengan demikian tantangan bagi divisi SDM adalah pengkinian modul-modul pelatihan bagi para supervisor ataupun lokakarya (workshop) untuk melengkapi para super visor deng an pemahaman akan keberadaan generasi ini.

Dengan demikian ekspektasi terhadap generasi ini dapat lebih realistis dan terutama dengan pemahaman yang lebih baik, kontribusi generasi ini dapat lebih dioptimalkan. Dimensi kedua adalah bahwa strategi ini memberi kesempatan bagi institusi untuk menjangkau Generasi Y yang sudah bekerja dengan

eksekutif perbankan maka hasil yang diperoleh adalah adanya kesamaan pandangan dari pakar terhadap enam rekomendasi strategi pengelolaan Gen-Y di industri perbankan, dengan beberapa variasi prioritas yang lebih spesifik pada kondisi bank masing-masing.

6. Simpulan

1. Penelitian ini telah memberikan batasan

ciri-ciri dominan Gen-Y di Indonesia yaitu generasi yang lahir di antara Tahun 1984 dan 1995 dengan beberapa kriteria yang diadopsi dari Generasi Y di AS, Eropa dan Australia. Paparan teknologi informasi menjadi faktor penentu dalam mendefinisikan generasi ini, sehingga dalam konteks Indonesia saat ini, mereka yang lahir dalam kurun waktu tersebut di atas namun tidak memiliki akses yang memadai pada teknologi informasi tidak dapat dimasukkan dalam kriteria Generasi Y. Penggunaan batasan tahun kelahiran menjadi penentu utama dalam pendefinisian “Generasi Y” karena istilah “generasi” pada dasarnya menunjuk kepada kurun waktu tertentu, dan dalam hal ini adalah kurun waktu kelahiran.

2. Konsensus pakar yang diperoleh melalui

metode ANP memberikan faktor-faktor utama dalam pengelolaan Gen-Y yaitu pentingya kekhasan karakter Gen-Y yaitu (1) kecenderungan untuk langsung pada hasil (result-oriented) tanpa memerhatikan ke penting an proses, (2) perilaku komunikasi yang frontal, direktif dan terbuka, dan (3) pengaruh lingkungan sosial dalam keputusan kerja. Faktor lain yang muncul adalah pentingnya melibatkan adanya kontribusi pihak luar untuk penyempurnaan Gen-Y dalam upaya untuk mengoptimalkan potensi dan membangun strategi pengelolaan Gen-Y di Perbankan.

3. Konsensus pakar dengan pendekatan

BOCR dapat memberikan gambaran terhadap permasalahan yang dihadapai pengelola SDM dan sekaligus memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan pengelolaan Generasi-Y di industri Perbankan.

a. A l t e r n a t i f s t r a t e g i y a n g

direkomendasikan adalah pada upaya untuk membangun engagement dengan Generasi-Y sedini mungkin, untuk memunculkan apresiasi Generasi-Y terhadap industri perbankan agar mereka dapat melihat impact yang dapat dikontribusikan bagi suksesi kepemimpinan perbankan. Alternatif ini adalah pilihan yang konservatif dengan biaya investasi yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan strategi yang lain namun dapat memberikan dampak yang langsung bagi manajemen suksesi (kondisi standard dan pessimistic).

b. Pada kondisi optimistic dan realistic, dipandang perlu untuk melakukan program pelatihan pengembangan l i n t a s g e n e r a s i s e b a g a i u p ay a menjembatani perbedaan persepsi dan menciptakan sinergi dalam angkatan kerja.

7. Saran

Kepada para Peneliti lain, bahwa ini adalah penelitian terapan yang langsung masuk pada akar permasalahan yang dihadapi dengan pragmatism paradigm untuk mendapatkan strategi yang langsung dapat diterapkan. Kondisi ini memberikan keterbatasan dalam melihat secara spesifik penerimaan generasi sebelumnya terhadap generasi kini (Generasi- Y) sebagai bagian esensial dalam membangun budaya sehat lintas generasi yang bermuara pada strategi manajemen suksesi yang lebih komprehensif. Oleh karena itu penambahan perspektif dari generasi sebelumnya akan memberikan hasil penelitian yang lebih kaya dengan inferensi untuk pengelolaan Generasi- Y.

8. Implikasi Manajerial

Hasil penelitian ini memberikan inferensi penting untuk pengelolaan manajemen sumber daya manusia khususnya untuk Gen-Y yaitu:

1. Keberadaan Gen-Y sebagai angkatan kerja memiliki kekhasan yang dapat 1. Keberadaan Gen-Y sebagai angkatan kerja memiliki kekhasan yang dapat

DiMaggio, P., & Powell, W. (1983). The Iron apabila organisasi tidak memersiapkan

memandang pemimpin sebagi figur

harus diterapkan terkait dengan peran

Cage Revisited: Institutional secara khusus para supervisor atau

teladan, sehingga pendekatan

pemimpin atau supervisor dalam budaya

Isomorphism and Collective Rationality pemimpin. Ini disebabkan adanya

kepemimpian dapat menjembatani

kerja Generasi Y, yaitu menempatkan

in Organization Fields. American perbedaan sistem nilai dan cara

dinamika pengelolaan karyawan

mereka sebagai teladan atau role-model. Pada

Sociological Review. 48(Issue 2 (apr)). pandang terhadap proses pekerjaan

khususnya dengan masuknya generasi

relationship-oriented ini, pemimpin akan

Dries, N., Pepermans, R., & De Kerpel, E. dalam perusahaan, khususnya di

baru

dituntut untuk mampu memainkan

(2008), ''Exploring Four Generations' kalangan Perbankan.

2. Hasil studi menguatkan rekomendasi

perannya sebagai manager sumber daya

Glynn and DeJordy (dalam Nohria dan

manusia terkait upaya untuk menjalin

Beliefs about Career: is 'satisfied' the

2. Keberadaan industri Perbankan yang

New 'successful'?''. Journal of Managerial tidak lagi menjadi prioritas bagi fresh

Khurana 2010), terhadap kajian

hubungan dengan karyawan yang pada

Psychology, 23(8): 907-28. graduate harus disikapi oleh manajemen

literatur terhadap 151 penelitian yang

akhirnya mer upakan upaya untuk

Dulin, L. (2005). Leadership Preferences of A untuk memastikan strategi manajemen

dipublikasikan di Administrative Science

membangun motivasi dan semangat kerja

Generation Y Cohort: A Mixed Methods suksesi dapat dipersiapkan dengan

Quarterly, Academy of Management

agar kontribusi generasi ini menjadi lebih

Investigation [disertasi]. Arlington (US): baik.

Journal, dan Organization Science, yang

optimal.

sejalan dengan Yukl (2010) dan Davis

University of North Texas.

3. Pendekatan mentoring dan coaching

Erickson, T. (2008). Plugged In: The Generation Y cenderung memiliki dampak yang

dan Marquis (dalam Nohria dan

Daftar Pustaka

Guide to Thriving at Work. Amerika Serikat besar. Dari hasil FGD ditemukan

Khurana 2010) yaitu adanya perubahan

(US): Harvard Business Pres. bahwa Gen-Y masih menempatkan

paradigma pada topik kepemimpinan

Abramson, P.R., & Inglehar,t R. (1995). Value

Espinoza, C., Ukleja, M., & Rusch, C. (2010). peran role model secara personal

dari theory-driven to problem-driven dengan

Change in Global Perspective. Michigan

Managing the Millennials: Discover the Core sehingga penerapan program yang

secara spesifik menyarankan untuk

(US): University of Michigan Press.

Competencies for Managing Today's tepat tidak hanya dapat menanamkan

mengembangkan dinamika

Anantatmula, V.S., & Shrivastav, B. (2012).

Workforce. New Jersey (US): John Wiley prinsip prudensial dan profesional tapi

kepemimpinan dari situational theories.

Evolution of Project Teams for

3. Hasil studi menemukan implikasi dan

Generation Y Workforce. International

& Sons.

Fiedler, F. E. (1996). Research on Leadership dengan visi personal mereka sehingga

juga dapat menyatukan visi perusahaan

menguatkan teori kepemimpinan

Journal of Managing Projects in Business.

Selection and Training: One View of the Gen-Y dapat berkontribusi dengan

situasional Fiedler (1996) sebagai suatu

Future. Administrative Science Quarterly; optimum.

pendekatan yang dapat digunakan

doi:10.1108/17538371211192874.

dalam pembahasan tentang Generasi Y

Budiman, A. (2008). Efek Status Merek terhadap

241-250 .

4. Prinsip 80 banding 20, yaitu adanya

Greene, E. (2003). Connecting with prioritas bagi karyawan yang memiliki

dilihat dari kesamaan asumsi yang

Sikap Merek dan Kesediaan Membayar

Generation Y, Chronicle of Philanthropy, kualitas terbaik harus dilanjutkan yaitu

dibangun yaitu untuk menghasilkan

Harga Premium pada Generasi Y di Indonesia.

mekanisme pengelolaan yang efektif

National Conference on Management

15(19):31-3.

dengan memberikan pengelolaan

Howe, N., & Strauss, W. (1991). Generations: The khusus bagi mereka. Ini akan menjadi

diperlukan tiga kondisi yaitu: (1)

Research. Indonesia (ID). ISBN: 979-

History of America's Future, 1584 to 2069. success stories yang menginspirasi dan

adanya variasi dalam hubungan antara

442-242-8.

New York (US): William Morrow & menciptakan iklim persaingan yang

pemimpin dengan anggotanya, dalam

Braunstein, J.R., & Zhang, J.J. (2005).

hal ini terwakili dengan struktur

Dimensions of Athletic Star Power

Company.

Inglehart, R. (1977). The Silent Revolution: Gen-Y.

kuat dan sehat pada angkatan kerja dari

meritocracy yang dituntut oleh Generasi

Associated with Generation Y Sports

Y (2) pendefinisian struktur tanggung

Consumption. International Journal of

Changing Values and Political Styles among

5. Peer-collaborative adalah salah satu

Western Publics. Princeton. (US):Princeton kekuatan Gen-Y yang dapat

jawab dalam sebuah pekerjaan, dalam

Sports Marketing and Sponsorship. 6(4):242-

hal ini terkait dengan paradigma result-

University Press.

memberikan leverage bagi Perbankan,

Inglehart, R. (1990). Culture Shift in Advanced sehingga proses kreatif di balik ini

oriented yang menjadi ciri khas Generasi

Cheng, K. (2001). Setting their sites on Generation

Industrial Society. Princeton (US) harus difasilitasi.

Y; dan (3) tingkat otoritas dalam

' Y ' . 9 ( 3 1 ) : 4 6 . Au s t r a l i a ( AU ) :

organisasi, yaitu tentang keinginan

MediaWeek.

Princeton University Press.

6. FGD memberikan inferensi tentang

Keenan, A., Newton, T. (1984). Frustrations in adanya pengaruh budaya yang masih

Generasi Y untuk memberikan

Christis, J. (2005). Theory and Practice of Soft

organizations: relationships to role kuat pada Gen-Y di Indonesia.

kontribusi optimal secara instan. Sesuai

Systems Methodology: a Performative

dengan bahasan ini, maka gaya

Contradiction?.System Research and

stress, climate and psychological strain.

kepemimpinan task-oriented dapat

Behavioral Science. 22(issue 1):11-26.

Journal of Occupational Psychology, 57(1):57-

9. Implikasi Teoritis

digunakan untuk memacu dan

Cui, Y., Trent, E.S., Sullivan, P.M., & Matiru,

memotivasi Generasi Y dalam

G.N. (2003). Cause-Related Marketing:

Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan

Struktural: Satu dan Multi group Sample Yukl (2010) bahwa pengelolaan lintas

1. Hasil studi ini menguatkan rekomendasi

memberikan kontribusi karena adanya

H ow G e n e r a t i o n Y Re s p o n d s.

dengan Lisrel. Bandung (ID):Alfabeta. generasi har us didekati dengan

tantangan yang dinamis dalam

International Journal of Retail & Distribution

Kirkman, B.L., Lowe, K.B., & Gibson, C.B. pendekatan kepemimpinan. Generasi Y

pekerjaan. Pada saat yang sama,

Management, 31(6):310-20.

pendekatan relationship-oriented tetap

(2006). A Quarter Century of Culture's

Jurnal Jurnal

238 Manajemen Teknologi 239 Manajemen Teknologi 238 Manajemen Teknologi 239 Manajemen Teknologi

DiMaggio, P., & Powell, W. (1983). The Iron apabila organisasi tidak memersiapkan

memandang pemimpin sebagi figur

harus diterapkan terkait dengan peran

Cage Revisited: Institutional secara khusus para supervisor atau

teladan, sehingga pendekatan

pemimpin atau supervisor dalam budaya

Isomorphism and Collective Rationality pemimpin. Ini disebabkan adanya

kepemimpian dapat menjembatani

kerja Generasi Y, yaitu menempatkan

in Organization Fields. American perbedaan sistem nilai dan cara

dinamika pengelolaan karyawan

mereka sebagai teladan atau role-model. Pada

Sociological Review. 48(Issue 2 (apr)). pandang terhadap proses pekerjaan

khususnya dengan masuknya generasi

relationship-oriented ini, pemimpin akan

Dries, N., Pepermans, R., & De Kerpel, E. dalam perusahaan, khususnya di

baru

dituntut untuk mampu memainkan

(2008), ''Exploring Four Generations' kalangan Perbankan.

2. Hasil studi menguatkan rekomendasi

perannya sebagai manager sumber daya

Glynn and DeJordy (dalam Nohria dan

manusia terkait upaya untuk menjalin

Beliefs about Career: is 'satisfied' the

2. Keberadaan industri Perbankan yang

New 'successful'?''. Journal of Managerial tidak lagi menjadi prioritas bagi fresh

Khurana 2010), terhadap kajian

hubungan dengan karyawan yang pada

Psychology, 23(8): 907-28. graduate harus disikapi oleh manajemen

literatur terhadap 151 penelitian yang

akhirnya mer upakan upaya untuk

Dulin, L. (2005). Leadership Preferences of A untuk memastikan strategi manajemen

dipublikasikan di Administrative Science

membangun motivasi dan semangat kerja

Generation Y Cohort: A Mixed Methods suksesi dapat dipersiapkan dengan

Quarterly, Academy of Management

agar kontribusi generasi ini menjadi lebih

Investigation [disertasi]. Arlington (US): baik.

Journal, dan Organization Science, yang

optimal.

sejalan dengan Yukl (2010) dan Davis

University of North Texas.

3. Pendekatan mentoring dan coaching

Erickson, T. (2008). Plugged In: The Generation Y cenderung memiliki dampak yang

dan Marquis (dalam Nohria dan

Daftar Pustaka

Guide to Thriving at Work. Amerika Serikat besar. Dari hasil FGD ditemukan

Khurana 2010) yaitu adanya perubahan

(US): Harvard Business Pres. bahwa Gen-Y masih menempatkan

paradigma pada topik kepemimpinan

Abramson, P.R., & Inglehar,t R. (1995). Value

Espinoza, C., Ukleja, M., & Rusch, C. (2010). peran role model secara personal

dari theory-driven to problem-driven dengan

Change in Global Perspective. Michigan

Managing the Millennials: Discover the Core sehingga penerapan program yang

secara spesifik menyarankan untuk

(US): University of Michigan Press.

Competencies for Managing Today's tepat tidak hanya dapat menanamkan

mengembangkan dinamika

Anantatmula, V.S., & Shrivastav, B. (2012).

Workforce. New Jersey (US): John Wiley prinsip prudensial dan profesional tapi

kepemimpinan dari situational theories.

Evolution of Project Teams for

3. Hasil studi menemukan implikasi dan

Generation Y Workforce. International

& Sons.

Fiedler, F. E. (1996). Research on Leadership dengan visi personal mereka sehingga

juga dapat menyatukan visi perusahaan

menguatkan teori kepemimpinan

Journal of Managing Projects in Business.

Selection and Training: One View of the Gen-Y dapat berkontribusi dengan

situasional Fiedler (1996) sebagai suatu

Future. Administrative Science Quarterly; optimum.

pendekatan yang dapat digunakan

doi:10.1108/17538371211192874.

dalam pembahasan tentang Generasi Y

Budiman, A. (2008). Efek Status Merek terhadap

241-250 .

4. Prinsip 80 banding 20, yaitu adanya

Greene, E. (2003). Connecting with prioritas bagi karyawan yang memiliki

dilihat dari kesamaan asumsi yang

Sikap Merek dan Kesediaan Membayar

Generation Y, Chronicle of Philanthropy, kualitas terbaik harus dilanjutkan yaitu

dibangun yaitu untuk menghasilkan

Harga Premium pada Generasi Y di Indonesia.

mekanisme pengelolaan yang efektif

National Conference on Management

15(19):31-3.

dengan memberikan pengelolaan

Howe, N., & Strauss, W. (1991). Generations: The khusus bagi mereka. Ini akan menjadi

diperlukan tiga kondisi yaitu: (1)

Research. Indonesia (ID). ISBN: 979-

History of America's Future, 1584 to 2069. success stories yang menginspirasi dan

adanya variasi dalam hubungan antara

442-242-8.

New York (US): William Morrow & menciptakan iklim persaingan yang

pemimpin dengan anggotanya, dalam

Braunstein, J.R., & Zhang, J.J. (2005).

hal ini terwakili dengan struktur

Dimensions of Athletic Star Power

Company.

Inglehart, R. (1977). The Silent Revolution: Gen-Y.

kuat dan sehat pada angkatan kerja dari

meritocracy yang dituntut oleh Generasi

Associated with Generation Y Sports

Y (2) pendefinisian struktur tanggung

Consumption. International Journal of

Changing Values and Political Styles among

5. Peer-collaborative adalah salah satu

Western Publics. Princeton. (US):Princeton kekuatan Gen-Y yang dapat

jawab dalam sebuah pekerjaan, dalam

Sports Marketing and Sponsorship. 6(4):242-

hal ini terkait dengan paradigma result-

University Press.

memberikan leverage bagi Perbankan,

Inglehart, R. (1990). Culture Shift in Advanced sehingga proses kreatif di balik ini

oriented yang menjadi ciri khas Generasi

Cheng, K. (2001). Setting their sites on Generation

Industrial Society. Princeton (US) harus difasilitasi.

Y; dan (3) tingkat otoritas dalam

' Y ' . 9 ( 3 1 ) : 4 6 . Au s t r a l i a ( AU ) :

organisasi, yaitu tentang keinginan

MediaWeek.

Princeton University Press.

6. FGD memberikan inferensi tentang

Keenan, A., Newton, T. (1984). Frustrations in adanya pengaruh budaya yang masih

Generasi Y untuk memberikan

Christis, J. (2005). Theory and Practice of Soft

organizations: relationships to role kuat pada Gen-Y di Indonesia.

kontribusi optimal secara instan. Sesuai

Systems Methodology: a Performative

dengan bahasan ini, maka gaya

Contradiction?.System Research and

stress, climate and psychological strain.

kepemimpinan task-oriented dapat

Behavioral Science. 22(issue 1):11-26.

Journal of Occupational Psychology, 57(1):57-

9. Implikasi Teoritis

digunakan untuk memacu dan

Cui, Y., Trent, E.S., Sullivan, P.M., & Matiru,

memotivasi Generasi Y dalam

G.N. (2003). Cause-Related Marketing:

Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan

Struktural: Satu dan Multi group Sample Yukl (2010) bahwa pengelolaan lintas

1. Hasil studi ini menguatkan rekomendasi

memberikan kontribusi karena adanya

H ow G e n e r a t i o n Y Re s p o n d s.

dengan Lisrel. Bandung (ID):Alfabeta. generasi har us didekati dengan

tantangan yang dinamis dalam

International Journal of Retail & Distribution

Kirkman, B.L., Lowe, K.B., & Gibson, C.B. pendekatan kepemimpinan. Generasi Y

pekerjaan. Pada saat yang sama,

Management, 31(6):310-20.

pendekatan relationship-oriented tetap

(2006). A Quarter Century of Culture's

Jurnal Jurnal

238 Manajemen Teknologi 239 Manajemen Teknologi

Consequences: a Review of Empirical Saaty, T.L. (1999). Fundamentals of the Research Incorporating Hofstede's

Analytic Network Process. Amerika Cultural Values Framework. Journal of

Serikat (US): University of Pittsburgh. International Business Studies, 37(1):285-

Sessa, V.I., Kabacoff, R.I., Deal, J., & Brown, 320.

H. (2007). Generation Differences in Lancaster, L.C., & Stillman, D. (2002). When

Leader Values and Leadership Behaviors. Generations Collide: Who They Are. Why

The Psychologist-Manager Journal,10(1):47- They Clash. How to Solve the Generational

74.

Puzzle at Work. New York (US):Harper Smelser, N.J. (2001). Mannheim Karl. 1893-1947. Collins Publishers.

New York (US): Elsevier.Stevens, J.A., Lowe, G.S., & Schellenberg, G. (2002).

Lathrop, A.H., & Bradish, C.L. (2003). Employees' Basic Value Proposition: Strong

Who is Your Hero? Implications for HR Strategies Must Address Work Values.

Athlete Endorsement Strategies''. Sport Canadian HR Reporter. 15:18-23.

Marketing Quarterly, 12(2):103. Lindquist, T.M. (2008). Recruiting The

Sujansky, J.G., & Ferri, R.J. (2009). Keeping the Millennium Generation: The New CPA.

Millennials: Why Companies are Losing The CPA Journal 78(8):56-9.

Billions in Turnover to This Generation and Luscombe, J., Lewis, I., & Biggs, H.C. (2013).

What To Do About It. New York (US): Essential Elements for Recruitment and

John Wiley & Sons. Retention: Generation Y. Education &

Tulgan, B. (2009). Not Everyone Gets A Trophy: Training. 553:272- 290.doi:10.1108

How to Manage Generation Y. San Francisco /00400911311309323.

(US): Jossey-Bass.

Malhotra, N.K. (2010). Marketing Research: An Tulgan, B., & Martin, C. (2001). Managing Applied Orientation. Ed ke-6. New Jersey

Generation Y: Global Citizens Born in the (US): Pearson.

Late Seventies and Early Eighties. Canada Martin, C.A., & Bush, A.J. (2000). Do Role

(US): HRD Press.

Models Influence Teenagers' Purchase Walburg, J.M., & Pokrywczynski, J. (2001). A Intentions and Behavior?. Journal of

Psychographic Analysis of Generation Y Consumer Marketing 17(5): 441-54.

College Students. Journal of Advertising Nohria, N., Rakesh, K. (2010). Handbook of

Research, 41(5):33-52. Leadership Theory and Practice. Amerika

Yukl, G. (2010). Leadership in Organizations. Ed Serikat (US): Harvard Business Press.

ke-7. New Jersey (US): Pearson. [PWCLLP] Price Water house Coopers LLP.

Zopiatis, A., Krambia-Kapardis, M., & (2008). Managing Tomorrow's People, The

Varnavas, A. (2012). Y-ers, X-ers and Future of Work to 2020. London (GB):

Boomers: Investigating the PWC LLP.

Multigenerational Misperceptions in the Rogler, L.H. (2002). Historical Generations

Hospitality Workplace. Tourism and and Psychology: The case of the Great

Hospitality Research. 122:101- Depression and World War II. The

121.doi:10.1177/ 1467358412466668. American Psychologist. 57(December): 1013-1023.

Rothwell, W. (2001). Effective Succession Planning. Ed ke-2. New York (US): AAAMACOM. Rugimbana, R. (2007). Generation Y: How cultural values can be used to predict their choice of electronic financial services. Journal of Financial Services

Marketing.114(1):301- 313.doi:10.1057/palgrave.fsm.4760048.

Jurnal 240 Manajemen Teknologi