STANDAR SARANA PRASARANA SEKOLAH

40

BAB II DESKRIPSI

A. STANDAR SARANA PRASARANA SEKOLAH

Standar sarana dan prasarana sekolah, yang merupakan salah satu dari delapan standar nasional pendidikan, hingga saat ini belum terpenuhi. Tidak terpenuhinya standar tersebut menyebabkan kualitas pendidikan sampai saat ini belum seperti yang diharapkan. Fasilitas- fasilitas dasar sekolah yang mesti dipenuhi antara lain adalah ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, ruang usaha kesehatan sekolah, tempat beribadah, jamban, ruang olahraga, dan laboratorium IPA. Di tingkat SMA-SMK ditambah ruang konseling, organisasi kesiswaan, dan tata usaha. Adapun di tingkat SMA prasarana laboratorium mesti lengkap, yakni laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, komputer, dan bahasa., Sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan, disampaikan bahwa pemerintah mesti punya komitmen untuk menjadikan setiap sekolah memenuhi standar sekolah nasional. Untuk itu, standar sarana dan prasarana pendidikan minimal yang sudah ditetapkan harus bisa dipenuhi. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan buku dan sumber belajar yang lainnya. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki 41 prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat ibadah, tempat bermain, tempat rekreasi dan tempat ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran kapasitas maksimal. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ditetapkan, bahwa jumlah murid di tiap kelas untuk SMA maksimal 32 siswa dan SMK juga 32 siswa. Berdasarkan data Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008, baru 32 persen SD memiliki perpustakaan, sedangkan di SMP 63,3 persen. Pada jenjang SMA keberadaan perpustakaan di SMA negeri mencapai 80 persen, di SMA swasta 60 persen, serta di SMK 90 persen. SMA negeri yang punya laboratorium multimedia 80 persen, sedangkan SMA swasta 50 persen. Yang punya laboratorium IPA lengkap Fisika Biologi dan Kimia sudah 80 persen. Kondisi memprihatinkan terjadi di SMA swasta karena masih banyak sekolah belum memiliki laboratorium khususnya tiga laboratorium IPA. Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan tersebut, Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimum tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat : a belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b belajar untuk memahami dan menghayati, c belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan 42 e belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana.Standar sarana dan prasarana ini untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, lebih khusus lagi untuk pendidikan menengah yaitu dan Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah SMAMA. Standar sarana dan prasarana ini mencakup : 1 kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolahmadrasah, 2 kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah

B. PENGERTIAN

Dokumen yang terkait

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TAHUN 2016 BALAI PEMUDA DAN OLAHRAGA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 14

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 47

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II LOKASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 44

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 LOKASI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN.

0 1 29

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LOKASI SMP NEGERI 4 SLEMAN.

0 0 42

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 LOKASI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN.

0 0 83

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 LOKASI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN.

0 1 52

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEMESTER KHUSUS TAHUN AKADEMIK 2015/2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 24

LAPORAN PRARTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Di DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN.

0 0 70

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PERIODE 2 JULI 2014 – 17 SEPTEMBER 2014 LOKASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN.

0 1 44