Tinjauan Tentang Mutu UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PRAMUKA DI SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

e Kursus Instruksi f Kursus Pendidikan Kependudukan g Kursus Kader Koperasi h Kursus Ketrampilan Penyediaan Air Bersih i Kursus Ketrampilan Perumahan Sehat j Kursus Peningkatan Mutu Makanan Rakyat. 28

C. Tinjauan Tentang Mutu

1. Pengertian Mutu Definisi Mutu Dalam Kamus Indonesia-Inggris memiliki arti sepadan dalam bahasa Inggris quality yang artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Secara umum kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Mutu mengandung makna derajat tingkat keunggulan suatu produk hasil kerjaupaya baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible maupun yang intangible. 29 Sementara itu, pembahasan tentang definisi mutu produk menurut pandangan beberapa pakar Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management. Diantaranya adalah sebagai berikut: 30 28 Ibid.,hal.37 29 Sallis, Edward Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan; Peran Strategis Pendidikan di Era Globalisasi Modern, terj,A.Riyadi, Yogyakarta: Ircisod, 2011hal 53 30 .Tenner, Company A.R, dan De Toro, I.J , Total Quality Management: Three Steps To Continuous Improvement, Reading, MA: Addison-Wesley Publishing Company. 1992.hal 28 a. Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. b. Crosby mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. c. Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. d. Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya. e. Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusiatenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. f. Tenner dan De Toro menyatakan “Quality a basic business strategy that provides and service that completely satisfy both internal and external customers by meeting their explicit expectation. ” g. Menurut Tampubolon mutu adalah “paduan sifat-sifat produk yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, baik kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan yang tersirat, masa kini dan masa depan.” Meskipun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, namun dari kelima pendapat diatas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut: a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. b. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan. c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang dianggap merupakan mutu saat ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang. Pengertian kualitas atau mutu dapat dilihat juga dari konsep secara absolut dan relatif. Dalam konsep absolut, sesuatu barang disebut berkualitas bila memenuhi standar tertinggi dan sempurna. Artinya, barang tersebut sudah tidak ada yang melebihi. Bila diterapkan dalam dunia pendidikan konsep kualitas absolut ini bersifat elitis karena hanya sedikit lembaga pendidikan yang akan mampu menawarkan kualitas tertinggi kepada peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu membayarnya. Sedangkan, dalam konsep relatif, kualitas berarti memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan fit for their purpose. Kualitas dalam konsep relatif berhubungan dengan produsen, maka kualitas berarti sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pelanggan. Menurut Oemar Hamalik, pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari segi normatif dan segi deskiptif. Dalam arti normatif, mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan kriteria intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik sesuai dengan standar ideal, jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka produknya ialah tercapainya Insan kamil yang mampu menyeimbangkan ilmu umum dan ilmu agama. Sedangkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Adapun dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalnya hasil tes belajar. Sedangkan konsep tentang mutu pendidikan menurut Sudarwan Danim mengacu pada masukan, proses, luaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja, dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita- cita. 31 31 Fandy Tjiptono, 1997, Total Quality Management, Yogyakarta: Penerbit Andi Offsethal,hal.154 Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa kemampuan sumber daya sekolah mentransformasikan multi jenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu dari peserta didik. Dilihat dari hasil pendidikan, mutu pendidikan dipandang berkualitas jika mampu melahirkan keunggulan akademis dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Berdasarkan konsepsi dasar dari makna mutu, maka mutu pendidikan Islam adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal maupun eksternal yang menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat mencakup input, proses, dan output pendidikan. Dalam konteks mutu pendidikan, pada hakekatnya tujuan lembaga pendidikan adalah untuk menciptakan dan mempertahankan kepuasan para pelanggan dan dalam kepuasan pelanggan ditentukan oleh stakeholder lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena hanya dengan memahami proses dan kepuasan pelanggan maka lembaga dapat menyadari dan menghargai kualitas. Semua usaha atau kegiatan manajemen mutu harus diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu kepuasan pelanggan, apa yang dilakukan manajemen tidak ada gunanya bila tidak melahirkan kepuasan pelanggan. 2. Prinsip-prinsip membangun mutu Beberapa prinsip dalam membangun mutu: 32 a. Kepuasan pelanggan Mutu tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pendidikan adalah pelayanan jasa. Sekolah harus memberikan pelayanan jasa sebaik-baiknya kepada pelanggannya. Pelanggan sekolah meliputi pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan eksternal orang tua siswa, pemerintah, dan masyarakat termasuk komite sekolah. Pelanggan eksternal adalah siswa, guru, dan staf tata usaha. Dalam arti lain, sekolah mempunyai pelanggan primer, sekunder, dan tersier. Pelanggan primer adalah siswa, pelanggan sekunder adalah orang tua dan pelanggan tersier adalah pemerintah dan masyarakat. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, aktifitasnya harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka peningkatan kualitas hidup pelanggan, semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan. b. Respek terhadap setiap orang 32 Husaini Usman,Manajemen teori,praktik,dan riset pendidikan,Jakarta,PT Bumi Aksara,2008,hal.535 Orang yang ada diorganisasi dipandang sebagai sumber daya organisasi yang paling bernilai dan dipandang sebagai aset organisasi. Oleh karena itu, setiap orang diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk berprestasi, berkarir, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. c. Manajemen berdasarkan fakta Ada dua konsep yang berkaitan dalam hal ini: 1 prioritatisasi, yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. 2 variasi atau variabilitas kinerja manusia. d. Perbaikan terus-menerus Konsep yang berlaku adalah yang terdiri langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, memeriksa hasil pelaksanaa rencana, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh. 3. Karakteristik mutu Mutu memiliki 13 karakteristik seperti berikut: a. Kinerja performa: berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya: kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi, lulusannya banyak, putus sekolah sedikit, dan yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik maka sekolah tersebut menjadi sekolah favorit. b. Waktu wajar timeliness: selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu untuk guru naik pangkat wajar. c. Handal reliability: usia pelayanan prima bertahan lama. Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Sekolah menjadi juara tertentu bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun. d. Daya tahan durability: tahan banting. Misalnya: meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat e. Indah aestetics. Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik. Taman ditanami bunga dan terpelihara dengan baik. Guru-guru membuat media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi. f. Hubungan manusiawi personal interface: menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme.Misalnya: warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun ektern sekolah, demokratis, dan menghargai profesionalisme. g. Mudah penggunaannya easy of use. Sarana dan prasarana dipakai.Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku perpustakaan mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa. h. Bentuk khusus feature: keunggulan tertentu.Misalnya: sekolah ada yang unggul dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya komputerisasi. Ada yang unggul dengan karya ilmiah kesenian atau olahraga. i. Standar tertentu conformance to specification: memenuhi standar tertentu.Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal SPM, sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor 650. j. Konsistensi Consistency: keajegan, konstan, atau stabil.Misalnya: Mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siswa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dengan perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati, dan apabila dipercaya tidak mengkhianati. k. Seragam uniformity: tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya: sekolah menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih. l. Mampu melayani serviceability: mampu memberikan pelayanan prima.. Misalnya: sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk m. Ketepatan Accruracy: ketepatan dalam pelayanan. Misalnya: Sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah, guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswanya. Semua warga sekolah bekerja dengan teliti. Jam Belajar di sekolah berlangsung tepat waktu.

D. Hasil Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAM ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAM ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 2 12

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAM ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PRAMUKA DI SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 2

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PRAMUKA DI SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PRAMUKA DI SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PRAMUKA DI SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PRAMUKA DI SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 4 17

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PRAMUKA DI SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PRAMUKA DI SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3