A Qualitative Study on Handy Talky Use as the Assistant Device in a Government Institution (A Study in Public Relation and Protocol Office in Tanggamus District) Studi Kualitatif Penggunaan Handy Talky ( HT ) Sebagai Media Bantu Pada Sebuah Instansi Pemer

(1)

ABSTRACT

A Qualitative Study on Handy Talky Use as the Assistant Device in a Government Institution

(A Study in Public Relation and Protocol Office in Tanggamus District) By

Adhitya Aji Pangestu

Communication technology, which was motivated by human dependencies on communication devices, information, knowledge, and varying understanding, has

advanced rapidly. There are wide options of devices to meet human’s

communication need. Members of protocol in Tanggamus district are demanded for speed and coordination in their daily tasks. Handy Talky is an old communication device, but its role is needed until today. Handy Talky is able to be main device used by members of protocol in conducting their tasks. The primary need on communication, knowledge, and understanding became their considerations of members of protocol to actively seek for and choose the right communication media in order to answer all their need. Communicating using Handy Talky is included into group communication where every member has the same way of interaction to reach the same purpose. Handy Talky becomes the main choice because its faster ability to transfer and its reliability to process the message than other devices. To keep the secret message, the member use some codes using Handy Talky. Moreover every member may use Handy Talky without any charge.

This was a qualitative research by conducting passively participant observation where researcher followed five activities of members of protocol on duties without involving in the activities. Observation was conducted within three months. interviews with informants whom were obtained with snow ball sampling, and documentation for collecting data. Data were analyzed with data reduction to draw conclusion.


(2)

Studi Kualitatif Penggunaan Handy Talky ( HT ) Sebagai Media Bantu Pada Sebuah Instansi Pemerintahan

( Studi Pada Dinas Humas dan Protokol Kabupaten Tanggamus )

Oleh

Adhitya Aji Pangestu

Dalam perkembangannya teknologi komunikasi jaman sekarang banyak sekali mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini didasari oleh kebutuhan manusia akan sarana komunikasi, informasi, pengetahuan, serta pemahaman yang beragam. Berbagai pilihan sarana teknologi komunikasi pun menjadi sebuah pilihan yang harus dipilih penggunanya dalam menjawab semua kebutuhan mereka. Dalam menjalankan tugas sebagai anggota Protokol di Kabupaten Tanggamus mereka dituntut serba cepat dan tepat dalam berkoordinasi saat menjalankan tugas. Handy Talky yang pada dasarnya merupakan suatu alat komunikasi kuno, namun perannya masih sangat dibutuhkan sampai saat ini. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya di jaman modern seperti ini, Handy Talky mampu menjadi alat utama yang selalu digunakan para anggota Protokol dalam menjalankan tugasnya. Kebutuhan dasar akan informasi, pengetahuan, dan pemahaman menjadi dasar anggota protokol berperan aktif mencari dan memilih media komunikasi yang tepat untuk menjawab semua kebutuhan anggota protokol. Dengan demikian Handy Talky dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari anggota tubuh manusia sebagai media bantu untuk komunikasi sesama makhluk sosial. Berkomunikasi dengan menggunakan Handy Talky termasuk dengan komunikasi kelompok, dimana anggota protkol mempunyai tujuan yang sama dalam berinteraksi menggunakan Handy Talky untuk mencapai tujuan bersama. Handy Talky menjadi sebuah pilihan utama dikarenakan kemampuan dalam menyampaikan pesan sangat cepat dan jarang sekali mengalami gangguan dalam proses mentransfer pesan jika dibandingkan dengan alat komunikasi lainnya. Selain itu anggota protokol pun tidak dikenakan biaya dalam pemakaiannya, dapat dikatakan gratis untuk pengoprasionalannya. Tak jarang dalam berkomunikasi menggunakan Handy Talky juga para anggota protokol memakai kode atau sandi-sandi sesama anggota protokol untuk menjaga kerahasian sebuah pesan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi secara partisipan pasif, dimana peneliti mengamati tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Observasi dilakukan selam tiga bulan dengan cara mengikuti lima kegiatan anggota protokol dalam bertugas. Wawancara dengan para informan


(3)

direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk data untuk kemudian di tarik kesimpulan.


(4)

STUDI KUALITATIF PENGGUNAAN HANDY TALKY ( HT )

SEBAGAI MEDIA BANTU PADA SEBUAH INSTANSI

PEMERINTAHAN

( Studi Pada Dinas Humas dan Protokol Kabupaten Tanggamus )

(Skripsi)

Oleh

ADHITYA AJI PANGESTU

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mancapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG


(5)

STUDI KUALITATIF PENGGUNAAN HANDY TALKY ( HT )

SEBAGAI MEDIA BANTU PADA SEBUAH INSTANSI

PEMERINTAHAN

( Studi Pada Dinas Humas dan Protokol Kabupaten Tanggamus )

(Skripsi)

Oleh

ADHITYA AJI PANGESTU

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG


(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Agung- Tanggamus, 06

Januari 1990, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara

dari pasangan Bpk.Supardi dan Ibu.Alawiyah.

Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 6 Kuripan, Kota

Agung-Tanggamus diselesaikan pada tahun 2002,

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1

Kota Agung-Tanggamus diselesaikan pada tahun 2005,

kemudian Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kota Agung-Tanggamus dan

lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa

Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , Universitas

Lampung.

Pada Tahun 2013 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di


(9)

MOTO

Rintangan dalam hidup adalah yang menjadikan diri kita sekarang,bersyukurlah atas hal itu..

Maka berfikirlah besar, jadilah konsisten dan bertindaklah sekarang...


(10)

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya ini kepada : Kedua orang tua ku tercinta Bpk. Supardi dan Ibu Alawiyah

Terimakasih atas semua dukungan dan doa yang telah kalian berikan sepenuhnya untukku Usaha yang tiada henti dan tak mengenal lelah demi melihat aku menjadi anak yang

berguna sekarang dan nanti

Kakakku, Dayu Anaria dan Ati Wiyana. Serta Almer Razzaqu Keiya dan Ghani ku tersayang.


(11)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Alla SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat berjalan dengan ridho-Nya

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari dukungan

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan , M.Si, selaku Dekan FISIP Unila

2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Komunikasi

3. Bapak Ahmad Riza Faizal, S.Sos, IMDLL, selaku pembimbing utama atas

kesediaannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses

menyelesaikan skripsi ini

4. Bapak Drs. Cahyono Eko Sugiharto, selaku penguji pada ujian skripsi ini,

terima kasih untuk masukan, dan saran-saran pada seminar proposal dan

seminar hasil terdahulu.

5. Bapak Agung Wibawa, S.SOS.I, M.SI.,selaku Pembimbing Akademik

6. Segenap Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila menanamkan dan

memberika ilmunya untuk bekal di dunia luar. Serta menanamkan budi

pekerti untuk menjadikan ku sebagai pribadi yang baik dan berguna bagi


(12)

Momon, Mirza, ( Thanks guys....enggak kerasa sampai saat ini udah 13

tahun kita habiskan waktu bersama, suka, tertawa lepas, duka kita

lewatkan sehingga kita tumbuh menjadi pribadi yang solid.” Love you

all”).Banyak kesan bersama kalian semua. Fey tetep jadi pribadi yang

lugu,jagain mamah terus sampai lu sukses, Zedy terus kejer cita-cita lu

yang tinggi, Dunan lu harus punya hotel sendiri, Edo “be good father”

terus ikhtiar pak, Yogi, gi..? tetep semangat ..rajin kumpul ya hehehe.

Momon,Mon...harus jadi orang sukses,pokonya harus. Rizal, terus gapai

cita-cita lu..jagain emak ya jal, gw tunggu film lu. Mirza, calon dokter,,

ditunggu gelar spesialis nya mong ya. Mas obo, Tomi, ibram, alay, eko,

dede, medi sukses buat kalian semuanya. Thanks All

8. Buat I Gede dan Azul yang selalu suport, membantu dan selalu berkata “

iya, woles”,dalam menolong, thanks guys...telah menjadi bagian susah dan

senangku. Atod jangan banyak ngeluh, shinta yang selalu energik

hehe..ardika, Obi, pandu, ahong, utum dan obit yang cantik, dan seluruh

teman-teman komunikasi, sukses buat kita semua. Dan buat kamu tetap

menjadi tegar, raih tujuan hidup mu. Terimaksih semua

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua (Aamin).

Bandar Lampung, Mei 2014 Penulis


(13)

Halaman

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaa Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Kualitatif ... 12

2.1.1 Karakteristik Penelitian Kualitatif ... 13

2.1.2 Tujuan Penelitian Kualitatif ... 15

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 15

2.2.1 Pengertian Komunikasi ... 15

2.2.2 Unsur- Unsur Komunikasi ... 18

2.2.3 Proses Komunikasi ... 19

2.2.4 Jenis-Jenis Komunikasi ... 23

2.3 Tinjauan Tentang Protokol ... 24

2.3.1 Pengertian dan Sejarah Kata Protokol ... 24

2.3.2 Tugas Protokol ... 26

2.4 Tinjauan Tentang Media Komunikasi ... 27

2.4.1 Media Primer ( Primery Media ) ... 30

2.4.2 Media Sekunder ... 31

2.5 Tinjauan Tentang Handy Talky ... 32

2.6 Penggunaan Handy Talky Sebagai Sarana komunikasi Untuk Menjalankan Tugas Protokol ... 37

2.7 Kerangka Pikir ... 38

2.7.1 Landasan Teori ... 38

III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 43

3.2 Pendekatan Penelitian ... 44

3.4 Fokus Penelitian ... 45

3.5 Definisi Konsep ... 46

3.5.1 Instansi Pemerintahan ... 46

3.5.2 Protokol ... 47

3.5.3 Handy Talky ... 48

3.6 Sumber Data ... 48


(14)

3.7.1 Observasi ... 49

3.7.2 Wawancara ... 50

3.8 Teknik Analisi Data ... 51

3.8.1 Reduksi Data ... 51

3.8.2 Display ( Penyajian Data ) ... 52

3.8.3 Pengambilan Kesimpulan ... 52

3.9 Validasi Data ... 52

3.9.1 Perpanjangan Keikutsertaan ... 52

3.9.2 Ketekunan Pengamatan ... 53

3.9.3 Triangulasi ... 53

3.10 Informan ... 54

3.11 Prosedur Penelitian ... 56

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Sejarah Handy Talky ... 57

4.2 Perangkat Handy Talky ... 58

4.3 Frekuensi Handy Talky ... 59

4.4 Kode Udara Handy Talky ... 61

4.5 Cara Penggunaan Handy Talky ... 62

4.6 Tugas Protokol Kabupaten Tanggamus ... 63

4.6.1 Tugas Pokok ... 63

4.7 Struktur Pemerintahan Dinas Humas dan Protokol Kabupaten Tanggamus ... 65

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 66

5.1.1 Hasil Penelitian dengan Metode Observasi Partisipan Pasif tentang Penggunaan Handy Talky sebagai Media Bantu Kegiatan Protokol ... 66

5.1.2 Hasil Penelitian dengan Metode Wawancara tentang Penggunaan Handy Talky sebagai Media Bantu Kegiatan Protokol ... 69

5.1.3 Penggunaan Handy Talky Sebagai Media Bantu Tugas Protokol Berdasarkan Hasil Observasi dan Wawancara .. 72

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 98

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 81


(15)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menjalani kehidupan, tentunya kita sebagai makhluk sosial perlu

melakukan suatu interaksi. Apalagi, telekomunikasi pada zaman sekarang ini yang

terus berkembang dengan pesat dan secara tidak langsung membuat manusia

untuk bergantung sekaligus menggunakannya dalam setiap aktifitas. Pada zaman

sekarang banyak berbagai media yang dapat digunakan dalam berkomuniaksi,

baik media cetak maupun elektronik. Media berasal dari bahasa latin, yaitu

medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa seuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictonary (1991)1 diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi. Dari kedua media tersebut media elektroniklah yang

sangat efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan dan informasi dalam

berkomunikasi.

1


(17)

Media ini menggunakan perangkat elektronik untuk alat penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan. Pesan dapat dilihat, didengar, atau dibaca oleh

komunikan sesuai jenis medianya karena media elektronik lebih kompleks dari

sekedar media cetak. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang semakin hari

semakin cepat. Pada zaman yang telah banyak berkembang ini, media

elektroniklah yang paling banyak digunakan masyarakat luas. Karena bentuknya

yang mudah untuk diikuti dan saat ini pun untuk mendapatkannya juga tergolong

mudah dan murah, tak butuh banyak biaya untuk menggunakan media elektronik

ini.

Untuk mencapai tujuan yang sama antara komunikator dan komunikan tentunya

haruslah mempunyai persepsi dan pencapaian persamaan makna antara pelaku

komunikasi, agar pesan yang disampaikan dapat di pahami dan tidak terjadi

kesalah pahaman persepsi, baik berkomunikasi secara satu arah. Dalam

komunikasi satu arah ini pengirim dan penerima informasi tidak dapat

berkomunikasi secara langsung melalui media yang sama, contohnya adalah

televisi atau radio. Kedua adalah komunikasi dua arah. Dalam komunikasi dua

arah ini pengirim dan penerima informasi dapat melakukan komunikasi secara

bersamaan melalui media yang sama, contohnya adalah telepon. Dan yang ketiga

adalah komunikasi semi dua arah2. Dalam komunikasi semi dua arah ini pengirim

2

Kudo, Ilham. 2011. (Post 14 Juli 2011.),( Diakses pada tanggal 24 Mei 2013 ). http://kudotelekomunikasi.wordpress.com/2011/07/14/simplex-half-duplex-full-duplex


(18)

dan penerima informasi melakukan komunikasi secara bergantian, contohnya

adalah handy talkie atau chat room.

Dalam perkembangannya teknologi pada masa kini sangat bervariatif dengan

keunggulannya masing-masing yang dapat di manfaatkan oleh kita sebagai

makhluk sosial untuk melakukan kegiatan, salah satunya yang terpenting adalah

sebagai sarana berkomunikasi. Tentunya dengan perkembangan teknologi saat ini

kita dapat berkomunikasi sekaligus memutuskan ruang dan waktu.

Teknologi yang demikian, mampu mempermudah kita untuk berinteraksi tanpa

harus bertemu langsung, contoh lainnya adalah kita bisa melakukan komunikasi

jarak jauh dengan adanya e-mail, ponsel, media sosial seperti facebook, twitter, skype, blackberry masengger, yang dapat menggantikan surat. Seiring dengan perkembangan jaman dan lmu pengetahuan, teknologi diberbagai bidang juga

mengalami perkembangan. Misalnya saja dibidang teknologi komunikasi.

Sekarang ini banyak teknologi komunikasi yang bermunculan ditengah

masyarakat hal ini terjadi karena kebutuhan masyarakat akan informasi yang terus

meningakat sehingga dibutuhkan suatu alat penyampaian pesan atau informasi

yang cepat dan tepat. Salah satu produk teknologi komunikasi tersebut adalah

teknologi Handy Talky.

Handy Talky adalah suatu alat komunikasi searah yang digunakan untuk

berkomunikasi dengan bentuknya yang mirip dengan telepon seluler, dan


(19)

didefinisikan sebagai macam-macam bunyi dalam bentuk digital seperti suara,

musik, narasi, dan sebagainya yang bisa didengar untuk keperluan suara latar,

penyampaian pesan duka, sedih, gembira, penting dan macam-macam disesuaikan

dengan situasi dan kondisi. Di sisi lain audio juga dapat meningkatkan daya ingat

serta bisa membantu bagi pengguna yang memiliki kelemahan dalam penglihatan.

Pengguna suara pada media tertentu seperti Handy Talky dapat mentransfer

informasi dan pesan secara bergantian.

Handy talky juga merupakan alat komunikasi yang murah serta bebas pulsa yang

bisa jadi pilihan untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang pekerjaan . Kalau

dulu hanya bisa dipakai oleh kalangan militer , sekarang gadget ini bisa

dimanfaatkan oleh siapa saja . Khas Handy Talky mirip handset telepon, mungkin

sedikit lebih besar tapi masih satu kesatuan, dengan antena mencuat dari atas.

Handy Talky yang banyak digunakan dalam setiap situasi di mana komunikasi

radio portabel yang diperlukan, termasuk bisnis, keamanan publik, rekreasi di

alam terbuka, dan sejenisnya, dan perangkat yang tersedia pada titik harga yang

banyak3. Melalui Handy Talky kita dapat berkomunikasi secara semi dua arah,

artinya baik komunikator dan komunikan tidak dapat memberikan feed back atau umpan balik secara bersamaan karena baik komunikator dan komunikan harus

saling bergantian ketika berbicara.

3

www.Infotipsdunia.blogspot.com./2010/07/handy-talky-cara-jadul-berkomunikasi.html, ( Diakses Pada Tanggal 13 April 2013 )


(20)

Handy Talky sendiri adalah sebagai media komunikasi yang digunakan untuk

berinteraksi atau saling memberikan pesan dan informasi bagi sesama

penggunanya. Media komunikasi bisa bermacam-macam bentuknya tergantung

dari bentuk komunikasi yang dilakukan. Pada masalah ini mengapa diperlukannya

media komunikasi sebagai sarana penghubung atau alat bantu dalam

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima karena jarak komunikator dan

komunikan terkadang tidak dalam satu wilayah atau jarak yang yang cukup jauh

untuk menyampaikan pesan dan informasi secara tatap muka sehingga

dikhawatirkan terjadi noise yang cukup besar, selain kecepatan juga dituntut dalam hal ini. Dengan menggunakan media komunikasi seperti Handy Talky

pengguna tidak perlu bertemu atau bertatap muka untuk berkomunikasi secara

cepat.

Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam

acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan

Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai

dengan jabatan atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.

Dengan kata lain secara umum tugas protokol adalah sebagai penghubung dalam

komunikasi, sehingga proses penukaran pesan bisa berjalan dengan baik dan

benar. Tugas protokoler turut menentukan keberhasilan kegiatan yang

dilaksanakan oleh organisasi atau institusi. Disamping itu, protokol juga


(21)

budaya kerja, terutama bagi para petugas protokol yang sangat dekat perannya

dalam mendukung tugas kepemimpinan, baik di tingkat lokal maupun nasional.4

Diperlukan adanya keberadaan protokol dalam sebuah lembaga/ perusahaan

adalah karena protokol ikut menentukan terciptanya suasana yang mempengaruhi

keberhasilan suatu acara yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Selain itu dapat

menciptakan tata pergaulan yang mendekatkan satu sama lain dan dapat diterima

oleh semua pihak, terciptanya upacara yang khidmat, megah, dan agung, serta

terciptanya ketertiban dan rasa aman dalam menjalankan tugas. Dari sedikit uraian

diatas kita mengetahui bahwa Handy Talky merupakan suatu alat komunikasi

yang dapat dikatakan sudah kuno atau ketinggalan jaman baik dengan segala

kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Dengan begitu kompleks nya tugas

protokol di jaman modern ini mereka masih menggunakan

Handy Talky sebagai saran utama dalam berkomunikasi antar sesama protokol

pada saat menjalankan tugas keprotokolannya, dan tidak menggunakan teknologi

atau alat komunikasi yang canggih lainnya seperti ponsel yang sudah berbasis

android , blackberry, tablet dll. Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di

Dinas Protokol Kabupaten Tanggamus yang pertama karena Handy Talky

merupakan salah satu perangkat hardwere yang harus dimiliki oleh protokol pada instansi pemerintahan daerah sebagai media komunikasi dalam menjalankan

tugasnya, serta kepemimpinan Kepala Daerah Kabupaten/ Bupati sendiri yang

4

Kuliahitukeren. PENGERTIAN PROTOKOLER : Sejarah Protokol dan Perkembangannya. ( Diakses Pada Tanggal 26 Mei 2013 )


(22)

baru pelantikan yakni pada tanggal 15 februari 2013, sehingga dengan masa

kepemimpinan yang baru ini akan berpengaruh kepada tugas protokol ,contoh

dalam pelantikan bupati, protokol harus cepat dalam menyiapkan sesuatu yang

dibutuhkan begitu pula dalam berkordinasi sesama tim protokol demi

menyukseskan acara, kedua mengingat letak geografis.

Dinas Protokol yang masuk dalam wilayah Kabupaten Tanggamus dimana

Kabupaten Tanggamus sendiri memiliki keadaan geografis yang mayoritas

pegunungan. Untuk faktor teknis pemasangan tower/ repeater tentu akan

mempengaruhi kualitas sinyal. Bagi ala-alat komunikasi seperti Ponsel, Handy

Talky maupun alat lainnya yang menggunakan sinyal. Jika untuk Ponsel

diperlukan sekitar 100 antena atau lebih tower/ repeater kecil yang disusun membentuk sel untuk menghubungkan antar tower, tapi jika Handy Talky yang

memakai gelombang frekuensi radio cukup didirikan 1 - 3 buah di puncak-puncak

gunungan dan dapat mengcover daerah yang luas, terutama daerah-daerah

terpencil yang bisasnya sulit dilakukan alat komuniaksi lainnya.

Jika menggunakan Handy Talky pada jenis frekuensi HF ( Hight Frekuensi ) pada kisaran 2 - 24 Mhz biasanya digunakan untuk radio komunikasi jarak jauh karena

sifat gelombanya dapat memantul sehingga tidak memiliki hambatan pada objek.

Dan ditambah lagi dengan kemampuan frekuensi ini untuk memantul pada lapisan

ionoshphere, sehingga jarak sejauh apapun dapat dijangkau oleh frekuensi ini,

dengan catatan dalam keadaan cuaca yang cukup bagus.. Tetapi jika


(23)

digunakan untuk radio jarak dekat yang beroprasi pada kisaran 100 – 300 Mhz. Hal ini disebabkan karena gelombang radio dipancarkan secara garis lurus

(horizontal). Sehingga jika pada jarak antara 2 stasiun terdapat objek – objek seperti bangunan, pohon – pohon yang tinggi, ataupun pegunungan yang lebih tinggi dari pancaran gelombang radio, maka sudah pasti transmisi yang

dikirimkan ataupun diterima akan terhambat.5

Sebelum memakai Handy Talky para protokol menggunakan Ponsel, tetapi

memasuki tahun milenium Ponsel masih merupakan barang yang mewah serta

juga untuk biaya pulsa tergolong sangat mahal. Para protokol masih belum banyak

yang mempunyai Ponsel, sehingga masalah berkomunikasi jarak jauh sering

terhambat oleh faktor ini. Pada saat ini Handy Talky juga tidak digunakan setiap

saat, jadi penggunakaan Handy Talky tergantung situasi dan kondisi dilapangan.

Misalkan upacara dalam pengkordiniran mereka membutuhkan Handy Talky

untuk berkomunikasi karena jarak dilapangan cukup luas dan membutuhkan akses

pesan dan informasi yang cepat dari sesama protokol.

Beda lagi halnya dengan acara didalam didalam ruangan dan memiliki range area yang tidak luas, protokol cukup menggunakan isyarat dan tidak menggunakan Handy Talky karena takut dalam berlangsungnya acara suara yang

ditimbulkan oleh penggunaan Handy Talky pada ruangan yang tidak luas akan

5


(24)

menimbulkan noise pada acara tersebut, pesan yang disampaikan pun berbagai macam sesuai yang mereka butuhkan dan inginkan guna mencapai tujuan. Untuk

contoh pesan biasanya meliputi pengecekan sarana dan prasarana acara,

mekanisme acara dikordinasikan dan disiapakan agar sesuai rencana yang mereka

susun.

Mengapa perlu dilakukan penelitian mengenai penggunaan Handy Talky , karena

Handy Talky merupakan sebuah perangkat komunikasi yang sudah kuno dan

biasa digunakan pada kalangan militer dalam perkembangannya, dan juga seperti

diketahui diatas mengenai sedikit sistematis cara kerja Handy Talky yang

menggunakan frekuensi radio. Sedangkan pada jaman sekarang perangkat

komunikasi sudah berbagai macam jenis berikut dengan kelebihan dan

kemudahan. Beda halnya dengan Handy Talky yang masih menggunakan

gelombanng radio dan bentuknya yang besar serta kerahasian pesan serta

informasi yang dikirim tidak terjamin karena dapat di dengarkan oleh pihak lain

selain pengguna , apa lagi ketika jalur frekuensi yang digunakan pada jalur yang

sama. Dari pembahasan diatas yang menjadi minat penelitian ini adalah

mengetahui penggunaan Handy Talky dalam berkomunikasi pada kalangan Dinas


(25)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Bagaimanakah penggunaan Handy Talky sebagai media komunikasi bagi

kalangan Dinas Protokol Kabupaten Tanggamus dalam membantu tugas

protokol ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kegunaan

berkomunikasi menggunakan Handy Talky pada kalangan Dinas Protokol

Kabupaten Tanggamus, dalam membantu tugas protokol di Dinas Protokol

Kabupaten Tanggamus .

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi dalam

menentukan dan mengetahui penggunaan media Handy Talky sebagai alat

berkomunikasi pada kalangan tertentu. Selain itu diharapkan dapat menjadi bahan

studi kualitatif pengguna media komuniaksi yang berupa Handy Talky pada


(26)

Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi parameter bagi instansi

atau lembaga lain dalam menggunakan media Handy Talky agar tercipta

komunikasi yang baik, agar dapat terciptanya persamaan makna untuk mencapai


(27)

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

Pada penelitian ini diperlukan suatu konsep berupa definisi atau batasan yang

jelas agar tidak terjadi kerancuan arti atau kesalah pahaman dalam

menginterpretasikannya, sehingga konsep-konsep atau istilah-istilah yang ada

dapat di pergunakan secara oprasional.

2.1 Studi Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara

deskripsi dalam bentukm kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah6.

Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang

temuan-temuanya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lain.

6

Moloeng, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi . Rosdakarya. Bandung.p.6


(28)

Contohnya, dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan prilaku

seseorang, peranan organisasi, gerakan sosial, atau hubungan timbal balik.

Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya

bersifat kualitatif.

Bodgan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Menurut mereka,

pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).

Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam

variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu

keutuhan7.

2.1.1 Karakteristik Penelitian Kualitatif

Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam

individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi dalam kehidupan sehari-sehari

secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah8

.Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam

tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku, yang dapat diamati dari satu individu,

kelompok, masyarakat, dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting

7

Bodgan, Taylor.1975. Introduction to qualitative research methods.p.5

8


(29)

konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensip, dan

holistik9

Dari hasil penelaahan diatas dapat disimpulakan karakteristik penelitian kualitatif

adalah :

a) Latar alamiah. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar

alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity) . Hal ini dilakukan, menurut Lincoln dan Guba ( 1985, 39), karena ontologi alamiah

menghendaki adanya kenyataan- kenyataan sebagai keutuhan yang tidak

dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.

b) Manusia sebagai alat ( human instrument ) . Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul

data utama

c) Analisis data secara induktif. Penelitian kualitatif mengutamakan analisis

secara induktif, dari lapangan tertentu yang bersifat khusus, untuk ditarik

suatu proposisi atau teori yang dapat digeneralisasi secara luas.

d) Deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Hal ini disebabkan adanya penerapan metode kualitatif

e) Lebih mementingkan proses daripada hasil. Penelitian kualitatif lebih

banyak mementingkan segi “proses” daripada “ hasil”. Hal ini disebabkan

oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas

apabila diamati dalam proses

9


(30)

f) Adanya “batas” yang ditentukan oleh “fokus”. Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan batas dalampenelitiannya atas dasar fokus yang

timbul sebagai masalah dalam penelitian.

2.1.2 Tujuan Penelitian Kualitatif

Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand)

fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang

lengkap tentang fenomena yang dikaji dengan observasi partisipan pasif

merupakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh

pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya dan tanpa ikut terlibat

langsung dalam kegiatan. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan

memahami perilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi

Secara etimologis, istilah komunikasi yang dalam bahasa inggrisnya

communication berasal dari kata Latin yaitu communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, dalam artian sama makna. Jadi komunikasi berlangsung apabila ada orang-orang yang terlibat dalam interaksi dan terdapat

kesamaan makna terhadap suatu hal yang dikomunikasikan, jika seseorang

mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka


(31)

tidak berlangsung. Hal ini terkait dengan komunikatif atau tidaknya seseorang

dalam berkomunikasi10

Secara termilogis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh

seseorang kepada orang lain. Pengertian tersebut jelas bahwa komunikasi

melibatkan sejumlah orang. Komunikasi yang disini adalah manusia (Human Communication) .

Secara paragmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan

secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media seperti penelitian kali ini.

Komunikasi juga merupakan suatu transaksi, proses simbolik, yang menghendaki

orang-orang mengatur lingkunganya dengan (1) membangun hubungan antara

sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan

tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau

melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya

akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Komunikasi juga merupakan bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh

dan mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas

pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal

10


(32)

ekspresi muka, lukisan, senin dan teknologi. Tujuan dari berkomunikasi jelas

untuk mencapai adanya kesamaan makna11.

Komunikasi adalah proses dimana seseorang menyampaikan gagasan, harapan,

melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan penyampaian pesan dan

ditujukan kepada penerima pesan. Komunikasi adalah salah satu kegiatan manusia

yang telah dipahami semua orang, tetapi tidak semua dapat dipahami maknanya.

Bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang (komunikator)

menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

mengubah atau membentuk prilaku orang lain (komunikan), dengan perubahan itu

akan diperoleh persamaan persepsi dan tujuan. Komunikasi dalam hal ini

merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang pada orang

lain dengan menggunakan lambang yang bermakna sama bagi kedua belah pihak.

Kebutuhan akan komunikasi memang merupakan masalah yang sangat

fundamental bagi setiap manusia. Oleh karena itu komunikasi sebagai alat

ekspresi dari setiap keinginan manusia, baik secara individu maupun kelompok.

A.W Widjaya, (2000:13) mendefinisikan sebagai hubungan atau

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai

saling tukar menukar pendapat12. Komunikasi juga dapat diartikan hubungan

kontrak antar manusia baik individu maupun kelompok. Pengertian komunikasi

sudah banyak didefinisikan oleh banyak ahli. Dari banyak pengertian tersebut jika

11

Cangara, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Gravindo Persada.p.8.21

12


(33)

dianalisis dapat didisimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh

satu orang atau lebih, melalui pengirim dan penerima pesan yang terdistorsi oleh

gangguan (noise), sehingga terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik13

2.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Proses komunikasi dapat dibandingkan dengan tata cara produksi dan konsumsi.

Proses ini melibatkan produksi makna (production of meaning), melalui penggunaan bahan-bahan mentah yang terdiri dari kata-kata, gambar-gambar,

lambang-lambang, dan tindakan-tindakan komunikator. Di samping itu

melibatkan konsumsi makna ( consumption of meaning) melalui pendengaran, penglihatan, sentuhan, perasaan,dan penciuman yang dilakukan oleh khalayak

ramai.

Komunikasi melibatkan tiga unsur yaitu pengirim, media komunikasi, dan penerima. Komunikasi yang baik bergantung pada ketiga unsur ini. Jika si pengirim tidak kompeten atau pesan yang disampaikan tidak jelas maka si

penerima tidak akan mengalami makna dari tanda-tanda yang diberikan, dan

proses komunikasi itu pun gagal. Agar komunikasi berlangsung, harus terdapat

sumber dan penerima yang memiliki pengalaman yang sama. Jelasnya jika

penerima tidak memiliki pengetahuan yang sama dengan pengirim mengenai

bahasa atau sandi, konsep, sistem nilai, dan sebagainya maka pengiriman makna

akan terhambat atau benar-benar gagal. Pentingnya kesamaan pengalaman ini

13


(34)

terletak pada fakta bahwa komunikator harus memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang cukup mengenai penerima atau komunikan. Dengan demikian,

komunikator dapat menyampaikan konsep-konsep yang dapat dipahami agar

dapat disandi ke dalam lambang-lambang14.

Menurut Effendy (1994: 16-19) Unsur-unsur komunikasi meliputi:

a. Komunikator (source), orang yang membawa/ menyampaikan pesan.

b. Pesan (message), berita atau informasi yang disampaikan oleh komunikator. c. Saluran (channel), sarana penyampaian pesan dalam kegiatan komunikasi.

Saluran terdiri dari:

1. Pendengaran (lambang berupa suara / audio)

2. Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau gambar)

3. Pencuiman (lambang berupa bau-bauan)

4. Rabaan (lambang berupa sentuhan)

d. Komunikan (communicant), objek sasaran yang dituju dari komunikator. e. Umpan balik (feedback), arus umpan balik dalam rangka proses

berlangsungnya komunikasi. Pada penelitian ini umpan balik yang

ditimbulkan tidak dapat berlangsung secara langsung15.

2.2.3 Proses Komunikasi

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses

komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

14

http://www.e-jurnal.com/2013/12/unsur-unsur-komunikasi.html

15


(35)

a) Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses

komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture,

isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung

dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator

kepada komunikan.

Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi

kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata

lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara bagi

komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama

komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan

atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan

dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk

menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan

komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses

penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).


(36)

Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi

akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan

oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang

pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya,

bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman

komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.

Sebagai contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja (1994:33) yakni : Si

A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan

valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A

tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal

tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa.

Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C, sorang

pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan

sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan

si C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan,

pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya.

Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan


(37)

relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan

seseorang, maka kita harus mengolah dan menyampaikan pesan dalam

bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,

orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu

mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan.

b) Proses komunikasi secara skunder

Proses komunikasi secara sekunder merupakan proses penyampaian ide-ide

atau gagasan melalui media. proses komunikasi secara sekunder adalah

proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai

lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media

kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai

sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat,

telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi

adalah media kedua yang sering digunakan dalam proses komunikasi

sekunder. Contoh lain proses komunikasi secara sekunder adalah pada

komunikasi-komunikasi massa, dimana feedback-nya tidak segera atau

delayed feedback (umpan balik dari komunikan tertunda). Dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi secara sekunder adalah adalah proses

penyampaian paduan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan suatu sarana sebagai media16.

16


(38)

Seperti dalam penelitian ini, yaitu pengaplikasian komunikasi sekunder

yang menggunakan media komunikasi yang berupa Handy Talky oleh

kalangan protokol.

2.2.4 Jenis-Jenis Komunikasi a) Komunikasi Massa

Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau

informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna

mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.

b) Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara

seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua

orang yang dapat langsung diketahui balikannya.

c) Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan

bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self

dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal

secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan.

d) Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa


(39)

Dalam penelitian kali ini, dimana anggota protokol berkomunikasi menggunakan

media Handy Talky namun secara kelompok, dapat dikategorikan sebagai

komunikasi massa dan komunikasi kelompok.

2.3 Tinjauan Tentang Protokol

2.3.1 Pengertian dan Sejarah Kata Protokol

Dalam pengertian luas protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan

suatu kegiatan baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat. Secara

estimologis istilah protokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa Perancis

protocole, bahasa Latin protocoll(um) dan bahasa Yunani protocollon. Dalam kamus Bahasa Inggris Oxford,

Awalnya, istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah

manuskrip atau naskah. Sejalan dengan perkembangan jaman, pengertiannya

berkembang semakin luas tidak hanya sekedar halaman pertama dari suatu

naskah, melainkan keselurahan naskah yang isinya terdiri dari catatan, dokumen

persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup secara nasional maupun

internasional. Perkembangan selanjutnya, protokol berarti kebiasan-kebiasan dan

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket

diplomatik. Aturan-aturan protokoler ini menjadi acuan institusi pemerintahan dan


(40)

Masalah protokoler ditujukan pada keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan dan

pada hal-hal yang mengatur seluruh manusia yang terlibat dalam pelaksanaan

suatu kegiatan. Suatu kegiatan apapun pada dasarnya merupakan pelaksanaan

dari hasil kerja tahapan-tahapan sebelumnya. Tahapan-tahapan tersebut

diperlukan untuk menunjang suksenya puncak acara. Keprotokolan di Indonesia

diatur dalam Undang-undang nomor 8 tahun 1987, ialah serangkaian aturan dalam

acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata

upacara dan tata penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan atau

kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau masyarakat17.

( Dalam Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 2010 BAB 1 Pasal 1 : 131) tentang

Keprotokolan yaitu serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam

acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan

Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai

dengan jabatan dan / atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan , atau

masyarakat18.

Menurut Poerwadarminta (2002) dalam ( Wahab, Samsudin 2004 : 2 )

berpendapat protokol sebagai upacara dan etiket yang dijalankan oleh para

birokrat atau diplomat dan kepala negara : salinan pertama sebuah perjanjian

ataupun dokumen lain sebelum disahkan19 .

17

Panca. 2006. sejarah-kata-protokol. (Post.Juli 2006 )( Diakses pada tanggal 8 April 2013). http://.panca .wordpress.com/2006/07/17/sejarah-kata-protokol

18

Dalam Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 2010 BAB 1 Pasal 1 tentang Keprotokolan.p.131

19


(41)

Menurut Longmans (1991) dalam ( Wahab, Samsudin 2004 : 2 ), memberikan

penafsiran yang sama yaitu sistem upacara tentang peraturan-peraturan yang

ditetapkan dan tingkah laku yang dijalankan oleh pejabat atau birokrat. Penjelasan

beliau menunjukan protokol ini lebih utama dalam acara-acara resmi20. Dalam

dunia diplomasi, peraturan-peraturan protokol bukanlah sesuatu yanng dapat

diganggu gugat. Dalam tugas protokol menjamin kelangsungan acara sesuai

konsep dan aturan sehingga kepentingan pejabat dan kepentingan publik dapat

berjalan secara bersamaan dalam suatu acara.

2.3.2 Tugas Protokol

Tugas protokoler turut menentukan keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan oleh

organisasi atau institusi. Disamping itu, protokol juga merupakan bagian yang

melekat dari aktivitas perusahaan dan turut mewarnai budaya kerja, terutama bagi

para petugas protokol yang sangat dekat perannya dalam mendukung tugas

kepemimpinan, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Diperlukan adanya keberadaan protokol dalam sebuah lembaga/ perusahaan

adalah karena protokol ikut menentukan terciptanya suasana yang memperngaruhi

keberhasilan suatu acara yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Selain itu dapat

menciptakan tata pergaulan yang mndekatkan satu sama lain dan dapat diterima

20


(42)

oleh semua pihak, terciptanya upacara yang khidmat, megah, dan agung, serta

terciptanya ketertiban dan rasa aman dalam menjalankan tugas21.

2.4 Tinjauan Tentang Media Komunikasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah alat atau sarana komunikasi

seperti koran, majalah, radio, film, internet, poster, dan spanduk. Atau media juga

diartikan sebagai alat yang terletak diantara dua pihak (orang/golongan) atau

sebagaii perantara, penghubung.

Lasswell mengemukakan fungsi media di masyarakat adalah untuk: pengawasan

(surveillance), yaitu menyampaikan informasi-informasi tentang lingkungan; korelasi (correlation), yaitu memberikan opsi atau pilihan untuk menyelesaikan masalah dann transmisi (transmission), yaitu melakukan sosialisasi dan pedidikan. Kemudian Wright menambahakan satu fungsi lagi yaitu untuk hiburan

(entertanment) ( Lasswell & Wright, 2004:208).

Komunikasi bermedia termasuk dalam prose komunikasi skunder. Secara lengkap

proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang

kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua

setelah memakai media pertama22 ( Efendy, 1997:16).

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi

disebabkan oleh efesiensinya dalam mencapai komunikan.Namun kefektifan dan

21

Dalam Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 2010 BAB 1 Pasal 1 tentang Keprotokolan.p.131

22


(43)

efesiensi komunikasi bermedia hanay dalam menyebarkan pesan-pesan yang

bersifat informatif23.

Media Komunikasi berasal dari dua kata yakni media dan komunikasi, yang

masing-masing mempunyai arti tertentu. Media adalah peralatan atau kegiatan

yang menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan seseorang memperoleh

keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Wujud media bisa tertulis maupun lisan,

manual, elektrik atau elektronik, dan sebagainya.

Media komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan suatu komunikasi. Media

komunikasi adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mempermudah

penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, untuk mencapai tujuan

yang ditentukan. Maka pengertian media komunikasi dapat didefinisikan sebagai

alat yang digunakan untuk komunikasi. Pengertian media komunikasi ini juga

dapat diartikan sebagai alat bantu untuk memindahkan pesan dari sumber kepada

penerima. Pengertian media komunikasi ini menjadi alat bantu atau seperangkat

sarana yang digunakan untuk kelancaran proses komunikasi24.

Pengertian media komunikasi bisa bermacam-macam bentuknya tergantung dari

bentuk komunikasi yang dilakukan. Ada beberapa bentuk komunikasi yang

memerlukan media komunikasi, bentuk komunikasi yang memerlukan media

23

Uchayana, Effendy. 1997. Ilmu komunikasi , PT Remaja Rosdakarya. Bandung.p.17

24

Psikologi Zone. 2010. Definisi Media Komunikasi dan Fungsinya. (Post 23 November 2010) ( Diakses Pada Tanggal 09 April 2013 ) http:// psikologizone.com/definisi-media-komunikasi-dan-fungsinya/06511971


(44)

adalah komunikasi yang tidak memungkinkan komunikan dan komunikator untuk

dapat menjalankan proses komunikasinya tanpa alat. Biasanya tergantung dari

jarak dan posisi antara komunikator dengan komunikan yang pada akhirnya akan

menentukan komunikasi tersebut memerlukan media atau tidak, seperti halnya

pada penelitian berikut ini yang menggunakan jenis media audio yaitu Handy

Talky, tapi ada juga yang memang tidak memerlukan media komunikasi seperti

komunikasi yang bersifat langsung atau tatap muka.

Sejatinya pengertian media komunikasi adalah sebagai alat atau saran untuk

menyampaikan atau mentransfer informasi dan pesan dari satu orang kepaada

orang yang lain. Media komunikasi digunakan untuk mempermudah penyampaian

ini. Itulah yang menjadi awal tujuan dan tujuan utama dari adanya media

komunikasi yang ada di dalam kehidupan kita.

Menurut jenisnya, media komunikasi dapat dikelompokan dalam tiga macam,

yaitu :

a. Media Komunikasi berupa Audio ( Media Komunikasi Audio ), yaitu suatu

alat komunikasi yang dapat ditangkap melalui alat pendengaran. Contohnya

: Radio, Telepon, Tape recorder, dan sebagainya.

b. Media Komunikasi berupa Visual ( Media Komunikasi Visual ), yaitu alat

komunikasi yang ditangkap melalui alat penglihatan. Contohnya : Surat,


(45)

c. Media Komunikasi yang berupa Audio Visual ( Media Komunikasi Audio

Visual ), yaitu alat komunikasi yang dapat dilihat dan dapat didengar.

Contohnya : televisi, VCD, layar lebar, Internet, wawancara ( face to face ),

kunjungan, dan sebagainya.

d. Media Komunikasi mempuyai fungsi, secara umum terbagi menjadi 4,

yakni :

1) Alat untuk menyampaikan informasi.

2) Alat untuk menerjemahkan lambang komunikasi.

3) Alat untuk mempercepat dan mempersingkat penyampaian informasi.

4) Alat untuk menghibur ( to entertaint ) dan mendidik ( to educat )25.

Pada penelitian ini Handy Talky merupakan jenis media komunikasi audio karena

menggunakan dan memanfaatkan indra pendengaran yang dihantarkan melalui

sinyal atau gelombang radio pada frekuensi tertentu.

Dalam (Effendy, 1996: 87) media komunikasi dklasifikasikan menjadi dua yaitu:

2.4.1 Media primer (primery media)

Media primer meliputi bahsa, isyarat dengan menggunakan anggota tubuh

misalnya mengangguk, melambaikan tangan, dan dengan bahsa tubuh lain dapat

mengandung arti, selain itu dapat juga berupa warna dan gambar yang digunakan

untuk mengekspresikan pikiran atau perasaan. “ Pesan terdiri dari dua aspek,

25


(46)

pertama isi pesan berupa pikiran atau perasaan, dan kedua adalah lambang yang

berfungsi sebagai media untuk menyalurkannya.

2.4.2 Media Sekunder

Media sekkunder merupakan sarana penyampai informasi kepada komunikan

yang banyak, daerah yang jauh atau merupakan keduanya. Medianya disini di

golongkan menjadi media massa dan media nirmasa. Media massa sering disebut

juga komuikasi massa yang mempunyai pengertian komunikasi yang memakai

media massa. Yang termasuk media massa adalah pers, siaran radio televisi, film,

dan media massa lainnya yang menimbulkan keserempakan. Sedangkan

komunikasi nirmassa disebut juga komunikasi ysng bukan memakai media massa.

Yang termasuk ke dalam media nirmassa adalah surat, telepon, posterm famflet,

spanduk, berkala intern, dan lainnya yang bukan termasuk media massa26.

Klasifikasi di atas sudah jelas bahwa media elektronik dan cetak termasuk ke

dalam media sekunder. Media sekunder ini merupakan saluran komunikasi untuk

menyampaikan informasi dengan jumlah massa yang banyak atau jauh atau juga

kedua-duanya.

Media / sarana komunikasi dalam hal ini media informasi sesuai dengan kemajuan

zaman mengalami perkembangan. Dalam penelitian kali ini di mana Handy Talky

termasuk kedalam media komunikasi sekunder karena Handy Talky merupakan

perangkat komunikasi elektronik yang menggunakan gelombang radio, sama

26


(47)

seperti halnya radio namun Handy Talky dapat mengirimkan feedback secara langsung ( direct feedback)

2.5 Tinjauan Tentang Handy Talky

Dalam definisinya, Handy Talky merupakan alat komunikasi dua arah yang tidak

menggunakan kabel. Handy Talky ini biasa disebut secara singkat HT. Handy

Talky merupakan sebuah alat komunikasi yang bentuknya mirip dengan telepon

genggam, tetapi sifatnya searah. Karena searah, maka si pengirim pesan dan si

penerima tidak bisa berbicara pada saat yang bersamaan. Handy Talky

menggunakan gelombang radio frekuensi khusus, dan sering dipakai untuk

komunikasi yang sifatnya sementara karena salurannya dapat diganti-ganti setiap

saat. Handy Talky berkomunikasi dengan bantuan fasilitas radio pengulang, atau

yang biasa disebut sebagai repeater, tergantung ketinggian dan kekuatan pemancar

repeater, bias memfasilitasi komunikasi dari dua perangkat tersebut hingga 100

kilometer atau bahkan lebih jauh lagi.

Handy Talky pertama dikembangkan untuk digunakan militer selama Perang

Dunia II, dan menyebar ke keamanan publik dan akhirnya komersial dan

pekerjaan pekerjaan situs setelah perang. Khas Handy Talky mirip handset

telepon, mungkin sedikit lebih besar tapi masih satu kesatuan, dengan antena

mencuat dari atas. Awalnya Handy Talky memakai tabung dan baterai sel kering

45-volt atau Nikel-Cadmium 12V baterai. Surplus Motorola Handy Talky menjadi radio operator segera setelah Perang Dunia II. Handy Talky yang banyak


(48)

diperlukan, termasuk bisnis, keamanan publik, rekreasi di alam terbuka, dan

sejenisnya. Walkie talkie berbeda dengan Handy Talky .

Walaupun keduanya mengacu prinsip yang sama mengenai radio dua arah, tetapi

keduanya memiliki perbedaan. Handy Talky memerlukan izin untuk

menggunakannya, sedangkan walkie talkie tidak memerlukannya. Handy Talky

memiliki range frekuensi yang lebih besar dan bebas dibandingkan dengan walkie talkie. Dalam definisinya, Handy Talky merupakan alat komunikasi dua

arah yang tidak menggunakan kabel. Pada awalnya jarak yang dapat ditempuh

oleh alat ini hanya sejauh 2 mil, belakangan ini Handy Talky dapat mencakup

hingga jarak 12 mil.

Sepertinya perangkat komunikasi radio Handy Talky sudah jauh ditinggalkan

para penggemarnya, tidak seperti ketika telepon seluler belum seperti sekarang

ini. Kalau pun ada, kebanyakan hanya pada lingkungan terbatas, seperti mereka

yang bertugas di bidang keamanan dan para anggota radio amatir yang masih

setia, seperti kalangan protokol yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Pada

saat ini kalau bukan mereka yang berkepentingan dengan pemakaian radio

transceiver Handy Talky , mereka tentu akan enggan untuk menenteng Handy Talky. Apalagi penampilannya sampai saat ini memang belum banyak berubah,

ada yang dibuat sebesar ponsel atau bahkan lebih mini lagi, namun selalu

berakibat pada pengurangan kualitas transmisinya dan akibatnya akses menjadi


(49)

Kesan penampilan sebagai bagian dari anggota keamanan sangat melekat dan

Handy Talky tidak bisa disembunyikan seperti halnya sebuah ponsel. Meski

demikian, ada yang merasa semakin percaya diri dengan menenteng perangkat

seperti ini, sama seperti kecenderungan para eksekutif sekarang yang terkesan

canggih dengan membawa ponsel PDA (personal digital assistant)

lainnya27.Terlepas dari semua ini, radio transceiver (transmisi dan receiver/penerima) genggam memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pesawat

telepon biasa maupun ponsel.

Kecepatan menjangkau lawan bicara maupun reaksi penerimanya masih belum

tertandingi oleh telepon. Apalagi dengan Handy Talky maupun radio komunikasi

lain bisa langsung diterima oleh banyak orang sekaligus sehingga untuk tujuan

berkomunikasi dengan banyak orang masih merupakan pilihan yang mampu

menandingi fasilitas telekonferensi. Tetapi dengan kelebihan ini terkadang malah

menjadi kendala utama dalam berkomunikasi menggunakan Handy Talky karena

sifat pesannya yang terkadang masa, sehingga kerahasian pesan atau informasi

yang disampaikan tidak dapat terjamin apalagi pengguna Handy Talky dalam

penelitian ini adalah protokol yang mempunyai tugas dan fungsi yang kompleks.

Berkomunikasi antar pribadi menggunakan media seperti Handy Talky terkadang

membutuhkan kerahasian pesan antar sesama pengguna bagi kalangan protokol.

Selain itu Handy Talky kurang memungkinkan jika dipakai di acara di dalam

27

www.Infotipsdunia.blogspot.com./2010/07/handy-talky-cara-jadul-berkomunikasi.html, ( Diakses Pada Tanggal 13 April 2013 )


(50)

ruangan yang memiliki range area yang kecil karena dikhawatirkan suara yang ditimbulakn dari audio akan mengganggu jalannya acara. Terutama menyangkut

keamanan informasinya., semua pembicaraan melalui Handy Talky apalagi

diketahui frekuensi receiver-nya akan bisa didengarkan oleh pihak lain. Bahkan, untuk frekuensi radio yang tidak diketahui, bisa dicari dengan cara men-scan pada daerah pita frekuensi tertentu. Selain itu juga komunikan tidak bisa langsung

menjawab atau memberikan respon kepada komunikator, karena komunikan harus

menunggu komunikator selesai berbicara begitu juga seterusnya.

Sebelum menggunakan Handy Talky para pengguna harus mengetahui tata cara

dan prosedur penggunaan Handy Talky, agar tercipta keseragaman, tata cara

memanggil maupun menjawab dan juga etika berbicara apabila menggunkana

Handy Talky. Sopan santun dalam berkomunikasi dengan Handy Talky .

 Cara memanggil :

1. Bila panggilan pertama tidak langsung dijawab, tunggu kurang lebih 5

detik baru panggil kembali.

2. Pada saat seseorang memanggil dan belum ada jawaban jangan

dimasuki panggilan dari stasion lain yang seolah-olah menyerobot

komunikasi orang lain.

3. Bila sampai 4 atau 5 kali panggilan tidak menjawab, hentikan

panggilan untuk memberikan kesempatan kepada stasion yang lain

berkomunikasi selanjutnya mencari informasi keberadaan stasiun yang


(51)

4. Bila tidak ada sarana komunikasi yang lain, pemanggilan dapat

diulangi lagi.

 Cara menjawab

1. Apabila mendengar panggilan sesegera mungkin untuk dijawab.

2. Jawaban terhadap panggilan, hendaknya singkat dan sopan dengan

tetap berpegang pada prosedur komunikasi.

3. Contoh menjawab panggilan - Panggilan : ALPHA-BRAVO -

Jawaban : BRAVO-ALPHA GO A HEAD

 Cara berkomununikasi

1. Saat berbicara jarak HT kira-kira 2,5 cm dari mulut dengan posisi

tegak.

2. Tekan PTT selama kira-kira 2 detik baru berbicara dan segera lepas

tombol PTT setelah selesai berbicara.

3. Lakukan komunikasi dengan tertib secara bergiliran dengan

memperhatikan hierarki dan atau urgensi berita.

4. Gunakan kerahasiaan, hindarkan penyebutan nama, jabatan atau

senioritas dalam percakapan, gunakan Callsign yang telah ditentukan. 5. Berbicara dengan singkat dan jelas.

6. Pada kata-kata yang meragukan perlu diulangi/dieja sesuai dengan

ejaan radio telephonny. Berbicara dengan menggunakan kecepatan

sedang dengan irama yang baik.


(52)

8. Panggilan maksimal 3x.28

Handy Talky merupakan sarana berkomunikasi dalam kelompok anggota

protokol, namun dapat dikatakan pula bahwa berkomunikasi menggunakan Handy

Talky adalah sebagai komunikasi massa, dimana proses penyampaian pesannya

melalui media tertentu, dalam penelitian ini media yang digunakan adalah Handy

Talky. Namun dalam proses komunikasinya terjadi secara kelompok, artinya

pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator dapat diterima secara seluruh

anggota protokol dan dapat memberikan umpan balik secara langsung.

2.6 Penggunaan Handy Talky Sebagai Sarana Komunikasi Untuk Untuk Menjalankan Tugas Protokol

Dari uraian diatas kegiatan dan tugas protokol sangatlah penting. Handy Talky

yang merupakan sebuah alat komunikasi yang menggunakan gelombang

frekuensi radio sudah sejak dulou digunakan, bahkan dari zaman perang dunia ke

II .Seiring perkembangannya Handy Takly pun mengalami perubahan bentuk dan

penambahan beberapa perangkat pendukung lainnya. Para penggunanya pun

meluas tidak hanya dikalangann militer dan keamanan saja melainkan dapat

digunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya. Pada zaman sekarang instansi

pemerintahan pun menggunakannya seperti pada kalangan protokol untuk

membatu tugasnya . Misalnya saja saat berkordinasi atau berkomunikasi dengan

28

Sena, Afen. 2010. Komunikasi Radio Telephony Menggunakan Handy Talky Di Movement Area. (Post 5 Agustus 2010) .( Diakses pada tanggal 24 Mei 2013 ).


(53)

sesama protokol lainnya dalam menjalankan tugas pada acara-acara tertentu

dilapangan yang sifatnya resmi .

2.7 Kerangka Pikir

Dalam berkomunikasi banyak jenis dan macam-macamnya, pada penelitian ini

membahas tentang komunikasi menggunakan media yaitu Handy Talky dan

berusaha menjelaskan tentang kedudukan dan kegunaan berkomunkasi

menggunakan Handy Talky pada kalangan protokol . Protokol pada penelitian ini

menjadi pihak yang aktif dalam proses komunikasi yaitu sebagai pengguna media

Handy Talky , dan berperan aktif untuk memilih media artinya pengguna media

mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.

2.7.1 Landasan Teori

Seperti pada teori uses and gratifications ( kegunaan dan kepuasan). Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori

ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu menggunakan

media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini bahwa individu

sebagai mahluk supra-rasional dan sangat selektif. Menurut para pendirinya, Elihu

Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1984),

uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain ,

yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada


(54)

Dalam kasus perkembang media tradisional ke media baru. Uses and

gratifications sangat penting posisinya untuk memetakan kecenderungan media

baru yang menjadi suplemen atau bahkan menggantikan posisi media tradisional

di dalam masyarakat29 Akan tetapi, uses and gratifications juga tidak lepas dari

adanya kritik. Beberapa pakar menilai teori ini terlalu membesar-besarkan peran

pengguna media dalam memilah media. Mereka menilai bahwa sebagian besar

pengguna media adalah kelompok yang pasif dan dan hanya menjalani kebiasaan,

dan tidak masuk akal untuk menanyakan tentang hal itu kepada orang-orang

tersebut.

Selain beberapa kegunaan dan alasan untuk menggunakan media tersebut. Katz,

Blumler dan Gurevitch (dalam Baran & Davis,) menjelaskan juga adanya situasi

sosial yang membuat seorang pengguna membutuhkan media, antara lain:

1) Situasi sosial dapat melahirkan tekanan dan konflik, ketika itu konsumsi

media bisa jadi adalah obat untuk keluar dari tekanan tersebut.

2) Situasi sosial dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terus

mencari informasi yang ditawarkan pada media.

3) Situasi sosial dapat membatasi peluang untuk berinteraksi di dunia nyata,

di situlah media dapat berfungsi sebagai suplemen atau bahkan

menggantikan kehidupan nyata tersebut.

29


(55)

4) Situasi sosial seringkali melahirkan nilai-nilai sosial tertentu. Pemenuhan

kepuasan dari nilai-nilai tersebut dapat difasilitasi oleh konsumsi media

tertentu.

5) Situasi sosial dapat membuat pengguna semakin akrab dengan media.

Kedekatan pengguna dengan media beserta isinya, dimaksudkan untuk

mempertahankan keanggotaannya dalam kelompok-kelompok tertentu30

Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007): (1)

Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan (2) berbagai kombinasi

antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan (3) struktur masyarakat,

termasuk struktur media, menghasilkan (4) berbagai percampuran personal

individu, dan (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang

menghasilkan (6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian

persoalan, yang menghasikan (7) perbedaan pola konsumsi media dan ( perbedaan

pola perilaku lainnya, yang menyebabkan (9) perbedaan pola konsumsi, yang

dapat memengaruhi (10) kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu,

sekaligus akan memengaruhi pula (11) struktur media dan berbagai struktur

politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat31.

Pada penelitian ini dalam proses pengiriman pesan melalui Handy Talky , pesan

yang dikirim dengan media Handy Talky menjadi kebutuhan. Pesan yang dikirim

dengan media Handy Talky pesannya dihantarkan melalui saluran gelombag

30

Baran, Stanley J. & Davis, Dennis K.. 2009. Mass Communication Theory.p.241-242

31

Prakorsa, Adi. 2012. Teori Uses and Gratification Media . ( Dikses Pada Tanggal 15 April 2013 ). http://adiprakosa.blogspot.com/2012/12/teori-uses-and-gratification-media.html


(56)

sinyal. Pada teori informasi atau matematis yaitu salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori

informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya

Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 ), Mathematical Theory of Communication.

Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan

informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter

menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh

gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk

mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding).

Teori informasi ini menitik beratkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang

lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna

pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi.


(57)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disusun sebuah bagan kerangka pikir

sebagai berikut :

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pikir

Instansi Pemerintah

Dinas Humas dan Protokol Kab.Tanggamus ( Sub.Bagian Protokol )

Handy Talky sebagai media komunikasi dalam menjalankan tugas dan fungsi protokol :

 Jenis Kegiatan Protokol Yang Bersifat Umum : - Upacara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan - Upacar Penandatanganan Naskah Kerja Sama - Upacara Sumpah Pegawai

- Upacara Peresmian / Pembukaan Gedung Baru

 Aktivitas Protokol a. Tata Ruang

1) Perangkat Keras 2) Perangkat Lunak b. Tata Upacara

c. Tata Tempat (Preseance)

 Pelaksanaan Tugas Lain Yang diberikan Oleh Kepada Bagian Protokol Sesuai Dengan Lingkup Tugas dan Fungsinya

Jenis Kegiatan dan Aktivitas

Menggunakan Media Komunikasi ( HT / Handy Talky )

Keberhasilan Suatu Tugas, dan Acara


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Koentjaningrat,

tipe penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci

fenomena sosial tertentu dan kemudian menganalisisnya serta

menginterpretasikannya melalui data yang terkumpul ( sumber: M. J. Melalatoa, Sistem Budaya Indonesia ), 1997 ).

Penelitian kualitatif ini bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subyek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah31

Penelitian kualitatif menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan

prosedur analisis statistik atau kuantifikasi lainnya. Penelitian ini didasarkan pada

upaya membangun pandangan yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan

31


(59)

kata sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang merupakan kumpulan fakta

yang ditemukan dalam proses penelitian. Penelitian kualitatif ditentukan oleh

peneliti sendiri tentang apa yang akan menjadi pokok penelitian dan bahasan

yang akan dikemukakan.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini melalui pendekatan kualitatif dimana penelitian yang

dilakukan memiliki tujuan untuk menganalisis dan menggambarkan mengenai

penggunaan media Handy Talky mampu mentransfer pesan dengan baik bagi

kalangan Dinas Protokol Kabupaten Tanggamus.

Penelitian kualitatif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau objek penelitian (seseorang,

lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

tampak atau sebagaimana adanya. Dan untuk memahami fenomena atau gejala

sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang

fenomena yang dikaji dengan observasi partisipan pasif. Serta usaha

mendeskripsikan fakta-fakta itu pada tahap permulaan tertuju pada usaha

mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang diselidiki, agar


(60)

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian penulis kali ini adalah penggunaan media

Handy Talky dalam berkomunikasi di kalangan protokol pada Dinas Protokol

Kabupaten Tanggamus. Dalam fokus penelitian ini penulis ingin melihat

penggunaan Handy Talky dalam berkomunikasi untuk membantu tugas protokol .

Kita mengingat bahwa Handy Talky adalah suatu alat komunikasi searah yang

digunakan untuk berkomunikasi dengan bentuknya yang mirip dengan telepon

seluler, menggunakan gelombang frekuensi radio dan menggunakan audio sebagai

jenis pesan yang disampaikan dan diterima. Handy Talky sudah jauh ditinggalkan

para penggemarnya, tidak seperti ketika telepon seluler belum seperti sekarang

ini. Kalau pun ada yang menggunakan Handy Talky, kebanyakan hanya pada

lingkungan terbatas, seperti mereka yang bertugas menjadi protokol. Boleh

dikatakan bahwa berkomunikasi menggunakan Handy Talky adalah suatu cara

berkomunikasi dengan cara yang kuno, karena pada jaman sekarang banyak media

alternatif yang lebih canggih dapat digunakan oleh protokol untuk mendukung

dan membantu tugasnya yang begitu kompleks dan terkadang membutuhkan

akses informasi yang cepat dan instant.

Penggunaan Handy Talky pada kondisi yang jaman yang selalu menawarkan

multimedia komunikasi yang canggih tentunya mengundang berbagai pertanyaan,

bagaimana Handy Talky sebuah alat komunikasi yang kuno dapat memenuhi


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pengamatan analisa data yang telah dilakukan terhadap Informan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sehubungan dengan penggunaan Handy Talky ( HT ) sebgai media bantu untuk berkomunikasi pada sebuah instansi pemerintahan yaitu pada Dinas Humas dan Protokol Kabupaten Tanggamus.

a) Penggunaan media komunikasi Handy Talky pada kalangan anggota protokol memang wajib di perlukan, karena dengan adanya Handy- Talky para anggota protokol dapat dengan mudah berkomunikasi dan berkoordinasi untuk mengatur acara agar dapat berjalan dengan baik. b) Penggunaan Handy Talky tidak hanya dengan anggota protokol juga,

dalam tugasnya mereka menggunakan untuk berkomunikasi dengan kelompok lain yang mempunyai saluran berbeda.

c) Kecepatan dan keefisienan Handy Talky menjadikan dia alat utama yang slalu dipakai setiap menjalankan tugas dan fungsi protokol baik outdoor maupun indoor tidak perduli itu didaerah pegunungan , didaerah terpencil


(2)

82

yang biasanya tidak dapat dijangkau oleh alat komunikasi lainnya seperti Handy Talky.

d) Dari beberapa kelebihan yang dimiliki Handy Talky, sayangnya tidak di imbangi oleh pengadaan kuantitas Handy Talky yang sesuai dengan jumlah anggota protokol. Dengan begitu tugas yang dijalankan akan dapat terlaksana secara maksimal dan berjalan dengan lebih baik.

e) Terdapat pula kendala- kendala yang dihadapi para anggota protokol saat menggunakan Handy Talky diantaranya sering mengalami kehabisan baterai sebagai sumber daya Handy Talky dikarenakan pemakaian yang terus menerus dalam sehari. Kemudian para anggota protokol sering tidak cermat dalam memilih frekuensi sehingga terkadang frekuensi yang digunakan sama dengan protokol dari daerah lainnya pada acara propinsi, hal ini dapat menyebabkan miscommunication diantara anggota protokol. f) Handy Talky semata-mata digunakan hanya untuk berkomunikasi saat

bertugas untuk memudahkan koordinasi sesama anggota, meskipun terdapat kegunaan lain pada beberapa jenis Handy Talky seperti aplikasi Radio FM sebagai sarana hiburan.

g) Penelitian agar menjadi parameter bagi instansi dan lembaga lain dalam menggunakan Handy Talky sebagai media bantu dalam menjalankan tugasnya.

6.2 Saran

a) Untuk mengoptimalkan tugas protokol hendaknya jumlah Handy Talky disesuaikan dengan jumlah protokol yang ada.


(3)

83

b) Selalu menambah informasi mengenai prangkat perangkat komunikasi terbaru khusus nya Handy Talky agar fitur maupun aplikasi lainnya dapat digunakan dan dimanfaatkan. Selain itu perkembangan teknologi pada zaman sekarang menuntut penggunanya aktif mengupdate pengetahuan tentang teknologi khsusunya media komunikasi yang mereka gunakan seperti Handy Talky.

c) Hendaknya mempunyai media pendukung lainnya, untuk mendukung kekurangan yang dimiliki Handy Talky.

d) Selalu memeriksa kondisi Handy Talky sebelum digunakan, agar penggunaan Handy Talky saat menjalankan tugas dapat dilakukan secara maksimal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson H, Leonard. (2005) The First Walkie Talkie Radio.USA. IntercomsOnline.com.

Arifin, Anwar. 1992. Komunikasi Politk dan Pers Pancasila. Media Sejahtera. Jakarta

Arikunto,Suharsimi,1996. Pengantar metode penelitian, Ghalia Indonesia. Jakarta Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Gravindo Persada Bayibeta. 2012. Keunggulan Handy Talky. ( Post 15 Maret 2012). (Diakses pada

tanggal 24 Mei 2013 ).

http:// www. bayibeta.wordpress.com/2012/03/15/keunggulan-handy-talky/

Bodgan, Taylor.1975. Introduction to qualitative research methods

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2010. Ilmu komunikasi. PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Bandung Effendy, Onong Uchjana.(2000).Ilmu, Teori, Filsafat dan

Komunikasi.Bandung:Citra Aditya Bakti

Forum Komunitas Radio Komunikasi HT - Handy Talky Indonesia ( diakses pada tanggal 24 Mei 2014)

https://www.facebook.com/handy.talky.radio.komunikasi

Haryati, Sri. Keprotokolan di Indonesia, Pengertian dan Istilah. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2004.

Kudo, Ilham. 2011. Simplex, Half Duplex & Full Duplex. (Post 14 Juli 2011.),( Diakses pada tanggal 24 Mei 2013 ).

http://kudotelekomunikasi.wordpress.com/2011/07/14/simplex-half-duplex-full-duplex

Kuliahitukeren. PENGERTIAN PROTOKOLER : Sejarah Protokol dan Perkembangannya. ( Diakses Pada Tanggal 26 Mei 2013 ) http://


(5)

www.kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/protokoler-sejarah-protokol-dan.html,

Lasswell, H. 1987.The Structure Function of Communication in Society”, The Communication of Ideas. Institute for Religious and Social Studies. New York

Melalatoa, M. J. 1997. Sistem Budaya Indonesia. Diterbitkan atas kerja sama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia dengan Penerbit PT. Pamator

Miles , Huberman, 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bodgan, Taylor.1975. Introduction to qualitative research methods.

Moloeng, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi . Rosdakarya. Bandung

Moloeng, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif . Rosdakarya. Bandung Moloeng, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi .

Rosdakarya. Bandung

Olii, Helena. 2007. Pengetahuan Protokol. Jakarta: Fikom UMB,

Panca. 2006. sejarah-kata-protokol. (Post.Juli 2006 ) ( Diakses pada tanggal 8 April 2013). http://.panca .wordpress.com/2006/07/17/sejarah-kata-protokol

Prakorsa, Adi. 2012. Teori Uses and Gratification Media . ( Dikses Pada Tanggal 15 April 2013 ). http://adiprakosa.blogspot.com/2012/12/teori-uses-and-gratification-media.html

Psikologi Zone. 2010. Definisi Media Komunikasi dan Fungsinya. (Post 23 November 2010) ( Diakses Pada Tanggal 09 April 2013 ) http://

psikologizone.com/definisi-media-komunikasi-dan-fungsinya/06511971

Pudi. 2012. SEJARAH HALKIE TALKIE. (Post 31 Maret 2012) .( Diakses pada

tanggal 24 Mei 2014 ).

http://pdpd-pd.blogspot.com/2012/03/sejarah-halkie-talkie.html

Radiokomunikasi. Merawat Baterai Handy Talky . ( Diakses pada 15 Maret 2014 ). http:// . radiokomunikasi.com/content/9-merawat-baterai-handy-talky

Sena, Afen. 2010. Komunikasi Radio Telephony Menggunakan Handy Talky Di Movement Area. (Post 5 Agustus 2010) .( Diakses pada tanggal

24 Mei 2013 ).http://

angkasasena.blogspot.com/2010/08/komunikasi-radio-telephony-menggunakan.html


(6)

Silver, H. Ward. Two-Way Radios and Scanners for Dummies. (Wiley Publishing, Hoboken, NH, 2005

Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survai (Edisi Revisi). LP3ES.Jakarta Barat

Soewarno,1999. Proses dan Efek Komunikasi Massa, Rosdakarya. Bandung Subagyo, P. Joko. 2004. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. PT. Rineka

Cipta. Jakarta

Sudjadi, F.X, 1992. Dimensi Efek Media Komunikasi , Bina Ilmu. Surabaya Susilana, Rudi . 2013. PM3 Modul Penelitian . ( Diakses Tanggal 17 Mei 2013). Uchayana, Effendy. 1994. Ilmu komunikasi , PT Remaja Rosdakarya. Bandung Uchayana, Effendy. 2004. Dinamika Komunikasi , PT Remaja Rosdakarya.

Bandung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 2010 BAB 1 Pasal 1 tentang Keprotokolan. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 Tentang

Keprotokolan yang tertuang pada Bab II (Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup) Pasal.3

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan BAB III Pasal 5

User. 2013. Sejarah Kabupaten Tanggamus . (Post.14 Juli 2013), (Tgl akses :13-Januari-2014). http://.tanggamus.go.id/index.php/about-joomla/sejarah

Wahab, Samsudin. 2004. Panduan Protokol dan Tata Tertib Majelis, PTS Profesional.

Widjaya, A. W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Wiryandari, Rosita. Sejarah dan Fungsi Keprotokolan. Jakarta: Fikom UMB, 2007

www.Infotipsdunia.blogspot.com./2010/07/handy-talky-cara-jadul-berkomunikasi.html, ( Diakses Pada Tanggal 13 April 2013 ) Zega, Tian. 2007. Mengenal Jenis Frekwensi Radio Komunikasi dan Cara

Kerjanya. (Post.7 Juni 2007).( Diakses Pada Tanggal 10 April 2013 ).http:// http://tianzega.wordpress.com/2007/06/07/mengenal-jenis-frekwensi-radio-komunikasi-dan-cara-kerjanya/