MODIFIKASI HANDY TALKY (HT) SEBAGAI TELEALARM PENGAMAN BENDA - BENDA SUCI PRATIMA DI PURA DARI TINDAKAN PENCURIAN.

(1)

i

SKRIPSI

MODIFIKASI

HANDY TALKY

( HT ) SEBAGAI

TELEALARM

PENGAMAN BENDA

BENDA SUCI

PRATIMA DI PURA DARI TINDAKAN PENCURIAN

I MADE ANAND GOPAL 1004405066

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

2016


(2)

ii

MODIFIKASI

HANDY TALKY

( HT ) SEBAGAI

TELEALARM

PENGAMAN BENDA

BENDA SUCI

PRATIMA DI PURA DARI TINDAKAN PENCURIAN

Tugas Akhir Diajukan Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1 (Strata 1) pada Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Universitas Udayana

I MADE ANAND GOPAL 1004405066

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

2016


(3)

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir / Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : I Made Anand Gopal

NIM : 1004405066

Tanda Tangan :


(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh:

Nama : I Made Anand Gopal NIM : 1004405066

Jurusan : Teknik Elektro dan Komputer

Judul Tugas Akhir : MODIFIKASI HANDY TALKY ( HT ) SEBAGAI TELEALARM

PENGAMAN BENDA – BENDA SUCI PRATIMA DI PURA DARI TINDAKAN PENCURIAN

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) pada Jurusan

Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I :Pratolo Rahardjo, ST.,MT.

NIP : 197207142000031003 ………. Pembimbing II : Dr. Ir. Lie Jasa, MT

NIP : 196612181991031003 ………. Penguji : I Gusti Agung Pt Raka Agung, ST.,MT.

NIP : 196707011996031001 ………. Penguji : Ir. I Gede Dyana Arjana, MT

NIP :196508031991031002 ……….

Penguji : Yoga Divayana, Ph.D

NIP : 198210072010121001 ……….

Ditetapkan di : Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar-Bali

Tanggal : 27 Juni 2016

MENGETAHUI

Ketua Jurusan Teknik Elektro dan Komputer

WAYAN GEDE ARIASTINA NIP. 196904131994121001


(5)

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini berjudul “MODIFIKASI HANDY TALKY (HT) SEBAGAI TELEALARM

PENGAMAN BENDA – BENDA SUCI PRATIMA DI PURA DARI

TINDAKAN PENCURIAN”.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (S1) pada Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana.

2. Bapak Wayan Gede Ariastina, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D. selaku ketua jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.

3. Bapak Pratolo Rahardjo, ST., MT.selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan, waktu, semangat serta saran-saran selama penyusunan laporan Tugas Akhir.

4. Bapak Dr. Ir. Lie Jasa, MT.selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, waktu, semangat serta saran-saran selama penyusunan laporan Tugas Akhir.

5. Bapak I Gusti Agung Putu Raka Agung, ST.,MT selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama menempuh perkuliahan. 6. Bapak, Ibu dan keluarga terima kasih atas do’a, dukungan, serta saran-saran


(6)

vi

7. Teman – teman seangkatan elektro 2010 yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

8. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan dan sarannya.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Usulan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis mohon maaf kepada semua pihak jika dalam pembuatan Tugas Akhir ini melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian Tugas Akhir ini.

Bukit Jimbaran, Juni 2016


(7)

vii

ABSTRAK

Tindakan kriminal pencurian benda-benda suci di Bali semakin sering terjadi, sehingga diperlukan sistem keamanan elektronik modern yang diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam meningkatkan keamanan benda-benda suci yang berada di area pura dari para pencuri.

Metode perancangan telealarm pengaman Pratima dalam tugas akhir ini dibuat dengan menggunakan IC CD4081 dan CD4069, telealarm ini terdiri dari empat sensor pengaman yaitu: sensor sentuh, sensor terang, sensor gelap, dan sensor IR LED. serta menggunakan Handy talky (HT) redell DL-5108 yang telah dimodifikasi sebagai pemancar gelombang telealarm.

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah telealarm pengaman Pratima dapat di oprasikan dengan mudah dan mampu mengamankan Pratima dari tindakan pencurian. Sinyal dari telealarm akan dikirim melalui Handy Talky (HT) transmitter (Tx) dan selanjutnya akan diterima pada Handy Talky (HT) receiver (Rx) yang pada pengaplikasiannya dibawa oleh petugas keamanan desa.

Kesimpulan telealarm ini bekerja (aktif) ketika salah satu atau semua sensor yang terpasang pada tempat penyimpanan pratima aktif, maka sistem rangkaian alarm akan Aktif dan Handy talky (HT) yang dipasang pada telealarm

akan mengirim sinyal pada Handy talky (HT) petugas keamanan desa, sehingga pencurian pratima bisa diketahui. jarak jangkauan Handy Talky (HT) redell DL-5108 transmitter (Tx) dan Handy talky (HT) redell DL-5108 receiver (Rx) adalah 500 meter berdasarkan pengujian jarak jangkauan Handy talky (HT) pada tempat terbuka.


(8)

viii

ABSTRACT

The Criminal acts of stealing sacred objects (Pratima) in Bali becoming more frequent, so that the required modern electronic security system that is expected to facilitate the public in improving security the sacred objects which are in the temple area from the thieves.

The design method tele Pratima security alarms in this thesis made using IC CD4081 and CD4069, telealarm consist of four safety sensors, namely: a touch sensor, light sensor, dark sensor and IR LED sensor. And also used Handy talky (HT) redell DL-5108 which has been modified as telealarm wave transmitter.

The results achieved in this research is a safety telealarm oprasikan Pratima can easily and Pratima able to secure from loss. Signals from telealarm will be sent by Handy Talky (HT) transmitter (Tx) and will be received on Handy Talky (HT) receiver (Rx) which in its application brought by the village security.

This telealarm is functioned (active) when one or all of the sensors installed on the storage of pratima is active, then the system alarm circuit will be activated and Handy talky (HT) which mounted on telealarm will send a signal to the Handy talky (HT) of the village security officer, so that the stealing of the pratima can be discovered. The distance range of Handy talky Redell DL-5108 transmitter (Tx) and Handy talky (HT) Redell DL-5108 receiver (Rx) is 500 meters distance range Handy talky (HT) based on testing at the outdoor.


(9)

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL DALLAM ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

ABSTRAK …. ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3Tujuan ... 3

1.4Manfaat ... 3

1.5Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ... 3

1.6Sistematika Penulisan ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Mutakhir ... 5

2.2 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2.1 Pratima ... 6

2.2.2 Sistem Pengamanan Pratima di Pura saat ini ... 8

2.2.3 Denah Lokasi Pura Pasek Desa Mas – Ubud ... 8

2.3 Handy Talky (HT) ... 10

2.3.1 Pengertian Handy Talky (HT) ... 10

2.3.2 Bagian – Bagian Handy Talky (HT) ... 11

2.3.3 Jenis Handy Talky (HT) ... 11

2.3.4 Cara Penggunaan Handy talky (HT) ... 11


(10)

x

2.4 IC CMOS ... 13

2.4.1 IC CD 4081 ... 14

2.4.2 IC CD 4069 ... 15

2.5 Light Dependent Resistor (LDR) ... 16

2.6 Transistor ... 16

2.6.1 Transistor Sebagai Saklar ... 18

2.7 Light Emitting Diode (LED) ... 20

2.7.1 Cara Kerja LED ... 20

2.7.2 Photodioda ... 21

2.7.3 Infra Red (IR) LED ... 22

2.8 Relay ... 22

2.8.1 Prinsip Kerja dan Simbol Relay ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2 Data ... 24

3.2.1 Sumber Data ... 24

3.2.2 Jenis Data ... 25

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.3 Metode Perancangan ... 25

3.3.1 Bahan dan Alat ... 25

3.3.2 Peralatan Kerja ... 27

3.4 Perancangan ... 27

3.4.1 Gambaran Umum Sistem ... 27

3.4.2 Perancangan Blok – blok Perangkat Keras ... 30

3.4.2.1 Rangkaian Alarm sensor sentuh ... 30

3.4.2.2 Perancangan Rangkaian Sensor LDR dan Infra Red (IR) LED ... 31

3.4.2.3 Rangkaian Saklar Transistor dan Relay ... 32

3.4.2.4 Rangkaian indikator sirine pada alarm ... 33

3.4.3 Rangkaian Keseluruhan sistem Transmitter (Tx) dan Receiver (Rx) ... 33


(11)

xi

3.4.4 Perancangan Penempatan Sensor ... 35

3.4.5 Perancangan Pengujian ... 36

3.4.5.1 Pengujian Jarak Jangkau Handy Talky (HT) ... 36

3.4.5.2 Pengujian Pensor Telealarm Pengaman Pratima ... 36

3.5 Diagram Alir (Flow Chart) Telealarm Pengaman Pratima ... 37

3.6 Jadwal Kegiatan Mingguan ... 40

3.7 Daftar Anggaran Biaya ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 42

4.1 Realisasi Hasil Perancangan ... 42

4.2 Pengujian dan pembahasan telealarm pengaman benda – benda suci Pratima di pura dari tindakan pencurian ... 44

4.2.1 Pengujian tegangan masukan ... 44

4.2.2 Rangkaian alarm IC CD4081 dan IC CD4069 ... 45

4.2.3 Rangkaian saklar transistor dan relay ... 46

4.2.4 Sensor LDR gelap, sensor LDR terang, sensor IR LED dan sensor sentuh ... 47

4.2.4.1 Sensor gelap ... 47

4.2.4.2 Sensor terang ... 48

4.2.4.3 Sensor IR LED ... 49

4.2.4.4 Sensor sentuh ... 50

4.2.5 Pengujian jarak jangkauan Handy Talky (HT) ... 51

4.2.5.1 Keadaan terbuka (Line Of Sight) ... 51

4.2.5.2 Keadaan terhalang ... 52

4.3 Cara operasional telealarm pengaman benda – benda suci Pratima di Pura dari tindakan pencurian... 53

4.4 Pengujian Dan Pembahasan Komsumsi Daya Listrik ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……….. 58

5.1 Simpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pratima Dewa Dewi ... 6

Gambar 2.2 ArcaBudha ... 7

Gambar 2.3 Pratima Dewa Dewi Pura Pasek ... 7

Gambar 2.4 Batu Mirah Penawa Ratna ... 7

Gambar 2.5 Arca Siwa ... 7

Gambar 2.6 Jempana ... 8

Gambar 2.7 Pajenengan ... 8

Gambar 2.8 Denah tempat – tempat Pelinggih Pura Pasek mas – Ubud ... 9

Gambar 2.9 Berbagai model Handy Talky (HT) ... 10

Gambar 2.10 Bagian dari Handy Talky (HT) Redell DL-5180 ... 13

Gambar 2.11 IC CD 4081 ... 15

Gambar 2.12 IC CD 4069 ... 15

Gambar 2.13 Simbol dan wujud LDR ... 16

Gambar 2.14 Simbol transistor (a) NPN (b) PNP ... 17

Gambar 2.15 Rangkaian dasar transistor sebagai saklar ... 18

Gambar 2.16 Grafik atau kurva dari transistor sebagai saklar ... 18

Gambar 2.17 Simbol dan bentuk LED ... 20

Gambar 2.18 Cara kerja LED ... 20

Gambar 2.19 Simbol dan bentuk nyata photo diode ... 22

Gambar 2.20 Spektrum LED (Light Emitting Dioda) Infra Merah ... 22

Gambar 2.21 Wujud relay ... 23

Gambar 2.22 Skema relay elektromekanik ... 23

Gambar 3.1 Diagram blok hardwaretelealarm pengaman Pratima ... 28

Gambar 3.2 Rangkaian sensor sentuh ... 30

Gambar 3.3 Rangkaian LDR sensor gelap (a) LDR sensor terang (b) ... 31

Gambar 3.4 Rangkaian sensor Infra Red ... 32

Gambar 3.5 Rangkaian saklar transistor dan relay ... 32


(13)

xiii

Gambar 3.7 Rangkaian telealarm pengaman benda – benda suci Pratima Di Pura dari tindakan pencurian ... 34 Gambar 3.8 Penempatan sensor pada tempat penyimpanan Pratima tampak

depan ... 35 Gambar 3.9 Penempatan sensor di dalam bangunan penyimpanan Pratima

tampak atas ... 35 Gambar 3.10 Desain pengujian jarak jangkau telealarm pengaman Pratima 36 Gambar 3.11 Desain pengujian telealarm pengaman Pratima tampak Dalam37 Gambar 3.8 Diagram alir modifikasi Handy Talky (HT) sebagai telealarm

Pengaman benda – benda suci Pratima dari tindakan

pencurian ... 38

Gambar 4.1 Kotak pengujian Modifikasi Handy Talky (HT) sebagai

telealarm Pengaman Benda-Benda Suci Pratima Di Pura

Dari Tindakan Pencurian... 42 Gambar 4.2 Penempatan telealarm Pengaman Benda-Benda Suci Pratima

Di Pura Dari Tindakan Pencurian dalam kotak pengujian ... 42 Gambar 4.3 Box paneltelealarm pengaman Pratima (a) tampak depan

(b) tampak belakang ... 43 Gambar 4.4 Rangkaian keseluruhan sistem telealarm yang dimodifikasi ... 43 Gambar 4.5 (a) Diagram blok pengujian tegangan masukan (b) Pengujian

input rangkaian sistem telealarm dari batre 9Vdc ... 44 Gambar 4.6 (a) Diagram blok pengujian tegangan output rangkaian alarm

IC CD4081 dan IC CD4069 (b) Pengujian tegangan keluaran rangkaian alarm IC CD4081 dan IC CD4069 ... 45 Gambar 4.7 (a) Diagram blok pengujian tegangan rangkaian saklar transistor

dan relay (b) Pengujian tegangan rangkaian saklar transistor dan relay ... 46 Gambar 4.8 (a) Diagram blok pengujian sensor gelap (b) Pengujian sensor

dalam keadaan terang, (c) Pengujian sensor dalam keadaan gelap ... 47


(14)

xiv

Gambar 4.9 (a) Diagram blok pengujian sensor terang (b) Pengujian sensor

dalam keadaan gelap (c) Pengujian sensor dalam keadaan

terang ... 48

Gambar 4.10 (a) Diagram blok pengujian sensor IR LED (b) Pengujian sensor dalam terhalang, (c) Pengujian sensor dalam keadaan tidak terhalang ... 49

Gambar 4.11 (a) Diagram blok pengujian sensor sentuh, (b) Pengujian sensor tidak tersentuh, (c) Pengujian sensor dalam keadaan tersentuh 50 Gambar 4.12 Roll meteran tanah... 51

Gambar 4.13 Pengujian jarak jangkau HT dalam keadaan LOS ... 51

Gambar 4.14 Pengujian keadaan terhalang oleh bangunan /gedung di depan Gedung laboratorium Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Udayana ... 52

Gambar 4.15 Cara operasional telealarm pengaman benda-benda suci pratima di Pura dari tindakan pencurian... 53

Gambar 4.16 Modifikasi tombol PTT Handy Talky (HT) sebagai pemancar Telealarm pengaman Pratima ... 54

Gambar 4.17 Diagram blok Pengujian Konsumsi Daya Listrik Telealrm Pengaman Pratima ... 55

Gambar 4.18 Pengukuran Saat Alarm Diaktifkan ... 56

Gambar 4.19 Pengukuran Saat Alarm Diaktifkan Selama 30 Menit ... 56

Gambar 4.20 Pengukuran Saat Alarm Diaktifkan Selama 60 Menit ... 56

Gambar 4.21 Pengukuran Saat Alarm Diaktifkan Selama 720 Menit ... 57


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Handy Talky (HT) Redell DL-5108 ... 12

Tabel 2.2 Seri umum IC TTL dan CMOS ... 14

Tabel 2.3 Input Output IC CD 4081 ... 15

Tabel 2.4 Input Output IC CD 4069 ... 15

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan mingguan ... 40

Tabel 3.2 Daftar anggaran biaya ... 40

Tabel 4.1 Telealarm Pengaman Benda-Benda Suci Pratima Di Pura dari Tindakan Pencurian ... 43

Tabel 4.2 Pengujian tegangan masukan keseluruhan ... 45

Tabel 4.3 Pengujian tegangan keluaran rangkaian alarm ... 46

Tabel 4.4 Pengukuran relay ... 47

Tabel 4.5 Pengukuran sensor LDR gelap ... 48

Tabel 4.6 Pengukuran sensor LDR terang ... 49

Tabel 4.7 Pengukuran sensor IRLED ... 50

Tabel 4.8 Pengukuran sensor sentuh ... 51

Tabel 4.9 Pengujian jarak jangkauan Handy Talky (HT) Transmitter (Tx) dan Receiver (Rx) yang dibawa petugas keamanan desa... 52

Tabel 4.10 Pengujian Konsumsi Daya Listrik Pada Telealarm Pengaman Pratima ... 55


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Mengadakan Survey Data

DATASHEETIC CD 4081

DATASHEETIC CD 4069

DATASHEET BC 558


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan hidup manusia yang semakin keras menyebabkan ada orang atau sekelompok orang menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mereka ada yang melakukan korupsi, mencuri, dan tindakan-tindakan kriminal lainnya. Salah satu tindakan kriminal yang marak terjadi di Bali adalah pencurian benda – benda suci atau sakral ( Pratima ). Berdasarkan data Polda Bali, bahwa kasus pencurian Pratima yang terjadi di Bali pada tahun 2009 sampai tahun 2014 terdapat seratus tiga kasus di seluruh Bali. Diantaranya lima belas kasus terjadi di Dit Reskrimum Polda Bali. Empat kasus terjadi di Polesta Denpasar. Tujuh kasus terjadi di Polres Buleleng. Empat belas kasus terjadi di Polres Tabanan. Tujuh belas kasus terjadi di Polres Gianyar. Dua belas kasus terjadi di Pores Klungkung. Tiga kasus terjadi di Polres Bangli. Duabelas kasus terjadi di Polres Karangasem. Lima kasus terjadi di Polres Jembrana, dan empat belas kasus terjadi di Polres Badung. Tindakan kriminal ini biasanya terjadi di malam hari dan di tempat suci yang sepi sehingga pencuri dapat melakukan aksi dengan mudahnya. Karena itu dibutuhkan usaha preventif untuk menjaga tempat suci yang menjadi incaran. Usaha tersebut mengacu suatu sistem keamanan elektronik modern. Diharapkan sistem keamanan modern ini dapat mempermudah manusia dalam melakukan pengamanan dan kewaspadaan setiap saat dari para pencuri Pratima (Data Direktur Reserse Krimal Umum Polda Bali tahun 2009 sampai 2014).

Beberapa peneliti telah membangun sebuah alarm pengaman anti maling untuk barang berharga. Di antara beberapa peneliti tersebut adalah Yulastri (2010), Perancangan dan Pembuatan Sistem Pengamanan Benda Museum dengan Sensor Ultrasonik, Artayasa,I.N.Agus (2014), Modifikasi Modul Remote Control

Mobil Mainan Untuk Telealarm Pengaman Anti Maling Pada Sepeda Motor, dan Rahardjo, P. (2014), Pengaman Benda-Benda Suci Pratima Di Pura Dari Tindakan Pencurian Dengan Menggunakan Alarm Sentuh (Touch Alarm). Kelemahan dari


(18)

2

penelitian Raharjo, P (2014) adalah belum menggunakan sistem telealarm

atau wireless .

Pada tugas akhir ini, penulis akan membangun sebuah telealarm

pengaman Pratima. Alat ini merupakan pengembangan dari alat yang dibuat oleh Rahardjo, P. (2014). Dengan telealarm pada alat ini, maka para petugas keamanan desa akan mengetahui secara langsung apabila terjadi pencurian Pratima.

Telealarm pada alat ini memodifikasi Handy Talky (HT) Redell DL-5108 dan jumlah sensor juga ditambahkan.

Pembuatan perangkat keras ini, dimulai dengan pembuatan unit rangkaian per blok pada Printed Circuit Board (PCB). Sebagai tahap terakhir dari pembuatan alat ini adalah perakitan komponen elektronika pada Printed Circuit Board (PCB) dan pemasangan alat sesuai rancangan yang ditentukan. Rangkaian ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya IC CD 4081, IC CD 4069, rangkaian saklar transistor dan relay. Rangkaian saklar transistor dan relay bekerja ketika memperoleh sinyal dari rangkaian IC CD 4081 dan IC CD 4069. Secara otomatis

buzzer atau sirene polisi pada rangkaian akan berbunyi. Handy Talky (HT) Transmitter (Tx) berfungsi menerima perintah dari rangkaian sirine dan rangkaian

relay yang mengendalikan dan merubahnya menjadi kode – kode elektronik dan mengirimkannya melalui gelombang radio (antena) ke udara. Handy Talky (HT)

Receiver (Rx) berfungsi menerima informasi gelombang radio dari antena, menerjemahkan kode – kode elektroniknya menjadi perintah yang dikirimkan berupa bunyi loudspeaker atau buzzer, dan cahaya LED yang terdapat pada Handy Talky (HT) receiver(Rx) atau penerima yang dibawa oleh para petugas keamanan desa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara memodifikasi Handy Talky (HT) untuk membangun

telealarm pengaman Pratima ?

2. Bagaimana cara mengkoneksikan Handy Talky (HT) dengan perangkat lainnya agar dapat berfungsi sebagai telealarm pengaman Pratima ?


(19)

3

1.3 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan suatu sistem pengaman yang mudah dalam oprasional dan bisa

digunakan untuk Pengamanan Pratima.

2. Mengetahui cara kerja telealarm pengaman Pratima menggunakan Handy Talky (HT)

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menambah rasa aman dan nyaman dalam menjaga Pratima di Pura dari tindakan pencurian.

2. Sebagai pengaman tambahan untuk Pratima dan referensi tentang pengaman

telealarm di masa yang akan datang.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Dalam penulisan penelitian ini akan dibatasi pembahasannya pada masalah sebagai berikut :

1. Menggunakan Handy Talky (HT) Redell DL-5108 yang berfungsi sebagai

Transmitter (Tx) dan Receiver (Rx).

2. Handy Talky (HT) pemancar (Tx) dan penerima (Rx) dalam kondisi ON. 3. Pemasangan telealarm hanya pada satu ruang penyimpanan pratima.

4. Alarm akan langsung aktif jika permukaan LDR sensor terang terkena cahaya, atau permukaan LDR sensor gelap dalam kondisi gelap, atau

transmitter dan receiver dari sensor IR LED terhubung, atau sensor sentuh yang terpasang tersentuh oleh seseorang.

5. Dilengkapi dengan switch reset yang bisa digunakan secara manual.

6. Menggunakan indikator bunyi loudspeaker atau buzzer yang terdapat pada

Handy Talky (HT) receiver atau penerima.

7. Jarak maksimal Transmitter(Tx) dan Receiver(Rx) 1000 meter dalam keadaan terbuka (loss).


(20)

4

8. Sistem modulasi menggunakan sistem modulasi yang terdapat pada Handy Talky (HT)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dari Tugas Akhir ini terdiri dari pokok pembahasan yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup dan batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori sebagai dasar penulisan tugas akhir ini, meliputi : Benda sakral (Pratima), Handy Talky (HT), IC-CD 4081 dan IC-CD 4069, Light Dependent Resistors (LDR), Resistor, Kapasitor, Push Button switch, Trimpot, Transistor, LED, Loudspeaker, dan Relay.

BAB III : METODE PENELITIAN

Meliputi : tempat dan waktu penelitian, sumber data, jenis data, analisis data, skematik, diagramblok dan gambar alir (flow chart).

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Meliputi hasil pengujian dan pembahasan tentang telealarm

pengaman yang telah dirancang dan diimplementasikan serta pengujian cara kerja alat yang dibuat.

BAB V : PENUTUP

Meliputi kesimpulan tentang hasil dan pembahasan yang sudah dibahas pada bab sebelumnya beserta saran-saran untuk pembangun lebih lanjut.


(21)

5

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Mutakhir

Tinjauan mutakhir bertujuan untuk menunjang penelitian yang akan dibuat. Penelitian telealarm pengamanan Pratima ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian - penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Yulastri (2010), Perancangan dan Pembuatan Sistem Pengamanan Benda Museum dengan Sensor Ultrasonik. Sistem pengaman ini memanfaatkan sensor ultrasonic, sensor ini memiliki

transmitter dan receiver. Gelombang yang dipancarkan transmitter jika mengenai suatu benda akan dipancarkan kembali dan diterima receiver yang berfungsi mengaktivkan alarm. Sistem Pengaman ini dikombinasikan dengan sensor cahaya

Light Dependent Resistors (LDR). Dengan menggunakan mikrokontroler sistem pengamanan benda museum bekerja secara otomatis dengan dengan pemicu sensor ultrasonik dan sensor cahaya Light Dependent Resistors (LDR).

Penelitian yang lain adalah Artayasa,I.N.Agus (2014), Modifikasi Modul

Remote Control Mobil Mainan Untuk Telealarm Pengaman Anti Maling Pada Sepeda Motor. Alarm ini menggunakan rangkaian pewaktu IC NE555, berfungsi sebagai pengatur waktu 11 detik, rangkaian saklar transistor dan relay dan modul

transmitter (Tx-2B) mobil mainan yang memanfaatkan gelombang radio yang berfungsi menerima perintah kendali dari relay yang mengendalikan dan merubahnya menjadi kode – kode elektronik dan mengirimkannya melalui (antena) gelombang radio ke udara. Modul receiver (Rx-2B) mobil mainan berfungsi menerima informasi gelombang radio dari antena, menerjemahkan kode

– kode elektroniknya menjadi perintah yang dikirimkan ke buzzer dan Light Emitting Diode (LED).

Rahardjo, P. (2014), Pengaman Benda-Benda Suci Pratima Di Pura Dari Tindakan Pencurian Dengan Menggunakan Alarm Sentuh (Touch Alarm) . Prinsip alarm ini adalah sederhana, ekonomis, portable, praktis, dan berdimensi sangat kecil. sensor dapat menghidupkan alarm secara otomatis dalam waktu bersamaan, ketika sensor tersentuh.


(22)

6

Pada penelitian ini, penulis akan membangun sebuah telealarm Pengaman Benda-Benda Suci Pratima Di Pura Dari Tindakan Pencurian. Pada alat yang akan dibuat ini, merupakan pengembangan dari alat yang dibuat oleh Rahardjo, P. (2014). Penulis memodifikasi Handy Talky (HT) untuk telealarm pengaman benda

– benda suci Pratima di Pura dari tindakan pencurian.

2.2Tinjauan Pustaka 2.2.1 Pratima

Pratima (patung yang disucikan) merupakan benda yang disakralkan oleh masyarakat Hindu Bali sebagai sarana (media) pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa berserta manifestasi Beliau.

Benda-benda tersebut memang terlihat seperti sebuah benda mati biasa atau benda tidak bergerak biasa, tapi dalam kaitannya dengan masyarakat Hindu Bali. Keberadaan pratima-pratima ini disucikan dan disakralkan oleh masyarakat Hindu Bali, karena pratima-pratima ini tiada lain merupakan simbol atau media pemujaan umat Hindu Bali untuk memuja Tuhan. Yang mana pratima-pratima selalu distanakan (ditempatkan) di Pura yang kesuciannya terjaga dengan baik, dan tidak boleh sembarang orang diperkenankan untuk menjamahnya (Sandika Ketut, 2011, Pratima Bukan Berhala).

Adapun Contoh foto Pratima yang didapat dari penelitian ditunjukkan pada gambar 2.1 – gambar 2.7.

Gambar 2.1. Pratima Dewa Dewi


(23)

7

Gambar 2.2. Arca Budha Gambar 2.3. Pratima Dewa Dewi Pura Pasek Sumber : Pura Pasek Desa Mas – Ubud Sumber : Pura Pasek Desa Mas - Ubud

Gambar 2.4. Batu Mirah PenawaRatna Gambar 2.5. Arca Siwa Sumber : Pura Pasek Desa Mas – Ubud Sumber : Pura Pasek Desa Mas - Ubud


(24)

8

Gambar 2.6. Jempana (tandu yang digunakan bila pratima dikeluarkan dari

pura)

Sumber : Pura Pasek Desa Mas - Ubud

Gambar 2.7. Pajenengan ( tempat penyimpanan pratima ) Sumber : Pura Pasek Desa Mas – Ubud

2.2.2 Sistem Pengamanan Pratima di Pura saat ini

Sistem Pengamanan Pratima di Pura yang dilakukan khususnya di Pura Pasek Desa Mas – Ubud saat ini masih menghandal gotong royong para warga pengamong Pura pasek Desa Mas – Ubud untuk melakukan pekemitan (ronda malam) yeng dilakukan secara bergilir sesuai jadwal yang sudah disepakati para warga pengamong Pura Pasek Desa Mas – Ubud dan juga sekali waktu dibantu beberapa Pecalang (polisi adat) Desa Mas - Ubud (Wayan Yasna, kepala kelompok masyarakat pengurus Pura Pasek Desa Mas – Ubud).

Diharapkan system keamanan elektronik moden dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan pengamanan dan kewaspadaan setiap saat, sehingga menimbulkan rasa aman dalam melakukan penjagaan Pratima dari tindakan pencurian sehingga menambah rasa khusuk dalam melakukan persembahyangan.

2.2.3 Denah Lokasi Pura Pasek Desa Mas – Ubud

Denah lokasi tempat – tempat pelingih yang terdapat di Pura Pasek desa Mas – Ubud dapat dilihat pada gambar 2.8


(25)

10

2.3Handy Talky (HT)

2.3.1 Pengertian Handy Talky (HT)

Handy Talky disebut secara singkat HT adalah sebuah alat komunikasi yang bentuknya mirip dengan telepon genggam (Hand Phone (HP)) yang dapat mengkomunikasikan dua orang atau lebih dengan menggunakan gelombang radio.

Handy Talky (HT) sering dipakai untuk komunikasi yang sifatnya sementara, karena salurannya dapat diganti-ganti setiap saat. Kebanyakan Handy Talky (HT)

digunakan untuk melakukan kedua fungsinya yaitu berbicara ataupun mendenga (Prabhawa, 2013).

Handy Talky(HT) dikenal dengan sebutan Two Way Radio ataupun radio dua arah, yang dapat melakukan pembicaraan dua arah, namun demikian si pengirim pesan dan si penerima tidak bisa berbicara pada saat yang bersamaan.

Handy Talky (HT) memiliki range frekuensi dan power yang lebih besar dan bebas dibandingkan dengan Walky Talky. Handy Talky (HT) berbeda dengan

Walky Talky. Walaupun keduanya mengacu prinsip yang sama mengenai radio dua arah, tetapi keduanya memiliki perbedaan. Handy Talky (HT) memerlukan izin untuk menggunakannya, sedangkan Walkie Talkie tidak memerlukan ijin. Radio komunikasi yang bekerja pada band VHF atau UHF pada awalnya jarak yang dapat ditempuh oleh alat ini hanya sejauh 2 mil. Belakangan ini Handy Talky (HT) dapat mencakup hingga jarak 12 mil. Bahkan dengan tambahan perangkat Repeater (pancar ulang) bisa menjangkau puluhuan kilometer. Namun demikian semua tergantung pada daerah geografis, bentuk Handy Talky (HT) ditunjukkan pada gambar 2.9 (Prabhawa, 2013).

Gambar 2.9 Berbagai model Handy Talky Sumber: Prabhawa (2013)


(26)

11

2.3.2 Bagian Bagian Handy Talky

Bagian Bagian Handy Talky:

 Antena Pemancar

 Baterai

 Tombol PPT

 Jack Earphone

 Tombol Volume

 Tombol Frekuensi

2.3.3 Jenis Handy Talky (HT)

Jenis Handy Talky (HT) ada dua yaitu: 1. Mobile Handy Takly yaitu Handy Talky (HT) yang bisa digunakan untuk

menerima dan mengirim suatu suara, ataupun disebut dengan Handy dua arah.

2. Standby Handy Takly adalah Handy Talky (HT) yang hanya bisa digunakan untuk menerima berita atau suara saja.

2.3.4 Cara Penggunaan Handy Talky(HT)

Jaringan Handy Talky (HT) memerlukan petunjuk untuk memungkinkan cara kerja yang efisien. Walaupun jaringan tersebut digunakan oleh banyak ataupun sedikit Handy Talky (HT). Setiap pengguna yang menggunakan jaringan tersebut harus waspada untuk menggunakan aturan Handy Talky(HT)

tersebut. Cara penggunaan Handy Talky (HT) berbeda antar jaringan yang satu dengan yang lainnya, ataupun merk yang satu dengan merk lainnya, tetapi ada cara-cara yang secara umum dalam menggunakan Handy Talky (HT) tersebut, adalah, sebagai berikut:

1. Gunakan pesan yang pendek atau to the point. Jika pengguna memiliki pesan yang cukup panjang, maka jadikan pesan tersebut pendek dan pastikan bahwa penerima pesan tersebut mengerti apa yang dimaksud pada pesan tersebut.

2. Berbicara dengan jelas dan dalam kondisi suara yang normal dengan mulut yang berjarak 3 inchi (7.5 cm)dari microphone radio.

3. Gunakan kata-kata istilah yang standar dalam mempraktekkannya kepada orang lain yang menggunakan Handy Talky(HT) pada jaringan yang sama.


(27)

12

4. Jangan gunakan obscenities, yaitu sebuah jaringan radio yang menggunakan gelombang public. Gelombang tersebut dikontrol oleh Federal

Communications Commission’s (FCC’s) policies. FFC memiliki wewenang

untuk memonitor percakapan kita kapan saja.

5. Saat mengoperasikan Handy Talky (HT), tekan tombol Push-To-Talk (PTT)

selama satu detik sebelum memulai untuk berbicara. Sebagian Handy Talky (HT) pengguna akan mendengarkan bunyi ‘beep’ setelah menahan tombol

tersebut yang menyatakan bahwa pengguna sudah dapat untuk berbicara. Apabila pengguna sudah menjalankan semua aturan penggunaan Handy Talky (HT) sesuai dengan yang tertulis di atas. Diharapkan maka komunikasi melalui Handy Talky (HT) menjadi efektif dan efisien serta tidak terjadi miss communication.

2.3.5 Handy Talky (HT) Redell DL-5108 sebagai Transmitter (Tx) dan

Receiver (Rx).

Pemilihan Handy Talky (HT) Redell DL-5108 Sebagai Transmitter (TX)

dan Reciever (RX) dalam penelitian ini karena HT Redeell DL-5108 sudah

memiliki dua range frekuensi yaitu: VHF: 136MHZ sampai dengan 155MHZ dan UHF: 400MHZ sampai dengan 470MHZ sehingga Hand Talky (HT) Redell DL-5180 bisa dikoneksikan dengan banyak type Handy Talky (HT) yang lain.

Spesifikasi Handy Talky(HT) Redell DL-5108 bisa dilihat pada table 2.1. Bagian – bagian dari Handy Talky (HT) Redell DL-5108 sebagai Transmitter (Tx) dan Receiver (Rx) pada gambar 2.10.

Tabel 2.1 Spesifikasi radio komunikasi dua arah Handy Talky(HT) Redell DL 5108 Spesifikasi Handy Talky(HT)Redell DL 5108

Kapasitas Baterai 7.4V 2200mAh

Layar LCD 3 warna

Frequency range VHF: 136 MHz sampai dengan 175MHz dan UHF:


(28)

13

Tabel 2.1 lanjutan

Pengaturan frekuensi Manual dan auto scan

Kapasitas memori frekuensi 128 chanel

Nada 5 nada

Berat 800 gram

Dimensi 48 x 32 x 98mm

Gambar 2.10 Bagian dari Handy Talky (HT) Redell DL-5108

2.4IC- CMOS

Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi konduktor, yang merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi atau terpadu menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil. IC digunakan untuk beberapa keperluann pembuatan peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil.

IC C-MOS (Complementary with Metal Oxide Semiconductor Field Effect transistor (MOSFET)) berisi rangkaian yang merupakan gabungan dari beberapa komponen MOSFET untuk membentuk gate-gate dengan fungsi logika seperti halnya Integrated Circuit Transistor Transistor Logic (IC-TTL). Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat berisi beberapa macam gate (gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logika seperti AND, NAND, OR, NOR, XOR

serta beberapa fungsi logika lainnya seperti Decoders, Encoders, Multiflexer dan Memory.


(29)

14

Konsumsi daya yang diperlukan IC CMOS sangat rendah dan memungkinkan pemilihan tegangan sumbernya yang jauh lebih lebar yaitu antara 3 V sampai 15 V. Level pensaklaran CMOS merupakan fungsi dari tegangan sumber. Makin

tinggi sumber tegangan, maka akan memperjelas pemisahan antara keadaan “1” dan “0”. Kelemahan IC CMOS diantaranya seperti kemungkinan rusaknya komponen akibat muatan elektrostatis. Perlu diingat bahwa semua masukan (input) CMOS harus di ground kan atau dihubungkan dengan sumber tegangan. Seri umum IC TTL dan CMOS ditunjukkan pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Seri umum IC TTL dan CMOS

2.4.1 CD 4081

IC CD 4081 adalah IC gerbang AND yang mengeluarkan output 0 atau 1 tergantung kondisi kedua inputnya. Gerbang AND memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang AND

Gate Name Number of inputs per gate Number of gates per chip Part number Standard TTL Standard CMOS High-speed CMOS

Inverter 1 6 7404 4069 74HC04

NAND

2 4 7408 4081 74HC08

3 3 7411 4073 74HC11

4 2 7421 4082 —

OR

2 4 7432 4071 74HC32

3 3 — 4075 74HC4075

4 2 — 4072 —

NAND

2 4 7400 4011 74HC00

3 3 7410 4013 74HC10

4 2 7420 4012 74HC20

8 1 7430 4068 —

12 1 74134 — —

13 1 74133 — —

NOR

2 4 7402 4001 74HC02

3 3 7427 4025 74HC27

4 2 7425 4002 74HC4002

5 2 74260 — —

8 1 — 4078 —

Ex-OR 2 4 7486 4030 74HC86


(30)

15

akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua masukan (Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika salah satu dari masukan (Input) bernilai Logika 0. IC CD 4081 dapat bekerja dengan tegangan 3Volt sampai dengan 12 Volt (Tibyani dan Agung Darmawansyah, 2008)

Tabel 2.3 input output IC CD 4081

Gambar 2.11. IC CMOS 4081

Sumber: Tibyani dan Agung Darmawansyah (2008)

2.4.2 CD 4069

IC CMOS CD 4069 adalah IC gerbang NOT. Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan satu Keluaran (Output). Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena menghasilkan Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau Inputnya.

Berarti jika kita ingin mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0 maka Input atau Masukannya harus bernilai Logika 1 begitu pula sebaliknya. IC CD 4069 dapat bekerja dengan tegangan 3Volt sampai dengan 12 Volt (Tibyani dan Agung Darmawansyah, 2008)

Tabel 2.4 Input Output IC CD 4069

Gambar 2.12. IC CMOS 4069

Sumber : Tibyani dan Agung Darmawansyah (2008)

Input Output

A B Q 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1

Input Output

0 1


(31)

16

2.5 Light Dependent Resistors(LDR),

Light Dependent Resistor (LDR) adalah jenis resistor yang nilai hambatan atau resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai resistansi LDR akan menurun pada saat permukaan LDR terkena cahaya terang dan nilai resistansi LDR akan menjadi tinggi jika permukaan LDR dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi Light Dependent Resistors (LDR) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap. Naik turunnya nilai resistansi akan sebanding dengan jumlah cahaya yang diterimanya. Pada umumnya, nilai resistansi LDR akan mencapai 150 Kilo Ohm (kΩ) keatas pada kondisi gelap dan menurun menjadi 100 Ohm (Ω) pada kondisi cahaya terang.

Light Dependent Resistors (LDR) yang merupakan komponen elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam rangkaian elektronika sebagai sensor pada: Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling, Shutter Kamera, Alarm, dan lain sebagainya. Wujud LDR ditunjukan pada gambar 2.13.

Gambar 2.13. Simbol dan wujud LDR

Sumber: http://teknikelektronika.com/pengertian-ldr-light-dependent-resistor-cara-mengukur-ldr/

2.6 Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik


(32)

17

yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern (Ralph, 2001).

Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya. Simbol transistor NPN ditunjukkan pada (gambar 2.14 a) dan NPN

(gambar 2.14 b).

Gambar 2.14 Simbol transistor (a) NPN (b) PNP Sumber: Rusiyanto (2008)

Pada rangkaian elektronik, sinyal inputnya transistor adalah 1 atau 0 ini selalu dipakai pada basis transistor, yang mana collector dan emittor sebagai penghubung (short) atau sebagai pembuka rangkaian. Prosedur transistor agar berfungsi sebagai saklar adalah sebagai berikut (Rusiyanto, 2008):

1) Pada transistor NPN, pemberian tegangan positif dari basis ke emittor, menyebabkan collector ke emittor terhubung singkat, yang menyebabkan transistor dalam kondisi saturasi (ON). Pemberian tegangan negatif atau 0 V dari basis ke emittor menyebabkan hubungan collector dan emittor terbuka, yang disebut transistor cut-off (OFF).

2) Pada transistor PNP, pemberian tegangan negatif dari basis ke emittor ini akan menyebabkan transistor dalam keadaan saturasi (ON). Dan pemberian tegangan positif dari basis ke emittor ini akan membuat transistor cut-off


(33)

18

2.6.1 Transistor sebagai saklar

Transistor tersusun atas gabungan bahan semi konduktor jenis P dan jenis N. Transistor memiliki tiga titik penyambung, yaitu basis (B), emitor (E), dan kolektor (C). Pemakaian transistor dapat digunakan sebagai suatu saklar, sebagai penguat tegangan, sebagai penggerak LED berprategangan basis, dan sebagai penggerak LED berbias emiter. Rangkaian transistor sebagai saklar ditunjukkan pada gambar 2.15 dan kurva garis beben transistor ditunjukkan pada gambar 2.16

VCC

RC IC

NPN VCE

VBE

IB RB

VBB

Gambar 2.15 Rangkaian dasar transistor sebagai saklar Sumber: Rusiyanto (2008)

Agar transistor dapat berfungsi sebagai saklar dengan baik, maka perlu

trigger pulse (Kustija, 2012).

……… (2.1) ……… (2.2) ………. (2.3) ………. (2.4) ……… (2.5)

Saturasi Garis beban

Cut-off

0 VCC

VCE

IC

Gambar 2.16 Grafik atau kurva garis beban dari transistor sebagai saklar Sumber: Rusiyanto (2008)

Garis beban adalah garis yang mencakup setiap kemungkinan titik operasi rangkaian, syarat untuk mengerjakan transistor sebagai saklar adalah daerah transistor harus pada daerah jenuh (saturasi) dan daerah sumbat (cut-off).


(34)

19

Syarat transistor pada daerah saturasi adalah ketika hambatan basis terlalu kecil, maka arus kolektor menjadi terlalu besar dan tegangan kolektor – emitter

turun mendekati nol, dalam hal ini transistor dalam kondisi saturasi. Hal ini berarti arus kolektor meningkat sampai nilai maksimum (IC maksimal), mulai dari VCE = 0 Volt sampai kira – kira 0,7 Volt, yaitu akibat dari efek dioda kolektor-basis yang mana tegangan VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron (dapat dikatakan saklar ON).

Syarat transistor pada daerah cut-off adalah VCE = VCC, kondisi ini mengakibatkan besar arus basis adalah nol, tetapi terdapat arus kolektor yang kecil. Pada osiloskop, arus ini biasanya sangat kecil sehingga tidak dapat terlihat, kurva yang paling bawah ini disebut daerah cut-off transistor, dan arus kolektor kecil itu disebut arus cut-off kolektor (dapat dikatakan saklar OFF).

Adapun transistor dalam keadaan hard saturasi, dapat dikatakan beroperasi dalam daerah jenuh pada semua kondisi sering memilih hambatan basis yang

menghasilkan gain arusnya βdc = 10. Dengan kata lain hard saturasi akan mengacu pada rancangan yang membuat penguatan arus jenuh mendekati 10.

Hard saturasi digunakan untuk memastikan bahwa transistor tidak keluar dari kondisi jenuh pada arus kolektor rendah, suhu rendah, dan sebagainya, dan hard

saturasi terjadi karena seringkali tegangan catu basis dan tegangan catu kolektor adalah sama VBB = VCC.

Adapun transistor dalam keadaan short saturasi akan mengacu pada rancangan dimana transistor akan jenuh secara terbatas, dalam hal ini penguatan arusnya sedikit lebih kecil dari pada penguatan arus aktif. Kalau beban induktor bersifat induktif, maka diperlukan dioda, guna menghubungkan singkat tegangan induksi yang biasanya muncul di saat saklar dalam keadaan off, sehingga dapat menghindarkan kerusakan pada transistor. Transistor sebagai saklar mempunyai kondisi bergantian, yaitu kondisi tertutup pada saat saturasi dan kondisi terbuka pada saat cut-off.


(35)

20

2.7 Light Emitting Diode(LED)

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya. Wujud LED ditunjukkan pada gambar 2.17.

Gambar 2.17 Simbol dan Bentuk LED (Light Emitting Diode)

Sumber : http//:www.teknikelektronika.com

2.7.1 Cara Kerja Light Emitting Diode(LED)

Cara kerjanya pun hampir sama dengan dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang didoping, sehingga menciptakan junction P dan N. Proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau forward biased yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron bertemu dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna). Cara kerja LED ditunjukkan pada gambar 2.18.


(36)

21

Gambar 2.18 Cara kerja LED

Sumber : http//:www.teknikelektronika.com

Light Emitting Diode (LED) yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai transduser (sensor) yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.

2.7.2 Photodioda

Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah kalau cahaya yang jatuh pada dioda berubahubah intensitasnya. Dalam gelap nilai tahanannya sangat besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai tahanannya, sehingga arus yang mengalir semakin besar. Jika photodioda persambungan p-n bertegangan balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks cahaya yang dikenakan pada persambungan tersebut.

Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor. Biasanya yang dipakai adalah silicon (Si) atau gallium arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium antimonide (InSb), indium arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan timah sulfide (PBS). Bahan-bahan ini menyerap cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang gelombang, misalnya: 250 nm ke 1100 untuk nm silicon, dan 800 nm ke

2,0 μm untuk GaAs.

Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Wujud dari foto diode ditunjukkan pada gambar 2.19.


(37)

22

Gambar 2.19 Simbol dan bentuk nyata photo diode

https://www.academia.edu/9974993/PENGERTIAN_PHOTODIODA

2.7.3 Infra Red (IR) LED

LED infra merah digunakan untuk menghasilkan radiasi infra merah. Prinsip dasar dari sebuah LED adalah merupakan P-N Junction yang memancarkan radiasi infra merah atau cahaya yang tidak kelihatan, apabila P-N Junction ini dihubungkan secara prategangan maju (forward bias). LED infra merah sering diaplikasikan sebagai transmitter cahaya infra merah pada remote control dan pengukur jarak tanpa kabel. Spectrum infra red (IR) LED ditunjukkan pada gambar 2.20.

Gambar 2.20 Spektrum LED (Light Emitting Dioda) Infra Merah

http://elektronika-dasar.web.id/spektrum-cahaya-led-infra-merah-infra-red-led/ Copyright © Elektronika Dasar

2.8 Relay

Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70-an, relay merupakan otak dari rangkaian pengendali. Setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Pada gambar


(38)

23

2.21 dapat dilihat wujud dari relay. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut (Wicaksono, 2009):

1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.

2. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya /energi listrik.

Gambar 2.21 Wujud relay Sumber: Wicaksono (2009)

2.8.1 Prinsip Kerja dan Simbol Relay

Relay adalah komponen yang terdiri dari sebuah kumparan berinti besi yang akan menghasilkan elektromagnet ketika kumparannya dialiri oleh arus listrik, perhatikan gambar 2.24. Elektromagnet ini kemudian menarik mekanisme kontak yang akan menghubungkan kontak Normally-Open (NO) dan membuka kontak Normally-Closed (NC). Pengertian Normally di sini berarti relay dalam keadaan non-aktif atau non-energized, atau gamblangnya kumparan relay tidak dialiri arus (Wicaksono, 2009).

Jadi, kontak Normally-Open (NO) adalah kontak yang pada saat Normal tidak terhubung, sedangkan kontak Normally-Closed (NC) adalah kontak yang pada saat Normal terhubung. Pada saat kumparan tidak dialiri arus, maka kontak

NC akan terhubung dengan COM. Jika kumparan dialiri arus, maka kontak akan bergerak dari NC ke NO, sehingga NO akan terhubung dengan COM. Skema elektromekanik dari relay ditunjukkan pada gambar 2.22.

Gambar 2.22 Skema relay elektromekanik Sumber: Wicaksono (2009)


(1)

2.6.1 Transistor sebagai saklar

Transistor tersusun atas gabungan bahan semi konduktor jenis P dan jenis N. Transistor memiliki tiga titik penyambung, yaitu basis (B), emitor (E), dan kolektor (C). Pemakaian transistor dapat digunakan sebagai suatu saklar, sebagai penguat tegangan, sebagai penggerak LED berprategangan basis, dan sebagai penggerak LED berbias emiter. Rangkaian transistor sebagai saklar ditunjukkan pada gambar 2.15 dan kurva garis beben transistor ditunjukkan pada gambar 2.16

VCC

RC IC

NPN VCE

VBE

IB RB

VBB

Gambar 2.15 Rangkaian dasar transistor sebagai saklar Sumber: Rusiyanto (2008)

Agar transistor dapat berfungsi sebagai saklar dengan baik, maka perlu trigger pulse (Kustija, 2012).

……… (2.1) ……… (2.2) ………. (2.3) ………. (2.4) ……… (2.5)

Saturasi Garis beban

Cut-off

0 VCC

VCE

IC

Gambar 2.16 Grafik atau kurva garis beban dari transistor sebagai saklar Sumber: Rusiyanto (2008)

Garis beban adalah garis yang mencakup setiap kemungkinan titik operasi rangkaian, syarat untuk mengerjakan transistor sebagai saklar adalah daerah transistor harus pada daerah jenuh (saturasi) dan daerah sumbat (cut-off).


(2)

Syarat transistor pada daerah saturasi adalah ketika hambatan basis terlalu kecil, maka arus kolektor menjadi terlalu besar dan tegangan kolektor – emitter turun mendekati nol, dalam hal ini transistor dalam kondisi saturasi. Hal ini berarti arus kolektor meningkat sampai nilai maksimum (IC maksimal), mulai dari VCE =

0 Volt sampai kira – kira 0,7 Volt, yaitu akibat dari efek dioda kolektor-basis yang mana tegangan VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron

(dapat dikatakan saklar ON).

Syarat transistor pada daerah cut-off adalah VCE = VCC, kondisi ini

mengakibatkan besar arus basis adalah nol, tetapi terdapat arus kolektor yang kecil. Pada osiloskop, arus ini biasanya sangat kecil sehingga tidak dapat terlihat, kurva yang paling bawah ini disebut daerah cut-off transistor, dan arus kolektor kecil itu disebut arus cut-off kolektor (dapat dikatakan saklar OFF).

Adapun transistor dalam keadaan hard saturasi, dapat dikatakan beroperasi dalam daerah jenuh pada semua kondisi sering memilih hambatan basis yang menghasilkan gain arusnya βdc = 10. Dengan kata lain hard saturasi akan mengacu pada rancangan yang membuat penguatan arus jenuh mendekati 10. Hard saturasi digunakan untuk memastikan bahwa transistor tidak keluar dari kondisi jenuh pada arus kolektor rendah, suhu rendah, dan sebagainya, dan hard saturasi terjadi karena seringkali tegangan catu basis dan tegangan catu kolektor adalah sama VBB = VCC.

Adapun transistor dalam keadaan short saturasi akan mengacu pada rancangan dimana transistor akan jenuh secara terbatas, dalam hal ini penguatan arusnya sedikit lebih kecil dari pada penguatan arus aktif. Kalau beban induktor bersifat induktif, maka diperlukan dioda, guna menghubungkan singkat tegangan induksi yang biasanya muncul di saat saklar dalam keadaan off, sehingga dapat menghindarkan kerusakan pada transistor. Transistor sebagai saklar mempunyai kondisi bergantian, yaitu kondisi tertutup pada saat saturasi dan kondisi terbuka pada saat cut-off.


(3)

2.7 Light Emitting Diode(LED)

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya. Wujud LED ditunjukkan pada gambar 2.17.

Gambar 2.17 Simbol dan Bentuk LED (Light Emitting Diode)

Sumber : http//:www.teknikelektronika.com 2.7.1 Cara Kerja Light Emitting Diode(LED)

Cara kerjanya pun hampir sama dengan dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang didoping, sehingga menciptakan junction P dan N. Proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau forward biased yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron bertemu dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna). Cara kerja LED ditunjukkan pada gambar 2.18.


(4)

Gambar 2.18 Cara kerja LED

Sumber : http//:www.teknikelektronika.com

Light Emitting Diode (LED) yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai transduser (sensor) yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.

2.7.2 Photodioda

Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah kalau cahaya yang jatuh pada dioda berubahubah intensitasnya. Dalam gelap nilai tahanannya sangat besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai tahanannya, sehingga arus yang mengalir semakin besar. Jika photodioda persambungan p-n bertegangan balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks cahaya yang dikenakan pada persambungan tersebut.

Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor. Biasanya yang dipakai adalah silicon (Si) atau gallium arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium antimonide (InSb), indium arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan timah sulfide (PBS). Bahan-bahan ini menyerap cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang gelombang, misalnya: 250 nm ke 1100 untuk nm silicon, dan 800 nm ke 2,0 μm untuk GaAs.

Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Wujud dari foto diode ditunjukkan pada gambar 2.19.


(5)

Gambar 2.19 Simbol dan bentuk nyata photo diode

https://www.academia.edu/9974993/PENGERTIAN_PHOTODIODA 2.7.3 Infra Red (IR) LED

LED infra merah digunakan untuk menghasilkan radiasi infra merah. Prinsip dasar dari sebuah LED adalah merupakan P-N Junction yang memancarkan radiasi infra merah atau cahaya yang tidak kelihatan, apabila P-N Junction ini dihubungkan secara prategangan maju (forward bias). LED infra merah sering diaplikasikan sebagai transmitter cahaya infra merah pada remote control dan pengukur jarak tanpa kabel. Spectrum infra red (IR) LED ditunjukkan pada gambar 2.20.

Gambar 2.20 Spektrum LED (Light Emitting Dioda) Infra Merah

http://elektronika-dasar.web.id/spektrum-cahaya-led-infra-merah-infra-red-led/ Copyright © Elektronika Dasar

2.8 Relay

Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70-an, relay merupakan otak dari rangkaian pengendali. Setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Pada gambar


(6)

2.21 dapat dilihat wujud dari relay. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut (Wicaksono, 2009):

1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.

2. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya /energi listrik.

Gambar 2.21 Wujud relay Sumber: Wicaksono (2009) 2.8.1 Prinsip Kerja dan Simbol Relay

Relay adalah komponen yang terdiri dari sebuah kumparan berinti besi yang akan menghasilkan elektromagnet ketika kumparannya dialiri oleh arus listrik, perhatikan gambar 2.24. Elektromagnet ini kemudian menarik mekanisme kontak yang akan menghubungkan kontak Normally-Open (NO) dan membuka kontak Normally-Closed (NC). Pengertian Normally di sini berarti relay dalam keadaan non-aktif atau non-energized, atau gamblangnya kumparan relay tidak dialiri arus (Wicaksono, 2009).

Jadi, kontak Normally-Open (NO) adalah kontak yang pada saat Normal tidak terhubung, sedangkan kontak Normally-Closed (NC) adalah kontak yang pada saat Normal terhubung. Pada saat kumparan tidak dialiri arus, maka kontak NC akan terhubung dengan COM. Jika kumparan dialiri arus, maka kontak akan bergerak dari NC ke NO, sehingga NO akan terhubung dengan COM. Skema elektromekanik dari relay ditunjukkan pada gambar 2.22.

Gambar 2.22 Skema relay elektromekanik Sumber: Wicaksono (2009)