AKTIVITAS WANITA PEKERJA PEMECAH BATU DAN SUMBANGANNYA TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TAMBAHREJO BARAT KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2014

(1)

ABSTRAK

AKTIVITAS WANITA PEKERJA PEMECAH BATU DAN SUMBANGANNYA TERHADAP TOTAL PENDAPATAN

RUMAH TANGGA DI DESA TAMBAHREJO BARAT

KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2014

Oleh

ARIDA RESIANDI

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang aktivitas wanita pekerja pemecah batu dan sumbangannya terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Titik tekan kajiannya pada kegiatan wanita pekerja pemecah batu, pendapatan, penggunaan pendapatan, dan sumbangan pendapatannya terhadap total pendapatan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jumlah populasi 44 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan tabel persentase untuk interpretasi dan deskripsi dalam membuat laporan hasil penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa (1) Aktivitas wanita pemecah batu, di antaranya: a.) Sejumlah 28 orang (63,64 persen) responden melakukan aktivitas memecah batu di halaman rumahnya. b.) Sebanyak 17 orang (38,64 persen) responden menggunakan alat kerja secara lengkap. c.) Sebanyak 26 orang (59,09 persen) responden memakai Alat Pelindung Diri (APD) ketika bekerja, meskipun tidak lengkap. d.) Rata-rata curahan jam kerja responden adalah 6,6 jam/hari. e.) rata banyaknya batu hasil pecahan responden yaitu 0,09 kubik/jam. f.) Rata-rata lama kerja responden yaitu 17,7 tahun. g.) Sejumlah 24 orang (54,55 persen) responden pernah mengalami kecelakaan kerja saat memecah batu. (2) Sebanyak 18 orang (40,91 persen) wanita pemecah batu menggunakan pendapatannya untuk kebutuhan rumah tangga, sebanyak 7 orang (15,91 persen) untuk biaya sekolah, sebanyak 12 orang (27,27 persen) untuk kebutuhan rumah tangga dan sekolah, dan sebanyak 7 orang (15,91 persen) untuk keperluan arisan dan sosial lainnya. (3)Rata-rata besarnya pendapatan responden yaitu Rp 461.593,2 per bulan. (4) Rata-rata besarnya pendapatan responden yang disumbangkan untuk rumah tangga adalah Rp 461.593,2 perbulan, atau proporsi sumbangannya sebesar 33,22 persen terhadap pendapatan total rumah tangga.


(2)

(3)

(4)

(5)

vi

RIWAYAT HIDUP

Arida Resiandi dilahirkan di Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 25 November 1992, anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Suyardi dan Ibu Arni.

Penulis menempuh dan menyelesaikan pendidikan formal yakni pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Tanjung Senang (1998-2004), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kemala Bhayangkari 1 Kotabumi (2004-2007), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kemala Bhayangkari (2007-2010).

Pada tanggal 27 Juni 2010 penulis diterima menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) 1013034030.

Penulis melaksanakan Program Orientasi Pendidikan Tinggi (PROPTI) Universitas Lampung pada tanggal 23-26 Agustus 2010. Melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) I di Desa Bagelen Kabupaten Pesawaran Tahun 2012 dan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) II di Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, dan Jawa Barat Tahun 2013. Pada bulan Juli s.d September 2013 penulis menyelesaikan


(6)

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN Satu Atap 1 Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Selama menjadi mahasiswa Universitas Lampung, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan dengan amanah sebagai Generasi Muda (GEMA) periode 2010-2011 dan sebagai anggota Bidang Keputrian periode 2010-2011-2012 UKMF FPPI FKIP Universitas Lampung.


(7)

MOTO

Di antara sisi gelap dan terang, masih ada sisi biru yang menyertainya. Sebab hidup adalah rahasia Tuhan yang menjelma warna-warna, menjelma sesuatu yang harus disibak, dipahami, ditafsir, dan

diungkapkan, meski hanya sebatas isyarat yang belum menjadi kemutlakan (Anam)

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu--- Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar---

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit--- Di masa itulah kamu tumbuh--- Bersyukurlah untuk keterbatasanmu--- Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang---

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru--- Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu---

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat--- Itu akan mengajarkan pelajaran berharga---

(William Saroyan)

Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan???

(QS. Ar-Rohman: 60-61)

Keletihan ini, akan menjadi beban ketika kami merasakannya sebagai keletihan fisik yang tidak diikuti oleh keyakinan ruhiyah. Maka sesungguhnya kesempitan di jalan ini, pasti tersimpan hikmah yang luar

biasa yang akan tercurah dalam bentuk rahmat Allah SWT (M. Lili Nur Aulia)

Tidak ada orang yang gagal, yang ada adalah orang yang gagal menemukan berlian dirinya (Randy Saputra)

Janganlah takut akan sesuatu melebihi rasa takutmu kepada-NYA (Penulis)

Enjoy your days-Enjoy your life, make it perfect day by day (Penulis)


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Alhamdulillah atas semua karunia yang Allah SWT berikan kepadaku,

Kupersembahkan karya kecil ini untuk para pahlawanku: Kedua orang tuaku tercinta

(Bapak Suyardi dan Ibu Arni)

yang telah sabar dan ikhlas membesarkanku, mendidikku, dengan penuh limpahan rasa cinta dan kasih sayang. Mengajariku pengalaman-pengalaman hidup yang

luar biasa, menyemangatiku, dan selalu berdoa demi kebahagiaan serta keberhasilanku. Hidupku adalah jalan yang diluruskan lewat cinta dan kasih

sayangnya, adikku tersayang

(Linda Saputri)

yang selalu memberiku semangat dan keceriaan ketika diri ini mulai rapuh dan merasa penat,

guru-guruku, dosen-dosenku, keluarga besarku, dan sahabat-sahabatku yang tercinta karena Allah yang selalu menerangi langkah-langkahku dengan pancaran

cahaya kasih sayang, serta


(9)

x

SANWACANA

Tiada kata seindah Alhamdulillaahirobbil’alamiin, puji syukur hanya milik Allah SWT, Rabbul Izzati, Sang Maha Pencipta dan Penguasa segala yang ada di langit dan bumi sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul

“Aktivitas Wanita Pekerja Pemecah Batu dan Sumbangannya Terhadap Total

Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Tahun 2014”.

Dalam menyusun skripsi ini, saya menyadari ini bukanlah yang terbaik, tetapi saya berusaha memberikan yang terbaik, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semuanya. Pada kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Budiyono, M.S., selaku dosen pembimbing utama sekaligus Pembimbing Akademik, atas waktu, saran, dan bimbingannya selama penulis melaksanakan kuliah, penelitian, hingga penyusunan skripsi ini. 2. Drs. Hi. Sudarmi, M.Si., selaku dosen pembimbing kedua, atas saran,

nasehat, waktu, motivasi, dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini. 3. Dr. Hj. Trisnaningsih, M.Si., selaku dosen pembahas, atas saran, kritik, nasehat, motivasi, dan bimbingan yang diberikan dalam perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.


(10)

4. Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas izin, nasehat, dan motivasiya serta bimbingannya.

5. Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas izin dan pelayanan administrasi yang diberikan.

6. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas izin dan pelayanan administrasi yang diberikan.

7. Bapak Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas izin dan pelayanan administrasi yang diberikan.

8. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, atas bimbingan, kedisiplinan, kebaikan, rasa persaudaraan, dan transferan ilmunya selama penulis menjadi mahasiswa, dan seluruh keluarga besar Program Studi Pendidikan Geografi, teman-teman sejawatku (Geografi Angkatan 2010), kakak-kakak dan adik-adikku (angkatan 2007, 2008, 2009, 2011, 2012, dan 2013).

9. Bapak Suyardi dan Ibuku tercinta Arni, kau mengubah keterbatasan jadi kekuatan. Adikku Linda Saputri yang tersayang karena Allah dan seluruh keluarga besar yang ada di Kotabumi Lampung Utara yang selalu menunggu keberhasilanku, terima kasih atas doa, dukungan, dan


(11)

xii

arahannya selama ini serta motivasi yang selalu terpancarkan dari jiwa-jiwa kalian.

10.Bapak Fajar Suryanto selaku PLH Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang telah memberikan data-data curah hujan dan memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini.

11.Bapak Catur Budi Pramono, S.Pd., selaku Lurah Pekon Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dan para stafnya yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melaksanakan penelitian.

12.Para penduduk khususnya wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah banyak membantu memberikan informasi dan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

13.Sahabat-sahabat seperjuanganku selama penelitian: Uni Rauda, Tia, Tiara, Anggi, Teteh Yesi, Mbok Sari, Aliya, Noppe, Dewi, Echa, Eka, Lia, Gusti, Gita, Nurul, Triyulia, Lusi, Merly, Nuramalia Ulfa, Pandu, Nuri, Jefri Rison, Debi, Iib, Agung, Dek Pipin, Kak Dimas, Kak Wahyu, Mbak Nova, Mbak Uwiek, Mbak Eka Fajar, Mbak Tari, Mbak Dian, Kak Agus, Kak Rangga, Kak Istas, Kak Gamma, Mbak Heni, Mbak Indri, Mbak Ririh, Mbak Tyas, Mbak Rini, semuanya tanpa terkecuali.

14.Sahabat-sahabatku di Kosan Dara Mr. Bambang: Sumila, Supipin, Pipit, Dian, Titi, Dewi, Devi, Uchii, Mbak Dena, Debby, Mbak Tia, atas kebersamaan yang terbina, semoga tetap terjalin dalam bingkai keluarga dan persaudaraan yang terindah dan berbahagialah karena Allah telah


(12)

mengkaruniakan nikmat berjamaah ini, karunia yang tidak dapat kita peroleh karena nasab, status, harta, maupun ilmu.

15.Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan keikhlasan yang diberikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Aamiin.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis,


(13)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xx

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Pengertian Geografi ... 11

2. Pengertian Geografi Ekonomi ... 11

3. Sumber Daya Alam ... 12

4. Penambangan Mineral ... 13

5. Keterlibatan Wanita dalam Mencari Nafkah ... 16

6. Curahan Jam Kerja ... 17

7. Produktivitas Kerja... 18

8. Pendapatan atau Upah ... 19

9. Sumbangan Pendapatan Wanita ... 20

10. Kajian Empiris ... 22

a. Aktivitas Wanita Pekerja Pemecah Batu ... 22

b. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga ... 26

c. Penggunaan Pendapatan ... 27

d. Penelitian yang Relevan ... 27

B. Kerangka Pikir ... 28

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 31


(14)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 35

1. Variabel Penelitian ... 35

2. Definisi Operasional Variabel ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Teknik Observasi ... 39

2. Teknik Wawancara Terstruktur... 39

3. Teknik Dokumentasi ... 40

E. Teknik Analisis Data ... 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Geografi Daerah Penelitian ... 42

1. Letak dan Keterjangkauan... 42

1.1 Letak Astronomis ... 42

1.2 Letak Administratif ... 43

1.3 Keterjangkauan ... 45

2. Luas Wilayah ... 45

3. Keadaan Topografi ... 46

4. Keadaan Iklim ... 47

5. Keadaan Hidrografi ... 50

6. Keadaan Sosial Ekonomi ... 51

B. Keadaan Penduduk ... 52

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 52

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk ... 54

3. Komposisi Penduduk ... 56

C. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan... 64

1. Identitas Responden ... 65

1.1. Usia Responden ... 65

1.2. Pendidikan Responden ... 67

1.3. Agama dan Suku Responden ... 69

1.4. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga ... 70

1.5. Jenis Pekerjaan Kepala Rumah Tangga ... 72

1.6. Pendapatan Kepala Rumah Tangga ... 74

2. Sejarah Penambangan Batu ... 76

3. Aktivitas Wanita Pemecah Batu... 77

3.1. Tempat atau Lokasi Kerja Responden ... 80

3.2. Peralatan Kerja ... 84

3.3. Penggunaan Alat Pelindung Diri ... 88

3.4. Curahan Jam Kerja Wanita Pemecah Batu ... 90

3.5. Produktivitas Kerja ... 93

3.6. Lama Kerja ... 95

3.7. Kecelakaan Kerja ... 96

4. Pendapatan Wanita Pemecah Batu ... 98

5. Jenis Penggunaan Pendapatan Wanita Pemecah Batu ... 101

6. Sumbangan Pendapatan Wanita Pemecah Batu ... 104


(15)

xvi

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 118 B. Saran ... 120 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penggunaan Lahan Desa Tambahrejo Barat Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 ... 2 2. Persebaran Wanita Pekerja Pemecah Batu di Desa Tambahrejo

Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun

2013 ... 6 3. Persebaran Wanita Pekerja Pemecah Batu di Desa Tambahrejo

Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu

Tahun 2013 ... 33 4. Penggunaan Lahan Desa Tambahrejo Barat Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 ... 46 5. Data Curah Hujan di Desa Tambahrejo Barat dan Sekitarnya

Tahun 2004-2013 ... 48 6. Zona/Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidth-Ferguson... 49 7. Persebaran Penduduk Per Dusun di Desa Tambahrejo Barat

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 ... 54 8. Pengelompokkan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu Tahun 2013 ... 58 9. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa

Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu Tahun 2013 ... 62 10.Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Mata Pencaharian Di

Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten


(17)

xviii

11.Jumlah Wanita Pemecah Batu Berdasarkan Usia Di Desa

Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu

Tahun 2014 ... 66 12.Jumlah Wanita Pemecah Batu Menurut Tingkat Pendidikan

Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu Tahun 2014 ... 68 13.Jumlah Tanggungan Rumah Tangga Wanita Pemecah Batu

Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu Tahun 2014 ... 71 14.Jenis Pekerjaan Pokok Kepala Rumah Tangga Wanita Pemecah

Batu Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 ... 73 15.Rata-Rata Pendapatan Kepala Rumah Tangga Wanita Pemecah

Batu Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 ... 74 16.Lokasi Kerja Wanita Pemecah Batu Di Desa Tambahrejo Barat

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 ... 80 17.Peralatan Kerja Wanita Pemecah Batu Di Desa Tambahrejo

Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 ... 84 18.Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Wanita Pemecah Batu

Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu Tahun 2014 ... 88 19.Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Wanita Pemecah Batu

Menurut Jenjang Pendidikan ... 90 20.Curahan Jam Kerja Wanita Pemecah Batu Di Desa Tambahrejo

Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun

2014 ... 91 21.Hubungan Curahan Jam Kerja dan Lokasi Kerja Responden ... 92 22.Produktivitas Kerja Wanita Pemecah Batu Di Desa Tambahrejo

Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun

2014 ... 93 23.Produktivitas Kerja Menurut Usia Wanita Pemecah Batu ... 94


(18)

24.Curahan Jam Kerja dan Produktivitas Kerja Wanita Pemecah Batu Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 ... 95 25.Lama Kerja Wanita Pemecah Batu Di Desa Tambahrejo Barat

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 ... 96 26.Kecelakaan Kerja Wanita Pemecah Batu Di Desa Tambahrejo

Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun

2014 ... 97 27.Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga dan Wanita Pemecah Batu

Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 ... 98 28.Produktivitas Kerja dan Rata-Rata Pendapatan Wanita Pemecah

Batu Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 ... 100 29.Jenis Penggunaan Pendapatan Wanita Pemecah Batu Di Desa

Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu

Tahun 2014 ... 102 30.Proporsi Pendapatan Wanita Pemecah Batu dan Hubungannya

Terhadap Pendapatan Kepala Rumah Tangga Di Desa Tambahrejo

Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 ... 105 31.Jumlah Wanita Pemecah Batu Berdasarkan Proporsi

Sumbangannya Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu Tahun 2014 ... 106 32.Jenis Penggunaan Pendapatan dan Sumbangan Pendapatan Wanita

Pemecah Batu Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan


(19)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Alur Kerangka Pikir ... 29 2. Peta Persebaran Responden Desa Tambahrejo Barat Kec.

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 ... 33 3. Peta Administratif Desa Tambahrejo Barat Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 ... 43 4. Grafik Batasan Zona-Zona atau Tipe Iklim Berdasarkan

Nilai Q Menurut Schmidht-Ferguson... 49 5. Piramida Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Di

Desa Tambahrejo Barat Kec. Gadingrejo Kabupaten Pringse-

wu Tahun 2013 ... 59 6. Salah Satu Wanita Pekerja Pemecah Batu yang Umurnya

Paling Tua ... 66 7. Pecahan Batu Ukuran 12 mm, 23 mm, 35 mm, dan 1015 mm ... 79 8. Aktivitas Wanita Pemecah Batu Di Lokasi Penambangan ... 81 9. Aktivitas Wanita Pemecah Batu Ketika Mengangkut Batu Ke

Atas Mobil Di Lokasi Penambangan Desa Tambahrejo

Barat ... 82 10.Aktivitas Wanita Pemecah Batu Di Halaman Rumah ... 83 11.Peralatan Kerja ... 86


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permukaan bumi merupakan wilayah yang sangat luas dengan berbagai variasi fenomena geosfer di dalamnya. Permukaan bumi tidak terlepas dari suatu ruang (space), seperti terlihat dalam perspektif geografi bahwa seluruh permukaan bumi adalah ruang (space) yang menjadi tempat hidup makhluk hidup, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi. Ruang selalu terkait dengan wilayah, sedangkan wilayah paling tidak mengandung unsur lokasi, bentuk, luas, dan fungsi.

Menurut UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang penataan ruang, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Wilayah adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat diklasifikasikan berdasarkan satu atau beberapa karakterisik, misalnya berdasarkan iklim, relief, tipe batuan, pola pertanian, vegetasi alami, kegiatan ekonomi, dan sebagainya (Wardiyatmoko 2006: 176). Berdasarkan hal tersebut, perbedaan wilayah atau daerah akan menyebabkan potensi yang berbeda pula, baik potensi fisik maupun potensi sosial budaya kehidupan manusianya. Dalam geografi, keadaan seperti ini dikenal dengan konsep perbedaan wilayah (diferensiasi area).


(21)

2

Potensi wilayah atau daerah yang berbeda akan mendorong adanya aktivitas manusia yang berbeda pula, karena pada dasarnya manusia akan selalu memanfaatkan potensi daerah yang ia tempati guna mencapai kesejahteraan hidupnya. Dalam hal ini kondisi alam/sumber daya alam memengaruhi corak aktivitas kehidupan manusia di antaranya memengaruhi jenis mata pencaharian penduduk. Dalam konsep geografi hubungan seperti ini disebut keterkaitan keruangan. Hal tersebut seperti yang terlihat pada masyarakat di daerah Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang banyak memanfaatkan sumber daya alam berupa batu dengan bekerja menjadi pemecah batu. Dalam kegiatan pertambangan batu rakyat, usaha ini didukung oleh kondisi fisiografis daerah ini yang sebagian besar merupakan perbukitan berbatu. Batu-batu tersebut dimanfaatkan antara lain untuk keperluan bangunan dan sebagainya.

Lahan pertambangan batu di Desa Tambahrejo Barat menempati wilayah yang paling luas dibandingkan penggunaan lahan lainnya. Untuk mengetahui penggunaan lahan yang ada di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Penggunaan Lahan Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013

No Jenis Lahan Luas Lahan

(ha) Persentase (%) 1 2 3 4 Perbukitan/Pertambangan Pemukiman

Sawah Tadah Hujan

Lapangan, Sekolah, Jalan, Kolam 47,0 37,5 14,5 4,2 45,54 36,34 14,05 4,07

Jumlah 103,2 100,00


(22)

Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat dijelaskan bahwa penggunaan lahan di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada tahun 2013 didominasi oleh lahan untuk pertambangan yaitu seluas 47,0 ha atau 45,54 persen. Sementara itu, lahan sawah tadah hujan di desa ini mengalami penyempitan dimana luas lahan tersebut pada tahun 2008 adalah seluas 18,55 ha (Monografi Desa Tambahrejo Barat, 2008: 21) dan sekarang hanya seluas 14,05 ha (Monografi Desa Tambahrejo Barat, 2013: 13). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa lahan pertanian di desa ini semakin menyempit. Penyempitan lahan pertanian tersebut disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi pemukiman. Hal tersebut dapat dijelaskan dimana pada tahun 2008 lahan pemukiman hanya seluas 33,05 ha (Monografi Desa Tambahrejo Barat, 2008: 21) dan sekarang mencapai luas hingga 37,05 ha (Monografi Desa Tambahrejo Barat, 2013: 13). Keadaan lahan yang demikian memengaruhi bentuk mata pencaharian penduduknya, dimana penduduk desa ini banyak yang bermata pencaharian di sektor pertambangan batu.

Potensi sumber daya alam pertambangan yang ada telah dimanfaatkan oleh masyarakat desa ini sejak tahun 1990-an ketika dibukanya sebuah CV bernama CV Batu Utama oleh pemilik lahan pertambangan (Widodo, 2013). Saat ini kegiatan pertambangan tersebut semakin berkembang dan menuju ke arah yang lebih maju. Penggalian batu tersebut dilakukan pada bukit-bukit yang memang terdapat di desa ini. Bukit tersebut merupakan bukit batu yang banyak mengandung deposit batuan. Batuan yang digali ialah batuan yang ukurannya besar hingga cukup kecil. Oleh karena itu aktivitas penggalian batu tersebut dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa buldoser agar batu-batu tersebut


(23)

4

terlepas dari timbunannya. Buldoser merupakan alat berat beroda rantai yang berfungsi sebagai alat penumbang pohon, meratakan dan mengeruk tanah. Selanjutnya batu-batu besar dan keras yang sudah dikeruk tersebut harus dipecahkan agar ukurannya menjadi lebih kecil lagi. Pekerjaan memecah batu tersebut dilakukan secara manual oleh warga sekitar. Adanya industri pertambangan tersebut telah membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Penduduk yang bekerja di pertambangan ini tidak terbatas pada kaum laki-laki saja, tetapi kaum wanita pun turut serta ambil peran dalam kegiatan penambangan batu tersebut.

Keikutsertaan wanita sebagai pekerja di penambangan batu menjadi pemandangan yang banyak terlihat. Mereka ikut serta menjadi pekerja pemecah batu mulai dari memecahkan batu, mengangkut batu, hingga membantu menaikkan batu ke atas mobil untuk dikirim ke pembeli. Penambangan batu ini telah banyak menyerap tenaga kerja dan masih terus berkembang sampai sekarang. Di penambangan ini pekerja pria maupun wanita semuanya sama saja. Mereka sama-sama memecah batu dengan tingkat kekerasan batu yang sama dan ukuran yang sama meskipun wanita dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri-ciri dari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada wanita yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Fakih, 1999: 8).


(24)

Wanita yang telah menikah dan sudah mempunyai beberapa anak, maka kebutuhan rumah tangganya akan semakin banyak. Untuk itu bagi rumah tangga yang kurang mampu atau pendapatan suami yang masih dirasa kurang maka para istri akan turut serta mencari pendapatan tambahan supaya kebutuhan keluarganya dapat terpenuhi (Rachman, 1997:91).

Sebagai seorang wanita dan juga sebagai seorang istri, aktivitas pekerjaan wanita pemecah batu tersebut merupakan keadaan yang menarik untuk diketahui. Aktivitas memecah batu membutuhkan keterampilan dan ketelitian sehingga risiko dari pekerjaan ini dapat dikurangi. Semakin lama seseorang bekerja pada pekerjaan yang sama maka orang tersebut akan semakin terlatih dan terampil dalam bekerja dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Pekerjaan menjadi pemecah batu merupakan pekerjaan yang tingkat risikonya cukup tinggi. Salah satu risikonya yaitu ketika pekerja-pekerja tersebut bekerja, mereka dapat terkena percikan batu atau terkilir. Untuk menghindari atau mengurangi kecelakaan kerja yang ditimbulkan dari pekerjaan ini pekerja perlu menggunakan alat pelindung diri yang memadai, di antaranya sarung tangan, masker, dan sebagainya.

Aktivitas pekerjaan yang dilakukan pekerja pemecah batu yaitu proses pemecahan batu dari yang berukuran besar hingga keberbagai ukuran yang telah disesuaikan dengan permintaan pasar, seperti batu split untuk mengecor, ukurannya yaitu 12 mm, 23 mm, hingga ukuran 35 mm yang fungsinya untuk batu pemasangan onderlaag.

Curahan jam kerja akan memengaruhi hasil kerja dan besar kecilnya pendapatan seseorang. Upah yang diterima wanita pekerja pemecah batu akan diperoleh


(25)

6

setelah batu-batu yang dipecahkan tersebut berjumlah banyak dan dibeli oleh pemilik pertambangan. Pendapat dari Yuniarti dan Haryanto dalam Haryanto (2008: 218), bahwa pendapatan para pekerja wanita pada industri sandang mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan keluarga. Kontribusi perempuan dapat dikatakan sebagai katup pengaman (savety valve) atau penopang bagi rumah tangga miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.

Untuk lebih jelasnya mengenai wanita pekerja pemecah batu yang berstatus kawin di Desa Tambahrejo Barat yang tersebar di 3 dusun dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Persebaran Wanita Pekerja Pemecah Batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013

No. Dusun Jumlah Wanita Pemecah Batu Berstatus Kawin (Orang)

Persentase (%) 1. 2. Dusun II Dusun III 13 31 29,55 70,45

Jumlah 44 100,00

Sumber: Data Pra Survei Bulan Oktober Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa wanita berstatus kawin pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat cukup banyak yakni berjumlah 44 orang (9,5 persen) yang tersebar di 2 dusun (Dusun II dan Dusun III). Jumlah total rumah tangga (RT) yang ada di desa ini yaitu 524 RT, dengan jumlah penduduk wanita sebanyak 951 jiwa dan 464 jiwa di antaranya adalah wanita berstatus kawin (Monografi Desa Tambahrejo Barat Tahun 2013). Dilihat dari keadaan ekonomi penduduknya pada penelitian pra survei tanggal 25 september 2013, desa


(26)

ini termasuk desa yang penduduknya cukup miskin. Wanita-wanita turut kerja agar memperoleh pendapatan.

Melihat cukup banyaknya wanita yang bersemangat untuk bekerja membantu suami guna mendapatkan penghasilan tambahan, keadaan ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang “Aktivitas wanita pekerja pemecah batu dan sumbangannya terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah aktivitas wanita pekerja pemecah batu dan sumbangannya terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu sebagai berikut:

1. Aktivitas pekerjaan wanita pekerja pemecah batu, yang meliputi: a. Tempat kerja

b. Peralatan kerja yang digunakan

c. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) d. Curahan jam kerja

e. Produktivitas kerja f. Lama kerja

g. Kecelakaan kerja

2. Besarnya pendapatan yang diterima wanita pekerja pemecah batu. 3. Jenis penggunaan pendapatan wanita pekerja pemecah batu.


(27)

8

4. Sumbangan pendapatan wanita pekerja pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah aktivitas pekerjaan wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014?. 2. Berapakah rata-rata besarnya pendapatan yang diperoleh wanita pekerja

pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014?.

3. Apa sajakah jenis penggunaan pendapatan yang diperoleh wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014?.

4. Berapakah besarnya sumbangan pendapatan wanita pekerja pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014?.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendapatkan informasi mengenai aktivitas pekerjaan wanita pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014.


(28)

2. Mendapatkan informasi mengenai rata-rata besarnya pendapatan yang diperoleh wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014.

3. Mendapatkan informasi mengenai jenis penggunaan pendapatan yang diperoleh wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014.

4. Mendapatkan informasi mengenai besarnya sumbangan pendapatan wanita pekerja pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Sebagai sarana pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di perguruan tinggi dan menambah wawasan yang berhubungan dengan Geografi Ekonomi.

3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis lainnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas kajian penelitian dan mengarah pada pokok bahasan masalah, maka ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:


(29)

10

1. Ruang lingkup subyek penelitian: wanita berstatus kawin pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. 2. Ruang lingkup obyek penelitian: aktivitas wanita pekerja pemecah batu dan

sumbangannya terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian: Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014.

4. Ruang lingkup ilmu: Geografi Ekonomi. Menurut J.H. Peterson (1976) dalam Johnston (1981), “Economic Geography is concerned with the usefulness of earth features to man, with the amount of support they can offer him, and with the measures which he may take to bring them in to use”. Secara garis besar Geografi Ekonomi adalah ilmu yang terkait dengan kegunaan muka bumi untuk manusia dengan sejumlah sumber daya alam yang tersedia dengan ukuran yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.

Berdasarkan pendapat di atas, digunakan Geografi Ekonomi sebagai ruang lingkup ilmu penelitian karena titik kaji penelitian ini adalah aktivitas manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu pemanfaatan batu yang tersedia di alam. Batu-batu tersebut ditambang kemudian dipecah oleh wanita pekerja pemecah batu menjadi berbagai ukuran yang dibutuhkan di pasaran. Penghasilan yang diperoleh mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Geografi

Menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Sumadi (2003: 4), geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Lebih lanjut menurut R. Bintarto (1983) dalam Sumadi (2003: 4), geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan klausal gejala muka bumi dan peristiwa yang terjadi di muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan kewilayahan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa geografi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang titik kajiannya lebih kepada fenomena geosfer baik di atas permukaan bumi maupun di dalam bumi melalui sudut pandang keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan.

2. Geografi Ekonomi

Geografi banyak membahas hubungan antara manusia dan alam lingkungan tempat tinggalnya melalui berbagai upaya memanfaatkan sumber daya alam guna


(31)

12

mencapai kesejahteraan hidupnya. Secara umum geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Menurut Daldjoeni (1996: 142), “sebenarnya tidak ada perbedaan antara geografi sosial dengan geografi manusia tidaklah lain hanya menguraikan dan menjelaskan perilaku kelompok-kelompok manusia (atau masyarakat) di berbagai region (wilayah) atau daerah yang luas”. Geografi ekonomi menurut Sumaatmadja (1988: 54) adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya berdasarkan struktur keruangan aktivitas ekonomi.

Dari pengertian di atas nampak bahwa pokok-pokok yang akan dibahas dalam geografi ekonomi mencakup bentuk perjuangan hidup manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan materilnya dengan berbagai masalahnya dalam interaksi keruangan. Kaitan penelitian ini dengan kajian geografi ekonomi yaitu berhubungan dengan aspek kependudukan dan aspek aktivitas manusia, seperti aktivitas wanita dalam pekerjaan memecah batu dan kaitannya dengan sumbangan pendapatannya terhadap pendapatan rumah tangga.

3. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Sumber daya alam tidak hanya terdiri dari komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah (Barrow M. dalam Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber-daya-alam.html, diakses pada tanggal 25 Agustus 2013 pukul 14.32 WIB).


(32)

Menurut Katili (1983: 15), sumberdaya (resource) adalah berbagai faktor produksi yang dimobilisasikan dalam suatu proses produksi atau aktivitas ekonomi seperti modal, tenaga manusia, energi, air, mineral, dan lain-lain.

Sumber daya alam yang ada di tempat penelitian ini di antaranya yaitu berupa pegunungan yang mengandung banyak deposit tambang berupa penambangan batuan. Batuan yang ditambang di daerah penelitian ini adalah jenis batu andesit (Widodo: 2013).

Penggolongan bahan galian mineral menurut Katili (1983: 99), terdiri atas:

a. Mineral bukan logam dan bahan galian industri. Contohnya batuan granit, andesit, basalt, batu apung, dan obsidian.

b. Mineral bahan bakar. Contohnya minyak bumi, batubara, gas bumi. c. Mineral bijih. Contohnya emas, perak, besi, timah, tembaga, nikel,

bauksit, dan sebagainya.

Berdasarkan penggolongan bahan galian mineral menurut Katili tersebut, dapat disimpulkan bahwa batuan andesit yang ditambang di Desa Tambahrejo Barat merupakan jenis bahan galian yang tergolong mineral industri. Mineral industri merupakan mineral ataupun batuan yang biasanya dipergunakan untuk keperluan sipil teknik, umpamanya batuan ornamen (penghias bangunan), dan lain-lain (Katili, 1983: 97).

4. Penambangan Mineral

Penambangan yaitu kegiatan pengambilan sumber daya alam yang ada di bumi oleh manusia. Penambangan yang dapat dilakukan terhadap batu-batuan ialah dengan cara penambangan terbuka, pengambilan batu-batuan dengan cara pengeboran yang kemudian diletakkan secara bertangga. Lebih lanjut menurut


(33)

14

Charman (2003: 12), penambangan adalah mengambil bahan dari dalam tanah. Bijih logam, batu permata, dan batu bara semuanya ditambang. Penambangan terbuka dilakukan jika bahan yang diambil berada dekat permukaan.

Arti penambangan menurut masyarakat Desa Tambahrejo Barat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengambil batu andesit dalam bentuk bongkahan dengan menggunakan alat secara sederhana yang kemudian batu tersebut di pecah menjadi beberapa ukuran yang nantinya akan di pasarkan (Widodo, 2013).

Penggolongan jenis bahan tambang menurut Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 03/P/M/Pertamb/1981 adalah sebagai berikut:

1. Golongan bahan tambang yang strategis (Golongan A): minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam, bitumen padat, aspal, antrasit, batubara muda, uranium, radium, thorium, dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya, nikel, kobalt, dan timah.

2. Golongan bahan tambang vital (Golongan B): besi, mangaan, molobdenium, khrom, wolfram, vanadium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, intan, arsen, antimon, bismut, yatrium, rhutenium, berillium, korumdum, zirkon, kristal kwarsa, yodium, brom, khlor, belerang, oerium dan logam-logam langka lainnya.

3. Golongan bahan tambang industri (Golongan C) yang tidak termasuk golongan A atau B: nitrat, pospat, garam dapur (halite), asbes, talk, mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas (alum), oker, batu permata, batu setengah permata, pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit, batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullersearth), marmer, batu tulis, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan 1 maupun 2 dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan (Himpunan Peraturan Perundangan Tentang Pertambangan, 1989:57-58).

Berdasarkan penggolongan tersebut jadi batu andesit masuk ke dalam golongan mineral industri (Golongan C). Menurut Katili (1983: 104), batu andesit merupakan batuan lelehan dari diorit, yang banyak sekali dihasilkan oleh gunung api di Indonesia. Batuan ini memiliki pemakaian yang luas, yaitu untuk pembuatan rumah, pembuatan jalan, dan sebagainya.


(34)

Saat ini peranan batu dalam pembangunan begitu besar. Bukan saja untuk membuat jalan, pembuatan jembatan, waduk, pembuatan bangunan, dan sebagainya. Sifat batuan yang terpenting dalam penggunaannya tergantung kepada mineralnya, komposisi, tekstur, warna, kekuatan, kekerasan, keliatan, porositas, berat jenis dan tahan akan segala pelapukan. Adapun contoh-contoh batuan yang paling umum digunakan untuk bahan bangunan antara lain batuan andesit ialah batuan basis yang berkristal halus sekali yang mempunyai mineral utama plagioklas (Sanusi, 1984: 99).

Untuk mutu hasil penambangan batuan menjadi lebih baik dan sempurna maka perlu pengolahan atau pencucian. Pengolahan batu-batuan ternyata sangat tergantung dari keinginan atau tujuan penggunaan misalnya untuk jalan, batu-batuan keras harus dipecah-pecah lebih dahulu yang kemudian disaring. Untuk pembuatan monumen, baik yang diukir, dipoles, atau untuk dipilih mana yang tahan akan segala rupa pelapukan. Untuk jenis batuan andesit atau juga basalt katanya dapat ditatah untuk dijadikan lembaran-lembaran dan dipecah yang sesuai dengan kebutuhannya (Sanusi, 1984: 100).

Dalam penelitian ini, aktivitas pemecahan batu hasil penambangan dilakukan oleh wanita-wanita dengan menggunakan tenaga manual dan alat-alat yang sederhana, contohnya palu. Batu-batu tersebut dipecah dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan permintaan pasar.


(35)

16

5. Keterlibatan Wanita dalam Mencari Nafkah

Pekerjaan mencari nafkah dalam rumah tangga pada dasarnya ialah menjadi tanggung jawab kepala rumah tangga. Kepala rumah tangga disini ialah merujuk pada kaum laki-laki, sementara perempuan lebih banyak berada diwilayah domestik sebagai ibu rumah tangga atau pekerjaan-pekerjaan rumah. Namun Mansur Fakih (1999: 3) mengatakan bahwa hakikat pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan adalah setara. Pembagian kerja antara laki-laki-laki-laki dan perempuan tidak seharusnya didasarkan atas jenis kelamin. Laki-laki bisa mengasuh anak, mencuci dan memasak sedangkan perempuan bisa bekerja diluar rumah. Konstruksi kerja keduannya didasarkan atas konstruk budaya yang berlaku dimasyarakat. Anggapan yang keliru yang selama ini menjadi paradigma masyarakat adalah laki-laki memiliki kewenangan pada pekerjaan publik, sedangkan perempuan berada dalam pada ranah domestik.

Karakteristik keluarga istri bekerja menurut Hardjito, (1979) menyebutkan ciri pertama yang menandai hal di atas adalah adanya kenyataan bahwa istri bekerja di luar rumah secara tetap dengan memperoleh penghasilan serta ikut membantu keuangan keluarga. Ciri kedua, adalah kurangnya keterlibatan istri pada pekerjaannya karena ia tetap lebih mengutamakan urusan rumah tangga dan anak-anaknya serta tidak keberatan berhenti bekerja jika urusan rumah tangga dan anak tidak teratasi. Ciri ketiga, adalah dalam soal pembuatan keputusan (alokasi kekuasaan) suami istri, dalam keluarga ini pembuatan keputusan mengenai urusan rumah tangga seluruhnya di tangan istri, suami sama sekali tidak turut campur. Urusan mengenai pengasuhan dan pengajaran anak dibuat bersama-sama oleh suami istri. Sebaliknya urusan dibidang publik didominasi oleh suami. Ciri keempat, adalah soal pembagian kerja suami istri dalam keluarga. Urusan-urusan dibidang domestik lebih banyak ditangani oleh istri sebaliknya urusan dibidang publik ditangani oleh suami.

Walker dan Geuger (dalam Mardikanto, 1990) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa istri yang bekerja, umumnya semakin berkurang waktu istirahatnya. Sebab meskipun istrinya membantu mencari nafkah, suaminya tidak


(36)

menambah jam kerjanya untuk melakukan pekerjaaan rumah tangga dibanding dengan suami-suami yang istrinya hanya melakukan kerja rumah tangga.

Anggapan bahwa wanita tidak sederajat dengan pria dan tidak mempunyai peran apa-apa selain sebagai istri dan ibu rumah tangga, sekarang sudah memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam dunia kerja. Wanita yang memperoleh kesempatan kerja bisa memberikan kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya. Hal tersebut sejalan dengan sejarah, bahwa perempuan tidak hanya dituntut sebagai pengatur rumah tangga, tetapi juga sebagai tenaga kerja pencari nafkah sebagai tambahan penghasilan keluarga (Hemas, 1992: 39).

6. Curahan Jam Kerja Wanita

Menurut Sajogyo (1985: 114), curahan jam kerja merupakan rata-rata jam kerja per hari yang dikeluarkan wanita untuk pekerjaan rumah tangga, pekerjaan pencarian nafkah, dan sebagainya. Adapun pengertian curahan jam kerja menurut Kartasapoetra (1987: 197) adalah jam kerja yang diperlukan untuk memproduksi hasil yang telah direncanakan. Lamanya jam kerja merupakan salah satu faktor yang memengaruhi hasil kerja atau pendapatan, semakin lama jam kerja yang dipakai maka semakin tinggi pendapatannya.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2000 bahwa lamanya jam kerja merupakan salah satu faktor yang memengaruhi produktivitas. Semakin lama jam kerja yang dipakai semakin tinggi produktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud curahan jam kerja adalah rata-rata jam kerja per hari yang dihitung


(37)

18

dalam satuan jam yang dipakai wanita pekerja pemecah batu untuk kegiatannya sebagai pemecah batu.

7. Produktivitas Kerja

Produktivitas = total keluaran yang dihasilkan dalam suatu kegiatan.

Di sini produktivitas dari tenaga kerja ditunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total jam kerja yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. (Wignjosoebroto dalam Pearson, http://jurnal sdm.blogspot.com/2009/07/produktivitas-kerja-definisi-dan.html, diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 21.44).

Menurut Littre tahun 1883, bahwa produktivitas sebagai “kemampuan untuk menghasilkan” yaitu kemampuan untuk mereproduksi. Selanjutnya menurut Nurhayati (2005: 55), bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu usaha. Kemampuan penambang dalam mengambil batu tiap harinya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari beberapa faktor antara lain: usia, kesehatan, dan waktu kerja.

Produktivitas kerja wanita pemecah batu dalam penelitian ini yaitu jumlah batu yang berhasil dipecahkan oleh wanita pemecah batu dalam satuan kubik per jam.


(38)

8. Pendapatan atau Upah

Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama dalam suatu bangunan serta pengelolaan makan dari satu dapur. Satu rumah tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga. Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu (Badan Pusat Statistik, 2012: 18).

Pendapatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan rumah tangga. Besar kecilnya pendapatan akan berpengaruh pada besar kecilnya pemenuhan kebutuhan keluarga dan kesejahteraan suatu rumah tangga dapat dilihat jelas melalui besarnya pendapatan yang diterima oleh rumah tangga yang bersangkutan. Menurut Sumardi dan Hans Dieter Ever (1985: 20), pendapatan adalah suatu hasil yang diterima seseorang baik berupa uang atau barang pada periode tertentu.

Singarimbun dan D.H. Penny (1984: 40) menyatakan bahwa pendapatan adalah arus kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan di antara berbagai alternatif penggunaan sumber-sumber yang langka. Menurut Penny dan Meneth Ginting (1984: 96), upah biasanya dihitung atas dasar kesatuan waktu seperti jam, hari, bulan, dan lain-lain, atau berdasarkan tingkatan pekerjaan yang dilakukan umpamanya banyaknya hasil yang dipetik, luas tanah yang disiangi, dan lain-lain.

Sementara itu pendapatan kepala rumah tangga adalah seluruh pendapatan yang diperoleh kepala rumah tangga (suami) dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan tambahan dalam waktu satu tahun dan dihitung dengan nilai rupiah, sedangkan


(39)

20

pendapatan atau upah wanita pekerja pemecah batu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaji atau upah yang diterima oleh wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat berupa gaji dari kerja pokoknya sebagai pemecah batu yang dihitung per hari atau per minggu kemudian diakumulasikan dalam waktu satu tahun. Setiap anggota rumah tangga memiliki kontribusi pendapatan terhadap pendapatan total rumah tangga. Besarnya pendapatan menurut UMP Provinsi Lampung tahun 2013 yaitu sebesar Rp 1.150.000 perbulan (Surat Keputusan Gubernur Lampung No G/741/III.05/HK/2012 Penetapan Upah Minimum Provinsi Lampung Tahun 2013. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung).

9. Sumbangan Pendapatan Wanita

Sumbangan adalah uang tunai yang diberikan kepada suatu perkumpulan dan lain sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 459). Menurut Sajogyo (1985: 38), bahwa wanita memiliki dua peranan, yaitu peranan dalam pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan mencari nafkah. Peranan wanita disini sebagai istri atau ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga dalam konteks kegiatan reproduksi dan peranan sebagai pencari nafkah dibidang produksi yang langsung menghasilkan pendapatan.

Peranan wanita dalam menyumbangkan hasil pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarga sangat membantu dalam meningkatkan perekonomian rumah tangga, dengan demikian wanita bukan hanya pelengkap dalam rumah tangga tapi juga aktif dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga, terutama bagi rumah tangga yang keadaan ekonominya lemah. Wanita


(40)

pemecah batu adalah wanita yang bekerja sebagai pemecah batu dan menerima uang hasil penjualan dari batu-batu yang dipecahnya dengan ukuran tertentu.

Jadi, sumbangan pendapatan wanita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumbangan hasil pendapatan yang diperoleh wanita dari bekerja sebagai pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga. Hal tersebut dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pendapatan wanita pemecah batu yang disumbangkan untuk rumah tangga dibagi dengan jumlah seluruh pendapatan wanita pemecah batu dikali seratus persen (Sulistiyanto, 2013: 71).

X =

x 100

Keterangan: X = Persentase sumbangan pendapatan wanita

Proporsi pendapatan wanita pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga dapat dihitung dengan menjumlahkan pendapatan dari hasil kontribusi pendapatan yang diberikan seluruh anggota rumah tangga yang berpenghasilan. Pendapatan inilah yang disebut dengan pendapatan total rumah tangga. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya proporsi pendapatan wanita pekerja pemecah batu yaitu dengan cara besarnya hasil pendapatan dari wanita pekerja pemecah batu yang disumbangkan untuk rumah tangga (pendapatan yang dipakai bersama-sama untuk seluruh keperluan rumah tangga) dibagi dengan pendapatan total rumah tangga kemudian dikalikan seratus persen (100%) (Sulistiyanto, 2013: 71).

X =

x 100


(41)

22

10.Kajian Empiris

a. Aktivitas Wanita Pekerja Pemecah Batu

Aktivitas adalah kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan pada suatu bidang (Poerwodarminto, 1997: 17). Jadi aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia setiap harinya pada suatu bidang. Seorang wanita saat ini memiliki banyak peran dan aktivitas, baik di dalam rumah maupun aktivitas di luar rumah. Wanita merupakan salah satu dari golongan angkatan kerja sehingga tak heran jika banyak wanita yang melakukan aktivitas bekerja di luar rumah guna memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga.

Aktivitas kerja yang dilakukan oleh wanita dipengaruhi juga oleh pendapatan suami yang rendah, seperti pendapat yang dikemukakan oleh De Haan (2000), bahwa untuk menambah pendapatan keluarga maka kepala keluarga melakukan strategi pekerja di antaranya dengan diversifikasi pekerjaan, penghematan pengeluaran, peningkatan pendapatan, atau dengan mengubah strategi pekerja yang biasa dengan strategi pekerja baru, menggunakan sumber-sumber nafkah (modal alam, modal manusia, modal finansial, modal fisik, dan modal sosial).

Lebih lanjut menurut Sajogyo (1982), pada lapisan bawah, pola nafkah ganda merupakan strategi bertahan hidup pada tingkat subsistensi dan sebagai upaya untuk keluar dari kemiskinan. Keadaan ini memberikan warna tersendiri dalam strategi pekerja yang diambil oleh keluarga miskin, salah satunya dengan memanfaatkan tenaga kerja dalam keluarga. Hal tersebut terlihat dari


(42)

adanya peran anggota keluarga di antaranya istri dan anak-anak yang dilibatkan secara aktif dalam menambah pendapatan keluarga dengan ikut bekerja.

Wanita yang melakukan aktivitas bekerja menjadi pemecah batu adalah pekerja bebas yang tidak terikat dengan instansi manapun karena mereka melakukan pekerjaan ini tidak di bawah perintah orang lain, tidak terikat waktu, dan tempat. Penghasilan mereka ditentukan langsung oleh kemauan dan kemampuan mereka sendiri dalam memecahkan batu. Aktivitas dalam pekerjaan memecah batu membutuhkan tenaga yang ekstra karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang kasar. Untuk mengkaji aktivitas wanita pemecah batu, beberapa hal yang perlu diketahui di antaranya mengenai:

1.) Tempat atau Lokasi Kerja

Tempat atau lokasi merupakan sebuah ruang yang tersedia untuk melakukan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Tempat atau lokasi kerja yang digunakan oleh wanita pemecah batu yaitu tempat atau lokasi kerja di area penambangan dan tempat atau lokasi kerja di rumah masing-masing (Setyaningsih, 2010: 30).

2.) Peralatan Kerja

Alat merupakan benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Peralatan kerja yang digunakan wanita pemecah batu merupakan semua peralatan yang mendukung kegiatannya memecah


(43)

24

batu, di antaranya palu, tenggok, bangku kerja, gelang penahan batu terbuat dari bambu atau karet, dan sebagainya (Setyaningsih, 2010: 29).

3.) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Secara sederhana yang dimaksud dengan penggunaan APD adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. Alat pelindung diri tidaklah secara sempurna melindungi tubuh, akan tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin dapat terjadi (Budiono, dkk, 2003). Pekerjaan menjadi pemecah batu merupakan pekerjaan yang memiliki banyak risiko kerja, salah satunya risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu dalam melakukan pekerjaan ini, pemecah batu hendaknya memakai alat pelindung diri sekalipun tidak lengkap. Alat pelindung diri yang biasa digunakan wanita pemecah batu di antaranya sarung tangan, masker, dan sebagainya.

4.) Lama Kerja

Menurut Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991) menyatakan bahwa, masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005), pengalaman kerja didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang pernah dialami oleh seseorang ketika mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


(44)

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa lama kerja merupakan lamanya atau panjangnya waktu seseorang menekuni sebuah pekerjaan dari awal bekerja hingga saat terakhir melakukan pekerjaan tersebut. Lama kerja wanita pemecah batu dalam penelitian ini yaitu lamanya wanita pekerja pemecah batu bekerja menjadi pemecah batu dalam satuan tahun yang dihitung sampai penelitian ini dilakukan.

5.) Kecelakaan Kerja

Pengertian kecelakaan kerja berdasarkan Frank Bird JR dalam Kurniawan (2008: 7) adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda. Sementara itu menurut UU No 1 Tahun 1970 tentang kecelakaan kerja, merupakan suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda.

Jadi kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak pernah diduga sebelumnya serta menimbulkan kerugian bagi manusia maupun harta benda. Pekerjaan pemecah batu merupakan pekerjaan yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi, baik kecelakaan ringan maupun berat. Kecelakaan kerja ini erat pengaruhnya dengan penggunaan alat pelindung diri (APD). Sebagian besar pekerja pemecah batu yang tidak menggunakan alat pelindung diri akan lebih berisiko mengalami kecelakaan kerja yang parah dibandingkan pekerja yang menggunakan alat pelindung diri. Kriteria untuk kecelakaan kerja yang dialami para pekerja dibagi menjadi dua yaitu pernah


(45)

26

mengalami kecelakaan kerja dan tidak pernah mengalami kecelakaan kerja (Setyaningsih, dkk., 2010: 28).

Dalam penelitian ini, kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang dialami responden selama bekerja menjadi pemecah batu berdasarkan jawaban responden.

b. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga

Jumlah tanggungan rumah tangga adalah jumlah jiwa yang berada dalam satu rumah tangga yang kehidupannya ditanggung kepala rumah tangga (suami, istri, anak, saudara, orang tua atau orang yang tinggal serumah) (Soleha, 2011: 53). Menurut Sajogyo (1985: 85), jumlah anggota keluarga merupakan faktor pendorong bagi ibu rumah tangga untuk bekerja disektor yang menghasilkan barang atau uang, sebab erat hubungannya dengan beban tanggungan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seluruh anggota keluarga.

Pengelompokkan jumlah jiwa dalam keluarga menurut Badan Pusat Statistik (1999: 3), bahwa salah satu karakteristik penduduk miskin itu karena jumlah jiwa dalam rumah tangga besar (5 orang). Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan untuk jumlah tanggungan rumah tangga adalah sebagai berikut: a. Sedikit, apabila dalam satu keluarga terdiri dari kurang dari 5 orang

b. Banyak, apabila dalam satu keluarga terdiri dari lebih dari atau sama dengan 5 orang


(46)

c. Penggunaan Pendapatan

Penggunaan pendapatan merupakan penggunaan atau belanja untuk kebutuhan rumah tangga. Penggunaan untuk kebutuhan rumah tangga tersebut antara lain untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, untuk kebutuhan sekolah dan juga untuk kebutuhan yang sifatnya sosial, seperti arisan, dan sebagainya (Haryanto, 2008: 225). Badan Pusat Statistik (2007) menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan.

d. Penelitian yang Relevan

Yuliani (2008), hasil penelitiannya tentang Sumbangan Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pengrajin Kain Songket di Desa Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan tahun 2008, mendapatkan: (1) besarnya sumbangan pendapatan ibu rumah tangga pengrajin kain songket terhadap pendapatan total rumah tangga yaitu sebesar 54,05 persen, (2) perbandingan pendapatan ibu rumah tangga pengrajin songket yaitu sebesar 55,25 persen dan kepala rumah tangga 44,75 persen.

Soleha (2011) hasil penelitinnya tentang Kontribusi Kerajinan Anyaman Bambu terhadap Peningkatan Pendapatan dalam Memenuhi Kebutuhan Pokok Minimum Keluarga Petani Sawah Tadah Hujan di Desa Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2011, mendapatkan: (1) jumlah anak rata-rata 3 jiwa/KK, jumlah tanggungan rata-rata 5 jiwa/KK, (2) hasil pendapatan usaha tani rata-rata Rp 5.792.000/tahun/KK, total


(47)

28

pendapatannya Rp 306.995.250/tahun, (3) pendapatan hasil dari anyaman bambu rata-rata Rp 4.067.000/tahun/KK, total pendapatannya Rp 215.600.000/tahun, (4) kontribusi hasil kerajinan anyaman bambu rata-rata sebanyak Rp 4.067.000/tahun/KK atau 40,75 persen terhadap pendapatan total keluarga, (5) keberadaan kerajinan anyama bambu, dapat menambah pendapatan keluarga petani sawah tadah hujan sebanyak 40,75 persen.

Ulinhana (2011), hasil penelitiannya tentang Kedudukan dan Peran Perempuan dalam Menopang Penghasilan Keluarga pada Buruh Kerajinan Tanduk Kerbau dan Sapi di Desa Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang yaitu: (1) kedudukan buruh perempuan kerajinan tanduk kerbau dan sapi dalam keluarga adalah setara atau sama dengan laki-laki yang dapat dilihat dari pengambilan keputusan yang diambil, (2) buruh perempuan kerajinan tanduk kerbau dan sapi memiliki tiga peranan dalam rumah tangganya yaitu peran produktif, reproduktif, dan kemasyarakatan (kerja sosial), (3) terdapat tiga faktor yang mendorong perempuan (istri) bekerja sebagai buruh kerajinan tanduk kerbau dan sapi, yaitu faktor ekonomi dan keterampilan, faktor pendidikan, serta faktor usia.

B. Kerangka Pikir

Adanya potensi sumber daya alam yang berbeda-beda tiap wilayah menimbulkan adanya lapangan kerja yang berbeda-beda pula. Potensi sumber daya alam penambangan batu membuka kesempatan kerja bagi penduduk, tidak hanya kaum laki-laki saja tetapi kaum wanita pun ikut serta bekerja disini. Apalagi dengan semakin banyaknya kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi. Wanita


(48)

sebagai ibu rumah tangga semakin dituntut untuk menunjukkan peran dan kontribusinya dalam rumah tangga. Dengan bekerja mereka berharap bisa menghasilkan uang atau barang guna meningkatkan pendapatan rumah tangga. Adanya potensi berupa sumberdaya alam pertambangan batu menarik perhatian wanita untuk membantu kepala rumah tangga mencari nafkah dengan bekerja menjadi pemecah batu.

Aktivitas ketika wanita memecah batu di antaranya yaitu dari segi tempat kerja, peralatan kerja yang digunakan, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), curahan jam kerja, produktivitas kerja, masa kerja, dan kecelakaan kerja merupakan beberapa indikator variabel aktivitas kerja wanita pemecah batu yang nantinya akan diteliti mengenai adakah pengaruhnya terhadap banyaknya jumlah batu yang mampu wanita tersebut pecahkan yang bisa dijual sehingga memperoleh pendapatan. Dengan sumbangan pendapatan wanita pekerja pemecah batu diharapkan dapat meningkatkan total pendapatan rumah tangga dan meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik.

Atas dasar uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Aktivitas Wanita Pekerja Pemecah Batu dan Sumbangannya Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2014”. Untuk mempermudah pemahaman berikut disajikan bagan kerangka pikirnya:


(49)

30

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pikir Potensi SDA Pertambangan Batu

Aktivitas Wanita Pekerja Pemecah Batu a. Tempat Kerja

b. Peralatan Kerja yang Digunakan c. Penggunaan APD (Alat

Pelindung Diri) d. Curahan Jam Kerja e. Produktivitas Kerja f. Lama Kerja

g. Kecelakaan kerja

Pendapatan Wanita Pekerja Pemecah Batu

Sumbangan Pendapatan Wanita Pemecah Batu Terhadap Pendapatan Rumah Tangga


(50)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Menurut Nawawi (1994: 63), penelitian deskriptif mempunyai tujuan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Lebih lanjut menurut Singarimbun (1989: 4) penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang lebih cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian, pengangguran, keadaan gizi, preferensi terhadap politik tertentu, dan lain-lain.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa metode deskriptif merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melukiskan atau menggambarkan fenomena dalam pencapaian suatu tujuan dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Dalam penelitian ini, metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti mengenai aktivitas wanita pekerja pemecah batu dan sumbangannya terhadap total pendapatan rumah tangga.


(51)

32

B. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2010: 173), populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut maka populasi dalam penelitian adalah seluruh wanita berstatus kawin pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 44 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2010: 174).

Lebih lanjut Arikunto (2010: 174), untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15 persen atau 20-25 persen atau lebih. Penelitian ini tidak melakukan penarikan sampel, sehingga penelitian ini dinamakan penelitian populasi. Alasan tidak melakukan penarikan sampel karena besarnya populasi hanya 44 orang wanita yang bekerja sebagai pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat dengan jarak tempat tinggal relatif berdekatan yaitu tersebar di 2 dusun sehingga peneliti mampu untuk menelitinya secara keseluruhan. Desa Tambahrejo Barat dijadikan tempat penelitian karena sesuai dengan teknik cluster sampling bahwa dalam sampling tersebut pembagian populasi dengan menggunakan dasar wilayah administrasi pemerintahan maupun batas-batas alam (jalan, sungai, gunung dsb) . Desa ini merupakan desa yang memiliki perbukitan berbatu yang dimanfaatkan warganya sebagai tempat mencari nafkah. Berikut ini merupakan tabel persebaran responden di Desa Tambahrejo Barat.


(52)

Tabel 3. Persebaran Wanita Pekerja Pemecah Batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013

No. Dusun Jumlah Wanita Pemecah Batu Berstatus Kawin (Orang)

Persentase (%) 1.

2.

Dusun II Dusun III

13 31

29,55 70,45

Jumlah 44 100,00

Sumber: Data Pra Survei Bulan Oktober Tahun 2013

Berikut ini merupakan peta persebaran wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.


(53)

(54)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2000: 72). Menurut Arikunto (2010: 161) variabel penelitian diartikan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam penelitian peristiwa/gejala yang akan diteliti atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah aktivitas wanita pekerja pemecah batu meliputi tempat kerja, peralatan kerja yang digunakan, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), curahan jam kerja, produktivitas kerja, lama kerja, kecelakaan kerja, pendapatan wanita pemecah batu, jenis penggunaan pendapatan, dan sumbangan pendapatan wanita pekerja pemecah batu terhadap pendapatan rumah tangga.

2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Suryabrata (2000: 76) definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Definisi operasional variabel yang akan digunakan penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1). Aktivitas Wanita Pekerja Pemecah Batu, meliputi: a. Tempat atau Lokasi Kerja

Tempat atau lokasi kerja yang digunakan oleh wanita pemecah batu dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tempat atau lokasi kerja di area penambangan dan tempat atau lokasi kerja di rumah masing-masing.


(55)

36

b. Peralatan Kerja

Peralatan kerja yang digunakan wanita pemecah batu merupakan semua peralatan yang mendukung kegiatannya memecah batu, di antaranya palu, tenggok, bangku kerja, gelang penahan batu terbuat dari bambu atau karet, dan sebagainya. Peralatan kerja wanita pemecah batu dalam penelitian ini yaitu semua peralatan yang digunakan responden dalam pekerjaannya memecah batu sesuai jawaban responden. Peralatan tersebut kemudian digolongkan menjadi 3 kriteria yaitu peralatan milik sendiri, peralatan menyewa, atau peralatan meminjam.

c. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan APD adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. Alat pelindung diri yang biasa digunakan wanita pemecah batu di antaranya sarung tangan, masker, dan sebagainya (berdasarkan jawaban responden). Dalam penelitian ini penggunaan alat pelindung diri dikategorikan menjadi dua yaitu memakai APD tidak lengkap dan tidak memakai APD.

d. Curahan Jam Kerja

Dalam penelitian ini, yang dimaksud curahan jam kerja adalah rata-rata jam kerja per hari yang dihitung dalam satuan jam yang digunakan wanita pemecah batu untuk kegiatannya memecah batu.


(56)

e. Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja wanita pemecah batu dalam penelitian ini merupakan jumlah batu yang berhasil dipecahkan wanita pemecah batu dalam satuan kubik per jam.

f. Lama Kerja

Lama kerja wanita pemecah batu yaitu lamanya wanita pekerja pemecah batu bekerja menjadi pemecah batu dalam satuan tahun yang dihitung sampai penelitian ini dilakukan.

g. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang dialami responden selama bekerja menjadi pemecah batu berdasarkan jawaban responden. Untuk mengetahui kecelakaan kerja dalam penelitian ini akan diukur dengan menggolongkan responden dalam dua kriteria yaitu pernah mengalami kecelakaan kerja dan tidak pernah mengalami kecelakaan kerja.

2). Pendapatan Wanita Pemecah Batu

Pendapatan wanita pekerja pemecah batu adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh wanita pemecah batu yang dinilai dalam rupiah per bulan.

3). Jenis Penggunaan Pendapatan

Dalam penelitian ini akan ditinjau jenis penggunaan pendapatan yang dikeluarkan oleh wanita pekerja pemecah batu dari hasil memecah batunya, untuk apa saja berdasarkan jawaban responden.


(57)

38

4). Sumbangan Pendapatan Wanita Pemecah Batu

Sumbangan pendapatan wanita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumbangan hasil pendapatan yang diperoleh wanita dari bekerja sebagai pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga. Hal tersebut dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pendapatan wanita pemecah batu yang disumbangkan untuk rumah tangga dibagi dengan jumlah seluruh pendapatan wanita pemecah batu dikali seratus persen.

X =

x 100

Keterangan: X = Persentase sumbangan pendapatan wanita

Proporsi pendapatan wanita pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga dapat dihitung dengan menjumlahkan pendapatan dari hasil kontribusi pendapatan yang diberikan seluruh anggota rumah tangga yang berpenghasilan. Pendapatan inilah yang disebut dengan pendapatan total rumah tangga. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya proporsi pendapatan wanita pekerja pemecah batu yaitu dengan cara besarnya hasil pendapatan dari wanita pekerja pemecah batu yang disumbangkan untuk rumah tangga (pendapatan yang dipakai bersama-sama untuk seluruh keperluan rumah tangga) dibagi dengan pendapatan total rumah tangga kemudian dikalikan seratus persen (100%).

X =

x 100


(58)

Kriteria yang digunakan untuk sumbangan pendapatan wanita yaitu:

a. Persentase sumbangan pendapatan rendah, apabila persentase pendapatan wanita pemecah batu kurang dari 50 persen dari pendapatan rumah tangga.

b. Persentase sumbangan pendapatan tinggi, apabila persentase pendapatan wanita pemecah batu lebih dari atau sama dengan 50 persen dari pendapatan rumah tangga.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Teknik observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap aspek-aspek yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap kondisi dan aktivitas yang mampu teramati dari wanita pemecah batu dalam menyelesaikan pekerjaannya (memecah batu) serta untuk mengetahui lokasi penelitian.

2. Teknik Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 130). Menurut Arikunto (2010: 198), pedoman wawancara terstruktur yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai ceklis.


(59)

40

Wawancara terstruktur merupakan teknik utama yang digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas wanita pemecah batu, pendapatan wanita pemecah batu, jenis penggunaan pendapatan, dan sumbangan pendapatan wanita pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga.

3. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 201). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data sekunder antara lain luas wilayah, penggunaan lahan, iklim, pendidikan, jumlah kepala rumah tangga, pertambahan penduduk, jenis mata pencaharian, dan lain sebagainya pada instansi yang terkait yang mendukung penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis sumbangan pendapatan wanita pekerja pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga yaitu teknik analisis tabel dan persentase. Data yang telah diperoleh dalam penelitian akan dianalisis secara kuantitatif, yaitu dibuat distribusi frekuensinya yang dideskripsikan dalam bentuk tabel kemudian dipersentasikan. Data yang telah didapatkan kemudian diklasifikasikan dan diinterpretasikan untuk memberikan pengertian dari data dalam tabel persentase yang disajikan dan selanjutnya disusun dan dianalisis sebagai hasil laporan penelitian. Adapun rumusan analisisnya adalah sebagai berikut:


(60)

Rumus : % = x 100 Keterangan:

% = Persentase yang diperoleh = Variabel (jawaban responden) N = Jumlah Frekuensi


(1)

5. Mengingat aktivitas pekerjaan memecah batu merupakan pekerjaan yang cukup berat apalagi bagi seorang wanita, disarankan jika memungkinkan lebih baik jika mereka beralih ke pekerjaan lain.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. SUSENAS (Survey Sosial Ekonomi Nasional). BPS. Jakarta. ---. 2008. Monografi Pekon Tambakrejo Barat Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu. Lampung.

---. 2013. Monografi Pekon Tambakrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Indonesia. Jakarta.

---. 2007. Statistik Indonesia. Jakarta. ---. 2012. Statistik Indonesia. Jakarta.

---. 2013. Statistik Daerah Provinsi Lampung. Lampung.

Banowati, Eva dan Sriyanto. 2011. Geografi Pertanian (Minatani). Buku Ajar. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Barrow. M. 2013. Sumber Daya Alam. http://id.wikipedia.org/wiki/2013/03/7-sumber-daya-alam.html. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2013 pukul 14.32 WIB.

Basrowi, dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Budiono, Sugeng, Jusuf, Pusparini Adriana. 2003. Bunga Rampai dan Keselamatan Kerja. Universitas Diponegoro. Semarang.

Charman, Andrew. 2003. Bumi. PT Ikrar Mandiriabadi. Jakarta.

Daldjoeni, N. 1977. Pengantar Geografi Untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah. Alumni. Bandung.


(3)

---. 1987. Pokok-Pokok Geografi Manusia. Alumni. Bandung. ---. 1996. Pokok-Pokok Geografi Manusia. Alumni. Bandung.

De Haan, L.J. 2000. Globalization, Localization, and Suistainable Livelihood. Sociologia Ruralis, Vol.40/No.3, pp.339-365.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. .1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

---. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Fakih, Mansour. 1999. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Penerbit: INSISTPress & Pustaka Pelajar.

Hardjito, Notopuro. 1979. Peranan wanita dalam masa pembangunan di Indonesia. Chalia Indonesia. Jakarta.

Haryanto, Sugeng. 2008. Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek. Jurnal Penelitian Universitas Merdeka Malang. Vol 9 No. 2 Tahun 2008.

Hemas, GKR. 1992. Wanita Indonesia Suatu Konsepsi dan Obsesi. Lyberti. Yogyakarta.

Johnston, R.J. 1981. The Dictionary Of Human Geography. England Backwell Reference. Oxford, USA.

Kartasapoetra. 1987. Pembentukan Perusahaan Industri. Bina Aksara. Jakarta. Katili, J.A. 1983. Sumberdaya Alam Untuk Pembangunan Nasional. Ghalia

Indonesia. Jakarta.

Kurniawan, Budi. 2008. Risk Assesment. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Lembaga Demografi FEUI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Mantra, Ida Bagoes. 1998. Demografi Umum. Pustaka Belajar. Yogyakarta. ---. 2003. Demografi Umum. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Mardikanto, Totok. 1990. Wanita dan keluarga. Tri Tunggal Tata Fajar. Surakarta.


(4)

Martono dan Saidiharjo. 1995. Geografi Penduduk dan Kependudukan. Tiga Serangkai. Solo.

Nawawi, Hadari. 1994. Penelitian Terapan. Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta.

Novari, Setiawati. 1991. Peranan Wanita dalam Pembinaan Budaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Nurhayati, Siti. 2005. Aktivitas Penambangan Batu Kapur Dan Sumbangannyaterhadap Pendapatan Petani Di Desa Tlogotirto Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan. Skripsi. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Pearson, Chris. 2009. Definisi dan Pengukuran Tenaga Kerja. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/produktivitas-kerja-definisi-dan.html. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 21.44.

Penny, D.H., dan Meneth Ginting. 1984. Pekarangan, Petani, dan Kemiskinan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Poerwodarminto. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Rachman, Anita. 1997. Akses dan Kontrol Perempuan Terhadap Ekonomi.

Pustaka Hidayah. Jakarta.

Sadiman, Arief Sukadi. 1993. Metode dan Analisa Penelitian Mencari Hubungan. Erlangga. Jakarta.

Sajogyo, Pudjiwati. 1982. Bunga Rampai Perekonomian Desa. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

---. 1985. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa. CV. Rajawali Press. Jakarta.

Sanusi, Bachrawi. 1984. Mengenal Hasil Tambang Indonesia. PT. Bina Aksara. Jakarta.

Setyaningsih, Yuliani dan Ida Wahyuni, Siswi Jayanti. 2010. Analisis Potensi Bahaya Dan Upaya Pengendalian Risiko Bahaya Pada Pekerja Pemecah Batu. Jurnal Penelitian Universitas Diponegoro. Vol 9 No. 1 Tahun 2010.

Singarimbun, Masri dan D.H. Penny. 1984. Penduduk dan Kemiskinan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Singarimbun, Masri. 1989. Metode dan Proses Penelitian, Metode Penelitian Survai, Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (editor). LP3ES. Jakarta.


(5)

Soleha, Amalia. 2011. Kontribusi Kerajinan Anyaman Bambu Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Pokok MinimumKeluarga Petai Sawah Tadah HujanDi Desa Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Subarjo. 2004. Meteorologi dan Klimatologi. Buku Ajar. Program Studi

Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sudarmi. 2011. Mineralogi dan Petrologi. Buku Ajar. Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sulistiyanto, Aris. 2013. Analisis Usaha Perempuan Pemecah Batu Dan Kontribusinya Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Di Desa Rebug Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Alumni. Bandung.

Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989. Geografi Regional Indonesia. Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sumadi. 2003. Filsafat Geografi. (Diktat). Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sumardi, Mulyanto dan Hans Dieter Ever. 1985. Sumber Pendapatan Kebutuhan Pokok dan Perilaku Menyimpang. CV. Rajawali. Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2000. Metode Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik. Buku Ajar. Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ulinhana, Fatmah Nur. 2011. Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Menopang Penghasilan Keluarga Pada Buruh Kerajinan Tanduk Kerbau dan Sapi di Desa Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Tesis. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Semarang.


(6)

UU. RI. Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang. Badan Perencanaan dan Tata Ruang Daerah.

UU. RI. Nomor 56 Tahun 1960 Tentang Kepadatan Penduduk.

Wardiyatmoko, K. 2006. Geografi Untuk SMA Kelas XII. Erlangga. Jakarta. Widodo. 2013. Tambakrejo Barat Kaya Tambang Batu. Surat Kabar Harian

Lampung Post. Bandar Lampung. (Kamis, 14 Maret 2013, Kolom 3 Halaman 6).

Yuliani. 2008. Sumbangan Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pengrajin Kain Songket Di Desa Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan Tahun 2008. Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

SUMBANGAN PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PENGRAJIN KAIN SONGKET TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TANJUNG PINANG 1 KECAMATAN TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN TAHUN 2008

0 6 14

SUMBANGAN PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PENGRAJIN KAIN SONGKET TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TANJUNG PINANG 1 KECAMATAN TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN TAHUN 2008

0 6 14

AKTIVITAS WANITA PEKERJA PEMECAH BATU DAN SUMBANGANNYA TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TAMBAHREJO BARAT KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2014

0 11 71

AKTIVITAS WANITA PEKERJA PEMECAH BATU DAN SUMBANGANNYA TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TAMBAHREJO BARAT KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2014

0 10 70

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI PADI (Oryza sativa) DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

5 27 73

DESKRIPSI KONTRIBUSI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PENJAHIT KAIN PERCA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA DI KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2013

2 12 54

DESKRIPSI KONTRIBUSI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PENJAHIT KAIN PERCA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA DI KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2013

0 22 52

Aktivitas Penambangan Batu Kapur dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Petani di Desa Tlogotirto Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan.Jurusan Geografi

3 15 74

PERAN AKTIF WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN: STUDI KASUS PADA WANITA PEMECAH BATU DI PUCANGANAK KECAMATAN TUGU TRENGGALEK

0 2 12

Profil Industri Kerajinan Dulang dan Sumbangannya terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani di Desa Pengotan Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli.

0 0 9