Audit internal pada BUMD

8 Peran dan tugas auditor internal yang tertulis dalam Angus, et. Al, 2009 yang meneliti tentang efektivitas internal audit pada sektor publik di Nigeria adalah: 1. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan dewan, dalam menyediakan informasi tentang kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal dan kualitas kinerja. 2. Auditor internal memastikan kepatuhan terhadap semua keuangan, personalia, pemberian pinjaman, pengolahan data, kebijakan dan prosedur administratif lainnya, serta ekonomi, efisiensi dan efektivitas tentang sumber daya yang digunakan. 3. Audit internal merupakan alat control manajemen utama untuk memberikan keyakinan kepada manajamen bahwa informasi keuangan diserahkan kepada manajemen untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang handal, akurat dan berdasarkan catatan yang handal dan dinyatakan untuk memberikan informasi tentang kekurangan dalam organisasi ataupun sistem pengendalian internal, serta menyoroti pratek manajemen yang memerlukan tindakan korektif. Tanggung jawab lainnya adalah: 1. Untuk meninjau, mengevaluasi dan melaporkan kecukupan atau kerangka pengawasan keuangan yang ada di badan dan efisiensi dalam menjamin properti, kehati-hatian, kelengkapan dan keakuratan kegiatan instansi bersangkutan dan transaksi. 2. Untuk melaksanakan audit yang lengkap dan berkelanjutan dari rekening dan catatan pendapatan, pengeluaran, tanaman, toko-toko dan properti lainnya. 3. Untuk mengevaluasi apakah kinerja aktual dalam kerangka kontrol didirikan keuangan audit kepatuhan.

2.2. Audit internal pada BUMD

Pengawasan pada BUMD dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati dan meneliti proses kegiatan dari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan serta melakukan tindakan yang diperlukan untuk memeriksa, mencegah, memperbaiki penyimpangan yang terjadi agar sesuai dengan rencana pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Pengawasan terhadap BUMD dapat dilakukan oleh Dewan Pengawas dan manajemen atau pengelola BUMD itu sendiri melalui Satuan Pengawas Intern serta oleh pihak luar atau ekstern yaitu Bank Indonesia dan Akuntan Publik. Pengawas terus menerus berkembang, terutama dengan adanya pengelolaan BUMD dan pengendalian resiko yang sehat. BUMD harus bisa menciptakan suatu pengendalian 9 untuk operasionalnya sendiri yaitu dengan menciptakan pengendalian internal. Untuk diyakininya bahwa pengendalian internal itu sudah dilakukan dengan baik perlu dilakukan suatu audit oleh pihak internal sendiri yaitu internal audit. Dengan semakin berkembangnya BUMD tersebut, maka rentang kendali antara Direksi dan Dewan Pengawas dengan para pelaksana operasional semakin lebar dan komplek, sehingga fungsi internal audit diharapkan dapat menjadi penghubung antara keduanya, terutama membantu Direksi dalam mengamankan kegiatan operasional yang melibatkan dana dari masyarakat luas untuk meyakinkan bahwa penyelenggaraan kegiatan BUMD berjalan secara efisien, efektif, ekonomis, lancar, aman dan tertib. Dewan pengawas berasal unsur pejabat pemerintah daerah yang ditunjuk langsung oleh pemerintah untuk menjamin agar pemerintahan kota atau kabupaten dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan rencana dan aturan undang-undang yang telah ditetapkan. Tugas Dewan Pengawas adalah melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan pengelolaan BUMD, sehingga BUMD dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Dalam melakukan pengawasan terhadap BUMD, Dewan Pengawas menggunakan SPIP sebagai acuan kerjanya. Menurut Johnson 1996 dalam Effectiveness of Internal Audit as Instrument of Improving Audit internal, tugas-tugas umum auditor internal meliputi : 1. Salinan audit tentang laporan dari akun yang disampaikan dalam tata cara penulisan yang ditentukan bersama-sama dengan laporan kepada menteri atau sekretaris Negara. 2. Para auditor harus menyatakan apakah akun menurut mereka dapat memberikan pandangan yang benar dan adil sesuai terhadap urusan operasi. 3. Auditor harus menyatakan apakah akun tersebut telah memberikan semua informasi yang diperlukan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 4. Para auditor biasanya akan melaporkan jika mereka tidak puas dengan aspek dalam laporan keuangan. Agar memperkuat dan menilai apakah BUMD telah menerapkan SPIP Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan baik menurut peraturan pemerintah, maka dilakukan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintahan. Lingkup pengaturan pengawasan intern mencakup kelembagaan, tugas, kompetensi SDM, kode etik, standart audit, pelaporan. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis, 10 penyelenggaraan, sosialisasi, pendidikan, dan pelatihan, serta bimbingan dan konsultasi SPIP, dan peningkatan kompetensi auditor selaku aparat pengawas internpemerintah. Penasehat IIA 2004 menyatakan bahwa auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya. Kurangnya kopetensi dan pengetahuan tentang audit adalah masalah utama yang dihadapi oleh fungsi audit internal. National Audit Departemen NAD 2007 dalam The Effectiveness of Internal Audit in Malaysian Public Sectormengungkapkan bahwa banyak petugas melakukan audit internal di pemerintah daerah tidak memiliki pengetahuan dan eksposur pada teknik yang tepat. Masalah utama yang biasa di hadapi oleh fungsi audit internal adalah kurangnya staf audit, staf audit yang kurang memadai adalah peringkat pertama dan dianggap sebagai kemunduran besar yang dapat menahan efektivitas fungsi audit internal di sektorpublik. Tanggapan lebih lanjut fungsi audit internal dalam sektor publik juga kurangnya kerjasama antara pengawas. Kurangnya kerjasama antara pengawas dapat menghambat upaya untuk mencapai pekerjaan audit internal yang efektif, dengan alasan bahwa tanpa penuh kerjasama dari pengawas maka akan sulit bagi auditor internal untuk memiliki akses penuh ke semua kegiatan dan catatan. Menurut Mihret dan Yismau 2007 dalam penelitian Ahmad, et al 2009, kurangnya perhatian dari manajemen dapat mengirim salah sinyal tentang pentingnya jasa internal auditor. Selain kurangnya perhatian dari manajemen, masalah lain bahwa kurangnya pemahaman tentang peran dan tanggung jawab fungsi audit internal adalah faktor lain yang berkontribusi terhadap kurangnya kerjasama antara fungsi audit internal. Hal ini didukung oleh temuan dari penelitian sebelumnya dimana hampir 75 dari negara-negara dan badan- badan pemerintah daerah cukup setuju bahwa kurangnya pemahaman peran fungsi audit internal sebagai fungsi penilai independen dalam suatu organisasi. Responden pada penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa diantara masalah yang dihadapi oleh fungsi audit internal dalam sektor publik yang menghambat efektivitas mereka adalah bahwa staf pengawas kurang dalam hal pelatihan yang mengakibatkan berpengaruh terhadap kompetensi dan pengetahuan tentang praktek pengawasan dan teknik audit. Pencapaian optimalisasi terhadap keberhasilan hasil pengawasan sangat ditentukan oleh prestasi kerja para pengawasnya, Oleh karena itu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja para auditor internal sangat mempengaruhi pula pada hasil pengawasannya. Dari penelitian sebelumnya The Effectiveness of Internal Audit in Malaysian Public Sector Hung dan HAN 1998 menyatakan terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit internal di instansi pemerintahan,diantaranya sikap positif dari kontroler 11 untuk pekerjaan audit internal, pendidikan yang dirancang dengan baik dan pelatihan auditor internal yang berguna untuk meningkatkan kinerja manajemen, maka dari itu Dewan Pengawas harus dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor penting terhadap berkontribusi fungsi audit internal, antara lain keterampilan interpersonal, komitmen auditor internal, dukungan dari komite auditor internal, dukungan dari komite audit, audit kinerja dan integritas, departemen audit efisiensi, audit kompetensi, pengetahuan auditor internal terhadap operasi bisnis perusahaan dan industri. Auditor yang kemandiriannya ditemukan dapat menjadi atribut penting yang dapat memberikan kontribusi terhadap fungsi audit internal. Dukungan dari manajemen puncak adalah pertimbangan yang signifikan untuk memastikan tindakan yang diambil atas temuan audit internal. Dalam penelitian Ahmad, et al., 2009 responden menyatakan bahwa tanpa dukungan dari manajemen puncak auditor sulit untuk memperkuat fungsi audit internal dalam suatu organisasi. Responden berharap agar manajemen puncak akan memfasilitasi departemen audit internal dengan staf audit yang memadai, sumber daya lebih baik dan merekomendasi staf yang terampil dan berpengalaman. Responden pada penelitian tersebut juga mengatakan bahwa kecukupan sumber daya sangat penting, seperti jumlah staf yang memadai, fasilitas dan anggaran yang penting bagi pengawas untuk melakukan tanggung jawabnya sebagai auditor internal. Temuan ini juga mengungkapkan bahwa kerjasama antara auditor dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai auditor internal sangat penting. Persepsi umum dari responden adalah auditor internal hanya tertarik untuk menemukan kesalahan orang lain dan dapat memperbaiki jika auditor memahami peran, fungsi, dan tanggung jawab audit internal. Dengan demikian, auditor internal sendiri perlu mempromosikan peran audit internal dan manfaatnya sehingga pihak luar fungsi dari audit internal dapat menghargai kontribusi mereka terhadap pencapaian keseluruhan tujuan organisasi. Secara ekonomi, audit internal dimaksudkan untuk konsumsi internal dengan berbagai manfaat sosial ekonomi.Dalamsektor publik menurut Azubike 2002 dalam Effectiveness of Internal Audit as Instrument of Improving Audit internal, pengendalian internal sangat efektif dalam meningkatkan keandalan akuntansi data dan dalam melindungi terhadap penipuan, hal tersebut mengimplikasikan ekonomi dari suatu audit tidak efektif. Hal-hal yang biasa menjadi alasanketidakefektifan audit internal dalam manajemen sektor publik adalah sebagai berikut : 12 a. Lack of audit manual: tidak adanya panduan standar audit internal dan rencana audit kerja secara terperinci akan mempengaruhi kualitas pekerjaan audit terutama untuk audit internal baik non-akuntan ataupun akuntan yang non-qualified. b. Non-Career Auditors and lack of growth prospect: karir auditor yang memenuhi syarat professional akuntan memiliki level atau status dibawah dengan yang dimiliki oleh rekan- rekan professional mereka di departemen keuangan sebagai auditee. Hal ini memberikan auditee keuntungan dan perasaan superioritas kepada auditor internal maka mereka dapat menahan akses auditor untuk mendapatkan informasi dengan ketidakseimbangan proses arus informasi sehingga informasi yang didapatkan auditor adalah informasi yang mereka ingin sediakan untuk auditor lihat. c. Reporting structure and professional independence: pada masa lalu auditor internal merupakan sebuah unit dari accounts department, tetapi untuk menjamin independensi auditor, auditor internal harus melaporkan langsung kepada kepala eksekutif. Perubahan ini berdampak negatif karena kebanyakan kepala eksekutif merupakan pemegang jabatan politik, yang tidak memiliki kepentingan permanen dan mengarah ke non-komitmen untuk laporan audit internal. d. Scope of work: tidak adanya definisi yang tepat dari tugas, hak, keistimewaan dan keterbatasan auditor internal sehingga dapat menghambat auditor untuk melakukan tugasnya dengan hasil yang memuaskan. e. Privileges of office: kurangnya upah yang memadai dan pra-syarat kantor telah membuat beberapa auditor internal ikut andil dalam melakukan kecurangan. f. Hazards of office: faktor lain yang menghambat efisiensi audit internal adalah resiko yang dihadapi oleh auditor internal yang jujur dan berprinsip. Auditor mungkin akan dihadapkan pada masalah-masalah yang dapat mengganggu kehidupan dan sifat dari auditor internal. Kinerja Dewan Pengawas sebagai auditor internal di BUMD dapat dikatakan baik apabila Dewan Pengawas dapat menjamin bahwa tidak terdapat penyimpangan atau penyalahgunaan atas aset pemerintah yang dilakukan oleh BUMD terkait, dan dapat melakukan perbaikan di area-area yang harus memerlukan perbaikan agar untuk periode berikutnya BUMD dapat berjalan dengan lebih baik lagi. Apabila Dewan Pengawas telah menjamin bahwa BUMD telah menerapkan SPIP dengan baik dan sesuai dengan visi, misi, 13 dan tujuan yang telah direncanakan serta sesuai dengan peraturan pemerintah maka kinerja Dewan Pengawas sebagai auditor internal terhadap BUMD telah dilakukan dengan baik. 3. Metode Penelitian 3.1 Jenis Data dan Sumber Data