Leverage T1 232010137 Full text

12

3. Leverage

Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total asset. Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai utang perusahaan. Semakin besar rasio laverage maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan menggunakan prosedur yang meningkatkan laba yang dilaporkan periode sekarang atau laporan keuangan cenderung disajikan tidak konservatif Cynthia dan Desi, 2010. Rasio leverage dihitung seperti di bawah ini: Rumus: leverage = Model Regresi Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: DTACt = α + β1 Konservatisme + β2 KI + β3 UKP + β4 ROE + β5 LEV +e Keterangan: DTACt = Discretionary Accruals LEV = Leverage Konservatisme = Konservatisme β1 - β6 = Koefisien Regresi KI = Kepemilikan institusional α = Konstanta UKP = Ukuran Perusahaan ROE = Kinerja Perusahaan 13 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Mengenai Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2009-2012 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory ICMD dan www.idx.co.id . Proses pemilihan sampel menghasilkan 22 perusahaan untuk periode penelitian 2009 sampai dengan tahun 2012 yang menghasilkan total sampel keseluruhan berjumlah 88 perusahaan. Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel Keterangan Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar tahun 2009-2012 143 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan lengkap 13 Perusahaan yang menerbitrkan laporan keuangan dengan mata uang asing 24 Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan institusi 58 Jumlah Perusahaan 48 Total sampel 48x4 tahun 192 Uji Outlier 104 Total Sampel yang diuji 88 Sumber data : Seluruh Perusahaan Manufaktur Tahun 2009-2012 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang merupakan syarat untuk model regresi telah dilakukan dan diperoleh kesimpulan, bahwa semua asumsi telah terpenuhi berdasarkan hasil sebagai berikut Lampiran: 1. Uji normalitas dengan menggunakan hasil milik kolmogorov-smirnof dan diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi lebih besar dari α= 5, maka disimpulkan data telah terdistribusi secara normal. 2. Uji autokorelasi dengan menggunakan nilai milik durbin watson menunjukkan bahwa nilai durbin watson dengan 5 variabel sebagai 14 prediktor berada diantara du dan 4-du, maka data dalam penelitian ini telah terbebas dari autokorelasi. 3. Nilai Variance Inflation Factor untuk masing-masing variabel independen memiliki nilai kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing data yang mewakili sebagai variabel independen telah terbebas dari multikolinearitas. 4. Pada pola scatterplot yang tersaji menunjukkan bahwa terdapat titik-titik yang menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tersebut terbebas dari heterokedastiditas. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan 2 variabel independen yaitu konservatisme X 1 dan kepemilikan institusional X 2 . Sedangkan, variabel dependen dalam penelitian ini adalah Discretionary Accruals Y, serta variabel controlnya adalah ukuran perusahaan, kinerja ROE, dan Leverage. Analisis statistik deskriptif untuk menjelaskan variabel dependen dan independen dalam penelitian ini, dinyatakan dalam tabel 2 sebagai berikut: TABEL 2 DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN Variabel Penelitian N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi Discretionary Accruals 88 -2,158 1,958 0,00000 0,982607 Konservatisme 88 -2.065.640 1.427.173 -23.216,09 403.937,589 Kepemilikan Institusional 88 4,710 95,110 41,48023 26,202087 Ukuran Perusahaan 88 25,157 31,714 27,92749 1,503244 ROE 88 -2,063 0,889 0,07517 0,291042 Leverage 88 0,126 0,975 0,43357 0,196396 Sumber data : Data Sekunder Yang Diolah. Dari segi karakteristik, perusahaan manufaktur di Indonesia yang melakukan manajemen laba Discretionary Accruals dalam bentuk penurunan laba adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar -2,158 dan yang melakukan manajemen laba dalam bentuk kenaikan laba adalah PT Sierad Produce Tbk sebesar 1,958. Sedangkan perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi konservatif adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar - 2.065.640 dan perusahaan yang menerapkan prinsip laporan keuangan yang 15 optimis yang menghasilkan akrual positif adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar 1.427.173. Sedangkan kepemilikan saham oleh institusional yang terendah dalam penelitian ini dimiliki oleh PT Multi Prima Sejahtera, yaitu sebesar 4,71 dan perusahaan yang sahamnya dimiliki institusional paling tinggi adalah PT Tempo Scan Pasific yaitu sebesar 95,11. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Pengaruh Konservatisme dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba. TABEL 3 Regresi Kebijakan Konservatisme Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Variabel Penelitian Koefisien Regresi T Sig. Konstanta 0,306 0,158 0,875 Konservatisme 7,93E-04 3,109 0,003 Kepemilikan Institusional -0,007 -1,898 0,061 Ukuran Perusahaan 0,006 0,086 0,931 ROE -0,348 -0,885 0,379 Leverage -0,295 -0,512 0,610 R.Square= 0,166 Adjusted R.Square=0,115 F=3,259 Sig. F=0,010 Sumber data : Data Sekunder Yang Diolah. Berdasarkan tabel 3 diatas, nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,115 11,5. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen, yaitu konservatisme dan kepemilikan institusional didalam menjelaskan variabel dependen, yaitu manajemen laba earnings management hanya sebesar 11,5 dan sisanya yaitu sebesar 88,5 dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian, misalnya saja variabel-variabel yang berkaitan dengan corporate governance, seperti kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, serta komite audit. Berdasarkan hasil pengujian regresi yang terdapat pada tabel 3, maka konservatisme yang berperan sebagai variabel independen, memiliki nilai p-value sebesar 0,003 0,3. Dengan kecenderungan α= 5, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 yaitu konservatisme akuntansi memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba earnings management tidak didukung secara statistik. Artinya, meskipun perusahaan manufaktur di Indonesia menggunakan akuntansi 16 konservatif, tidak menjamin bahwa manajemen laba bisa berkurang. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang konservatif akan merespon bad news lebih cepat dibanding good news, sehingga perusahaan-perusahaan ini cenderung melakukan manajemen laba untuk menghindari kerugian lebih jauh Lasdi, 2008. penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Abed et al.,2012 yang menyatakan bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dalam penelitian Penman dan Zhang 2002 menyatakan bahwa ketika perusahaan meningkatkan investasi, maka akuntansi konservatif menyebabkan laporan laba lebih rendah yang menciptakan unrecorded reserves yang memberikan manajemen flexibilitas untuk melaporkan laba lebih banyak dimasa depan. Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian Watts 2003 dalam Yenti dan Syofyan 2013 yang menyatakan bahwa konservatisme akuntansi dapat meningkatkan kualitas laba, atau dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan penyajian laba yang tidak overstate. Berdasarkan hasil pengujian, kepemilikan institusional dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini didukung dengan penelitian Ujiyantho dan Pramuka 2007, Kusumaningtyas 2012, dan Agustia 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional belum mampu mengontrol pihak manajemen untuk tidak melakukan manajemen laba. Hal ini dibuktikan juga dari besarnya nilai kepemilikan institusional dan manajamen laba oleh perusahaan Indofarma Tbk, yaitu kepemilikan institusional sebesar 80,66 persen dan manajemen laba sebesar 1,824. Menurut Porter 1992 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007 menyatakan bahwa institusional adalah pemilik yang lebih memfokuskan pada current earnings. Akibatnya manajer terpaksa melakukan tindakan yang dapat meningkatkan laba jangka pendek, misalnya dengan melakukan manipulasi laba Ujiyantho dan Pramuka, 2007 dan hal ini juga dikarenakan investor institusional tidak berperan sebagai sophiscated investors yang memiliki lebih banyak kemampuan dan kesempatan untuk memonitor dan mendisiplinkan manajer agar 17 lebih terfokus pada nilai perusahaan, serta membatasi kebijakan manajemen dalam melakukan manipulasi laba, melainkan berperan sebagai pemilik sementara yang lebih terfokus pada current earnings Yang et al., 2009 dalam Agustia,2013. Transient Investors justru akan membuat pihak manajer mengambil kebijakan agar bisa mencapai target laba yang diinginkan para investor Chew dan Gillan, 2009 dalam Agustia, 2013. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Tarjo 2007 dan Indriastuti 2012 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian, untuk variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan UKP memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Hasil untuk ukuran perusahaan konsisten dengan penelitian Mahiswari dan Nugroho 2010 yang mengatakan bahwa belum tentu perusahaan- perusahaan kecil cenderung melakukan manajemen laba. Variabel kontrol yang kedua, yaitu Kinerja ROE memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Meski tingkat kinerja didalam menghasilkan laba sudah baik, manajer tetap melakukan manajemen laba, baik untuk memenuhi kepentingan manajer itu sendiri atau untuk memenuhi kepentingan para pemegang saham. Leverage Leverage memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Hasil untuk leverage konsisten dengan penelitian Widaryanti 2009. Menurut Calrson dan Chenchuramaiah, 1997:191 dalam Widhianningrum 2012 leverage tidak berpengaruh secara signifikan dikarenakan ketika proporsi hutang lebih kecil, perjanjian hutang mungkin tidak terlalu keras, dan mungkin perusahaan tidak menggunakan perataan laba. 18 KESIMPULAN Tujuan dari penelitian ini adalah menginvestigasi pengaruh kebijakan konservatisme, dan kepemilikan institusional terhadap manajemen laba earnings management pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI untuk periode 2009-2012. hasil penelitian yang telah dilakukan adalah: 1 kebijakan konservatisme berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba; 2 kepemilikan institusional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba; dan 3 semua variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan, kinerja, dan leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Implikasi Penelitian 1. Bagi Perusahaan. Pelaksanaan mekanisme corporate governance yang optimal dan baik mampu mengendalikan pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan, sehingga hal ini mampu menekan dan mengurangi masalah-masalah keagenan antara pihak pemilik perusahaan principle dan manajer perusahaan agent, sehingga tindakan manipulasi laba atau manajemen laba bisa berkurang.

2. Bagi Investor