f. Maintainability:
g. berkaitan dengan usaha yang diperlukan untuk menemukan
dan mengatasi kesalahan di dalam program. Flexibility Fleksibel:
h. berkaitan dengan usaha yang diperlukan untuk
mengubah program yang beroperasi. Testability:
i. berkaitan dengan usaha yang diperlukan untuk menguji sebuah
program untuk memastikan bahwa program tersebut berfungsi sebagaimana mestinya.
Portability:
j. berkaitan dengan usaha yang diperlukan untuk dapat mentransfer
sebuah program dari sebuah lingkungan perangkat keras atau lunak tertentu ke lingkungan yang lain.
Reusability:
k. berkaitan dengan bagaimana sebuah bagian program dapat
digunakan kembali di dalam program lain. Interoperability:
E. Kualitas Correctness
berkaitan dengan usaha yang diperlukan untuk menghubungkan sebuah sistem dengan sistem yang lain.
Suatu program harus beroperasi dengan benar dengan parameter sejauh mana perangkat lunak dapat melakukan fungsi yang dibutuhkan. Ukuran yang
paling umum untuk menilai faktor correctness atau kebenaran adalah error per KLOC kilo lines of code, di mana cacat pada program didefinisikan sebagai
ketidaksesuaian antara kode dengan persyaratan perangkat lunak. Ketika menilai kualitas keseluruhan produk perangkat lunak, error didefinisikan
sebagai masalah yang dilaporkan oleh pengguna program setelah program telah dirilis untuk penggunaan umum. Pressman, 2010.
Terdapat beberapa macam metode pengukur kebenaran per KLOC, di antaranya adalah teori dari McConnell McConnell, 2004 yang dijabarkan pada
tabel 1: Tabel 1. Perkiraan Jumlah error KLOC Teori McConell
Ukuran Project Line of Code LOC Perkiraan Jumlah error
Lebih kecil dari 2K 0 – 25 error KLOC
2K – 16K 0 – 40 error KLOC
16K – 64K 0.5 – 50 error KLOC
64K – 512K 2 – 70 error KLOC
Lebih dari 512K 4 – 100 error KLOC
Selain teori dari McConnell di atas, terdapat pula teori metode pengukuran kebenaran kode per KLOC versi Pressman Pressman, 2010, h. 709
yang dijabarkan pada tabel 2: Tabel 2. Perkiraan Jumlah Error KLOC Teori Pressman
No Metode
Rumus 1
Watson – Felix Model E = 5.2 x KLOC
0.91
2 Bailey-Basili Model
E = 5.5 + 0.73 x KLOC
1.16
3 Boehm Simple Model
E = 3.2 x KLOC
1.05
4 Doty Modeluntuk KLOC9
E = 5.28 x KLOC
1.047
F. Kualitas Functionally
Functionally merupakan faktor kualitas yang menunjukan tingkat kemampuan menyediakan fungsi – fungsi yang diharapkan sehingga dapat
memberikan kepuasan kepada pengguna Pressman, 2010. Faktor kualitas functionally dapat diuji dengan analisis fungsionalitas
dari setiap komponen dari suatu perangkat lunak. Terdapat beberapa metode pengujian fungsionalitas. Salah satunya adalah metode black-box testing yang
merupakan merupakan metode yang cocok untuk melakukan pengujian fungsionalitas perangkat lunak. Dalam bukunya, Pressman 2010 menjelaskan
bahwa black-box testing, atau juga disebut behavioral testing, adalah testing yang terfokus pada kebutuhan fungsional dari suatu perangkat lunak. Pengujian ini
memungkinkan analis sistem memperoleh kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program.
James Bach dalam tulisanya “General Functionality and Stability Test Procedure for Certified for Microsoft Windows Logo Desktop Applications
Edition” 2005, h. 4 membagi fungsi dalam sebuah perangkat lunak menjadi dua yaitu: primaryfunction fungsi primer dan contributingfunction fungsi
pendukung. Fungsi primer merupakan fungsi yang utama dalam perangkat lunak, kesalahan dalam fungsi ini akan membuat perangkat lunak tidak layak atau
tidak dapat digunakan. Sedangkan fungsi pendukung merupakan fungsi yang memberikan kontribusi pada perangkat lunak, tetapi bukan merupakan fungsi
utama.
Dalam kaitanya dengan standar yang digunakan untuk menentukan apakah sebuah perangkat lunak lolos dalam pengujian faktor kualitas
functionality, Bach, 2005, h. 5 dalam tulisanya yang berjudul “General Functionality and Stability Test Procedure for Certified for Microsoft Windows
Logo” memberikan gambaran bagaimana suatu perangkat lunak dapat dikatakan memenuhi faktor kualitas functionally dalam program Windows Logo
Certification. Tabel 3 di bawah ini menunjukkan kriteria kelolosan: Tabel 3. Kriteria Kelolosan dalam Aspek Functionally.
Kriteria Lolos Kriteria Gagal
1. Setiap fungsi primer yang diuji
berjalan sebagaimana mestinya.
2. Jika ada fungsi pendukung yang
tidak berjalan sebagaimana mestinya, tetapi itu bukan
kesalahan yang serius dan tidak berpengaruh pada penggunaan
normal. 1.
Paling tidak ada satu fungsi primer yang diuji tidak berjalan
sebagaimana mestinya. 2.
Jika ada fungsi pendukung yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya dan itu merupakan
kesalahan yang serius dan berpengaruh pada penggunaan
normal.
G. Kualitas Usability