ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI KABUPATEN BANTUL

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI KABUPATEN BANTUL ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING THE COMPETITIVENESS OF

SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES (SMEs) IN BANTUL

Oleh

ANNISA DIANA HAQ 20120430095

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI KABUPATEN BANTUL ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING THE COMPETITIVENESS OF

SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES (SMEs) IN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

ANNISA DIANA HAQ 20120430095

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii Motto “Unlimited You”

“banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari bahwa dekatnya mereka

dengan keberhasilan disaat mereka menyerah” (thomas alva

Edison)

“Dan janganlah kamu berputus asa daripada Rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputud asa daripada Rahmat Allah melainkan orang-orang yag

kufur” (Q.S. Yusuf 87)

“Barang siapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga”


(4)

iii Persembahan

Alhamdulillah... Ungkapan rasa syukurku pada-Mu ya Allah SWT atas segala ridhaMu untuk Nisa dalam meyelesaikan Skripsi ini. Segenap cintaku Persembahkan kepadaMU baginda Nabi Muhammad SAW, nabi yang telah membawa agamaku dari jurang kebodohan menuju kehidupan yang indah ini. Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya kecil ini untuk Mama dan Papa yang telah memberikan kasih sayang, doa yang tiada henti untuk aku, segala dukungan dan cinta kasihnya yang tak terhingga yang tiada mungkin akan ku balas dengan hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan rasa cinta dan persembahan. Hari ini aku berhasil membuktikan aku bertanggung jawab pada diriku sendiri dan aku menghargai kerja keras kalian hingga aku sampai pada posisi ini. Hanya doa setelah sholatku yang dapat aku berikan untuk membalas semua jasa-jasamu.

Sebagai rasa sayang dan cinta kasih yang paling banyak ku persembahkan kepada Kakek ku yang selalu memeberikan dukungan moril dan materil. Ku persembahkan perjuanganku dalam menuntut ilmu kepada Kakek. Maav jika cucumu ini masih belum bisa kebaikan dan cinta yang kakek berikan. Terima kasih Kakek selalu medukung dan mencintai cucumu ini.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, Amin.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul”.

Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mengembangkan kembali potensi-potensi yang di miliki oleh para pelaku UKM kerajinan di Kabupaten Bantul dan dapat memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus dosen pebimbing, Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si yang telah memberikan kelancaran, saran serta bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dosen-dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiya Yogyakarta.

3. Mama Siti Nurhidayati, Bapak Cholid Barwadi yang telah memberikan kasih sayang tulus, do’a, moril dan materil kepada anak perempuan kesayangannya ini.

4. Adikku Rijal yang selalu memeberikan dukungan dan semangat kepada kakak tersayangnya untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Budhe dan Pakdhe Lasa Harsana yang selalu memberi semangat dan perhatiannya sebagai pengganti kedua orangtua penulis di Yogyakarta.

6. Pamungkas Mohamad yang manjadi alasan utama penulis untuk segera menyelsaikan Skripsi ini. Terimakasih untuk kesabaran, perhatian dan ketulusannya untuk selalu ada dalam keadaan suka maupun duka.


(6)

v

7. Irbawanti Pungki yang telah membantu dan menemani penulis dalam menyelesaikan segala kebutuhan data pada skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

8. Aszalika Raisa sahabat terbaikku yang selalu sabar mendengarkan segala keluhanku dan memberikan semangat agar terselesaikannya skripsi ini.

9. Wynda Karina Putri sahabat terbaikku yang selalu menemani dan telah mengorbankan waktu luangnya agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabatku Geng 9 (Syari sevia, Dina Budhiartie, Nurul Hasanah, Putri Tunjung, Putri Paringga, Endah Giantrisna, Tsamrotul Fuadah dan Witri Karisma. Dan Geng Ayam (Meisya, Kikin, Calista dan Aszalika) sahabat yang tak pernah terlupakan. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dan terluar biasa yang selalu ada disaat suka maupun duka dan terimakasih untuk omelan, dukungan dan semangatnya agar terselesaikannya skripsi ini

11. Teman-Teman KKN 95

12. Teman-teman angkatan Ilmu Ekonomi 2012.

13. Keluarga besarku, sahabat-sahabatku serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberi motivasi, bantuan dan kemudahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 29 Agustus 2016


(7)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Teori Daya Saing... 11

B. Penegertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 16

C. Keterkaitan Antar Variabel ... 19

a. Keunggulan Produk dan Daya Saing ... 19

b. Inovasi dan Daya Saing ... 20

c. Sumber Daya Manusia dan Daya Saing ... 21

d. Pemasaran Secara TI ... 22

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 23

E. Hipotesis ... 24


(8)

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Objek Penelitian ... 26

B. Jenis Data ... 26

C. Teknik Pengambilan Populasi atau Sampel ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Devinisi Operasional Variabel ... 29

1. Definisi Variabel Penelitian ... 29

a. Variabel Tergantung (Variabel Dependent) ... 29

b. Variabel Bebas (Variabel Independent) ... 39

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 32

1. Uji Validitas ... 32

2. Uji Reliabilitas ... 33

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 34

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 34

H. Uji Asumsi Klasik ... 35

a. Uji Multikolinearitas ... 35

b. Uji Heteroskedastisitas ... 35

c. Uji Normalitas ... 36

3. Uji Statistik ... 36

a. Uji F ... 36

b. Uji T ... 37

c. Koefisien Determinasi (R2) ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 39

A. Profil Kabupaten Bantul ... 39

1. Tinjauan Geografis ... 39

2. Penduduk Kabupaten Bantul ... 41

3. Ketenagakerjaan ... 43

B. Tinjuan Ekonomi ... 44

1. Perindustrian ... 44

2. Tinjauan Sosial Perindustrian ... 46


(9)

xiii

1. Pendidikan ... 46

D. Keadaaan UKM dan Koperasi di Kabupaten Bantul ... 47

1. Koperasi dan Usaha Menengah ... 50

E. Karakteristik Responden ... 59

1. Umur Responden ... 59

2. Jenis Kelamin ... 60

3. Pendidikan Responden ... 61

4. Kuesioner yang Disebar ... 62

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Uji Kualitas Instrumen ... 63

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 63

1) Uji Validitas ... 63

a) Daya Saing ... 63

b) Keunggulan produk ... 64

c) Inovasi ... 65

d) Sumber Daya Manusia ... 66

e) Pemasaran Secara TI ... 66

2. Uji Reliabilitas ... 67

a) Daya Saing ... 67

b) Keunggulan Produk ... 68

c) inovasi ... 69

d) Sumber Daya Manusia ... 69

e) Pemasaran Secara TI ... 70

B. Hipotesis ... 71

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 71

2. Asumsi Klasik... 74

a) Uji Multikolinearitas ... 74

b) Uji Heteroskedastisitas ... 75

C. Uji Normalitas ... 76

D. Uji Statistik ... 77


(10)

xiv

b) Uji t ... 77

c) Uji Koefisien Determinasi ... 79

E. Pembahasan ... 79

BAB VI PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

C. Keterbatasan Penelitian ... 88 DAFTAR PUSTAKA


(11)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan UKM di Kabupaten Bantul 2008-2015 ... 5

Tabel 1.2 Penyerapan Tenaga Kerja dan Omset UKM di Kabupaten Bantul Tahun 2008-2015 ... 6

Tabel 4.1 Luas dan Banyaknya Desa Menurut Kecamatan di Kabuoaten Bantul, 2015 ... 40

Tabel 4.2 Luas Daerah Menurut Ketinggian dari Permukaan Air Laut di Kabupaten Bantul (km2), 2015 ... 41

Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk Bnatul Menrut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ... 42

Tabel 4.4 Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Di Kabupaten Bantul Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010-2014 ... 44

Tabel 4.5 Jumlah Perusahaan Industri Besar Dan Sedang Per Kecamatan Di Kabupaten Bantul, 2010-2012 ... 45

Tabel 4.6 Jumlah Perusahaan Industri Besar Dan Sedang Menurut Golongan Pokok Industri di Kabupaten Bantul ... 46

Tabel 4.7 Presentase Koperasi Aktif Tshun 2008-2015 di Kabupaten Bantul ... 47

Tabel 4.8 Data Jumlah UKM Tahun 2008-2015 di Kabupaten Bantul ... 48

Tabel 4.9 Data Jumlah UKM, Penyerapan Tenaga Kerja dan Omset UKM per Tahun di Kabupaten Bantul ... 49

Tabel 4.10 Data IKM Sub Bidang di Kabupaten Bantul Tahun 2015 ... 49

Tabel 4.11 Koperasi Berbadan Hukum Tahun 2013-2014 ... 58

Tabel 4.12 Jumlah Koperasi Menurut Jenis Tahun 2013-2014 ... 59

Tabel 4.13 Usia Responden... 60

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden... 60

Tabel 4.15 distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan responden ... 61

Tabel 4.16 Kuesioner Yang Disesbar... 62

Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Daya Saing ... 64


(12)

xvi

Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas Inovasi ... 65

Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas SDM ... 66

Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Pemasaran secara TI... 67

Tabel 5.6 Hasil Uji Reliabilitas Daya Saing ... 68

Tabel 5.7 Hail Uji Reliabilitas Keunggulan Produk ... 68

Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Inovasi ... 69

Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas SDM ... 70

Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Pemasaran Secara TI ... 71

Tabel 5.11 Hasil Analisis Linier Berganda ... 72

Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinearitas... 74

Tabel 5.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 75

Tabel 5.14 Hasil Uji Normalitas ... 76

Tabel 5.15 Hasil Uji F ... 77

Tabel 5.16 Hasil Uji T ... 78


(13)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Berlian Daya Saing Internasional ... 15 Gambar 2.2 Model 9 Faktor Daya Saing Internasional ... 16 Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bantul ... 39


(14)

(15)

(16)

(17)

vii INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis pengaruh keunggulan produk, inovasi, sumber daya manusia (SDM) dan pemasaran secara TI terhadap daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari menyebarkan kuesioner kepada para responden menggu akan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan alat regresi linier berganda menggunakan SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) variabel keunggulan produk berpengaruh positif terhadap daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul, (2) variabel inovasi berpengaruh positif terhadap daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul, (3) variabel sumber daya manusia (SDM) berpengaruh positif terhadap daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul, (4) variabel pemasaran secara TI berpengaruh positif terhadap daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul.

Kata kunci: Daya Saing, UKM, Keunggulan Produk, Inovasi, Sumber Daya Manusia, Pemasaran Secara TI


(18)

viii

ABSTRACT

This research as suppose to analyze the effect of product quality, innovation, human resources and digital marketing towards competitiveness of small and medium enterprises (SMEs) in Bantul. In this research the writer using primary data by spreading questionnaires to respondents tools from SPSS 21. The result of this research shows that (1) variable of product quality has positive effect, (2) innovation positive effect, (3) human resource positive effect and (4) digital marketing positive effect towards

competitiveness of small and medium enterprises (SMEs) in Bantul.

Keywords: competitiveness, SMEs, product quality, innovation, human resources and digital marketing.


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Usaha kecil dan Menengah (UKM) merupakan stimulus atau pendorong bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) keberadaannya tidak hanya memberikan kontribusi nyata pada PDB tetapi juga dapat menyerap tenaga kerja, pemerataan distribusi dari hasil pembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Harus diakui pula UKM ini telah memberikan peranannya sebagai pengamanan bagi perekonomian nasional selama krisis terjadi. Hal ini dapat dilihat saat terjadi krisis moneter di Indonesia saat pengusaha besar mengalami kerugian yang sangat besar, namun UKM dapat berdiri tanpa terguncang apapun. Menurut Bank Indonesia 2005, UKM merupakan salah satu kekuatan pendorong dalam pembangunan perekonomian Negara.

Usaha Kecil dan Menegah (UKM) juga beperan sebagai salah satu sumber penting bagi pertumbuhan ekonomi dan ekspor non-migas yang secara langsung turut menciptakan peningkatan pendapatan masyarakat. Secara mikro ekonomi UKM keberadaannya sangat fluktuatif, hal ini dapat terjadi karena pergeseran sektor usaha guna mengikuti pangsa pasar yang ada karena memiliki permodalan yang belum mapan. Oleh karena itu, pertumbuhan UKM sangat sulit untuk terdeteksi. Secara makro ekonomi perkembangan UKM selalu menunjukkan peningkatan.

Berbagai permasalahan yang timbul dapat menghambat pengembangan dan pengoptimalan pemanfaatan peluang yang ada. Permasalahan yang timbul itu


(20)

2

misalnya, rendahnya produktivitas. Menurut Hafsah (2004) pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar perkembangannya cepat dan luas dan memperhatikan permasalahn yang dimiliki oleh UKM. Adapun permasalahan yang timbul dalam UKM, menurut penelitian Winarni (2006) permasalahan UKM yang dihadapi UKM yaitu sebagai berikut: (1) sumber modal usaha adalah modal probadi, (2) masih sulitnya akses untuk memasarkan produk, (3) Struktur organisasi yang dalam pembagiannya masih kaku, (4) Kualitas menejemen yang masih rendah dan jarang yang mempunyai rencana usaha, (5) Sumber daya manusia yang masih terbatas dan memiliki kualitas yang masih rendah, (6) Sebagian UKM tidak memiliki laporan keuangan dan tidak memisahkan kekayaan pribadi dan kekayaan perusahaan, (7) Aspek lagalitas lemah, (8) pemiliki memiliki ikatan batin dengan perusahaan.

Menurut Hafsah (2004) permasalahan yang dihadapi UKM, pemerintah maupun masyarakat dapat melakukan upaya seperti: (1) dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif, (2) Bantuan permodalan, (3) Perlindungan usaha, (4) pengembangan kemitraan, (5) Membentuk lembaga khusus dan (6) Mengembangkan promosi usaha.

Ada beberapa alasan kuat mengapa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu dikembangkan di Indonesia. Pertama, UKM dapat menyerap tenaga kerja, dimana estimasi tenaga kerja yang diserap UKM sampai tahun 2012 UKM menyerap 97% tenaga kerja, pada tahun 2013 UKM dapat meyerap 97,3% dari jumlah tenaga kerja di Indonesia. Adanya perkembangan usaha UKM menimbulkan dampak yang positif bagi peningkatan jumlah tenaga kerja dan


(21)

3

pengurangan jumlah angka kemiskinan. Melalui Modal yang sedikit dapat membangun usaha kecil, teknologi yang digunakan sangat sederhana sehingga bersifat padat karya, yang membutuhkan banyak tenaga kerja.

Kedua, pemerataan dalam distribusi pembangunan. Lokasi UKM banyak dipedesaan dan menggunakan sumber daya alam lokal. Adanya perkembangan UKM yang baik dapat mendorong terjadinya pemerataan dalam distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan. Sehingga, dapat mengurangi diskriminasi kesenjangan antara desa-kota. Ketiga, pemerataan dalam distribusi pendapatan. UKM sangat kompetitif dengan pola pasar hampir sempurna, tidak ada monopoli dan mudah dimasuki (barrier to entry). Pengembangan yang melibatkan banyak jumlah tenaga kerja akan mempertinggi daya beli masyarakat.

Keragaman yang dimiliki D.I. Yogyakarta menjadikan daya tarik untuk wisatawan lokal maupun Internasional, keadaan ini dapat mendukung kesuburan pertumbuhan UKM. Banyaknya wisatawan yang berkunjung di DIY menciptakan iklim usaha yang baik bagi UKM sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan dengan pemerintah menjadikan sentra industri UKM sebagai daerah tujuan wisata.

Namum dalam hal kemampuan bersaing, UKM masih kalah dengan Usaha Besar (UB). Dilihat dari jumlah ekspor UKM hanya berkisar 16% dari total ekspor tahun 2014. Padahal jumlah UKM 56,3 juta atau sekitar 99,8% dari keseluruhan jumlah unit usaha di Indonesia. UKM menyerap sebanyak 97% tenaga kerja Indonesia.Sama dengan kondisi UKM DIY.


(22)

4

Di Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki jumlah UKM yang sangat banyak. Pada tahun 2011 wilayah DIY yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kotamadya, yaitu kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta tercatat memiliki sektor UKM sebanyak 201.975 unit.

Semakin pesatnya pertumbuhan UKM di D.I. Yogyakarta menumbuhkan daya saing antar UKM untuk bertahan dalam bisnisnya. Salah satu daerah potensi UKM yang besar adalah Kabupaten Bantul. Di daerah ini, sentra indusri kecil dan menengah menjadi andalan karena tidak hanya berhasil merambah pasar domestik melainkan juga pasar internasional. Terdapat dua UKM yang pertumbuhannya sangat pesat, yakni UKM yang berbasis kerajinan gerabah dan Kerajinan kulit yang dapat menembus pasar luar negeri. Pada industri ini dapat menyumbangkan 60% total ekspor barang kerajinan dari provinsi DIY dari daerah Bantul. Dari hasil ekspor kerajinan ini, setidaknya pada tahun 2012 lalu telah mampu menyumbangkan PAD Bantul sebesar 60 Milyar Rupiah.

Persaingan industri yang sangat pesat membuat persaingan antara pelaku UKM semakin tinggi, sehingga menuntut para pelaku dalam bidang kerajinan untuk dapat selalu menggunakan strategi bersaing yang relevan dengan perkembangan kondisi lingkungan bisnisnya agar dapat mempertahankan keunggulan bersaing yang berkesinambungan terhadap perusahaan sejenis serta tetap eksis dalam lingkungan bisnisnya.

Selama kurun waktu 2008 sampai 2015 perkembangan UKM di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan yang signifikan. Berikut tabel tentang perkembangan UKM di Kabupaten Bantul.


(23)

5 Tabel 1.1

Perkembangan UKM di Kabupaten Bantul dari Tahun 2008-2015

Kab/Kota Tahun/Unit

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah

Seluruh UKM

44.561 44.681 44.768 44.778 44.778 44.805 45.330 45.830

Jumalah BPR/LKM

12 14 14 15 15 15 17 17

Jumlah UKM Non BPR/LKM

44.549 44.667 44.754 44.763 44.763 44.768 45.347 45.847

Sumber data: Disperindagkop dan UKM Provinsi DIY

Jumlah UKM di Kabupaten Bantul dari tahun 2008 sampai 2011 terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 0,0194%. Pada tahun 2011 sampai 2012 perkembangan UKM di Kabupaten Bantul tidak mengalami peningkatan yang signifikan atau stagnan ini dikarenakan Disperindagkop tidak memiliki data UKM pada tahun tersebut, sehingga Disperindagkop hanya mengira-ngira data jumlah UKM dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 sampai 2015 mengalami peningkatan kembali dengan pertumbuhan rata-rata 0,036%. Hal ini menunjukkan bahwa UKM di Kabupaten Bantul setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan atau dapat dikatakan jumlah UKM setiap tahunnya selalu bertambah.


(24)

6

Tabel 1.2

Penyerapan Tenaga Kerja dan Omset UKM di Kabupaten Bantul Tahun 2008-2015

No Tahun Penyerapan Tenaga Kerja

Omset Pertahun

1 2008 187.156 5.347.230

2 2009 187.660 5.585.125

3 2010 192.502 5.685.536

4 2011 192.545 5.821.140

5 2012 197.023 5.865.918

6 2013 197.142 5.914.260

7 2014 199.452 5.439.600

8 2015 200.142 5.469.960

Sumber: Disperindagkop Kab. Bantul

Penyerapan tenaga kerja dari sektor UKM di Kabupaten Bantul setiap tahunnya dari tahun 2008-2015 selalu mengalami kenaikan yang signifikan. Dengan rata-rata peningkatannya yaitu sebesar 0,55%. Sedangkan omset UKM pun mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata peningkatannya sebesar 0,183% .

Salah satu faktor yang menjadi pengaruh bagi perkembangan maupun pertumbuhan UKM yaitu daya saing yang ditentukan oleh kemampuan SDM untuk memproduksi kualitas barang, harga, desain dan faktor lingkungan. Dalam hal ini yang menjadi pesaing atau competitor UKM di Indonesia adalah maraknya produk-produk dari luar negeri seperti pakaian jadi baik itu baru maupun bekas. Produk luar negeri tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat Indonesia karena memiliki kualitas yang bagus, harga terjangkau, dan disain yang disukai masyarakat.


(25)

7

Keberadaan UKM ini diharapkan mampu bersaing baik secara lokal maupun secara internasional dengan cara meningkatkan kemampuannya. Kualitas produk UKM Bantul harus lebih baik atau setidaknya setara dengan kualitas produk UKM diuar Kabupaten Bantul yang memiliki pangsa pasar yang tinggi di DIY.

Karena UKM memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul dan UKM pun merupakan salah satu usaha yang bila terjadi krisis tidak mengalami guncangan yang sangat kuat dan mampu bertahan. Oleh karena itu, penulis ingin menganalisis tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya saing UKM di Kabupaten Bantul, maka penulis

mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI DAYA SAING UASAH KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI KABUPATEN BANTUL”

B. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini dinilai penting agar tidak terjadi perluasan dalam pembahasan. Pembatasan secara spesifik juga membuat pembahasan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah pada faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul. UKM pada penelitian ini yaitu UKM Sentra Kerajinan Gerabah, Sentra Kerajinan Kulit, Sentra Kerajinan Batik Tulis dan Sentra Kerajinan Kayu Batik di Kabupaten Bantul. Variabel dependen yang digunakan yaitu Daya Saing. Sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah Keunggulan Produk, Inovasi, Sumber Daya


(26)

8

Manusia Dan Pemasaran Secara Teknologi Informasi. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil dari kuesioner yang disebarkan kepada usaha kecil dan menengah yang berada di Kabupaten Bantul dan adapun data dari BPS maupun Disperindagkop sebagai data pendukung bagi penelitian ini.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Keunggulan Produk terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul ?

2. Bagaimana pengaruh Inovasi terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul ?

3. Bagaimana pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul ?

4. Bagaimana pengaruh Pemasaran secara Teknologi Informasi terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, dapat ditentukan tujuan penelitian ini adalalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh Keunggulan Produk terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul


(27)

9

2. Menganalisis pengaruh Inovasi terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul

3. Menganalisis pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul

4. Menganalisis pengaruh Pemasaran dengan Pemanfaatan Teknologi terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul

E. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

Menambah ilmu serta sumber pustaka dalam bidang UKM di kabupaten Bantul serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing UKM di Kabupaten Bantul.

2. Bagi Masyarakat

Dapat menambah wawasan masyarakat tentang peranan UKM sebagai salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul, serta diharapkan masyarakat dapat membuka UKM itu sendiri yang akan berpengaruh kepada daya saing usahanya.

3. Bagi Dinas Terkait

Dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan dan mengetahui apa saja yang menjadi pengaruh bagi daya saing UKM yang ada di Kabupaten Bantul agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dan sebagai bahan untuk


(28)

10

mengembangkan lagi UKM di Kabupaten Bantul agar dapat bersaing baik itu secara lokal yaitu di Kabupaten Bantul sendiri atau secara nasional.


(29)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Teori Daya Saing

Konsep daya saing adalah suatu konsep ekonomi yang menjelaskan tentang upaya suatu Negara terhadap suatu produk atau komoditi agar mampu diunggulkan di arena perdagangan Internasional agar dapat disejajarkan dengan produk lain yang sejenis, bahkan dapat melebihi produk yang berasal dari Negara lain. Banyak Negara yang melakukan ekspor dengan produk-produknya yang berkualitas baik atau dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk dari Negara lain, serta melakukan impor produk yang tidak dapat di produksi di dalam energi secara efektif.

Word Economic Forum (WEF), suatu lembaga yang secara rutin menerbitkan “Global Competitveness Report” mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan suatu perekonomian nasional yang mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang berkelanjutan. Komponennya meliputi kebijakan-kebijakan yang tepat, institusi yang sesuai, karakter ekonomi yang lain yang mendukung, terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.

Teori daya saing lainnya adalah keunggulan daya saing Porter. Menurut Porter (1994), keunggulan komparatif dapat dilakukan pada tingkat perusahaan dan pada tingkat nasional. Ada empat hal dalam


(30)

12

membangun keunggulan dari suatu Negara digambarkan oleh Porter suatu skema berbentuk berlian, yaitu kondisi seperti tenaga terampil dan sarana prasarana, kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri untuk hasil industri tertentu, eksistensi industri terkait dan pendukung yang berdaya saing, serta strategi, struktur dan persaingan antar peusahaan. Tambunan mengungkapkan bahwa tingkat daya saing suatu Negara di kancah internasional pada dasarnya ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor keunggulan komparatif (comparative advantage) dan faktor keunggulan kompetitif (competitive advebtage). Faktor-faktor keunggulan kompetitif yang harus dimiliki oleh setiap unit usaha untuk dapat bersaing di pasar dunia adalah sebagai berikut: a. Penguasaan teknologi

b. Sumberdaya manusia dengan kualitas tinggi dan memiliki etos kerja, kretivitas dan motivasi yang tinggi

c. Tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi dalam proses produksi d. Kualitas serta mutu yang baik dari barang yang dihasilkan

e. Promosi yang luas dan agresif

f. Sistem menejemen dan struktur yang baik g. Adanya skala ekonomis dalam proses produksi h. Modal serta prasarana lainnya yang cukup i. Tingkat entrepreneurship yang tinggi

Menurut Tambunan UKM yang berdaya saing tinggi dicirikan oleh: (1)kecerendungan yang meningkat dari laju pertumbuhan volume


(31)

13

produksi,(2)pangsa pasar domestik dan pasar ekspor yang selalu meningkat, (3)untuk pasar domestik tidak hanya melayani pasar lokal tetapi juga pasar nasional dan (4)untuk pasar ekspor tidak hanya melayani di satu Negara tetapi juga banyak Negara.

Menurut Sahid Yusuf yang diterjemahkan oleh Tulus Tambunan Daya saing sebuah perusahaan tercerminkan dari daya saing produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Faktor pertama aspek sumber daya manusia, yang mana keahlian pekerja tidak hanya dalam teknik produksi (antara lain produk dan proses produksi) tetapi juga teknik pemasaran dan dalam penelitian dan pengembangan. Sedangkan keahlian pengusaha terutama adalah wawasan bisnis, mengenai bisnis dan lingkungan eksternal. Wawasan pengusaha yang luas sangat penting bagi inovasi dan saat ini inovasi merupakan kunci utama daya saing.

Keunggulan Kompetitif secara Umum (Model Daya Saing Internasional ME Porter dan Model 9 Faktor Dong-Sung Cho)

Teori porter tentang daya saing berangkat dari keyakinannya bahwa ekonomi klasik yang menjelaskan tentang keunggulan komparatif tidak mencukupi atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing jika perusahaan (yang ada dinegara tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya.


(32)

14

Menurut porter, keunggulan komparatif dapat ditemukan pada tingkat perusahaan dan pada tingkat nasional. Empat atribut dalam membangun keunggulan dari suatu negara digambarkan oleh Porter sabagai suatu skema berbetuk berlian, empat atribut tersebut adalah:

1) Kondisi faktor, seperti: tenaga terampil dan prasarana,

2) Kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negari untuk hasil industri tertentu,

3) Eksistensi industri terkait dan pendukung yang berdaya saing 4) Strategi, struktur dan persaingan antar perusahaan.

Selain itu terdapat korelasi yang cukup signifikan dengan variabel peran pemerintah untuk menciptakan keunggulan daya saing nasional dan faktor kebetulan (penemuan baru, melonjaknya harga, perubahan kurs dan konflik keamanan antar negara, maka semakin tinggi pula tingkat daya saing internasionalnya.

Dalam perjalanan waktu, model berlian Porter tak urung menuai kritik dari berbagai kalangan. Pada kenyataannya, ada beberapa aspek yang tidak termasuk dalam persamaan Porter ini, salah satunya adalah bahwa model berlian dibangun dari studi kasus di sepuluh negara maju, sehingga tidak relevan jika digunakan untuk menganalisis negara-negara berkembang. Selain itu meningkatkan kompleksitas akibat globalisasi, serta perubahan sistem perekonomian mengikuti perubahan rezim politik, menjadikan model berlian Porter hanya layak sebagai pionir dan acuan pertama dalam kancah studi membangun daya saing negara.


(33)

15

Gambar 2.1

Model Berlian Daya Saing Internasional

Model 9 faktor yang diciptakan oleh Dong-Sung Cho merupakan pengembangan dari model berlian Porter. Menurut Dong-Sung Cho, kita membutuhkan model yang bisa mengatakan pada kita bukan sebarapa banyak tingkat sumber daya yang sekarang dimiliki oleh suatu negara, tetapi siapa yang menciptakan sumber daya dan kapan seharusnya setiap sumber daya itu diciptakan.

Perbedaan 9 faktor dari model berlian adalah faktor yang terletak di luar faktor berlian, yaitu keberadaan 4 faktor yang meliputi tenaga kerja, birokrasi dan politisi, kewirausahaan, serta teknisi, perancang dan manajer profesional.


(34)

16

Gambar 2.2

Model 9 Faktor Daya Saing Internasional

B. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Definisi UKM sangat banyak dan memiliki perbedaan di setiap definisi baik itu dari lembaga ataupun dari peneliti tergantung dengan aspek-aspek yang ditinjau yang akan mendapatkan definisi yang sesuai dengan ukuran kuantitatif yang sesuai dengan kemajuan ekonomi. Sehingga diperlukannya batasan yang dapat menimbulkan definisi-definisi usaha kecil dari berbagai segi.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merumuskan Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang peroragan dan/badan usaha perorangan dengan kriteria memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil


(35)

17

penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Sedangkan usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria berikut:memiliki kekayaan bersih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Menurut departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UU No. 9 Tahun 1995) tentang Usaha Kecil dan kemudian dilaksanakan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan, dimana pengertian UKM adalah sebagaimana diatur dalam pasal 1 Undang-undang No.9 Tahun 1995 sebagai berikut: (1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, (2) Usaha menengah usaha besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai criteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan skala kecil.

Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) memberikan definisi berdasarkan kuantitas tenaga kerja.Usaha kecil merupakan ensitas usaha yang memiliki jumlah


(36)

18

tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang.Sedangkan usaha menengah merupakan ensitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.

Menurut M. Tohar dalam bukunya Membuat Usaha Kecil (2001) definisi usaha kecil dari berbagai segi tersebut adalah sebagai berikut:

a) Berdasarkan total aset

Pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat membuka usaha

b) Berdasarkan total penjualan

Pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki hasil total penjualan bersih/tahun paling banyak Rp.1.000.000.000

c) Berdasarkan status kepemilikan

Pengusaha kecil adalah usaha berbentuk perseorangan yang bias berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang didalamnya termasuk koperasi.

Menurut Bank Dunia (World Bank), usaha kecil merupakan usaha gabungan atau usaha keluarga dengan tenaga kerja kurang dari 100 orang, termasuk di dalamnya usaha yang dikerjakan oleh satu orang yang sekaligus bertindak sebagai pemilik. Usaha kecil merupakan usaha untuk mempertahankan hidup (survival activities) yang kebutuhan keuangannya dipenuhi oleh tabungan dan pinjaman berskala kecil.

Menurut ILO (International Labour Organization), usaha kecil adalah usaha yang memperkerjakan maksimal 10 orang dan menggunakan teknologi


(37)

19

sederhana, aset minim dan kemampuan menejerial rendah serta tidak membayar pajak.

Beberapa Negara memiliki standar yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kombinasi dari berbagai tolok ukur dalam mendefinisikan UKM berkaitan dengan dasar hukum.Brunei Darussalam misalnya, menggolongkan usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu 6-50 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil dan 51-100 orang tenaga kerja sebagai usaha menengah. Sementara itu Australia menggolongkan usaha berdasarkan tenaga kerja, yaitu 20 orang tenaga kerja untuk usaha kecil, 21 sampai 200 untuk usaha menengah dan lebih dari 200 tenaga kerja untuk usaha besar.

C. Keterkaitan antar Variabel

1. Keterkaitan Antara Keunggulan Produk dengan Daya Saing

Menurut Kotler dan Keller 2007 keunggulan produk merupakan cara perusahaan untuk memenangkan persaingan melalui suatu daya pembeda atau keunikan atribut sehingga dipersepsikan sebagai produk yang memiliki nilai lebih oleh konsumen. Kulitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Hanya perusahaan yang memiliki kulitas produk yang baik yang dapat tumbuh pesat dan dalam jangka panjang perusahaan itu akan lebih berhasil dari perusahaan lain.

Hasil penelitian Jessika (2012) menyatakan bahwa keunggulan produk berengaruh signifikan terhadap produk yang yang dihasilkan oleh UKM-UKM di DKI Jakarta ternyata telah banyak didukung oleh keunggulan baik dari segi


(38)

20

keunikan, kualitas, maupun harga untuk dapat menciptakan daya saing yang tinggi, sehingga daya tarik bagi konsumen khususnya pada pasar ekspor. Oleh Karena itu, keunggulan produk dapat memberikan peningkatan daya saing UKM yang beroerientasi Ekspor.

2. Keterkaitan Antara Inovasi dengan Daya Saing

Jesika (2012) menyatakan bahwa inovasi yang dilakukan oleh UKM berpengaruh signifikan terhadap daya saing UKM yang berorientasi ekspor di DKI Jakarta.Hal ini dikarenakan UKM di DKI Jakarta dapat menciptakan inovasi yang baik bagi usaha yang mereka jalani sehingga dapat meningkatkan daya saing usaha mereka.

Keunggulan bersaing merupakan kunci pokok untuk tetap bertahan dalam era global. Banyak hal yang menjadi faktor penentu daya saing salah satunya adalah dengan melakukan inovasi produk. Menurut Hurly dan Hult (2012) yang dikutip oleh Rangga Dismawan menjelaskan bahwa inovasi produk merupakan salah satu dampak dari teknologi yang cepat dan variasi produk yang tinggi akan menentukan keunggulan bersaing. Kemajuan teknologi yang cepat dan variasi produk yang tinggi akan meningkatkan keunggulan bersaing pada perusahaan tersebut.

Inovasi merupakan pijakan bagi UKM untuk mencapai tingkat daya saing yang kompetitif. Inovasi yang tinggi baik itu inovasi proses atau inovasi produk akan meningkatkan kemampuan UKM dan dapat menciptakan produk


(39)

21

yang berkualitas. Kualitas produk yang tinggi akan meningkatkan keunggulan bersaig UKM yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja UKM.

Menurut Zahra & Das, 1993; Zahra & George, 2000; Haiyang Li, 2001. yang dikutip dari Muchlas Zainul Inovasi adalah tuntutan agar suatu perusahaan tetap bertahan dan bersaing. Sehingga, perusahaan harus melakukan strategi inovasi yang tepat. Strategi inovasi berpengaruh signifikan pada daya saing perusahaan.Hal ini karena lingkungan bisnis yang dinamis sehingga mengharuskan perusahaan melakukan inovasi.

3. Keterkaitan Antara Sumber Daya Manusia (SDM) dengan Daya Saing

Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset utama bagi suatu organisasi atau instansi, karena sebagai motor penggerak organisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan SDM yang yang berpengetahuan, berkualitas, berkapasitas serta memiliki daya saing tinggi sehingga mampu untuk mengembangkan dan mempertahankan posisi organisasi/instansi dalam suatu lingkungan yang kompetitif.

Jesika (2012) menyatakan bahwa dengan malakukan pelatihan dan pengelolaan SDM dengan baik dapat berpengaruh signifikan terhadap daya saing UKM berorientasi ekspor terhadap daya saing UKM di DKI Jakarta.Sehingga SDM pada UKM-UKM tersebut dapat meghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas dengan daya saing UKM yang tinggi.


(40)

22

4. Keterkaitan Antara Pemasaran Secara IT dengan Daya Saing

Teknologi Informasi merupakan bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuk. Melalui pemanfaatan teknologi informasi ini, perusahaan mikro kecil atau menengah dapat memasuki pasar global. Pemanfatan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis atau sering kali dikenal e-commerce bagi perusahaan kecil dapat memberikan fleksibelitas dalam produksi, memungkinkan pengiriman ke pelanggan secara lebih cepat dan hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa kertas. Pemakaian internet memungkinkan UKM dapat menembus pasar global, sehingga peluang menembus ekspor sangat mungkin.

Jesika (2012) dengan mengikuti perkembangan zaman, perkembangan teknologi informasi bukanlah hal yang asing lagi bagi para pelaku UKM.Dari hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa pemasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap daya saing UKM di DKI Jakarta.Hal ini ini berarti usaha-usaha kecil telah dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan baik untuk meningkatkan daya saing usaha mereka.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riyanto & Erman Amrullah menunjukkan bahwa adopsi TI di UKM memiliki dampak signifikan terhadap daya saing yaitu melalui peningkatan produktivitas dan peningkatan posisi pasar. Peran TI terhadap daya saing terlihat dalam kemampuannya


(41)

23

meningkatkan produktivitas dan merespon permintaan konsumen lebih cepat. Pemasaran secara TI sangat membantu dalam dalam bidang menejemen perusahaan dan berdampak langsung dalam peningkatan omset perusahaan. Hal tersebut menunjukkan peran TI terhadap peningkatan daya saing.

D. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Eka Handriani Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman, Semarang pada tahun 2011 yang berjudul “ Pengaruh Faktor Internal, Eksternal, Entrepreneurial Skill, Strategi dan Kinerja Terhadap Daya Saing UKM Di Kabupaten Semarang” menggunakan Daya saing sebagai Variabel dependent dan 4 variabel independen yaitu faktor internal, eksternal, entrepreneurial skill dan strategi. Metode yang digunakan adalah analisis Regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian tersebut bahwa variabel internal (X1), Eksternal (X2), variabel Entrepreneur skill (X3), strategi (X4) dan Kinerja (X5) cukup baik secara parsial maupun simultan terhadap daya saing UKM di Kabupaten Semarang. Karena hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antar Variabel terhadap daya saing.Jika masing-masing variabel ini meningkat maka daya saing UKM di Kabupaten Semarang juga meningkat

Penelitian yang dilakukan oleh Andi Suranta Meliala mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang berjudul “ Strategi Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berbasis KAIZEN” pada tahun 2014. Variabel depeden yang digunakan adalah daya saing sepatu dan variabel independen yang digunakan sumber daya manusia, proses pembuatan sepatu, fasilitas dan persaingan usaha.Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif


(42)

24

yaitu mengklasifikasikan data dan mencari modusnya.Variabel tenaga kerja berpengaruh dominan terhadap produksi kerajinan sepatu. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan, diketahui bahwa permasalahan tenaga kerja dan proses menjadi fokus permasalahan utama.

Menurut Jesika Mahasiswa Universitas Gunadarma pada tahun 2012.Dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing UKM Beroreintasi Ekspor Di DKI Jakarta” dengan menggunakan variabel dependen Daya saing dan variabel independen keunggulan produk, Inovasi, Sumber daya Manusia dan pemasaran dengan pemanfaatan teknologi.Penelitian ini menggunakan metode analisis linier berganda. Hasil dari penelitian ini yaitu, ada pengauh yang kuat terhadap daya saing UKM yang berorientasi ekspor di DKI Jakarta yaitu variabel keunggulan produk (X1), inovasi (X2), Sumber Daya Manusia (X3) dan pemasaran dengan pemanfaatan teknologi (X4).

E. Hipotesis

H1: Diduga Keunggulan Produk berpengaruh positif terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul

H2: Diduga Inovasi berpengaruh positif terhadap daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul

H3: Diduga Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul

H4: Diduga Pemasaran secara Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul


(43)

25 F. Kerangka Pikir

Dari penelitian ini kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3

Skema Hubungan Daya Saing Dengan Variabel yang Mempengaruhinya

Keunggulan Produk

Inovasi Sumber Daya

Manusia

Pemasaran Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi


(44)

26

BAB III

METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lokasi pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada daerah tersebut.

B. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan, digunakan dan diolah dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dukumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang malakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya, baik melalui wawancara langsung kepada responden maupun dalam bentuk kuesioner. Data primer disebut juga data asli atau data baru. Dalam penelitian menggunakan kuesioner untuk memperoleh data.

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain meneyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder yaitu literatur, artikel, jurnal, BPS dan Disperindagkop. Dalam penelitian ini data sekunder merupakan data pendukung bagi penelitian ini.


(45)

27

C. Teknik Pengambilan Populasi atau Sampel

Teknik pengambilan populasi atau sampel akan dijabarkan sebagaimana berikut ini:

1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diharapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan UKM yang berada di kabupaten Bantul, Yogyakarta.

2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini yaitu orang yang dianggap paling mengerti dan menguasai tentang yang menjadi tinjauan atau obyek dalam penelitian (Sugiono: 2004).

Untuk menetapkan jumlah sampel dapat menggunakan rumus dengan metode purposive sampling (Zainudin, 2002; 58)

) 1 ( 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 2 p p N N p p n

Z

d

Z

− + − − ∗ = α α


(46)

28 Dimana:

n = Besar sampel

Z2α/2 = Nilai Z pada derajat kepercayaan 1-α/2 (1,96) P = Proporsi yang diteliti

d = Tingakat kepercayaan atau ketepatan yan diinginkan (0,1) N = Jumlah populasi

Dengan menggunakan rumus diatas, maka perhitungan sampel adalah:

Dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwa junmlah sampel atau kuesioner yang disebar sebesar 95 kuesiner. Namun, dengan menggunakan pertimbangan tertentu atau dengan melihat hasil validitas dan reliabilitas data maka peneliti menentukan jumlah kuesioner yang disebar untuk memenuhi data pada penelitian ini yaitu sebesar 130 kuesioner.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik:

a) Membagikan Kuesioner (daftar pertanyaan) kepada 135 responden (UKM-UKM yang sudah terdaftar pada Disperindapkop Kabupaten Bantul) yang berisi tentang data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dibuat menggunakan skala likert yaitu dengan skala 1-5. Skala tersebut digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai seperti dibawah ini:

1. Sangat setuju (SS) : 5 2. Setuju (S) : 4

240796 , 459 98068 , 574 . 43 = n 95 / 884 , 94 = n


(47)

29 3. Netral (N) : 3 4. Tidak setuju (TS) : 2 5. Sangat tidak setuju (STS) : 1

b) Kepustakaan, yaitu mencari literatur-literatur yang diperlukan sehubungan dengan data dan teori yang dibutuhkan.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Definisi Variabel Penelitian

Ada beberapa definisi tentang variabel, diantaranya adalah:

a. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Pengertian yang dapat diambil dari definisi tersebut ialah dalam penelitian terdapat sesuatu yang menjadi sasaran, yaitu variabel, sehingga variabel merupakan fenomena yang menjadi pusat perhatian untuk di observasi atau di ukur.

b. Variabel adalah konsep yang memiliki variabel nilai. Sesuatu atau konsep dapat disebut variabel jika konsep tersebut memiliki variabelitas atau dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau katagori.

Mengacu pada judul diatas, maka variabel yang diteliti dalam peelitian ini adalah:

a. Variabel Tergantung (Variabel Dependent)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:


(48)

30

Daya saing UKM yaitu tingkat sejauh mana suatu perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar, dalam memproduksi barang dan jasa dengan tetap mempertahankan atau meningkatkan pendapatan perusahaan atau karyawannya. Keunggulan bersaing ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahaan sehingga diperlukan strategi yang tepat, variabel ini diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut: (1) kesiapan bersaing, (2) permintaan pasar, (3) target pemasaran, (4) cepat menanggapi ide-ide baru dan (5) informasi yang luas.

b. Variabel Bebas (Variabel Independent)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dari penelitian ini adalah:

1. Keunggulan produk (X1)

Keunggulan produk adalah bagaimana pengusaha dalam memaksimalkan produk yang mereka miliki agar memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. Variabel ini diukur dengan menggunakan indicator sebagai berikut: (1) keunikan produk, (2) kualitas, (3) harga, (4) perbedaan produk, dan (5) standarisasi produk. Dari keunggulan produk yang ada diharapkan dapat meningkatkan daya saing yang tinggi.

2. Inovasi (X2)

Inovasi adalah bagaimana perusahaan memiliki kemampuan untuk berinovasi terhadap barang atau jasa yang mereka kelola. Karena inovasi ini sebagai keberhasilan suatu perusahaan dalam bersaing.


(49)

31

Variabel ini menggunakan indikator sebagai berikut: (1) kemasan produk, (2) alat terbarukan, (3) bahan baku, (4) strategi, dan (5) perencanaan inovasi. Dari indikator tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing.

3. Sumber Daya Manusia (X3)

Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaftif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung dialam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut: (1) pemilihan tenaga kerja yang kompeten, (2) pemilihan tenaga kerja yang memiliki keterampilan pada bidang masing-masing, (3) pelatihan UKM, (4) aspek mutu dan (5) latar belakang pendidikan. Dari indikator tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing.

4. Pemasaran Secara IT (X4)

Pemasaran merupakan bagaimana perusahaan tersebut dalam menjual produk hasil usahanya. Dimana pada jaman yang sudah menggunakan teknologi yang semakin berkembang diharapkan perusahaan dapat melakukan pemasaran produknya menggunakan teknologi infomasi dengan baik untuk meningkatkan daya saing usaha mereka.

Variabel ini diukur menggunakan indikator sebagai berikut: (1) penggunaan komputer, (2) internet, (3) situs website, (4) aplikasi chatting


(50)

32

(Line, BBM, WhatsApp dan sebagainya), dan (5) online shop. Dari indikator tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing.

F. Uji Kualiatas Instrumen dan Data

Instrumen penelitian untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang digunakan sebagai pedoman penelitian. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui.

Instrumen penelitian yang baik adalah instrument yang memenuhi syarat valid dan reliabel. Tujuan penggunaan uji validitas dan reliabilitas adalah untuk menghindari bias terhadap kuesioner yang di isi oleh responden.

1. Uji Validitas

Suatu skala pengukuran dikatakan valid bila melakukan apa yang seharusnya diukur, jadi harus tepat dan jelas untuk pengukuran supaya tidak terjadi kesalahan. Jika pengukuran tidak valid maka akan tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau tidak melakukan apa saja yang seharusnya dilakukan.

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2004).

Uji kualitas terhadap instrumen yang dilakukan sebelum peneliti menganalisis pokok permasalahan. Uji kualitas yang dimaksud disini dengan uji validitas, validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan


(51)

33

atau kecermatan suatu alat di dalam melakukan fungsi ukurannya, uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana item-item dalam instrument mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi instrumen mencerminkan ciri yang akan diukur.

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan peneliti dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen penelitian dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen tersebut dapat mengungkapkan gejala-gejala atau bagian yang akan diukur dan memberikan gmabaran tentang objek yang diteliti sehingga menunjukkan kondisi sebenarnya dari suatu objek yang dimaksud.

Uji validitas dilakukan dengan pearson product moment yang digunakan untuk menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor total dan butir jawaban taraf signifikasi 5% jika rhitung> rtabel, maka H0 di gtolak yang artinya

variabel tersebut valid tetapi sebaliknya jika rhitung< rtabel maka H0 diterima

artinya variabel tidak valid. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas memiliki arti sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang tetap apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap suatu objek yang sama. Estimasi terhadap tingginya reliabilitas dapat dilakukan dengan pendekatan konsistensi internal dengan prosedur hanya memerlukan satu kali pengenaan sekelompok individu sebagai subjek akan diproses atau distribusi skor tes dari sekelompok subjek yang bersangkutan


(52)

34

karena memiliki nilai praktis dan efisien yang tinggi. Hasil penelitian dikatakan reliabilitas bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Butiran pertanyaan yang diuji reliabilitasnya adalah butiran yang dalam pengujian validitas. Uji reliabilitas menggunakan pengujian Alpha Cronbach. Semakin besar nilai alpha yang akan dihasilkan, berarti butir-butir pertanyaan dalam kuesioner semakin reliabel. Adapun reliabilitas dalam penelitian ini yang diuji dengan uji Cronbach Alpha dengan ketentuan apabila nilai

cronbachα > 0,60 instrumen pengukuran dikatakan reliabel. G. Uji Hipotesis dan Anlisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana yang berguna untuk meramalkan variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua arah atau lebih.

Dalam analisis ini dapat dilihat bagaimana variabel bebas, yaitu keunggulan produk (X1), Inovasi (X2), Sumber daya Manusia (X3) dan Pemasaran dengan Pemanfaatan Teknologi (X4) mempengaruhi (secara positif atau negatif) variabel terikat, yaitu daya saing UKM (Y).

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana:

Y = Daya Saing UKM

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi X1 = Keunggulan Produk

X2 = Inovasi

X3 = Sumber Daya Manusia

X4 = Pemasaran dengan Pemanfaatan Teknologi b1 = Koefisien dari variabel produk


(53)

35

b2 = Koefisien dari variabel inovasi

b3 = Koefisien dari variabel sumber daya manusia b4 = Koefisien dari variabel pemasaran secara TI

H. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan agar hasil regresi yang telah dilakukan bisa dipastikan terbebas dari asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas.

1. Uji Multikolinaritas

Uji multikolinearitas betujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabelitas bebas terpilih yang tidak jelas oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menjelaskan adanya multikolinearitas adalah VIF > 10.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari error disatu pengujian dengan pengujian yang lain.

Error term diharapkan konstan karena error term menunjukkan variabel diluar model yang mempengaruhi dependen. Ketika error berada dalam kondisi yang konstan, maka model regresi dinyatakan bebas dari heteroskedastisitas. Konsekunsi dari error trem yang berubah-ubah adalah koefisien-koefisien hasil estimasi dalam persamaan akan mengalami bias. Ini berarti apabila


(54)

36

sampel data ditambah, maka koefisien-koefisien hasil estimasi akan ikut berubah dan berfluktiasi diskitar nilai tengah.

Ada beberapa cara untuk melihat prilaku error term yaitu dengan cara melihat grafik Y disekitar garis regresi linier. Jika ada pola tertentu dan teratur dari titik yang ada maka dikatakan model mengalami heteroskedastisitas.Jika pola titik tidak berbentuk, maka model tidak mengalami heteroskedastisitas. 3. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah pengujian yang dilakukan berdistribusi normal, dapat dilihat pada output hasil uji normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov (uji K-S). Jika nilai uji K-S lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikasi 0,05 maka hal ini mengidikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas. I. Uji Statistik

a. Uji F (uji simultan, uji secara bersama-sama)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara serempak atau simultan berpengaruh signifikasi terhadap variabel dependen. Pengujian melalui uji F adalah dengan membandingkan fhitung (fh)


(55)

37 Rumus Uji F menurut Algifari (2002):

Dimana:

SSR = Sum of Square Regression SSE = Sum of Square Error k = Jumlah variable

n = Jumlah pengamatan dalam sampel

Dengan tingkat keyakinan sebesar 95%, atau α = 0,05 maka:

1. H0 diterima dan Ha ditolak jika fhitung ≤ ftabel, yang berarti variabel

independen secara simultan tidak berpengaruh secara nyat terhadap variabel dependen.

2. H0 ditolak dan Ha diterima jika fhitung ≥ ftabel, yang berarti variabel

independen secara simultan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

b. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat. Pengujian melalui uji t adalah dengan membandingkan thitung(th) dengan ttabel (tt) pada derajat signifiksi 95% (α=0,05)

Rumus uji t menurut Algifari (2008):


(56)

38 Dimana:

b = koefisien estimasi variabel

β = koefisien beta awal Sb = standar deviasi

Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau α = 0,05 maka:

1. H0 diterima dan Ha ditolak jika thitung≤ ttabel, yang berarti variabel

independen secara simultan tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.

2. H0 ditolak dan Ha diterima jika thitung ≥ ttabel, yang berarti variabel

independen secara simultan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) adalah pengujian untuk menejelaskan proporsi variasi dalam variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh beberapa variabel bebas (lebih dari satu variabel) secara bersama-sama. Dalam regresi linier berganda apabila nilai koefisien determinasi (R2) semakin bebas (mendekati 1) dan cenderung meningkat, maka hal itu dianggap baik atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.


(57)

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Profil Kabupaten Bantul

1. Tinjauan Geografis

Dilihat dari bentang alamnya, wilayah Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai disebelah Selatan. Kondisi bentang alam tersebut membujur dari utara ke selatan.

Gambar 4.1. Peta Kabupaten Bantul

Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah 50.685 Km2 dan secara administratif terdiri dari 17 kecamatan yang dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan.


(58)

40

Kecamatan Dlingo adalah kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas, yaitu 5.587 Km2 sementara kecamatan Srandakan adalah kecamatan dengan luas wilayah paling sempit, yaitu 1.832 Km2. Sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan 8 desa dan 72 pedukuhan.

Tabel 4.1

Luas wilayah dan Banyaknya Desa menurut Kecamatan di Kabupaten Bantul, 2015

No Kecamatan Luas (Ha)

Presentase Luas (%)

Jumlah Desa

1 Srandakan 1.832 3,61 2

2 Sanden 2.316 4,57 4

3 Kretek 2.677 5,28 5

4 Pundong 2.368 4,67 3

5 Bambanglipuro 2.270 4,48 3

6 Pandak 2.430 4,79 4

7 Bantul 2.195 4,33 5

8 Jetis 2.447 4,83 4

9 Imogiri 5.449 10,75 8

10 Dlingo 5.587 11,02 6

11 Pleret 2.297 4,53 5

12 Piyungan 3.254 6,42 3

13 Banguntapan 2.848 5,62 8

14 Sewon 2.716 5,36 4

15 Kasihan 3.238 6,39 4

16 Pajangan 3.325 6,56 3

17 Sedayu 3.436 6,78 4

Jumlah 50.685 100,00 75


(59)

41 Tabel 4.2

Luas Daerah menurut Ketinggian dari Permukaan Air Laut di Kabupaten Bantul (km2) 2015

No Kecamatan Ketinggian (m) Jumlah

<100 100-499 500-999 >1000

1 Srandakan 1.834 - - - 1.834

2 Sanden 2.327 - - - 2.327

3 Kretek 2.449 101 - - 2.550

4 Pundong 2.177 199 - - 2.376

5 Bambanglipuro 2.282 - - - 2.282

6 Pandak 2.429 - - - 2.429

7 Bantul 2.199 - - - 2.199

8 Jetis 2.549 11 - - 2.560

9 Imogiri 3.509 2.272 - - 5.781

10 Dlingo 815 4.819 - - 5.634

11 Pleret 1.783 345 - - 2.128

12 Piyungan 1.965 1.347 - - 3.312

13 Banguntapan 2.154 475 - - 2.629

14 Sewon 2.676 - - - 2.676

15 Kasihan 2.608 630 - - 3.238

16 Pajangan 2.867 452 - - 3.319

17 Sedayu 3.262 149 - - 3.411

Sumber: Bantul dalam Angka 2015, BPS

B. Penduduk Kabupaten Bantul

Berdasarkan data hasil proyeksi penduduk tahun 2010-2020, jumlah penduduk kabupaten Bantul tahun 2014 adalah 968.632 jiwa yang tersebar di 75 desa dan 17 kecamatan. Dari jumlah tersebut 482.805 jiwa adalah laki-laki dan 485.827 jiwa adalah perempuan.

Jika dibandingkan dengan data hasil sensus penduduk Kabupaten Bantul tahun 2010 yang tercatat jumlah penduduk Bantul 911.503 jiwa berarti dalam 3 tahun terakhir telah terjadi pertambahan jumlah penduduk 57.129 jiwa.


(60)

42 Tabel 4.3

Banyaknya Penduduk Kabupaten Bantul Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 39.686 37972 77658

5-9 37548 35227 72775

10-14 35541 34532 70073

15-19 35229 33655 68884

20-24 38137 37357 75494

25-29 42747 40667 83414

30-34 38919 38123 77042

35-39 36178 36234 72412

40-44 36411 37024 73435

45-49 35657 36371 72046

50-54 30317 30759 61076

55-59 23398 23073 46471

60-64 16476 17331 33807

65-69 12061 14540 26601

70-74 10072 12630 22702

75+ 14410 20332 34742

Jumlah 482.805 485. 827 968.632

Sumber: Bantul dalam Angka 2015, BPS

Dengan luas wilayah 506,85 km2, kepadatan penduduk Kabupaten Bantul tahun 2014 adalah 1.911 jiwa per km2 dan kepadatan tertinggi berada di kecamatan Banguntapan yakni 4.755 jiwa per km2 sedangkan kecamatan Dlingo memiliki kepadatan penduduk terendah yang di huni 650 jiwa per km2.

Sebagian besar penduduk Bantul bekerja di sektor perdagangan. Penduduk yang bekerja disektor pertanian cukup sedikit. Selain disektor perdagangan dan pertanian terdapat sektor jasa yang presentasenya cukup signifikan sebagai mata pencaharian penduduk di Kabupaten Bantul.


(61)

43 C. Ketenagakerjaan

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari karena manusia sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin, dan profesional.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, tercatat jumlah pendaftar pencari kerja pada tahun 2014 sebesar 4.156 orang. Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul Tahun 2014 tercatat sebanyak 2.316 jiwa, yang terdiri dari 657 orang laki-laki dan 1.659 orang perempuan. Tingginya angka pengangguran tidak hanya menimbulkan masalah-masalah di bidang ekonomi, melainkan juga menimbulkan berbagai masalah di bidang sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.

Berdasarkan hasil Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada tahun 2014 di Kabupaten Bantul, presentase penduduk angkatan kerja sebesar 97,43 terhadap jumlah angkatan kerja, bertambah sebesar 0,79% jika dibandingkan dengan tahun 2013.

Presentase pengangguran di kabupaten Bantul pada tahun 2014 mencapai 2,57% berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya


(62)

44 Tabel 4.4

Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasidi Kabupaten Bantul Menurut Tingkat Pendidikan Tahun

2010-2014

Tingkat pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014

SD 23 158 213 41 139

SLTP 545 881 779 216 399

SLTA Umum 3521 1322 1575 482 1023

SLTA Kejuruan 3237 2184 2270 1921 1055

Diploma I, II 158 16 40 113 12

Sarjana Muda / Diploma III 1778 424 1008 1522 416

Diploma IV 0 0 0 0 0

Sarjana / S-1 4465 686 1840 4763 1073

S-2 / S-3 53 17 75 181 39

Jumlah 13780 5688 7800 9239 4156

Sumber: Bantul dalam Angka, BPS D. Tinjauan Ekonomi

1. Perindustrian

Sedangkan untuk usaha Industri besar/sedang yang ada di Kabupaten Bantul tahun 2012 menurut hasil survei industri besar/sedang yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, jumlahnya tercatat sebanyak 96 unit usaha yang tersebar di 17 kecamatan. Sedangkan jumlah tenaga kerja seluruhnya tercatat sebanyak 3.454 orang. Data jumlah usaha industri besar/sedang ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 140 usaha dengan total tenaga kerja sebanyak 17.421 orang.


(63)

45 Tabel 4.5

Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang per Kecamatan di Kabupaten Bantul, 2010-2012

No Kecamatan Jumlah Perusahaan Industri

2010 2011 2012

1 Srandakan 4 5 5

2 Sanden 1 1 1

3 Kretek 0 2 0

4 Pundong 1 1 1

5 Bambanglipuro 0 2 1

6 Pandak 1 10 1

7 Bantul 8 4 6

8 Jetis 3 1 3

9 Imogiri 1 1 1

10 Dlingo 0 4 0

11 Pleret 3 7 4

12 Piyungan 4 18 6

13 Banguntapan 12 44 13

14 Sewon 27 26 26

15 Kasihan 24 6 19

16 Pajangan 6 8 5

17 Sedayu 5 5 4

Sumber: Bantul dalam Angka 2015, BPS

Pada tabel 4.5 dapat dilihat jumlah industri besar di Kabupaten Bantul tidak mengalami kenaikan setiap tahunnya tetapi mengalami penurunan. Dapat dilihat di kecamatan Kretek dan Dlingo pada tahun 2012 tidak memiliki industri besar. Hal ini dapat disumpulkan bahwa industri besar di Kabupaten Bantul tidak berkembang dengan baik.


(1)

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized

Residual

N 130

Normal

Parametersa,b Mean

0.0000000 Std.

Deviation

1.57848498 Most Extreme

Differences Absolute

0.055

Positive 0.043

Negative -0.055

Kolmogorov-Smirnov Z 0.632

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.819

Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Sig, dalam pengujian Kolmogorov-Smirnov dari seluruh nilai residu data yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 0,819, yang berarti lebih besar dari tingkat signifikasi penelitian sebesar 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan data pada penelitian yang digunakan sebagai sampel telah terdistribusi normal.

D. Uji Statistik 1. Uji F

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Tabel 6 Hasil Uji F

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 272.805 4 68.201 26.524 0.000b

Residual 321.418 125 2.571 Total 594.223 129

Sumber: Data Primer Diolah

Hasil perhitungan uji F dilihat dalam tabel ANOVA signifikan yaitu sebesar 26,52 dengan signifikasi (0,000) < (0,05) maka dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Uji t

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengrtahui apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.


(2)

Tabel 6. Hasil Uji T Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.402 1.735 1.960 0.052

KP 0.208 0.086 0.183 2.405 0.018

INOV 0.315 0.085 0.294 3.694 0.000

SDM 0.184 0.066 0.226 2.792 0.006

IT 0.136 0.049 0.205 2.767 0.007

Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan tabel diatas hasil pengujian hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengujian Hipotesis Keunggulan Produk (H1)

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Keunggulan Produk berpengaruh positif terhadap Daya Saing dengan nilai t hitung sebesar 2,405 dan t tabel yang didapatkan sebesar 1,978, maka 2,405>1,978. Dengan demikian, hipotesis pertama (H1) yang menyatakan Keunggulan Produk berpengaruh positif terhadap Daya Saing dinyatakan Diterima. 2) Pengujian Hipotesis Inovasi (H2)

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Inovasi berpengaruh positif terhadap Daya Saing dengan nilai t hitung sebesar 3,694 dan t tabel yang didapatkan sebesar 1,978, maka 3,694>1,978. Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan Keunggulan Produk berpengaruh positif terhadap Daya Saing dinyatakan Diterima. 3) Pengujian Hipotesis Sumber Daya Manusia (H3)

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Inovasi berpengaruh positif terhadap Daya Saing dengan nilai t hitung sebesar 2,792 dan t tabel yang didapatkan sebesar 1,978, maka 2,792>1,978. Dengan demikian, hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap Daya Saing dinyatakan Diterima. 4) Pengujian Hipotesis Pemasaran secara Teknologi Informasi (H4)

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Inovasi berpengaruh positif terhadap Daya Saing dengan nilai t hitung sebesar 2,767 dan t tabel yang didapatkan sebesar 1,978, maka 2,767>1,978. Dengan demikian, hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Keunggulan Produk berpengaruh positif terhadap Daya Saing dinyatakan Diterima. E. Uji Koefisien Determinasi

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji kontribusi antara variabel dependen dan independen secara simultan (R2) yang dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square).


(3)

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0.678(a) 0.459 0.442 1.604

Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,678, dimana menunjukkan bahwa variabel daya saing dijelaskan oleh variabel keunggulan produk, inovasi, sumber daya manusia dan pemasaran secara IT sebesar 44,2% sedangkan 55,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model ini.

F. Pembahasan

Nilai koefisien KP sebesar 3,402 dengan signifikan sebesar 0,018<0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Keunggulan Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Bantul. Keunggulan produk berpengaruh positif terhadap daya saing UKM di Kabupaten Bantul, dengan menggunakan indikator keunikan produk, kualitas produk, harga, perbedaan produk dan standarisasi produk yang dilakukan ternyata memiliki pengaruh positif terhadap daya saing UKM di kabupaten Bantul

Nilai koefisien regresi inovasi sebesar 0,315 dengan signifikan sebesar 0,000<0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul. Dengan menggunakan indikator inovasi kemasan produk (packaging), menggunakan alat terbarukan, bahan baku, strategi menciptakan produk baru dan perencanaan sebelum melakukan inovasi terhadap produk yang akan diproduksi ternyata memiliki hasil yang signifikan terhadap daya saing UKM di Kabupaten Bantul. Semakin gencarnya inovasi yang dilakukan oleh UKM di Kabupaten Bantul maka dapat meningkatkan daya saing UKM di Kabupaten Bantul.

Nilai koefisien regresi SDM sebesar 0,184 dengan signifikan sebesar 0,006<0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul. Dengan menggunakan indikator kompetensi tenaga kerja, keterampilan tenaga kerja, pelatihan UKM, aspek mutu tenaga kerja dan latar belakang pendidikan tenaga kerja yang dilakukan ternyata memiliki pengaruh yang positif terhadap daya saing UKM di Kabupaten Bantul.Hal ini berarti UKM-UKM yang berada di Bantul telah melakukan pengolaan yang baik untuk sumber daya manusia yang berada di dalam UKM tersebut. Sehingga sumber daya manusia tersebut mampu menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas dengan daya saing yang tinggi.

Nilai koefisien pemasaran secara IT memiliki regresi sebesar 0,136 dengan signikan sebesar 0,007<0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pemasaran secara IT berpengaruh positif terhadap daya saing Usaha Kecil dan Menengah UKM di Kabupaten Bantul. Dengan menggunakan indikator penggunakan komputer untuk mendukung menejemen, internet, situs website, aplikasi chatting (BBM, Line, WhatsApp dan sebagainya) dan online shop. Pemasaran secara IT berpengaruh signifikan berarti bahwa UKM yang ada di Kabupaten Bantul sudah banyak yang


(4)

memanfaatkan fasilitas teknologi yang tersedia dengan baik guna mendukung usaha mereka dan hal inipun dapat meningkatkan daya saing UKM di Kabupaten Bantul.

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil regresi linier berganda penelitian ini menghasilkan bahwa Keunggulan Produk, Inovasi, Sumber Daya Manusia dan Pemasaran Secara Teknologi Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Para pelaku UKM di Kabupaten Bantul diharapkan tetap mempertahankan dan memingkatkan produk yang dihasilkan, memiliki kreativitas dalam melakukan inovasi terhadap produk yang diproduksi, melakukan pemeilihan SDM yang baik dan memnfaatkan teknologi informasi sebagai pendukung untuk meningkatkan daya saing UKM di Kabupaten Bantul.

2. Pada penelitian ini didapatkan hasil 55,8% faktor-faktor lainnya yang memepengaruhi daya saing UKM di Kabupaten Bantul. Oleh karena itu, para pelaku usaha diharapkan dapat tetap fokus dan tidak lengah terhadap faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi daya saing UKM di Kabupaten Bantul. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi daya saing UKM.

3. Disperindagkop diharapkan dapat terus memberikan pelatihan, pengarahan dan informasi kepada para pelaku usaha UKM agar mereka dapat bersaing tidak hanya persaingan lokal saja tetapi dapat merambah persaingan nasional ataupun internasional.

4. Pada era melek teknologi saat ini UKM di Kabupaten Bantul diharapkan dapat lebih memnfaatkan penggunaan teknologi informasi seperti BBM, WhatsApp, Line dan sebagainya, karena masyarakat saat ini sudah banyak di gunakan oleh masyarakat. Sehingga para UKM diharapkan memanfaatkannya dengan baik agar dapat meningkatkan daya saing yang tinggi.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Dalam penelitian ini hanya terdapat empat variabel independen saja yaitu keunggulan produk, inovasi sumber daya manusia (SDM) dan pemasaran secara TI. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel atau memakai variabel lain yang mempengaruhi daya saing selain variabel pada penelitian ini.

2. Objek pada penelitian ini kurang luas karena hanya terbatas pada daerah Kabupaten Bantul. Penelitian selanjutnya diharapkan dampat menambah onjek penelitiannya misalkan meneliti semua Kabupaten yang yang ada di D.I. Yogyakarta ataupun secara Nasional sehingga dapat meningkatkan daya saing UKM yang akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi.


(5)

keterbatasan waktu, tenaga dan biaya penulis. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah kuesioner atau responden agar mendapatkan hasil yang abasah

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Fatah, Ahmad Vian. 2011. “ Pengaruh Inovasi Produk dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing (Survey Pada UKM Deden Tasik Malaya)”. Jurnal. UNIKOM Bandung

Al Farisi, Raisan. 2013. “Penagaruh Inovasi dan Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha”. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia

Algifari.2002. Analisis Regresi, Teori & Solusi. Yogyakarta: BPFE UGM

Arikuntoro, Suharsimi. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik. 2015. Bantul Dalam Angka 2015. Kabupaten Bantul

Dismawan, Rangga. 2014. “Pengaruh Kreativitas Produk Dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Kue Soes Pada Toko Kue Soes Merdeka Di Jl. Merdeka No. 25 Bandung”. Jurnal Manajemen Ekonomi.

Eka, Miranda., Julisar. 2013. “Pemakaian E-Commerce Usaha Kecil dan Menengah Guna Meningkatkan Daya Saing”. Jurnal Volume 4 No. 2

Endraswari, Rizki Matiskha. 2006. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aplikasi Teknologi Informasi dan Penegaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada UKM Kerajinan Tangan Bantul, Yogyakarta). Tesis. Universitas Diponegoro

Gazhali, Imam. 2001. “Aplikasi Anlisis Multivariance dengan Program SPSS”. Semarang: BPUD

Hafsah, Mohamad J. 2004. “ Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)”. Infokop Nomor 25 Tahun XX

Handiani, Eka. 2011. “pengaruh Faktor Internal, Eksternal, Entrepreneurship, Strategi dan Kinerja terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah”. Jurnal Dinamika Manajemen vol.3 No.1.

Hermana, Budi. . “Mendorong Daya Saing di Era Informasi dan Globalisasi: Pemanfaatan Modal Intelektual dan Teknologi Informasi sebagai Basis Inovasidi Perusahaan”. Jurnal. Guna Darma

ILO. 2008. “Labour and Social Trends in ASEAN 2008: Driving Competitiveness and Prosperity with Decent Work. Bangkok: International Labour Organization Regional Officer for Asia and The Pacific

Jesika. 2012. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengauhi Daya Saing UKM Berorientasi Ekspor di DKI Jakarta”. Ekonomi Menejemen Universitas Guna Darma

Juriyah. 2013. “ Pengaruh Inovasi Terhadap Daya Saing UMKM (Studi Kasus UMKM di Kec. Rubaru Kab. Sumenep”.Jurnal. Universitas Trinojoyo Madura.

Kotler, Philip & Kevin Lan Keller. 2007. “ Manajemen Pemasaran”. Edisi Duabelas jilid 1 (Alih Bahasa, Benyamin Molan). Jakarta: Indeks

Melilea, Andi Suranta., Matondang, Nazarudin., Rahmi, Sari. 2014. “ Strategi Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menegah (UKM) berbasis Kaizen”. Jurnal Optimus Sistem Industri, Vol. 13 No. 2


(6)

Agro Industri di Kota Batu”.Jurnal.STIE Asia Malang.

Mujarat, Kuncoro. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Jakarta: Erlangga Nuryanti. 2013. “Peran E-Commerce Untuk Meingkatkan Daya Saing Usaha Kecil dan

Menengah (UKM)”. Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Riau Volume 21, No. 4

Porter, Michael.1994. Keunggula Bersaing: Menciptakan dan Memeprtahankan Kinerja Unggul. Binarupa Aksara: Jakarta.

Priyadi, Unggul, Anjar Riyanto. 2014 “Analisis Pengaruh PDRB, Kredit Modal Kerja dan UMP Terhadap Jumlah UKM di D.I. Yogyakarta.Jurnal.Universitas Islam Indonesia.

Riyanto Yan, Erman Aminullah, dan Khamani. 2008. “Strategi Peningkatan Kemampuan Adopsi Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Daya Saing UKM”. Jurnal Lembaga Ilmu Penegetahuan Indonesia (LIPI).

Sahid, Yusuf. 2007. “ From Creativity to Innovation”. Policy Research Working Paper 4262, June, Development Research Group World Bank, Washinton D.C Sriyana, Jaka. 2010. “Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi

Kasus di Kabupaten Bantul”. Universitas Islam Indonesia

Sugiono, 2004. “Metode Penelitian Bisnis”.Cetakan keenam. Alfabeta: Bandung Tohar, M. 2001. “ Membuka Usaha Kecil”. Yogyakarta: Kanisius

Tri, Basuki & Imamudin Yuliadi. 2015. “Ekonomic Data Processing (SPSS 15 dan Eviews)”. Yogyakarta: Data Media

Tulus Tambunan, “Ukuran Daya Saing Koperasi dan UKM”

Wahyudi, Muhammad. 2009. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menegah(UKM) di Yogyakarta”. Universitas Diponegoro

Wardhani, Rulyanti Susi. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Sentra Industri Makanan Khas Bangka di Kota Pangkalpinang”. Universitas Bangka Belitung.

Winarni, Endang S,. 2006. “Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan Aksebelitas Kredit Perbankan”. Infokop Nomor 29 Tahun XXM

Wuryandani Dewi, Hilma Meilani. 2013. “Peranan Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal Ekonomi Kebijakan dan Publik Vol. 4 No.1

Zainuddin, M. 2011.”Metodologi Penelitian Kefarmasian dan Kesehatan”. Surabaya: Airlangga University Press