TA : Perencanaan dan Pembuatan Kunci Jarak Jauh Berkode Dengan Menggunakan Minimum System 8088.

(1)

iii ABSTRAKSI

Seiring dengan kemajuan teknologi, maka telah menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat. Teknologi tersebut telah menuntun manusia ke dalam era teknologi tepat guna, sehingga pemanfaatan waktu yang efisien sangatlah dibutuhkan. Hal ini menyebabkan manusia mengejar segala sesuatu yang memberikan kemudahan dan pelayanan yang memuaskan. Komputer merupakan salah satu dari bentuk teknologi tersebut. Komputer memegang peranan yang sangat besar dan penting dalam berbagai kehidupan manusia. Komputer itu sendiri dapat membantu mempermudah dan mempercepat kinerja seseorang dalam melakukan tugasnya.Hanya saja diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk menggunakan teknologi tersebut.

Selama ini pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang sifatnya rutin dan sistem pengamanan tempat penyimpanan barang berharga seperti safe deposit dikendalikan secara manual dengan unsur manusia sebagai pelaksananya. Padahal manusia memiliki sifat lupa bahkan cenderung malas untuk melakukan suatu pekerjaan yang sifatnya rutin. Apalagi jika harus mengendalikan peralatan-peralatan yang berada diluar jangkauan manusia misalnya yang berada dalam ruang gas beracun.

Maka melihat permasalahan diatas, diperlukan suatu peralatan eksternal tambahan. Yang diharapkan akan dapat memudahkan pekerjaan manusia. Peralatan eksternal yang digunakan disini adalah suatu rangkaian minimum sistem yang mendapat masukkan data keaktifan peralatan elektronik dari sebuah remote dan


(2)

iv

mengaktifkan/menonaktifkan peralatan yang terhubung atau dikendalaikan tanpa harus bersusah payah. Dimana komputer berperan dalam pembuatan program, sehingga peralatan eksternal tersebut dapat bekerja.


(3)

v DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAKSI ………. iii

DAFTAR ISI ……….. iv

BAB I. PENDAHULUAN ………...………..……….. 1

1.1. Latar Belakang ……….……….. 1

1.2. Tujuan ……….. 2

1.3. Ruang Lingkup ……….. 2

1.4. Metodologi Penelitian ……….. 3

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ……… 4

BAB II. LANDASAN TEORI ………..……… 6

2.1. Sistem Prosesor Utama ……….……….. 6

2.2. Pemancar ………...……….. 16

2.3. Penerima ……….……… 22

2.4. Catu Daya ……….. 25

2.5. Penggunaan Bahasa Assembler ……….. 26

BAB III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM …. 30 3.1. Perancangan dan Pembuatan Perangkat Keras ……… 30

3.2. Komputer PC dan Perangkat Lunak ……… 32

3.2. Pembuatan Program ………..……… 33


(4)

vi

4.1. Saran ……… 39

DAFTAR PUSTAKA ……… 40


(5)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ……….. iv

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang ………. ……….... 1

1.2. Tujuan ………… …...………..……….... 2

1.3. Ruang Lingkup ……….………....……… 2

1.4. Metode Penelitian ………..……… 3

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ………... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1. Sistem Prosesor Utama ………..……….. 6

2.2. Pemancar ……… ... ……… 16

2.3. Penerima ………. ..………... 22

2.4. Catu Daya ……… 25

2.5. Penggunaan Bahasa Assembler ……….. 26

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM ... 30

3.1. Perencanaan dan Pembuatan Perangkat Keras ……… 30


(6)

3.3. Pembuatan Program …………... 33

BAB IV PENGUJIAN SISTEM ... 38

4.1. Pendahuluan ………. 38

4.2. Pengujian Sistem Pengendali ……… 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 44

5.1. Kesimpulan ……… 44

5.2. Saran ………. ……… 45 DAFTAR PUSTAKA ………. LAMPIRAN ………...


(7)

1

I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang elektronika dimana komputer semakin menunjukkan kemajuan yang pesat. Sehingga dapat dengan mudah dimanfaatkan untuk mengatur suatu sistem kerja dari suatu peralatan secara otomatis. Kemajuan yang telah dicapai tersebut menjanjikan harapan dan jaminan kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut adalah merupakan sifat manusia untuk senantiasa mencari cara - cara yang dapat memudahkan dan mempercepat pelaksanaan tugas-tugas yang harus dikerjakannya, terutama tugas-tugas yang bersifat rutin. Dewasa ini era komputerisasi semakin dominan dimana banyak peralatan yang dihubungkan dengan komputer, Dimana mempunyai tujuan untuk mempermudah manusia dalam melaksanakan suatu tugas. Salah satunya yaitu membentuk suatu sistem pengaman menggunakan kunci jarak jauh berkode dengan minimum system 8088.

Alat ini dapat digunakan misalnya untuk mengunci pintu garasi atau pintu gerbang sebuah rumah. Dengan menggunakan alat ini, seseorang penghuni yang mengemudikan sendiri kendaraannya dapat membuka pintu gerbang rumah dan pintu garasinya dari dalam mobil, tanpa harus bersusah payah keluar dari kendaraannya. Begitu pula waktu meninggalkan rumah, dapat mengunci kembali pintu garasi atau pintu gerbang rumahnya tanpa harus keluar dari mobil. Kemudahan ini tentu saja menyenangkan, lebih-lebih jika sedang turun hujan.


(8)

1.2. Permasalahan

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimana merancang dan membuat suatu sistem pengaman menggunakan kunci jarak jauh berkode dengan minimum system 8088. “

1.3. Tujuan Penelitian

Pembuatan alat ini disebabkan untuk mempermudah manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang sifatnya rutin. Selain itu dapat diaplikasikan untuk mengendalikan peralatan-peralatan yang berada diluar jangkauan manusia misalnya yang berada dalam ruangan berisi gas beracun. Kemungkinan aplikasi lain adalah untuk mengamankan tempat-tempat penyimpanan barang berharga yang hanya boleh dibuka oleh orang-orang tertentu seperti lemari besi ( safe deposit ). Karena dibandingkan dengan kunci dengan nomor kode mekanik kunci ini lebih aman , karena nomor kodenya yang terdiri dari 4 digit dapat diubah setiap kali dianggap perlu, setiap digit kode dapat bervariasi dari 1 sampai 9, sehingga seluruhnya ada 94 = 6561. Sehingga tak perlu khawatir karena rahasia kodenya dijaga dengan baik. Selain itu juga dapat bekerja lebih cepat dibandingkan dengan kunci nomer kode mekanik.

Sehingga tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai : “ Merancang dan membuat suatu sistem pengaman menggunakan kunci jarak jauh berkode dengan


(9)

3

minimum system 8088 yang dapat membantu mempermudah manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang sifatnya rutin. “

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Permasalahan

Dalam pembatasan teori, penekanan diarahkan kepada teori-teori yang berkenaan langsung dengan perencanaan dan pembuatan sistem, sehingga isi buku menjadi ringkas tapi padat dan terarah. Sedangkan dalam Perencanaannya dibatasi untuk pembuatan sistem yang membahas mengenai cara kerja dari sistem pendukung yang meliputi bagian pemancar yang berfungsi sebagai anak kunci dan sebuah penerima, dan sebagai medium pengiriman sinyal digunakan sinar infra merah. Medium lain dapat juga dipertimbangkan seperti gelombang radio, tetapi gelombang radio dapat mengganggu pesawat radio dan televisi yang berada disekitar pemancar dan juga frekuensi pemancar harus selalu tepat sama dengan penalaan penerima. Karena jika frekwensi pemancar atau penalaan penerima bergeser kunci jarak jauh tidak dapat berfungsi lagi. Walaupun sinar inframerah memiliki kelemahan, yaitu lintasan berkasnya tidak boleh terhalang oleh benda yang tidak tembus cahaya intramerah. Selain itu, berkas sinar inframerah yang dikirim pemancar juga harus mengenai lubang kunci penerima. Tetapi problem terakhir ini dapat diatasi dengan relatif mudah dan sedikit latihan.

Akhirnya diberikan kesimpulan yang diperoleh baik secara praktis dan teoritis dari semua pokok pembahasan dalam bab-bab sebelumnya.


(10)

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian terhadap kelayakan perancangan dan pembuatan perangkat keras maupun perangkat lunak dilakukan melalui studi kepustakaan dari berbagai macam buku literatur. Dengan cara ini didapatkan konsep-konsep yang bersifat teori, data, dan informasi dari buku-buku literatur yang ada yang sangat mendukung dituangkannya ide yang menjadi suatu karya yang layak dan mampu untuk diwujudkan.

Penelitian yang berdasarkan pada teori, data-data dan informasi yang ada menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan perancangan dan pembuatan perangkat keras yang dikehendaki. Setelah perangkat keras selesai dibuat, dilakukan pengujian terhadapnya dengan menggunakan program-program terbatas, kemudian setelah perangkat keras bekerja dengan baik, dibuat program atau perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan operasi perangkat keras sesuai dengan permasalahan yang dikehendaki.

Perancangan perangkat lunak dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan dari bahasa pemograman yang dipakai, baik kemampuan dalam hal mewujudkan gagasan yang ada maupun dalam berinteraksi maupun kesesuaian ( Kompatibilitas ) dengan sarana pendukung. Kehandalan bahasa pemograman dalam mengatasi berbagai kendala yang mungkin akan dihadapi dalam pembuatan perangkat lunak juga menjadi bahan pertimbangan yang kuat.


(11)

5

1.7. Sistematika Laporan Penelitian

Dalam penyusunan Penelitian ini, sistematika pembuatan Laporan Penelitian diatur dalam 6 bab dan terdiri dari beberapa Sub Bab.

Adapun Sistematika Laporan Penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini dijelaskan tentang latar belakang permasalahan. Permasalahan, tujuan gagasan, pembatasan masalah sehingga pembahasan masalah tetap relevan dalam batasan tertentu, metedologi penelitian yang menjelaskan awal perencanaan hingga terwujudnya gagasan dari peneliti, serta sistematika pembahasan penelitian sebagai ringkasan materi masing-masing bab.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan berbagai komponen penting, sarana pendukung yang digunakan serta teorema yang mendukung peneliti dalam perencanaan dan desain sistem perangkat keras maupun perangkat lunak sehingga bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

BAB III : ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini membahas mengenai penganalisaan masalah yang terwujud sehingga timbul gagasan dari peneliti, dan pemecahan dari permasalahan yang timbul.


(12)

Dalam bab ini dibahas mengenai perencanaan sistem dan pembuatan perangkat keras juga perangkat lunak secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

BAB V : PENGUJIAN SISTEM

Pada bab ini membahas mengenai spesifikasi dan pengujian perangkat keras serta cara kerja dari perangkat lunak yang dibuat.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan secara keseluruhan dalam penulisan penelitian dan saran-saran yang diharapkan terhadap pengembangan dari karya yang ada.


(13)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Prosesor Utama

Dalam desain model - model I/O yang akan dibuat, sistem prosesor utama merupakan rangkaian yang utama dalam proyek mikroprosesor. Sistem prosesor utama ini disebut juga minimum sistem. Sistem prosesor utama ini terdiri dari : * Prosesor Intel 8088

* Rangkaian Memori

* Rangkaian Clock 8284 * PPI dan Latch

2.1.1 Prosesor Intel 8088

Mikroprosesor 8088 merupakan modifikasi dari 8086. Bedanya, 8088 hanya memiliki lebar data 8 bit, sehingga disebut mikroprosesor 8 bit, sedangkan 8086 mempunyai lebar data 16 bit namun mempunyai kemampuan yang sama dengan 8088. Kedua mikroprosesor tersebut memiliki lebar alamat 20 bit sehingga lokasi memori yang dapat dihubungkan adalah 2 20 = 1 Mbyte.

Seperti disebutkan diatas,8088 dapat berhubungan dengan 2 20 (1.048.576 = 1 Mbyte) lokasi memori, yaitu dari lokasi 00000H sampai FFFFFH. Masing-masing lokasi berisi data 8 bit ( 1 byte). Jika mikroprosessor (µp) berhubungan dengan alamat absolut FFFE0H, µp memakai penulisan / penunjukkan lokasi memori


(14)

melalui segmen register (cara segmentasi). Contohnya, alamat absolut awal suatu program adalah 60000H. Karena bahasa mesin ( dalam bentuk kode heksadesimal ) program bersifat instruction fetch, maka penulisan / penunjukkan lokasi awal program melibatkan register CS dan IP.

Misalnya pada program itu isi register CS = 52B9H (base addres). Untuk menunjukkan lokasi memori 60000H, IP harus berisi D470H ( logical, effective, atau offset address). Cara penulisannya adalah CS:IP (base:effective address) atau 52B9:D470.

Jika dua program menggunakan alamat absolut yang sama untuk menyimpan data yang berbeda, kedua program tersebut akan bertabrakkan sehingga tidak dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

Pengambilan dan pengerjaan (eksekusi) instruksi hanya melibatkan register dan alamat offset yang disimpan di register IP. Alamat absolut pada operasi stack ditunjukkan dengan gabungan isi SS dan SP (SS:SP). Pada operasi data secara default, digunakan alternate segment ( CS, ES, dan SS) untuk pengolahan data, diperlukan cara-cara khusus yang disebut segment override.

2.1.2. Register Internal 8088

Mikroprosesor 8088 mempunyai 4 golongan register, yaitu : 1. Flag Register

Flag register 8088 terdiri atas 16 bit data. Letak masing-masing bit (D15…D0) adalah seperti gambar berikut ini :


(15)

8

D15 ……. D0

X X X X O D I T S Z X A X P X C

O = Overflow T = Trap A = Auxiliary Carry

D = Direction S = Sign P = Parity

I = Interrup Z = Zero C = Carry

X = Tidak terpakai

Gambar 2.1. Flag Register

2. General Purpose

Ada 8 register dalam kelompok ini : AX, BX, CX, DX, SI, DI, BP dan SP. Adapun kegunaan khusus dari register-register tersebut adalah sebagai berikut :

Register AX

Nama lain dari register ini adalah akumulator. Register ini senantiasa dipakai untuk operasi perkalian dan pembagian, dan mungkin adalah register yang paling efisien untuk operasi aritmetika, logika, dan pemindahan data.

Register BX

Sifat khusus register BX adalah kemampuan untuk menunjuk lokasi memori melalui perintah tidak langsung (misalnya MOV al, [bx]). Nilai default untuk


(16)

penunjukkan lokasi memori melalui register BX adalah relatif terhadap register DS.

Register CX

Kegunaan khusus register CX adalah sebagai pencacah untuk program yang melakukan looping.

Register DX

Register ini adalah satu-satunya register yang dapat mencatat lokasi I/O untuk transfer data ke dan dari lokasi I/O. Disamping kemampuan ini, register DX juga dipakai untuk proses perkalian dan pembagian 32 bit.

Register SI

Kemampuan register ini hampir sama dengan register BX, namun melalui perintah khusus register ini dapat berbuat lebih banyak dibandingkan dengan register BX.

Register DI

Kegunaan register ini hampir sama dengan kegunaan register SI.

Register BP

Kegunaan register ini hampir sama dengan kegunaan register BX, SI dan DI. Namun tidak seperti BX, SI dan DI yang menunjukkan lokasi memori relatif terhadap DS (Data Segment), penunjukkan register BP adalah relatif terhadap SS (Stack Segment).


(17)

10

Register SP

Register ini digunakan pada operasi stack. Operasi stack dapat kita bayangkan sebagai tumpukkan piring. Piring ( dalam µP adalah data ) terakhir diletakkan ditempat paling atas. Jika hendak mengambil piring (data), maka harus mengambil piring (data) yang paling atas, yaitu piring (data) terakhir yang ditumpuk. Piring (data) ditumpuk (PUSH) paling akhir, akan diambil (POP) pertama kali (Last In, First Out).

3. Instruction Pointer

Register IP

Isi register ini menunjukkan alamat perintah yang akan dikerjakan (Execute) oleh µP (mikroprosesor).

4. Segment Register

Terdapat empat buah segment register, yaitu CS, DS, ES, dan SS, yaitu :

Register CS

Bersama dengan IP, yaitu CS:IP, menunjukkan lokasi perintah yang akan dikerjakan oleh µP.

Register DS

Menunjukkan alamat awal segment data. Cara penunjukkan lokasi data adalah DS:alamat relatif.


(18)

Register ES

Seperti tersirat pada namanya, extra segment, kegunaan khusus register ini tidak ada. Dengan cara-cara tertentu register ini dapat digunakan untuk sembarang tujuan.

Register SS

Bersama dengan SP, yaitu SS:SP, register ini menunjuk data yang akan diambil pada operasi stack.

2.1.3. Rangakaian Memori

Seperti yang telah di ketahui, memori pada komputer terdiri atas dua macam yaitu RAM dan ROM. RAM ( Random Acces Memory ) adalah jenis memori yang mampu menyimpan data selama daya dalam keadaan hidup. Jika daya dimatikan, data yang disimpan dalam RAM akan hilang, jadi RAM merupakan tempat menyimpan memori sementara. Kita dapat membaca maupun menulis data ke RAM.

ROM ( Read Only Memory), merupakan memori yang hanya dapat dibaca saja. Berbeda dengan RAM, memori pada ROM tetap tersimpan walaupun daya dimatikan. ROM terbagi menjadi tiga macam, yaitu PROM, EPROM, dan EEPROM.

PROM ( Programmable Read Only Memory ) adalah jenis ROM yang hanya dapat diisi sekali saja. Hal ini tentunya tidak menguntungkan apabila salah mengisi data pada PROM. Untuk mengatasi masalah ini digunkan EPROM.


(19)

12

EPROM ( Erasable Programmable Read Only Memory) adalah jenis ROM yang dapat diisi atau dihapus datanya. Dengan menggunakan EPROM ini tidak perlu terlalu khawatir, jika data yang dimasukkan ternyata salah, karena dapat menghapusnya dan mengisinya kembali. Untuk menghapus data pada EPROM ini digunakan sinar ultra violet. Jenis ketiga dari ROM adalah EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory). EEPROM ini tidak berbeda jauh dengan EPROM, hanya cara penghapusannya berbeda. Pada EPROM, penghapusan dilakukan dengan bantuan sinar violet, sedangkan pada EEPROM dipakai tegangan. Untuk menghapus data, EEPROM ini mempunyai lebih banyak kemudahan dibandingkan dengan EPROM. Salah satu contoh adalah kita tidak perlu mengeluarkan IC tersebut untuk dihapus, kita cukup memberikan tegangan. Namun kendala EEPROM adalah harganya yang masih tinggi. Dilihat dari segi biaya inilah kita lebih cenderung untuk memilih EPROM.

Rangkaian memori yang digunakan dalam minimum sisterm ini terdiri dari dua yaitu :

EPROM IC2764 dengan alamat FE000h sampai FFFFFh RAM IC6116 dengan alamat 00000h sampai 007FFh

2.1.4. Programmable Input/Output 8255

Transfer data secara parallel merupakan transfer data yang paling relatif lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan transfer data secara serial. Transfer data ini dapat dibagi lagi menjadi empat tata cara (protokol) komunikasi, yaitu :


(20)

a. Simple I/O

Contoh transfer data kelompok ini adalah jika akan mengeluarkan data ke peraga LED ( 0=LED mati, 1 = LED hidup), atau untuk memasukkan data dari thermostat sederhana, yang senantiasa ada dan siap digunakan. LED atau thermostat tidak memerlukan sinyal-sinyal khusus yang menandakan telah terjadi transfer data.

b. Simple Strobe I/O

Ada kalanya data valid pada rangkaian luar hanya ada pada saat itu juga. Contohnya adalah data keyboard. Data hanya ada jika keyboard ditekan. Pada saat ditekan, keyboard mengeluarkan sinyal strobe yang menandakan adanya data valid di rangkaian output. Dengan adanya sinyal strobe ini, mikroprosesor dipersilahkan untuk mengambil data valid yang tersedia.

c. Single Handshake I/O

Contoh transfer data jenis ini adalah printer paralel. Mikroprosesor mengeluarkan sinyal strobe ke printer, jika siap printer akan mengeluarkan sinyal pengakuan (acknowledge) telah menerima data dari mikroprosesor. Sehingga percakapan mikroprosesor dan printer memberikan suatu protokol jabat tangan (handshake).

d. Double Handshake Data Transfer

Jika koordinasi antara mikroprosesor dan rangkaian periferal perlu ditingkatkan, digunakan double handshake protokol. Percakapan


(21)

14

antara mikroprosesor dan periferal dapat diibaratkan sebagai percakapan antara pengirim dan penerima. Pertama, pengirim mengatakan “Anda siap ?” (ditandai STB low) dan penerima menerima dengan menjawab “Saya siap” (sinyal ACK low ). Selanjutnya, pengirim mengatakan “Inilah data untuk anda” yang ditandadengan sinyal STB high. Akhirnya penerima menutup pembicaraan ( sinyal ACK low) seraya mengatakan “Data anda telah saya terima, terima kasih saya siap menerima data yang lain”.

PI/O 8255 dapat di program untuk 3 mode: mode 0, mode 1, dan mode 2. Mode 0 dapat disamakan dengan simple I/O, mode 1 sebagai single handshake, dan mode 2 sebagai double handshake protocol. PI/O 8255 terdiri atas 3 port, yaitu port A, port B dan port C, yang dapat diprogram untuk input dan output. Untuk menggunakannya, terlebih dahulu kita harus menginisialisasikan (memprogram) port-port itu sebagai output atau sebagai input dan mengirimkannya ke register kontrol. Hal ini dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini :


(22)

D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

GROUP B

PORT C ( LOWER) 1 = INPUT 0 = OUTPUT PORT B 1 = INPUT 0 = OUTPUT MODE SELECTION 0 = MODE 0 1 = MODE 1

GROUP A

PORT C ( UPPER) 1 = INPUT 0 = OUTPUT PORT A 1 = INPUT 0 = OUTPUT MODE SELECTION 00 = MODE 0 01 = MODE 1 1x = MODE 2

PORT C ( LOWER) 1 = INPUT

0 = OUTPUT


(23)

16

2.1.5. PPI , Latch dan Buffer

Yang termasuk disini adalah sebagai berikut : • Penyangga

Untuk memisahkan antara alamat dan data miroprosesor dibutuhkan penyangga IC 7473 ( untuk bus alamat ) dan IC74245 ( untuk bus data ).

Kontrol

Semua sinyal kontrol dirancang menggunakan decoder IC74LS138. Sinyal kontrol untuk memory adalah MEMW, MEMR, CS, sedangkan sinyal kontrol untuk PPI adalah CS, IOR, IOW. Semua sinyal kontrol adalah ‘Active Low’.

Interface

Komunikasi antara sistem prosesor dan modul I/O dapat dilakukan melalui rangkaian interface PPI IC8255. Total port yang tersedia adalah 24.

Konektor

Untuk memudahkan hubungan antara sistem prosesor utama dan modul I/O dipasang pin-pin konektor melalui header (26 pins) dan konektor XT (62 pins).

2.2. Pemancar

Pemancar ini harus selalu dimiliki atau dibawa oleh sang pemilik, yang berfungsi sebagai anak kunci.Adapun prinsip kerja dari pemancar ini dapat dilihat dari blok diagram berikut ini :


(24)

Penjelasan blok diagram diatas adalah sebagai berikut : a. Keypad 4x4

Keypad pemancar terdiri atas 16 tombol yang diberi nomor 0-15 dan disusun dalam bentuk deretan 4x4. Yang fungsinya sama dengan keyboard atau remote, yaitu untuk mengentrikan data yang akan dikirimkan dan diterjemahkan oleh enkoder keyboard.

b. Enkoder Keyboard

Keluaran Keypad diterjemahkan oleh sebuah enkoder keyboard menjadi biner yang sesuai dengan nomer yang ditekan. Jika ditekan tombol 7 misalnya, keluaran enkoder keyboard akan sama dengan 0111 (11 desimal). Yang kemudian diberikan ke pencacah mundur.

c. Pencacah Mundur

Keluaran enkoder diberikan ke sebuah pencacah yang menghitung turun ( pencacah mundur). Begitu pencacah menerima data masukan dari enkoder

Keypad 4x4

Enkoder Keyboard

Pencacah Mundur

Pembangkit Pulsa Clock Penguat

LED Inframerah

Gambar 2.3. Diagram Blok Pemancar Kunci Berkode dengan Minimum Sistem


(25)

18

keyboard, keluaran borrow dari pencacah ini akan mengeluarkan logika 1. Sinyal logika 1 ini mengaktifkan sebuah pembangkit pulsa clock, pulsa-pulsa clock yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa diberikan ke masukkan clock pada pencacah mundur. Karena itu pencacah ini akan mulai menghitung mundur, dimulai dari data masukan yang diterima dari enkoder keyboard. Pada saat hitungan mundur mencapai 0000, keluaran borrow pencacah akan berubah menjadi logika 0.

d. Pembangkit Pulsa Clock

Berfungsi untuk menghasilkan pulsa-pulsa clock yang aktif jika pencacah mundur menghasilkan logika 1,dan akan berhenti jika keluaran borrow pencacah mundur menjadi logika 0.

e. Penguat

Pulsa-pulsa clock yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa clock juga diberikan pada sebuah penguat yang pada gilirannya dipakai untuk mengaktifkan LED inframerah.

f. LED Inframerah

LED inframerah akan memancarkan pulsa-pulsa intramerah yang jumlahnya sama dengan jumlah pulsa yang dikeluarkan oleh pembangkit pulsa clock, yang berarti sama dengan hitungan pencacah serta serta sama dengan nomor tombol keypad yang ditekan.

2.2.1 Rangkaian Pemancar dan Cara Kerja

Adapun rangkaian lengkap dari pemancar tersebut dapat dilihat pada diagram gambar rangkaian yang terlampir.


(26)

Sedangkan cara kerja masing masing rangkaian dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jika salah satu tombol keypad ditekan, kolom dan baris dimana tombol itu berada akan menjadi rendah. Jadi misalnya kita menekan tombol 6, kolom X2 dan baris Y2 akan menjadi rendah, sehingga X4X3X2X1 akan sama dengan 1011 dan Y4Y3Y2Y1 sama dengan 1101. Penekanan tombol ini dideteksi oleh enkoder keyboard 74C922 (IC1, 16 key enkoder) dan diterjemahkan menjadi kode biner. Untuk penekanan tombol 6, keluaran DCBA dari enkoder akan sama dengan 1011. Kondensator C2 yang dihubungkan ke pena 5 IC1 diperlukan untuk melengkapi rangkaian osilator internal IC ini. Osilator ini diperlukan untuk melakukan penelusuran masukan X1…X4 dan Y1…Y4 guna mendeteksi tombol keypad yang ditekan. Kondensator C3 pada pena 6 IC1 diperlukan untuk meredam getaran mekanik (key bounce) yang dapat timbul pada saat sebuah tombol ditekan. Sebuah register internal didalam IC1 mengingat nomor tombol terakhir yang ditekan juga setelah tombol ini dilepaskan. Setelah enkoder mendeteksi tombol yang ditekan, keluaran Data Available (DA) dari IC1 akan menjadi tinggi. Keluaran tinggi pada data available menyatakan bahwa data masukkan telah diterima oleh enkoder. Setelah tombol dilepaskan, keluaran data available akan menjadi rendah.

Keluaran IC1 diberikan kemasukkan data paralel P0…P3 kepencacah 40193 (IC2). IC 40193 (atau 74C193) ini adalah sebuah pencacah maju/mundur 4 bit, yang untuk pemancar kunci berkode jarak jauh dengan minimum sistem ini dioperasikan sebagai pencacah mundur. Masukkan data paralel P0…P3 dimuat


(27)

20

kedalam pencacah pada saat masukkan parallel load (PL, pena 11) dibuat rendah, dan akan disimpan ketika parallel load menjadi tinggi kembali.

Mekanisme yang membuat masukkan parallel load pada IC2 menjadi rendah, dibentuk oleh resistor R1 dan kondensator C1. Untuk keadaan tetap, masukkan Parallel load tentu saja akan tinggi, yaitu sama denga Vcc 9 volt. Setelah enkoder IC1 menerima data masukkan, keluaran data available IC ini akan menjadi tinggi, dan setelah tombol yang ditekan dilepaskan, keluaran data available akan kembali menjadi rendah. Pada saat keluaran data available berubah dari tinggi menjadi rendah, masukkan parallel load berubah secara mendadak menjadi rendah untuk kemudian menjadi tinggi kembali. Jadi, masukkan parallel load akan menerima sebuah pulsa kejut negatif, sehingga data pada masukkan-masukkan P0…P3 akan dimuat dan disimpan didalam pencacah. Hal ini akan menyebabkan keluaran terminal countdown atau keluaran borrow (TCD, pena 13 ) menjadi tinggi. Sinyal tinggi pada keluaran terminal countdown ini mengaktifkan pembangkit pulsa clock.

Sebagai pembangkit pulsa clock digunakan sebuah IC 555 (IC3) yang dirangkai sebagai multivibrator tak stabil. Frekuensi osilasi rangkaian ini ditentukan oleh aliran R2-R3-C3, dan dapat dihitung dengan rumus f=1/T. Periode T ini besarnya adalah :

T = 0,693 [C3(R2+R3) +C3R3]

Dengan nilai komponen sesuai dengan gambar, diperoleh f = 424 Hz. Frekuensi osilasi yang sesungguhnya tergantung pada ketelitian resistor dan kondensator yang digunakan.


(28)

Keluaran TCD dari pencacah dihubungkan dengan pena 4 IC 555. Karena itu, begitu TCD menjadi tinggi, yaitu sesaat setelah data pada masukkan P0-P3 dimuat ke dalam pencacah, IC 555 akan mulai berosilasi. Keluaran IC 555 (pena 3) diberikan kemasukkan clock CPD (masukkan clock untuk mencacah mundur,pena 4) pada IC2. Dengan demikian, pencacah akan mulai menghitung turun dimulai dari data masukkan yang telah diterimanya tadi. Masukkan clock CPU ( masukkan clock untuk mencacah maju, pena 5 ) yang tidak digunakan, harus dihubungkan dengan Vcc. Pada saat hitungan mencapai 0000, keluaran TCD akan berubah menjadi rendah. Sinyal rendah pada TCD ini akan menghentikan ( mereset ) IC 555.

Keluaran IC 555 juga diberikan ke penguat Darlington yang dibentuk oleh transistor Q1 dan Q2. Jika transistor-transistor ini aktif, LED-LED inframerah D1…D3 akan menyala dan memancarkan sinar inframerah. Jadi, LED-LED ini akan memancarkan pulsa-pulsa sinar inframerah yang jumlahnya sama dengan jumlah pulsa yang dikeluarkan oleh IC 555.

Penguat tiga buah LED dimaksudkan untuk memperoleh pancaran cahaya yang lebih kuat. Pemasangan kondensator C5 mempunyai tujuan yang sama. Selama transistor-transistor Q1 dan Q2 tidak aktif, kondensator C5 akan diisi oleh Vcc. Begitu Q1 dan Q2 aktif, muatan yang tertimbun dalam C5 akan dikosongkan lewat D1…D3, sehingga memperbesar arus yang mengalir melalui LED-LED ini.

Pemancar ini mendapat daya dari sebuah baterai 9 V. Dengan demikian alat ini dapat dibawa dengan mudah dan dipegang dengan tangan pada waktu dioperasikan.


(29)

22

2.3. Penerima

Penerima adalah merupakan alat yang ditempatkan dibalik pintu yang dikunci. Yang prinsip kerjanya dapat dijelasakan berdasarkan bentuk diagram sebagai berikut ini :

Sensor Penguat Pembentuk Sinyal Pencacah Maju

Timer1

Timer2

Minimum Sistem Dekoder 1 ke 16

Pengendali beban

Output

Gambar 2.4. Diagram Blok Penerima Kunci Berkode Dengan Minimum Sistem


(30)

a. Sensor

Pulsa-pulsa inframerah yang dikirim oleh pemancar diterima oleh sebuah sensor yang terdapat pada penerima. Sensor ini ( fotodioda ) mengubah pulsa-pulsa sinar inframerah menjadi pulsa-pulsa listrik negatif.

b. Penguat

Pulsa-pulsa sinar inframerah yang menjadi pulsa-pulsa listrik negatif ini diteruskan ke masukkan inverting penguat operasi yaitu IC TL092, keluaran op-amp ini akan berupa sebuah pulsa positif.

c. Pembentuk Sinyal

Pulsa keluaran op-amp diteruskan ke pemicu Schmitt IC 40106 untuk diperbaiki bentuknya.

d. Pencacah Maju

Keluaran rangkaian pembentuk sinyal diberikan ke pencacah naik , dengan demikian pencacah itu menghitung jumlah pulsa yang diterima sensor. Keluaran rangkaian pembentuk sinyal tersebut juga digunakan untuk memicu dua buah pewaktu satu tembakan (one shottimer).

e. Timer 1

Timer 1 yaitu sebuah IC 555 yang dirangkai sebagai multivibrator monostabil. Keluaran pewaktu satu digunakan untuk me-reset pencacah maju, begitu pencacah selesai menghitung pulsa untuk satu digit yang diterima oleh sensor agar siap untuk menghitung pulsa digit yang berikutnya.


(31)

24

f. Timer 2

Keluaran pewaktu 2 digunakan untuk untuk mengaktifkan rangkaian dekoder 1-ke-16 setelah keluaran pencacah maju menjadi stabil. Jika keluaran pencacah maju sudah stabil maka akan diberikan ke masukkan dekoder.

g. Dekoder 1 ke 16

Masukkan dari pencacah maju ini akan mengaktifkan nomor keluaran yang sesuai dengan data masukan, atau sama dengan jumlah pulsa yang diterima oleh sensor. Nomor keluaran dekoder yang diaktifkan dapat digunakan untuk membuka / menutup pintu atau mengendalikan peralatan lainnya. Jika digunakan untuk peralatan lainnya, keluaran dekoder yang digunakan perlu diberikan pengendali beban.

h. Minimum Sistem

Minimum sistem yang merupakan prosesor utamanya. Dari rangkaian minimum sistem ini output akan aktif sesuai dengan program yang telah dibuat dan di simpan dalam EPROM. Jika data yang dikirimkan oleh pemancar sama dengan data yang ada dalam program, mekanik pembuka pintu akan diaktifkan sehingga pintu akan dibuka, dan jika kedua data tidak sama dengan dekode yang telah ditentukan sehingga yang diaktifkan adalah rangkaian alarm.

i. Pengendali beban

Yaitu rangkaian yang mengendalikan relay untuk peralatan yang bersangkutan, misalnya pembuka pintu,alarm, penutup pintu dan sebagainya.


(32)

j. Output

Yaitu rangkaian output yang terdiri dari pembuka pintu, penutup pintu, alarm, dan lampu.

2.4. Catu Daya

Agar SPU dan modul I/O dapat bekerja, diperlukan rangkaian/sistem catu daya., yang dapat menghasilkan tegangan catu +5 VDC dan +9VDC. Tegangan sekunder transformator Tr1 sebesar 12V IC-IC regulator mendisipikasikan panas cukup besar. Karena itu, IC-IC ini harus diberikan keping pendingin (hink sink) secukupnya. Kondensator C1 dan C2 diperlukan untuk mencegah agar regulator tegangan tidak berisolasi sendiri. Sedangkan kondensator C3 dan C4 diperlukan untuk mengurangi derau (noise) frekuensi tinggi pada keluaran rangkaian catu daya. • Trafo, berfungsi menurunkan tegangan tinggi AC, 220V atau 110V, menjadi tegangan rendah AC, misal: 3V, 6V, 12V.

Diode bridge, merupakan komponen penyearah. Berfungsi mengubah tegangan AC dari trafo, menjadi tegangan DC.

Kapasitor, berfungsi menghaluskan tegangan DC yang dihasilkan oleh Diode bridge.

Pengatur tegangan. Karena mikroprosesor dan komponen-komponen lain pada SPU membutuhkan supply tegangan 5 VDC, maka digunakan LM7805 yang mampu menghasilkan output 5 VDC yang stabil dan untuk 9 VDC digunakan LM7809.


(33)

26

Penguat arus. Arus output yang dihasilkan IC 7805 kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan SPU dan modul I/O. Untuk itu perlu ditambah penguat arus yaitu transistor TIP 2955.

Tegangan sekunder transformator Tr1 sebesar 12V IC-IC regulator mendisipikasikan panas cukup besar. Karena itu, IC-IC ini harus diberikan keping pendingin (hink sink) secukupnya. Kondensator C1 dan C2 diperlukan untuk mencegah agar regulator tegangan tidak berisolasi sendiri. Sedangkan kondensator C3 dan C4 diperlukan untuk mengurangi derau (noise) frekuensi tinggi pada keluaran rangkaian catu daya.

2.5. Penggunaan Bahasa Assembler

Bekerja dengan program DEBUG memang jauh lebih sederhana dibandingkan jika kita memakai program assembler. Namun, untuk program yang panjang dan rumit, bekerja dengan DEBUG sangatlah tidak memadai.

Ada dua tahap dalam pemakaian Turbo Assembler, yaitu : 1. Assembling.

Text editor

Text editor dapat dilakukan dengan menggunakan SideKick bagian Notepad, Norton Editor, WordStar bagian Non Document serta word processor lain yang mempunyai fasilitas pembuataan ASCII file seperti Word Perpect, SPRINT dan lain-lain. Bila ternyata tidak memiliki software-software diatas dapat juga mempergunakan compiler bahasa lain seperti turbo C ataupun Turbo


(34)

Pascal untuk dimanfaatkan sebagai text editor, namun yang perlu diperhatikan, bila menggunakan editor Turbo c atau Turbo Pascal. Extension file yang disimpan harus selalu diakhiri dengan .ASM bukan .PAS atau .C.

Compiler

Yang dimaksud dengan Compiler adalah suatu program yang menterjemahkan Program Assembler dalam ASCII file (berextension .ASM) ke bentuk file object (berextension .OBJ). Dan yang dimaksud dengan linker adalah suatu program yang menterjemahkan program object ke bentuk program exsekusi (berextension .COM atau .EXE).

Untuk lebih jelas mengenai hal ini, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

FILE .ASM FILE .OBJ FILE .EXE

FILE .COM

Gambar 2.5. Langkah Pembuatan File Exsekusi

Pada gambar 2.5. ada 2 macam garis, yaitu garis yang terputus-putus dan garis yang lurus yang masing-masing menyatakan 2 macam compiler Assembler yang paling banyak


(35)

28

dipakai saat ini. Yaitu Microsoft Macro Assembler ( garis lurus) dan Turbo assembler ( Garis terputus-putus).

Pada gambar 2.5. dapat terlihat juga adanya perbedaan pada akhir proses dimana .ASM harus menempuh 2 langkah untuk membuat file .COM.

Menjalankan Compiler

Setelah mengetik program di text editor, program akan di compile ke bentuk object,tahap ini akan menghasilkan file .OBJ. Yang kemudian akan dibuat menjadi .COM file atau .EXE file.

Caranya :

Ketik : TASM a: namafile a:

Nama file (terletak di drive A dan harus berekstensi.asm, program turbo assembler terletak di drive c). File .OBJ akan disimpan di drive A (huruf a: kedua).

Misalnya :

TASM CETAK.ASM CETAK.OBJ

Maka compiler akan meng-compile file CETAK.ASM dari .ASM file ke format .OBJ file.

2. Pembuatan file Exe atau Com.

Seperti kita ketahui, pengerjaan program senantiasa mengacu pada CS:IP. Program berekstensi. COM mempunyai banyak keterbatasan. Keterbatasan pertama adalah program ini mengawali programnya dari IP


(36)

= 100. Alamat sebelumnya CS:00 hingga CS:IP digunakan untuk PSP (Program Segment Prefix), yaitu bagian program yang mengatur kerja file .COM. Alur kerja PSP ditentukan oleh versi DOS yang kita gunakan. Keterbatasan lain adalah program ini hanya mempu menempati 1 segment saja, dengan demikian panjang maksimal program adalah 64 Kbyte. Keterbatasan ketiga adalah kemampuan program yang hanya menempati satu segment saja membuat kita tidak terlalu bebas menggunakan seluruh kemampuan PC untuk proyek-proyek percobaan.

Program berekstensi. EXE dapat beroperasi di lebih dari 1 segment, dengan demikian dapat memanfaatkan seluruh kemampuan µP 8088.

Menjalankan Linker

Dalam paket Turbo Assembler akan ditemukan sebuah file yang bernama TLINK.EXE yang berfungsi untuk mengubah format object file ke .COM file atau .EXE file.

Tata penulisan file ini adalah :

TLINK (/T) [.OBJ FILE ] [(.COM)/.EXE FILE] Contoh :

TLINK CETAK.OBJ CETAK.EXE

Perintah diatas berfungsi untuk mengubah format dari .OBJ file ke .EXE file

TLINK/T CETAK.OBJ CETAK.COM

Perintah diatas berfungsi untuk mengubah format dari .OBJ file ke .COM file.


(37)

30 BAB III

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1. Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

Dalam pembuatan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sistem 8088, digunakan metode pemodelan. Sebab pemodelan lebih mendekati bentuk sistem yang sebenarnya.

Perencanaan perangkat keras adalah dengan menghubungkan beberapa peralatan mekanik ke minimum sistem melalui Programable Peripheral Interface 8255 ( PPI 8255 ). Rangkaian ini akan mengaktifkan dan menonaktifkan peralatan yang terhubung dengan menggunakan sistem pemancar dan penerima.

Minimum sistem menggunakan IC 8255 dan beberapa chip lain sebagai pendukung interface. Peralatan elektronik lainnya menggunakan rangkaian relay untuk mengontrol sistem mekanik, dimana relay tersebut digunakan untuk penggerak sitem pintu, mematikan, menyalakan lampu, dan alarm yang berfungsi apabila terjadi kesalahan dalam kode yang diinputkan melalui pemancar. Perintah yang tersimpan dalam EPROM mengendalikan peralatan mekanik melalui PPI 8255 rangkaian kontrol, sesuai dengan yang telah diinputkan oleh pemancar dan akhirnya akan diterima oleh sistem penerima.

Dalam pembuatan perangkat keras sebagai pengendali sistem, dibuat sesuai dengan blok diagaram sebagai berikut ini :


(38)

Pemancar Penerima Interface Minimum Sistem

Alarm Modul Output

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem Kunci Berkode Dengan Minimum Sistem

Penjelasan blok diagram diatas adalah sebagai berikut : a. Pemancar

Peralatan ini merupakan perangkat kerja yang berfungsi untuk menginputkan kode yang berfungsi sebagai password ke penerima untuk mengaktif sistem kerja mekanik. Sepertinya yang dilihat pada Bab II dan gambar 2.3

b. Penerima

Peralatan ini merupakan perangkat kerja yang berfungsi untuk menerima kode yang dikirimkan oleh pemancar , dan cara kerjanya dapat dilihat pada Bab II dan gambar 2.4.

c. Interface

Peralatan interface merupakan jalur input/output yang merupakan sarana penghubung antara sistem mekanik yang dibuat dengan minimum sistem. Berupa program yang dilihat pada lampiran.


(39)

32

d. Minimum Sistem

Minimum sistem digunakan sebagai pusat kendali keseluruhan sistem sekaligus sebagai tempat pemrosesan data baik yang berupa input maupun output. Hasil dari pemrosesan data dapat dilihat dari input yaitu berupa me non-aktifkan dan mengaktifkan pintu, lampu , dan sebagai sistem pengaman berupa alarm. Yang penjelasannya dapat dilihat di Bab II dan gambar rangkaian pada lampiran.

e. Model Output

Merupakan output dari rangkaian mekanik yang dibuat sebagai keluaran dari program, dan pendukung piranti kerja lainnya. Yaitu pembuka dan penutup pintu, mematikan, dan menyalakan lampu.

f. Alarm

Merupakan rangkaian yang mendeteksi keadaan sistem dari model, dan outputnya merupakan informasi yang diteruskan ke rangkaian interface. Apabila kode yang di sampaikan kepada penerima tak sesuai dengan password yang ada, maka alarm akan berbunyi. Cara kerja bisa dilihat pada Bab II.

3.2. Komputer PC dan Perangkat Lunak

Komputer yang digunakan yaitu IBM PC compatible yang dalam hal ini komputer dalam sistem hanya sebagai media untuk membuat perangkat lunak pengendali ( Software) yang selanjutnya disimpan dalam EPROM. Atau


(40)

menggunakan komputer dan EPROM Emulatar yang dihubungkan dengan minimum sistem. Untuk perangkat lunaknya menggunakan bahasa pemograman Assembler. Selain itu yang terpenting adalah menentukan letak port yang dihubungkan dengan input maupun output, sehingga baik rangkaian dan program akan berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

3.3. Pembuatan Program

Prosedur dibawah ini digunakan untuk membuat program yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Langkah – langkah yang perlu dikerjakan adalah :

1. Mempertimbangkan dan menjabarkan kembali permasalahan, definisi permasalahan harus dijabarkan secara tepat dalam bentuk detail. Informasi yang diperlukan seperti skema rangkaian dan gambaran proses harus jelas. Sehingga output dari input program sesuai dengan tujuan dari dibuatnya rangkaian kunci berkode dengan minimum sistem tersebut.

2. Menentukan port-port yang digunakan termasuk identifier yang dipakai oleh input/output.

3. Melakukan uji coba program sebelum program dapat kita fungsikan dengan tujuan sebenarnya.


(41)

34

Adapun prosedur dari program yang di buat adalah sebagai berikut : 1. Input pasword

Jika A = B, maka pintu akan terbuka Jika A≠ B, maka alarm akan berbunyi

Untuk pasword input sebanyak 4 digit yaitu antara 1 sampai dengan 9

2. Tombol 10 pada keypad pemancar berfungsi untuk memasukkan kode ke pengunci data ( mirip tombol enter pada keypad komputer )

3. Tombol 11 pada keypad pemancar berfungsi untuk menutup pintu dan mereset penerima.

4. Tombol 12 sampai dengan tombol 15 berfungsi untuk mengendalikan piranti lain, dipakai untuk menyalakan dan mematikan lampu.

Tombol 12 digunakan untuk menyalakan lampu A Tombol 13 digunakan untuk mematikan lampu A Tombol 14 digunakan untuk menyalakan lampu B Tombol 15 digunakan untuk mematikan lampu B

Karena yang digunakan adalah IC 8255 pada mode 0 ( untuk A dan B ) dengan konfigurasi sebagai berikut :

Port A : input Port C upper : output


(42)

Port B : output Port C Lower : input

Data yang dikirimkan ke control word Ic 8255 adalah sebagai berikut :

D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

1 0 0 1 0 0 0 1

Jadi data control word-nya adalah : 10010001b atau 91h

Adapun flowcart dari program untuk mengaktifkan kunci jarak jauh dengan minimum sistem 8088 yang dibuat adalah sebagai berikut :

START A

Input remote

1..9 Simpan input password A

10 Password Ok Set alarm A

Open pintu A

11 Reset pintu dan alarm A

B

y

y y

y y

t t

t


(43)

36

B

12 Set lampu A A

13 Reset lampu A A

14 Set lampu B A

15 Reset lampu B A

A

Gambar 3.2. Flowcart Program Kunci Berkode Jarak Jauh dengan Minimum Sistem 8088

Adapun penjelasan dari flowcart di atas adalah sebagai berikut :

Tombol-tombol yang ditekan pada remote dibaca oleh program. Tombol tersebut adalah tombol 1 sampai dengan tombol 15.

Pendeteksian yang dilakukan oleh program sesuai dengan flowchart yang ada, yaitu :

1. Bila tombol yang ditekan adalah tombol 1 sampai dengan tombol 9, maka program akan menyimpan informasi yang bersesuaian dengan tombol yang ditekan. Informasi ini adalah deretan password.

y

y y

y

t t t t


(44)

Setiap kali ada tambahan penekanan tombol, semakin panjang informasi atau password yang disimpan.

2. Bila tombol 10 ditekan, maka program akan membandingkan password yang diinputkan lewat remote dengan password referensi yang tersimpan didalam program.

Jika hasil pembanding benar, maka pintu terbuka tetapi jika hasil pembanding tidak benar maka alarm akan berbunyi dan pintu tetap tertutup.

3. Bila tombol 11 ditekan maka pintu akan menutup dan reset alarm.

4. Bila tombol 12 sampai dengan 15 ditekan, maka piranti –piranti lain akan diaktifkan atau di nonaktifkan/

Berikut adalah fungsi tiap-tiap tombol :

Tombol 12 digunakan untuk menyalakan lampu A Tombol 13 digunakan untuk mematikan lampu A Tombol 14 digunakan untuk menyalakan lampu B Tombol 15 digunakan untuk mematikan lampu B


(45)

38

BAB IV

PENGUJIAN SISTEM

4.1 Pendahuluan

Sebelum alat digunakan sepenuhnya untuk mengendalikan pelaksanan kontrol pintu atau keamanan, perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk memastikan alat tersebut bekerja sesuai dengan sistem yang direncanakan.

Dari hasil pengujian alat secara hardware, untuk lebih memusatkan sinar inframerah yang diterima fotodioda diperlukan lensa berdiameter 90 mm. Dan dari hasil uji coba diketahui bahwa kunci berkode dapat bekerja dengan baik sampai jarak 6 meter. Jarak operasi yang agak terbatas ini dapat ditingkatkan antara lain dengan cara memasang reflektor pada sensor, agar sinar inframerah yang dipancarkan menjadi lebih terarah dan membentuk suatu berkas yang tajam.

Untuk pengujian software dilakukan dengan menjalankan program pengendali yang dibuat dengan menggunakan bahasa Assembler yang kemudian disimpan dalam EPROM. Model I/O akan bekerja apabila mendapatkan input yang telah dikirimkan oleh pemancar. Dan semua itu bekerja bedasarkan dengan program yang dibuat sebelumnya ( program terlampir).


(46)

4.2 Pengujian Sistem Pengendali

Sistem yang dihubungkan dengan modul mekanik di uji dengan program yang sebelumnya dibuat dalam bahasa pemograman Assembler melalui personal komputer atau PC.

Dari pengujian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Bila fotodioda penerima tidak menerima sinyal input dari pemancar, maka sensor akan diset ke nol.

2. Bila fotodioda penerima menerima sinyal input dari pemancar, maka sensor akan di set sesuai dengan kode input yang diterima.

3. Fungsi dari tiap - tiap tombol pemancar adalah sebagai berikut : 0 = tidak digunakan.

1…9 = Mengirim kode pembuka pintu ( 4 digit )

10 = Memasukan kode pengunci data ( mirip dengan tombol enter pada keyboard komputer )

11 = Menutup pintu dan me-reset penerima. 12 … 15 = mengendalikan piranti lain.

4. Pembuka pintu akan bekerja isi pengunci data sama dengan data yang ditentukan, keluaran A = B pada semua komparator akan tinggi sehingga akan mengaktifkan transistor Q1 Akibatnya relay K1 akan


(47)

40

5. Penutup pintu akan bekerja apabila pemancar memberi sinyal yang mengaktifkan transistor Q5,menyebabkan relay K3 bekerja untuk

mengaktifkan mekanik penutup pintu sekaligus me- reset penerima. 6. Peralatan mekanik alarm bekerja apabila terjadi kesalahan dalam

menginputkan kode pasword yang terdiri dari 4 digit.

7. Peralatan mekanik lainnya ( mematikan dan menyalakan lampu ) akan bekerja apabila sensor penerima telah mendapatkan sinyal input dari pemancar. Dan bisa dikembangkan lebih lanjut dengan sistem timer ( lampu akan menyala dan mati pada jam-jam tertentu sesuai dengan apa yang kita inginkan).

Adapun langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

A. Pemancar

• Yang pertama dilakukan adalah menguji fungsi-fungsi tombol keypad yang berfungsi atau tidak, jika keypad berfungsi maka penekanan tombol keypad akan diterima oleh IC74C922 ( 16 key enkoder) untuk diterjemahkan menjadi kode biner berupa sinyal aktif hight atau aktif low.

Misalnya penekanan pada keypad 7, maka outputnya adalah sama dengan 0111 dimana :

Low Hight


(48)

• Data dari IC74C922 diterima oleh sebuah pencacah mundur yaitu IC40193 dengan bentuk output yang menggambarkan jumlah sinyal yang dikirimkan ke led infra red untuk dipancarkan.

Output yang dihasilkan oleh pencacah mundur dan yang diterima oleh infra red untuk dipancarkan dapat digambarkan berdasarkan gambar data yang didapat dari osiloscope adalah sebagai berikut:

CH1 = IC 40193 CH2 = Infra Red


(49)

42

• Sebagai Multivibrator tak stabil digunakan IC 555 dan dikuatkan juga oleh penguat Darlington yang dibentuk oleh transistor.

Adapun bentuk sinyal reset dari multivibrator tak stabil dapat digambarkan berdasarkan gambar data yang didapat dari osiloscope adalah sebagai berikut :


(50)

B. Penerima

• Sinyal yang diterima pada titik A sama dengan sinyal yang dipancarkan oleh pemancar, dapat digambarkan berdasarkan gambar data yang didapat dari osiloscope adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3. Sinyal Yang di terima Pada Titik A

• Karena pengaruh pada kapasitor / penguat, maka sinyal yang diterima oleh rangkaian pembentuk sinyal, dapat digambarkan


(51)

44

berdasarkan gambar data yang didapat dari osiloscope adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4. Sinyal Pada Rangkaian Pembentuk Sinyal

• Pada pencacah maju sinyal tersebut dihitung sesuai dengan pulsa yang diterima sensor.

• Pada rangkaian multivibrator monostabil keluaran pewaktu 1 mereset pencacah maju dan keluaran pewaktu 2 mengaktifkan rangkaian dekoder 1 ke 16 sehingga dapat mengaktifkan nomer keluaran sesuai data masukkan. Peranan minimum sistem adalah sebagai prosesor utam yang mengatur dan mengontrol semua rangkaian penerima untuk mengaktifkan output.


(52)

Adapun keuntungan dan kelemahan dari pengujian alat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Keuntungan :

Dapat mengetahui kinerja dari perangkat lunak dan keras sehingga mengetahui segala kekurangannya

b. Kelemahan :

• Tidak ditemukan letak kesalahan dari fungsi keypad , misalnya jika ditekan tombol 7 sinyal yang tampak pada osiloscope sebanyak 8 sinyal.

• Keypad nomer 0 tidak berfungsi.

• Kesulitan dalam mencari kecocokan antara led pemancar dan fotodioda penerima.

• Jarak tempuh yang diharapkan maksimal 6 meter dan minimal sedekat dekatnya. Hanya dapat mencapai jarak yang minimal.

• CMOS 40193 terlalu sensitif sehingga mudah rusak.

• Perangkat keras tidak dapat berfungsi pada saat listrik padam karena


(53)

46

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dibuat antara lain :

1. Penggunaan kunci berkode dengan minimum sistem ini lebih aman dibandingkan dengan kunci yang menggunakan sistem mekanik. Karena kode dapat diubah setiap waktu dan rahasia kode terjaga dengan baik.

2. Penggunaan medium berupa sinar infra merah walaupun punya kelemahan , yaitu lintasan berkasnya tidak boleh terhalang oleh benda yang tidak tembus cahaya infra merah. Tapi lebih baik dari pada menggunakan medium lain, karena tidak mengganggu gelombang frekuensi yang lain.

3. Assembler digunakan untuk membuat perangkat lunak dari hardware. Penggunaan bahasa pemograman Assembler karena lebih sederhana dari pada dengan program debug, selain itu bahasa Assembler merupakan bahasa pemograman yang dapat dimengerti oleh perangkat keras yang ada. Selain itu untuk program yang panjang dan rumit, bahasa pemograman Assembler lebih memadai.


(54)

5. 2. Saran

Dalam peningkatan dan perbaikan alat perlu di perhatikan :

1. Penyederhanaan desain perangkat keras sehingga penggunaannya lebih maksimal dan lebih murah.

2. Menggunakan UPS untuk menjaga apabila terjadi pemadaman listrik perangkat keras yaitu kunci berkode jarak jauh masih dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arianto Widyatmo, Haryono Eduard, dan Fendy.1994. Belajar Sendiri Mikroprosesor-Mikrokontroler Melalui Komputer PC.Jakarta. PT Elex Media Komputindo Anggota IKAPI.

Fairchild Semiconduktor Corp. 1980. CMOS Databook. California.

Jain, R. P. 1991. Modern Digital Electronics. New Delhi. Tata McGraw-Hill Publishing Company.

Tocci, Ronald J. 1991. DigitalSystems,Principles and Applications. 5/e. Englewood Cliffs. New Jersey. Prentice Hall Inc.

Ediman Lukito 1991 Dasar-dasar Pemograman Dengan Assembler 8088. Jakarta. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia-Jakarta.


(1)

43

B. Penerima

• Sinyal yang diterima pada titik A sama dengan sinyal yang dipancarkan oleh pemancar, dapat digambarkan berdasarkan gambar data yang didapat dari osiloscope adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3. Sinyal Yang di terima Pada Titik A

• Karena pengaruh pada kapasitor / penguat, maka sinyal yang diterima oleh rangkaian pembentuk sinyal, dapat digambarkan


(2)

berdasarkan gambar data yang didapat dari osiloscope adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4. Sinyal Pada Rangkaian Pembentuk Sinyal

• Pada pencacah maju sinyal tersebut dihitung sesuai dengan pulsa yang diterima sensor.

• Pada rangkaian multivibrator monostabil keluaran pewaktu 1 mereset pencacah maju dan keluaran pewaktu 2 mengaktifkan rangkaian dekoder 1 ke 16 sehingga dapat mengaktifkan nomer keluaran sesuai data masukkan. Peranan minimum sistem adalah sebagai prosesor utam yang mengatur dan mengontrol semua rangkaian penerima untuk mengaktifkan output.


(3)

45 Adapun keuntungan dan kelemahan dari pengujian alat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Keuntungan :

Dapat mengetahui kinerja dari perangkat lunak dan keras sehingga mengetahui segala kekurangannya

b. Kelemahan :

• Tidak ditemukan letak kesalahan dari fungsi keypad , misalnya jika ditekan tombol 7 sinyal yang tampak pada osiloscope sebanyak 8 sinyal.

• Keypad nomer 0 tidak berfungsi.

• Kesulitan dalam mencari kecocokan antara led pemancar dan fotodioda penerima.

• Jarak tempuh yang diharapkan maksimal 6 meter dan minimal sedekat dekatnya. Hanya dapat mencapai jarak yang minimal.

• CMOS 40193 terlalu sensitif sehingga mudah rusak.

• Perangkat keras tidak dapat berfungsi pada saat listrik padam karena tidak ada daya cadangan.


(4)

46

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dibuat antara lain :

1. Penggunaan kunci berkode dengan minimum sistem ini lebih aman dibandingkan dengan kunci yang menggunakan sistem mekanik. Karena kode dapat diubah setiap waktu dan rahasia kode terjaga dengan baik.

2. Penggunaan medium berupa sinar infra merah walaupun punya kelemahan , yaitu lintasan berkasnya tidak boleh terhalang oleh benda yang tidak tembus cahaya infra merah. Tapi lebih baik dari pada menggunakan medium lain, karena tidak mengganggu gelombang frekuensi yang lain.

3. Assembler digunakan untuk membuat perangkat lunak dari hardware. Penggunaan bahasa pemograman Assembler karena lebih sederhana dari pada dengan program debug, selain itu bahasa Assembler merupakan bahasa pemograman yang dapat dimengerti oleh perangkat keras yang ada. Selain itu untuk program yang panjang dan rumit, bahasa pemograman Assembler lebih memadai.


(5)

47

5. 2. Saran

Dalam peningkatan dan perbaikan alat perlu di perhatikan :

1. Penyederhanaan desain perangkat keras sehingga penggunaannya lebih maksimal dan lebih murah.

2. Menggunakan UPS untuk menjaga apabila terjadi pemadaman listrik perangkat keras yaitu kunci berkode jarak jauh masih dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arianto Widyatmo, Haryono Eduard, dan Fendy.1994. Belajar Sendiri Mikroprosesor-Mikrokontroler Melalui Komputer PC.Jakarta. PT Elex Media Komputindo Anggota IKAPI.

Fairchild Semiconduktor Corp. 1980. CMOS Databook. California.

Jain, R. P. 1991. Modern Digital Electronics. New Delhi. Tata McGraw-Hill Publishing Company.

Tocci, Ronald J. 1991. DigitalSystems,Principles and Applications. 5/e. Englewood Cliffs. New Jersey. Prentice Hall Inc.

Ediman Lukito 1991 Dasar-dasar Pemograman Dengan Assembler 8088. Jakarta. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia-Jakarta.