TA : Pemanfaatan Voice Recognition pada Telepon Genggam Berbasis Android Sebagai Kendali Perangkat Elektronik.

(1)

ELEKTRONIK TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

Nama : Yohanes Wahono

NIM : 08.41020.0010

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Komputer

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM


(2)

pada pagi hari harus mematikan lampu dan pada malam harinya menyalakan lampu. Pada umumnya orang menggunakan perantara kabel untuk mengendalikan perangkat elektronik. Saat ini perkembangan teknologi dibidang elektronika sudah maju, seperti adanya perangkat wireless yang dapat menggantikan peranan kabel dalam mengendalikan perangkat elektronik.

Pada sistem operasi Android terdapat aplikasi untuk melakukan input suara yaitu Google voiceinput. Google voice input merupakan aplikasi bawaan dari sistem operasi Android yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan misalnya untuk mengetik SMS dan melakukan pencarian online hanya dengan inputan suara.

Dari teknologi voice input, Android dan wireless peneliti ingin membuat suatu sistem yang memungkinkan sebuah telepon genggam berbasis Android untuk dijadikan alat kendali perangkat elektronik untuk mengendalikan beberapa peralatan elektronik yang terdapat di rumah, seperti lampu, kunci pintu elektronik dan pagar bermotor. Pemanfaatan Google voice input akan mempermudah dalam penggunaan aplikasi telepon genggam berbasis Android.

Program Android yang dibuat dapat memanfaatkan fitur Google voice menjadi input sehingga Android dapat mengirim dan menerima data serial dari

microcontroller. Perintah dari Android tersebut digunakan sebagai perintah

microcontroller untuk mengendalikan perangkat elektronik.

STIKOM


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Kontribusi ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 TCP / IP... 7

2.2 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)... 8

2.3 Microcontroler ... 10

2.3.1 Microcontroller AVR ... 10

2.3.2 UniversalDataRead (UDR) ... 12

2.3.3 USART ControlandStatusRegister A (UCSRA) ... 12

2.4 Relay ... 15

2.4.1 Prinsip Kerja Relay ... 17

STIKOM


(4)

2.5 Alat Pengunci Elektrik ... 17

2.5.1 Jenis electriclock ... 18

2.6 Sistem Operasi Android ... 19

2.7 Voice Recognition ... 28

2.8 Modul WIZ110SR ... 29

2.8.1 Konfigurasi Network ... 31

2.8.2 NetworkMode ... 32

2.8.3 Serial Configuration... 34

2.9 Wireless Access Point ... 34

2.10 Motor 3 Fasa ... 35

2.10.1 Struktur Motor 3 Fasa ... 36

2.11 Inverter Motor AC ... 39

2.12 LimitSwitch ... 40

BAB III METODE PENELITIAN... 42

3.1 Model Penelitian ... 42

3.2 Perancangan Perangkat Keras ... 44

3.2.1 Rangkaian Microcontroller ... 44

3.2.2 Rangkaian Sensor Input ... 45

3.2.3 Rangkaian RelayDriver ... 46

3.2.4 Perancangan Interface I/O ... 48

3.2.5 IC max232 ... 49

3.2.6 Konfigurasi WIZ110SR ... 50

3.3 Perancangan Perangkat Lunak ... 52

3.3.1 Menerima Data dari Android ... 53

STIKOM


(5)

3.3.2 Mengirim Data Ke Android ... 55

3.3.3 Mengirim Data Ke Microcontroller ... 58

3.3.4 Menerima Data dari Microcontroller ... 64

3.4 Metode Pengujian dan Evaluasi Sistem ... 67

3.4.1 Pengambilan Suara dari Google Voice Input ... 68

3.4.2 Pengiriman Data dari Android ke Microcontroller ... 68

3.4.3 Menggerakkan Aktuator ... 68

3.4.4 Sensor ... 68

3.4.5 Pengiriman Data Microcontroller ... 69

3.4.6 Penerimaan Data Android ... 69

3.4.7 Data serial ... 69

3.4.8 Evaluasi Sistem Keseluruhan ... 69

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM ... 71

4.1 Pengujian Pengambilan Suara dari Google Voice Input... 71

4.1.1 Tujuan ... 71

4.1.2 Alat yang Digunakan ... 71

4.1.3 Prosedur Pengujian ... 71

4.1.4 Hasil Pengujian ... 71

4.2 Pengujian Pengiriman Data dari Android ke Microcontroller ... 73

4.2.1 Tujuan ... 73

4.2.2 Alat yang Digunakan ... 73

4.2.3 Prosedur Pengujian ... 73

4.2.4 Hasil Pengujian ... 74

4.3 Pengujian Menggerakkan Aktuator ... 75

STIKOM


(6)

4.3.1 Tujuan ... 75

4.3.2 Alat yang Digunakan ... 75

4.3.3 Prosedur Pengujian ... 75

4.3.4 Hasil Pengujian ... 76

4.4 Pengujian Sensor ... 76

4.4.1 Tujuan ... 76

4.4.2 Alat yang Digunakan ... 76

4.4.3 Prosedur Pengujian ... 77

4.4.4 Hasil Pengujian ... 77

4.5 Pengujian Penerimaan Data Pada Android ... 78

4.5.1 Tujuan ... 78

4.5.2 Alat yang Digunakan ... 78

4.5.3 Prosedur Pengujian ... 78

4.5.4 Hasil Pengujian ... 78

4.6 Pengujian data serial ... 80

4.6.1 Tujuan ... 80

4.6.2 Alat yang Digunakan ... 80

4.6.3 Prosedur Pengujian ... 80

4.6.4 Hasil Pengujian ... 80

4.7 Pengujian Keseluruhan Sistem ... 105

4.7.1 Tujuan ... 105

4.7.2 Alat yang Digunakan ... 105

4.7.3 Prosedur Pengujian ... 105

4.7.4 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan ... 105

STIKOM


(7)

BAB V PENUTUP ... 107

5.1 Simpulan ... 107

5.2 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

STIKOM


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbandingan OS Android dan OS lain ... 27

Tabel 2.2 Spesifikasi WIZ110SR ... 30

Tabel 2.3 Konfigurasi Pin WIZ110SR ... 31

Tabel 3.1 KonfigurasiPortA ... 48

Tabel 3.2 Konfigurasi Port B ... 49

Tabel 3.3 Konfigurasi Port D ... 49

Tabel 3.4 Daftar Perintah Android ... 55

Tabel 3.5 Daftar perintah microcontroller ... 57

Tabel 3.6 Perintah Hasil Voice Input ... 61

Tabel 3.7 Perintah Indikator Android ... 66

Tabel 4.1 Karakter a ... 81

Tabel 4.2 Karakter b ... 82

Tabel 4.3 Karakter c ... 83

Tabel 4.4 Karakter d ... 84

Tabel 4.5 Karakter e ... 85

Tabel 4.6 Karakter f ... 86

Tabel 4.7 Karakter g ... 87

Tabel 4.8 Karakter h ... 88

Tabel 4.9 Karakter i... 89

Tabel 4.10 Karakter j... 90

Tabel 4.11 Karakter k ... 91

Tabel 4.12 Karakter l... 92

STIKOM


(9)

Tabel 4.13 Karakter m... 93

Tabel 4.14 Karakter n ... 94

Tabel 4.15 Karakter o ... 95

Tabel 4.16 Karakter p ... 96

Tabel 4.17 Karakter q ... 97

Tabel 4.18 Karakter r ... 98

Tabel 4.19 Karakter s ... 99

Tabel 4.20 Karakter t... 100

Tabel 4.21 Karakter u ... 101

Tabel 4.22 Karakter v ... 102

Tabel 4.23 Karakter w ... 103

Tabel 4.24 Karakter x ... 104

STIKOM


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pin Microcontroller ATmega8535 ... 11

Gambar 2.2 Register UDR ... 12

Gambar 2.3 Register UCSRA ... 13

Gambar 2.4 Relay ... 16

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Relay ... 17

Gambar 2.6 Android 1.1 ... 20

Gambar 2.7 Android CupCake ... 21

Gambar 2.8 Android Donut ... 22

Gambar 2.9 Android Eclair ... 22

Gambar 2.10 Android Froyo ... 23

Gambar 2.11 Android GingerBread ... 23

Gambar 2.12 Android HoneyComb ... 24

Gambar 2.13 Android Ice Cream Sandwich ... 25

Gambar 2.14 Modul WIZ110SR ... 30

Gambar 2.15 Pinout Port Serial Modul WIZ110SR ... 31

Gambar 2.16 Layar Editor Konfigurasi Network ... 31

Gambar 2.17 ServerMode ... 32

Gambar 2.18 ClientMode ... 33

Gambar 2.19 Layar Editor Konfigurasi Serial ... 34

Gambar 2.20 Beda Fasa RST ... 36

Gambar 2.21 Struktur Motor 3 Fasa ... 36

Gambar 2.22 Struktur Star ... 37

STIKOM


(11)

Gambar 2.23 Hubungan Struktur Star pada Motor Tiga Fasa ... 37

Gambar 2.24 Struktur Delta ... 38

Gambar 2.25 Hubungan Struktur Delta Pada Motor Tiga Fasa ... 38

Gambar 2.26 Rangkaian Pembalik Arah Ke Kanan ... 39

Gambar 2.27 Bagian Utama Inverter ... 40

Gambar 2.28 Simbol dan Bentuk LimitSwitch ... 41

Gambar 2.29 Konstruksi dan Simbol LimitSwitch ... 41

Gambar 3.1 Blok Diagram ... 42

Gambar 3.2 Rangkaian Minimum System ... 44

Gambar 3.3 Skematik Sensor Input ... 45

Gambar 3.4 Skematik RelayDriver ... 47

Gambar 3.5 KonfigurasiIC max232 ... 49

Gambar 3.6 Layar Editor Konfigurasi WIZ110R ... 50

Gambar 3.7 Blok Diagram Umum ... 52

Gambar 3.8 Flowchart Terima Data Microcontroller ... 54

Gambar 3.9 Flowchart Kirim Data Microcontroller ... 56

Gambar 3.10 Flowchart Kirim Data Android ... 59

Gambar 3.11 Flowchart Terima Data Android ... 65

Gambar 4.1 Program Input Suara ... 72

Gambar 4.2 Data yang Diterima Microcontroller ... 72

Gambar 4.3 Tombol Program Android ... 74

Gambar 4.4 Data yang diterima Microcontroller ... 74

Gambar 4.5 Relay Driver ... 76

Gambar 4.6 Data Hasil pembacaan Sensor ... 77

STIKOM


(12)

Gambar 4.7 Program Android ... 79

Gambar 4.8 Indikator Program Android ... 79

Gambar 4.9 Sinyal karakter a ... 81

Gambar 4.10 Data karakter a ... 81

Gambar 4.11 Sinyal karakter b ... 82

Gambar 4.12 Data karakter b ... 82

Gambar 4.13 Sinyal karakter c ... 83

Gambar 4.14 Data karakter c ... 83

Gambar 4.15 Sinyal karakter d ... 84

Gambar 4.16 Data karakter d ... 84

Gambar 4.17 Sinyal karakter e ... 85

Gambar 4.18 Data karakter e ... 85

Gambar 4.19 Sinyal karakter f ... 86

Gambar 4.20 Data karakter f ... 86

Gambar 4.21 Sinyal karakter g ... 87

Gambar 4.22 Data karakter g ... 87

Gambar 4.23 Sinyal karakter h ... 88

Gambar 4.24 Data karakter h ... 88

Gambar 4.25 Sinyal karakter i ... 89

Gambar 4.26 Data karakter i ... 89

Gambar 4.27 Sinyal karakter j ... 90

Gambar 4.28 Data karakter j ... 90

Gambar 4.29 Sinyal karakter k ... 91

Gambar 4.30 Data karakter k ... 91

STIKOM


(13)

Gambar 4.31 Sinyal karakter l ... 92

Gambar 4.32 Data karakter l ... 92

Gambar 4.33 Sinyal karakter m ... 93

Gambar 4.34 Data karakter m ... 93

Gambar 4.35 Sinyal karakter n ... 94

Gambar 4.36 Data karakter n ... 94

Gambar 4.37 Sinyal karakter o ... 95

Gambar 4.38 Data karakter o ... 95

Gambar 4.39 Sinyal karakter p ... 96

Gambar 4.40 Data karakter p ... 96

Gambar 4.41 Sinyal karakter q ... 97

Gambar 4.42 Data karakter q ... 97

Gambar 4.43 Sinyal karakter r ... 98

Gambar 4.44 Data karakter r ... 98

Gambar 4.45 Sinyal karakter s ... 99

Gambar 4.46 Data karakter s ... 99

Gambar 4.47 Sinyal karakter t ... 100

Gambar 4.48 Data karakter t ... 100

Gambar 4.49 Sinyal karakter u ... 101

Gambar 4.50 Data karakter u ... 101

Gambar 4.51 Sinyal karakter v ... 102

Gambar 4.52 Data karakter v ... 102

Gambar 4.53 Sinyal karakter w ... 103

Gambar 4.54 Data karakter w ... 103

STIKOM


(14)

Gambar 4.55 Sinyal karakter x ... 104 Gambar 4.56 Data karakter x ... 104

STIKOM


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Skematik keseluruhan ... 111 Lampiran 2 Biodata Penulis ... 112

STIKOM


(16)

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap orang selalu disibukkan dengan kegiatan rutinitas sehari-hari. Misalnya pada pagi hari harus mematikan lampu dan pada malam harinya menyalakan lampu. Berikutnya pada saat membuka dan mengunci pintu ketika ingin keluar atau masuk ke rumah, atau membuka dan menutup pagar ketika ingin bepergian keluar rumah. Ada saatnya ketika rumah dalam keadaan kosong, tetapi ada peralatan yang lupa dimatikan seperti lampu yang mengakibatkan pemborosan energi.

Pada umumnya orang menggunakan perantara kabel untuk mengendalikan perangkat elektronik. Saat ini perkembangan teknologi dibidang elektronika sudah maju, seperti adanya perangkat wireless yang dapat menggantikan peranan kabel dalam mengendalikan perangkat elektronik. Perangkat wireless tersebut menggunakan teknologi infra merah, radio frekuensi, sampai dengan telepon genggam.

Pada awalnya telepon genggam hanya digunakan untuk membantu komunikasi dengan pertukaran suara. Sekarang telepon genggam digunakan untuk berbagai macam kebutuhan multimedia dan sosial. Telepon genggam sekarang memiliki berbagai macam sistem operasi, salah satu sistem operasi telepon genggam adalah sistem operasi Android. Android merupakan suatu sistem operasi telepon genggam yang berbasis Linux dan merupakan perangkat lunak open source.

STIKOM


(17)

Pada sistem operasi Android terdapat aplikasi untuk melakukan input suara yaitu Google voice input. Google voice input merupakan aplikasi bawaan dari sistem operasi Android yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan misalnya untuk mengetik SMS dan melakukan pencarian online hanya dengan inputan suara. Untuk menjalankan aplikasi ini, telepon genggam membutuhkan koneksi internet. Agar bisa menjalankan aplikasi ini, telepon genggam membutuhkan koneksi internet yang didapat melalui jaringan WiFi atau jaringan dari provider yang digunakan. Untuk mendapatkan jaringan WiFi telepon genggam berbasis Android harus terhubung dengan accespoint.

Dari teknologi voice input, Android dan wireless peneliti ingin membuat suatu sistem yang memungkinkan sebuah telepon genggam berbasis Android untuk dijadikan alat kendali perangkat elektronik untuk mengendalikan beberapa peralatan elektronik yang terdapat di rumah, seperti lampu, kunci pintu elektronik dan pagar bermotor. Dengan adanya sistem ini maka kegiatan rutinitas sehari-hari dapat dilakukan dengan lebih nyaman. Pemanfaatan Google voice input akan mempermudah dalam penggunaan aplikasi telepon genggam berbasis Android. Dalam penggunaan perangkat pun akan menjadi lebih mudah karena hanya menginputkan suara tanpa harus menuju tempat pengendalian perangkat seperti saklar lampu.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana membuat aplikasi pada telepon genggam berbasis Android untuk mengirim data melalui jaringan TCP/IP ke microcontroller.

2. Bagaimana membuat aplikasi pada telepon genggam berbasis Android untuk menerima data dari microcontroller melalui jaringan TCP/IP.

STIKOM


(18)

3. Bagaimana membuat program pada microcontroller untuk menerima data serial dari telepon genggam berbasis Android.

4. Bagaimana membuat program pada microcontroller untuk mengirim data serial ke telepon genggam berbasis Android

5. Bagaimana memanfaatkan fitur voice recognition pada telepon genggam berbasis Android untuk menerima perintah dari user menjadi perintah yang dikenali oleh microcontroller untuk menjalankan perangkat elektronik. 1.3 Pembatasan Masalah

Dalam membuat sistem kendali bangunan ini, peneliti memberikan beberapa batasan masalah terhadap permasalahan yang muncul diantaranya :

1. Peralatan elektronik yang dikendalikan hanya tiga buah lampu, dua buah pintu dan sebuah pagar.

2. Menggunakan komunikasi wireless LAN.

3. Menggunakan modul WIZ110SR dan Access Point. 4. Perintah menggunakan Bahasa Indonesia.

5. Program Android yang dibuat hanya mempunyai fungsi sebatas mengirim dan menerima kode ke dan dari microcontroller.

6. Hanya dapat mengendalikan peralatan di sekitar area rumah yang dapat dijangkau oleh acces point.

7. Google voiceinput menggunakan koneksi internet untuk terhubung ke server

agar dapat mengakses database perintah suara. 1.4 Tujuan

1. Membuat aplikasi pada Android untuk mengirim data serial ke

microcontroller.

STIKOM


(19)

2. Membuat aplikasi pada Android untuk menerima data serial dari

microcontroller.

3. Membuat program pada microcontroller untuk menerima data serial dari telepon genggam berbasis Android.

4. Membuat program pada microcontroller untuk mengirim data serial ke telepon genggam berbasis Android

5. Memanfaatkan fitur voice recognition pada Android untuk menerima inputan dari user.

1.5 Kontribusi

Fitur voice recognition pada Android ini dapat dikembangkan dan penggunaannya sangat luas. Dengan adanya fitur ini dharapkan suatu saat dapat digunakan untuk mengendalikan sebuah robot.

Pada awalnya fitur ini hanya digunakan untuk inputan text pada telepon genggam berbasis Android sebagai pengganti keyboard. Fitur ini dapat digunakan di berbagai macam website ketika sedang browsing internet dan dapat digunakan juga pada aplikasi yang memerlukan inputan text dari user.

Pada penelitian kali ini, fitur voice recognition dimanfaatkan untuk mengendalikan beberapa perangkat elektronik yang terdapat di rumah. Inputan suara dari user diolah sehingga dapat menjadi suatu perintah tertentu yang dikirim ke microcontroller melalui media WiFi. Pemanfaatan seperti ini jelas berbeda dari pemanfaatan fitur voice recognition pada umumnya yang hanya digunakan untuk menginputkan text.

STIKOM


(20)

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan laporan Tugas Akhir dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini yang dibahas adalah tentang teori yang mendukung pembuatan Tugas Akhir ini. Teori yang dibahas adalah tentang Android, wireless lan, door lock, microcontroller, motor 3 fasa, limit switch, access point, voice recognition, modul WIZ105SR, dan relay. BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini yang dibahas adalah tentang blok diagram sistem, rangkaian elektronik beserta cara kerjanya, dan flowchart dari program Android dan micrcocontroller yang dibuat.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini yang dibahas adalah percobaan yang dilakukan terhadap sistem dan hasil dari penginputan suara melalui telepon genggam berbasis Android, pengiriman data dari Android ke microcontroller.

Pengiriman data dari microcontroller ke Android, dan penggerakan aktuator berupa relaydriver.

STIKOM


(21)

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari sistem yang dibuat serta diberikan saran untuk pengembangan sistem lebih lanjut di masa yang akan datang.

STIKOM


(22)

2.1 TCP/IP

Sekitar tahun 1970-an Department of Defence (DoD) di Amerika Serikat memelopori pengembangan protokol jaringan komputer yang sama sekali tidak terikat pada jenis komputer maupun media komunikasi yang digunakan. Protokol yang dikembangkan diberi nama Internet Protocol (pada network layer) dan

Transmission Control Protocol (pada transport layer) atau disingkat TCP/IP. Berbagai protokol tambahan kemudian dikembangkan untuk mengatasi berbagai masalah dalam jaringan TCP/IP. Jaringan komputer menggunakan TCP/IP kini lebih dikenal sebagai jaringan internet. Tampak bahwa jaringan internet

berkembang dari kebutuhan dan implementasi di medan sehingga jaringan komputer ini terus disempurnakan. Saat ini TCP/IP merupakan standard pada sistem operasi UNIX dengan disertakan socket library untuk programmer di UNIX mengakes langsung ke TCP socket. Semua standard yang digunakan pada jaringan TCP/IP dapat diperoleh secara cuma-cuma dari berbagai komputer di

internet.

Secara umum lapisan protokol dalam jaringan komputer dapat dibagi atas tujuh lapisan. Dari lapisan terbawah hingga tertinggi dikenal physical layer, link layer, network layer, transport layer, session layer, presentation layer dan

application layer. Masing-masing lapisan mempunyai fungsi masing-masing dan tidak tergantung antara satu dengan lainnya (Purbo, 2011).

STIKOM


(23)

2.2 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)

DHCP adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur

client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP

Server dan DHCP Client.

- DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT

Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.

- DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang

STIKOM


(24)

ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server

untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

- DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP

dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:

- DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara

broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.

- DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP

Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP

client.

- DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan

alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.

- DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan

mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan. Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (addressrenewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.

STIKOM


(25)

Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand

-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server

lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server

tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama. Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP

Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu. (Droms, 2003).

2.3 Microcontroller

Microcontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. Microcontroller merupakan sebuah komputer kecil yang terbentuk dari satu IC kecil, yang mana mengandung sebuah prosesor, memori, dan peralatan input output yang dapat diprogram. Biasanya microcontroller

memiliki suatu fungsi khusus. Microcontroller menggunakan clock yang berfungsi sebagai pulsa dengan frekuensi tertentu yang memakan sedikit daya. 2.3.1 Microcontroller AVR

Microcontroler AVR merupakan microcontroller yang dibuat oleh perusahaan Atmel. Jenis microcontroller ini sangat banyak digunakan oleh para pengembang peralatan-peralatan elektronika. Fitur yang tersedia pada ATmega 8535 adalah :

1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.

2. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam PortA, PortB, PortC dan PortD. 3. Analog to Digital Converter 10 bit sebanyak 8 input.

STIKOM


(26)

4. Timer / Counter sebanyak 3 buah. 5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 Register . 6. Watchdog Timer dengan osilator internal. 7. SRAM sebesar 512 byte.

8. Memori Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write. 9. Interrupt internal maupun eksternal.

10. Port komunikasi SPI.

11. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 12. Analog Comparator.

13. Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. (Soebhakti, 2007)

Pada microcontroller jenis ini terdapat 40 pin yang memiliki fungsi berbeda-beda. Gambar 2.1 merupakan gambar microcontroller AVR khususnya tipe ATmega8535 :

Gambar 2.1 Pin Microcontroller ATmega8535 (http://avrhelp.mcselec.com/atmega8535.png8)

STIKOM


(27)

2.3.2 Universal Data Read (UDR)

UDR adalah register yang paling penting dalam komunikasi serial ini. Sebab data yang dikirim keluar harus ditempatkan pada register ini, sedang data yang diterima dari luar dapat dibaca pula pada register ini.

Gambar 2.2 Register UDR

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.2, UDR terdiri dari dua buah register terpisah, dengan alamat dan nama yang sama, yakni UDR. Saat data pada UDR ditulis, maka sebenarnya penulisan data pada UDR (write) yang kemudian USART mem-frame dengan bit-bit frame dan segera akan segera mengirimkan data tersebut secara serial. Saat membaca UDR, sebenarnya proses tersebut adalah proses membaca UDR (read). Data yang diterima secara serial akan disimpan dalam register tersebut, setelah hadirnya stop bit, maka USART akan membuang

frame dan menyiapkan data pada UDR (Read) sehingga dapat segera diambil. Penggunaan instruksi OUT dan IN dapat digunakan untuk menulis dan membaca register UDR ini.

2.3.3 USART Control and Status Register A (UCSRA)

UCSRA adalah register yang penting. Sebagian besar adalah berisi status dari dari proses transfer komunikasi serial.

STIKOM


(28)

Gambar 2.3 Register UCSRA Bit 7 – RXC: USART Receive Complete

Bit ini menjadi tinggi jika ada data yang masih belum diambil atau dibaca di dalam buffer penerima ( UDR-read ). Bit ini akan otomatis rendah setelah buffer

penerima telah dibaca. Jika Unit Penerima tiba-tiba dimatikan setelah diaktifkan, maka isi dalam buffer penerima akan langsung dibuang (flushed) dan bit RXC ini akan langsung dibuat rendah. Bit ini juga bisa mengaktifkan interupsi “Receive Complete interrupt”.

Bit 6 – TXC: USART Transmit Complete

Bit ini akan otomatis tinggi saat semua frame dalam shift-register

pengiriman telah digeser semuanya keluar dan jika tidak ada data baru yang berarada dalam buffer pengiriman (UDR-write). Bit TXC ini akan otomatis rendah

setelah “Transmit Complete interrupt ” dijalankan, atau dengan meng-clear-kan

secara manual dengan cara menulis bit ini dengan nilai 1’s (tinggi). Bit TXC ini

pula dapat membangkitan “Transmit Complete interrupt”.

Bit 5 – UDRE: USART Data Register Empty

Bit UDRE ini adalah untuk menjadikan tanda jika buffer pengiriman

(UDR-write) telah siap untuk diberikan data baru. Bit ini akan bernilai 1 (tinggi) , berarti UDR dapat ditulis. Bit ini dapat membangkitkan UDRIE atau “Data Register Empty interrupt”. Bit ini setelah reset langsung bernilai 1, yang berarti siap untuk melakukan pengiriman.

Bit 4 – FE: Frame Error

STIKOM


(29)

Bit ini otomatis menjadi tinggi jika saat menerima data, ternyata ada kesalahan dari frame yang diterima. Misalnya saat unit penerima seharusnya menunggu sebuah bit stop, ternyata data yang ada adalah 0 (rendah). Bit ini valid

setelah UDR terbaca.

Bit 3 – DOR: Data OverRun

Bit ini akan menjadi tinggi saat kondisi overrun terjadi. Kondisi ini terjadi saat buffer penerima sudah penuh dan berisi 2 data karakter, dimana data karakter terakhir tidak bisa dipindahkan ke UDR-read, karena tidak kunjung dibaca oleh

user. Bit ini valid setelah UDR terbaca. Bit 2 – PE: Parity Error

Bit ini akan menjadi tinggi saat karakter yang sedang diterima ternyata memiliki format parity yang salah. Tentu saja hal ini terjadi jika bit parity checking diaktifkan (UPM1 = 1). Bit ini valid setelah UDR terbaca.

Bit 1 – U2X: Double the USART Transmission Speed

Bit ini hanya berlaku untuk operasi tak sinkron (asynchronous). Jika bit ini

tertulis dengan 1’s (tinggi) maka baud rate akan menjadi lebih cepat 2 kali. Hal

itu terjadi karena pembagi baud rate yang biasanya membagi 16 kemudian menbagi menjadi dengan 8 saja. Bit 0 – MPCM: Multi-processor Communication Mode

Bit ini digunakan untuk mode komunikasi multi-prosesor. Saat bit PMCM ini dibuat menjadi tinggi maka setiap data yang diterima oleh unit penerima, namun tidak dilengkapi dengan informasi alamat, data yang benar, maka akan diabaikan. Bit ini hanya berguna untuk penerima, dan bukan untuk pengirim. (ATMEL, 2011).

STIKOM


(30)

2.4 Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid

sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menjalankan perangkat listrik yang memiliki arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220

volt) dengan memakai arus/tegangan yang kecil ( misalnya 0.1 ampere 12 volt

DC ). Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.

Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut : - Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)

kontak saklar.

- Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus dc dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbaik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu:

1. Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu. 2. Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu.

STIKOM


(31)

3. Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada casing relay. Misalnya relay 12VDC 4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman.

Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off). Untuk contoh

relay dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Relay

(http://www.netprolive.com/img/Relay.jpg)

STIKOM


(32)

2.4.1 Prinsip kerja relay

Untuk cara kerja relay dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Relay

(http://www.meriwardanaku.com/2011/11/prinsip-kerja-relay.html)

Relay terdiri dari Coil & Contact coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis : normally open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan normally closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay adalah ketika coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup. (Wardana, 2011)

2.5 Alat Pengunci Elektrik ( Electrick Lock)

Electric Lock secara sederhana adalah kunci yang digerakan oleh arus listrik. Umumnya Electric Lock yang ada saat ini digerakkan oleh listrik 12 VDC atau 24 VAC.

Electric Lock memungkinkan pengelola bangunan untuk mengunci dan membuka pintu tanpa harus menggunakan kunci (Keyless Access). Untuk

STIKOM


(33)

mengatur mekanisme kerja dari electric lock ini maka dibutuhkan perangkat yang lebih dikenal dengan Door Access Control System.

2.5.1 Jenis Electric Lock

Electric lock yang tersedia dipasaran terdapat beberapa jenis dan fungsinya masing-masing. Berdasarkan tipe proteksinya electric lock dikelompokkan menjadi beberapa poin berikut :

1. Fail Safe

Electric lock yang memberikan proteksi jika terdapat aliran listrik. Lock

jenis ini umumnya digunakan pada ruangan yang memiliki intensitas kegiatan / aktivitas manusia cukup tinggi.

Dengan menggunakan kunci ini, pintu akan otomatis terbuka pada saat keadaan darurat (aliran listrik padam), sehingga orang yang berada di dalam ruangan dapat keluar pada saat terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.

2. Fail Secure

Electric lock yang memberikan proteksi jika terjadi pemutusan aliran listrik.

Lock jenis ini umumnya digunakan pada ruangan yang memiliki tingkat aktifitas manusia yang rendah dan diisi oleh barang-barang yang sangat berharga.

Dengan menggunakan lock ini, pintu akan otomatis tertutup pada saat keadaan darurat (aliran listrik padam). Lock jenis ini umumnya digunakan pada tempat seperti gudang dan lemari penyimpanan.

Berbagai jenis electric lock berdasarkan mekanisme penguncian adalah sebagai berikut :

STIKOM


(34)

1. Electromagnetic Lock (EMLOCK)

Electric lock yang memberikan proteksi melalui kekuatan magnet. Kekuatan magnet disesuaikan dengan kebutuhan tingkat proteksi dan beban pintu. Electric lock jenis ini dapat digunakan untuk berbagai jenis pintu.

2. Electric Door Strike

Electric lock yang memberikan proteksi dengan menggunakan latch (lidah kunci) dan electric face plate. Electric lock jenis ini umumnya digunakan untuk pintu yang memiliki kusen yang cukup tebal seperti pintu kayu. Electric Door Strike ini harus ditanam pada kusen pintu menggantikan fungsi lubang lidah pintu. 3. Electric Drop Bolt

Electric lock yang memberikan proteksi dengan menggunakan solenoid yang digerakkan secara mekanis. electric lock jenis ini umumnya digunakan untuk untuk pintu kaca dan besi. (Griya , 2011)

2.6 Sistem Operasi Android

Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola,Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

Pada Juli 2000, Google bekerjasama dengan Android Inc., perusahaan yang berada di Palo Alto, California Amerika Serikat. Para pendiri Android Inc.

STIKOM


(35)

bekerja pada Google, di antaranya Andy Rubi, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Saat itu banyak yang menganggap fungsi Android Inc. hanyalah sebagai perangkat lunak pada telepon seluler. Sejak saat itu muncul rumor bahwa Google hendak memasuki pasar telepon seluler.

Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler.

Telepon pertama yang memakai sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22 Oktober 2008. Pada penghujung tahun 2009 diperkirakan di dunia ini paling sedikit terdapat 18 jenis telepon seluler yang menggunakan Android.

Versi-versi Android yang telah dirilis adalah sebagai berikut : 1. Android versi 1.1

Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search

(pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email. Logo Android 1.1 dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Android 1.1

STIKOM


(36)

2. Android versi 1.5 (Cupcake)

Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem. Logo Android 1.5 dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah ini :

Gambar 2.7 Android CupCake

(Michael, 2011)

3. Android versi 1.6 (Donut)

Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan; CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures, dan Text-to-speech engine; kemampuan dial kontak; teknologi text to change speech (tidak tersedia

STIKOM


(37)

pada semua ponsel pengadaan resolusi VWGA. Logo Android 1.6 dapat dilihat pada gambar 2.8 di bawah ini :

Gambar 2.8 Android Donut

(Michael, 2011)

4. Android versi 2.0/2.1 (Éclair)

Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Éclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1. Logo Android 2.1 dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah ini :

Gambar 2.9 Android Éclair

(Michael, 2011)

STIKOM


(38)

5. Android versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)

Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi dua sampai lima kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD Card, kemampuan WiFi Hotspot portabel, dan kemampuan auto update dalam aplikasi Android Market. Logo Android 2.2 dapat dilihat pada gambar 2.10 :

Gambar 2.10 Android Froyo

(Michael, 2011)

6. Android versi 2.3 (Gingerbread)

Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu. Logo Android 2.3 dapat dilihat pada gambar 2.11 :

STIKOM


(39)

Gambar 2.11 Android GingerBread

(Michael, 2011) 7. Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)

Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis. Tablet pertama yang dibuat dengan menjalankan Honeycomb adalah Motorola Xoom. Perangkat tablet dengan platform Android 3.0 akan segera hadir di Indonesia. Perangkat tersebut bernama Eee Pad Transformer produksi dari Asus yang telah masuk pasar Indonesia pada Mei 2011. Logo Android 3.0 dapat dilihat pada gambar 2.12 di bawah ini :

Gambar 2.12 Android HoneyComb

(Michael, 2011)

STIKOM


(40)

8. Android Versi 4.0.3 ( IceCreamSandwich )

Gambar 2.13 Android IceCreamSandwich

( Michael, 2011)

Android versi 4.0 dirilis pada tanggal 19 Oktober 2011 yang memiliki kode nama IceCreamSandwich. Di versi Android menyempurnakan seluruh GUI yang dibangun dan penambahan fitur seperti Facial recognition (Face Unlock), UI use Hardware acceleration, Better voice recognition (dictating/Voice typing),

Web browser, allows up to 16 tabs, Updated launcher (customizable), Android

Beamapptoexchangedatathrough NFC, Resizeablewidgets.

Fitur yang tersedia di Android adalah:

1. Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.

2. Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat mobile.

3. Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL. 4. SQLite: untuk penyimpanan data.

5. Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)

6. GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, dan WiFi (hardware dependent)

STIKOM


(41)

7. Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, dan accelerometer

(tergantung hardware)

Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikut, Google melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik (killer apps – aplikasi unggulan). Kompetisi ini berhadiah $25,000 bagi setiap pengembang aplikasi terpilih. Kompetisi diadakan selama dua tahap yang tiap tahapnya dipilih 50 aplikasi terbaik.

Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android dalam situs Internet juga dianggap penting untuk menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.

Android memiliki berbagai keunggulan sebagai software yang memakai basis kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open source) sehingga pengguna bisa membuat aplikasi baru di dalamnya. Android memiliki aplikasi native Google yang terintegrasi seperti pushmail Gmail, Google Maps, dan Google Calendar.

Berikut ini adalah perbandingan kemampuan OS Android jika dibandingkan dengan OS handphone lainnya :

STIKOM


(42)

Tabel 2.1 perbandingan OS Android dan OS lain

Para penggemar open source kemudian membangun komunitas yang membangun dan berbagi Android berbasis firmware dengan sejumlah

Penyesuaian dan fitur-fitur tambahan, seperti FLAC lossless audio dan kemampuan untuk menyimpan download aplikasi pada microSD card. Mereka sering memperbaharui paket-paket firmware dan menggabungkan elemen-elemen fungsi Android yang belum resmi diluncurkan dalam suatu carrier-sanction firmware.

Beberapa keunggulan lain dari Android jika dilihat dari sejarah dan

performance nya adalah sebagai berikut :

1. Adanya perbaikan yang dilakukan secara terus menerus di setiap versi Android menjamin keunggulannya disisi performa maupun fiturnya. Android 3.0 atau Honeycomb yang merupakan versi terbaru dari Android bahkan menjanjikan penambahan keunggulan Android dari kualitas yang signifikan.

2. Nama baik Google yang tidak diragukan lagi juga menjadi salah satu dari keunggulan Android. Kelebihan Android yang satu ini tentu akan susah

STIKOM


(43)

ditandingi. Nama besar google di dunia maya akan membuat konsumen yakin bahwa OS mobile ini memang OS terbaik. Lebih-lebih jika dibandingkan os mobile lain yang belum jelas keunggulannya.

3. Dukungan penuh vendor kelas atas yang kuat. Keunggulan Android ini mampu melonjakkan popularitas serta kemampuan Android. Selain kemudahan dalam segi integrasi teknologi dan popularitas ternyata masih banyak keunggulan lain yang dapat diperoleh dari dukungan vendor kelas atas tersebut sehingga memperkuat keunggulan Android di antara os mobile yang lain. (Michael, 2011)

2.7 Voice Recognition

Voice recognition adalah suatu pengembangan teknik dan sistem yang memungkinkan komputer untuk menerima masukan berupa kata yang diucapkan. Teknologi ini memungkinkan suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dengan cara digitalisasi kata dan mencocokkan sinyal digital tersebut dengan suatu pola tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat. Kata-kata yang diucapkan diubah bentuknya menjadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara menjadi sekumpulan angka yang kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk mengidentifikasikan kata-kata tersebut. Hasil dari identifikasi kata yang diucapkan dapat ditampilkan dalam bentuk tulisan atau dapat dibaca oleh perangkat teknologi sebagai sebuah komando untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya penekanan tombol pada telepon genggam yang dilakukan secara otomatis dengan komando suara.

Alat pengenal ucapan, yang sering disebut dengan speech recognizer, membutuhkan sampel kata sebenarnya yang diucapkan dari pengguna. Sampel

STIKOM


(44)

kata akan didigitalisasi, disimpan dalam komputer, dan kemudian digunakan sebagai basis data dalam mencocokkan kata yang diucapkan selanjutnya. Sebagian besar alat pengenal ucapan sifatnya masih tergantung kepada pembicara. Alat ini hanya dapat mengenal kata yang diucapkan dari satu atau dua orang saja dan hanya bisa mengenal kata-kata terpisah, yaitu kata-kata yang dalam penyampaiannya terdapat jeda antar kata. Hanya sebagian kecil dari peralatan yang menggunakan teknologi ini yang sifatnya tidak tergantung pada pembicara. Alat ini sudah dapat mengenal kata yang diucapkan oleh banyak orang dan juga dapat mengenal kata-kata kontinu, atau kata-kata yang dalam penyampaiannya tidak terdapat jeda antar kata.

Pengenalan ucapan dalam perkembangan teknologinya merupakan bagian dari pengenalan suara (proses identifikasi seseorang berdasarkan suaranya). Pengenalan suara sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pengenalan pembicara (identifikasi suara berdasarkan orang yang berbicara) dan pengenalan ucapan (identifikasi suara berdasarkan kata yang diucapkan).

2.8 Modul WIZ110SR

WIZ110SR merupakan modul serial to ethernet gateway yang beredar dipasaran. Modul ini digunakan untuk menghubungkan antara access point dan

microcontroller melalui serial port dan ethernet port agar acces point dan

microcontroller dapat berkomunikasi. Untuk bentuk fisik dari modul dapat dilihat pada Gambar 2.14.

STIKOM


(45)

Gambar 2.14 Modul WIZ110SR (WIZnet , 2011)

Fitur-fitur dari modul WIZ110SR adalah :

- Serial to EthernetGateway dengan kecepatan tinggi dan konektor RJ45. - Sangat stabil dan handal untuk koneksi ethernet.

- Kecepatan ethernet 10/100Mbps.

- Kecepatan serial sampai dengan 230Kbps. - Mendukung perintah dan konfigurasi serial. - Terdapat DHCP.

Untuk spesifikasi dan konfigurasi dari modul WIZ110SR dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Spesifikasi WIZ110SR

Item Description

MCU

8051 Compliant

(having internal 26K Flash, 16K SRAM, 2K EEPROM)

TCP/IP W5100 ( Ethernet PHY Embedded)

Network Interface 10/100 Mbos auto-sensing RJ-45 Connector

Serial Interface RS232

Serial Signal TXD, RXD, RTS, CTS, GND

Serial Parameters

Parity : None, Even, Odd Data Bits : 7,8

Flow Control : None, RTS/CTS, XON/XOFF Speed : up to 230Kbps

Input Voltage DC 5V

Power Consumption Under 180mA

Temperature 0°C~ 80°C (operation), -40°C ~ 85°C (storage)

Humidity 10~90%

STIKOM


(46)

Untuk konfigurasi port serial dari modul WIZ110SR dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Pinout Port Serial Modul WIZ110SR (WIZnet, 2011)

Untuk penjelasan dari port serial dari modul WIZ110SR dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Konfigurasi Pin WIZ110SR

Pin Number Signal Description

1 NC Not Connected

2 RxD Receive Data

3 TxD Transmit Data

4 DTR Data Terminal Ready

5 GND Ground

6 DSR Data Set Ready

7 RTS Request To Send

8 CTS Clear To Send

9 NC Not Connected

2.8.1 Konfigurasi Network

Gambar 2.16 Layar Editor Konfigurasi Network

(WIZnet , 2011)

a. Menunjukkan versi firmware dari modul WIZ110SR.

b. Untuk memonitor status dan pesan dari koneksi serial melalui terminal.

STIKOM


(47)

c. Untuk menampilkan MAC address dari setiap modul WIZ110SR yang terhubung dalam satu jaringan.

d. Untuk mengisi alamat IP dan port yang diinginkan pada modul WIZ110SR.

e. Untuk mengisi subnet mask dari modul WIZ110SR. f. Untuk mengisi alamat gateway dari modul WIZ110SR.

g. Untuk mengisi alamat IP dari server ketika modul dalam mode client.

h. Untuk mengisi alamat DNS server yang digunakan modul WIZ110SR. i. Untuk mengaktifkan DHCP server pada modul WIZ110SR.

j. Untuk menggunakan mode UDP.

k. Untuk memilih modenetwork dari modul WIZ110SR yang tersedia dalam tiga mode yaitu servermode, clientmode, dan mixedmode. l. Untuk pencarian langsung melalui IP.

2.8.2 Network Mode 1. TCP Server Mode

Gambar 2.17 ServerMode

(WIZnet , 2011)

Dalam mode ini, WIZ110SR menunggu koneksi dari client. Mode ini sangat berguna untuk memonitoring perangkat yang ingin terhubung dengan perangkat dimana modul ini dipasang. Untuk menjalankan mode ini ip address, subnet, gateway dan local port harus diisi karena ini adalah setting

STIKOM


(48)

network dari server yang harus diketahu client agar dapat terhubung ke server. Pada mode ini serial device dapat berkomunikasi dengan beberapa ethernet device sekaligus.

2. TCP Client Mode

Gambar 2.18 ClientMode

(WIZnet , 2011)

Dalam mode ini modul akan mencari server dan membuat koneksi ke

server. Untuk menjalankan mode ini ip address, subnet, gateway, dns dan

local port harus diisi. Bedanya dengan setting server adalah ketika modul menjadi client, maka kita harus mengetahui settingnetwork dari server seperti IP address, subnet, dan port. Sedangkan untuk server tidak perlu mengetahui

setting network dari client. Pada mode ini serial device hanya dapat berkomunikasi dengan satu ethernet device yaitu server yang terhubung dengan modul ini.

3. MixedMode

Dalam mode ini modul awalnya akan standby beroperasi seperti mode server dan menunggu adanya koneksi dari client. Ketika ada client yang terhubung, maka modul ini akan menjadi mode server biasa. Tetapi apabila ada data serial yang masuk melalu port serial sebelum ada client yang terhubung maka modul ini akan berubah menjadi mode client dan mencari

server untuk meng-establish koneksi.

STIKOM


(49)

2.8.3 Serial Configuration

Gambar 2.19 Layar Editor Konfigurasi Serial (WIZnet , 2011)

Pada Gambar 2.18 dapat diberikan penjelasan sebagai berikut :

- Baudrate adalah kecepatan atau jumlah data yang dapat ditransfer dalam satuan detik.

- Databit adalah panjang data yang dapat dikirim dalam satu kali transmisi.

- Parity adalah bit tambahan yang digunakan untuk mengecek data yang dikirim valid atau tidak.

- Stop bit adalah bit penanda untuk tranmisi data apabila sudah selesai.

- Flow adalah setting untuk mengatur aliran data baik melalui hardware atau

software. ( WIZnet , 2011 ) 2.9 Wireless Access Point

Wireless access point Prolink PWH2004 merupakan wireless access point

yang mempunyai kecepatan sampai dengan 300mbps (802.11n) dan juga mempunyai slot usb untuk menghubungkan modem. Pada access point ini terdapat 4 slot untuk ethernet dan satu slot untuk WAN.

STIKOM


(50)

- USB 2.0

- 1x 10/100Mbps WAN Port. - 4x 10/100Mbps LAN Port.

Tegangan : - DC 12v 1A.

Spesifikasi wireless :

- IEEE 802.11n, 802.11g, 802.11b - Frekuensi 2,4Ghz.

Fitur keamanan yang tersedia antara lain : - 64 / 128 bit WEP.

- WPA-PSK / WPA2-PSK. - MAC filtering.

Access point ini mempunyai 2 buah antena untuk memperkuat sinyal WiFi yang dipancarkan. Firmware dari access point ini dapat di-update untuk menambah database modem yang dapat digunakan pada alat ini.

2.10 Motor AC 3 Fasa

Motor tiga fasa adalah suatu motor AC yang menggunakan suplay tegangan tiga fasa. Dimana tegangan AC tiga fasa memiliki 4 hantaran dimana dari keempat hantaran tersebut memiliki tiga fasa yang diberi nama R, S, T, dan satu hantaran netral. Pada tegangan tiga fasa memiliki beda fasa dari R, S, maupun pada T yang dapat mengakibatkan perputaran pada motor. Untuk memperjelas dapat dilihat pada Gambar 2.19.

STIKOM


(51)

Gambar 2.20 Beda Fasa RST (Rachman, 2004)

Pada Tugas Akhir ini menggunakan motor 3 fasa karena dipakai untuk menggerakkan pagar.

2.10.1 Struktur Motor Tiga Fasa

Di dalam motor tiga fasa terdapat tiga lilitan dimana dari ketiga lilitan tadi terdapat 6 buah hantaran yang dijadikan dua group yaitu U1, V1, W1 dan U2, V2, W2 untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.20.

Gambar 2.21 Struktur Motor 3 Fasa (Rachman, 2004)

STIKOM


(52)

Pada motor tiga fasa terdapat beberapa cara untuk mengendalikan motor tiga fasa diantaranya dengan menggunakan struktur star dan delta. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya :

- Struktur star memiliki kelebihan arusnya lebih kecil jika dibandingkan dengan delta. Namun pada struktur star, motor akan lebih lama untuk mencapai kestabilan. Oleh karena itu, star banyak digunakan pada sistem yang membutuhkan kestabilan dalam waktu yang relatif cepat. Jika suplay tegangan yang digunakan adalah 220/380 maka struktur star akan dipakai untuk tegangan 380 volt. Hubungan dari struktur star adalah seperti Gambar 2.22.

Gambar 2.22 Struktur Star

(Rachman, 2004)

Jadi hubungan untuk struktur star pada motor tiga fasa tampak seperti pada Gambar 2.23.

Gambar 2.23 Hubungan Struktur Star pada Motor Tiga Fasa. (Rachman, 2004)

STIKOM


(53)

- Sedangkan pada struktur delta biasanya digunakan untuk motor-motor dengan arus besar. Dengan menggunakan struktur delta, start pada motor lebih cepat sehingga kestabilan pada putaran motor akan lebih cepat dicapai dibandingkan dengan struktur star, namun pada struktur delta dibutuhkan arus yang lebih besar daripada struktur star. Oleh karena itu, pada sebagian motor digunakan keduanya yaitu delta untuk mendapatkan kestabilan motor yang cepat, kemudian star agar arus yang terpakai kecil. Jika suplay tegangan yang digunakan adalah 220/380 maka struktur delta akan dipakai untuk tegangan 220 volt. Hubungan dari struktur delta adalah seperti pada Gambar 2.23.

Gambar 2.24 Struktur Delta (Rachman, 2004)

Jadi hubungan untuk struktur delta pada motor tiga fasa tampak seperti pada Gambar 2.24.

Gambar 2.25 Hubungan Struktur Delta Pada Motor Tiga Fasa. (Rachman, 2004)

STIKOM


(54)

Pada motor AC tiga fasa arah putaran motor (rotasi) dapat diubah dengan mengubah posisi R dan T. Jika R dihubungkan dengan U1 dan S dengan V1 dan T dengan W1 maka motor akan berputar ke kanan. Hubungan listriknya tampak pada Gambar 2.25.

Gambar 2.26 Rangkaian Pembalik Arah Ke Kanan. (Rachman, 2004)

Namun jika posisi R dan T dibalik dimana R dihubungkan dengan W1 dan T dengan U1 maka motor akan berputar ke kiri. (Rachman, 2004).

2.11 Inverter Motor AC

Inverter merupakan alat untuk mengatur kecepatan putaran motor dengan cara mengubah frekuensi listrik sesuai dengan kecepatan motor yang diinginkan. Secara sederhana prinsip dasar dari Inverter (Variabel Frequency Drive) adalah mengubah input motor(Listrik AC) menjadi DC dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang dikehendaki sehingga motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Untuk bagian dari inverter dapat dilihat pada Gambar 2.27.

STIKOM


(55)

Gambar 2.27 Bagian Inverter (Wardana, 2011)

Berikut adalah beberapa kelebihan dari inverter motor AC : - Tersedia untuk berbagai ukuran daya.

- Mampu menangani kebutuhan yang luas untuk torsi dan kecepatan. - Adaptabel untuk segala kondisi operasi.

- Electric drive dapat dioperasikan secara cepat. - Efisiensi tinggi.

- Mudah dikontrol.

- Dapat dioperasikan pada empat kuadran.

- Meminimalisir konsumsi energi dan untuk mengurangi arus starting. (Wardana, 2011)

2.12 Limit Switch

Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar push on yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor

STIKOM


(56)

tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol limitswitch ditunjukan pada Gambar 2.28.

Gambar 2.28 Simbol dan Bentuk LimitSwitch

(Purnama, 2012)

Limitswitch umumnya digunakan untuk :

-Memutuskan dan menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau benda lain.

-Menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil. -Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek.

Untuk konstruksi dan simbol limitswitch dapat dilihat pada Gambar 2.29. Gambar 2.29 Konstruksi dan Simbol LimitSwitch

(Purnama, 2012)

Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO (NormallyOpen) dan kontak NC (NormallyClose) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. (Purnama, 2012).

STIKOM


(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Penelitian

Pengerjaan Tugas Akhir ini dapat terlihat jelas dari blok diagram yang tampak pada Gambar 3.1. Blok diagram tersebut menggambarkan proses dari input suara hingga perintah ke aktuator. Terdapat beberapa komponen penting pada blok diagram tersebut antara lain adalah telepon genggam berbasis android,

wireless access point, microcontroller, dan rangkaian relaydriver.

Suara

Gambar 3.1 Blok Diagram Pada Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. User melakukan input melalui Google voice, kemudian input dari user diproses oleh Google dengan cara berkomunikasi dengan server. Setelah berkomunikasi dengan server, Google voice menerima data dari server berupa beberapa string

perkiraan dari input yang diberikan oleh user. Beberapa string yang diterima Telepon Genggam Android Microcontroller Lampu Pintu Pagar Relay Access Point Ethernet to Serial Gateway Ethernet Sensor Lampu Sensor Pintu Sensor Pagar Google WiFi

STIKOM

SURABAYA


(58)

dengan cara mencocokkan data tersebut dengan database perintah yang terdapat pada program Android.

b. Setelah mendapat perintah yang valid makan program Android akan mengkonversi perintah tersebut menjadi character untuk dikirim ke

microcontroller melalui jalur WiFi. Acces point menerima sinyal perintah dari telepon genggam yang berupa character dan meneruskannya ke usb to serial gateway melalui jalur ethernet.

c. USB to serial gateway menerima sinyal perintah dari access point melalui jalur

ethernet dan mengubah sinyal perintah tersebut menjadi sinyal serial agar dapat di terima oleh microcontroller.

d. Microcontroller menerima sinyal dari telepon genggam dan mengirimkan perintah dari telepon genggam untuk menggerakan aktuator yang terhubung dengan peralatan yang ada di rumah.

e. Aktuator digunakan untuk mengatur peralatan yang ada. Setelah menerima sinyal perintah dari microcontroller, maka aktuator akan mengaktifkan atau menonaktifkan relay. Aktuator itu sendiri terdiri dari rangkaian relay-relay. Setiap relay terhubung dengan satu macam alat misalnya lampu atau alat pengunci pintu.

f. Rangkaian sensor menerima inputan dari peralatan yang ada dirumah dan memberitahukan keadaan dari setiap alat yang dikendalikan kepada

microcontroller agar informasi tersebut dapat diteruskan ke telepon genggam sehinga user dapat mengetahui keadaan dari alat.

STIKOM


(59)

3.2 Perancangan Perangkat Keras

Perangkat keras yang diperlukan guna mendukung kelancaran sistem antara lain terdiri dari rangkaian relay driver, rangkaian sensor, rangkaian max232, modul WIZ110SR serta penggunaan rangkaian minimum system.

3.2.1 Rangkaian Microcontroller

Pada penelitian ini menggunakan microcontroller sebagai alat pengendali sistem. Microcontroller yang digunakan adalah AVR ATmega32. Untuk menjalankan microcontroller dibutuhkan rangkaian minimum system. Rangkaian

minimum system adalah rangkaian dasar yang dibutuhkan microcontroller agar dapat berfungsi.

Untuk menjalankan microcontroller diperlukan rangkaian minimum system. Rangkaian minimumsystemmicrocontroller terdiri dari rangkaian reset, rangkaian

oscillator, dan rangkaian regulator. Tegangan inputnya 12v akan diregulasi menjadi 5v oleh regulator. Untuk skematik rangkaian minimum system dapat dilihat pada Gambar 3.2:

Gambar 3.2 Rangkaian Minimum System

STIKOM


(60)

Pada Gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa crystal yang digunakan adalah 11.0592MHz untuk meminimalkan error yang terjadi dan sumber tegangan yang digunakan untuk microcontroller adalah 5v.

3.2.2 Rangkaian Sensor Input

Pada rangakaian sensor input yang menggunakan port B sebagai jalur input dan terdapat 7 buah inputan dari sensor yang mendeteksi status dari tiap perangkat yang dikendalikan. Berikut potongan program microcontroller untuk input.

PORTB=0xFF; DDRB=0x00;

Pada PORTB disi 0xFF = 255 karena port B diberi nilai awal 1 (pullup internal). Sedangkan untuk DDRB diisi 0x00 = 0 karena semua pin pada port B digunakan untuk input.

Untuk skematik dari rangkaian sensor input dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Skematik Sensor Input

Ketika limitswitch aktif maka coil pada relay mendapat tegangan sehingga

relay menjadi aktif dan menghubungkan antara ground dengan pin input sehingga

STIKOM


(61)

microcontroller mendapat inputan. Pin input dihubungkan dengan ground karena

microcontroller diatur untuk menerima inputan low (aktif low). 3.2.3 Rangkaian Relay Driver

Pada rangkaian relaydriver menggunakan IC ULN2803A sebagai penguat arus untuk menggerakkan relay dan IC ini dilengkapi dengan suppressiondiode

untuk mencegah arus balik. Untuk skematik dari rangkaian relaydriver ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.

STIKOM


(62)

Gambar 3.4 Skematik Relay Driver

STIKOM


(63)

Relay driver mendapat inputan dari microcontroller melalui IC ULN2803A setelah itu mengalirkan tegangan ke coil relay untuk mengaktifkan

switch. Pada rangkaian ini terdapat LED untuk indikator dari output.

Untuk pengaturan output dari microcontroller berikut potongan programnya.

PORTA=0x00; DDRA=0xFF;

Pada PORTA disi 0x00 = 0 karena port A diberi nilai awal 0. Sedangkan untuk DDRA diisi 0xFF = 0 karena semua pin pada port B digunakan untuk

output.

3.2.4 Perancangan Interface I/O

Rangkaian I/O dari microcontroller mempunyai control direksi yang tiap bitnya dapat dikonfigurasikan secara individual, maka dalam perancangan I/O yang digunakan ada yang berupa operasi port ada pula yang dikonfigurasi tiap bit I/O. Berikut ini akan diberikan konfigurasi dari I/O microcontroller tiap bit yang ada pada masing-masing port yang terdapat pada microcontroller.

Port A digunakan untuk memberikan inputan pada relay driver. Untuk konfigurasi port A dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Konfigurasi Port A

Port Fungsi

Port A.0 Lampu 1

Port A.1 Lampu 2

Port A.2 Lampu 3

Port A.3 Kunci Pintu 1

Port A.4 Kunci Pintu 2

Port A.5 Motor Enable

Port A.6 Motor Maju

Port A.7 Motor Mundur

STIKOM


(64)

Port B digunakan untuk menerima inputan dari sensor. Untuk konfigurasi port B dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Konfigurasi Port B

Port Fungsi

Port B.0 Sensor Lampu 1

Port B.1 Sensor Lampu 2

Port B.2 Sensor Lampu 3

Port B.3 Sensor Pintu 1

Port B.4 Sensor Pintu 2

Port B.5 Sensor Pagarmax

Port B.6 Sensor Pagarmin

Port D digunakan untuk komunikasi dengan modul WIZ110SR melalu jalur serial. Untuk konfigurasinya dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Konfigurasi Port D

Port Fungsi

Port D.0 Receive serial (RX)

Port D.1 Transmit serial (TX)

3.2.5 IC max232

Gambar 3.5 merupakan konfigurasi dari IC max232.

Gambar 3.5 Konfigurasi IC max232

IC max232 ini digunakan untuk mengkonversi level tegangan dari tingkat rs232 ke tingkat TTL karena microcontroller memiliki tingkat tegangan TTL (5v). Berbeda dengan tingkat rs232 yang tegangannya bisa mencapai lebih dari 5 volt.

STIKOM


(65)

Apabila tidak menggunakan IC ini akan menyebabkan rusaknya microcontroller

terutama pin rx dan tx sehingga microcontroller tidak dapat melakukan komunikasi serial.

3.2.6 Konfigurasi WIZ110SR

Microcontroller dapat berkomunikasi melalui jaringan berbasis internet protocol menggunakan modul WIZ110SR, untuk itu diperlukan beberapa pengaturan pada modul WIZ110SR. Pengaturan tersebut dapat dilakukan melalui WIZ110SR Configuration Tool. Tampilan jendela pengaturan modul WIZ110SR dapat dilihat pada gambar 3.6

Gambar 3.6 Layar Editor Konfigurasi WIZ110R

Pada gambar 3.6 dijelaskan bahwa pertama kali pada konfigurasi WIZ110SR untuk menjadi mode server yaitu kita pilih tombol search supaya kotak box pada konfigurasi keluar IP default dari modul beserta informasi lainya seperti versi firmware dari modul dan mac address.

STIKOM


(66)

Langkah-langkah keseluruan dari pengaturan modul ethernet WIZ110SR adalah sebagai berikut :

1. Modul WIZ110SR dikoneksikan dengan komputer yang akan digunakan untuk proses konfigurasi melalui networkswitch.

2. Konfigurasi modul dilakukan dengan menggunakan WIZ110SR

configurationtool seperti pada Gambar 3.6.

3. Untuk memulai proses konfigurasi tekan tombol search pada tool untuk menampilkan daftar modul yang terkoneksi ke jaringan. Daftar modul akan tampil di sebelah kiri (BoardList) pada gambar 3.6.

4. Pilih salah satu board yang akan dikonfigurasi. Ketika dipilih, pada bagian kanan akan muncul konfigurasi yang telah disimpan ke dalam modul sebelumnya.

5. Setelah board dipilih, masukkan IP address dan subnetmask pada kolom yang tersedia. Untuk IP diisi dengan 192.168.123.104 dengan subnet

255.255.255.0 .

6. Pada bagian port diisi sesuai dengan port komunikasi yang digunakan. Untuk

port yang digunakan adalah port 5000.

7. Pada bagian operation mode pilih server, karena WIZ110SR akan difungsikan sebagai server.

8. Pada tool ini terdapat 2 tab yang wajib dikonfigurasi. Masing- masing tab tersebut memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Network

Mengkonfigurasi modul WIZ110SR terkait dengan bagaimana modul tersebut dapat berkomunikasi melalui jaringan, seperti IP Address, Subnet

STIKOM


(67)

Mask, Gateway, dan Port. Pada tab ini, beberapa hal yang dapat dikonfigurasi adalah sebagai berikut:

1. IP Configuration Method, digunakan untuk menentukan pengaturan alamat IP. Pengaturan alamat IP yang digunakan yaitu menggunakan

static IP .

2. Operation Mode, digunakan untuk menentukan mode operasi dari modul WIZ110SR. Mode yang digunakan adalah mode mixed.

b. Serial

Mengkonfigurasi modul terkait dengan bagaimana modul dapat berkomunikasi dengan microcontroller melalui Universal Asyncronus Receiver Transmitter (UART) seperti Baud Rate (Speed), Jumlah bit data setiap paket (DataBit), Parity, Stop Bit, dan Flow Control. Setelah semua terkonfigurasi sesuai (Network & Serial) tekan tombol setting untuk mengirimkan konfigurasi ke modul WIZ110SR.

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibuat untuk sistem ini terdiri dari 2 bagian besar yaitu program untuk menerima dan mengirim data. Untuk mempermudah penjelasan pada perancangan perangkat lunak dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Blok Diagram Umum

User melakukan input suara pada telepon genggam berbasis Android.

Input Suara Android Google

Aktuator

Microcontroller

STIKOM


(68)

melakukan pengecekan input suara. Berikutnya Android mengolah data yang didapat dari server Google kemudian mengirimkan perintah ke microcontroller. Perintah dari Android diolah kembali oleh microcontroller yang kemudian mengaktifkan aktuator untuk menyalakan perangkat elektronik.

3.3.1 Menerima Data dari Android

Dalam melakukan penerimaan data pada microcontroller dibuat perancangan flowchart sebagai berikut :

STIKOM


(69)

Start

If usart int == 1

Panggil void terimadata

If data == a

If data == b

If data == c

If data == d

If data == e

If data == i If data == g If data == f

If data == h

If data == l If data == k If data == j

Lampu 2 on

Pagar off Lampu 1 on

Lampu 3 on

Pintu 1 off Lampu 1 off

Pintu 1 on Lampu 2 off

Pintu 2 on

Pintu 2 off Lampu 3 off

Pagar on

STOP

Gambar 3.8 Flowchart Terima Data Microcontroller

STIKOM


(70)

Ketika ada data yang masuk pada buffer serial maka interrupt serial akan aktif dan menjalankan void terima data yang membaca perintah dari user dan mengaktifkan relay driver yang terhubung dengan perangkat elektronik.

Daftar perintah yang dikirim oleh telepon genggam berbasis Android dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Daftar Perintah Android

Perintah Aksi

a Mengaktifkan lampu 1

b Mematikan lampu 1

c Mengaktifkan lampu 2

d Mematikan lampu 2

e Mengaktifkan lampu 3

f Mematikan lampu 3

g Membuka kunci pintu 1

h Menutup kunci pintu 1

i Membuka kunci pintu 2

j Menutup kunci pintu 2

k Membuka pagar

l Menutup pagar

interrupt [USART_RXC] void usart_rx_isr(void) { terimadata(); } void terimadata() { data=getchar();delay_ms(1000); if(data=='a'){lampu1=1;} if(data=='b'){lampu1=0;} if(data=='c'){lampu2=1;} if(data=='d'){lampu2=0;} if(data=='e'){lampu3=1;} if(data=='f'){lampu3=0;} if(data=='g'){pintu1=1;} if(data=='h'){pintu1=0;} if(data=='i'){pintu2=1;} if(data=='j'){pintu2=0;} if(data=='k'){pagarbuka();} if(data=='l'){pagartutup();} }

3.3.2 Mengirim Data ke Android

Dalam melakukan pengiriman data ke telepon genggam berbasis Android

STIKOM


(71)

Start

If sensorlampu1 != lampua

If sensor pagar != pagar

Pintub == 1

Pagar == 1 If sensorlampu2 != lampub

If sensorlampu3 != lampuc

Stop Lampua = sensorlampu1 Lampub = sensorlampu2 Pintua = sensorpintu 1 Lampuc = sensorlampu 3

Pagar = sensorpagar Pintub = sensorpintu 2

Lampua == 1

Lampub == 1

Lampuc == 1

Pintua == 1

If sensorpintu2 != pintub If sensorpintu1 != pintua

Ki i ha

Ki i ha

Ki i ha s

Ki i ha Ki i ha o

Ki i ha

Ki i ha Ki i ha p

Ki i ha x Ki i ha u Ki i ha Ki i ha t

T T T T T T Y Y T Y Y T Y Y T Y Y Y Y T Y T Y T

Gambar 3.9 Flowchart Kirim Data Microcontroller

STIKOM


(1)

4.6 Pengujian Keseluruhan Sistem 4.6.1 Tujuan

Pengujian ini dilakukan dengan menggabungkan seluruh alat yang akan digunakan pada sistem, sehingga dapat diketahu apakan sistem dapat berjalan dengan baik.

4.6.2 Alat yang digunakan

9. Rangkaian Minimum sistem Atmega32. 10.Rangkaian relay driver.

11.Rangkaian max232. 12.Catu daya 12v dan 5v. 13.Wireless Acces Point.

14.Telepon genggam berbasis Android. 15.Modul WIZ110SR.

4.6.3 Prosedur Pengujian

4. Inputkan perintah suara pada telepon genggam berbasis Android. 5. Melakukan input melalui tombol pada program Android.

6. Menjalankan perangkat sesuai dengan inputan. 7. Mengirim data status pada tiap perangkat. 8. Amati perubahan status pada program Android. 9. Amati perubahan pada relay driver.

4.6.4 Hasil Pengujian

1. Pada proses penginputan suara dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

STIKOM


(2)

106

2. Pengujian penekanan melalui tombol berhasil, semua tombol berfungsi sesuai dengan fungsinya masing – masing.

3. Pada rangkaian relay driver berjalan sesuai dengan inputan yang dilakukan baik melalui suara atau tombol.

4. Indikator status pada program Android berubah sesuai dengan keadaan dari tiap perangkat yang dikendalikan.

STIKOM


(3)

107 BAB V PENUTUP

Berdasarkan pengujian pada perangkat keras dan perangkat lunak yang dipergunakan dalam Tugas Akhir ini, maka dapat diambil kesimpulan dan saran-saran dari hasil yang diperoleh.

5.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat dituliskan setelah melakukan analisa dari hasil sistem yang telah dibuat antara lain sebagai berikut :

1. Berdasar hasil pengujian didapat pengiriman data dari aplikasi Android untuk mengirim data ke microcontroller dapat dibuat dengan menggunakan program eclipse, sehingga Android dapat mengirimkan data ke microcontroller.

2. Berdasar hasil pengujian didapat pengiriman data dari aplikasi Android untuk menerima data dari microcontroller dapat dibuat dengan menggunakan program eclipse, sehingga Android dapat menerima data dari microcontroller. 3. Berdasar hasil pengujian didapat bahwa program untuk menerima data serial

dari telepon genggam berbasis Android dapat dibuat dengan menggunakan program CodeVisionAVR, sehingga microcontroller dapat menerima data dari telepon genggam berbasis Android.

4. Berdasar hasil pengujian didapat bahwa program untuk mengirim data serial dari telepon genggam berbasis Android dapat dibuat dengan menggunakan program CodeVision AVR, sehingga microcontroller dapat mengirim data ke telepon genggam berbasis Android.

STIKOM


(4)

108

5. Berdasar hasil pengujian didapat bahwa fitur Google voice recognition pada telepon genggam berbasis Android dapat digunakan untuk menjadi inputan ke microcontroller dengan cara mengubah gelombang suara menjadi data berupa string sebagai perintah untuk microcontroller untuk menjalankan perangkat elektronik.

5.2 SARAN

Sebagai pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini masih menggunakan jaringan WiFi untuk komunikasi dengan microcontrollernya, diharapkan untuk pengembangan selanjutnya dapat melakukan komunikasi melalui jaringan internet.

2. Pada pengembangan selanjutnya diharapkan dapat memonitoring keadaan visual rumah secara langsung melalui telepon genggam berbasis Android. 3. Diharapkan juga terapat fitur automatic atau scheduling dari perangkat

elektronik yang dikendalikan.

4. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan terdapat fitur security tambahan sehingga aplikasi ini menjadi lebih aman.

STIKOM


(5)

109

Atmel. 2011. ATmega32 (online). (http://www.atmel.com/Images/doc2503.pdf diakses 30 Juli 2013 )

Ardiono, Rachman, dkk. 2004. Laporan Kerja Praktek Di PT. FESTO Surabaya. Griya Tekno. 2011. Sekilas Memilih Electric Lock. (Online).

(http://blog.griyatekno.com/?p=15, diakses Juli 2011).

Michael.Ivan. 2011. Membongkar Source Code Berbagai Aplikasi Android. Jakarta : Gavamedia.

Mulyadi. 2010. Membuat Aplikasi Untuk Android. Yogyakarta: Multimedia Center Publishing.

Purbo, Onno W. 2011. Jaringan Komputer Menggunakan Protokol TCP / IP. (Online).(http://onno.vlsm.org/v09/onno-ind-1/network/jaringan-komputer menggunakan-protokol-tcpip-01-1992.rtf, diakses tanggal 16 Agustus 2011). Ralph Droms; Ted Lemon 2003. The DHCP Handbook. SAMS Publishing

Soebhakti, Hendrawan.2007.Basic AVR Microcontroller Tutorial. Batam Centre: Batam.

Wardana, Meri. 2011. Prinsip Kerja Relay. (online). (http://www.meriwardanaku.com/2011/11/prinsip-kerja-relay.html, diakses tanggal 16 Februari 2013).

STIKOM


(6)

110

WIZnet, 2007. WIZ110SR User Manual. (Online). (http://www.wiznet.co.kr/ UpLoad_Files/ReferenceFiles/WIZ110SR_User_Manual_V1.0.0.pdf, diakses 20 Juli 2013).

STIKOM