Pembangunan aplikasi admission system pada Unit Gawat Darurat di RSUD Leuwiliang

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, tanggal lahir : Bogor, 10 Juni 1990

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia Status : Belum kawin

Anak ke : Dua dari tiga bersaudara

Alamat : Kp. Papanggungan RT 03 RW 12 Kec. Cigudeg Bogor Kode Pos 16660

Telepon : +6283822444151 E-mail : arda_vm@yahoo.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Taman Kanak-kanak : TK Bina Nusantara 1994 - 1996 2. Sekolah Dasar : SDN Papanggungan 1996 - 2002 3. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Cigudeg 2002 - 2005 4. Sekolah Menengah Atas : SMA Kornita Bogor 2005 - 2008 5. Perguruan Tinggi : Universitas Komputer Indonesia


(6)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

FAISYAL ARDA MULIANA

10108637

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(7)

iii Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya, serta memberikan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi atau Tugas Akhir (TA) yang berjudul “Pembangunan Aplikasi Admission System Pada Unit Gawat Darurat Di RSUD Leuwiliang”.

Tugas Akhir ini merupakan sebagai salah satu tugas besar yang harus diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan program S1 di Universitas Komputer Indonesia Tahun Ajaran 2012 – 2013.

Penulis menyadari dari awal pembuatan hingga tersusunnya laporan ini dengan segala keterbatasan yang ada, banyak sekali menemukan kesulitan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Namun atas segala dukungan, bantuan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi atau Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

Tidak sedikit bantuan, dukungan dan arahan yang penulis peroleh dari berbagai banyak pihak dalam penyusunan skripsi, oleh karenanya dengan segala rasa ikhlas dan tulus serta kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, umur, ketabahan dan semuanya dalam pembuatan skripsi ini.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Taryana Suryana, M.Kom. selaku penguji dua dan wali dosen IF-13 angkatan 2008 serta pembimbing yang selalu memberikan motivasi, perhatian, masukan, arahan, semangat selama kuliah di UNIKOM dan


(8)

iv

masukkan, arahan dan memberi petunjuk sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. selaku penguji tiga yang telah memberikan masukan, arahan dan memberi petunjuk sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. drg. Mike Kaltarina, MARS selaku Direktur Rumah sakit Umum Daerah Leuwiliang yang telah memperbolehkan penulis melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang.

5. Bapak Bambang Somantri, SKM selaku Kepala Sub Bagian Rekam Medik yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir.

6. Bapak Buhori selaku pembimbing di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang.

7. Kepada seluruh dosen, staf dan karyawan studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

8. Kepada seluruh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang yang sudah mengijinkan penulis melakukan penelitian dan membantu terselesaikannya Tugas Akhir.

9. Kepada orang tua, yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun material selama dalam proses perkuliahan di UNIKOM, motivasi, perhatian, masukan, arahan, semangat selama kuliah di UNIKOM dan berkenan juga meluangkan waktunya mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga.

10.Bd. Basyira Risalia Kamila, Rhama Arda Muliana S.Pd., Bd. Suchi, Kautsar, Bd Syifa, Dina Budiarti, Dr. Ramzie, Anak-anak HW dan teman-teman IF-13 2008 yang memberikan semangat, dukungan dan doanya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(9)

v

kesempurnaan, maka dari itu penulis dengan segala kerendahan hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung, Juli 2013


(10)

vi

ABSTRAK ………..………i

ABSTRACT……….………...ii

KATA PENGANTAR ……….………….iii

DAFTAR ISI ……….………vi

DAFTAR GAMBAR.………. ...xi

DAFTAR TABEL.………..……xvi

DAFTAR SIMBOL………...………..xix

DAFTAR LAMPIRAN ………….…………..………...xxiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5.2 Model Pengembangan perangkat lunak. ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Rumah Sakit ... 9

2.1.1 Sejarah Rumah Sakit ... 9

2.1.2 Logo Instansi ... 10

2.1.3 Badan Hukum Instansi ... 10

2.1.4 Struktur Organisasi ... 13

2.1.5 Tugas Pokok dan Rincian ... 13

2.2 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ... 16


(11)

vii

2.6 Pengertian Sistem Informasi ... 24

2.6.1 Komponen Sistem Informasi ... 24

2.7 UML ... 25

2.7.1 Use Case Diagram ... 26

2.7.1.1 Komponen Pembentuk Use Case Diagram ... 26

2.7.2 Class Diagram ... 27

2.7.3 Activity Diagram ... 27

2.7.4 Sequence Diagram ... 28

2.8 Aplikasi Pendukung ... 28

2.8.1 Adobe Flash Builder ... 29

2.8.2 Tools yang mendukung UML... 30

2.8.3 AMFPHP ... 31

2.8.4 XAMPP ... 32

2.9 Teori Pengujian ... 32

2.9.1 Pengujian Black Box ... 32

2.9.2 Pengujian Alpha dan Betha ... 33

2.9.2.1 Pengujian Alpha ... 33

2.9.2.2 Pengujian Betha ... 33

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35

3.1 Analisa Sistem ... 35

3.1.1 Denah Gedung UGD RSUD Leuwiliang ... 36

3.1.1.1 Denah yang Sedang Berjalan ... 36

3.1.1.2 Denah yang Hasil Analisa ... 37

3.1.2 Prosedur dan Alur Penanganan Pasien UGD RSUD Leuwiliang ... 38

3.1.2.1 Prosedur Penanganan Pasien yang Sedang Berjalan ... 38

3.1.2.2 Prosedur Penanganan Pasien Hasil Analisa ... 38


(12)

viii

3.1.3.2 Alur Pembayaran Pasien Dengan Penjamin ... 42

3.1.3.3 Flowmap Pembayaran Pasien Dengan Penjamin ... 43

3.1.3.4 Alur Pembayaran Pasien Umum ... 44

3.1.3.5 Flowmap Pembayaran Pasien Umum ... 45

3.1.3.6 Jenis Pembayaran Pasien ... 45

3.1.4 Prosedur Pembayaran Tindakan dan BHP ... 46

3.1.5 Prosedur Pembayaran Obat atau Barang-Barang Farmasi yang Tidak Termasuk BHP dan Penunjang Medis Lainnya ... 47

3.1.6 Sistem RSUD Leuwiliang ... 48

3.1.6.1 Sistem yang Sedang Berjalan ... 48

3.1.6.2 Sistem Hasil Analisa ... 49

3.2 Analisis Masalah ... 49

3.2.1 Analisis Masalah Pendaftaran ... 49

3.2.2 Analisis Masalah Rekam Medis ... 50

3.2.3 Analisis Masalah Petugas Medis dan Kasir ... 50

3.2.4 Analisis Masalah Kepala Ruangan ... 50

3.2.5 Analisis Kode ... 51

3.2.5.1 Analisis Kode Rekam Medis yang Ada di UGD Leuwiliang ... 51

3.2.5.2 Perancangan Kode yang akan dibuat ... 51

3.2.5.3 Analisis Kode NIP ... 52

3.2.5.4 Analisis Kode NRPTT ... 53

3.2.5.5 Analisis Penomoran Kwitansi ... 53

3.3 Deskripsi Sistem ... 54

3.3.1 Aplikasi Admission system UGD ... 54

3.3.2 Remote Service AMFPHP ... 55

3.4 Analisis Alur Data Sistem ... 55


(13)

ix

3.6.1 Analisis Kebutuhan Sistem ... 58

3.6.2 Analisis Kebutuhan Data ... 59

3.6.3 Spesifikasi Sistem ... 59

3.6.4 Pemodelan Sistem ... 60

3.6.4.1 Use Case Diagram ... 60

3.6.4.1.1 Identifikasi Aktor ... 60

3.6.4.1.2 Identifikasi Use Case ... 61

3.6.4.1.3 Skenario Use Case ... 63

3.6.4.2 Class Diagram ... 73

3.6.4.3 Activity Diagram ... 75

3.7 Sequence Diagram ... 88

3.8 Perancangan Sistem ... 99

3.8.1 Skema Relasi ... 100

3.8.2 Struktur Tabel ... 101

3.8.3 Perancangan Antarmuka ... 104

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 115

4.1 Implementasi ... 115

4.1.1 Perangkat Lunak Pembangun ... 115

4.1.2 Perangkat Keras Pembangun ... 116

4.1.3 Implementasi Basis Data (Database) ... 116

4.1.4 Implementasi Class ... 119

4.1.5 Implementasi Antarmuka ... 120

4.1.5.1 Antarmuka Aplikasi ADSUGD ... 120

4.2 Pengujian ... 131

4.2.1 Rencana Pengujian ... 131

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 133


(14)

x

4.2.2.3 Pengujian Hapus User ... 137

4.2.2.4 Pengujian Edit Profile ... 137

4.2.2.5 Pengujian Edit Password ... 138

4.2.2.6 Pengujian Pasien Baru ... 138

4.2.2.7 Pengujian Cari Pasien ... 139

4.2.2.8 Pengujian Data Pasien ... 140

4.2.2.9 Pengujian Edit Data Pasien... 141

4.2.2.10 Pengujian Edit Pasien ... 141

4.2.2.11 Pengujian Pendaftaran Pasien Tunda ... 142

4.2.2.12 Pengujian Hapus Pasien UGD ... 143

4.2.2.13 Pengujian Tambah Jaspel Manajemen ... 143

4.2.2.14 Pengujian Edit Jaspel Manajemen ... 143

4.2.2.15 Pengujian Hapus Jaspel Manajemen ... 144

4.2.2.16 Pengujian Hapus Jaspel Pasien ... 144

4.2.2.17 Pengujian Check Out ... 144

4.2.3 Kesimpulan Hasil Uji Alpha ... 145

4.2.4 Kasus dan Hasil Pengujian Betha ... 145

4.2.5 Kesimpulan Betha ... 160

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 161

5.1 Kesimpulan ... 161

5.2 Saran ... 161


(15)

163

Yogyakarta: Graha Ilmu.

[2] Buhori, (2013). Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang. Bogor: RSUD Leuwiliang.

[3] Kadir, Abdul. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI. [4] Kadir, Abdul. (2008). Belajar Databases Menggunakan MySql.

Yogyakarta: ANDI.

[5] Sutabri, Tata. (2010). Sistem Informasi Manajemen. Gudang penerbit: Andi Publisher.

[6] S.pressman, Roger. (2001). software engineering, Universitas. Michigan: McGraw-Hill.


(16)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang merupakan salah satu Rumah Sakit milik pemerintah Kabupaten Bogor yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah Leuwiliang khususnya dan umumnya untuk masyarakat Kabupaten Bogor. Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang memiliki banyak fasilitas penunjang kesehatan, seperti UGD, Laboratorium, Poliklinik dan masih banyak lagi.

Di bagian UGD RSUD Leuwiliang memiliki beberapa kendala dari alur proses yang sekarang, diantaranya pendaftaran di simpan dalam bentuk lembaran– lembaran kertas, pendataan pasien dalam pembukuan dan mengetahui rekam medik pasien lama atau pasien baru untuk ditindak lanjuti sebelum pengecekan dan pemilahan dari petugas rekam medik (melalui diagnosa dan keluhan). Dengan pendataan yang masih disimpan dalam bentuk berkas dan dokumen dapat terjadinya penumpukan dalam pengolahan data–data pasien yang mendaftar di RSUD maupun data pasien yang telah keluar dari RSUD.

Sulitnya menemukan informasi pasien lama dan pengelolaan laporan morbiditas pasien serta penomoran ganda pada nomor medrek menjadi kendala bagi petugas rekam medis dalam memberikan status riwayat pasien yang akurat kepada petugas medis. Cara yang dilakukan untuk mencegah penomoran ganda yaitu membuat buku ekspedisi untuk mengetahui nomor yang sudah dipakai. Nomor kosong telah dipersiapkan khusus untuk rawat jalan, beberapa nomor khusus untuk UGD. Pencarian status pasien lama adalah ketika mencari kartu status pasien lama yang tidak membawa kartu berobat. Karena petugas harus mencari ke dalam buku ekspedisi rekam medis.

Terbatasnya sumberdaya manusia yang bertugas di ruangan UGD mengakibatkan administrasi di UGD menjadi kurang akurat dan kurang disiplin. Sehingga petugas medis harus bekerja ekstra dalam menangani pasien dan membuat laporan harian. Dalam situasi tertentu pasien dapat melarikan diri karena


(17)

pembayaran dilakukan di ruang lain, misalkan pasien yang berobat sendiri tanpa didampingi keluarga biasanya melakukan pembayaran sendiri karena terbatas nya petugas.

Belum adanya sistem monitoring petugas medis oleh kepala ruangan untuk melihat kinerja yang dilakukan dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas medis. Monitoring rumah sakit diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan para pihak yang terlibat didalamnya, baik itu dokter, perawat dan pegawai klinisnya. Monitoring dilakukan dengan pemantauan terhadap pelayanan yang dilakukan.

Penambahan jasa pelayanan manajemen dengan disimpan dalam bentuk berkas dan dokumen. Dengan pendataan yang masih disimpan dalam berkas dan dokumen dapat terjadinya penumpukan dalam pengolahan jasa pelayanan manajemen di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah bagaimana membangun aplikasi admission system pada Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, setiap permasalahan ini membutuhkan solusi yang diselesaikan dengan membangun aplikasi yang bersangkutan dengan permasalahan tersebut, maka pihak rumah sakit khususnya dari manajemen bermaksud membangun aplikasi Admission System berbasis desktop pada Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai adalah :

1. Mempermudah proses pendaftaran pasien dengan cara komputerisasi. 2. Mempermudah Pencarian pasien lama melalui sistem komputerisasi. 3. Mempermudah dalam pembuatan Rekap harian, seperti laporan keuangan


(18)

4. Mencegah penomoran ganda pada nomor medrek.

5. Memberikan informasi data yang sesuai dan dibutuhkan terhadap pihak dan instalasi yang yang terkait dengan unit gawat darurat.

6. Mempermudah Kepala ruangan dalam memonitoring kinerja petugas medis.

7. Mempermudah dalam menambahkan jasa pelayanan manajemen dengan sistem komputerisasi.

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang kompleks dalam membangun sistem ini, maka penulis memberikan ruang lingkup terhadap sistem yang akan dibangun, diantaranya :

1. Sistem admission ini dibuat untuk memudahkan dan mempercepat kinerja para petugas di unit gawat darurat dalam melakukan laporan dan memberikan informasi ke unit yang terkait, dengan menyatukan beberapa tugas pada bagian administrasi dan medical record ke dalam beberapa proses.

2. Sistem admission ini dibagi menjadi 3 proses utama :

A.Proses check-in atau pendaftaran, dimana terdiri dari 2 sub proses yaitu a. Pendaftaran pasien, mencakup pasien baru dan pasien lama.

b. Pemilahan ruangan berdasarkan keluhan dan kondisi pasien.

B.Proses progress atau pemeriksaan dan tindakan terdiri dari 3 sub proses yaitu :

a. Proses pemeriksaan oleh dokter dan petugas medik. b. Proses diagnosa oleh dokter dan petugas medik.

c. Proses tindakan dan pemberian resep obat kepada farmasi oleh dokter dan petugas medik, serta proses pelaporan tagihan biaya dan bahan habis pakai ke kasir.

C.Proses check-out atau pasien keluar, yang terdiri dari beberapa sub proses yaitu ;


(19)

b. Pasien keluar dari unit gawat darurat. c. Pendaftaran rawat inap.

3. Adapun output laporan yang diolah oleh sistem admission sistem ini adalah:

a. Data pasien baru, dan jumlah pasien baru dan lama.

b. Informasi keberadaan pasien pada tahap progress dan laporan kasus yang masuk ke unit gawat darurat perharinya.

c. Laporan administrasi unit gawat darurat, administrasi keuangan, pendapatan unit gawat darurat, pelaku jasa medis, diagnosa pasien, dan jumlah pesanan obat.

d. Laporan jumlah pasien hari ini beserta status check-out.

4. Aplikasi ini dibuat dengan bahasa action script 03 menggunakan framework 4.5 dibangun dengan pemrograman Flex, adobe flash builder 4.5, phpDesaign7, xampp.

5. Pemodelan proses menggunakan Rational Unifiel Process dimana suatu kerangka proses yang dapat diadaptasi dan dimaksudkan untuk disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

6. Aplikasi ini berbasis desktop yang menggunakan jaringan LAN untuk pengambilan data ke database server.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur.

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal,

paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.


(20)

b. Observasi.

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.

c. Interview.

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung yang ada kaitannya dengan topik yang diambil.

d. Kuesioner

Pengumpulan data dengan cara memberikan lembaran yang berisikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan topik yang diambil.

1.5.2 Model pengembangan perangkat lunak

Model pengembangan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya:

a. Rekayasa sistem

Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, rekayasa perangkat lunak (analisis) harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja dan antar muka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak di dokumentasikan dan dilihat dengan pelanggan.

b. Analisis

Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan perangkat lunak.

c. Desain

Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langka yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, asitektur perangkat lunak, representasi interface dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan syarat / kebutuhan kedalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat di perkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode.


(21)

Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak.

d. Pengkodean sistem

Desain harus diterjemahkan dalam bentuk mesin yang bisa di baca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.

e. Pengujian

Proses pengujian dilakukan pada logika internal untuk memastikan semua pernyataan sudah diuji. Pengujian eksternal fungsional untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input akan memberikan hasil yang aktual sesuai yang dibutuhkan

f. Perawatan

Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja.


(22)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, identifikasi permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Membahas profil perusahaan mencakup sejarah perusahaan, badan hukum instansi, struktur organisasi, tugas pokok dan rincian, berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya termasuk sintesisnya.

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang gambaran umum sistem model penelitian, menampilkan masalah yang ada pada objek penelitian, dengan menganalisa alur sistem yang ada pada objek penelitian. Menampilkan hasil analisis dengan memperlihatkan hasil analisa dan konsep prosedur baru dalam gambaran umum sistem secara detail dan mendalam. Merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian secara garis besar sejak dari tahap persiapan sampai penarikan kesimpulan, metode dan kaidah yang diterapkan dalam penelitian

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Termasuk identifikasi data yang diperlukan dan cara pengumpulannya, teknik pengambilannya, pengujian aplikasi dan pengujian kuesioner dan metode/teknik analisis yang akan dipergunakan dan perangkat lunak yang akan dibangun jika ada serta pengujian aplikasi dari perangkat lunak.


(23)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini Berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil pengujian dan kuesioner tentang pembangunan aplikasi admission system


(24)

9 2.1 Tinjauan Rumah Sakit

Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk mengetahui keadaan perusahaan antara lain tentang sejarah bagaimana berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan berserta deskripsi tugas dari masing-masing bagian dan visi misinya.

2.1.1 Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang merupakan salah satu instansi pemerintah Kabupaten Bogor yang melakukan pelayanan publik bergerak dibidang layanan kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik berkewajiban memberikan dan menyampaikan informasi publik sebagaimana dimaksudkan pada ayat 2 dilakukan paling singkat 6 (enam) bulan sekali.

Awal berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang ini adalah dimulai pada tahun 2001 pemerintah Kabupaten Bogor membangun tiga gedung dua lantai, terdiri dari gedung A, (dua lantai). Tanggal 3 April 2003 dibuka pelayanan Rawat jalan dengan status Persiapan RSD Leuwiliang, manajemen masih bergabung UPTD Puskesmas Leuwiliang, baru gedung A yang digunakan. RSUD Leuwiliang mempunyai beberapa fasilitas yaitu diantaranya, ruang poliklinik, kamar rawat inap, apotek, UGD, dan lain-lain.

Seiring dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap di persiapan RSD Leuwiliang pada bulan September 2009 Pemerintah Kabupaten Bogor melanjutkan pembangunan gedung rumah sakit ditambah dengan 4 gedung untuk sarana penunjang (Instalasi Gizi, IPSRS, Loundry dan gedung Farmasi) sesuai dengan standar dan kebutuhan sebuah rumah sakit.

Selain pembangunan fisik gedung juga dilengkapi dengan perlengkapan medis dan sarana pendukung lainnya serta sumber daya manusianya meliputi penempatan dokter spesialis, penambahan tenaga medis dan paramedis serta


(25)

tenaga-tenaga pendukung lain. RSUD Leuwiliang beralamat di Jl. Raya Cibeber 1 Leuwiliang Bogor kode pos 16640. RSUD Leuwiliang mempunyai luas tanah 35000 m2 dengan luas bangunan 10.491,9 m2 dan surat ijin dari Bupati bersifat tetap dengan no surat ijin 445/59/Kpts.Huk/2010.

Awalnya RSUD Leuwiliang ini berupa Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kesehatan atau Puskesmas Leuwiliang di kecamatan Leuwiliang yang berubah status menjadi Rumah Sakit Tipe C dengan Direktur Rumah Sakit Drg. Mike Kaltarina, MARS. Perubahan status ini sudah mendapat penetapan dari kantor Kementrian Kesehatan (KemenKes). Status kelembagaan RSUD yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah (Maret/1/2011). Dengan demikian, RSUD Leuwiliang kabupaten bogor telah dipercaya dan menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat daerah Leuwiliang khususnya dan umumnya untuk masyarakat Kabupaten Bogor[2].

2.1.2 Logo Instansi

Gambar 2.1 Logo RSUD Leuwiliang

2.1.3 Badan Hukum Instansi

Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang merupakan Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan. Untuk itu visi yang diusung oleh RSUD


(26)

Masyarakat”. Visi ini memiliki tujuan agar dokter, paramedis dan nonparamedis (karyawan) RSUD Leuwiliang dapat termotivasi untuk bekerja optimal sehingga masyarakat memilih RSUD Leuwiliang sebagai sarana kesehatan yang dapat memberikan pelayanan terbaik sehingga masyarakat merasa puas akan pelayanan yang diberikan[2].

Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan (Stakeholders) dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah. Untuk mencapai visi tersebut, maka Misi RSUD Leuwiliang yaitu :

1. Meningkatkan pengelolaan manajemen yang profesional, inovatif dan dinamis.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki.

3. Meningkatkan kerjasama yang harmonis dengan pihak ketiga. 4. Memberikan pelayanan yang optimal dan dinamis.

5. Meningkatkan Ketersediaan sarana dan prasarana.

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, RSUD Leuwiliang sesuai tugasnya maka disusun strategi-strategi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung kualitas pelayanan Rumah Sakit sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

2. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana Rumah Sakit untuk mendukung kualitas pelayanan serta mengembangkan jenis pelayanan 3. Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen dengan melengkapi

dokumen standar pelayanan Rumah Sakit Type C serta pengelolaan manajemen yang transparan dan dapat dipertanggung jawabkan

4. Meningkatkan pelayanan yang optimal dan responsif dengan mengurangi pengaduan atau komplain pelanggan.


(27)

Dengan Motto RSUD Leuwiliang ialah “Melayani dengan hati, bertindak

dengan logika”[2].

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 16 Tahun 2007 diatur mengenai tugas pokok, fungsi, dan tujuan keberadaan RSUD. Adapun tugas

pokok yang dimaksud yaitu “Melaksanakan upaya kesehatan dibidang pelayanan

umum, upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya

rujukan”. Fungsi dari RSUD, yaitu :

1. Penyelenggaraan pelayanan umum.

2. Pelaksanaan tugas teknik operasional bidang pelayanan umum yang meliputi keuangan, pelayanan medis dan keperawatan, penunjang medis serta program dan pemasaran.

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sedangkan tujuan keberadaan RSUD berdasarkan Perda tersebut yaitu: 1. Terwujudnya masyarakat sehat dengan sarana dan prasarana Rumah

Sakit yang memadai.

2. Terwujudnya Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit yang professional dan optimal.

3. Terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.

4. Terciptanya kepercayaan dan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait.

5. Terciptanya rasa aman dalam melaksanakan tugas. 6. Terciptanya lingkungan yang aman, tertib, dan nyaman.


(28)

2.1.4 Struktur Organisasi

Berdasarkan peraturan Daerah (Perda) No 02 Tahun 2011 tentang pembentukan dan susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang Bogor, maka sejak itu pula operasional Manajemen RSUD Leuwiliang resmi dilaksanakan bukan sebagai UPT RSUD lagi.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSUD Leuwiliang

2.1.5 Tugas Pokok dan Rincian

Uraian tugas pokok dan rincian fungsi unit Organisasi pada Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang Bogor :

1. Direktur mempunyai tugas memimpin, Menyusun kebijaksanaan, membina, mengkoordinasi dan mengawasi serta melakukan melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas-tugas sesuai peraturan yang berlaku.

2. Bagian tata usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagai tugas Direktur RSUD dalam penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayan administrasi dan pengendalian di bidang bagian rekam medik, evaluasi, bidang umum dan kepegawaian.


(29)

3. Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas ketatausahaan yang meliputi tata usaha kepegawaian, perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, penyusunan produk hukum, perlengkapan kantor, surat menyurat, Humas, melaksanakan kegiatan rumah tangga dan perlengkapan Kantor, manajemen sumber daya manusia, pengelolaan keamanan RSUD, melaksanakan administrasi kepegawaian dan pemberian tanda jasa Bagian umum dan bertanggung jawab penuh kepada Direktur. 4. Bidang Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Direktur RSUD dalam penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi keuangan, pengendalian dan pelaporan di bidang akuntansi, penyusunan anggaran, verifikasi dan perbendaharaan, mobilitasi dana dan penyusunan program.

5. Bagian Rekam Medik mempunyai tugas rekam medik dan Humas, Menghimpun memelihara data rekam medik, Melakukan kegiatan rekam medik, Menyajikan informasai data rekam medik bagi yang memerlukan, Bagian umum dan rekam medik bertanggung jawab penuh kepada Direktur.

6. Kepala Bidang medik memimpin bidang seksi pelayanan dan pengembangan medik dan seksi penunjang medik, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur, melaksanakan sebagian tugas Direktur RSUD dalam melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi keuangan, pengendalian dan pelaporan di bidang pelayanan dan pengembangan medik dan penunjang medik.

7. Bagian Pelayanan dan Pengembangan Medik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pelaporan serta pemberian bimbingan di bidang pelayanan medis yang meliputi pelayanan gawat


(30)

darurat, rawat jalan, rawat intensif dan pelayanan bedah sentral, mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis.

8. Kepala Seksi Penunjang Medik mempunya tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pelayanan medis yang meliputi pelayanan radio diagnostik, laboratorium, farmasi, gizi, rehabilitasi medis dan rekam medis.

9. Bidang keperawatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktur RSUD dalam penyiapan perumusan kebijakan, mengkoordinasikan, pembinaan, mengatur, mengendalikan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan di rawat inap, pengelolaan kesehatan lingkungan dan sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan bencana, kebutuhan tenaga, perlengkapan dan fasilitas keperawatan. 10. Seksi Asuhan Keperawatan memiliki tugas melaksanakan pengolahan

kegiatan pembagian tugas dan pemberian petunjuk serta melaksanakan pembinaan keperawanan, melaksanakan pengolahan penyelesaian masalah dan memelihara lingkungan, mengoreksi serta melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai dengan kebutuhan, melaksanakan pendayagunaan tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan, merencanakan jumlah dan jenis tenaga keperawatan sesuai dengan perkembangan pelayanan, melaksanakan koordinasi pengembangan pelayanan keperawatan dengan unit kerja terkait, merencanakan kebutuhan sarana keperawatan berdasarkan perkembangan pelayanan dan pendayagunaan sarana keperawatan agar efektif dan efisien, menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Keperawatan.

11. Bidang Mutu Keperawatan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisa dan evaluasi data mutu keperawanan, menyusun rencana dan program kerja serta pelaporan dibidang mutu keperawanan, menyiapkan pembinaan, pengawasan


(31)

dan pengendalian mutu keperawanan, mengkoordinasikan penjagaan mutu pelayanan keperawatan melalui gugus kendali mutu dan cara lainnya, menyiapkan bahan evaluasi kinerja tenaga keperawanan 12. Bidang seksi penunjang Keperawatan mempunyai tugas pokok

merencanakan, menyiapkan perumusan teknis menyusun standar dan melakukan koordinasi dalam bidang instalasi serta melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas

13. Instalasi merupakan unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan medis, keperawatan dan kebidanan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan RSUD serta pemeliharaan sarana prasarana RSUD, unsur pelaksanaan fungsional yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur[2].

2.2 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Manajemen adalah proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau pemimpin atau manajer di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Atau secara operasional dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengkoordinasikan, mengintegrasikan, menyederhanakan dan mensinkronisasikan sumber daya manusia, material dan metode (Men, Material, Methods) dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen seperti, perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, pengawasan dan lain-lain agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien[5].

Rumah Sakit adalah tenaga kerja yang ketat organisasi/profesi, modal-density dan teknologi-density dan informasi yang dihasilkan sangat beragam. Itu keragaman informasi yang dihasilkan perlu penanganan serius, untuk pengolahan data yang diperoleh menjadi informasi yang berguna. Untuk organisasi informasi merupakan sumber daya yang berharga. Operasi dan pengambilan keputusan tergantung pada kelengkapan informasi. Mendukung informasi yang memadai dapat mengurangi ketidakpastian dan risiko dari keputusan yang salah membuat[2].


(32)

Manajemen rumah sakit adalah serangkaian kegiatan manajemen mulai dari tahap perencanaan sampai tahap evaluasi yang berorientasi pada aspek input

(pelanggan, dokter, sarana, prasarana dan peralatan), proses (pelayanan medic) dan output (kepuasan pasien). Data dan informasi merupakan sumber daya strategis bagi organisasi untukmenerapkan prinsip-prinsip manajemen modern. Data dan informasi digunakan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Baik data dan informasi harus precised dalam kebutuhan mereka (yang relevan), waktu yang tepat (ketepatan waktu) dan nilai yang sesuai (akurat). Peran informasi dalam tubuh organisasi seperti darah dalam tubuh manusia. Informasi membawa makanan atau oksigen segar sepanjang tubuh organisasi, dan dari pada membawa kotor untuk dihapus dari organisasi. Persyaratan yang harus ada dalam data dan informasi untuk bisa memberikan sesuatu yang berguna bagi pengguna yang akurasi, ketepatan waktu dan relevansi.

Tujuan sistem informasi rumah sakit ialah mengidentifikasikan masalah, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, meningkatkan ketepatan dan kecepatan pengambilan keputusan, meningkatkan fungsi perencanaan, pemantauan, pengendalian, dan evaluasi organisasi, mengukur, mengendalikan, menganalisa penggunaan sumber daya dan produktifitas, perkiraan, efisiensi dan efektifitas, meningkatkan komunitas intern dan ekstern organisasi, penyusunan laporan intern dan ekstern, riset dan pendidikan. Kategori SIMRS Sistem Informasi Administrasi dan keuangan, Sistem Informasi medis-klinis penyajian informasi-Efisiensi biaya-Ketenagaan Utilisasi pelayanan penunjang Struktur biaya.

Sistem informasi rumah sakit ini meliputi: sistem informasi klinik, sistem informasi administrasi dan sistem informasi manajemen. Peran SIRS yang utama adalah dalam mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian produktivitas, analisis pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program, menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis dan serta pendidikan. Adapun Manfaat HIS secara umum untuk Rumah Sakit sebagai berikut :

1. Bagi Rumah Sakit


(33)

Adanya sistem informasi manajemen di Rumah Sakit menyebabkan kualitas pelayanan dapat meningkat karena segala pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.

b. Memudahkan pelaporan administrasi, medik dan keuangan

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit menerapkan konsep terintegrasi sehingga hubungan antar unit dapat berlangsung dengan baik. Pelaporan yang diterima di suatu unit dapat diketahui oleh unit lain tanpa unit tersebut meminta data ke unit yang bersangkutan. Data pelaporan, baik itu administrasi, medik maupun keuangan secara otomatis didstribusikan keunit-unit terkait.

c. Mengurangi Human error

Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit membuat pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan berbasis komputerisasi. Semua proses kerja yang dilakuakan di Rumah Sakit menggunakan komputer. Mulai dari proses administrasi sampai proses pencatatan resep. Tulisan dokter dalam membuat resep dikhawatirkan menimbulkan kesalahpahaman pada apoteker dalam menyiapkan obat. Walaupun apoteker memahami tulisan tangan dokter namun tidak dapat dipungkiri bahwa suatu waktu apoteker bisa melakukan kesalahan dalam membaca resep walaupun hanya satu huruf. Hal ini dapat merugikan pasien. Dengan adanya SIM, human error seperti itu dapat dikurangi frekuensinya, karena resep dokter dapat diprint sehingga mmudahkan apoteker dalam membaca.

d. Meningkatkan patient safety

Adanya SIM menyebabkan patient safety dapat meningkat. Seperti keamanan pasien dalam mendapatkan obat yang benar dapat terjamin dengan adanya resep yang di print. Hal lain dapat dilihat dari sistem billing yang membuat tagihan pembayaran menjadi tepat karena segala tindakan medis yang diterima oleh pasien dapat terekam di billing sistem ini dengan baik.


(34)

Pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis kepada pasien dapat dikendalikan secara baik dengan adanya SIM. Konsep managed care yang dapat meningkatkan proses efisiensi dapat tercapai dengan baik. Adanya alert sistem dalam SIM yang selalu mengingatkan dokter memberikan pelayanan medis yang efektif dan efisien membuat pasien tidak perlu membayar untuk pelyanan yang tidak esensial bagi dirinya.

2. Bagi pasien

a. Menerima pelayanan yang lebih baik

Adanya SIM membuat pelayanan yang diterima oleh pasien menjadi lebih baik. adanya SIM dapat mengurangi terjadinya human error yang dapat menghambat pekerjaan dan menimbulkan kerugian. Berkurangnya

human error yang dilakukan oleh tenaga kesehatan menyebabkan kualitas pelayanan dapat meningkat.

b. Kepuasan terhadap pelayanan

Kepuasaan pasien dapat meningkat dengan adanya SIM yang membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Segala kebutuhan pasien dapat tersedia dengan cepat.

Manfaat lain dari SIM ialah :

1. Akses mudah ke data pasien untuk menghasilkan catatan bervariasi, termasuk klasifikasi berdasarkan demografi, jenis kelamin, usia, dan sebagainya. Hal ini terutama bermanfaat pada rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, dan lain-lain, maka meningkatkan kesinambungan perawatan dan petugas medis. Serta, internet-based access

meningkatkan kemampuan untuk jarak jauh mengakses data tersebut. 2. Ini membantu sebagai sistem pendukung keputusan untuk pihak

berwenang rumah sakit untuk mengembangkan kebijakan kesehatan yang komprehensif.

3. Administrasi yang efisien dan akurat keuangan, diet pasien, rekayasa, dan distribusi bantuan medis. Ini membantu untuk melihat gambar yang luas dari pertumbuhan rumah sakit.


(35)

4. Peningkatan pemantauan penggunaan obat, dan studi efektivitas. Hal ini menyebabkan pengurangan interaksi obat yang merugikan sekaligus mempromosikan pemanfaatan farmasi lebih tepat.

5. Meningkatkan integritas informasi, mengurangi kesalahan transkripsi, dan mengurangi duplikasi entri informasi.

Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP baru guna menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata dengan rapih dan baik[5].

Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem Informasi Manajemen menjadi 6 komponen utama guna menunjang terlaksanana penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan:

1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)

2. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya) 3. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)

4. SOP (Standar Operasional Prosedur)

5. Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di

Input)

6. SDM (sumber daya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SDM tersebut)

2.3 Unit Gawat Darurat

Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita. Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan playanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar. UGD


(36)

bagian terdepan dan sangat berperan di Rumah Sakit, baik buruknya pelayanan rumah sakit. Pelayanan gawat darurat mempunyai aspek khusus karena mempertaruhkan kelangsungan hidup seseorang. Oleh karena itu dan segi yuridis khususnya hukum kesehatan terdapat beberapa pengecualian yang berbeda dengan keadaan biasa. Menurut segi pendanaan, nampaknya hal itu menjadi masalah, karena dispensasi di bidang ini sulit dilakukan. Untuk menuju pelayanan yang memuaskan dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, meliputi ruangan, alat kesehatan utama, alat diagnostik dan alat penunjang diagnostik serta alat kesehatan untuk suatu tindakan medik. Disamping itu juga baik kuantitas maupun kualitas. Petugas yang mempunyai pengetahuan yang tinggi, keterampilan yang handal dan tingkah laku yang baik[2].

2.4 Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)

adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Pengertian dasar sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu: tujuan, masukan, keluaran, proses, mekanisme pengendalian dan umpan balik. Selain itu, sistem juga berinteraksi dengan lingkungan dan memiliki batas[3].

2.4.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu memiliki komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interprest), masukan (input), keluaran

(output), pengolah (process) dan sasaran (objective) dan tujuan (goal). 1. Komponen Sistem (System Components)


(37)

Komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem baik besar maupun kecil, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu yang lebih besar yang disebut supra system.

2. Batas Sistem (System Boundary)

Batas sistem merupakan daerah-daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem lainnya dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menujukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (System Environment)

Lingkungan luar sistem dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem yang dapat bersifat menguntungkan dan dapat pula merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem yang harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena akan mengganggu kelangsungan hidup sistem. 4. Penghubung Sistem

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Dengan penghubung akan terjadi interaksi antar subsistem, sehingga membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (System Input)

Masukan adalah suatu energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Contoh maintenance input di dalam sistem komputer adalah program, yang digunakan untuk


(38)

mengoperasikan komputer. Sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh signal input di dalam sistem komputer adalah data, yang dapat diolah menjadi Informasi.

6. Keluaran Sistem (System Output)

Keluaran (Output) merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra system (suatu yang lebih besar yang dimiliki suatu sistem). 7. Pengolah Sistem (System Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya, yang bertugas untuk merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem (System Objective)

Suatu sistem pasti memiliki tujuan (goal) atau sasaran (objective). Suatu operasi sistem akan berguna dan berhasil apabila mencapai sasaran atau tujuannya. Sasaran sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.5 Pengertian Informasi

Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Menurut Davis (1999), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan kepusan saat ini atau saat mendatang[3]. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya.

Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata, tetapi data merupakan bentuk yang masih mentah, sehingga perlu diolah lebih lanjut untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Dengan kata lain informasi adalah hasil dari pengolahan data.


(39)

2.5.1 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi tergantung pada tiga hal pokok yaitu: 1. Akurat (accurate)

Akurat menyatakan derajat kebenaran terhadap informasi dan menentukan kehandalan informasi. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.

2. Tepat waktu (time lines)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

3. Relevan (relevance)

Informasi harus mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan.

2.6 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat menejerial dan kegiatan tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Menurut Hall (2001), sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai[3].

2.6.1 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building blok) yaitu:

1. Hardware yaitu suatu perangkat keras dalam komputer yang kita bisa sentuh dan rasakan.


(40)

2. Software yaitu suatu perangkat lunak di dalam komputer yang berfungsi untuk mengoperasikan suatu aplikasi di dalam sistem komputer.

3. Data yaitu sekumpulan karakter yang diterima sebagai masukan (input) untuk sistem informasi dan disimpan serta diolah.

4. Prosedur yaitu suatu urutan pekerjaan tata usaha yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, dan disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.

5. User yaitu orang yang terlibat dalam sistem informasi seperti operator, pemimpin sistem informasi, dan sebagainya[1].

2.7 UML

UML singkatan dari Unified Modelling Language adalah sebuah “bahasa”

yang telah menjadi standar dalam industry untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah system[1].

Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa berorientasi objek seperti Actionscript 3.0. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Diagram tersebut diantaranya use case diagram, class diagram, object diagram, sequence diagram, collaboration diagram, statechart diagram, activity diagram, component diagram, dan deployment diagram[6].


(41)

2.7.1 Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan

“bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu[1].

Hubungan antar use case dengan use case lain berupa generalisasi antara

use case, yaitu :

1. Include, perilakuuse case merupakan bagian dari use case yang lain. 2. Extend, perilaku use case memperluas perilak use case yang lain.

2.7.1.1Komponen Pembentuk Use case Diagram : 1. Aktor

Pada dasarnya aktorbukanlah bagian dari use case diagram, namun untuk dapat terciptanya suatu use case diagram diperlukan beberapa aktor. Aktortersebut mempresentasikan seseorang atau sesuatu (seperti perangkat, sistem lain) yang berinteraksi dengan sistem. Sebuah aktormungkin hanya memberikan informasi inputan pada sistem, hanya menerima informasi dari sistem atau keduanya menerima, dan memberi informasi pada sistem. Aktorhanya berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use case. Aktordigambarkan dengan stick man. Aktordapat digambarkan secara secara umum atau spesifik,dimana untuk membedakannya kita dapat menggunakan

relationship.

2. Use case

Use caseadalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga customer atau pengguna sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan dibangun.


(42)

Catatan : Use case diagramadalah penggambaran sistem dari sudut pandang pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatanuse caselebih dititik beratkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur atau urutan kejadian[1]

.

2.7.2 Class Diagram

Class diagram adalah bagian dari UML yang menggambarkan sebuah kumpulan dari kelas-kelas yang ada dan hubungan diantara kelas tersebut dimana setiap kelas mempunyai attributes dan operations.

Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi). Selain itu, class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package

dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti countainment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

2.7.3 Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besat state

adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state

sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapu lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur saktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, semenstara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behavior pada kondisi tertentu. Untuk


(43)

mengilustrasikan proses-proses parallel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertical. Activity

diagram dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu[1].

2.7.4 Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message

yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait)[1].

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan scenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang meng-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output

apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertical. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya.

2.8 Aplikasi Pendukung

Aplikasi yang dibuat, dirancang untuk aplikasi desktop dengan menggunakan bahasa MXML. Pengembangan dari XML yang pertama kali diperkenalkan oleh Macromedia pada Maret 2004. MXML dikombinasikan dengan actionscript untuk membangun sebuah aplikasi internet yang kaya atau RIA (rich internet application) dan berjalan dalam lingkung waktu larian (runtime environment) AIR (adobe integrated runtime) yang dalam proses pengkodingannya menggunakan produk seperti Adobe Flash Builder.


(44)

2.8.1 Adobe Flash Builder

Adobe Flash Builder (sebelumnya dikenal sebagai Adobe Flex Builder) merupakan produk keluaran ADOBE yang pengembangan produk nya terkenal sangat cepat. Adobe Flash Builder adalah sebuah aplikasi lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) yang dibangun pada Eclipse platform yang dapat mempercepat pengembangan dan pengkodingan. Adobe flex merupakan sekumpulan teknologi berbasis adobe flash yang diriis oleh Adobe untuk mengembangkan dan menyebarkan (deploy) Rich Internet Applications, yaitu sebuah aplikasi web yang dapat memiliki fitur dan menerapkan fungsi-fungsi selayaknya aplikasi berbasis desktop secara lintas Platform. Adobe flex merupakan aplikasi/perangkat lunak, khususnya aplikasi web. Adobe Flex sendiri merupakan gabungan dari teknologi yang telah dimiliki Adobe sebelumnya, dengan bertumpu pada platform Adobe Flash.

Dalam pembangunan aplikasi ini Adobe Flash Builder digunakan untuk proses pengkodingan mxml dan pendesainan user interface. Ada beberapa spesifikasi Adobe Flex :

1. Lisensi dari penggunaan Flex adalah Open Source.

2. Flex dapat dijalankan di platform (Sistem Operasi) : Microsoft Windows, MacOS, maupun Linux.

3. Flex dapat digunakan sebagai aplikasi desktop (adobe air) maupun aplikasi web (swf runtime).

4. Pengembangan aplikasi dapat dilakukan dengan cepat menggunakan IDE (Integrated Devepment Environment)

5. Kemudahan dalam melakukan layouting aplikasi dengan fitur drag and drop komponen, tersedianya panel properties dan event untuk masing-masing komponen, serta pengaturan posisi komponen dan tampilan aplikasi secara keseluruhan melalui fitur constraint.

6. Kemudahan koneksi ke sumber data dengan adanya fungsi yang terintegrasi untuk menyediakan RPC Service.

7. Kemudahan dalam membuat animasi transisi dan efek pada tiap-tiap komponen dan layer yang digunakan dalam pengembangan aplikasi.


(45)

8. Compiler dan debugger yang terintegrasi, dengan beberapa opsi pilihan

output.

9. Mulai dari Flex 3 SDK, aplikasi Flex dapat di konversi secara mudah menjadi aplikasi AIR (Adobe Integrated Runtime), yaitu aplikasi yang benar-benar berubah menjadi aplikasi desktop dengan keunggulan cross platform yang dimiliki aplikasi web.

Adobe Flash Builder dipilih karena kemudahan dan kecepatannya dalam pendesainan dan compilernya. Fitur auto complete nya membantu programmer

untuk mempermudah pengkodingan sehingga tidak perlu menghapal seluruh tag mxml, karena di setiap tag terdapat keterangan dan penjelasan.

2.8.2 MySQL

MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basisdata yang telah ada sebelumnya; SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basisdata, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

Phpmyadmin adalah perangkat lunak bebas yang ditulis dalam bahasa pemrograman php yang digunakan untuk menangani administrasi MYSQL melalui jejaringan jagat jembar (World Wide Web). Phpmyadmin mendukung berbagai aplikasi mysql, diantaranya (mengelola basis data, table- table, bidang, relasi, indeks, pengguna, perizinan, dll)[4].


(46)

2.8.3 AMFPHP

AMFPHP merupakan open source software di kembangkan oleh Silex Labs. AMFPHP banyak digunakan dalam pembangunan aplikasi client server. AMFPHP digunakan untuk mengaktifkan aplikasi server side anda dengan

webservices. AMFPHP adalah kumpulan fungsi yang akan membantu komunikasi antara PHP dengan flash, yang merupakan framework yang ditulis dengan PHP dimana akan digunakan untuk menterjemahkan panggilan fungsi dari Flash ke aplikasi PHP.

Peran AMFPHP adalah sebagai penghubung dan gerbang untuk menghubungkan aplikasi yang berjalan pada client dengan server. Pada MXML, AMFPHP di akses melalui konsep Remote Object. Dengan mengakses class pada

directory AMFPHP service dan mengeksekusi fungsi yang ada dalam class

tersebut. AMFPHP bekerja sebagai pintu masuk untuk klien. Kemudian Klien mengirimkan permintaan ke script class PHP pada server,di mana AMFPHP dimuat. Mem-parsing permintaan tersebut, mencatat layanan yang diminta, menyebutnya, dan mengembalikan jawaban yang sesuai.

Pada aplikasi ini AMFPHP digunakan sebagai penghubung antara aplikasi dengan server. Melakukan CRUD dari aplikasi ke MySql Server. Dengan metode

Remote, suatu konsep pemanggilan fungsi tersebut dimiliki oleh object yang berbeda. Dengan AMFPHP maka flash dapat memanggil fungsi-fungsi pada PHP dan akan menerima hasil output panggilan fungsi-fungsi tersebut. Sebagai contoh ialah flash memanggil fungsi di file PHP dengan metode yang menggunakan model AMFPHP, kemudian AMFPHP akan menserialisasi panggilan tersebut dan diberikan pada file PHP. Pada file PHP panggilan akan dideserialisasi kemudian dibaca dan akan memberikan kembalian sesuai dengan apa yang diminta oleh flash. Bila memerlukan akses ke database maka file PHP akan meminta ke database dan akan memberikan hasilnya ke flash melalui AMFPHP. Jadi AMFPHP merupakan gateway atau translator antara flash dan PHP untuk menterjemahkan panggilan dan kembalian antara Flash dan PHP.


(47)

SERVER AMFPHP

MYSQL

APLIKASI ROUTER

CLIENT

Gambar 2.3 fungsional AMFPHP

2.8.4 XAMPP

XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Untuk mendapatkanya dapat mendownload langsung dari web resminya.

.

2.9 Teori Pengujian

Teori pengujian merupakan tahapan pengujian aplikasi yang sistematis untuk aplikasi sudah dirancang dan bersesuaian dengan kegunaan dan tujuannya yang diharapkan atau tidak. Tahap awal dari teori pengujian adalah implementasi antarmuka, black box, hasil uji alpha dan pengujian betha.

2.9.1 Pengujian Black box

Black box testing merupakan pengujian yang memungkinkan software engineer mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box juga merupakan pendekatan komplementer yang memungkinkan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box. Pengujian black-box

berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut: 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.


(48)

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4. Kesalahan kinerja.

5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Dengan mengaplikasikan uji coba black box, diharapkan dapat menghasilkan sekumpulan kasus uji yang memenuhi kriteria berikut :

1. Kasus uji yang berkurang. Jika jumlahnya lebih dari 1, maka jumlah dari uji kasus tambahan harus di desain untuk mencapai uji coba yang cukup beralasan.

2. Kasus uji yang memberitahukan sesuatu tentang keberadaan atau tidaknya suatu jenis kesalahan, daripada kesalahan yang terhubung hanya dengan suaru uji coba yang spesifik.

2.9.2 Pengujian Alpha dan Betha

Apalagi PL dibuat untuk pelanggan maka dapat dilakukan acceptance test

sehingga memungkinkan pelanggan untuk memvalidasi seluruh keperluan. Tes ini dilakukan karena memungkinkan pelanggan menemukan kesalahan yang lebih rinci dan membiasakan pelanggan memahami PL yang telah dibuat.

2.9.2.1 Pengujian Alpha

Dilakukan pada sisi pengembang oleh seorang pelanggan. PL digunakan pada setting yang natural dengan pengembang “yang memandang” melalui bahu pemakai dan merekam semua kesalahan dan masalah pemakaian.

2.9.2.2 Pengujian Betha

Dilakukan pada satu atau lebih pelanggan oleh pemakai akhir PL dalam lingkungan yang sebenarnya, pengembang biasanya tidak ada pada pengujian ini. Pelanggan merekan semua masalah (real atau imajiner) yg ditemui selama pengujian dan melaporkan pada pengembang pada interval waktu tertentu.

Perbedaan antara Alpha Testing dan Betha Testing ialah Alpha testing Tujuannya untuk identifikasi dan menghilangkan sebanyak mungkin masalah


(49)

sebelum akhirnya sampai ke user, dilakukan setelah software jadi oleh orang-orang yang tidak terlibat dalam pengembangan dan memang ahli dibidangnya. Terdapat formulir resmi evaluasi. Betha testing evaluasi sepenuhnya oleh pengguna. Pengguna dipilih 3 orang yang dibagi menjadi potensial, average, dan

slow learner. Mereka diberitahukan prosedur evaluasi, diamati proses penggunaannya, diwawancarai lalu dinilai dan dilakukan revisi.


(50)

35

Analisis dan perancangan sistem memerlukan tahapan yang sistematis untuk mendapatkan aplikasi yang baik dan bersesuaian dengan kegunaan dan tujuannya. Tahap awal dari analisis adalah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem mulai dari kubutuhan pengguna, kubutuhan non fungsional, dan kebutuhan fungsional. Sedangkan untuk tahap perancangan aplikasi yaitu perancangan database, dan perancangan antarmuka.

3.1 Analisa Sistem

Admission system adalah sistem yang di buat untuk memaksimalkan sumberdaya manusia dan meminimalkan penggunaan jumlah sumberdaya manusia untuk menghasilkan suatu kinerja yang cepat dan akurat dengan menyatukan kegiatan rekam medis dan kasir secara bersamaan. Ketika suatu

Admission system akan dibangun, maka seorang pengembang software (software developer) bekerja bersama dengan objek penelitian untuk menghasilkan suatu analisa dan sistem yang baru, pengembang ini akan melakukan serangkaian tanya-jawab (knowledge acquisition) untuk mengumpulkan dasar-dasar pengetahuan (knowledge base) dan informasi dari sistem objek penelitian.

Berdasarkan hasil serangkaian Tanya jawab knowledge acquisition terlihat bahwa sistem UGD di RSUD Leuwiliang sebagai berikut ;


(51)

3.1.1 Denah Gedung UGD RSUD Leuwiliang 3.1.1.1 Denah yang sedang berjalan

Pendaftaran

Security

R. Dokter

R. PETUGAS MEDIK

R. Gudang Alat

R. Tindakan

R. Observasi R. Medical

R. Resusitasi R. Spoelhoek

R. Medical

KUNING

MERAH

HIJAU


(52)

3.1.1.2 Denah hasil analisa

Security

R. Dokter

R. PETUGAS MEDIK

R. Gudang Alat

R. Tindakan

R. Observasi R. Medical

R. Resusitasi R. Spoelhoek

R. Medical

KUNING

MERAH

HIJAU

ADSUGD ( PETUGAS MEDIS )

ADSUGD ( PETUGAS MEDIS ) ADSUGD ( PETUGAS ADMISION ) Pendaftaran & Kasir Pembayaran Tindakan

dan BHP


(53)

3.1.2 Prosedur dan Alur penanganan pasien UGD RSUD Leuwiliang 3.1.2.1 Prosedur penanganan pasien yang sedang berjalan

Pasien PENDAFTARAN MERAH R. RESUSITASI KUNING R. MEDICAL HIJAU R. MEDICAL

R. TINDAKAN KASIR

DIRUJUK KE RS. LAIN

MENINGGAL PULANG RAWAT INAP

Observasi

Triase R. OBSERVASI

checkout PENDAFTARAN

RAWAT INAP

Gambar 3.3 prosedur penanganan pasien yang sedang berjalan

3.1.2.2 Prosedur Penanganan Pasien hasil analisa

Pasien PENDAFTARANR. ADMISSION

MERAH R. RESUSITASI KUNING R. MEDICAL HIJAU R. MEDICAL

R. TINDAKAN KASIR PEMBAYARANR. ADMISSION

DIRUJUK KE RS. LAIN

MENINGGAL PULANG

RAWAT INAP Observasi

Triase R. OBSERVASI

checkout PENDAFTARAN

RAWAT INAP

Gambar 3.4 prosedur penanganan pasien hasil analisa

3.1.2.3 Alur Penanganan Pasien

Pasien Observasi Triase Merah R. Resusitasi Darurat/Kondisi Tertentu

Pendaftaran Pasien UGD Di Petugas Admision Tidak Darurat Kuning R. Medical Hijau R. Medical R. Tindakan Tindakan dan

BHP Tidak Darurat

Darurat/Kondisi Tertentu Darurat/Kondisi Tertentu

Darurat/Kondisi Tertentu

R. Observasi / Pemulihan Verifikasi Administrasi Pembayaran Check Out Rawat Inap

Bila Perlu Dirawat Inap Farmasi (Apotek)

Bila Perlu Obat

Penunjang Medis Radiologi & Laboratorium

Bila Perlu

Gambar 3.5 Alur penanganan pasien


(54)

1. Pasien yang datang diberikan tindakan observasi triase oleh petugas medis.

2. Petugas memberikan tindakan medis yang nantinya menghasilkan laporan tindakan medis.

3. Jika pasien memerlukan penanganan lanjut maka petugas medis akan menangani lebih lanjut.

4. Apabila pasien membutuhkan obat maka petugas medis memberikan resep obat.

5. Resep obat yang diberikan oleh petugas medis akan diserahkan kebagian farmasi untuk ditukarkan menjadi obat.

6. Bagian farmasi memberikan invoice obat untuk diberikan kebagian kasir farmasi.

7. Kasir farmasi menerima rincian pembayaran invoice dari pasien, melakukan transaksi pembayaran, dan memberikan dokumen invoice obat.

8. Petugas farmasi mendapatkan dokumen invoice obat, melakukan verifikasi invoice obat dan memberikan obat yang sesuai dengan resep. 9. Obat yang sesuai dengan resep akan diberikan kepada petugas medis

untuk observasi pemulihan pasien.

10.Setelah melakukan observasi pemulihan pasien akan melakukan check out.

11.Petugas admission memverifikasi data invoice tindakan dan data invoice obat.

12.Hasil dokumen informasi total tagihan akan diberikan kepada pasien untuk melakukan pembayaran.

13.Petugas admission menerima pembayaran dan mencetak kwitansi secara terkomputerisasi yang menghasilkan dokumen kwitansi pembayaran. 14.Pasien akan menerima dokumen kwitansi pembayaran dan

memperlihatkan kwitansi pembayaran kepada petugas medis untuk pasien pulang.


(55)

15.jika pasien tidak memerlukan penanganan lanjut maka akan menghasilkan dokumen data pasien, data invoice dan data resep obat. 16.Dokumen resep obat akan diberikan kepada pasien yang nantinya akan

diberikan ke farmasi.

17.Petugas admission akan menerima dokumen data pasien dan data invoice untuk melakukan registrasi pasien dan perhitungan invoice.

18.Data pasien dan data invoice akan diarsipkan oleh petugas admission dan memberikan data invoice kepada pasien.


(56)

3.1.2.4 Flowmap Penanganan Pasien

Flowmap Penanganan Pasien

Petugas Admision

Pasien Petugas Medis Farmasi Kasir Farmasi

P h as e Apakah membutuhkan Obat Ya Tidak Melakukan Observasi Triase, Menempatkan pasien

dan Mengidentifikasi Pasien

Pesanan/Resep Obat Menangani Lebih Lanjut Menerima Resep Obat Invoice Obat Invoice Obat Memberi kan Obat sesuai Resep Observasi Pemulihan Pasien Memverifikasi data Invoice Tindakan dan Invoice Obat Melakukan Pembayaran Kwitansi Pembayaran Kwitansi Pembayaran Tindakan Medis

Hasil Observasi Triase

Apakah membutuhkan

penanganan lanjut ya

Tidak

Data Pasien, Data Invoice dan Data Resep Obat

Data Reset Obat Melakukan

Registrasi Pasien dan perhitungan

Invoice Data Pasien dan

Data Invoice

Data Pasien dan Data Invoice Data Invoice Verifikasi Invoice Obat Check Out Informasi Total Tagihan Menerima Pembayaran Pembayaran.doc Mencetak Kwitansi Data Reset Obat

A1 : Data Pasien A2 : Data Invoice A3 : Hasil Observasi triase A4 : Kwitansi Pembayaran

Melakukan transaksi pembayaran Menerima Rincian Pembayaran Invoice Kwitansi Pembayaran

Data Pasien Data Pasien

Data Pasien Hasil Laporan Tindakan Medis Hasil Penanganan Lebih Lanjut Resep Obat Pesanan/Resep Obat Invoice Obat

Hasil Invoice Obat

Invoice Obat Hasil Observasi Data Invoice tindakan dan Invoice Obat Data Invoice tindakan dan Invoice Obat Hasil Pembayaran Hasil Observasi Triase A1

Laporan Tindakan Medis

A3 Memberikan Obat sesuai resep Memberikan Obat sesuai resep Informasi Total Tagihan Hasil Pembayaran A1 A2 A4


(57)

3.1.3 Prosedur Pembayaran Menurut Jenis Pembayaran Jasa Pelayanan UGD di RSUD Leuwiliang

3.1.3.1 Prosedur Pembayaran Menurut Jenis Pembayaran

Pasien

UMUM

ASKES

JAMKESMAS JAMKESDA JAMPERSAL

RSUD LEUWILIANG Non Tunai

Tu nai

Surat Jaminan Pembayaran (ASKES)

Surat Jaminan Pembayaran (JAMKESMAS)

Surat Jaminan Pembayaran (RSUD LEUWILIANG)

Petugas Verifikator PPATRS

Verifikas i Transaksi

Petugas Admision

Kwi tans i Pembayaran

Gambar 3.7 Prosedur Pembayaran Menurut Jenis Pembayaran

3.1.3.2 Alur Pembayaran Pasien Dengan Penjamin

1. Pasien membawa kartu jaminan dan syarat-syarat dokumen jaminan untuk diberikan kepada petugas PPATRS.

2. Berkas-berkas surat jaminan dan jaminan diterima petugas PPATRS untuk memverifikasi kelengkapan kartu jaminan dan syarat-syarat jaminan 3. Jika ya petugas PPATRS akan membuat SJP sesuai jaminan.

4. Berkas SJP akan diberikan ke petugas admission untuk mendaftarkan pasien sesuai cara bayar pasien.

5. Pengisian data pasien oleh petugas admission diberikan kepada petugas medis.

6. Apabila pasien membutukan obat, maka petugas medis membuat resep obat untuk pasien.

7. Farmasi akan menerima berkas SJP sesuai jaminan dan resep obat untuk memverifikasikanSJP dan resep obat.


(58)

8. Farmasi akan memberikan resep obat kepada petugas medis yang akan digunakan untuk pasien.

9. Jika tidak membutuhkan obat diluar BHP petugas medis melakukan proses check out.

10.Admission akan memferivikasikan data invoice tindakan dan invoice obat dengan ketentuan SJP sesuai jaminan.

11.Pasien akan menerima SJP sesuai jaminan dari petugas admission untuk diberikan kepada petugas medis agar pasien dapat pulang.

3.1.3.3 Flowmap Pembayaran Pasien Dengan Penjamin

Flowmap prosedur Pembayaran Pasien Penjamin UGD RSUD Leuwiliang

Petugas Admision

Pasien Petugas PPATRS Petugas Medis Farmasi

P h as e Ya Memverifikasi Kartu Penjamin dan Syarat Jaminan Membuat SJP Sesuai Jaminan Mendaftarkan Pasien sesuai cara bayar Pasien Menerima data Pasien Sesuai Cara Bayar Butuh Obat diluar BHP Tidak Pesanan/Resep Obat

SJP Sesuai Jaminan

Pesanan/Resep Obat Memberi kan Obat Sesuai Resep Memberikan Obat Memverifikasi data Invoice Tindakan dan Invoice Obat

Hasil Data invoice tindakan dan invoice obat SJP Sesuai Jaminan

Validasi Pulang

Menerima SJP Validasi Pulang

SJP Sesuai Jaminan Validasi Pulang

SJP Sesuai Jaminan Validasi Pulang

Obat Sesuai Resep Verifikasi SJP dan Resep Obat

Menerima Resep Obat

Check Out Kartu Penjamin dan

Syarat Jaminan Kartu Penjamin dan

Syarat Jaminan

Hasil Kartu Penjamin dan Syarat

Jaminan

Memberikan Resep Obat

A5 : Berkas SJP sesuai Jaminan A6 : Data Invoice Tindakan dan Invoice Obat

Data Pasien Sesuai Cara Bayar

Data Pasien Sesuai Cara Bayar

Data Pasien Sesuai Cara Bayar SJP Sesuai Jaminan

Resep Obat

Hasil SJP dan Resep Obat data Invoice Tindakan dan Invoice Obat data Invoice Tindakan dan Invoice Obat

SJP Sesuai Jaminan Validasi Pulang

A6

A5


(1)

20 4

Jumlah 79

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian beta kepada aplikasi admission system untuk pertanyaan nomor 4 jumlah skor 79 dengan presentase sebesar 79%,

didapat dari

Y = 79%

80 100 60 40 20 79 0

E D C B A

Gambar 4. 29 Kriteria Interpretasi Skor Pertanyaan Nomor 4 Petugas Medis

Berdasarkan perhitungan data yang telah diperoleh, skor yang didapat 79 berada pada posisi B dengan batas minimum 60 dan batas maksimum 100, maka dapat disimpulkan bahwa 79% responden setuju bahwa admission system memudahkan dalam proses pencarian status pasien lama.

5. Apakah aplikasi admission system ini telah memudahkan kinerja petugas medis melakukan tindakan terhadap pasien?

Tabel 4. 45 Hasil Pengujian Kuesioner Petugas Medis Soal Nomor 5

Responden Skor Pertanyaan

1 4

2 3

3 4

4 4

5 3

6 4

7 4

8 5

9 5

10 5

11 3

12 4

13 4

14 4

15 4

16 4


(2)

158

18 4

19 3

20 4

Jumlah 79

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian beta kepada aplikasi admission system untuk pertanyaan nomor 5 jumlah skor 79 dengan presentase sebesar 79%,

didapat dari

Y = 79%

80 100

60 40

20

79

0

E D C B A

Gambar 4. 30 Kriteria Interpretasi Skor Pertanyaan Nomor 5 Petugas Medis

Berdasarkan perhitungan data yang telah diperoleh, skor yang didapat 79 berada pada posisi B dengan batas minimum 60 dan batas maksimum 100, maka dapat disimpulkan bahwa 79% responden setuju bahwa admission system memudahkan kinerja petugas medis dalam melakukan tindakan terhadap pasien.

3. Pengujian Beta Untuk Kepala Ruangan (Wawancara)

Dari hasil wawancara tersebut, menghasilkan jawaban dari nara sumber sebagai berikut.

1. Apakah fitur Kepala Ruangan pada aplikasi admission system memudahkan dalam proses monitoring petugas medis?

Tabel 4. 46 Hasil Pengujian Wawancara Kepala Ruangan Soal Nomor 1

2. Menurut pendapat anda, apakah fitur Kepala Ruangan pada aplikasi admission system memudahkan dalam proses monitoring petugas medis?

Narasumber Menurut pendapat saya aplikasi ini cukup untuk memudahkan saya dalam melakukan monitoring petugas medis.

Kesimpulan Dengan dibangunnya sistem ini memudahkan dalam proses monitoring petugas medis

2. Apakah dalam mengelola data jaspel manajemen pada aplikasi admission system ini mudah digunakan?


(3)

Tabel 4. 47 Hasil Pengujian Wawancara Kepala Ruangan Soal Nomor 2

1. Menurut pendapat anda, apakah dalam mengelola data jaspel manajemen pada aplikasi admission system ini mudah digunakan?

Narasumber mudah, dengan aplikasi ini mempermudah saya dalam penambahan jaspel manajemen

Kesimpulan Dengan dibangunnya sistem ini bisa memudahkan dalam mengelola data jaspel manajemen

3. Apakah pengolahan pendaftaran user yang akan menggunakan aplikasi admission ini mudah digunakan?

Tabel 4. 48 Hasil Pengujian Wawancara Kepala Ruangan Soal Nomor 3

1. Menurut pendapat anda, apakah pengolahan pendaftaran user yang akan menggunakan aplikasi admission ini mudah digunakan?

Narasumber Ya setuju, dengan aplikasi ini memudahkan saya dalam pengolahan pendaftaran user

Kesimpulan Dengan dibangunnya sistem ini memudahkan pengolahan pendaftaran user

4. Apakah aplikasi admission system ini memudahkan dalam pengolahan rekapan harian?

Tabel 4. 49 Hasil Pengujian Wawancara Kepala Ruangan Soal Nomor 4

1. Menurut pendapat anda, apakah aplikasi admission system ini memudahkan dalam pengolahan rekapan harian

Narasumber Bisa, sebagai kepala ruangan, aplikasi ini juga memudahkan saya dalam pengolahan rekapan harian

Kesimpulan Dengan dibangunnya sistem ini bisa memudahkan dalam pengolahan rekapan harian

5. Tepatkah menurut Anda aplikasi admission system ini dibangun pada unit gawat darurat di RSUD Leuwiliang?

Tabel 4. 50 Hasil Pengujian Wawancara Kepala Ruangan Soal Nomor 5

1. Menurut pendapat anda, tepatkan aplikasi admission system ini dibangun pada unit gawat darurat di RSUD Leuwiliang?

Narasumber Tepat, sebagai Kepala Ruangan, aplikasi ini juga tepat dibangun pada unit gawat darurat di RSUD Leuwiliang.

Kesimpulan Tepatnya pembangunan sistem ini pada unit gawat darurat di RSUD Leuwiliang


(4)

160

4.2.5 Kesimpulan Betha

Berdasarkan hasil persentasi hasil perhitungan pengujian betha pengguna aplikasi maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini sudah sesuai dengan tujuan, yaitu mempermudah proses pendaftaran pasien, mempermudah Pencarian pasien lama, mempermudah dalam pembuatan Rekap harian, seperti laporan keuangan dan morbiditas, Mencegah penomoran ganda pada nomor medrek, Memberikan informasi data yang sesuai dan dibutuhkan terhadap pihak dan instalasi yang yang terkait, mempermudah proses memonitoring petugas medis, mempermudah dalam menambahkan jasa pelayanan manajemen.


(5)

161

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian skripsi yang berjudul : “Pembangunan Aplikasi Admission System Pada Unit Gawat Darurat di RSUD Leuwiliang” adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya sebuah sistem yang dapat memudahkan dalam mendaftarkan pasien yang datang ke UGD.

2. Tersedianya sebuah sistem yang dapat membantu dalam proses pencarian pasien lama.

3. Tersedianya sebuah sistem yang dapat mempermudah dalam pembuatan rekapan harian, seperti laporan keuangan dan morbiditas.

4. Tersedianya sebuah sistem yang dapat mencegah penomoran ganda pada nomor medrek.

5. Mempermudah dalam memberikan informasi data yang sesuai dan dibutuhkan terhadap pihak terkait.

6. Tersedianya sebuah sistem untuk kepala ruangan yang memudahkan dalam memonitoring kinerja petugas medis.

7. Tersedianya sebuah sistem dalam pengelolaan jasa pelayanan manajemen.

5.2 Saran

Dalam pembangunan Aplikasi Admission System ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut. Adapun saran agar aplikasi ini bisa berfungsi dengan lebih optimal dan lebih menarik sebagai berikut :

1. Melengkapi fitur-fitur pada aplikasi Admission System seperti tersedianya fitur untuk melihat list-list stok obat yang disediakan oleh UGD.


(6)

162

2. Mengembangkan Aplikasi Admission System tidak hanya pada Unit Gawat Darurat tetapi juga terhadap unit-unit yang terkait seperti rawat inap, rawat jalan.

Demikian saran yang dapat penulis berikan, semoga saran tersebut bisa dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi masyarakat luas.