n partisipat Teknik Penyusunan Program Kegiatan Secara Partisipatif.

Pe 2 d ‰ ‰ Pe Se Ka aka Pe Ma ren LA rencanaan dua progra ‰ Program kelemba masyara ‰ Program kelemba swadaya dibawa UDKP u Tenaga engairan h dangkan p rena peren an terlibat rikanan, P asukan-mas ncana kegia ANGKAH-LA A. PERSIA

a. n partisipat

am perenca m-program agaan dap akat, dan m-program agaan terla a oleh mas ke tingkat m untuk dimus Pendampi hanya mem peserta uta ncanaan pro turut had eternakan, sukan dar atan, sehing ANGKAH P APAN Bahan-bah Seluruh inf kelembaga mengenai; Berb Berb tif di tingk anaan objek yang se pat dikelola yang s alu berat syarakat. P musyawara syawarahka ing Petani mfasilitasi ke amanya ad ogram tingk dir dalam Koperasi, ri mereka gga akan m PENYUSUN han perenc formasi ber aan PSET bagai masa bagai poten 3 at Daerah ktif. ecara sos a dan dila ecara so biayanya Program ya ah pembang an secara p TPP dan egiatan pen dalah peta kat DI cuku kegiatan dan piha akan sa memudahka NAN PROG canaan rdasarkan p TK dikum alah yang te nsi yang ter Irigasi DI sial, ekon akukan sec osial, eko untuk dap ang kedua gunan desa partisipatif. n Staf Lapa nyusunan r ani dalam up besar, se ini, seper k penyand ngat mem an di dalam GRAM KEG profil sosio mpulkan da erkumpul rkumpul akan men nomi, tek cara swad nomi, tek pat dikelol ini selanjut a musbang angan Dina rencana pro wadah P ebaiknya p rti Dinas P dang dana mbantu pe pelaksana GIATAN ekonomi t an dikaji nghasilkan nis, dan daya oleh knis dan la secara tnya akan gdes atau as Teknis ogram ini. 3AGP3A. pihak yang Pertanian, jika ada. enyusunan aannya. teknis dan bersama, A b. W c. Apabila di oleh unit-u senang bil disampaika Kesepakat Masyaraka penyusuna kegiatan b rencana p Waktu pem diantara m atau 3 kali Prese an ma Kajia Peny Persiapan Persiapan Meny masy Meng dalam Mem Mem Mem seloti tingkat GP unit P3A. ladiminta u annya send tan waktu at P3A hen an program bersama,se program m mbahasan mereka juga pertemuan entasi selu asalah n alternatif usunan ren teknis teknis yang yepakati yarakat gundang b m pertemua persiapkan persiapkan persiapkan f, alat tulis, 4 P3AIP3A, Berdasar untuk mem diri pada pe ndaknya be m kerja i ehingga w merupakan dapat dise a, akan tet n untuk mem ruh hasil p pemecaha ncana kegia g perlu dilak jadwal p erbagai pi an dengan n tempat pe n jamuan m n alat-alat d dll. persiapan rkan penga mpersiapkan rtemuan di enar-benar ni meman waktu perte hasil kes esuaikan d tapi sekura mbahas; pertemuan n masalah atan kukan anta pertemuan hak yang lisan atau rtemuan ya minuman, m dan bahan bahan ini alaman, m n bahan y desa. mengetah ng untuk emuan pe sepakatan dengan kes angnya dip dan pengo dan pilihan ra lain adal dengan terlibat un surat ang represe makanan rin kartu, ke dilakukan masyarakat ang akan hui bahwa membuat enyusunan bersama. sepakatan perlukan 2 organisasi- n kegiatan lah: petani ntuk hadir entatif ngan ertas, lem, 5 B. PELAKSANAAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA BERSAMA a. Pembukaan, Penyampaian Maksud dan Tujuan Umumnya pertemuan yang bersifat resmi, sulit untuk menghindari formalitas sambutan-sambutan, misal dari kepala desacamat dan tokoh-tokoh masyarakat. Namun, TPP atau KTPP dapat memulai dengan mengutarakan kembali maksud dan tujuan dari pertemuan ini. b. Penyajian Seluruh Hasil Informasi PSETK Tahap selanjutnya penyampaian hasil PSETK, yang berisi rangkuman dan masalah-masalah utama yang ditemukan di masing-masing wilayah, beserta potensinya. c. Pengorganisasian Masalah Masalah-masalah yang muncul di masyarakat sangat beragam dengan topik-topiknya, meskipun dalam kaitan ini pengelolaan irigasi. Oleh karenanya perlu dilakukan “seleksi” dengan pengorganisasian masalah, yaitu; i. Pengumpulan Masalah Setelah mencatat semua permasalahan, bisa saja ditawarkan kembali kepada peserta untuk diteliti kembali, dan kemungkinan muncul masalah-masalah yang di”drop” karena tidak relevan, itu dapat saja terjadi. ii. Pengelompokan Masalah Tujuannya adalah: - Menyederhanakan tampilan - Mendiskusikan per-bidangaspek yang paling banyak masalah Sepakati bersama setiap bidang yang ditentukan maupun setiap masalah yang masuk dalam bidang tersebut. Dapat pula menggunakan metaplan masing-masing menulis masalah dalam warna kartu yang sudah ditentukan, seperti iii. iv. sosial=hij gaan=biru Kajian Hu Tujuanny - M p - M m A - M a Manfaat k - M h - M k p Pengurut Bagian y bersama dirasakan potensi dilaksana Berd mas tabe Disk terse jau, ekono u ubungan Se ya adalah: Mengkaji m penyebab d Mengkaji m menyebabk AKAR MAS Mengkaji m akibat dari m kajian hubu Mesyarakat hadapi sec bagan hub Masyarakat keadaan ya perlu peme tan Prioritas yang terpe adalah n paling p untuk mer akan. Lang dasarkan h salah yang el prioritas m kusikan al ebut minta 6 mi=kuning, ebab-Akiba masalah-m dari masala masalah-m kan masal SALAH masalah-m masalah ya ungan seba t melihat cara meny ungan seba t menilai pe ang tidak da cahan bers s Masalah enting dar penyepaka penting dan rancang ke gkah-langka hasil poho paling pen masalah lasan-alasa alah pendap teknis=me at Masalah asalah m h yang lain masalah ya ah lainnya asalah m ang lain ab-akibat an permasala yeluruh da ab-akibat m ermasalaha apat dipisah sama ri penyusu atan priorit n juga me giatan yang ahnya adala on masalah nting untuk annya dan pat dari ban erah, atau ana yang n ang paling a, disebut ana yang ntara lain ad ahan yang alam bent masalah an itu seba h-pisahkan nan progr tas masa emiliki sum g benar-be ah: h, pilihlah dicantumk n sepakat nyak fihak kelemba- menjadi g banyak t sebagai menjadi dalah: g mereak uk visual agai suatu sehingga ram kerja lah yang mber daya enar dapat sejumlah kan dalam ti pilihan d. Pem Ber kan mas mel keg pert keb pilih ada mod Seju untu mas Umumny Kemende umum, k pendapat mbahasan A rdasarkan b n gagasan salah terse lalui berbag giatan yan timbangan- butuhan ala han yang a a, keteramp dal, tempat umlah mas uk menguru salah denga a kriteria un esakan, ma ketersediaa tan mengh Alternatif-a bagan prior kegiatan ebut. Karen gai cara, P ng paling -pertimbang at dan bah ada diband pilan yang d t, dan lain-la 7 salah utam utkan mas an teknik ba ntuk memb asalah utam an potensi hasilkan uan lternatif Ke ritas masa yang dapa na suatu m 3AGP3A s mungkin gan tertent han, sertaa dingkan de dimiliki, ten ain. ma terpilih, alah utama agan urutan buat priorita ma akar ma i sumber ng, dan ke giatan alah, P3AG at dilakuka masalah da sebaiknya d n dilaksan tu, misalny a modal u engan sum aga kerja y , lakukan a tersebut n Matriks R s masalah asalah, ke daya, m eterangan la GP3A meng an untuk m pat saja di diajak untu nakan be ya mengka ntuk masin mberdaya a yang tersed penilaian prioritas Ranking adalah: pentingan menambah ainnya. gembang- mengatasi ipecahkan uk memilih rdasarkan aji dengan ng-masing alam yang dia, waktu, 8 Tabel contoh matrik penilaian masalah Masalah utama Sebab- sebab masalah Akibat Penilaian masalah Jumlah nilai Rankin g B iaya M e ndesa k K e p entinga n u mu m K eter s e dia a n b ah a n M uda h tidak n ya Tabel contoh matrik cara mengatasi masalah Masalah utama Sebab-sebab Cara mengatasi masalah 9 e. Pemilihan dan Pengisian Bagan Rencana Kegiatan Bagan alternatifpemecahan masalah yang telah disusun, kemudian dijadikan bahan diskusi untuk melakukan pembuatan bagan rencana kegiatan. Caranya adalah dengan memilih dari alternatif-alternatif kegiatan tersebut, mana yang paling mudah dilaksanakan. Bentuk penulisan perencanaan kegiatan dibuat atas kesepakatan dengan masyarakat. Contoh bentuk penulisan sederhana yang dapat dipertimbangkan penggunaannya berisikan: i. Pemilihan alternatif kegiatan dan skala prioritas berdasarkan tingkat kebutuhan petani ii. Output Kegiatan tujuan, sasaran, target, dan indikator keberhasilan iii. Penentuan metodestrategi yang digunakan iv. Penentuan penanggungjawab Kegiatan v. Penetapan pendukung kegiatan termasuk lembaga donor yang dapat membiayai program kegiatan vi. Pembuatan jadwal pelaksanaan kegiatan vii. Pembuatan alat evaluasi dan monitoring yang dapat menentukan indikator keberhasilan masing-masing program kegiatan yang terukur dan memiliki dimensi tindak lanjut. 10 Contoh matrik pengisian bagan rencana program kegiatan Masalah Kegiatan Output Kegiatan Metod e strategi P e laksana Pena ng gu n g jaw a b P e nd uk un g Waktu Bahan Mon e v 11 BAHAN RUJUKAN Daniel Selener. 1977. Participatory Action Research and Sosial Change. Cornell University. New York. Ditjen SDA DPU-RI. 2000. Pedoman Pengadaan Tenaga Pendamping Petani TPP untuk Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A oleh PemerintahPemerintah Daerah. Jakarta. FTP UGM – DEPDAGRI. Nopember 2000. Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi . Pelatihan untuk Pelatih ToT Tenaga Pendamping Petani. Yogyakarta. Rija Sudirja. 2001. Modul Pelatihan Tenaga Pendamping Petani TPP dan Koordinator TPP. Bandung. _________. 2004. Modul Pelatihan Perencanaan Partisipatif. Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat. Bandung. Rianingsih Djohari, dkk. 1996. Berbuat Bersama Berperan Setara: Acuan Penerapan Participatory Rural Appraisal. Studio Driya Media untuk KPDTNT. Bandung. 12 Lampiran 1 Hasil Dialog Publik Rencana Kerja GP3A Menyusun Matriks Ranking Skala Prioritas No MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN RANKING PENANGGUNG JAWAB . Pemberdayaan Pembinaan dari dinas Pokja tentang fungsitugas kepengurusan dalam lembaga P AGP A Pokja . Penyerahan Pengelolaan Irigasi PPI : Status GP AP A kedudu kan P A dalam pemerinta‐ Han daerahdesa Harus ada perda yang jelas Pokja . Pendanaan : Belum ada peraturan yang jelas tentang mekanisme pemungutan Ipair terutama dari pihak pabrik ‐Harus ada ketegasan dari propinsi mengenai masalah tersebut ‐Harus ada perda yang jelas Semua instansi terkait dari tk. Kab s.d Kades Fasilitator; POKJA . PPI : P A belum tersosialisasi ke seluruh masyarakat maupun pemerintahan daerah setempat desa Sosialisasi harus dilakukan sampai tk. tersier dan melibatkan pihak‐ pihak,yaitu: ‐GP A ‐Dinas ‐LSM ‐CamatKades POKJA . FISIK : Dalam pelaksanaan konstruksi P AGP A yang sudah punya Badan Hukum diberdayakan dalam pelaksanaannya, Dalam pekerjaan fisik dilakukan oleh P A didampingi oleh cabang dinas. Dinas PU Pengairan 13 No MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN RANKING PENANGGUNG JAWAB karena dari hasil pelaksanaan sebelumnya terbukti pekerjaan yang dilakukan P AGP A lebih baik daripada hasil kerja kontraktor. . PPI : Pencemaran air oleh pabrik sehingga kualitas air mulai menurun Ada himbauan dari Dinasinstansi terkait terhadap perusahaan DinasInstansi terkait . FISIK : Sempadan saluran digunakan oleh masyarakat sehingga tidak ada jalan infeksi untuk melakukan rehabnormalisasi saluran ‐Kesadaran masyarakat tentang masalah ini perlu ditingkatkan ‐Harus ada peraturan yang lebih tegas dalam masalah pendirian bangunan di sepanjang sempadan jalan Semua Dinas terkait Fasilitator: POKJA . FISIK : Bocoran‐ bocoran di sepanjang saluran masih banyak. Dalam musim kemarau di Wangisagara kekurangan air ‐Harus ada pengkirmiran ‐Ada suplesi laindari ciharus PU pengairan 14 Lampiran 2 Contoh Penyusunan Program Kerja Berbasis Profil Sosial Ekonomi Teknik dan kelembagaan PSETK di Daerah Irigasi Pasir Angin Kabupaten Bandung Keadaan Umum Daerah irigasi Pasir Angin merupakan salah satu daerah irigasi teknis yang berlokasi di Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat mengairi areal sawah seluas 525 ha, meliputi 4 desa yaitu : 1. Desa Sumur Bandung 51 ha 2. Desa Cipatat 50 ha 3. Desa Kerta Mukti 274 ha 4. Desa Sari Mukti 159 ha Daerah Irigasi Pasir Angin terdiri dari dua saluran, yaitu Saluran Induk Cimeta sepanjang 11,3 km dan Saluran Suplesi Cipicung sepanjang 3,6 km. Bendung Cimeta pada DI Pasir Angin merupakan bendung peninggalan jaman Belanda telah ada sejak tahun 1913 dan telah mengalami beberapa kali renovasi perbaikan sampai tahun 1986. Sejak itu menjadi bendung permanen, kemudian mendapat biaya rehabilitasi dan Program Tersierisasi dari PIJB pada tahun 19831984. Sedangkan Bendung Suplesi Cipicung dibangun dengan dana Inpres Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung pada tahun 19761977. DI Pasir Angin merupakan salah satu DI yang dicanangkan menjadi lokasi uji coba PPI di Kabupaten Bandung. Daerah Irigasi Pasir Angin berada dalam wilayah kerja Cabang Dinas PU Pengairan Wilayah I Padalarang, Dinas PU Pengairan Kabupaten Bandung. Lokasi Kantor Cabang Dinas PU Pengairan Wilayah I Padalarang berada dijalur jalan propinsi antara Bandung dan Cianjur tepat disamping Situ Ciburuy sebelah timur, beralamat di Jl Raya Ciburuy no. 272 Tlp. 022 6806740 Padalarang, dengan ketinggian kurang lebih 687 m dpl. Lokasi Bendung Cimeta pada DI Pasir Angin berada di sebelah barat kota Padalarang sejauh 13.50 km, terletak di kampung Singaparna Desa Sumur Bandung Kecamatan Cipatat. Dari jarak 13,50 km hanya 12 km yang dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda dua sedangkan 1,5 Km hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki. Kondisi Awal PSETK DI Pasir Angin terletak di daerah tebing sepanjang 8 km dan semi datar sepanjang 3 km. Masyarakat yang memanfaatkan air irigasi hidup di sepanjang saluran irigasi dengan kondisi jalan yang terjal, tanah berlumpur dan sempit. Lebar jalan sepanjang 8 km adalah satu meter sehingga tidak bisa dijangkau oleh mobil, bahkan motor pun sulit mencapai daerah ini terutama di musim hujan, sehingga untuk dapat sampai ke daerah ini hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Kesulitan askes ini mengakibatkan harga kebutuhan pokok sangat mahal sementara hasil produksi pertanian dinilai dengan sangat murah. Fasilitas kesehatan di daerah ini belum ada. Kondisi perekonomian masyarakat setempat umumnya miskin, bermata pencaharian sebagai petani padi dengan kepemilikan lahan rata-rata 100 tumbak per orang dengan hasil produksi 2- 15 7 kg per 100 tumbak, sehingga untuk menutupi kebutuhan sehari-hari masyarakat menyambi bekerja sebagai kuliburuh bangunan di kota. Namun demikian kebiasaan gotong royong saling tolong menolong antar tetangga masih sangat kuat. Sifat ramah dan familier masih bisa dirasakan terbukti dengan penerimaan masyarakat terhadap TPP Tenaga Pendamping Petani sangat baik sehingga pada saat pengerukan irigasi, masyarakat yang terlibat cukup banyak. Pembinaan dari TPP relatif diterima dan diikuti. Kegiatan OP di bendung dan jaringan utama dilaksanakan oleh staf Cabang Dinas PU Pengairan Wilayah I Padalarang. Juru Pengairan DI Pasir Angin dibantu oleh Petugas Penjaga Bendung PPB , 4 Penjaga Pintu Air PPA, sedangkan pengelolaan air di jaringan tersier dilaksanakan oleh P3A yang tergabung dalam wadah P3A Mitra Cai, pelaksana teknis ulu-ulu yang dibantu oleh ketua blok. Seluruh hamparan areal DI Pasir Angin sesuai kebutuhan telah terbentuk 1 GP3A yang terdiri dari 4 unit P3A desa. Keadaan Bendung Head Work Secara umum kondisi bendung cukup baik setelah dilakukan rehabilitasi bendung dan seluruh jaringan pada tahun 19831984 dan 19851986. Lebar Bendung Pasir Angin 15 m, dilengkapi pintu penguras 1 buah dengan lebar 2 m dan pintu pengambilan 2 buah dengan lebar 1 m. Kondisi pintu rusak berat bes ulir baik pintu penguras maupun pintu pengambilan hilang sehingga semua pintu tidak dapat dioperasikan secara sempurna baik. Terdapat kerusakan sayap bendung sebelah kanan bagian hilir, serta fasilitas OP seperti Papan Perikal dan Operasi perlu perbaikan. Begitu pula Bendung Suplesi Cipicung kondisinya rusak berat, sepanjang fondasi mercu bendung hilir dan sayap kiri bagian hilir juga rusak. Keadaan Bangunan Air Kondisi bangunan rata-rata cukup baik, pada Saluran Induk DI Pasir Angin ada 3 buah bangunan bagi sadap, 20 buah bangunan sadap, 3 buah penguras, 1 buah bangunan pelimpah, 9 buah gorong-gorong, 1 buah talang, 1 buah bangunan terjungot miring dan 1 buah bangunan ukur. Pada Saluran Suplesi Cipicung ada 1 buah bangunan sadap, 1 buah bangunan penguras, 1 buah bangunan pelimpah dan 7 buah bangunan gorong-gorong. Dari semua bangunan bagisadap, bangunan sadap, bangunan penguras dan pelimpah pintu-pintunya rusak dan ada pasangan dari bangunan-bangunan tersebut yang rusak yang memerlukan perbaikan. Keadaan Saluran Kondisi saluran umumnya cukup baik, saluran induk maupun saluran suplesi merupakan saluran yang berada di lereng perbukitan terdiri dari saluran tertutup, saluran pasangan dan saluran tanah. Keadaan saluran rawan longsor dan banyak bocoran. Di beberapa tempat perlu dilakukan penambahan saluran tertutup, perbaikan saluran pasangankeermur, perbaikan bocoran dan pengadaan normalisasi lebar dasar dan tanggul saluran. GP3A Tirta Mukti terbentuk dari unit-unit P3A yang berada di wilayah DI Pasir Angin Desa Kerta Mukti Kecamatan Cipatat. Unit P3A yang bernama Tirta 16 Mukti ini berdiri sejak tanggal 23 April 1993 dengan susunan pengurus sebagai berikut : Ketua : Yuyun Yusuf Wakil Ketua : Anduy Sekretaris : Abah Tarkaya Bendahara : Amar Ulu-Ulu : Iim Samsudin Ketua Blok : EncehGozim Setelah ada rencana PKPI Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi pada tahun 1999, maka dibentuklah GP3A berdasarkan hasil musyawarah unit-unit P3A dari 4 Desa, yaitu : 1. P3A Unit Desa Sumur Bandung 2. P3A Unit Desa Cipatat 3. P3A Unit Desa Kerta Mukti 4. P3A Unit Desa Sari Mukti Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh kepala desa dan camat yang turut menyaksikan pembentukan GP3A Tirta Mukti. GP3A Tirta Mukti berkantor di DI Pasir Angin Desa Kerta Mukti Kecamatan Cipatat. Susunan kepengurusan unit P3A, semuanya pasif. Pengurus yang aktif hanya pengurus inti, baik dalam pemungutan Ipair, menggerakkan pemeliharaan jaringan maupun menghadiri rapat-rapat. Namun motivasi pengurus untuk memajukan organisasi P3A cukup baik, sehingga peluang untuk mengaktifkan semua pengurus dan anggota P3A sangat memungkinkan. Kendati pengetahuan mereka tentang P3A, irigasi, ketersediaan air, dan segala manfaatnya sangat minim, namun petani sudah mempunyai kesadaran untuk membayar ipair dengan sistem 2 kgpatok atau 56 kgha 1 patok = 25 tumbak. Pembayaran dilakukan setiap musim, namun yang sudah mampu membayar baru mencapai 10 dari jumlah keseluruhan yang wajib bayar. Permasalahan dan Potensi Pemecahan Masalah Secara umum kondisi fisik jaringan di DI Pasir Angin adalah rusak berat, yang disebabkan oleh : - Tanahnya labil mudah longsor, - Terjadi sedimentasi, - Tanggul jebol, - Banyak bocoran, - Bendung utama sayap kiri hancur, - Pintu-pintu rusak, Kerusakan-kerusakan di atas selain karena kondisi alam yang kurang menunjang, disebabkan juga oleh : 1. Bangunan jaringan irigasi masih banyak warisan Belanda, yang dibangun pada tahun 1913. 2. Lokasi saluran irigasi yang kurang tepat saluran irigasi ada di pinggir tebing dan jurang, 17 3. Di atas saluran ada sawah, tidak ada pohon-pohon atau tanaman penguat sawah, 4. Pemeliharaan saluran cukup sulit dilakukan karena sulit dijangkau, 5. Bangunannya sudah tua dan rapuh. Akibat kondisi fisik jaringan irigasi seperti disebutkan di atas, maka areal potensial DI Pasir Angin yang seharusnya seluas 521 ha, hanya mampu terairi seluas 400 ha karena debit air sangat kecil untuk sampai di hilir yaitu Desa Mukti Sari. Bahkan ada areal yang dulunya merupakan persawahan, sekarang sudah tidak bisa lagi digunakan sebagai sawah karena aliran air tidak sampai. Melihat kondisi seperti itu, TPP dan Pokja yang terdiri dari unsur : Bapeda, Dinas Pengairan, Dinas Perikanan, dan Dinas Pertanian setelah mengadakan penelusuran jaringan, sepakat untuk memperbaiki kerusakan tersebut melalui dana APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah tahun 2002. Berdasarkan identifikasi masalah, GP3A Tirta Mukti telah dibentuk pada tahun 1999 berdasarkan hasil musyawarah unit-unit P3A yang disaksikan oleh kepala desa dari empat desa di wilayah DI Pasir Angin dan disaksikan juga oleh Camat Kecamatan Cipatat. Proses pembentukan GP3A berdasarkan kebutuhan pemerintah bukan berangkat dari kebutuhan petani sehingga nuansa top down masih sangat kental. Namun demikian para pengurus GP3A yang terpilih sebagian besar tokoh masyarakat yang berpengaruh, contohnya wakil ketua dan sekretaris adalah mantan kepala desa setempat, ada pula pensiunan PNS dan ABRI maupun tokoh agama. Sehingga dengan memperhatikan potensi pengurus GP3A yang relatif dinamis dan menjadi panutan warga, walau ada ketidak puasan dari unsur unit P3A maupun masyarakat diharapkan tujuan dan harapan Program PKPI dapat mengejawantah. Berkaitan dengan Pokja PKPI Kabupaten Bandung, dari hasil pengamatan dan penerimaan masyarakat, Pokja yang ada sudah menunjukkan kontribusinya sebagai pendukung kegiatan PKPI. Hal ini diindikasikan dengan: - Telah dikeluarkannya SK Bupati tentang Pembentukan Pokja, - Ada sosialisasi PKPI yang dilakukan oleh Pokja bersama TPP, - Rapat rutin Pokja yang dihadiri oleh dinas terkait, LSM dan masyarakat, - Penyelenggaraan pelatihan P3A bersama dinas KPL dan TPP, - Evaluasi kegiatan PKPI dibahas bersama-sama antara koordinator TPP, GP3A dan Pokja. Disisi lain KPL masih sangat rendah kinerjanya, sehingga masih butuh waktu untuk memperbaikinya. Program Kerja Kegiatan TPP: 1. Sosialisasi PKPI di tingkat petani, 2. Mengadakan penyegaran pengurus unit P3A, 3. Membantu GP3A melakukan pendataan luas areal dan besaran wajib bayar Ipair, 4. Memfasilitasi komunikasi antara P3AGP3A dengan desa dan kecamatan, 18 5. Mengadakan pembinaan sesuai dengan kesepakatan TPP, petugas dan petani secara rutin, 6. Koordinasi dengan Pokja menyangkut perkembangan di lapangan, 7. Mengupayakan dana rehabilitasi bersama-sama dengan Pokja, 8. Mengadakan pembenahan-pembenahan baik di bidang administrasi maupun kelembagaan. Program Kerja Partisipatif meliputi: 1. Melakukan inventarisasi masalah sosial, ekonomi dan kelembagaan, 2. Penelusuran jaringan bersama-sama antara TPP, GP3A dan Pokja, 3. Melakukan pengerukan sedimentasi pada saluran irigasi, 4. Melakukan sosialisasi Ipair, 5. Menyusun rencana kerja GP3A. Pelaksanaan dan Hasil yang Dicapai Sosialisasi tentang Inpres No.3 tahun 1999 dilakukan dengan cara kunjungan dan silaturahmi pada masyarakat petani dari rumah ke rumah, dari blok ke blok dan dari unit P3A yang satu ke unit P3A berikutnya yang ada di 4 desa yang termasuk wilayah DI Pasir Angin, sehingga diharapkan program PKPI ini diketahui oleh berbagai lapisan. Selanjutnya diharapkan ada kesadaran petani untuk kumpul bersama-sama dalam wadah P3A dan menyadari akan pentingnya operasional dan pemeliharaan irigasi oleh petani. Pada saat sosialisasi PKPI pertama kali dilakukan pengetahuan petani tentang P3A dan irigasi sangat minim, bahkan ada petani yang sama sekali tidak tahu tentang P3A. Hal ini merupakan bukti keterbatasan petugas yang ada dalam melakukan pembinaan. Kondisi ini membuat TPP semakin yakin bahwa petani sangat menginginkan kunjungan petugas yang peduli terhadap kesulitan-kesulitan petani. Untuk melengkapi identifikasi potensi dan masalah, TPP bersama-sama GP3A dan Pokja melakukan penelusuran jaringan di DI Pasir Angin sepanjang 11,3 km dari hulu Desa Sumur Bandung sampai hilir Desa Sari Mukti dengan tujuan : 1. Mengetahui kerusakan-kerusakan yang ada di sepanjang saluran irigasi secara benar dan akurat bersama-sama petani, P3A GP3A dan instansi terkait. 2. Sebagai sarana duduk bersama antara petani dan pemerintah dalam melaksanakan operasional dan pemeliharaan irigasi. 3. Proses penampungan aspirasi dalam pelaksanaan rehabilitasi baik dari petani maupun pemerintah. 4. Mencari kemungkinan-kemungkinan atau mengoptimalkan saluran untuk kepentingan kesejahteraan petani. Untuk menambah pengetahuan petani di bidang teknologi pertanian, irigasi, perikanan dan peternakan, TPP secara bersama-sama dengan Pokja mengadakan pelatihan yang dihadiri oleh anggota dan pengurus P3A dari empat desa yang materinya disesuaikan dengan kebutuhan petani itu sendiri yang dihadiri oleh unsur: 1. Kepala Desa, 2. BPD, 3. Petani, 19 4. Pengurus P3A, 5. Pengurus GP3A, 6. Tokoh Agama, 7. Petugas PPL, KCD, Ulu-Ulu, 8. Dan lain-lain. Sedangkan Narasumber yang hadir adalah : 1. Bapeda Kabupaten Bandung, 2. PU Pengairan Kabupaten Bandung, 3. Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, 4. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, 5. Koordinator Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman, 6. Pokja. Hasil yang dicapai dari kegiatan-kegiatan di atas adalah: 1. Timbul motivasi petani untuk meningkatkan pemeliharaan irigasi dalam rangka mempertahankan kelangsungan usahatani masyarakat di sekitar DI Pasir Angin. 2. Ada kesadaran P3A dan GP3A untuk melengkapi kepengurusannya karena begitu berat beban yang harus mereka pikul. 3. Semangat gotong royong bertambah. 4. Terjadi peningkatan kesadaran untuk membayar Ipair karena operasional dan pemeliharaan membutuhkan dana yang tidak sedikit. 5. Pokja peduli sehingga merasa perlu untuk merehabilitasi saluran irigasi yang rusak melalui APBD II tahun 2002. 6. Timbul kesadaran bersama dari hulu sampai hilir akan perlunya pemeliharaan jaringan irigasi. 7. Pemerintah lebih serius memperhatikan kondisi masyarakat yang hidup miskin di sepanjang DI Pasir Angin, sehingga timbul kemauan untuk memberikan bantuan. 8. Terjadi kemungkinan peningkatan hasil produksi karena serangan hama relatif bisa dikendalikan. 9. Timbul kemauan GP3A untuk berbadan hukum. 10. Timbul kemauan GP3A untuk mendirikan koperasi. 11. Administrasi lebih lengkap dan mudah dibaca. 12. Kelembagaan lebih baik, hasil pendataan tentang areal dan anggota P3AGP3A yang bayar Ipair lebih jelastegas. 20 Lampiran 4 Slide Penyusunan Program Kegiatan Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A TEKNI K PENYUSUNAN PROGRAM KERJ A TIPS 1. Jelaskan secara singkat tujuan modul ini dan uraikan secara singkat latar belakang modul ini. 2. Mintalah masing-masing peserta untuk menyusun rencana tindak lanjut setelah berakhirnya pelatihan ini dengan mengajukan pertanyaan: a. Tindak lanjut apa yang perlu saya lakukan setelah latihan lokakarya ini? b. Bagaimana itu dilakukan ? c. Kapan mulai dan kapan selesai ? 3. Berikan cukup waktu bagi masing-masing peserta untuk menyelesaikan Rencana Tindak Lanjut RTL perorangan tersebut secukupnya. 4. Mintalah masing-masing peserta untuk menyajikan RTL nya secara singkat. 21 Mengkaji Program • Apa tujuan jangka panjang dan tujuan khusus program? • Apakah tujuan khusus itu sudah sesuaibelum dengan rencana ? Mengapa? • Apakah masalah tersebut bisa diatasi? • Dengan bantuan media? atau • Dengan mengubah strategi program? Mengidentifikasi Masalah • Secara umum, perubahan apa saja yang kiranya bisa mengatasi atau mengurangi masalah-masalah itu ? • Bagaimana cara mengukurnya agar perubahan-perubahan itu tepat dan cocok? • Bagaimana kemajuankeberhasilan itu dapat diukur ? 22 Tahapan Pemberdayaan Tahap 1: Penentuan lokasi Tahap 2: Sosialisasi pemberdayaan P3A Tahap 3: Proses pemberdayaan P3A • Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif • Pengembangan Kelompok • Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan • Monitoring dan Evaluasi Partisipatif Tahap 4: Pemandirian masyarakat P3A RENCANA PROGRAM Apa itu rencana program ? Rencana program adalah lanjutan dari kegiatan pengkajian keadaan masyarakat yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah, kebutuhan dan potensi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu secara partisipatif. Rencana program harus bersifat: • Sederhana • Jelas • Wajar Benar-benar dapat dilaksanakan oleh masyarakat P3AGP3A dengan dukungan dari lembaga terkait dan lembaga mitra yang mempunyai hubungan kerja denganwilayah bersangkutan 23 Apa tujuan perencanaan program ? • Memfasilitasi masyarakat P3AGP3A untuk menyusun program mereka sendiri berdasarkan kebutuhan dan potensi yang mereka miliki. • Mendapatkan perencanaan dari tingkat masyarakat P3AGP3A yang akan diprogramkan oleh lembaga pengembang program Dinas Teknis sebagai bahan perencanaan program lembaga itu sendiri di wilayah yang bersangkutan. Manfaat Perencanaan program Bagi “orang dalam” masyarakat • Proses belajar untuk membuat program kegiatan bersama • Menimbulkan perasaan kebersamaan dan tanggungjawab Bagi “orang dalam” masyarakat • Dasar pengembangan program yang berasaskan aspirasi mayarakat • Dasar pertimbangan bagi dinas teknis dalam menentukan bantuan tambahan yang akan diberikan berdasarkan prioritas kebutuhan 24 LANGKAH- LANGKAH PENYUSUNAN PROGRAM KEGI ATAN • A. PERSIAPAN • - Bahan-bahan perencanaan •