__________________________________________________
pengukuran
TEKNIK ALAT BERAT
_________________________________________ 25
Pada kain tenda digunakan bahan-bahan yang anti-air. Ketika hujan turun, air tidak bisa menembus tenda karena suatu lapisan tipis air terbentuk di antara
bahan-bahan yang anti-air ini. Namun demikian, jika seseorang meyentuh tenda dari dalam, maka air bisa merembes masuk dan membasahi tenda
sehingga tenda akan bocor. Ini terjadi akibat pecahnya lapisan tipis air di antara bahan-bahan yang anti-air.
Bahan-bahan pembuat sabun ditambahkan pada larutan pembasmi insektisida yang digunakan oleh petani. Bahan sabun ini akan menambah
daya resap larutan pembasmi insektisida ke dalam air karena mengurangi tegangan permukaan air. Akibatnya, larutan pembasmi insektisida bisa
menyebar lebih luas pada suatu permukaan daun.
2.5.4. Gejala meniscus Berdasarkan pengerian tegangan permukaan yang telah kita bahas
sebelumnya, maka permukaan suatu zat cair harus tegak lurus dengan resultan gaya yang bekerja padanya. Karena jika tidak, akan ada komponen
gaya yang sejajar dengan permukaan, yang sesuai dengan hukum II Newton, akan menyebabkan adanya gerakan permukaan. Pada umumnya permukaan
zat cair adalah horizontal, yaitu tegak lurus dengan gaya gravitasi; namum jika zat cair ini bersentuhan dengan suatu zat padat, permukaan pada tepi
persentuhan ini biasanya berupa lengkungan. Gejala seperti ini disebut gejala meniscus. Perhatikan gambar 2.10 yang menunjukkan gejala
meniscus ini.
Gambar 2.10 Gejala meniscus Untuk menjelaskan terjadinya gambar 2.10a, tinjaulah zat cair di B yang
bersentuhan dengan dinding vertical. Zat cair di B mengalami gaya tarik menarik BC yang dihasilkan oleh molekul-molekul zat cair disekitarnya, yaitu
gaya kohesi. Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik antara molekul-molekul yang sejenis. Di samping gaya kohesi ini, terdapat pula gaya BA yang
dihasilkan oleh molekul-molekul zat padat, yang disebut gaya adhesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik-menarik antara molekul-molekul yang tidak sejenis.
Di unduh dari : Bukupaket.com
__________________________________________________
pengukuran
TEKNIK ALAT BERAT
_________________________________________ 26
Jika gaya adhesi BA ini lebih besar daripada gaya kohesi BC, maka resultan gaya BR pada zat cair di titik B akan berarah ke kiri, seperti ditunjukkan pada
gambar 2.10a. Akibatnya permukaan di B tegak lurus terhadap arah gaya BR, sehingga terbentuklah gejala meniscus cekung. Pada jarak yang agak
jauh dari dinding, gaya kohesi lebih kuat daripada gaya adhesi sehingga resultan gayanya hampir vertikal, dan permukaan zat cair lebih mendekati
horizontal. Sekarang tinjaulah Gambar 2.10b. Pada kasus ini, gaya kohesi antara molekul-molekul zat cair BC lebih besar dibandingkan gaya adhesi
antara molekul zat cair dan molekul zat padat BA. Akibatnya resultan gaya BR berarah ke kanan sehingga permukaan zat cair di B akan tertarik ke arah
tegak lurus BR, membentuk gejala meniscus cembung. Ini terjadi pada raksa dan kaca.
Seberapa besarkah kecembungan atau kecekungan gejala meniscus ini? Untuk menyatakannya, didefinisikanlah sudut kontak ?, yaitu sudut
permukaan zat padat dengan gradient bidang permukaan zat cair.
Gambar 2.11 Besar sudut kontak tergantung pada besar gaya adhesi dan kohesi
Zat cair pada Gambar 2.11a memiliki sudut kontak yang lebih kecil dari 90ยบ, sedangkan pada gambar 2.11b, sudut kontaknya lebih besar dari 90. Air
memiliki sudut kontak sama dengan nol dengan permukaan kaca, yaitu dimana gaya kohesi jauh lebih kecil dibandingkan dengan gaya adhesi
sehingga permukaan air selalu paralel dengan dengan permukaan kaca, seperti tampak dalam gambar 2.11c. Berdasarkan penjelasan di atas,
dapatlah kita simpulkan bahwa besarnya sudut kontak bergantung pada besarnya gaya adhesi antara molekul zat cair dengan permukaan dinding zat
padat dan gaya kohesi antara molekul-molekul zat padat itu sendiri.
2.5.5. Gejala Kapilaritas Tegangan permukaan menyebabkan zat cair yang memiliki sudut kontak