menyebabkan air menjadi beku di dalam pipa yang menyebabkan aliran refrijeran menjadi buntu.
Gambar 2.9 Filter
2.1.5. Komponen Pendukung Mesin Pendingin
Selain komponen utama, mesin pendingin juga memiliki beberapa komponen pendukung lain yang berfungsi untuk membantu kerja dari mesin pendingin yaitu
: Thermostat, Overload Protector, Heater dan Fan. a.
Themostat Themostat pada mesin pendingin berfungsi untuk mengatur suhu di
dalam mesin pendingin agar sesuai dengan suhu yang telah ditentukan. Jika suhu pada mesin pendingin sesuai dengan suhu yang telah ditentukan,
maka themostat akan memutus aliran listrik ke kompresor dan jika suhu pada mesin pendingin di atas dari suhu yang telah ditentukan, maka
themostat akan mengalirkan listrik ke kompresor.
Gambar 2.10 Thermostat b.
Overload motor protector Overload motor protector pada mesin pendingin merupakan pengaman
yang berfungsi untuk melindungi motor kompresor dari beban kerja yang berlebihan. Ketika kompresor mengalami panas yang berlebihan maka
Overload motor protector akan memutus arus ke motor kompresor agar kompresor tidak mengalami kerusakan.
Gambar 2.11Overload motor protector c.
Heater
Heater pada mesin pendingin berfungsi untuk mencairkan bunga es yang terdapat pada evaporator. Heater juga dapat mencegah bunga es pada
rak es dan rak penyimpanan lainnya di mesin pendingin.
Gambar 2.12 Heater d.
Fan Fan pada mesin pendingin berfungsi untuk mensirkulasikan suhu
dingin dari evaporator ke seluruh bagian penyimpanan dari mesin pendingin. Fan juga berfungsi mencegah terjadinya bunga es di
evaporator, tanpa fan maka suhu dingin akan terkumpul di evaporator saja dan akan menghasilkan bunga es.
Gambar 2.13 Fan
2.1.6. Siklus Kompresi Uap
Siklus kompresi uap dengan pemanasan lanjut pada diagram P-h dapat digambarkan seperti pada gambar 2.14.
Gambar 2.14 Diagram P-h Skema siklus kompresi uap dengan pemanasan lanjut dapat digambarkan seperti
pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Siklus kompresi uap dengan pemanasan lanjut
Siklus kompresi uap pada gambar 2.14 dan 2.15 dapat dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut : proses kompresi, proses kondensasi, proses
ekspansi dan evaporasi. a.
Proses kompresi Proses kompresi terjadi pada tahap 1-2 dari gambar 2.14 dan 2.15.
Refrigeran dalam bentuk uap masuk ke kompresor, kerja atau usaha yang diberikan pada refrijeran akan menyebabkan kenaikan pada tekanan
sehingga temperatur refrigeran akan lebih tinggi dari temperatur lingkungan atau refrigeran mengalami fasa superheated.
b. Proses kondensasi
Proses kondensasi terjadi pada tahap 2-3 dari gambar 2.14 dan 2.15. Refrigeran dalam fasa superheated memasuki kondenser dan mengalami
pelepasan kalor pada tekanan konstan ke lingkungan yang menyebabkan penurunan dari fasa superheated dan pengembunan refrijeran.
c. Proses ekspansi
Proses ekspansi terjadi pada tahap 3-4 dari gambar 2.14 dan 2.15. Refrigeran dalam fasa cair mengalir menuju ke komponen ekspansi dan
mengalami penurunan tekanan dan suhu. Sehingga suhu dari refrigeran lebih rendah dari temperatur lingkungan. Pada tahap ini fasa refrigeran
berubah menjadi cair jenuh. d.
Proses evaporasi
Proses evaporasi terjadi pada tahap 4-5 dari gambar 2.14 dan 2.15. Refrigeran dalam fasa cair jenuh mengalir ke evaporator memiliki tekanan
dan temperatur rendah sehingga akan menerima kalor dari lingkungan yang akan didinginkan sehingga fasa dari refrigeran akan berubah
seluruhnya menjadi uap jenuh yang akan masuk ke kompresor untuk di sirkulasikan kembali.
2.1.7. Perhitungan Karakteristik Mesin Pendingin