Sekretaris Menteri PDT Lepas Peserta KKN UMM

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Sekretaris Menteri PDT Lepas Peserta KKN UMM
Tanggal: 2013-06-29

PR III UMM Dyah Karmiati menandatangani MOU dengan Kementrian
Pembangunan Daerah Tertinggal.

Sejumlah 3.223 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) diberangkatkan menuju lokasi Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Pelepasan peserta KKN periode ini dilakukan oleh sekretaris Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dr. Ir. H.M. Nurdin, MT, di UMM Dome, Jumat (28/6).
Peserta KKN ditempatkan di 15 kabupaten di Jawa Timur yang tersebar di 104 desa. Jumlah ini menjadi jumlah
terbesar sepanjang tahun. KKN kali ini, kata Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DP2M) UMM,
Prof Dr Sujono, M.Kes, mengintergrasikan program-program hasil kerja sama dengan beberapa instansi dan
lembaga-lembaga yang berupaya memberantas buta aksara, yang dilakukan bersama Kementerian Pendidikan dan
Kebuadayaan, dengan program 600 wajib belajar. Selain itu juga terdapat program industri tahu bersih lingkungan di
daerah Probolinggo, Eco Wisata penangkaran penyu di Pacitan dan penanaman padi organik di kabupaten Bondowoso.
Diharapkan pada KKN kali ini peserta dapat berhasil melaksanakan program-program yang sudah dibentuk
dalam kerja sama tersebut. “Saya percaya, saudara-saudara nanti akan mampu berbuat yang terbaik dan memberikan

manfaat pada masyarakat dan saya harapkan apa yang anda kerjakan dapat dilakukan dengan iklas dan
sungguh-sungguh,” tutur Sujono.
Sebelum melepas secara resmi, sekretaris menteri memberi ceramah mengenai “Peran KKN dalam
Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembangunan Desa Tertinggal”. Nurdin mengatakan bahwa
sebanyak 183 kabupaten menjadi daerah yang tertinggal. Daerah tertinggal ialah daerah kabupaten yang masyarakat
serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Yang menjadi
indikatornya ialah kondisi ekonomi masyarakat, kondisi sosial masyarakat serta ketersediaan infrastruktur baik
infrastruktur jalan, telekomunikasi, listrik hingga air bersih.
Nurdin menambahkan, kemampuan keuangan daerah, adanya pelayanan publik serta memahami karakteristik
daerah terpencil maupun daerah yang mengalami bencana merupakan fokus kementeriannya. Sebanyak 27 sub-sub
indikator dalam tiap-tiap indikator, salah satunya indikator sosial masyarakat dimana mencatat jumlah kematian ibu
melahirkan. Dia menyebutkan dari 540 kabupaten di Indonesia, 183 diantaranya masih berupa daerah tertinggal yang
meliputi Papua, Sulawesi bahkan Jawa Timur khususnya di pulau Madura.
Untuk daerah tertinggal itu, Kementerian Daerah Tertinggal melakukan kebijakan berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) pada tahun 2005 hingga 2025 yang kemudian dihitung per lima
tahun yang kemudian disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010 hingga 2014.
RPJPN tersebut memiliki tema yakni “Mewujudkan Pembangunan yang Lebih Merata dan Berkeadilan”.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengeluarkan daerah dari ketertinggalan daerah
yaitu meliputi mengangkat potensi dan produk unggulan dari kabupaten tersebut, bedah desa, pengembangan infestasi
dan pengembangan infrastruktur dasar. Selain itu terdapat tiga faktor penting dalam mengkondisikan makro

perekonomian nasional yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran serta tingkat kemiskinan yang kemudian
diambil gini indeksnya untuk mengetahui kesenjangan dan keseimbangan yang terjadi di masyarakat. Nurdin juga
sempat memberikan contoh mengenai daerah-daerah yang tertinggal yang memiliki potensi tersembunyi di dalamnya.
Seperti misalnya Raja Ampat Papua yang membutuhkan tangan-tangan terampil untuk mengembangkan potensi yang
ada. “Anda intelektual, anda menemukan masalah, menggerakkan masyarakat, itu baru namanya mahasiswa UMM.
Anda bukan bekerja pada saat KKN,” ucap Nurdin sembari menutup sambutan.
Pembantu Rektor III, Dr. Dyah Karmiati, Psi berpesan selain melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi
masyarakat, aktifitas yang perlu dilakukan oleh peserta KKN ialah; pertama, peserta harus melakukan kegiatan-kegiatan
yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kedua, ketika sudah memenuhi kebutuhan, peserta harus mampu mengajak
masyarakat untuk berpartisispasi dalam setiap program yang sudah dicanangkan. Ketiga, adanya filosofi
dikumpulkannya berbagai macam orang dengan ilmu yang berbeda dalam satu kelompok. Hal ini dimaksudkan agar
para peserta dapat melakukan hal-hal yang bersifat transdisipliner hidup, dimana kehidupan harus berjalan dengan
seimbang dengan segala apa yang dibutuhkan masyarakat.
“Anda akan berada di tempat yang baru yang kemungkinan berbeda budaya. Sebagai pendatang anda harus
menempatkan diri di tempat yang baru,” pesan Dyah. Dia juga berharap agar para peserta nantinya dapat memenuhi

page 1 / 2

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita

www.umm.ac.id

misi-misi untuk memperbaiki serta mengajak masyarakat agar dapat berfikir dan berkembang lebih maju. (nes/mal/nas)

page 2 / 2